BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) - Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di jelaskan bahwa
sistem perpajakan yang berlaku di indonesia adalah Self Assesment. Hal ini berarti wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung dan memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya sedangkan aparat pajak berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap wajib pajak dalam rangka melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Defenisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Mardiasmo,2006 : 1).
Sebagai konsekuensi logis dari Self Assesment Systeem tersebut maka wajib pajak harus menyadari kewajiban yaitu memenuhi kewajiban perpajakan serta harus memahami ketenteuan-ketentuan pajak yang harus di penuhinya. Dengan semakin sadarnya wajib pajak dalam memenuhi perpajakannya serta mampu memenuhi kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku, maka penerimaan negara dari wajib pajak diharapkan terus meningkat. Dalam realitas pelaksanaan Self Assesment Systeem masi ada kendala mengingat tidak semua wajib pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan-ketentua pajak yang berlaku. Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi masing-masing wajib pajak adalah berbeda-beda, untuk wajib pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka Self Assesment Systeem tidak begitu bermasalah, namun bila terjadi sebaliknya maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksanaan perpajakan.
Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri kepada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri atau sengaja menghindar dari kewajibannya sebagai wajib pajak akan dikenakan sanksi. Namun peningkatan yang mendaftarkan diri sebagai wajib pajak masih kurang atau belum maksimal meskipun telah diadakan sosialisasi oleh fiskus. Ada juga wajib pajak orang pribadi atau badan tetapi tidak mlaporkan penghasilannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara jujur dan benar.
Hal ini terjadi karena wajib pajak ingin mengurangi beban hutang pajaknya dengan cara memanifulasi penghasilan tersebut. Dengan dengan demikian tentu saja hutang pajaknya menjadi lebih kecil dari yang seharusnya dan selain diatasnya ada juga wajib pajak yang tidak membayar pajaknya tepat waktu, hal ini tentu saja mengakibatkan wajib pajak harus dapat dikenakan sanksi maupun denda administrasi bila tidak membayar pajak tepat waktu, bila mana wajib pajak belum mengerti apa sebenarnya pajak dan mengangap pajak sesuatu yang sia-sia (karena merasa tidak mempunyai manfaat terhadap dirinya), maka pelaksanaan pajak akan sangat sulit dijalankan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib pajak masih sangat rendah pemahamannya tentang perpajakan sebagian besar berasal dari daerah terpencil yang kurang informasinya tentang penyuluhan perpajakan. Hal ini wajar mengingat pajak bertempat tinggal di daerah pedesaan yang mana tingkat pendidikan dan penerimaan informasi masih cukup rendah dibandingkan dengan wajib pajak yang tinggal diperkotaan.
James F.Adam mempunyai pandangan bahwa “ Penyuluhan adalah merupakan suatu pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu orang lain, supaya dapat memahami lebih dalam baik hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu itu dan pada yang akan datang”.
Mengingat sebagian besar wajib pajak masih belum memahami pajak serta aturan – aturan perpajakan maka peranan penyuluhan sangat penting dengan adanya penyuluhan ini maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang kewajibannya sebagai warga negara yaitu dalah hal membayar pajak serta mampu memenuhi kewajiban pajaknya tersebut sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku. Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan pemerintah pusat selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terlihat dalam penyuluhan tersebut yaitu aparat pajak, materi penyuluhan, metode penyuluhan serta sarana penunjang yang digunaakan dalam penyuluhan tersebut. Semua faktor – faktor tersebut harus mampu saling melengkapi dengan tidak lupa memperhatikan kondisi dan keadaan masyarakat yang disuluh. Bila salah satu faktor saja tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang disuluh maka sasaran dari penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.
Aparat penuluh merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan penyuluhan karena kualitas dan kuantitasnya harus memadai, metode penyuluhan yang cocok dan tepat untuk suatu masyarakat dan didukung fasilitas yang memadai, mengingat sebagian besar wajib pajak tinggal dipedesaan yang tingkat pengetahuan dan penerimaan informasinya masih rendah, maka penyuluh perpajakan pada masyarakat desa perlu memakai strategi yang tepat, agar pelaksanaan dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang ditandai dengan meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini mengingat bahwa seharusnya tamatan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) adalah merupakan tenaga kerja yang terampil, siap pakai dan tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Maka dari itulah untuk melahirkan tenaga yang terampil, dan ahli dibidang perpajakan dipandang perlu adanya PKLM di Direktur Jenderal Pajak oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU. Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan yang dihadapinya di Kantor Pelayanan Pajak.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertaris untuk membahas tentang
“PELAKSANAAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN
PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN
KOTA”.B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
Setiap kegiatan dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan.
a) Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1.
Untuk mengetahui jenis-jenis upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dalam melayani wajib pajaknya.
2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dalam melaksanakan penyuluhan.
3. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dalam melaksanakan penyuluhan.
b) Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Bagi Mahasiswa
a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang Penyuluhan Perpajakan b) Untuk menerapkan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.
c) Mengetahui tatacara dan prosedur pelaksanaan penyuluhan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
d) Membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan pengalaman kerja.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
a) Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dilembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
b) Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelayanan penyluhan perpajakan.
c) Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota. d) Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.
3. Bagi Universitas Sumatera Utara
a) Untuk meningkatkan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b) Untuk memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak antara lain :
1. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota.
2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
3. Untuk mengetahui kendala dalam Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut PKLM ini, mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen.
2. Studi Literatur Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti : buku perpajakan, Undang-undang perpajakan, artikel ilmiah maupun literatur yang akan berhubungan dengan PKLM.
3. Obsevasi Lapangan Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/ pengamatan secara langsung pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
4. Pengumpulan Data Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan sekunder. a.
Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dan menguasai objek kajian PKLM.
b.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, undang- undang dan referensi ilmiah.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini Adalah : 1.
Daftar Pertanyaan (Interview guide) Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.
2. Daftar Observasi (Observation guide)
Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti pengenaan Penyuluhan Perpajakan.
3. Daftar Dokumentasi (Optional guide)
Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM.
F. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang PKLM, Tujuan, Manfaat PKLM, Ruang lingkup PKLM, Metode pengumpulan data dan Sistematika penulisan.
Bab II : Gambaran Umum Objek Pajak Lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, Struktur organisasi, Uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
Bab III : Gambaran Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
Bab IV : Analisis dan Evaluasi Data Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
Bab V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi