BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara adil, makmur dan merata. Agar tujuan tersebut dapat terwujud maka dibutuhkan dana dari berbagai sumber yang salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

  Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro, SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Waluyo, 2011: 3)

  Sesuai dengan prinsif sistem Self Assessment yang berlaku di Negara Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, di jelaskan bahwa Wajib Pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung dan memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya. sedangkan aparat pajak ( Fiskus ) berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan kewajiban perpajakannya. harus menyadari kewajibannya. yaitu memenuhi kewajiban perpajakan sarta harus memahami ketentuan-ketentuan pajak yang harus di penuhinya. Dengan semakin sadarnya Wajib Pajak dalam memenuhi perpajakannya serta mampu memenuhi kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku, maka penerimaan negara dari Wajib Pajak diharapkan terus meningkat.

  Dalam realitas pelaksanaan sistem Self Assesment masih terdapat beberapa kendala mengingat tidak semua Wajib Pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan- ketentuan pajak yang berlaku. Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi masing-masing Wajib Pajak adalah berbeda-beda, untuk Wajib Pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka sistem Self

  

Assesment tidak begitu bermasalah, namun bagi Wajib Pajak yang pemahamannya

  mengenai perpajakan masih tergolong rendah maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksaan perpajakan.

  Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri kepada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ). Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri atau sengaja menghindar dari kewajibannya sebagai Wajib Pajak akan persyaratan subjektif dan objektif yang ada di Indonesia, peningkatan yang mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak masih kurang atau belum maksimal meskipun telah diadakan sosialisasi oleh fiskus. Bahkan ada juga Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang tidak melaporkan penghasilannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara jujur dan benar.

  Hal ini terjadi karena Wajib Pajak ingin mengurangi beban hutang pajaknya dengan cara memanipulasi penghasilan tersebut. Dengan demikian tentu saja hutang pajaknya menjadi lebih kecil dari yang seharusnya dan selain itu ada juga Wajib Pajak yang tidak membayar pajaknya tepat waktu. Akan hal penghindaran atau penolakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak tersebut tentu saja dapat dikenai sanksi maupun denda administrasi bila tidak membayar pajak tepat waktu.

  Tindakan penghindaran atau penolakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak salah satunya disebabkan karena belum mengerti apa arti pajak yang sesungguhnya dan menganggap membayar pajak adalah perbuatan yang sia-sia sebab Wajib Pajak merasa tidak mendapat manfaat langsung terhadap dirinya, maka atas kekeliruan itu pelaksanaan pemungutan pajak akan sangat sulit dijalankan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang masih sangat rendah pemahamannya tentang perpajakan sebagaian besar berasal dari daerah terpencil yang kurang informasi tentang penyuluhan perpajakan. Hal ini wajar mengingat Wajib Pajak yang bertempat tinggal di daerah pedesaan yang mana tingkat pendidikan dan penerimaan informasi perkotaan.

  Mengingat sebagian besar Wajib Pajak masih belum memahami pajak serta aturan- aturan perpajakan maka peranan penyuluhan sangat penting. Karena dengan adanya penyuluhan ini maka diharapkan dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat agar semakin sadar dan lebih memahami kewajibannya sebagai warga negara yaitu dalam hal membayar pajak yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan pemerintah pusat selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terlihat dalam penyuluhan tersebut, yaitu aparat pajak, materi penyuluhan, metode penyuluhan serta sarana penunjang yang digunakan dalam peroses penyuluhan tersebut. semua faktor-faktor tersebut harus mampu saling melengkapi dengan tidak lupa memperhatikan kondisi dan keadaan masyrakat yang disuluh. Sebab bila satu paktor saja tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang disuluh maka sasaran penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.

  Aparat penyuluh merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan penyuluhan, karena itu kualitas dan kuantitasnya harus memadai. Mekanisme penyuluhan yang cocok dan tepat untuk suatu masyrakat harus didukung pula dengan pasilitas yang memadai. Mengingat sebagian besar Wajib Pajak yang tinggal di pedesaan yang tingkat pengetahuan dan penerimaan informasinya masih tergolong rendah, maka penyuluhan perpajakan pada masyarakat desa perlu memakai strategi yang tepat, agar pelaksanaanya dapat berjalan lancar dan memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat serta memenuhi kewajiban perpajakannya.

  Berdasarkan uraian diatas yang menjadi dasar pemikiran penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) dengan mengangkat judul

  

“Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma

  III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) a.

  Untuk mengetahui jenis-jenis upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam melayani Wajib Pajaknya.

  b.

  Untuk mengetahui prosedur yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam melaksanakan penyuluhan.

  c.

  Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam melaksanakan penyuluhan.

  Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Penyuluhan Perpajakan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  2.1. Bagi Mahasiswa a.

  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang Penyuluhan Perpajakan.

  b.

  Untuk mengaplikasikan teori dan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan.

  c.

  Untuk mengetahui tatacara dan prosedur pelaksanaan penyuluhan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  d.

  Untuk meningkatkan frekuensi komunikasi antara penulis dengan fiskus pada Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  e.

  Guna merangsang Mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

  f.

  Sebagai sarana latihan berfikir mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah berdasarkan ilmu yang diperoleh selama dalam masa perkuliahan.

  2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat a.

  Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dengan Lembaga Pendidikan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Diploma III Administrasi tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Sudi Diploma III Administrasi Perpajakan USU.

  b.

  Untuk membantu dalam mensosialisasikan pelayanan penyuluhan perpajakan.

  c.

  Diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  d.

  Untuk menambah ide dan gagasan demi perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

2.3. Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU a.

  Membuka interaksi antara dosen dengan instansi yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

  b.

  Meningkatkan profesionalisme dan memperluas wawasan serta memantapkan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan.

  c.

  Untuk memperkenalkan sumber daya mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  d.

  Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi yang terkait kepada Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat. Sebagai penambah pengetahuan barukepada masyarakat desa tentang bidang perpajakan terlebih lagi berkat adanya kegiatan Penyuluhan Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

  Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dijelaskan bahwa setiap perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah menggunakan sistem Self Assesment.

  Defenisi atau pengertian pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar keperluan umum (Waluyo,2011:3).

  Selanjutnya menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja : Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (Erly Suandy,2011:9).

  Selanjutnya menurut S. I. Djajadiningrat : Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. (Siti Resmi,2009:1) Serta sebagaimana tercantum dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sbesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  Dari beberapa pengertian di atas maka pajak mengandung unsur yaitu: 1.

  Iuran dari rakyat kepada Negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

  2. Pajak dipungut berdasarkan/dengan ketentuan Undang-Undang serta aturan pelaksanaanya, sehingga dapat dipaksakan.

  3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh pemerintah.

  4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

  Sedangkan sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 03/PJ/2013 tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan, Pengertian Penyuluhan Perpajakan adalah suatu upaya dan proses memberikan informasi pemerintah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, antara lain:

  1. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan serta pengaruh Penyuluhan Perpajakan di kantor Pelayanan Pajak Prtama Medan Barat.

  2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  3. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

  Hal ini berkaitan dengan persetujuan dan pengesahan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) baik dari Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara juga dengan Kantor Pelayanan Pajak berbagai persiapan mulai dari pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ), mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen yang terkait dengan judul penulis.

  2. Studi Literatur Penulis mengumpulkan data-data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui sumber bacaan seperti : buku-buku, majalah, Undang-Undang Perpajakan, keputusan Menteri Keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak, artikel ilmiah maupun bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

  3. Observasi lapangan Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan terhadap objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  4. Jenis-Jenis Data a.

  Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten dan menguasai objek kajian PKLM.

  b.

  Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, Undang-Undang dan referensi ilmiah.

F. Metode Pengumpulan Data

  Daftar pertanyaan ( Interview guide ) Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

  2. Observasi ( Observation ) Dalam metode ini penulis langsung turun ke lapangan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti mengenai Penyuluhan Perpajakan.

  3. Daftar Dokumentasi (optional ) Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM.

  4. Analisa Data dan Evaluasi Setelah memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara kualitatif sesuai dengan bentuk dan macam data yang diperoleh sesuai tuntutan permasalahan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) mengenai Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

  penulis menyajikan pembahasan 5 bab, yang masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan PKLM. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, sejarah singkat

  berdirinya, struktur organisasinya, serta fungsi dan tugas setiap seksi yang ada. Adapun tujuan dari tinjauan umum lokasi penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai permasalahan yang berlangsung pada lokasi penelitian tersebut.

  BAB III : GAMBARAN DATA PKLM Menguraikan pengertian-pengertian, dasar ketentuan, subjek dan

  objek pajak, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan

  Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA Pada bab ini penulis menyajikan data, menganalisis data, dan

  membahas masalah yang dihadapi mengenai Pengaruh Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

  Bab ini terdiri dari dua hal yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian. Berdasarkan dari kesimpulan tersebut dibuat rekomendasi yang berisi saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat.

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

1 1 18

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 0 38

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (Studi Tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Investment Opportunity Set (IOS) - Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indone

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORITIS - Gambaran Pengambilan Keputusan Remarriage pada Wanita ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Gambaran Pengambilan Keputusan Remarriage pada Wanita ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

0 0 24

Asuhan Keperawatan pada Ny.L dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Eliminasi di RSUD. dr.Pirngadi Medan

0 0 33

BAB II PENGOLAHAN KASUS A. Konsep dasar dengan Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi - Asuhan Keperawatan Pada Tn. S dengan Prioritas masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD.dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 1 36