DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KUNJUNGAN PROYEK (1)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KUNJUNGAN PROYEK
“ BENDUNGAN PANDANDURI ”

1) Apakah fungsi utama Bendungan Pandanduri ? Apakah ada fungsi sekunder juga?
2) Bendungan Pandanduri ini memiliki suatu terowongan pengelak, Sebenernya apa sih
yang dimaksud dengan terowongan pengelak dan fungsi utama terowongan tersebut
seperti apa ?
3) Seperti diketahui bahwa tubuh bendungan akan mengalami tekanan dari efek loading air
danau bendungan. Akibat gaya tekanan ini, tubuh bendungan akan mengalami
deformasi. Nah, Salah satu bentuk perawatan dan pemeliharaan, metode yang dilakukan
untuk pemantauan deformasi pada tubuh bendungan ini seperti apa ?
4) Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi deformasi ?
5) Nah, Bendungan Pandanduri merupakan bendungan tipe urugan tanah, dimana urugan
tanahnya berlapis-lapis (layers). Bagaimana cara melakukan perlapisan seperti itu ?
6) Urugan tanah terdiri dari laipsan-lapisan, apakah, setiap lapisan sama dengan lapisan
berikutnya, atau ada berapa jenis lapisan ?
7) Pada penjelasan urugan tanah tadi terdapat lapisan kedap air, bahan material apakah
yang digunakan agar bisa kedap air ?
8) Pada proses pemadatan tanah, alat berat apa saja yang diperlukan untuk proses tersebut?
9) Untuk bagian pondasi, jenis pondasi apakah yang digunakan untuk proyek bendungan ?
beserta cara membuat pondasi ?

10) Pada Bendungan Pandanduri ini, apakah hanya ada Bendungan Utama saja atau ada
Bendungan-bendungan lainnya seperti bendunga penutup ? ada berapa banyak ?
11) Berdasarkan penggunaannya, Bendungan Pandanduri ini termsuk kedalam penggunaan
yang seperti apa ?
12) Bagaimana pemilihan tanah yang digunakan agar tanah kedap air ?
13) Cara / metode pemadatan tanah seperti apa yang dilakukan pada proyek ini ? apakah
metodenya sama dengan metode yang dilakukan pada proyek jalan raya ?
14) Menentukan peil untuk mengukur bentang bendungan seperti apa
15) Bendungan Pandanduri merupakan proyek pemerinth atau instansi swasta ?

METODE PEMANTAUAN DEFORMASI BENDUNGAN

Terdapat 2 metoda yang biasa digunakan dalam memantau deformasi bendungan, yaitu
metoda geodetik dan metoda non geodetik, sedangkan metoda analisis deformasi terbagi
menjadi 2 yaitu analisis geometrik dan analisis interpretasi fisik. Metoda geodetik dapat
dilakukan dengan cara pengukuran Sipat Datar, pengukuran jarak dengan EDM, dan atau
dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS). Sementara itu metoda
non geodetik biasanya dilakukan dengan menggunakan tilt meter dan strain meter, serta
bentuk aplikasi lainnya.
PRINSIP PEMANTAUAN DEFORMASI BENDUNGAN DENGAN GPS

GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan
satelit-satelit Global Positioning System [Abidin, 2000; Hofmann-Wellenhof et al., 1997].
Prinsip pemantauan deformasi dengan menggunakan metode survei GPS yaitu dengan
menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih disekitar bangunan
bendungan, secara periodik untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan
metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titiktitik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya, maka karakteristik deformasi
bendungan akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut.
GPS memberikan nilai vektor deformasi bendungan dalam tiga dimensi (dua komponen
horisontal dan satu komponen vertikal). Jadi disamping memberikan informasi tentang
besarnya deformasi bendungan dalam arah horisontal, GPS juga sekaligus memberikan
informasi tentang deformasi bendungan dalam arah vertikal.
GPS memberikan nilai vektor deformasi bendungan dalam suatu sistem koordinat referensi
yang tunggal. Dengan itu maka GPS dapat digunakan untuk memantau pergerakan
bendungan secara efektif dan efisien.
GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat presisi sampai beberapa mm,
dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun temporal. Dengan tingkat presisi
yang tinggi dan konsisten ini maka diharapkan besarnya deformasi pada tubuh bendungan
dengan nilai geometrik yang kecil sekalipun akan dapat terdeteksi dengan baik.
Galian Terowong Pengelak
Terowong pengelak Bendungan Pandanduri berfungsi untuk mengalirkan debit selama masa

pelaksanaan konstruksi bendungan utama dan nantinya akan dimanfaatkan sebagai saluran
pengambiln (Intake). Pelaksanaan konstruksi tahap I ini berupa pekerjaan galian terowong.
Proses penggalian terowong merupakan suatu siklus yang terdiri dari : Scalling (pembersihan
permukaan galian); Mucking (pembersihan hasil peledakan keluar dari terowong); Shotcrete;
(pekerjaan penyemprotan cairan semen di dinding terowong) pekerjaan shotecrete ini
disesuikan dengan kondisi geologi permukaan galian sesuai rekomendasi konsultan supervisi
dan Direksi Pekerjaan, Pemasangan Steel Support; pemasangan steel support tergantung dari
konsisi geologi permukaan tgalian terowong. Pemasangan balok kayu ( 5 cm/ 10 cm )
sebagai
pengaman
/penguat;
Pengeboran
lobang
isian
bahan
peledak
(handak), Charging (pengisian dan perangkaian kabel handak); dan Blasting (peledakan).

BENDUNGAN
Bendungan adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah.

Air yang dibendung akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain
dijadikan menhan lahu air, meninggikan permukaan air, pembangkit tenaga listrik (PLTA),
penyediaan air bersih, tempat rekreasi, pengendali banjir, dan sebagainya. Sejak tahun 1900
sampai dengan sekarang Indonesia memiliki lebih dari 100 buah bendungan mulai dari tipe
waduk lapangan hingga bendungan besar baik yang dikelola oleh pemerintah maupun
instansi swasta.
Berdasarkan pengklasifikasian bendungan menurut ICOLD, bendungan Jatiluhur merupakan
bendungan tipe urugan berlapis-lapis (Zone DAMS, rockfill DAMS) yaitu bendungan yang
dibangun dari hasil penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan pembentuk
bendungan asli yang terdiri atas beberapa lapisan yaitu lapisan kedap air (water tight layer),
lapisan batu (rock zone shell), lapisan batu teratur (nin-rap) dan lapisan pengering (filter
zones) (soedibyo, 1993)
Seperti halnya bendungan-bendungan lain buatan manusia, bendungan jatiluhur pun rawan
dari deformasi yang disebabkan oleh berbagai muatan-muatan dan gaya-gaya diantaranya
berat bendungan sendiri, tekanan pori, tekanan hidrostatis, dan faktor pengaruh lainnya.
Bendungan berdasarkan penggunaan
1. Bendungan untuk membuat waduk, guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat
digunakan paa saat yang diperlukan.
2. Bendungan penangkap / pembelok air, bendungan yang dibangun untuk meninggikan
permukaan air agar air dapat mengalir melalui saluran air ataur terowongan air.

3. Bendungan untuk memperlambat jalannya air, bendungan yang dibangun untuk
memperlambat debit air / aliran air agar tidak terjadi banjir besar.