3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG - DOCRPIJM 6ff74647fb BAB IIIBab 3 Arah Kebijakan Bidang CK RPIJM 16 Fic

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG

  RTRW Nasional (RTRWN) merupakan perencanaan makro strategis Nasional yang menggambarkan arah dan kebijakan pembangunan nasional secara ketataruangan yang memuat antara lain infrastruktur nasional seperti jalan nasional, pelabuhan Utama (Samudera) maupun Bandara Internasional RTRW Propinsi merupakan perencanaan regional yang menjabarkan RTRWN dalam konteks ruang wilayah Propinsi secara lebih rinci termasuk memuat rencana pengembangan infrastruktur jalan propinsi, terminal maupun pelabuhan regional Adapun RTRW Kabupaten/Kota merupakan rencana tata ruang skala kabupaten/kota dengan muatan utama kelengkapan infrastruktur di tingkat lokal atau regional seperti jalan kabupaten/kota, kebutuhan jaringan air bersih, listrik dan telekomunikasi yang disesuaikan dengan karakteristik zona-zona pengembangan kawasan yang ada.

  I I D D A A N N G G C C K K

  I I N N F F R R A A S S T T R R U U K K T T U U R R B B

  I I S S

  R R E E N N C C A A N N A A S S T T R R A A T T E E G G

  I I J J A A K K A A N N d d a a

n

n

  A A R R A A H H A A N N K K E E B B

  3 - 1 R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  6 KABUPATEN TANAH BUMBU

  1

  2

  I I J J M M ) ) T A A H H U U N N

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  V V E E S S T T A A S S

  Rencana Tata Ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keseimbangan antar wilayah. Proses perencanaan tata ruang sendiri dapat dijelaskan dengan pendekatan sistem yang melibatkan input, proses dan output. Input yang digunakan adalah keadaan fisik seperti kondisi alam dan geografis, sosial budaya seperti demografi, ekonomi seperti lokasi pusat kegiatan perdagangan yang ada maupun yang potensial dan aspek strategis nasional lainnya. Keseluruhan input ini diproses dengan menganalisis input tersebut secara integral baik kondisi saat ini maupun kedepan untuk masing-masing hirarki tata ruang Nasional, Propinsi maupun Kabupaten sehingga menghasilkan output berupa Rencana Tata Ruang yang menyeluruh.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6 Pada tataran operasional, RTRW tersebut perlu dikembangkan lagi menjadi Rencana Detil

  Tata Ruang (RDTR) yang dilengkapi dengan aturan pemanfaatan (zoning regulation) yang dapat dijadikan dasar dalam pemberian ijin dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada. Selanjutnya, indikasi program yang tertuang dalam RTRW/RDTR merupakan basis bagi penyusunan Rencana Induk Sektor yang menjadi dasar pengembangan infrastruktur. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur merupakan kebutuhan turunan sebagai konsekuensi logis dari perencanaan tata ruang, dimana infrastuktur merupakan unsur pembentuk struktur ruang wilayah. Dengan demikian rencana tata ruang yang ada dapat diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan ruang yang sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada. Dalam hal ini infrastruktur juga dapat berfungsi sebagai alat dalam pengendalian pemanfaatan ruang, agar tidak terjadi penyalah gunaan lahan maupun pengembangan yang tidak sesuai dengan rencana. Dengan demikian kawasan yang dalam rencana diperuntukkan sebagai kawasan lindung tidak dapat dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya, karena infrastruktur yang dibutuhkan tidak tersedia.

  Untuk itu, fungsi jaringan infrastruktur seperti jalan maupun jaringan irigasi harus tetap dipertahankan sesuai dengan yang telah direncanakan. Jalan-jalan Nasional (arteri primer) yang merupakan pembentuk struktur ruang Nasional, harus dibebaskan dari hambatan- hambatan samping akibat pemanfaatan lahan yang tidak sesuai seperti pasar tradisional, sekolah maupun bentuk aktivitas sosial lainnya yang bersifat lokal dan menyebabkan hambatan samping yang tinggi. Demikian pula untuk jaringan jalan Propinsi dan Kabupaten/Kota. Pemanfaatan ruang yang ada disepanjang jalan-jalan tersebut harus secara konsisten mengikuti rencana tata ruang wilayah yang ada. Dengan demikian interaksi antara jaringan jalan, sebagai struktur ruang, dan tata guna lahan, sebagai pola pemanfaatan ruang yang ada, dapat lebih terpadu dan harmonis. Demikian pula untuk

  3 - 2

  infrastruktur lainnya seperti saluran irigasi, jaringan air bersih perkotaan, jaringan listrik maupun jaringan telekomunikasi. Diharapkan pengembangan jaringan infrastruktur tersebut dapat turut mengarahkan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada.

3.1.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

  Sesuai dengan Undang Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 merupakan RPJMN ke-3 pada RPJPN 2005-2025, yang disyahkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

  Adapun arahan RPJMN 2015-2019 untuk bidang perumahan dan permukiman adalah sebagai berikut:

  • Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:
  • 7 (tujuh) Misi Pembangunan yaitu:

  4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

  4. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan.

  3. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang berdaya saing dan ramah lingkungan

  2. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan lanjut dan industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit dan karet yang berdaya saing dan ramah lingkungan

  1. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu

  Rencana pengembangan Pusat Kegiatan di Pulau Kalimantan dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

  Rencana struktur ruang wilayah Pulau Kalimantan direncanakan dengan arahan sebagai berikut:

  7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

  6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

  5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

  3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

  3 - 3 R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum

  1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan

  TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

  6 KABUPATEN TANAH BUMBU

  1

  2

  I I J J M M ) ) T A A H H U U N N

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  V V E E S S T T A A S S

  I I N N

3.1.2. ARAHAN PENATAAN RUANG

A. Rencana Pusat Kegiatan

  3 - 4 R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  Muara Teweh, Tanjung Redeb, Sangata, Tanjung Selor, Malinau, Tanah Grogot Pusat industri pengolahan lanjut dan industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit dan karet yang berdaya saing dan ramah lingkungan

  2. Palangkaraya

  1. Pontianak

  PKN

  Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan

  Ketapang, Putussibau, Sanggau, Sintang, Kuala Kapuas, Pangkalan Bun,Buntok,Muara Teweh, Sampit, Tanjung

Redeb, Sangata, Tanjung Selor, Malinau,

Tanlumbis,Sendawar

  2. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang PKW/PKSN Entikong, Nunukan PKW

  1. Palangkaraya

  PKN

  Singkawang, Sambas, Ketapang, Putussibau, Sanggau, Sintang, Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muara Teweh, Sampit, Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru, Sangata, Tanjung Selor, Tanah Grogot, Sendawar, Malinau Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang berdaya saing dan ramah lingkungan

  3. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang PKSN Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai. PKW/PKSN Entikong, Nunukan PKW

  2. Banjarmasin

  1. Palangkaraya

  PKN

  2. Tarakan PKW/PKSN Nunukan PKW

  I I N N

  1. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang

  PKN

  Rencana Pusat Kegiatan RTRW Pulau Kalimantan Fungsi Pusat Kegiatan Pusat Kegiatan Lokasi Sebagai pusat industri pengolahan hasil pertambang-an mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu

  9. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengan sungai. Penjabaran dari pengembangan fungsi pusat kegiatan di beberapa kota di Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut: Tabel. 3.1.

  8. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi pusat kegiatan ekonomi di PKN dan PKW yang berdekatan/menghadap badan air

  7. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi PKSN sebagai pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, pintu gerbang internasional, serta simpul transportasi di kawasan perbatasan negara dengan Negara Malaysia

  6. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi PKN, PKW, dan PKSN sebagai pusat pengembangan ekowisata dan wisata budaya

  5. Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan

  6 KABUPATEN TANAH BUMBU

  1

  2

  I I J J M M ) ) T A A H H U U N N

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  V V E E S S T T A A S S

  3. Banjarmasin PKW/PKSN Entikong

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6 Fungsi Pusat Kegiatan Pusat Kegiatan Lokasi Mempawah, Singkawang,Sambas, Ketapang, Sanggau, Sintang, Kuala Kapuas, Pangkalan Bun,Buntok,Muara

  PKW Teweh,Sampit, Amuntai, Martapura, Marabahan,Kotabaru.

  Pusat industri pengolahan dan

  1. Pontianak industri jasa hasil perikanan yang

  2. Palangkaraya ramah lingkungan

  3. Banjarmasin PKN

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang

  5. Tarakan PKW/PKSN Nunukan

  Mempawah, Singkawang,Sambas, Ketapang, Sanggau, Sintang, Pangkalan Bun, Kuala Kapuas, Martapura, PKW

  Marabahan, Kotabaru, Tanjung Redeb, Tanjung Selor, Sangata Pusat pengembangan ekowisata dan wisata budaya

A. Pusat pengembangan ekowisata

  1. Pontianak

  2. Palangkaraya PKN

  3. Banjarmasin

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang Nanga Badau, Long Midang, Long Pahangai, Long

  PKSN Nawang Putussibau, Pangkalan Bun,

  PKW Buntok, Kotabaru, Tanjung Redeb, Tanjung Selor, Malinau, Tanah Grogot

a. Pusat pengembangan wisata

  1. Pontianak budaya

  2. Palangkaraya PKN

  3. Banjarmasin

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan- Tenggarong-Samarinda-Bontang PKW/PKSN Nunukan,

  Mempawah, Putussibau, Sintang, Amuntai, Sangata, PKW

  Sendawar Pusat kegiatan pertahanan dan Paloh-Aruk, Jagoibabang, Nanga Badau, Jasa, 3 - 5 keamanan negara, pertumbuhan Simanggaris, Long Midang, Long Pahangai, dan PKSN ekonomi, pintu gerbang Long Nawang; Entikong, Nunukan.

  PKSN internasional, serta simpul transportasi di kawasan perbatasan negara dengan Negara Malaysia Fungsi pusat kegiatan ekonomi di

  1. Pontianak PKN dan PKW yang berdekatan/

  2. Palangkaraya menghadap badan air PKN

  3. Banjarmasin

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang Mempawah, Sambas, Ketapang, Putussibau, Sanggau, Sintang, Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muara

  PKW Teweh, Sampit, Martapura, Marabahan, Tanjung Redeb,

Sangata, Tanjung Selor, Tanah Grogot.

  Fungsi jaringan drainase di PKN dan

  1. Pontianak yang terintegrasi dengan Sungai Kapuas PKW yang terintegrasi dengan

  2. Palangkaraya yang terintegrasi dengan Sungai PKN sungai

  Kahayan;

  3. Banjarmasin yang terintegrasi dengan Sungai Barito;

  3 - 6 R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengan sungai

  13. Tanah Grogot yang terintegrasi dengan Sungai Mahakam Mengembangkan dan/atau meningkatkan fungsi pusat kegiatan ekonomi di PKN dan PKW yang berdekatan/ menghadap badan air

  PKN

  1. Pontianak

  2. Palangkaraya

  3. Banjarmasin

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang PKW

  Mempawah, Sambas, Ketapang, Putussibau, Sanggau, Sintang, Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muara Teweh, Sampit, Martapura, Marabahan, Tanjung Redeb,

Sangata, Tanjung Selor, Tanah Grogot

  PKN

  11. Sangata yang terintegrasi dengan Sungai Sangata

  1. Pontianak

  2. Palangkaraya

  3. Banjarmasin

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang PKW Putussibau, Malinau.

  Sumber : Perpres No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan

  Berdasarkan arahan tersebut, maka rencana pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan sekitarnya dalam konteks RTRW Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut: Tabel. 3.2.

  Rencana Pusat Kegiatan di Kabupaten Tanah Bumbu dan Sekitarnya Berdasarkan RTRW Pulau Kalimantan Fungsi Pusat Kegiatan Pusat Kegiatan Lokasi Pusat industri pengolahan lanjut & industri jasa hasil perkebunan kelapa sawit dan karet yang berdaya saing dan ramah lingkungan

  12. Tanjung Selor yang terintegrasi dengan Sungai Kayan

  10. Tanjung Redeb yang terintegrasi dengan Sungai Berau

  I I N N

  PKW

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) T A A H H U U N N

  2

  1

  6 KABUPATEN TANAH BUMBU Fungsi Pusat Kegiatan Pusat Kegiatan Lokasi

  4. Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang yang terintegrasi dengan Sungai Mahakam.

  1. Mempawah yang terintegrasi dengan Sungai Mempawah

  9. Sampit yang terintegrasi dengan Sungai Mentaya

  2. Sambas yang terintegrasi dengan Sungai Sambas

  3. Ketapang yang terintegrasi dengan Sungai Pawan

  4. Putussibau dan Sanggau yang terintegrasi dengan Sungai Kapuas

  5. Sintang yang terintegrasi dengan Sungai Melawi

  6. Kuala Kapuas yang terintegrasi dengan Sungai

Kapuas dan Sungai Kahayan

  7. Pangkalan Bun yang terintegrasi dengan Sungai Lamandau

  8. Buntok, Muara Teweh, Martapura, dan Marabahan yang terintegrasi dengan Sungai Barito

  PKW Kotabaru Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan PKW Kotabaru Pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah PKW Kotabaru

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6 Fungsi Pusat Kegiatan Pusat Kegiatan Lokasi lingkungan Pusat pengembangan ekowisata dan wisata budaya

a. Pusat pengembangan ekowisata

  PKW Kotabaru Sumber : Perpres No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disyahkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 dengan masa berlaku selama 20 tahun mulai tahun 2008 hingga 2038, yang dilengkapi dengan 10 lampiran yaitu terdiri dari:

  1. Lampiran I : Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

  2. Lampiran II : Sistem Perkotaan Nasional

  3. Lampiran III : Jalan Bebas Hambatan

  4. Lampiran IV : Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional

  5. Lampiran V : Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional

  6. Lampiran VI : Wilayah Sungai (WS)

  7. Lampiran VII : Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional

  8. Lampiran VIII : Kawasan Lindung Nsional

  9. Lampiran IX : Kawasan Andalan

  10. Lampiran X : Penetapan Kawasan Strategis Nasional

  • Penataan Ruang Wilayah Nasional Bertujuan Untuk Mewujudkan:

  1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan

  2. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

  3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan

  3 - 7

  kabupaten/kota

  4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

  5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

  6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

  7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah

  8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan 9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6 Struktur Ruang Nasional Terdiri Dari:

  • 1. Sistem Perkotaan Nasional, terdiri dari:

  a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

  b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

  c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

  d. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.

  2. Jalan Bebas Hambatan

  3. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional

  4. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional 5. Wilayah Sungai (WS).

  Rencana Struktur Ruang Nasional Diseluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Adalah Sebagai Berikut:

  1. Sistem Perkotaan Nasional:

  a. PKN = 36 buah

  b. PKW = 174 buah

  c. PKSN = 29 buah.

  2. Jalan Bebas Hambatan:

  a. Jalan Bebas Hambatan Antar Kota = 109 buah

  b. Jalan Bebas Hambatan Dalam Kota = 38 buah

  3. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional :

  a. Pelabuhan Internasional = 25 buah

  b. Pelabuhan Nasional = 50 buah

  4. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional

  a. Pusat Penyebaran Primer = 8 buah

  3 - 8

  b. Pusat Penyebaran Sekunder = 16 buah

  c. Pusat Penyebaran tersier = 41 buah

  5. Wilayah Sungai (WS)

  a. Wilayah Sungai Antar Negara = 5 buah

  b. Wilayah Sungai Strategis Nasional = 41 buah c. Wilayah Sungai Strategis Provinsi = 23 buah.

  Arahan Rencana Struktur Ruang Nasional Dalam RTRWN Yang Ditetapkan Lokasinya Di Provinsi Kalimantan Selatan Terdiri Dari:

  A. Sistem Perkotaan Nasional

  1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : Banjarmasin

  2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : a. Amuntai

  b. Martapura

  c. Marabahan d. Kotabaru.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6

  b. Jalan Bebas Hambatan

  1. Banjarmasin - Liang Anggang

  2. Liang Anggang - Pelaihari

  3. Kuala Kapuas - Banjarmasin

  4. Marabahan - Banjarmasin

  5. Liang Anggang - Martapura

  6. Pelaihari - Pagatan

  7. Pagatan - Batulicin

  8. Batulicin - Tanah Grogot (Kuaro)

  c. Pelabuhan Sebagai Simpul TransportasiLaut Nasional

  1. Pelabuhan Internasional : Pelabuhan Banjarmasin

  2. Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Batulicin

  d. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional

  1. Pusat Penyebaran Sekunder : Bandara Syamsuddin Noor

  2. Pusat Penyebaran Tersier : Bandara Stagen

  e. Wilayah Sungai 1. Wilayah Sungai Barito - Kapuas.

  Berdasarkan Paparan Diatas, Maka Arahan Rencana Struktur Ruang Nasional Berdasarkan RTRWN Yang Dialokasikan Di Kabupaten Tanah Bumbu Terdiri Dari:

  A. Jalan Bebas Hambatan

  1. Pagatan - Batulicin

  2. Batulicin - Tanah Grogot (Kuaro)

  B. Pelabuhan Sebagai Simpul TransportasiLaut Nasional 1. Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Batulicin.

  3 - 9 Rencana Pola Ruang Nasional Dalam RTRWN Terdiri Dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya, Yaitu Meliputi:

A. Kawasan Lindung:

  1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya:

  a. Kawasan hutan lindung

  b. Kawasan bergambut

  c. Kawasan resapan air

  2. Kawasan perlindungan setempat:

  a. Sempadan pantai

  b. Sempadan sungai

  c. Kawasan sekitar danau atau waduk d. Ruang terbuka hijau kota.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

6 Peta. 3.1. SRencana Struktur Ruang Nasional

  3 - 10

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6

  3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya:

  a. Kawasan suaka alam

  b. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya

  c. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut

  d. Cagar alam dan cagar alam laut

  e. Kawasan pantai berhutan bakau

  f. Taman nasional dan taman nasional laut

  g. Taman hutan raya

  h. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut i. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

  4. Kawasan rawan bencana alam:

  a. Kawasan rawan tanah longsor

  b. Kawasan rawan gelombang pasang c. Kawasan rawan banjir.

  5. Kawasan lindung geologi:

  a. Kawasan cagar alam geologi: 1) Kawasan keunikan batuan dan fosil 2) Kawasan keunikan bentang alam 3) Kawasan keunikan proses geologi

  b. Kawasan rawan bencana alam geologi: 1) Kawasan rawan letusan gunung berapi 2) Kawasan rawan gempa bumi 3) Kawasan rawan gerakan tanah 4) Kawasan yang terletak di zona patahan aktif 5) Kawasan rawan tsunami

  3 - 11

  6) Kawasan rawan abrasi 7) Kawasan rawan bahaya gas beracun.

  c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

  1) Kawasan imbuhan air tanah 2) Sempadan mata air.

  6. Kawasan lindung lainnya:

  a. Cagar biosfer

  b. Ramsar

  c. Taman buru

  d. Kawasan perlindungan plasma nutfah

  e. Kawasan pengungsian satwa

  f. Terumbu karang g. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

B. Kawasan Budidaya

  7. Kawasan peruntukan pariwisata

  b. Kawasan Banjarmasin Raya dan sekitarnya, dengan sektor unggulan: 1) Pertanian 2) Industri 3) Perkebunan 4) Pariwisata 5) Perikanan.

  a. Kawasan Kandangan dan sekitarnya, dengan sektor unggulan: 1) Pertanian 2) Perkebunan 3) Pariwisata.

  2. Kawasan Andalan Nasional

  h. Taman Wisata Alam Pleihari Tanah Laut i. Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat - Selatan dan Pulau Sembilan

  g. Taman Hutan Raya Sultan Adam

  f. Cagar Alam Teluk Pamukan

  e. Cagar Alam Sungai Lulan Dan Sungai Bulan

  d. Cagar Alam Teluk Pamukan

  c. Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku

  b. Suaka Margasatwa Kuala Lupak

  a. Suaka Margasatwa Pleihari - Martapura

  1. Kawasan Lindung Nasional

  Arahan Rencana Pola Ruang Nasional Dalam RTRWN Yang Dialokasikan Di Provinsi Kalimantan Selatan Terdiri Dari:

  8. Kawasan peruntukan permukiman 9. Kawasan peruntukan lainnya.

  3 - 12 R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  5. Kawasan peruntukan pertambangan

  4. Kawasan peruntukan perikanan

  3. Kawasan peruntukan pertanian

  2. Kawasan peruntukan hutan rakyat

  c. Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi

  b. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan

  a. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas

  1. Kawasan peruntukan hutan produksi:

  6 KABUPATEN TANAH BUMBU

  1

  2

  I I J J M M ) ) T A A H H U U N N

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  V V E E S S T T A A S S

  6. Kawasan peruntukan industri

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6

  c. Kawasan Batulicin, dengan sektor unggulan: 1) Perkebunan 2) Kehutanan 3) Pertanian 4) Industri 5) Pariwisata 6) Perikanan

  d. Kawasan Andalan Laut Pulau Laut, dengan sektor unggulan: 1) Perikanan 2) Pertambangan.

  Berdasarkan Paparan Diatas, Maka Arahan Rencana Pola Ruang Nasional Berdasarkan RTRWN Yang Dialokasikan Di Kabupaten Tanah Bumbu Terdiri Dari:

A. Kawasan Lindung:

  1. Kawasan Lindung Nasional

  a. Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku

  2. Kawasan Andalan Nasional

  a. Kawasan Batulicin, dengan sektor unggulan

  b. Kawasan sekitar danau atau waduk c. Ruang terbuka hijau kota.

  3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya:

  a. Kawasan suaka alam

  b. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya

  c. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut

  d. Cagar alam dan cagar alam laut

  e. Kawasan pantai berhutan bakau

  3 - 13

  f. Taman nasional dan taman nasional laut

  g. Taman hutan raya

  h. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut i. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

  4. Kawasan rawan bencana alam:

  a. Kawasan rawan tanah longsor

  b. Kawasan rawan gelombang pasang c. Kawasan rawan banjir.

  5. Kawasan lindung geologi:

  a. Kawasan cagar alam geologi:

  1. Kawasan keunikan batuan dan fosil

  2. Kawasan keunikan bentang alam 3. Kawasan keunikan proses geologi.

  3 - 14 R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  3. Kawasan peruntukan pertanian

  e. Kawasan pengungsian satwa

  f. Terumbu karang g. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

  1. Kawasan peruntukan hutan produksi:

  a. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas

  b. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan c. Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi.

  2. Kawasan peruntukan hutan rakyat

  4. Kawasan peruntukan perikanan

  c. Taman buru

  5. Kawasan peruntukan pertambangan 6. Kawasan peruntukan industri.

  7. Kawasan peruntukan pariwisata

  8. Kawasan peruntukan permukiman 9. Kawasan peruntukan lainnya.

  Arahan Rencana Pola Ruang Nasional Dalam RTRWN Yang Dialokasikan Di Provinsi Kalimantan Selatan Terdiri Dari:

  1. Kawasan Lindung Nasional

  a. Suaka Margasatwa Pleihari - Martapura

  b. Suaka Margasatwa Kuala Lupak c. Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku.

  d. Kawasan perlindungan plasma nutfah

  b. Ramsar

  I I N N

  1. Kawasan rawan letusan gunung berapi

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) T A A H H U U N N

  2

  1

  6 KABUPATEN TANAH BUMBU

  b. Kawasan rawan bencana alam geologi:

  2. Kawasan rawan gempa bumi

  a. Cagar biosfer

  3. Kawasan rawan gerakan tanah

  4. Kawasan yang terletak di zona patahan aktif

  5. Kawasan rawan tsunami

  6. Kawasan rawan abrasi 7. Kawasan rawan bahaya gas beracun.

  c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

  a. Kawasan imbuhan air tanah b. Sempadan mata air.

  6. Kawasan lindung lainnya:

B. Kawasan Budidaya

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6

  d. Cagar Alam Teluk Pamukan

  e. Cagar Alam Sungai Lulan Dan Sungai Bulan

  f. Cagar Alam Teluk Pamukan

  g. Taman Hutan Raya Sultan Adam

  h. Taman Wisata Alam Pleihari Tanah Laut i. Taman Wisata Alam Laut Pulau Laut Barat - Selatan dan Pulau Sembilan

  2. Kawasan Andalan Nasional

  a. Kawasan Kandangan dan sekitarnya, dengan sektor unggulan:

  1. Pertanian

  2. Perkebunan

  3. Pariwisata

  b. Kawasan Banjarmasin Raya dan sekitarnya, dengan sektor unggulan:

  1. Pertanian

  2. Industri

  3. Perkebunan

  4. Pariwisata

  5. Perikanan

  c. Kawasan Batulicin, dengan sektor unggulan:

  1. Perkebunan

  2. Kehutanan

  3. Pertanian

  4. Industri

  5. Pariwisata

  3 - 15

  6. Perikanan

  e. Kawasan Andalan Laut Pulau Laut, dengan sektor unggulan:

  1. Perikanan 2. Pertambangan.

  Berdasarkan Paparan Diatas, Maka Arahan Rencana Pola Ruang Nasional Berdasarkan RTRWN Yang Dialokasikan Di Kabupaten Tanah Bumbu Terdiri Dari:

  1. Kawasan Lindung Nasional

  a. Cagar Alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku

  2. Kawasan Andalan Nasional a. Kawasan Batulicin, dengan sektor unggulan.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6

3.1.3. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL MENURUT RTRWN TERDIRI ATAS

5 JENIS YAITU:

  1. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, yang ditetapkan dengan kriteria: a. Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional b. Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan

  c. Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

  2. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang ditetapkan dengan kriteria: a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh

  b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional c. Memiliki potensi ekspor

  d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

  e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi

  f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional

  3 - 16 h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

  3. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya, yang ditetapkan dengan kriteria: a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa c. Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan d. Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional

  e. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya f. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6

  4. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi ditetapkan dengan kriteria: a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir

  b. Memiliki sumber daya alam strategis nasional

  c. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa

  d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir e. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

  5. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yang ditetapkan dengan kriteria: a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati

  b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan

  c. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro

  e. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

  f. Rawan bencana alam nasional; atau

  g. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Jumlah seluruh kawasan strategis nasional (KSN) di Indonesia sebanyak 75 buah yang tersebar diseluruh provinsi dengan penyebaran jumlah setiap jenis KSN sebagai berikut:

  1. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan,

  3 - 17

  sebanyak 9 buah

  2. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebanyak 23 buah

  3. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan sosial dan budaya sebanyak 3 buah

  4. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi sebanyak 16 buah

  5. Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebanyak 24 buah. Sementara itu hanya terdapat 1 buah KSN di Provinsi Kalimantan Selatan yang juga berada di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu Kawasan Strategis Nasional Kawasan

  Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin.

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

6 Peta. 3.2. Rencana Pola Ruang Nasional

  3 - 18

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6 Kebijaksanan dan strategi pengembangan tata ruang di wilayah Kabupaten Bumbu akan

  terkait dengan kebijakan dan strategi pengembangan Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan, antara lain meliputi; srtrategi pengembangan kota-kota, strategi pengembangan prasarana wilayah, serta pengembangan wilayah-wilayah prioritas.

  Berdasarkan Kebijaksanaan dan strategi pengembangan yang telah ditetapkan Propinsi Kalimantan Selatan maka sistem hirarki kota-kota di Kabupaten Tanah Bumbu diarahkan sebagai berikut:

  1. Kota orde II adalah Batulicin

  2. Kota orde III adalah Pagatan

  3. Kota orde III meliputi Sungai Danau, Sungai Kupang 4. Kota orde IV kota-kota ibukota kecamatan lainnya.

A. Adapun Strategi Pengembangan Kota-Kotanya Diarahkan Sebagai Berikut:

  1. Meningkatkan fungsi kota-kota yang merupakan pusat pengembangan Wilayah Pembangunan, yang dimaksudkan untuk mengimbangi pertumbuhan ibu Kota provinsi Banjarmasin

  2. Memantapkan peranan kota-kota sehingga dapat menjembatani penjalaran pembangunan dari Banjarmasin ke kota-kota kecil atau sebaliknya di setiap Wilayah Pembangunan

  3. Mendorong perkembangan pusat-pusat permukiman agar dapat menjadi kota yang mampu berfungsi sebagai pusat pengembangan wilayah, sehingga pusat- pusat permukiman tersebut dapat menyempurnakan konfigurasi sistem kota-kota

  3 - 19

  yang telah ada

  4. Meningkatkan hubungan antara pusat-pusat permukiman/kota-kota baik antara pusat-pusat permukiman/kota-kota yang terletak di wilayah barat dengan wilayah timur, maupun antara Wilayah Pembangunan.

  Tabel. 3.3. Arahan Sistem Pusat-Pusat Permukiman Pusat Sistem Pusat Permukiman (Sistem Kota-Kota) No. Pelayanan PKN PKW PKL

  1. Primer Banjarmasin Barabai Kotabaru Amuntai, Marabahan, Rantau, Kandangan, Paringin, Pelaihari

  2. Sekunder Batulicin Tanjung Tersier Banjarbaru, Seluruh ibukota kecamatan se Kalsel selain ibukota - 3.

  Martapura kecamatan dalam PKN dan PKW Sumber: Revisi RTRWP 2006-2026

  R R E E N N C C A A N N A A P P R R O O G G R R A A M M

  I I N N

  V V E E S S T T A A S S

  I I J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H ( ( R R P P

  I I J J M M ) ) KABUPATEN TANAH BUMBU T A A H H U U N N

  2

  1

  6 Sedangkan berdasarkan sistem perwilayahan (Wilayah Pembangunan) Propinsi

  Kalimantan Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu Termasuk ke dalam Wilayah Pembangunan (WP) II Tanah Bumbu dengan pusat pengembanganya di Batulicin. Aapun potensi sumber daya alam yang cukup besar untuk pengembangan daerahnya, terutama dengan mengandalkan pada sektor perikanan laut, perikanan darat, peternakan, perkebunan, kehutanan dan pertambangan.