BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Perpustakaan Perguruan Tinggi 1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Fakultas Keperawatan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Perpustakaan Nasional mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu mahasiswa dan dosen. Berbeda dengan perpustakaan umum yang mempunyai tugas melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan, dan lain-lain.

  Menurut Reitz (2004 dalam Hasugian, 2009) perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.

  Perpustakaan perguruan tinggi menurut (Basuki, 1991) adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Selain itu, menurut (Noerhayati, 1987), perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induk yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya.

  Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan dan menyebarluaskan informasi guna membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian/ riset dan pengabdian kepada masyarakat).

1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Noerhayati (1987) tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi.

  Selaras dengan pernyataan di atas, menurut pendapat Basuki (1991), tujuan perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.

  a.

  Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. b.

  Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

  c.

  Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.

  d.

  Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.

  e.

  Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.

  Menurut Hasugian (2009) tujuan perpustakaan adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas.

1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Supaya tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Pada prinsipnya fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

  Menurut Basuki (1991), fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi antara lain:

  (1) fungsi edukatif, perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan, (2) fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran informasi yang ada di perpustakaan, (3) menunjang kegiatan penelitian, dalam hal ini perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasar data-data yang diperoleh dari perpustakaan, (4) sebagai tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar dengan bahan bacaan ringan dan menghibur yang ada di perpustakaan.

  Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

  1.3.1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

  1.3.2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

  1.3.3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

  1.3.4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

  1.3.5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi yakni sivitas akademika dan staf non- akademik.

  1.3.6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

  1.3.7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menunjang dan mendukung proses pendidikan yang berlangsung di suatu perguruan tinggi, memperlancar dan menyukseskan Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta meningkatkan kualitas pendidikan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

1.4 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

  Koleksi perpustakaan merupakan bagian penting dalam perpustakaan, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal maka perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna.

  Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Koleksi perpustakaan merupakan bagian dari sumber belajar yang diharapkan dapat membantu para mahasiswa ataupun pengguna perpustakaan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pada perpustakaan perguruan tinggi koleksi perpustakaan bertujuan untuk mendukung, memperlancar, dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada buku-buku teks yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar saja, tetapi juga buku- buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang diperlukan untuk menunjang penelitian para dosen dan mahasiswa.

  Untuk lebih jelasnya, menurut Basuki (1991) dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan bahan pustaka mencakup:

  1.4.1. Koleksi Tercetak: Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti : a.

  Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.

  b.

  Terbitan berseri Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.

  1.4.2. Karya noncetak Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah: a.

  Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam.

  b.

  Gambar hidup dan rekaman video Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video.

  Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagimana cara menggunakan perpustakaan.

  c.

  Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparansi, dan filmstrip).

  d.

  Bahan Kartografi Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.

  1.4.3. Bentuk mikro Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: Mikrofilm, Mikrofis, Microopaque (bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya).

  1.4.4. Karya dalam bentuk elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.

  Koleksi perpustakaan haruslah dikelola secara sistematis untuk memudahkan para pengunjung perpustakaan menggunakanya untuk keperluan pembelajaran, membaca, dan untuk pemenuhan kebutuhan informasi pengguna tersebut. Koleksi perpustakaan juga harus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi, agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap pengetahuan yang baru.

1.5 Pelayanan Perpustakaan

  Pelayanan merupakan unsur penting dalam pencapaian suatu keberhasilan organisasi perpustakaan. Karena bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan pelayanan yang berupa pemberian informasi dan fasilitas perpustakaan. Layanan ini meliputi layanan sirkulasi dan layanan referensi.

  Menurut Lasa (2007) layanan sirkulasi adalah semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan penggunaan koleksi dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan. Pelayanan sirkulasi ini dilakukan proses peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam, penentuan jangka waktu peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan pembuatan statistik peminjaman untuk membuat laporan perpustakaan. Pelayanan referensi merupakan satu sisi dari pelayanan perpustakaan. Aktivitasnya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kesatuan dari pelayanan perpustakaan secara keseluruhan. Pelayanan referensi meliputi semua kegiatan yang ada kaitannya dengan usaha pengadaan, pengolahan, dan pendayagunaan bahan-bahan referensi.

  Terdapat dua sistem pelayanan yang diterapkan pada perpustakaan, yaitu:

  1.5.1. Layanan Tertutup (Closed Access Service) Sistem pelayanan dimana pengunjung tidak dapat menuju rak koleksi untuk mencari dan mendapatkan koleksi yang diinginkan secara langsung.

  Pengunjung akan mendapat bantuan pustakawan yang bertugas mencari dan mengambilkan koleksi yang diinginkan. Kelebihan sistem ini adalah keamanan dan kondisi buku lebih terjamin, penyusunan buku lebih teratur, dan ruang penyimpanan buku lebih efisien. Kekurangan sistem ini adalah pengunjung tidak dapat mencari dan memilih sendiri buku yang diperlukan, sehingga dapat mengurangi minat baca pengunjung.

  1.5.2. Layanan Terbuka (Open Access Service) Sistem pelayanan dimana pengunjung dapat menuju rak koleksi untuk mencari dan mendapatkan koleksi yang diinginkan secara langsung tanpa perantara pustakawan, atau dengan kata lain self-service. Kelebihan sistem ini adalah pengunjung dapan mencari dan memilih buku secara langsung, sehingga pengunjung memiliki minat baca yang lebih besar dan tidak ada tekanan.

  Kekurangan sistem ini adalah keamanan dan kondisi buku yang kurang terjamin, penyusunan buku kurang teratur sehingga dapat mengganggu distribusi buku ke pengunjung lain, serta membutuhkan area penyimpanan yang lebih luas.

1.6 Fasilitas Perpustakaan

  Untuk menjalankan fungsinya, sebuah perpustakaan harus memiliki fasilitas yang baik dan memadai, antara lain:

  1. Gedung / Ruang dan Perabot Perpustakaan Sekolah Ruangan perpustakaan bukan sekedar sekat yang memisahkan ruang satu dengan ruang yang lainnya. Penataan ruangan perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek untuk dapat menarik perhatian pengguna agar mau datang ke perpustakaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah a.

  Lokasi gedung/ruang perpustakaan yang baik harus berada di pusat gedung kampus atau lokasi yang mudah dijangkau oleh mahasiswa dan dosen.

  b.

  Tata Ruang: perpustakaan diatur agar aktivitas layanan perpustakaan berlangsung dengan lancar, pengawasan dan pengamanan koleksi dapat dilaksanakan dengan baik.

  c.

  Dekorasi: cat ruangan tidak menyilaukan dan suram.

  d.

  Penerangan: yang menggunakan cahaya matahari agar tidak langsung mengenai buku, jika menggunakan cahaya lampu agar mempergunakan jenis lampu yang sinarnya tidak menyilaukan. e.

  Suhu Udara: suhu yang baik 22 derajat celcius dan kelembabannya adalah 45– 50%.

  f.

  Jenis dan Luas Ruangan tergantung dari jenis layanan perpustakaan, jumlah mahasiswa dan dosen serta jumlah jenis koleksi.

  Selanjutnya dijelaskan jenis perabot dan perlengkapan yang diperlukan dalam perpustakaan yaitu: Meja sirkulasi, rak Penitipan / Locker, rak buku, rak majalah, rak surat kabar, meja baca dan kursi, meja belajar (study carrel), lemari katalog, papan pengumuman, meja kerja pustakawan, lemari, dan lain – lain.

1.7 Pemanfaatan perpustakaan

  Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki makna “proses, cara, atau perbuatan memanfaatkan”. Pemanfaatan perpustakaan memiliki makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan segala sesuatu atau koleksi yang terdapat di perpustakaan untuk memperoleh informasi dan untuk keperluan proses belajar mahasiswa. Pemanfaatan perpustakaan dan bahan-bahan pustaka yang ada diperguruan tinggi dimaksudkan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan, sehingga kurikulum dapat berhasil dilaksanakan.

  Menurut Handoko dalam Handayani (2007) dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

  1. Faktor internal yang meliputi: a.

  Kebutuhan, yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi atau kebutuhan akan perpustakaan sebagai sumber belajar.

  b.

  Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

  c.

  Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu

  2. Faktor eksternal yang meliputi: a.

  Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan informasinya oleh mahasiswa.

  b.

  Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu keterampilan pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka dalam memberikan layanan.

  c.

  Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses koleksi perpustakaan.

  Pemanfaatan perpustakaan pada dasarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu yang dapat berlangsung di luar perpustakaan dan di dalam perpustakaan, misalnya peminjaman koleksi melalui layanan sirkulasi (out-library

  use), membaca koleksi di ruang baca perpustakaan (in-library use) dan memfotokopi koleksi perpustakaan.

1. Membaca koleksi di perpustakaan

  Pemanfaatan perpustakaan tidak lepas dari kegiatan penggunaan koleksi perpustakaan yaitu membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/bahasa tulis.

  Setiap orang yang telah terbiasa membaca dan memanfaatkan sumber- sumber belajar akan terdidik secara mandiri. Mereka masuk ke perpustakaan yang berarti ingin membaca dan memanfaatkan informasi. Bentuk dan jenis bacaan tiap orang tentu tidak sama, yang sama adalah kegiatannya yakni membaca dan mempelajari sesuatu. Dengan cara tersebut orang mengharapkan memperoleh sesuatu yang baru sebagai bahan informasi.

  Perpustakaan perguruan tinggi berperan dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca karena kegiatan membaca di perpustakaan tidak terlepas dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang memadai dari segi jumlah maupun kualitas bacaan.

  Dalam kaitan pemanfaatan koleksi dengan membaca di perpustakaan, maka perpustakaan menyediakan ruangan yang dapat digunakan pengguna untuk membaca dan belajar. Luas ruangan tergantung dari jumlah pengguna perpustakaan sekolah (murid, guru dan staf pegawai) dan secara umum harus dapat menampung 10 persen dari jumlah murid. Ruangan ini dilengkapi meja, kursi baca dan meja belajar (study carrel).

2. Meminjam koleksi perpustakaan

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna dari meminjam adalah, “ memakai barang (dalam hal ini buku) orang lain untuk waktu tertentu”.

  Peminjaman koleksi perpustakaan memiliki batasan waktu yang diatur oleh masing–masing perpustakaan. Kegiatan peminjaman koleksi perpustakaan dilakukan pada bagian layanan sirkulasi. Menurut Sulistyo-Basuki dalam Darmono (2001) bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani pengunjung dalam hal sebagai berikut: a.

  Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan b. Pendaftaran anggota perpustakaan c. Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka d. Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan pinjaman e. Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan pinjaman f.

  Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota g.

  Membuat statistik sirkulasi dan penataan koleksi di rak Pada layanan sirkulasi, koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang pemakaiannya hanya boleh di dalam perpustakaan.

3. Memfotokopi koleksi Perpustakaan

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian memfotokopi adalah “membuat reproduksi dengan mesin fotokopi”. Memfotokopi juga berarti membuat salinan barang cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi. Jadi dapat diartikan bahwa memfotokopi koleksi perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu koleksi perpustakaan dengan mempergunakan mesin fotokopi. Koleksi yang ingin difotokopi tidak boleh di bawa keluar dari dalam perpustakaan. Biasanya sebuah perpustakaan besar menyediakan layanan fotokopi di dalam perpustakaan untuk memudahkan pengguna.

1. Prestasi Belajar

  1.1 Pengertian Prestasi Belajar

  Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh seseorang setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Surya (2004) prestasi belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Menurut Winkel (1996) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Suryabrata (2005) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Jadi prestasi belajar merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran setelah melalui tahap tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai berupa angka. Prestasi belajar dapat diketahui setelah melakukan evaluasi dan evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar.

  2.2 Jenis-Jenis Prestasi Belajar

  Jenis prestasi belajar dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan atau keterampilan bertindak atau berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki (Sudjana, 2005).

  Di dalam ketiga aspek tersebut, terdapat unsur-unsur di dalamnya yaitu: 1)

  Bidang kognitif, meliputi: pengetahuan hafalan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis, sintesis, evaluasi.

  2) Bidang afektif, meliputi: receiving (penerimaan), responding (jawaban), valuing (penilaian), organisasi, karakteristik nilai atau internalisasi nilai.

  3) Bidang psikomotorik, meliputi: gerak refleks, keterampilan pada gerakan- gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik gerakan

  skill serta gerakan ekspresif dan interpretative, kreativitas.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Syah (2009) dibedakan menjadi 3 macamyaitu: 1.

  Faktor Internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

2. Faktor Eksternal

  Faktor yang berasal dari dalam luar siswa yang meliputi dua aspek, yakni: 1.

  Faktor Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staff administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selain itu termasuk juga lingkungan masyarakat, orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.

2. Faktor Nonsosial

  Faktor yang termasuk nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan.

3. Faktor Pendekatan Belajar

  Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Ada 3 faktor pendekatan belajar, yaitu: a. pendekatan surface (permukaaan/bersifat lahiriah) b. pendekatan deep (mendalam) c. pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).

  Selanjutnya Suryabrata (2005) mengklasifikasikan faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut: 1)

  Faktor-faktor yang berasal dari luar dalam diri a.

  Faktor non-sosial dalam belajar Meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, alat peraga).

  b.

  Faktor sosial dalam belajar 2)

  Faktor-faktor yang berasal dari luar diri a.

  Faktor fisiologi dalam belajar

  Faktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani tertentu.

  b.

  Faktor psikologi dalam belajar Faktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan. Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:

  1. Faktor internal Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.

  2. Faktor eksternal Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial, ekonomi, dan lain sebagainya