Hanafi, Jurnal BERTANI, 2009.pdf
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KUBIS
PADA KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR
DAN INTERVAL WAKTU APLIKASI
Hanafi *)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi green tonik dan interval waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis. Berlangsung pada November 2008 hingga maret 2009. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial 2 faktor, yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah konsentrasi
- 1 -1 -1
Green Tonik (G) terdiri atas tiga taraf, yaitu: g
1 = 2 cc.l air , g 2 = 4 cc.l air dan g 3 = 6 cc.l air .
Faktor kedua adalah interval waktu aplikasi (W) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: w
1 = 7 hari, w
2
= 10 hari dan w
3 = 13 hari. Sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: g
1 w 1 , g 1 w 2 , g 1 w 3 ,g
2 w 1 , g 2 w 2 , g 2 w 3 , g 3 w 1 , g 3 w 2 , dan g 3 w
Hasil analisis sidik ragam yang menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata diuji lanjut dengan Beda Nyata Jujur taraf α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Green tonik 6 cc.l
- 1
air memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan
- 1 -1
diameter krop) dan produksi (bobot krop.tanaman , produksi kubis.petak dan produksi
- 1
- 1
kubis.hektar ). Interkasi antara green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter
- 1 -1 krop) dan produksi (produksi kubis.petak dan produksi kubis.hektar ).
Kunci kunci: Tanaman kubis, pupuk pelengkap cair, waktu aplikasi.
- ) Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar.
PENDAHULUAN
Tanaman kubis (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang mempunyai arti penting bagi sebagian besar petani di Indonesia. Tanaman kubis memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga merupakan salah satu jenis komoditi sayuran yang diekspor. Tanaman ini diduga berasal dari daerah sub tropis, kemudian meluas dibudidayakan diberbagai negara yang beriklim tropis (Pracaya, 2005).
Kubis banyak dimanfaatkan menjadi berbagai jenis masakan serta diketahui berkhasiat untuk kesehatan tubuh manusia karena mengandung gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 g kubis mengandung protein 1,5 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 4 g, serat 0,8 g, kalsium 40 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 30 IU, nikotinamide 0,3 mg, asam askorbat 40,0 mg dan air 93,0 ml (Ashari S., 1999).
Luas panen kubis di Indonesia pada tahun 2005 adalah 57.765 ha dengan produksi
- 1 a
1.292.984 ton dan produktivitas 22,4 ton.ha (Anonim, 2006 ). Sedangkan di Sulawesi Selatan luas panen kubis pada tahun 2005 adalah 2.716 ha dengan produksi 65.048 ton dan produktivitas
- 1
23,9 ton.ha . Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu penghasil kubis dengan luas panen 169
- 1 b ha dengan produksi 4.309,5 ton dan produktivitas 25,50 ton.ha (Anonim, 2006 ).
Kendala yang dihadapi petani upaya meningkatkan produktivitas tanaman kubis adalah rendahnya penerapan teknologi budidaya, juga disebabkan tanaman kubis umumnya ditanam pada lahan yang miskin unsur hara dan bahan organik dalam tanah, tanpa usaha pemupukan yang berimbang. Untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman umumnya dilakukan dengan menambahkan pupuk anorganik (kimia) ke dalam tanah. Penggunaan pupuk kimia yang secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kemasaman tanah, olehnya itu untuk mengembalikan fungsi tanah bagi tanaman maka penggunaan pupuk organik mutlak dilakukan. Pemberian pupuk yang tepat, baik konsentrasi, dosis maupun waktunya akan menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman yang lebih baik (Lingga P. dan Marsono, 2003).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan hara pada pertanaman kubis adalah dengan pemberian pupuk organik. Pemupukan dengan bahan organic cair maupun padat dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal dengan memberikan tambahan hara ke dalam tanah sehingga tersedia bagi tanaman dalam keadaan cukup dan berimbang. Pemberian pupuk organik cair green tonik diharapkan dapat me- ningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kubis yang mengarah pada peningkatan kualitas hasil.
Pupuk organik cair green tonik mengandung unsur hara makro N 0,59 %, P
2 O 5 0,57 %,
K
2 O 1,57 %, SO 4 0,11 %, CaO 0,073 %, MgO 0,009 %, unsur hara mikro Fe 27,70 ppm, Cu
0,011 ppm, Zn 0,58 ppm, B 0,74 ppm dan Mo 1.926 ppm. Pemberian pupuk ini dengan
- 1
dan disemprotkan pada tanaman umur 14 hari setelah tanam dan melarutkan 2 – 3 cc.l air selanjutnya diberikan dengan interval waktu 7 – 14 hari (Anonim, 2007).
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dilaksanakan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk green tonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis.
Hipotesis
1. Terdapat satu konsentrasi green tonik yang memberikan pengaruh terbaik terhadap per- tumbuhan dan produksi tanaman kubis.
2. Terdapat satu interval waktu aplikasi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap per- tumbuhan dan produksi tanaman kubis.
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi green tonik dan interval waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai manfaat penggunaan pupuk green tonik pada tanaman kubis dan sebagai pembanding untuk penelitian selanjutnya.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Terletak pada ketinggian 1.350 meter diatas permukaan laut, suhu udara rata-rata
o
harian 20
C, kelembaban udara rata-rata 80 %, curah hujan rata-rata periode 1997 – 2006 adalah 1.519 mm per tahun, hari hujan rata-rata 127,6 hari, lama waktu penyinaran rata-rata 9 jam. Tipe iklim C menurut Schmidt dan Ferguson, jenis tanah alluvial, struktur tanah remak gumpal dan tekstur lempung liat berpasir. Berlangsung pada Nopember 2008 hingga Maret 2009.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kubis varietas 88, pupuk organik cair Green Tonik, Urea, TSP, KCl, pupuk kandang ayam dan pestisida. Alat yang digunakan adalah cangkul, koret, sekop, pisau, hand sprayer, gembor, ember, mistar, timbangan, tali plastik, tripleks, pagar bamboo, alat tulis menulis dan alat dokumentasi.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial 2 faktor, yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah konsentrasi Green
- 1 -1 -1
Tonik (G) terdiri atas tiga taraf, yaitu: g
1 = 2 cc.l air , g
2 = 4 cc.l air dan g 3 = 6 cc.l air . Faktorkedua adalah interval waktu aplikasi (W) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu w
1 = 7 hari, w 2 = 10 hari, dan w = 13 hari.
3 Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: g 1 w 1 , g 1 w 2 , g 1 w 3 , g 2 w 1 , g 2 w 2 ,
g
2 w 3 , g 3 w 1 , g 3 w 2 , dan g 3 w 3 . Tiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 27 unit
percobaan dan tiap unit ditanami 18 bibit, total 486 tanaman kubis yang diteliti. Hasil analisis sidik ragam yang menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata diuji lanjut dengan Beda Nyata Jujur taraf α = 0,05.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian terdiri atas pembuatan pesemaian, pembibitan, pembersihan lahan, pengolahan tanah, lahan digemburkan dan diratakan serta dibuat bedengan dengan ukuran 3,0 m x 1,5 m dan tinggi bedengan 0,2 m sebanyak 27 unit. Jarak antara bedengan 25 cm dan jarak antara petak ulangan 40 cm.
- 1 -1
Pupuk kandang diberikan sebanyak 4,5 kg.petak (10 ton.ha ) satu minggu sebelum tanam. Bibit kubis yang akan ditanam diambil dari pesemaian dengan kriteria pertumbuhan seragam, ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm. Pemupukan Urea, TSP dan KCl diberikan
- 1 -1 -1 -1
¼ dosis anjuran yaitu: Urea 50 kg.ha (22,5 g.petak ), TSP 75 kg.ha (33,75 g.petak ), dan KCl
- 1 -1
50 kg.ha (22,5 g.petak ) dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam diberikan ½ bagian pupuk Urea serta 1 bagian pupuk TSP dan KCl. Pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dipupuk lagi ½ bagian pupuk urea yang merupakan sisa yang belum diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu.
Pemberian pupuk organik green tonik dilaksnakan sesuai perlakuan dengan cara disemprotkan pada tanaman umur 14 hari setelah tanam dan selanjutnya dilakukan sesuai dengan perlakuan. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, penyulaman dan pengendalian hama dan penyakit. Komponen yang diamati: Tinggi tanaman, Jumlah daun,
- 1 -1 -1 Diameter krop, Bobot krop tanaman , Produksi kubis petak , Produksi kubis hektar .
Hasil Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan tinggi tanaman 28 hari setelah tanam dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman kubis. Tabel 1. Tinggi Tanaman (cm) pada Umur 28 Hari Setelah Tanam.
Konsentrasi Green Interval Waktu Aplikasi (Hari) NP BNJ
- 1
Tonik (cc.l air ) 7 (w
1 ) 10 (w 2 ) 13 (w 3 )
α 0,05 2 (g
1 ) 20,80 21,20 20,07 0,46
4 (g
2 ) 21,50 21,77 20,90
6 (g
3 ) 23,10 22,80 21,93
0,46 NP BNJ α 0,05
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,05.
Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 1 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan
- 1
konsentrasi green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g w ) menghasilkan
3
1
tinggi tanaman tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 6 cc.l
- 1
air dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g
3 w
1 ) menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dan- 1
berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g
3 w 2 ) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Perlakuan g w berbeda tidak nyata dengan perlakuan g w berbeda tidak nyata dengan
2
1
1
1
- 1
perlakuan g
1 w 2 . Interaksi antara perlakuan konsentrasi green tonik 2 cc.l air dengan interval
waktu aplikasi 13 hari (g
1 w 3 ) menghasilkan tinggi tanaman terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Jumlah Daun
Hasil pengamatan jumlah daun 28 hari setelah tanam dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman kubis. Tabel 2. Jumlah Daun (helai) pada Umur 28 Hari Setelah Tanam.
Konsentrasi Green Interval Waktu Aplikasi (Hari) NP BNJ
- 1
Tonik (cc.l air ) 7 (w
1 ) 10 (w 2 ) 13 (w 3 ) α 0,05
2 (g
1 ) 19,00 18,40 17,87 0,87
4 (g
2 ) 20,20 20,20 18,47
6 (g ) 21,20 19,93 19,60
3
0,87 NP BNJ α 0,05
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,05.
Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 2 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan
- 1
konsentrasi green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g
3 w 1 ) menghasilkan
jumlah daun tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l
- 1
air dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g
2 w 2 ) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Perlakuan g
2 w 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g 1 w 2 . Perlakuan g 3 w 2 berbeda tidak nyata
dengan perlakuan g w . Perlakuan g w menghasilkan jumlah daun terendah dan berbeda nyata
3
3
1
3 dengan perlakuan lainnya. Hasil pengamatan diameter krop pada saat panen dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap diameter krop tanaman kubis. Tabel 3. Diameter Krop (cm) pada Saat Panen.
Konsentrasi Green Interval Waktu Aplikasi (Hari) NP BNJ
- 1
Tonik (cc.l air ) 7 (w
1 ) 10 (w 2 ) 13 (w 3 ) α 0,05 a a a
2 (g ) 21,33 21,09 21,00 0,37
1 y y xy a a b
4 (g
2 ) 21,73 x 21,71 x 21,24 x a b b
6 (g
3 ) 22,07 x 21,64 x 21,60 x
0,37 NP BNJ α 0,05
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,05.
Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 3 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan
- 1
konsentrasi green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g
3 w 1 ) menghasilkan
diameter krop tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l
- 1 air dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g w ) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
2
2
Perlakuan g 3 w 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g 3 w 3 dan g 2 w 3 . Perlakuan g 1 w1
berbeda tidak nyata dengan perlakuan g
1 w 2 . Perlakuan g 1 w 3 menghasilkan diameter krop terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
- -1 Bobot Krop.Tanaman
- 1
Hasil pengamatan krop.tanaman setelah panen dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik dan internal waktu aplikasi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter krop tanaman kubis.
- 1 Tabel 4. Bobot Krop.Tanaman (kg) Setelah Panen.
Konsentrasi Green Interval Waktu Aplikasi (Hari) Rata - NP BNJ
- 1
Tonik (cc.l air ) 7 (w
1 ) 10 (w 2 ) 13 (w 3 ) rata
α 0,05
b
2 (g
1 ) 2,100 2,020 1,950 2,023 0,130 a
4 (g
2 ) 2,240 2,210 2,050 2,167 a
6 (g
3 ) 2,320 2,190 2,180 2,230
a a ab
Rata - rata 2,220 2,140 2,060 0,87
NP BNJ α 0,05 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,05.
Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green
- 1
- 1
tonik 6 cc.l air (g
3 ) menghasilkan bobot krop.tanaman tertinggi dan berbeda tidak nyata
- 1
dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l air (g ) dan berbeda nyata dengan perlakuan
2
- 1 konsentrasi green tonik 2 cc.l air (g ).
1
- 1
Perlakuan interval waktu aplikasi 7 hari (w
1 ) menghasilkan bobot krop.tanaman ter-
tinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan interval waktu aplikasi 10 hari (w
2 ) dan
perlakuan interval waktu aplikasi 13 hari (w 3 ).
- -1
- 1
Hasil pengamatan produksi kubis.petak pada akhir percobaan dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap
- 1 produksi kubis.petak .
- 1
Tabel 5. Produksi Kubis.Petak (kg) Pada Akhir Percobaan Konsentrasi Green Interval Waktu Aplikasi (Hari) NP BNJ
- 1
Tonik (cc.l air ) 7 (w ) 10 (w ) 13 (w )
1
2 3 α 0,05 a b b
2 (g
1 ) 37,700 z 36,333 y 35,667 y 1,292 a a b
4 (g
2 ) 40,133 y 39,633 x 36,433 y a b b
6 (g
3 ) 41,700 x 39,167 x 38,733 x
1,292 NP BNJ α 0,05
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,05.
Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 5 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan
- 1
konsentrasi green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g
3 w 1 ) menghasilkan
- 1
produksi kubis.petak tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green
- 1
tonik 4 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g w ) serta berbeda nyata dengan
2
2 perlakuan lainnya.
Perlakuan g
3 w 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g 3 w 3 . Perlakuan g 1 w 3 meng-
- 1
hasilkan produksi kubis.petak terendah dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan g
1 w 2 dan
g
2 w 3 .
- -1 Produksi Kubis.Hektar
- 1
Hasil pengamatan produksi kubis.hektar dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green
- 1 tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap produksi kubis.hektar .
- 1
Tabel 6. Produksi Kubis.Petak (kg) Pada Akhir Percobaan Konsentrasi Green Interval Waktu Aplikasi (Hari) NP BNJ
- 1
Tonik (cc.l air ) 7 (w
1 ) 10 (w 2 ) 13 (w 3 ) α 0,05 a b b
2 (g
1 ) 83,778 z 80,741 y 79,259 y 2,871 a a b
4 (g
2 ) 89,185 y 88,074 x 80,963 y a b b
6 (g ) 92,667 87,037 86,074
3 x x x
2,871 NP BNJ α 0,05
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji BNJ α 0,05.
Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 6 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan
- 1
konsentrasi green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g w ) menghasilkan
3
1
- 1
produksi kubis.hektar tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green
- 1
tonik 4 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g
2 w 2 ) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Perlakuan g
3 w 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g 3 w 3 . Perlakuan g 1 w 3 meng-
- 1
hasilkan produksi kubis.hektar terendah dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan g w dan
1
2
g
2 w 3 .
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan suatu proses fisiologis penting yang berlangsung secara biokimia dalam menyelesaikan daur hidup setiap spesies, merupakan pertambahan ukuran, volume dan berat kering tanaman yang tidak dapat balik serta mencerminkan pertambahan protoplasma.
Dalam arti sempit pertumbuhan berarti pembelahan sel atau peningkatan jumlah sel dan pembesaran sel. Perkembangan berarti sel mengalami diferensiasi yaitu suatu perubahan dalam tingkat yang lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi yang ditandai oleh adanya perubahan dari fase vegetatif ke fase generatif berupa pembentukan bunga dan buah.
Konsentrasi Pupuk Green Tonik
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan green tonik berpengaruh sangat nyata
- 1 -1
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, bobot krop.tanaman , produksi.petak dan
- 1 produksi.hektar .
Hasil analisis sidik ragam dan uji beda nyata jujur taraf α 0,05 menunjukkan bahwa per-
-1
lakuan green tonik dengan konsentrasi 6 cc.l air memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis. Hal ini diduga bahwa perlakuan konsentrasi yang sesuai dan rapat memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro serta terdapat keseimbangan unsur hara yang diperlukan tanaman.
Menurut Hardjodinomo (1992), untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal dibutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang, sehingga perkembangan sel akan berlangsung dengan cepat dan bagian-bagian tanaman yang mem- butuhkan dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang optimal, pupuk harus diberikan dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Bila diberikan dalam jumlah yang berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami gejala keracunan dan sebaliknya jika mengalami kekurangan maka pengaruh pemupukan tidak akan tampak.
Interval Waktu Aplikasi
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan interval waktu aplikasi berpengaruh
- 1
sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, bobot krop.tanaman ,
- 1 -1 produksi.petak dan produksi.hektar .
Hasil analisis sidik ragam dan uji beda nyata jujur taraf α 0,05 menunjukkan bahwa per- lakuan interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap per- tumbuhan dan produksi tanaman kubis. Hal ini diduga bahwa perlakuan tersebut merupakan interval waktu aplikasi yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diberikan melalui permukaan daun.
Menurut Mulyani-Sutedjo (1995), aplikasi pupuk organik melalui daun dengan cara penyemprotan dilakukan dengan pupuk yang mudah larut dalam air dan tujuannya agar unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk dapat diserap oleh stomata daun atau batang. Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang optimal pupuk harus diberikan dalam jumlah mencukupi kebutuhan tanaman. Dalam keadaan dimana hasil percobaan mengenai waktu aplikasi belum tersedia, maka interval waktu aplikasi yang digunakan adalah rekomendasi yang diberikan oleh produsen atau instansi yang berwenang.
Pemupukan melalui daun dilakukan untuk dapat memberikan unsur hara yang diperlukan tanaman dengan jumlah yang sedikit, untuk jenis-jenis pupuk yang tidak merusak daun dan harus diberikan dengan konsentrasi rendah dan interval waktu yang teratur. Aplikasi pupuk melalui daun tidak dimaksudkan untuk memenuhi seluruh keperluan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian pemupukan melalui daun hanyalah sebagai pelengkap dari pemupukan yang diberikan melalui tanah (Setyamidjaya, 1986).
Interaksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi antara konsentrasi green tonik dan interval waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi. Hal ini terlihat pada
- 1
komponen yang diamati; tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, bobot produksi.petak dan
- 1
produksi.hektar . Adanya pengaruh interaksi diduga disebabkan perlakuan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan unsur hara sebagai pelengkap sehingga memberikan respon yang baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
Hasil uji beda nyata jujur taraf α 0,05 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green
- 1
tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi memberikan pengaruh terbaik terhadap rata-rata tinggi tanaman (23,10 cm), jumlah daun (21,20 helai), diameter krop (22,07 cm), bobot
-1 -1 -1
krop.tanaman (2,320 kg), produksi kubis.petak (41,700 kg) dan produksi.hektar (92,667 ton).
Pupuk green tonik sebagai salah satu jenis pupuk organik cair diketahui mengandung unsur nitrogen 0,59 %, fosfor 0,57 % dan kalium 1,57 %. Ketiga unsur hara tersebut merupakan unsur hara utama dan dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Menurut Setyamidjaya (1986), nitrogen merupakan unsur hara makro yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan terutama pembentukan bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun, tetapi apabila berada dalam jumlah yang berlebihan dapat menghambat pembentukan bunga dan buah.
Lingga P. dan Marsono (2003), menyatakan bahwa unsur nitrogen merupakan bahan penyusun protein (bagian dari protoplasma) dan pembentukan zat hijau (klorofil). Daun tanaman berwarna hijau karena adanya nitrogen sebagai bahan penyusun utama pembentukan klorofil, jadi unsur nitrogen penting untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
Unsur hara fosfor yang terdapat di dalam pupuk green tonik memberikan pengaruh
- 1 -1 -1
terbaik terhadap bobot krop.tanaman , produksi.petak dan produksi.hektar . Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suseno (1984), secara umum fungsi fosfor pada tanaman adalah (1) mempercepat pertumbuhan semai, (2) mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, (3) mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji, (4) meningkatkan produksi biji-bijian. Selanjutnya Sutedjo dan Kartasapoetra (1990), menyatakan bahwa fungsi fosfor di dalam tanah bagi tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik. Sebagai bahan pembentuk fosfor terpencar-pencar dalam tubuh tanaman. Semua inti mengandung fosfor dan selanjutnya sebagai senyawa-senyawa fosfat di dalam sitoplasma dan membrane sel. Bagian-bagian tubuh tanaman yang berkaitan dengan pembiakan dengan pembiakan generatif seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala- kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal biji ternyata mengandung fosfor. Sehingga untuk mendorong pembentukan bunga dan buah pada tanaman sangat diperlukan unsure fosfor dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan unsur hara kalium yang terdapat di dalam pupuk green tonik diduga berperan dalam proses metabolisme tanaman dan mempunyai pengaruh khusus dalam penyerapan hara, mengatur pernafasan, transpirasi, kerja enzim dan proses translokasi hasil-hasil fotosintesis. Menurut Setyamidjaya (1986), kalium penting bagi tanaman karena berfungsi untuk (1) pembentukan protein dan karbohidrat, (2) mengeraskan jerami, (3) meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan (4) meningkatkan kualitas buah/biji.
Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada sel-sel zat ini terdapat sebagai ion di dalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan bagian yang penting dalam melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmosis. Selain itu ion kalium mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman sama sekali tidak menyerap kalium maka proses asimilasi akan terhenti (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1990).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
- 1
1. Green tonik 6 cc.l air memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman,
- 1 -1
jumlah daun dan diameter krop) dan produksi (bobot krop.tanaman , produksi kubis.petak
- 1 dan produksi kubis.hektar ).
2. Interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap (tinggi tanaman, jumlah
- 1 -1 daun dan diameter krop) dan produksi (bobot krop.tanaman , produksi kubis.hektar ).
- 1
3. Interaksi antara green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter krop)
- 1 -1 dan produksi (produksi kubis.petak dan produksi kubis.hektar ).
Saran
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kubis yang optimal, sebaiknya
- 1 menggunakan pupuk organik green tonik 6 cc.l air dengan interval waktu aplikasi 7 hari.
a
Anonim, 2006 . Statistik Indonesia Dalam Angka 2005. Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia.
b ---------, 2006 . Statistik Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2005.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, Makassar.
- , 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan Pupuk Green Tonik. CV. Yan Utama Corporation, Jakarta, Indonesia.
Ashari S., 1999. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Harjodinomo S., 1992. Ilmu Memupuk. Bina Cipta, Bandung. Lingga P., dan Marsono, 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Mulyani-Sutejo, 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. Pracaya, 2005. Kol alias Kubis. Penebar Swadaya, Jakarta. Setyamidjaya, 1986. Pupuk dan Pemupukan. PT. Simplex, Jakarta. Suseno H, 1984. Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sutedjo dan Kartasapoetra, 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.