Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

PELAKSANAAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN

PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM

O L E H

NAMA : ASTARI RAMADHANI NIM : 112600065

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madia (A.Md). Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam”.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, motivasi, dan inspirasi kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Drs. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara


(3)

1. Bapak Prof. Dr. Drs. Badaruddin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dari awal hingga selesai.

2. Papa tercinta Ir. H. Muhammad Aris Tahir yang telah memberikan ketulusan hati, kasih sayang dan setia mendoakan saya.

3. Mama tercinta Nur Arsyiah Majid yang telah memberikan kasih sayang dan perjuangannya begitu besar dan beliau lah inspirasi terbesarku.

4. Abang tercinta Muhammad Dandy Kurniawan yang banyak memberikan masukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, dan almarhum abang saya Andika Aris semoga diberikan tempat yang terbaik di sisi-Nya.

5. Ibu Elizabeth Martha Uli Kepala Seksi Pelayanan yang bersedia meluangkan waktunya memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

6. Abangda Afrizal Pasaribu S.Sos dan Ibu Corby Siburian yang telah banyak membantu dan memberi masukan selama masa perkuliahan sampai dengan selesainya tugas akhir ini.

7. Teman-teman terdekatku Gusranda Tritama, Sri Endah Wulandari, Diva Firda, Natasha Aristanindika, Tria Meilani, dan Okki Kurnita yang telah memberikan support dan semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini. 8. Tengku Muhammad Faritzi yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

9. Teman-teman seperjuangan Giezla Muttaqien, Dian Rahma Sari, Raudia Satifa, Dahlia Syahputri, Ipak Purnama Sari, Mira Febriani, Tira Yuristira, Putri Ulandari, Ihdan Mayandri, dan twin boys Bachron Ridho & Bachrein Ridho, dan semua yang tidak dapat dituliskan dilembaran ini. Terima kasih


(4)

telah menjadi sahabat-sahabat terbaik selama enam semester ini yang tidak akan terlupakan dalam suka dan duka.

10.Kelas TAX B 2011, yang menjadi teman dan tempat aku berbagi, dan Pengurus IMPROSAJA FISIP USU Periode 2013-2014.

11.Seluruh mahasiswa Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU stambuk 2011, 2012 dan 2013.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan baik dari segi isi maupun tata bahasa.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI...i-ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri...1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...5

C. Uraian Teoritis...7

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9

F. Metode Pengumpulan Data...11

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...12

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM...14

A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam...14

B. Visi dan Misi KPP Pratama Lubuk Pakam...17

C. Letak Geografis KPP Pratama Lubuk Pakam...17

D. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Lubuk Pakam...18

E. Struktur Organisasi ...19

BAB III GAMBARAN DATA...24

A. Pengertian Penyuluhan Perpajakan...24


(6)

C. Sasaran Penyuluhan Perpajakan...27

D. Metode Penyuluhan Perpajakan...29

E. Materi Penyuluhan Perpajakan...33

F. Sarana Penyuluhan Perpajakan...34

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA...35

A. Mekanisme Pelaksanaan Penyuluhan Pada KPP Pratama Lubuk Pakam...35

B. Data Wajib Pajak Terdaftar dan Data Penerimaan SPT Tahunan...40

C. Kendala Yang Dihadapi Aparat Penyuluh Dalam Pelaksanaan Penyuluhan Pada KPP Pratama Lubuk Pakam...41

D. Upaya Petugas Penyuluh Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakannya...43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...45

A. Kesimpulan...45

B. Saran...47 DAFTAR PUSTAKA


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 sebagimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007dan terakhir Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dijelaskan bahwa sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia adalah Self Assesment System.Hal ini berarti wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya, sedangkan aparat pajak berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap wajib pajak dalam rangka melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Sebagai konsekuensi logis dari Self Assesment System tersebut, maka wajib pajak harus menyadari kewajibannya, yaitu memenuhi kewajiban perpajakan serta harus memahami ketentuan-ketentuan pajak yang harus dipatuhinya. Dengan semakin sadarnya wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya serta mampu memenuhi kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku, maka penerimaan negara dari wajib pajak diharapkan terus meningkat.


(8)

Dalam realitas pelaksanaan Self Assesment System masih ada kendala, mengingat tidak semua wajib pajak menyadari dan mampu memahami ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku.Hal ini wajar mengingat latar belakang pendidikan dan penerimaan informasi masing-masing wajib pajak adalah berbeda-beda. Untuk wajib pajak yang tingkat pemahamannya sudah memadai mengenai pajak, maka Self Assesment System tidak begitu bermasalah, namun bila terjadi sebaliknya maka akan berpengaruh negatif dalam pelaksanaan perpajakan.

Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri atau sengaja menghindar dari kewajibannya sebagai wajib pajak akan dikenai sanksi. Namun peningkatan yang mendaftarkan diri sebagai wajib pajak masih kurang atau belum maksimal meskipun telah diadakan sosialisasi oleh fiskus.Ada juga wajib pajak orang pribadi atau badan tetapi tidak melaporkan penghasilannya kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara jujur dan benar.

Hal ini terjadi karena wajib pajak ingin mengurangi beban hutang pajaknya dengan cara memanipulasi penghasilan tersebut. Dengan demikian tentu saja hutang


(9)

pajaknya menjadi lebih kecil dari yang seharusnya.Selain hal tersebut, ada juga wajib pajak yang tidak membayar pajaknya tepat waktu. Hal ini tentu saja mengakibatkan wajib pajak harus dikenakan sanksi ataupun denda administrasi bila tidak membayar pajak tepat waktu, bila mana wajib pajak belum mengerti apa sebenarnya pajak dan menganggap sesuatu yang sia-sia (karena merasa tidak mempunyai manfaat terhadap dirinya), maka pelaksanaan pajak akan sangat sulit dijalankan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib pajak masih sangat rendah pemahamannya tentang perpajakan, sebagian besar berasal dari daerah terpencil yang kurang informasinya tentang penyuluhan perpajakan.Hal ini wajar mengingat wajib pajak bertempat tinggal di daerah pedesaan dimana tingkat pendidikan dan penerimaan informasi masih cukup rendah dibandingkan dengan wajib pajak yang tinggal di perkotaan.

Mengingat sebagian besar wajib pajak masih belum memahami pajak serta aturan-aturan perpajakan, maka peranan penyuluhan sangat penting.Dengan adanya penyuluhan ini, maka diharapkan masyarakat semakin sadar tentang kewajibannya sebagai warga negara, yaitu dalam hal membayar pajak serta mampu memenuhi kewajiban pajaknya tersebut sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.Dalam pelaksaaan penyuluhan perpajakan, pemerintah pusat selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terlibat dalam penyuluhan tersebut yaitu aparat pajak, menteri penyuluhan, metode penyuluhan serta sarana penunjang yang digunakan dalam penyuluhan tersebut.Semua faktor-faktor tersebut harus mampu saling melengkapi dengan tidak lupa memperhatikan kondisi dan keadaan masyarakat


(10)

yang disuluh. Bila salah satu faktor saja tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang disuluh maka sasaran dari penyuluhan tersebut akan sulit dicapai.

Aparat penyuluh merupakan ujung tombak dalam pelaksaan penyuluhan karena kualitas dan kuantitasnya harus memadai, metode penyuluhan yang cocok dan tepat untuk suatu masyarakat dan didukung fasilitas yang memadai, mengingat sebagian besar wajib pajak tinggal dipedesaan yang tingkat pengetahuan dan penerimaan informasinya masih rendah, maka penyuluh perpajakan pada masyarakat desa perlu memakai strategi yang tepat, agar pelaksaan dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang ditandai dengan meningkatnya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mengingat bahwa seharusnya tamatan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) adalah merupakan tenaga kerja yang terampil, siap pakai dan tenaga yang ahli dibidang perpajakan. Maka dari itu, untuk melahirkan tenaga yang terampil dan ahli dibidang perpajakan, perlu adanya pelaksanaan PKLM di Direktorat Jenderal Pajak oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Program Studi Administrasi Perpajakan USU. Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya di Kantor Pelayanan Pajak.

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang “Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib


(11)

Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a. Tujuan PKLM

1. Untuk mengetahui mekanisme penyuluhan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dalam melayani wajib pajaknya 2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Lubuk pakam dalam melaksanakan penyuluhan

3. Untuk mengetahui masalah ataupun kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dalam melaksanakan penyuluhan.

b. Manfaat PKLM

1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tentang penyuluhan perpajakan.

b. Untuk menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan.

c. Mengetahui Tata Cara dan Prosedur Pelaksanaan Penyuluhan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

d. Membantu dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan pengalaman kerja.


(12)

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dengan Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU.

b. Untuk membantu dalam mensosialisasikan Pelayanan Penyuluhan Perpajakan.

c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikirankepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

d. Untuk menambah ide dan gagasan untuk perbaikan sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

3. Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Mempererat hubungan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

b. Membuka interaksi antara Program Studi Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.

c. Memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan.


(13)

4.Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dari semua pihak, baik masyarakat dan lembaga lainnya yang membutuhkan informasi, data dan keterangan tentang kewajiban wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan.

c.Uraian Teoritis 1. Definisi Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Beberapa ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetap pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Soemitro dalam buku Waluyo (2011: 3) yang mendefinisikan “Pajak adalah iuran rakyat kepada kasnegara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Disamping itu menurut Feidmann dalam buku Resmi (2008 : 2) yang mendefinisikan “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara


(14)

umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.

Sedangkan menurut Andriani dalam buku Darwin (2010 : 15) yang mendefinisikan “Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang dapat langsung ditunjuk, dan yang digunakan adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

2. Definisi Penyuluhan

Penyuluhan merupakan pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana,2005:26).

Adam dalam buku Zein (2007 : 128) mempunyai pandangan bahwa “Penyuluhan adalah merupakan suatu pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu orang lain, supaya dapat memahami lebih dalam baik hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu itu dan pada yang akan datang”.


(15)

Sedangkan Penyuluhan perpajakan menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor : PER- 03/PJ/2013 tentang Pedoman Penyuluhan Perpajakan, Penyuluhan Perpajakan adalah suatu upaya dan proses memberikan informasi perpajakan kepada masyarakat, dunia usaha, dan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah.

d. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak, antara lain:

1. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk pakam dalam melaksanakan penyuluhan

3. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

e. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan PKLM ini adalah: 1. Tahap Persiapan

Melakukan penentuan judul dan tempat pelaksanaan PKLM, menyusun proposal serta konsultasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan PKLM ini.


(16)

2. Studi Literatur

Berupa kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, internet, catatan-catatan, maupun bahasa tertulis lainnya yang berhubungan dengan laporan PKLM yang mendukung laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung pada objek Praktik Kerja Lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui system kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

4. Pengumpulan Data

Yaitu kegiatan mengumpulkan data serta yang diperlukan untuk melakukan penyusunan laporan akhir.

Adapun data-data yang digunakan ada dua jenis yaitu : 4.1. Data Primer

Yaitu pengumpulan data yang langsung diambil dan berasal dari objek bersangkutan (Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam).


(17)

4.2. Data Sekunder

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dari buku-buku atau undang – undang perpajakan.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan.

f. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data digunakan tiga metode yaitu : 1. Wawancara (Interview)

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada perseorangan untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Metode Pengamatan (Observation)

Pengumpulan dan pencarian data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan langsung ditempat PKLM sehubungan dengan objek studi yang akan dispesialisasikan oleh penulis.


(18)

3. Daftar Dokumentasi (Documentation)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/ atau literatur, hasil-hasil penelitian meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM.

g. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan, penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sitematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang PKLM, tujuan, manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode pengumpulan data dan Sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM

Pada bab ini, penulis akan menguraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.


(19)

BAB III : GAMBARAN DATA

Pada bab ini, penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini, penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini disimpulkan uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM

A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor InspeksiPajak. Pada saat itu ada 2 (dua) Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi PajakMedan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Dengan adanya pertumbuhanekonomi penduduk yang semakin cepat, maka pemerintah merasa perlu adanyatambahan Kantor Inspeksi Pajak yang gunanya untuk menambah penerimaannegara dari sektor pajak.Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayananpembayaran pajak, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RepublikIndonesia Nomor 267/KMK.01/1989, diadakanlah perubahan secara menyeluruh padaDirektorat Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yangdiganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus dibentuk Kantor PelayananPajak Bumi dan Bangunan.Kemudian pada tanggal 3 Agustus 1993 dikeluarkanlah Keputusan MenteriKeuangan Indonesia No.785/KMK.01/1993, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi4 (empat) wilayah kerja yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai


(21)

Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat Jendral Pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan wajib pajak , ketiga jenis kantor pajak yang ada yaitu, Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak(Karipka) dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama).

Adapun Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I (Kanwil Sumut I) akan mengoperasikan delapan unit kantor pelayanan modern yang dijuluki Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Ke delapan KPP Pratama dimaksud yakni enam unit KPP konvensional yang ada saat ini dimodernisasi dan ditambah dua KPP baru. Keenam KPP konvensional yang dijadikan KPP Pratama yakni:

1. KPP Pratama Medan Belawan 2. KPP Pratama Medan Barat 3. KPP Pratama Medan Polonia 4. KPP Pratama Medan Kota 5. KPP Pratama Medan Timur 6. KPP Pratama Binjai

Dua KPP baru yang dibentuk adalah: 1. KPP Pratama Medan Petisah 2. KPP Pratama Lubuk Pakam


(22)

KPP Pratama Lubuk Pakam sebelumnya adalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam yang berada dibawah organisasi Kanwil Sumut II.Sejak dileburnya ketiga jenis Kantor Pelayanan Pajak menjadi satu, maka Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dan berada dibawah organisasi Kanwil Sumut I.

Sesuai dengan Keputusan DJP Nomor KEP-95/PJ/2008/ tentang “Saat Mulai Operasi (SMO) Kantor Pelayanan Pajak Pratama” di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I, maka Kantor PelayananPajak Pratama Lubuk Pakam ditetapkan mulai beroperasi tanggal 27 Mei 2008.

Wilayah-wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam adalah kecamatan:

1. Sunggal 12. Kutalimbaru 2. Labuhan Deli 13. Namorambe 3. Pancur Batu 14. Batangkuis 4. Deli tua 15. Tanjung Morawa 5. Beringin 16. Pagar Merbau 6. Lubuk Pakam 17. Hamparan Perak 7. Gunung Meriah 18. Patumbak 8. Percut Sei Tuan 19. Sibolangit 9. STM Hulu 20. Sibiru-biru 10. Galang 21. Pantai Labu 11. Bangun Purba 22. STM Hilir


(23)

B. Visi dan Misi Pernyataan Visi :

“MENJADI INSTITUSI PEMERINTAH YANG MENYELENGGARAKANSISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN

YANG EFEKTIF,EFISIEN, DAN DIPERCAYA MASYARAKAT DENGAN INTEGRITAS DANPROFESIONALISME YANG TINGGI”

Pernyataan misi :

“MENGHIMPUN PENERIMAAN PAJAK NEGARA BERDASARKANUNDANG-UNDANG PERPAJAKAN YANG MAMPU MEWUJUDKANKEMANDIRIAN PEMBIAYAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJANEGARA MELALUI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN YANGEFEKTIF DAN EFISIEN.”

C. Letak Geografis Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Penentuan lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada Wajib Pajak.Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam terletak di Jl. P.Diponegoro No.42-44. Kantor pemerintah ini disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, kedekatan dengan Kantor Pemerintah lainnya, seperti Kantor Polisi Deli Serdang dan Kantor Bank, ini juga memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam membayar Pajak.


(24)

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dikepalai oleh seorang kepala Kantor yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang Kepala seksi. Agar dapat lebih jelas dan transparan tentang keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, maka penulis akan menggambarkan kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam.

D. Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

KPP Pratama Lubuk Pakam adalah instansi vertikal Direktorat Jendral Pajakyang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Kanwil DJPSumut I. Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimanaKantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatanoperasional pelayanan perpajakan dalam daerah wewenangnya, berdasarkankebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

1. Tugas

Dalam kedudukannya tersebut, KPP Pratama Lubuk Pakam mempunyaitugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak dibidang PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB, Pajak Tidak Langsung, dalamwilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

2.Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, KPP Pratama Lubuk Pakammenyelenggarakan fungsi: a) Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi.


(25)

b) Perpajakan, penyajian informasi perpajakan, penetapan dan penerbitan. c) Produk hukum perpajakan.

d) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan. e) Pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya. f) Penyuluhan Perpajakan.

g) Penatausahaan utang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. h) Pelaksanaan pemeriksaan pajak.

i) Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak. j) Pelaksanaan konsultasi perpajakan.

k) Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi. l) Pelaksanaan administrasi KPP.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematismengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawabmasing-masingdengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan untuk membinakeharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilakanakan dengan teratur dan baik untuk

mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. Susunan organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam adalah sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum


(26)

a. Tata Usaha dan Kepegaiwan

Tugasnya adalah menyelenggarkan tugas pelayanan di bidang tata usaha dankepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan surat, pengetikandan pengadaan , penataan berkas penyusunan arsip, tata usaha kepagawaian danpengiriman laporan agar dapat menunjang tugas Kantor Pelayanan Pajak.

b. Keuangan

Tugasnya adalah merencanakan kebutuhan selama 1 tahun dan melakukanpendanaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama agar dapat menunjang kelancarantugas Kantor Pelayanan Pajak.

c. Bagian Rumah Tangga

Tugasnya adalah melakukan seluruh urusan rumah tangga dan urusanperlengkapan Kantor Pelayanan Pajak Pratama agar dapat menunjang kelancarantugas Kantor Pelayanan Pajak.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksiyang tugasnya adalah mengkoordinasikan urusan pengolahan data dan penyajianinformasi, pembuatan monografi pajak, penggalian potensi perpajakan sertaektensifikasi wajib pajak dan intensifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.


(27)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukanpengumpulan, pencarian dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,

perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan,pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

3. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penertibanproduk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya,penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak serta melakukankerjasama perpajakan.

4. Seksi Penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutangpajak, penundaan dang angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulanpenghapusan piutang pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

5. Seksi Pemeriksaan

Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencanapemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan


(28)

danpenyaluran surat perintah pemeriksaan pajak serta administrasi perpajakan lainnya.

6. Seksi Ekstensifikasi

Seksi ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalamrangka ekstensifikasi.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III

Seksi pengawasan dan Konsultasi I, Seksi pengawasan konsultasi II, SeksiPengawasan dan Konsultasi III, masing-masing mempunyai tugas melakukanpengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan/himbauankepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak,analisis kinerja wajib pajak, mealkukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangkamelakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan danPejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dengan seksi Ekstensifikasi Perpajakan.Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.


(29)

BAB III

GAMBARAN DATA

A. Pengertian Penyuluhan Perpajakan

Dalam Self Assesment, penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh administrasi perpajakan agar masyarakat dapat melakukan kewajiban perpajakannya. Dalam berbagai literatur, pengertian penyuluhan biasanya dirangkai dengan bimbingan yaitu usaha menolong atau menggarap individu yang mengalami kesulitan atau kesukaran.

Penyuluhan perpajakan adalah suatu sistem penyampaian informasi, konsultasi dan bimbingan secara berkesinambungan kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan anggota masyakat tersebut untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya (Pusat Penyuluhan,1981:1). Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dengan demikian menjadi satu hal yang diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk melaksanakan undang-undang perpajakan tersebut, dapat melakukan kewajibannya dengan baik, sedangkan administrasi perpajakan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan, membimbing dan membina


(30)

masyarakat agar mampu dan sadar untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Jadi hanya seseorang yang mempunyai kualitas yang ditunjuk atau diangkat sebagai penyuluh, dalam arti penyuluh adalah tenaga profesional.Petugas penyuluh profesional, sehingga tujuan penyuluhan melalui konsultasi dan bimbingan dapat tercapai dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak karena masyarakat menjadi sadar dan mau melaksanakan kewajiban perpajakannya.

B. Tujuan Penyuluhan Perpajakan

Kegiatan penyuluhan perpajakan merupakan hal yang mutlak dilaksanakan oleh direktorat jedral pajak, agar tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk membiayai pembangunan sesuai dengan APBN yang telah ditetapkan undang-undang dapat tercapai. Sedangkan pada kenyataannya yang terjadi di masyarakat dari jaman dahulu sampai masa kini pada umumnya setiap anggota masyakarakat mendengar istilah “Pajak” mempunyai kesan negatif, karena pajak itu dirasakan masyarakat sebagai sesuatu yang memberatkan dan pelaksanaannya dapat dipaksakan karena berdasarkan undang-undang.Keadaan tersebut mengakibatkan citra pajak menjadi kurang baik dimata masyarakat. Dengan demikian penyuluhan perpajakan sangat diperlukan, sehingga harus memberikan kesan yang positif di kalangan masyarakat dan bahwa pemungut pajak merupakan perwujudan dan pengabdian dalam melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk mewujudkan pembangunan nasional pada


(31)

umumnya dan pembangunan kota medan pada khususnya. Selain daripada itu, keberhasilan pemungut pajak menganut Self Assesment Systemsangat ditentukan antara lengkap tidaknya informasi yang diterima oleh masyarakat mengenai sistem pemungut pajak pada umumnya dan peraturan serta tatacara perpajakan pada khususnya.

Secara garis besar terdapat 3 kelompok masyarakat yang sangat memerlukan penyuluhan yaitu:

1. Golongan masyarakat yang termasuk kelompok awam dalam masalah perpajakan yaitu mereka yang sama sekali belum mengetahui ketentuan perundang-undangan perpajakan sehingga golongan ini belum belum mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya.

2. Golongan masyarakat yang pada umumnya sudah tahu kewajiban perpajakannya, namun dalam pelaksanaannya mengalami kesulitan karena kurang memahami petunjuk teknis perpajakan misalnya dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan juga dalam pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dll.

3. Golongan masyarakat wajib pajak memang mempunyai itikad tidak baik dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Terhadap kelompok masyarakat tersebut tetap diperlukan penyuluhan, untuk menyadarkan bahwa tindakan yang bersangkutan akan dapat dikenai sanksi administrasi atau sanksi pidana fiskal.


(32)

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa tujuan dilakukan penyuluhan bagi wajib pajak adalah:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan pajak bagi suatu negara pada umumnya dan bagi daerah pada khususnua agar daerah tersebut mampu melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak dan kewajiban perpajakan, yang bagi seorang warga negara hak dan kewajiban kenegaraan pula.

3. meningkatkan kemauan masyarakat untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.

4. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak termasuk pemungut pajak dan para bendaharawan yang ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memungut dan menyetorkan pajak tersebut.

5. Memperbaiki dan memelihara citra perpajakan karean selama ini masyarakat sangat takut apabila mendengar istilah kata “Pajak”. Pajak dianggap sangat menakutkan bagi masyarakat awam yang belum mengerti apa itu pajak bagi pembangunan Negara pada umumnya dan pembangunan pada khususnya.


(33)

Penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan harus mengetahui dan menguasai teknik berkomunikasi yang baik serta ciri-ciri sasaran yang diberikan penyuluhan.

Sasaran penyuluhan diklasifikasikan menjadi 3 golongan besar : 1. Sasaran Utama

a. Masyarakat Pada Umumnya

Penyuluhan diberikan untuk menciptakan iklan dan citra perpajakan yang baik sehingga diperoleh dukungan yang positif dari anggota masyarakat dalam arti terbentuk suatu opini masyarakat yang menerima kewajiban perpajakan sebagai suatu kewajiban kenegaraan.

b. Masyarakat wajib pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar

penyuluhan kepada golongan ini diberikan terutama untuk membantu mereka dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Hal-hal pokok yang disuluh adalah tatacara perpajakan, undang-undang perpajakan dan ketentuan pelaksanaannya.

c. Aparatur Negara yang menjadi sasaran utama penyuluhan, jika ditinjau dari 2 aspek :

1) Aparatur itu sendiri, atau para PNS sebagai wajib pajak Laporan Pajak Pajak Orang Pribadi (LP2P).


(34)

2) Aparatur yang mempunyai hubungan dengan tugas pemungutan pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Bank, Bea dan cukai, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Bendaharawan Pemerintah, Perum Pos dan Giro.

D. Metode Penyuluhan

Metode Penyuluhan merupakan teknik-teknik, cara-cara yang digunakan oleh petugas penyuluhan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Secara umum ada 2 jenis metode penyuluhan:

1. Metode Informatif

Metode Informatif adalah suatu metode dimana penyuluh secara aktif berperan serta dimana komunikasi yang dilaksanakan secara satu arah.Dengan pendekatan ini informasi program penyuluhan diisi dengan ceramah atau kuliah sehingga partisipasi sangat terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dimengerti.

Yang termasuk Metode Informatif antara lain :

a) Metode kuliah yang dalam bidang penyuluhan perpajakan bertujuan untuk menyampaikan informasi kebijaksanaan perpajakan secara


(35)

lengkap dan bulat, dalam waktu yang sudah ditentukan, menyampaikan analisis masalah perpajakan.

b) Metode diskusi panel yaitu bertujuan untuk menyampaikan kepada peserta dari segi pandangan yang berbeda mengenai perpajakan.

c) Metode symposium yaitu ceramah, uraian atau makalah yang saling berhubungan dengan masalah perpajakan. Hal ini disampaikan oleh mereka yang menguasai bidang perpajakan disepan peserta penyuluhan.

Dari Ketiga metode diatas terdapat kendala-kendala yang terjadi pada saat peimplementasian ketiga metode tersebut :

1. Kurangnya sosialisasi terhadap Wajib Pajak dalam menyikapi sosialialisasi di bidang perpajakan.

2. Kurangnya minat masyarakat dalam menyikapi penyuluhan yang akan diberikan oleh pihak fiskus

3. kurangnya pemahaman Wajib Pajak akan peraturan dalam bidang perpajakan.

Hal-hal yang harus dilakukan Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dalam mengatasi kendala tersebut adalah :

1. Meningkatkan sosisalisai dibidang perpajakan

2. Mengubah image perpajakan menjadi lebih baik dengan sistem administrasi yang mudah.


(36)

Dampak positif dan negatif terhadap Wajib Pajak dengan diterapkannya metode penyuluhan tersebut :

a. Dampak Positif

 Meningkatnya jumlah kuantitas Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

 Terciptanya tertib administrasi yang berazaskan pada kesadaran masyarakat.

 Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

b. Dampak Negatif

 Banyaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam hal pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

 Terjadinya sifat monoton yang dirasakan Wajib Pajak dalam pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

2. Metode Partisipatif

Metode ini merupakan salah satucara melibatkankan para peserta penyuluhan secara aktif yaitu kesadaran sendiri tanpa ada dorongan dari orang lain atau dari luar.


(37)

1) Metode audio-visual yang dibidang perpajakan dibagi atas 3 : a) Visual saja, yaitu gambar, poster dan foto.

b) Audio, yaitu berupa kaset atau musik cerita dengan diselingi penyuluhan perpajakan.

c) Betul-betul audio-visual, seperti sound-slide, film, pita video dan wayang.

Hal ini bertujuan untuk menyajikan materi penyuluhan dengan cara lebih menarik. Sehingga dapat dipergunakan untuk menyajikan materi penyuluhan bagi anggota masyarakat yang masih awam dalam masalah.

2) Metode diskusi kelompok yaitu metode yang dapat dipergunakan sebagai penyuluhan bagi kelompok yang rata-rata mempunyai basis pengetahuan perpajakan yang sudah memadai.

3) Metode studi kasus adalah metode penyuluhan perpajakan dengan menyampaikan kepada peserta suatu uraian lengkap tentang suatu masalah untuk dianalisi, diolah dan dipecahkan bersama.

4) Metode konsultasi adalah metode dimana masyarakat wajib pajak mempunyai masalah perpajakan dan kemudian mendatangi dan menelepon langsung ke kantor penyuluhan untuk meminta penjelasan mengenai masalah perpajakan yang mereka hadapi.


(38)

a) Membuat penyuluhan menjadi realistis, sebab konsultasi ini berdasarkan masalah yang dihadapi anggota masyarakat yang bersangkutan.

b) Metode ini langsung mencapai sasaran karena tidak bersifat umum dan langsung dimanfaatkan oleh anggota masyarakat wajib pajak tersebut.

Dari metode yang dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan metode berdasarkan cara penyampaian ada 2:

a) Metode langsung, dimana penyuluh langsung berhadapan dengan sasaran baik secara perseorangan maupun kelompok yang bersifat tatap muka, contoh : ceramah, seminar, sosialisai dll.

b) Metode tidak langsung yaitu penyuluh secara pribadi tidak berhadapan dengan sasaran, namun melalui media, contoh melalui media cetak (surat kabar, majalah dll), media elektronik (radio,televisi dll) dan membuat spanduk-spanduk peprajakan.

E. Materi Penyuluhan

Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan perlu mengadakan pemilihan materi penyuluhan dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan umur peserta penyuluhan.Materi penyuluhan pajak pada umumnya mengenai ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi wajib pajak dalam membayar pajak, pengertian pajak, kegunaan/manfaat pajak, jenis-jenis pajak, serta hal-hal yang relevan dengan pajak.Mengingat kita beranggapan pajak masih merupakan momok atau sesuatu yang ditakuti oleh semua orang maka aparatur penyuluhan harus


(39)

memberikan penyuluhan-penyuluhan, memberikan penjelasan-penjelasan seluas mungkin kepada wajib pajak atau peserta penyuluhan.Menyangkut kesadaran wajib pajak terhadap masalah perpajakan, hendaknya dikembangkan suatu kesadaran, budaya, bahwa pajak bukan lagi momok atau beban terhadap warga negara melainkan ciri patriotisme.Inilah yang perlu dijelaskan kepada masyarakat dan yang terpenting sekali dalam mengadakan penyuluhan ini adalah komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat mengenai soal perpajakan tersebut.Membangun dan menjaga citra baik memang tidak semudah seperti lahirnya suatu keinginan.

F. Sarana Penyuluhan

Untuk efektifitas penyuluhan maka sarana pendukung/fasilitas yangdigunakan dalam pelaksanaan penyuluhan harus lengkap dan memadai.Fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan antara lain ruangan untuk tempat penyuluhan, laptop dan buku-buku tentang pajak serta saran lain yang dianggap perlu. Ini merupakan faktor-faktor yang sangat menemukan dan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu penyuluhan.


(40)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Mekanisme Pelaksanaan Penyuluhan Perpajakan Pada KPP

PratamaLubukPakam 1. TenagaPenyuluh

Jumlahtenagapenyuluh yang adapada Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakamadalahberjumlah 7 orangyaitu:

a. Fiat Widodo (KepalaSeksiPenyuluhan) b. SugengAriadi

c. Reginaldy d. Harnanto

e. Edward Salomo Hamonangan Manik f. Edi Syahputra

g. MotaDepari (pelaksana)

Adapunwilayah yang akandiberikanpenyuluhanadalah: a. PercutSei Tuan


(41)

c. LubukPakam

Untukpelaksanakaanpenyuluhanperpajakan, Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakammelakukanpenyuluhandalam 2 kali

setahunyaitupadaawalbulan (bulanJanuari) danpertengahanbulan (bulanJuni). Menurut Adam dalam Pola Dasar Penyuluan Perpajakan (1980 : 4) mempunyaipandanganbahwa“Penyuluhanadalahmerupakansuatupertaliantimb

alebalikantaraindividudimanaseseorangmembantu orang lain, supayadapatmemahamilebihdalam, baikhubungandenganmasalah-masalah

yang dihadapipadawaktudanpada yang akandatang”.

Perlunyapenyuluhandilakukanadalahuntukmeningkatkanpenerimaanpajakk

hususnyapada Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakam.TenagaPenyuluhyaitu orang yang

mampuuntukmemberikaninformasikepadapesertadalam proses penyuluhankepadasasaran yang ingindicapai. Tenagapenyuluhyang

mengikutipendidikansecarakhusussertabertahapdarisegikualitaskurangmemadai,

disampingitukurangmemilikiteknikkomunikasi yang dapatmenyesuaikandiridengankomunikasi yang dihadapinya.

Untukmerekruttenagapenyuluh yang lebihprofessionallagi, baikdalamhalpenguasaanmateri, teknikpenyampaianharuslahdiambil orang-orang yang benarahlidalamhalitu.Khususnya KPPPratamaLubukPakammemilikitenagapenyuluh yang jumlahnyasedikit, yang hanyamengandalkanAccount Representative(AR).


(42)

2. MateriPenyuluhan

Dalampelaksanaanpenyuluhanperpajakanperlumengadakanpemilihanmateri penyuluhandenganmemperhatikantingkatpendidikandanumurpesertapenyuluhan .Berikut yang termasukmateri yang perludiberikankepadapesertapenyuluhan:

a. Pengertianpajak,

tujuandanlatarbelakangdikenakanpajakterhutangkepadamasyarakatatau wajibpajak.

b. Tata carapenentuandanperhitunganpajakterhutang. c. Tata carapembayaranpajak.

d. Tata carapermohonanpembayaranpajakpada KPP,

sepertipengajuankeberatan, restitusi, dankompensasi, penguranganpajakterhutang.

e. Dokumen-dokumenatausurat-surat yang

digunakandalampelaksanaankewajibanperpajakanseperti:suratpemberit

ahuan, suratsetoranpajak,

suratpemberitahuanpajakterutangdansebagainya.

Materi yang dimaksud yang disampaikannantinyaakanmembantuataumempermudahmasyarakatunt

uklebihmemahamiartipajaksebenarnya. 3. SasaranPenyuluhan


(43)

Agar

pelaksanaanpenyuluhanberjalanlancarmakafasilitaspenyuluhanharuslengka pdanmemadaifasilitaspenyuluhanterpentingadalahgedungatauruangansebag

aitempatpenyuluhan yang dapatmenampungpesertapenyuluhan,lokasinyaharusmudahdijangkaumasya

rakatterutamasituasidankondisiharusmemenuhipersyaratan-persyaratan yang memungkinkandiadakannyasuatukegiatan.Selainitusaranalain yang cukupmempermudahpesertapenyuluhanuntukmemahamimateri yang disampaikanadalah laptop untukmemaparkanmateri. Ada jugasaranadanprasarana yang lain sepertibrosur-brosurtentangpajak, infocus,

mobilpenyuluhanuntukmenginformasikankepadamasyarakatkapanakandiad akanpenyuluhan, menyebarkanselebaran-selebaranmengenaiperpajakandan lain-lain yang berhubungandenganpenyuluhankepadamasyarakat.

4. MetodePenyuluhan

Metodepenyuluhanmerupakan cara yang digunakanuntukmenyampaikanataupunmemberikaninformasikepadapeserta

penyuluhanuntukmendapatkanpengetahuantentangperpajakan.

Metodepenyuluhanada 2, metodelangsungdanmetodetidaklangsung.Dalamhalinipihak KPP

menerapkanmetodelangsung


(44)

umasyarakat.Dalammetodeiniaparatpenyuluhlangsungmemaparkanmaterite ntangpenyuluhanpajak.Dalam kegiatan penyuluhannya, para petugas penyuluh memakai LCD dengan menggunakan infocus yang disambungkan melalui laptop agar peserta lebih gampang menyerap informasi yang langsung ditampilkan pada LCD. Selain itu petugas juga membagi-bagikan brosur mengenai materi yang akan disampaikan, kemudianakandiberikankesempatankepadamasyarakatjikainginbertanyaapa

bilamasihkurangpaham. Dan jikaadamasukanataupuntanggapandarimasyarakatdiberikesempatanuntukle

bih tahu mengenaimateri yang disampaikan.Metodeinisangatefisienmanfaatnya,

karenadisampingberhadapanlangsungdenganpihakpenyuluhadakebebasand anketerbukaanantaramasyarakatdenganaparatpenyuluhuntukmenyampaikan aspirasinyauntukmendorongkeinginanmasyarakatuntukmelaksanakankewaj ibannya.

Secaragarisbesarsusunanacarapenyuluhanperpajakan di KPP PratamaLubukPakamyaitu :

1. Kata Pembukaan

Katasambutandari: - Mewakili audience/pesertapenyuluhan -Mewakilipenyajimateri

2. Penyajianmateriolehtimpenyuluh KPP PratamaLubukPakam 3. Tanya jawabantarapesertapenyuluhandantimpenyuluh


(45)

4. Penyelesaianmasalah 5. Penutup

B. Data Wajib PajakTerdaftardan Data Penerimaan SPT Tahunan

Berdasarkan data yang diperolehdapatdigambarkansebagaiberikut:

Tabel1:

STATISTIK WAJIB PAJAK TERDAFTAR

WajibPajakTerdaftar Per 31 DES

2011

Per 31 DES 2012

Per 31 DES 2013 WP Orang Pribadi 126.001 140.676 153.462

WP Badan 6.754 7.701 8.492

JUMLAH 132.755 148.377 161.954


(46)

Dari Tabel 1 dapat dikatakan bahwa, dengan adanya pelaksanaan penyuluhan jumlah Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai 2013.

Tabel2 :

STATISTIK PENERIMAAN JUMLAH SPT Per 31 DES

2011

Per 31 DES 2012

Per 31 DES 2013

Nihil 32.434 35.867 43.073

Kurang Bayar 2.632 2.546 2.945

Lebih Bayar 36 28 15

JUMLAH 35.102 38.441 46.033

Sumber: KPP PratamaLubukPakamSeksiPelayanan

Daritabel2dapatdikatakanbahwapenerimaanSuratPemberitahuan (SPT) padatahun 2011 sampaidengantahun 2013 mengalamipeningkatan.


(47)

Jadidapatdisimpulkanbahwapenerimaanpajak di Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakamsudah optimal.

C. Kendala Yang

DihadapiAparatPenyuluhDalamPelaksanaanPenyuluhanPada KPP PratamaLubukPakam

Adapunkendala yang dihadapiaparatpenyuluhdalampelaksanaanpenyuluhanadalah:

1. Kurangnyaminatmasyarakatdalammengikutisetiapacarapenyuluhan yang diadakanolehpelaksanaan penyuluhan. Hal ini terjadi karena penyampaian yang kurang dipahami oleh masyarakat sehingga mereka enggan untuk datang, sikap yang kurang ramah dari petugas yang membuat masyarakat enggan menghadiri kembali penyuluhan, ketakutan adanya biaya yang dikutip dati setiap kegiatan penyuluhan, dan adanya rasa tidak peduli karena menganggap kegiatan tersebut kurang penting.

2. Kurangnyatenagapenyuluh yang dimiliki KPP

PratamaLubukPakamdikhususkanuntukmenyampaikanmateripenyuluh an. Hal ini disebabkan oleh adanya mutasi, tenaga penyuluh adalah tenaga ahli yang sulit untuk digantikan.

Dari kendala/hambatan yang dihadapiaparatpenyuluhpajaknamunpelaksanaanpenyuluhandalamupayamening


(48)

katkankepatuhanwajibpajakuntukmemenuhikewajibanperpajakanpada Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakamsudahberjalandenganbaik.

Teorimendukung: 1. Para

pembayarpajakselaluberusahauntukmembayarpajaksekecilmungkin. 2. Para pembayarpajakberusahamelakukanpenyelundupanpajak(Tax

Evasion) dalamhalmembayarpajak.

3. Pembayarpajaktidakkhawatirdantidaktakutakanketetapansanksiadminis

trasinya,

memanfaatkankelemahan-kelemahanadministrasisehinggaberusahatidakmembayarpajak. 4. Pembayarpajakberusahamempengaruhipetugaspajakdenganbujukan,

godaan,kadang-kadangancaman.

5. Administrasipajakmemilikikeengganan yang

mendasaruntukmeninjaukembalikesalahan yang terdapatdalamkeputusan-keputusandansurat-suratedaran yang

dibuatnyasendiri.

6. Petugas pajak sering bertindak berlebihan,

melebihifungsidankewenangan yang diberikankepadanyadankerap kali

gagalmelasanakantugas yang diembannyaakibatkemalasan,kelambanandanpenyalahgunaanjabatan.


(49)

D. Upaya Petugas Penyuluh dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakannya

Adapun upaya yang dapat dilakukan petugas penyuluh dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu :

1. Memberikan informasi tentang pajak

Pemberian informasi tentang pajak tidaklah cukup dengan hanya diberikan pada Kantor Pelayanan Pajak saja, tetapi juga disampaikan melalui media-media yang mudah didapatkan oleh masyarakat baik itu media-media massa maupun media elektronik. Adapun beberapa media tersebut adalah :

a. Televisi

Peranan televisi sangat penting dalam menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah perpajakan.Karena seperti yang kita ketahui televisi merupakan media informasi yang sangat umum digunakan oleh masyarakat.

b. Radio

Sebagai media elektronik yang menyebarkan informasi mengenai perpajakan dan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di berbagai pelosok tanah air dan berbagai jenis dan lapisan masyarakat juga sangat mendukung.


(50)

c. Surat Kabar

Informasi yang diperoleh melalui surat kabar adalah mengenai pemberitahuan tentang Surat Keputusan ataupun Surat Edaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pajak.

d. Internet

Telah kita ketahui sangat mudah mengakses informasi terbaru mengenai perpajakan di Indonesia dengan websit

2. Memberikan jasa pelayanan dengan baik kepada Wajib Pajak

3. Menjaga nama baik Perpajakan agar masyarakat tidak berpikir negatif tentang pegawai pajak, salah satunya tidak melakukan korupsi

4. Penyuluhan Perpajakan dan penegakan hukum yang sepenuhnya kepada Wajib Pajak agar semakin loyal dan sadar akan kewajiban perpajakannya.

Penyuluhan seputar perpajakan harus sering dilakukan Direktorat Jenderal Pajak, misalnya saja dengan menyelenggarakan seminar-seminar dalam memperkenalkan sistem perpajakan yang terbaru dan lebih mudah dipahami masyarakat pada umumnya, seminar-seminar pada mahasiswa di dunia kampus, maupun workshop aplikasi pengisian SPT bagi Bendaharawan.

Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan membagikan atau menyediakan di Kantor Pelayanan Pajak yaitu modul-modul mengenai jenis pajak tertentu,


(51)

selebaran-selebaran pajak ataupun dapat juga berupa spanduk di jalan raya untuk memberitahukan informasi tentang pajak.

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang tidak merata harus segera diatasi engan penyuluhan dan penegakan hukum (Low Enforcement). Hal ini akan mendidik Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Kedua hal di atas merupakan pendapat Penulis untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk penerimaan negara dari sektor pajak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Penyuluhanperpajakanadalahsuatusystempenyampaianinformasi,

konsultasidanbimbingansecaraberkesinambungankepadamasyarakatgunam eningkatkanpengetahuan,

kesadarandankemauananggotamasyarakattersebutuntukmemperolehhakdan kewajibannya.


(52)

2. Sistempenyuluhanpajakmerupakan elemenpentingbagi Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakamkhususnyauntukmenumbuhkanataume

ngembangkankesadaranmasyarakatakankewajibansebagaiwajibpajak.

3. Pelaksanaanpenyuluhanpada Kantor

PelayananPajakPratamaLubukPakamdilakukan 2 kali setahun, yaitupadabulan Januaridan Juni.

4. Materipenyuluhan yang

disampaikanolehaparatpenyuluhdisesuaikandengantingkatumurdanpengeta huanmasyarakat.

5. Saran yang digunakanberupa laptop, infocus,

gedunguntukpelaksanaanpenyuluhan, brosur-brosurtentangpajakdanjugaperangkatelektroniklainnyasertamobilpenyuluhu ntukmenginformasikankepadamasyarakatkapanpelaksanaanpenyuluhandiad akan.

6. Dalampelaksanaanpenyuluhanolehaparatpenyuluh Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakammenggunakanmetodelangsung,

dimanaaparatpenyuluhlangsungbertatapmukadenganmasyarakatdalammeny ampaikaninformasi.

7. Berdasarkanstatistik data wajibpajakterdaftardanstatisticpenerimaan SPT tahunandalam 3 tahunterakhirdapatdisimpulkanadanya

peningkatanjumlahwajibpajakdanpenerimaan SPT tahunan, inimenunjukkan program penyuluhan yang


(53)

sudahdilakukanmembawadampakpositifbagi Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakam.

8. Dalampelaksanaanpenyuluhanbanyakmasalah yang dihadapi. Adapunmasalahitudatangdaripihakpenyuluhitusendiridandarimasyarakat.

Dari masyarakatmasalah yang timbuladalahkurangnyaminatmasyarakatuntukmengikutisetiapacarapenyulu

hanataupunsosialisasi yang setiap kali diadakanpihak KPP.

Sedangkanmasalah yang datingdaripihak KPP

adalahkurangnyatenagapenyuluh yang tampildanmampuberkomunikasidenganbaikuntukmensosialisasikanpajakke

padamasyarakat.

B. SARAN-SARAN

1. Sebaiknyamateri yang


(54)

peranpajakdalampembangunandanpengalokasianpajaksehinggakecurigaan masyarakatakanpemungutanpajaktidakmenghambatkelancaranpelaksanaan penyuluhandaningatanmasyarakatterhadap ‘image’ pajak yang kurangbaikpelan-pelanhilangdaripikiranmasyarkat.

2. Untukmenambahkualitasdankuantitaspenyuluhanhendaknya Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakammenambahjumlahtenagapenyuluh

yang tampiluntukmemaksimalkanlagitujuanpelaksanaanpenyuluhanagar

lebihmeningkatkanpenerimaan SPT tahunanyang nantinyadapatmenjangkausemuamasyarakatwajibpajak.

3. SaranadanPrasarana yang

dibutuhkandalammelaksanakanpenyuluhansebaiknyaharusdapatmemotivasi

pesertapenyuluhan, adanyavariasidanmetodepenyuluhan yang dapatmenghilangkan rasa bosanmasyarakatselamamengikutipenyuluhan. Sehinggadalamsosialisasitersebutmasyarakatmerasanyamanmengikutinyad engansungguh-sungguh.

4. Menambahjadwalkegiatanpenyuluhanuntuklebihmemaksimalkanpengetahu anmasyarakattentangperpajakan.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan, 1989, Pusat Penyuluhan, Jakarta.

Resmi, Siti,2008, Perpajakan;Teori dan Kasus Edisi 4 Jakarta: Salemba Empat.

Setiana, L,2005, TeknikPenyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor : Ghalia Indonesia.

Waluyo,2010,Perpajakan Indonesia Edisi 10-Buku 1.SalembaEmpat, Jakarta. Zain, Mohammad,2007,Manajemen Perpajakan.Salemba Empat,Jakarta.


(56)

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Dari Internet

Agus, Arifin. KP2KP Banjar : Penyuluhan, Antara Teori dan Praktek. Tersedia: .

Tax Centre Fisip – Universitas Indonesia dan PT Integral Data Prima, Peraturan

Dirjen Pajak Per – 03/PJ/2013. Tersedia:

2007).


(1)

selebaran-selebaran pajak ataupun dapat juga berupa spanduk di jalan raya untuk memberitahukan informasi tentang pajak.

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang tidak merata harus segera diatasi engan penyuluhan dan penegakan hukum (Low Enforcement). Hal ini akan mendidik Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Kedua hal di atas merupakan pendapat Penulis untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk penerimaan negara dari sektor pajak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Penyuluhanperpajakanadalahsuatusystempenyampaianinformasi,

konsultasidanbimbingansecaraberkesinambungankepadamasyarakatgunam eningkatkanpengetahuan,

kesadarandankemauananggotamasyarakattersebutuntukmemperolehhakdan kewajibannya.


(2)

2. Sistempenyuluhanpajakmerupakan elemenpentingbagi Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakamkhususnyauntukmenumbuhkanataume

ngembangkankesadaranmasyarakatakankewajibansebagaiwajibpajak.

3. Pelaksanaanpenyuluhanpada Kantor

PelayananPajakPratamaLubukPakamdilakukan 2 kali setahun, yaitupadabulan Januaridan Juni.

4. Materipenyuluhan yang

disampaikanolehaparatpenyuluhdisesuaikandengantingkatumurdanpengeta huanmasyarakat.

5. Saran yang digunakanberupa laptop, infocus, gedunguntukpelaksanaanpenyuluhan,

brosur-brosurtentangpajakdanjugaperangkatelektroniklainnyasertamobilpenyuluhu ntukmenginformasikankepadamasyarakatkapanpelaksanaanpenyuluhandiad akan.

6. Dalampelaksanaanpenyuluhanolehaparatpenyuluh Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakammenggunakanmetodelangsung,

dimanaaparatpenyuluhlangsungbertatapmukadenganmasyarakatdalammeny ampaikaninformasi.

7. Berdasarkanstatistik data wajibpajakterdaftardanstatisticpenerimaan SPT tahunandalam 3 tahunterakhirdapatdisimpulkanadanya

peningkatanjumlahwajibpajakdanpenerimaan SPT tahunan, inimenunjukkan program penyuluhan yang


(3)

sudahdilakukanmembawadampakpositifbagi Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakam.

8. Dalampelaksanaanpenyuluhanbanyakmasalah yang dihadapi. Adapunmasalahitudatangdaripihakpenyuluhitusendiridandarimasyarakat.

Dari masyarakatmasalah yang timbuladalahkurangnyaminatmasyarakatuntukmengikutisetiapacarapenyulu

hanataupunsosialisasi yang setiap kali diadakanpihak KPP.

Sedangkanmasalah yang datingdaripihak KPP

adalahkurangnyatenagapenyuluh yang tampildanmampuberkomunikasidenganbaikuntukmensosialisasikanpajakke

padamasyarakat.

B. SARAN-SARAN

1. Sebaiknyamateri yang


(4)

peranpajakdalampembangunandanpengalokasianpajaksehinggakecurigaan masyarakatakanpemungutanpajaktidakmenghambatkelancaranpelaksanaan penyuluhandaningatanmasyarakatterhadap ‘image’ pajak yang kurangbaikpelan-pelanhilangdaripikiranmasyarkat.

2. Untukmenambahkualitasdankuantitaspenyuluhanhendaknya Kantor PelayananPajakPratamaLubukPakammenambahjumlahtenagapenyuluh

yang tampiluntukmemaksimalkanlagitujuanpelaksanaanpenyuluhanagar

lebihmeningkatkanpenerimaan SPT tahunanyang nantinyadapatmenjangkausemuamasyarakatwajibpajak.

3. SaranadanPrasarana yang

dibutuhkandalammelaksanakanpenyuluhansebaiknyaharusdapatmemotivasi

pesertapenyuluhan, adanyavariasidanmetodepenyuluhan yang dapatmenghilangkan rasa bosanmasyarakatselamamengikutipenyuluhan. Sehinggadalamsosialisasitersebutmasyarakatmerasanyamanmengikutinyad engansungguh-sungguh.

4. Menambahjadwalkegiatanpenyuluhanuntuklebihmemaksimalkanpengetahu anmasyarakattentangperpajakan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan, 1989, Pusat Penyuluhan, Jakarta.

Resmi, Siti,2008, Perpajakan;Teori dan Kasus Edisi 4 Jakarta: Salemba Empat.

Setiana, L,2005, TeknikPenyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor : Ghalia Indonesia.

Waluyo,2010,Perpajakan Indonesia Edisi 10-Buku 1.SalembaEmpat, Jakarta. Zain, Mohammad,2007,Manajemen Perpajakan.Salemba Empat,Jakarta.


(6)

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Dari Internet

Agus, Arifin. KP2KP Banjar : Penyuluhan, Antara Teori dan Praktek. Tersedia:

.

Tax Centre Fisip – Universitas Indonesia dan PT Integral Data Prima, Peraturan

Dirjen Pajak Per – 03/PJ/2013. Tersedia: 2007).