PENGELOLAAN LIMBAH PADAT doc 1
Sesi 7 :
Pengelolaan Limbah Padat
7.1. Pembukaan
7.1.1. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa memahami materi yang meliputi, jenis limbah padat, sistem
pengelolaan limbah padat dengan berbagai aspeknya.
7.1.2. Manfaat Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan perlunya pengelolaan
limbah padat
7.2. Isi Pelajaran
Limbah padat bersumber dari timbunan yang sampah diakibatkan adanya berbagai
kegiatan seperti, permukiman, perdagangan, industri, institusi, rumah sakit, tempat
umum (rekreasi, jalan, taman), lapangan udara, pelabuhan laut, “water and waste
treatment plant”
7.2.1. Jenis Limbah Padat
Jenis sampah yang dikenal, terdiri atas :
1. Garbage (sampah basah)
yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik dan yang
memiliki sifat cepat membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah.
2. Rubbish (sampah kering)
yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang mempunyai sifat sebagian besar atau seluruh
bahannya tidak cepat membusuk, seperti sampah logam (kaleng, seng)
dan sampah non logam, baik mudah terbakar (kertas, kayu, plastik) dan
yang tidak terbakar (pecahan kaca)
3. Dust and ash (debu dan abu)
yaitu sampah yang terdiri dari bahan organik dan anorganik yang
merupakan partikel terkecil yang bersifat mudah beterbangan dan
membahayakan pernapasan. Abu merupakan hasil pembakaran
(proses kimia) dan debu yang merupakan proses mekanis
1
4. Demolation and construction wastes.
Yaitu sampah sisa-sisa bahan bangunan, seperti puing, pecahan bata
dan tembok, genteng, dll
5. Bulky wastes.
yaitu sampah barang bekas, baik yang masih dapat digunakan atau
yang tidak dapat digunakan, seperti lemari es, kursi, tv, barang
rongsokan
6. Hazardous wastes.
yaitu sampah yang berbahaya (limbah B3, bahan buangan berbahaya)
seperti, patogen (yang merupakan limbah rumahsakit, laboratorium
klinis), sampah beracun (kertas pembungkus pestisida), yang mudah
meledak (mesiu), dan sampah radioaktif ( sampah nuklir)
7. Water and waste treatment plant.
yaitu sampah yang berupa hasil sampingan pengolahan air bersih
maupun air kotor, biasanya berupa gas atau lumpur
7.2.2. Sistem Pengelolaan Limbah Padat.
Faktor yang mempengaruhi jenis dan besarnya timbunan sampah adalah,
jenis bangunan yang ada, tingkat aktivitas, iklim, musim, letak
geografis, letak topografi, jumlah penduduk, periode sosial ekonomi,
tingkat teknologi.
Dengan mengetahui macam serta besarnya timbunan sampah akan
mempermudah pengelolaannya, karena pengelolaan sampah di kota besar
biasanya dilakukan secara komunal, sehingga diperlukan pengelolaan
dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Pemilihan teknologi akan
dipermudah oleh pengetahuan tentang jenis dan karakter timbunan
sampah yang dihasilkan.
Pengetahuan tentang karakteristik sampah diperlukan untuk
1. pemilihan peralatan, system pengelolaan, dan energi yang dapat
dipulihkan.
2. analisis serta perencanaan tempat pembuangan akhir. Karakter
sampah dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan, dan
2
kecenderungan ini harus diamati terutama kadar senyawa organik,
kertas dan plastik. Perubahan ini sejalan dengan pola hidup,
budaya masyarakat dan aplikasi teknologi
Sistem pengelolaan limbah padat domestik terdiri dari aspek teknik
operasional, aspek organisasi, aspek pembiayaan, aspek pengaturan,
dan aspek peranserta masyarakat
7.2.2.1. Aspek teknik operasional
Sistem pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya timbunan sampah masuk ke pewadahan kemudian
dibawa
oleh
kendaraan
pengumpul
langsung
ke
tempat
pembuangan akhir. Atau jalur lain, misalnya setelah melalui
bagian pengumpulan kemudian dibawa ke bagian pemilahan dan
pengolahan, setelah itu dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Sistem pewadahan
Dalam hal ini, sampah yang ada dimasukkan ke dalam wadah
yang bergantung dari tingkat sosial ekonomi penduduk, misalnya
ada yang menggunakan bak sampah dari beton, dari tong yang
terbuat dari seng, plastik atau menggunakan container. Di negara
maju, masyarakatnya sudah biasa membuang sampah dengan
melakukan pemisahan berdasarkan jenis sampah. Sampah yang
cepat membusuk (garbage) dipisahkan dengan sampah yang
tidak cepat membusuk (rubbish, dust and ash)
Sistem pengumpulan
Dalam hal ini, penggunaan jenis atau cara pengumpulan
bergantung
daerah
pelayanan,
tingkat
sosial
ekonomi
masyarakat, sarana dan prasarana yang dilayani
1. pengumpulan individual tidak langsung
Kendaraan pengumpul (dengan gerobak) mengambil sampah
dari pengguna jasa, misalnya rumah tangga, kemudian
3
diangkut ke transfer depo (stasiun pemindahan), lalu diangkut
(dengan truk) ke tempat pembuangn akhir
2. pengumpulan individual langsung
Kendaraan
pengangkut
langsung
membawa
timbunan
sampah dari pengguna jasa untuk dibuang ke TPA
3. pengumpulan komunal langsung
Pengguna jasa mengumpulkan sampah secara bersama pada
wadah komunal untuk diangkut oleh kendaraan pengangkut,
langsung dibuang ke TPA.
4. pengumpulan komunal tidak langsung
Pengguna jasa mengumpulkan sampah pada wadah bersama
untuk dibawa oleh kendaraan pengumpul ke transfer depo,
kemudian oleh kendaraan pengangkut dibuang ke TPA.
Pengumpulan dengan menggunakan container.
Container adalah wadah yang dipakai sebagai tempat timbunan
sampah, yang penggunaannya dapat secara individual atau
komunal. Ada dua jenis container, yaitu
yang dengan mudah
dipindahkan karena menggunakan roda (hauled) dan yang
sifatnya tetap (station)
1. hauled container system. Yaitu
dengan
menggunakan
container
system
yang
pengumpulan
yang
dapat
dipindahkan. Container yang sudah penuh digerakkan ke arah
transfer depo untuk dilakukan pemindahan sampah. Container
kosong dipindahkan kembali ke tempat semula. Ada 2 tipe,
yaitu ;
-
conventional mode. Sistem ini memiliki kelemahan dari
segi waktu yang tidak efisien, karena hanya menggunakan
satu
container,
sehingga
kemudian
system
ini
dikembangkan menjadi exchange container mode.
-
exchange container mode. Sistem ini memiliki kelebihan
dibanding dengan system konvensional, karena efektifitas
waktu pemindahan sampah ke transfer depo dapat
4
ditingkatkan, namun dari segi biaya trelatif lebih mahal
kerana membutuhkan lebih dari satu container
2. Stationery container system. Yaitu pengumpulan dengan
menggunakan container yang tidak dapat dipindahkan,
sehingga sampah yang ada tersebut diambil oleh kendaraan
pengangkut. Pada system ini container yang tidak bergerak
tersebut ketika penuh muatannya dipindahkan ke kendaraan
pengangkut
Pemindahan dan pengangkutan
Dalam hal ini dibahas tentang transfer depo atau transfer station,
yang
mempunyai
penampungan
fungsi
sementara
secara
(TPS)
umum
dan
sebagai
tempat
tempat
bertemunya
kendaran pengumpul dengan kendaraan pengangkut. Ditinjau dari
cara pemuatannya, transfer depo (transfer station) terdiri dari
beberapa jenis :
1. Direct discharge.
Yaitu transfer depo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan
kendaraan pengumpul yang sudah terisi penuh dengan
sampah dengan kendaraan pengangkut, dimana transfer depo
ini didisain sedemikian rupa sehingga pemindahan sampah
dapat secara langsung dari kendaraan pengumpul dengan
kendaraan pengangkut untuk dibuang ke TPA. Sesuai dengan
luasnya jenis ini terbagi dalam tiga tipe, yaitu besar,
menengah dan kecil. Kelebihan tipe ini adalah biaya yang
relatif murah karena dapat dibuat di luar ruangan dan sistem
ini
digunakan
untuk
sampah
yang
mudah
membusuk
(garbage) karena dapat langsung dibuang ke TPA. Namun,
dari segi estetika dan kesehatan kurang baik karena tidak
tertutup
2. Indirect discharge.
Yaitu transfer depo berfungsi sebagai tempat pertemuaan
kendaraan pengumpul yang sudah terisi penuh sampah
dengan
kendaraan
pengangkut,
dimana
sampah
dari
5
kendaraan pengumpul dikumpulkan dalam suatu ruang untuk
kemudian dengan menggunakan crane sampah dipindahkan
ke kendaraan pengangkut. Keuntungan system ini adalah, dari
sampah yang sudah terkumpul dapat diadakan pemilihan
menurut jenisnya, sehingga dapat dengan tepat ditentukan
cara pengelolaannya dan secara estetika baik, karena sampah
tertutup di suatu ruangan. Akan tetapi transfer depo ini
biayanya cukup mahal
3. Combine direct discharge and indirect discharge.
Yang merupakan kombinasi antara keduanya
Tempat pembuangan akhir (TPA)
Tempat pembuangan akhir yang sering digunakan adalah :
1. Open dumping.
Merupakan tempat pembuangan akhir dimana sampah yang
dibuang diletakkan begitu saja diatas tanah kosong atau
sebelum digunakan tanah tersebut dibuat lubang dengan
menggunakan traktor. Cara ini tidak dianjurkan, karena
sampah yang
dibuang dibiarkan terbuka sehingga dapat
menjadi sarang binatang tertentu yang dapat membawa
penyakit. Secara estetika kurang baik, dapat menimbulkan
bau dan pemandangan buruk
2. Control land fill
Merupakan tempat pembuangan akhir dimana sampah yang
dibuang diletakkan di atas lubang yang dibuat dengan traktor,
yang kemudian lubang yang sudah penuh tersebut ditutup
dengan lapisan tanah setebal kurang lebih 20 cm
3. Sanitary land fill.
Merupakan tempat pembuangan akhir, dimana sampah yang
dibuang pada lubang, kemudian ditutup oleh lapisan tanah
yang penutupannya dilakukan setiap hari sehingga terbentuk
sel-sel
didalamnya.
Cara
ini
merupakan
cara
terbaik
dibandingkan yang sebelumnya.
6
Pemilahan dan pengolahan
-
Pemilahan.
Bagian ini sebenarnya merupakan bagian yang sangat penting
dari keseluruhan system. Akan tetapi bagian ini pada
umumnya membutuhkan teknologi tinggi yang belum terdapat
di negara berkembang. Di Indonesia sendiri pemilihan
dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (pemulung).
Sebaliknya, di negara maju yang upah tenaga kerjanya mahal,
maka bagian pemilahan sudah menggunakan system yang
modern. Pemilahan dilakukan untuk menggolongkan jenis
sampah sesuai dengan karakteristiknya, sehingga pada tahap
pengolahan, prosesnya akan dipermudah.
-
Pengolahan.
Istilah yang paling dikenal pada bagian pengolahan adalah
recycling, reuse dan recovery.
-
Recycling, adalah proses pengolahan yang dilakukan
dengan merubah bentuk material sampah secara fisis
dengan memproses kembali menjadi barang yang berguna
dan bermanfaat, misalnya mengubah sampah plastik
menjadi ember plastik.
-
Reuse, adalah mengembalikan barang yang sudah
menjadi
sampah
(rongsokan)
menjadi
barang
yang
berguna yang mempunyai manfaat yang sama seperti
aslinya tanpa merubah identitasnya
-
Recovery, adalah memanfaatkan energi yang tersimpan
dalam sampah, misalnya untuk tenaga listrik (mengubah
sampah kotoran hewan menjadi biogas).
7.2.2.2. Aspek organisasi
Aspek organisasi pada system pengelolaan sampah menjadi
penting, agar sistem dapat berjalan dengan baik. Dua hal yang
diperlukan dalam pengelolaan sampah :
7
1.
tenaga kerja, yaitu anggota masyarakat yang bertugas
membuat, mengelola dan memelihara system, baik dengan
tujuan mendapatkan upah atau secara sukarela
2.
struktur
organisasi,
yaitu
perangkat
organisasi
yang
diperlukan untuk system pengelolaan sampah, yang besarnya
disesuaikan
berwujud
dengan
kebutuhan. Apabila
sederhana,
maka
struktur
system
organisasi
masih
tidak
dibutuhkan lagi
7.2.2.3. Aspek pembiayaan
Aspek pembiayaan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan,
terutama untuk system yang luas dan rumit. Setiap anggota
masyarakat harus turut serta, misalnya dalam hal memberikan
retribusi. Retribusi ini dapat dilakukan dengan menggunakan subsidi
silang untuk membantu golongan masyarakat yang kurang mampu
7.2.2.4. Aspek pengaturan
Aspek pengaturan dibutuhkan untuk menjamin agar system dapat
berjalan dengan baik. Pada umumnya diwujudkan dalam bentuk
peraturan pemerintah pusat maupun daerah, baik tertulis maupun
dalam bentuk peraturan (hukum) adat.
7.2.2.5. Aspek peran serta masyarakat
Yang dimaksud dengan aspek peran serta masyarakat adalah
adalah keterlibatan masyarakat baik secara aktif maupun pasif,
secara individu, keluarga, atau kelompok masyarakat untuk
mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri mapun lingkungan
Baik di desa maupun di kota umumnya masalah sampah kurang
diperhatikan oleh masyarakat, disebabkan oleh hal-hal :
-
kurangnya pengertian bahwa sampah yang tidak dikelola
dengan baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang
merugikan kesehatan lingkungannya sendiri
-
kurang menyadari arti kebersihan dan keindahan
8
-
kurang
memahami
teknologi
dan
pengorganisasian
pengelolaan sampah
-
anggapan
bahwa
pengelolaan
sampah
adalah
tanggungjawab pemda (terutama di kota besar)
Untuk itu diperlukan upaya menumbuhkan peranserta masyarakat
dalam pengelolaan sampah dengan membentuk program yang
dilakukan
secara
penyebarluasan
intensif
dan
pengetahuan,
berorientasi
penanaman
kepada
kesadaran,
pembentukan perilaku, sehingga :
-
masyarakat mengerti dan memahami masalah kebersihan
lingkungan
-
masyarakat turut aktif dalam mewujudkan kebersihan
lingkungan, menularkan kebiasaan hidup bersih pada
anggota masyarakat lainnya, dan memberi saran-saran
yang membangun
-
masyarakat
dapat
mengikuti
tatacara
pemeliharaan
kebersihan secara baik
-
masyarakat bersedia membiayai pengelolaan sampah
7.3. Penutup
7.3.1. Ringkasan
-
Jenis limbah padat yang dikenal, terdiri atas garbage, rubbish,
dust and ash, demolation and construction wastes, bulky
wastes, hazardous wastes, water and waste treatment plant.
-
Faktor yang mempengaruhi jenis dan besarnya timbunan sampah
adalah, jenis bangunan yang ada, tingkat aktivitas, iklim, musim,
letak geografis, letak topografi, jumlah penduduk, periode sosial
ekonomi, tingkat teknologi.
-
Sistem pengelolaan limbah padat domestik terdiri dari aspek
teknik operasional, aspek organisasi, aspek pembiayaan, aspek
pengaturan, dan aspek peranserta masyarakat
-
Dalam Sistem pengumpulan dikenal dengan pengumpulan
individual tidak langsung, pengumpulan individual langsung,
9
pengumpulan komunal langsung, pengumpulan komunal tidak
langsung,
-
Dalam sistem pengumpulan dengan menggunakan container
dikenal dengan hauled container system, yang memiliki dua tipe,
yaitu conventional mode, exchange container mode, serta
stationery container system.
-
Dalam hal pemindahan dan pengangkutan, bila ditinjau dari cara
pemuatannya,
transfer
depo
(transfer
station)
terdiri
dari
beberapa jenis, yaitu direct discharge, indirect discharge, atau
kombinasi antara direct discharge and indirect discharge.
-
Tempat pembuangan akhir yang sering digunakan adalah open
dumping, control land fill, sanitary land fill,
-
Istilah yang paling dikenal pada bagian pengolahan adalah
recycling, reuse dan recovery.
7.3.2. Tes uraian
______________________________________________________________________
__
10
Pengelolaan Limbah Padat
7.1. Pembukaan
7.1.1. Tujuan pembelajaran
Mahasiswa memahami materi yang meliputi, jenis limbah padat, sistem
pengelolaan limbah padat dengan berbagai aspeknya.
7.1.2. Manfaat Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan perlunya pengelolaan
limbah padat
7.2. Isi Pelajaran
Limbah padat bersumber dari timbunan yang sampah diakibatkan adanya berbagai
kegiatan seperti, permukiman, perdagangan, industri, institusi, rumah sakit, tempat
umum (rekreasi, jalan, taman), lapangan udara, pelabuhan laut, “water and waste
treatment plant”
7.2.1. Jenis Limbah Padat
Jenis sampah yang dikenal, terdiri atas :
1. Garbage (sampah basah)
yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik dan yang
memiliki sifat cepat membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah.
2. Rubbish (sampah kering)
yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang mempunyai sifat sebagian besar atau seluruh
bahannya tidak cepat membusuk, seperti sampah logam (kaleng, seng)
dan sampah non logam, baik mudah terbakar (kertas, kayu, plastik) dan
yang tidak terbakar (pecahan kaca)
3. Dust and ash (debu dan abu)
yaitu sampah yang terdiri dari bahan organik dan anorganik yang
merupakan partikel terkecil yang bersifat mudah beterbangan dan
membahayakan pernapasan. Abu merupakan hasil pembakaran
(proses kimia) dan debu yang merupakan proses mekanis
1
4. Demolation and construction wastes.
Yaitu sampah sisa-sisa bahan bangunan, seperti puing, pecahan bata
dan tembok, genteng, dll
5. Bulky wastes.
yaitu sampah barang bekas, baik yang masih dapat digunakan atau
yang tidak dapat digunakan, seperti lemari es, kursi, tv, barang
rongsokan
6. Hazardous wastes.
yaitu sampah yang berbahaya (limbah B3, bahan buangan berbahaya)
seperti, patogen (yang merupakan limbah rumahsakit, laboratorium
klinis), sampah beracun (kertas pembungkus pestisida), yang mudah
meledak (mesiu), dan sampah radioaktif ( sampah nuklir)
7. Water and waste treatment plant.
yaitu sampah yang berupa hasil sampingan pengolahan air bersih
maupun air kotor, biasanya berupa gas atau lumpur
7.2.2. Sistem Pengelolaan Limbah Padat.
Faktor yang mempengaruhi jenis dan besarnya timbunan sampah adalah,
jenis bangunan yang ada, tingkat aktivitas, iklim, musim, letak
geografis, letak topografi, jumlah penduduk, periode sosial ekonomi,
tingkat teknologi.
Dengan mengetahui macam serta besarnya timbunan sampah akan
mempermudah pengelolaannya, karena pengelolaan sampah di kota besar
biasanya dilakukan secara komunal, sehingga diperlukan pengelolaan
dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Pemilihan teknologi akan
dipermudah oleh pengetahuan tentang jenis dan karakter timbunan
sampah yang dihasilkan.
Pengetahuan tentang karakteristik sampah diperlukan untuk
1. pemilihan peralatan, system pengelolaan, dan energi yang dapat
dipulihkan.
2. analisis serta perencanaan tempat pembuangan akhir. Karakter
sampah dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan, dan
2
kecenderungan ini harus diamati terutama kadar senyawa organik,
kertas dan plastik. Perubahan ini sejalan dengan pola hidup,
budaya masyarakat dan aplikasi teknologi
Sistem pengelolaan limbah padat domestik terdiri dari aspek teknik
operasional, aspek organisasi, aspek pembiayaan, aspek pengaturan,
dan aspek peranserta masyarakat
7.2.2.1. Aspek teknik operasional
Sistem pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya timbunan sampah masuk ke pewadahan kemudian
dibawa
oleh
kendaraan
pengumpul
langsung
ke
tempat
pembuangan akhir. Atau jalur lain, misalnya setelah melalui
bagian pengumpulan kemudian dibawa ke bagian pemilahan dan
pengolahan, setelah itu dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Sistem pewadahan
Dalam hal ini, sampah yang ada dimasukkan ke dalam wadah
yang bergantung dari tingkat sosial ekonomi penduduk, misalnya
ada yang menggunakan bak sampah dari beton, dari tong yang
terbuat dari seng, plastik atau menggunakan container. Di negara
maju, masyarakatnya sudah biasa membuang sampah dengan
melakukan pemisahan berdasarkan jenis sampah. Sampah yang
cepat membusuk (garbage) dipisahkan dengan sampah yang
tidak cepat membusuk (rubbish, dust and ash)
Sistem pengumpulan
Dalam hal ini, penggunaan jenis atau cara pengumpulan
bergantung
daerah
pelayanan,
tingkat
sosial
ekonomi
masyarakat, sarana dan prasarana yang dilayani
1. pengumpulan individual tidak langsung
Kendaraan pengumpul (dengan gerobak) mengambil sampah
dari pengguna jasa, misalnya rumah tangga, kemudian
3
diangkut ke transfer depo (stasiun pemindahan), lalu diangkut
(dengan truk) ke tempat pembuangn akhir
2. pengumpulan individual langsung
Kendaraan
pengangkut
langsung
membawa
timbunan
sampah dari pengguna jasa untuk dibuang ke TPA
3. pengumpulan komunal langsung
Pengguna jasa mengumpulkan sampah secara bersama pada
wadah komunal untuk diangkut oleh kendaraan pengangkut,
langsung dibuang ke TPA.
4. pengumpulan komunal tidak langsung
Pengguna jasa mengumpulkan sampah pada wadah bersama
untuk dibawa oleh kendaraan pengumpul ke transfer depo,
kemudian oleh kendaraan pengangkut dibuang ke TPA.
Pengumpulan dengan menggunakan container.
Container adalah wadah yang dipakai sebagai tempat timbunan
sampah, yang penggunaannya dapat secara individual atau
komunal. Ada dua jenis container, yaitu
yang dengan mudah
dipindahkan karena menggunakan roda (hauled) dan yang
sifatnya tetap (station)
1. hauled container system. Yaitu
dengan
menggunakan
container
system
yang
pengumpulan
yang
dapat
dipindahkan. Container yang sudah penuh digerakkan ke arah
transfer depo untuk dilakukan pemindahan sampah. Container
kosong dipindahkan kembali ke tempat semula. Ada 2 tipe,
yaitu ;
-
conventional mode. Sistem ini memiliki kelemahan dari
segi waktu yang tidak efisien, karena hanya menggunakan
satu
container,
sehingga
kemudian
system
ini
dikembangkan menjadi exchange container mode.
-
exchange container mode. Sistem ini memiliki kelebihan
dibanding dengan system konvensional, karena efektifitas
waktu pemindahan sampah ke transfer depo dapat
4
ditingkatkan, namun dari segi biaya trelatif lebih mahal
kerana membutuhkan lebih dari satu container
2. Stationery container system. Yaitu pengumpulan dengan
menggunakan container yang tidak dapat dipindahkan,
sehingga sampah yang ada tersebut diambil oleh kendaraan
pengangkut. Pada system ini container yang tidak bergerak
tersebut ketika penuh muatannya dipindahkan ke kendaraan
pengangkut
Pemindahan dan pengangkutan
Dalam hal ini dibahas tentang transfer depo atau transfer station,
yang
mempunyai
penampungan
fungsi
sementara
secara
(TPS)
umum
dan
sebagai
tempat
tempat
bertemunya
kendaran pengumpul dengan kendaraan pengangkut. Ditinjau dari
cara pemuatannya, transfer depo (transfer station) terdiri dari
beberapa jenis :
1. Direct discharge.
Yaitu transfer depo yang berfungsi sebagai tempat pertemuan
kendaraan pengumpul yang sudah terisi penuh dengan
sampah dengan kendaraan pengangkut, dimana transfer depo
ini didisain sedemikian rupa sehingga pemindahan sampah
dapat secara langsung dari kendaraan pengumpul dengan
kendaraan pengangkut untuk dibuang ke TPA. Sesuai dengan
luasnya jenis ini terbagi dalam tiga tipe, yaitu besar,
menengah dan kecil. Kelebihan tipe ini adalah biaya yang
relatif murah karena dapat dibuat di luar ruangan dan sistem
ini
digunakan
untuk
sampah
yang
mudah
membusuk
(garbage) karena dapat langsung dibuang ke TPA. Namun,
dari segi estetika dan kesehatan kurang baik karena tidak
tertutup
2. Indirect discharge.
Yaitu transfer depo berfungsi sebagai tempat pertemuaan
kendaraan pengumpul yang sudah terisi penuh sampah
dengan
kendaraan
pengangkut,
dimana
sampah
dari
5
kendaraan pengumpul dikumpulkan dalam suatu ruang untuk
kemudian dengan menggunakan crane sampah dipindahkan
ke kendaraan pengangkut. Keuntungan system ini adalah, dari
sampah yang sudah terkumpul dapat diadakan pemilihan
menurut jenisnya, sehingga dapat dengan tepat ditentukan
cara pengelolaannya dan secara estetika baik, karena sampah
tertutup di suatu ruangan. Akan tetapi transfer depo ini
biayanya cukup mahal
3. Combine direct discharge and indirect discharge.
Yang merupakan kombinasi antara keduanya
Tempat pembuangan akhir (TPA)
Tempat pembuangan akhir yang sering digunakan adalah :
1. Open dumping.
Merupakan tempat pembuangan akhir dimana sampah yang
dibuang diletakkan begitu saja diatas tanah kosong atau
sebelum digunakan tanah tersebut dibuat lubang dengan
menggunakan traktor. Cara ini tidak dianjurkan, karena
sampah yang
dibuang dibiarkan terbuka sehingga dapat
menjadi sarang binatang tertentu yang dapat membawa
penyakit. Secara estetika kurang baik, dapat menimbulkan
bau dan pemandangan buruk
2. Control land fill
Merupakan tempat pembuangan akhir dimana sampah yang
dibuang diletakkan di atas lubang yang dibuat dengan traktor,
yang kemudian lubang yang sudah penuh tersebut ditutup
dengan lapisan tanah setebal kurang lebih 20 cm
3. Sanitary land fill.
Merupakan tempat pembuangan akhir, dimana sampah yang
dibuang pada lubang, kemudian ditutup oleh lapisan tanah
yang penutupannya dilakukan setiap hari sehingga terbentuk
sel-sel
didalamnya.
Cara
ini
merupakan
cara
terbaik
dibandingkan yang sebelumnya.
6
Pemilahan dan pengolahan
-
Pemilahan.
Bagian ini sebenarnya merupakan bagian yang sangat penting
dari keseluruhan system. Akan tetapi bagian ini pada
umumnya membutuhkan teknologi tinggi yang belum terdapat
di negara berkembang. Di Indonesia sendiri pemilihan
dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (pemulung).
Sebaliknya, di negara maju yang upah tenaga kerjanya mahal,
maka bagian pemilahan sudah menggunakan system yang
modern. Pemilahan dilakukan untuk menggolongkan jenis
sampah sesuai dengan karakteristiknya, sehingga pada tahap
pengolahan, prosesnya akan dipermudah.
-
Pengolahan.
Istilah yang paling dikenal pada bagian pengolahan adalah
recycling, reuse dan recovery.
-
Recycling, adalah proses pengolahan yang dilakukan
dengan merubah bentuk material sampah secara fisis
dengan memproses kembali menjadi barang yang berguna
dan bermanfaat, misalnya mengubah sampah plastik
menjadi ember plastik.
-
Reuse, adalah mengembalikan barang yang sudah
menjadi
sampah
(rongsokan)
menjadi
barang
yang
berguna yang mempunyai manfaat yang sama seperti
aslinya tanpa merubah identitasnya
-
Recovery, adalah memanfaatkan energi yang tersimpan
dalam sampah, misalnya untuk tenaga listrik (mengubah
sampah kotoran hewan menjadi biogas).
7.2.2.2. Aspek organisasi
Aspek organisasi pada system pengelolaan sampah menjadi
penting, agar sistem dapat berjalan dengan baik. Dua hal yang
diperlukan dalam pengelolaan sampah :
7
1.
tenaga kerja, yaitu anggota masyarakat yang bertugas
membuat, mengelola dan memelihara system, baik dengan
tujuan mendapatkan upah atau secara sukarela
2.
struktur
organisasi,
yaitu
perangkat
organisasi
yang
diperlukan untuk system pengelolaan sampah, yang besarnya
disesuaikan
berwujud
dengan
kebutuhan. Apabila
sederhana,
maka
struktur
system
organisasi
masih
tidak
dibutuhkan lagi
7.2.2.3. Aspek pembiayaan
Aspek pembiayaan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan,
terutama untuk system yang luas dan rumit. Setiap anggota
masyarakat harus turut serta, misalnya dalam hal memberikan
retribusi. Retribusi ini dapat dilakukan dengan menggunakan subsidi
silang untuk membantu golongan masyarakat yang kurang mampu
7.2.2.4. Aspek pengaturan
Aspek pengaturan dibutuhkan untuk menjamin agar system dapat
berjalan dengan baik. Pada umumnya diwujudkan dalam bentuk
peraturan pemerintah pusat maupun daerah, baik tertulis maupun
dalam bentuk peraturan (hukum) adat.
7.2.2.5. Aspek peran serta masyarakat
Yang dimaksud dengan aspek peran serta masyarakat adalah
adalah keterlibatan masyarakat baik secara aktif maupun pasif,
secara individu, keluarga, atau kelompok masyarakat untuk
mewujudkan kebersihan bagi diri sendiri mapun lingkungan
Baik di desa maupun di kota umumnya masalah sampah kurang
diperhatikan oleh masyarakat, disebabkan oleh hal-hal :
-
kurangnya pengertian bahwa sampah yang tidak dikelola
dengan baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang
merugikan kesehatan lingkungannya sendiri
-
kurang menyadari arti kebersihan dan keindahan
8
-
kurang
memahami
teknologi
dan
pengorganisasian
pengelolaan sampah
-
anggapan
bahwa
pengelolaan
sampah
adalah
tanggungjawab pemda (terutama di kota besar)
Untuk itu diperlukan upaya menumbuhkan peranserta masyarakat
dalam pengelolaan sampah dengan membentuk program yang
dilakukan
secara
penyebarluasan
intensif
dan
pengetahuan,
berorientasi
penanaman
kepada
kesadaran,
pembentukan perilaku, sehingga :
-
masyarakat mengerti dan memahami masalah kebersihan
lingkungan
-
masyarakat turut aktif dalam mewujudkan kebersihan
lingkungan, menularkan kebiasaan hidup bersih pada
anggota masyarakat lainnya, dan memberi saran-saran
yang membangun
-
masyarakat
dapat
mengikuti
tatacara
pemeliharaan
kebersihan secara baik
-
masyarakat bersedia membiayai pengelolaan sampah
7.3. Penutup
7.3.1. Ringkasan
-
Jenis limbah padat yang dikenal, terdiri atas garbage, rubbish,
dust and ash, demolation and construction wastes, bulky
wastes, hazardous wastes, water and waste treatment plant.
-
Faktor yang mempengaruhi jenis dan besarnya timbunan sampah
adalah, jenis bangunan yang ada, tingkat aktivitas, iklim, musim,
letak geografis, letak topografi, jumlah penduduk, periode sosial
ekonomi, tingkat teknologi.
-
Sistem pengelolaan limbah padat domestik terdiri dari aspek
teknik operasional, aspek organisasi, aspek pembiayaan, aspek
pengaturan, dan aspek peranserta masyarakat
-
Dalam Sistem pengumpulan dikenal dengan pengumpulan
individual tidak langsung, pengumpulan individual langsung,
9
pengumpulan komunal langsung, pengumpulan komunal tidak
langsung,
-
Dalam sistem pengumpulan dengan menggunakan container
dikenal dengan hauled container system, yang memiliki dua tipe,
yaitu conventional mode, exchange container mode, serta
stationery container system.
-
Dalam hal pemindahan dan pengangkutan, bila ditinjau dari cara
pemuatannya,
transfer
depo
(transfer
station)
terdiri
dari
beberapa jenis, yaitu direct discharge, indirect discharge, atau
kombinasi antara direct discharge and indirect discharge.
-
Tempat pembuangan akhir yang sering digunakan adalah open
dumping, control land fill, sanitary land fill,
-
Istilah yang paling dikenal pada bagian pengolahan adalah
recycling, reuse dan recovery.
7.3.2. Tes uraian
______________________________________________________________________
__
10