BAB II KEBIJAKAN PUBLIK DIBIDANG PERPAJAKAN E. Pengertian Kebijakan Publik - Efektivitas Pelayanan Pajak Kenderaan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara
BAB II KEBIJAKAN PUBLIK DIBIDANG PERPAJAKAN E. Pengertian Kebijakan Publik Beberapa definisi kebijakan publik menurut para ahli antara lain : Thomas R Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk menentukan langkah untuk “berbuat”atau “tidak berbuat” (to do or not to do). Define Thomas ini kata Said zanal Abidin adalah hasil gabungan dari definsi yang
32
dibuat David Easton, Lasswell dan Kaplean dan dari Carl Fredich Carl J. Friedrich menyatakan kebijakan adalah serangkain konsep tindakan yang diusulkan oleh seorang atau sekelompok orang atau pemerintah dalam satu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan peluang
33 terhadap pelaksanaan usulan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Carl Friedrich merinci apa-apa yang pokok dalam suatu kebijakan yaitu adanya :
1. Tujuan (goal) 2.
Sasaran (objectives) 3. Kehandak (purpose)
Amara Raksasataya, kebijakan adalah suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Ada tiga unsur dalam mencapai suatu tujuan :
32 33 Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, hal 20-21 Ibid, hal 20-21
41
1. Identifikasi tujuan yang akan dicapai 2.
Strategi untuk mencapainya (Apa yang dimaksud dengan strategi) 3. Penyediaan berbagai input atau masukan yang memungkinkan pelaksanaanya
Jika definisi Amara itu digambarkan dalam skema berupa chart maka akan Nampak sebagai berikut :
Potensi A Sumber daya
Paradigma Misi Visi
Program
IdentikIdentifikasi Strategis Moneva
Tujuan Interaksi
Dasar ‐dasar & Taktik (goal) filosofi Yang jelas
Input tentang Sixon (situasi & kondisi
Feed Back Hugo Hegio, dalam said, menyatakan kebijakan sebagai suatu tindakan yang bermaksud mencapai tujuan (goal, end) tentu (a course of action intended to
34 accomplish some end) F.
Perumusan Kebijakan dan Analisis Publik
Perumusan kebijakan berarti penetapan langkah-langkah yang akan atau seharusnya ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan, misalnya Garis-Garis Besar
34 Ibid, hal 22-24
Haluan Negara, Repelita, Rancangan Pembangunan Nasional, sedangkan “analisis kebijakan” adalah upaya evaluatif atau upaya “penilaian” bermuatan sorotan kritik dan sumbang-saran terhadap pelaksanaan sesuatu konsep kebijakan yang ditetapkan semula, misalnya evaluasi terhadap pelaksanaan konsep pembangunan nasional dan daerah.
Kegiatan analisis kebijakan juga bersifat audit yang sering diiringi tuntutan pertanggungjawaban atas suksesnya tidaknya pelaksanaan sesuatu konsep kebijakan.
Kategori pertanggungjawaban itu, mungkin “politis” ataupun “yuridis” risiko kegagalan bertanggungjawab politis, umumnya risiko terhadap posisi jabatan. Tanggung jawab yuridis bisa berupa tanggungjawab secara hukum “keperdataan”, “pidana” atau secara hokum administrasi Negara.”
Bentuk-bentuk risiko itu misalnya secara politis copot kedudukan, secara keperdataan misalnya membayar ganti rugi mengembalikan asset kepada yang berhak dan secara hukum pidana misalnya masuk penjara, penjara atau kurungan. Secara administrasi Negara dikenakan sanksi hukum administrasi, misalnya
dischor (non aktif sementara), on’slage (pecat), turun pangkat, mutasi dan
sebagainya.William N. Dann dalam bukunya “pengantar analisis kebijakan public” seraya menunjuk tulisan Duncan Mac Rac, Jr. mengatakan analisis kebijakan, melibatkan berbagai disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat deskriptif,
35
evaluative dan preskriptif) Sebagai disiplin ilmu terapan (applied science), analisis kebijakan meminjam tidak hanya ilmu social dan perilaku, tetapi juga administrasi public, hukum, etika dan berbagai macam cabang analisis sistem dan matematika terapan.
G. Negara Pelayanan dan Pelayanan Umum 1.
Negara pelayanan (service state) Public service (penyelenggaraan kepentingan umum) adalah istilah cakupan meliputi seluruh peranan dan fungsi pemerintah baik sebagai legal state
36
(negara hukum) maupun sebagai administrative state (administrasi negara) Sebagai political state (semata-mata Negara politik) pemerintah menjalankan empat fungsi politik pokok (the classical functions of go
government) yaitu a.
Maintenance of peace and order (memelihara ketertiban dan ketenangan) yaitu mengatasi gangguan terhadap ketertiban baik gangguan-gangguan yang datang dari warga masyarakat sendiri maupun pertahanan dan keamanan.
b.
Fungsi pertahanan dan keamanan c. Fungsi diplomatic d. Fungsi perpajakan
35 William N. Dann, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, ed II, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2003, hal 97 36 S.P. Siagian. Administrasi Pembayaran, Jakarta: Gunung Agung, hal 37
Karena pengaruh dinamika dan perubahan masyarakat, baik yang timbul karena perkembangan kesadaran hukum (rechtsbeustzijn), dan sebagainya, maka warga masyarakat makin sadar akan hak dan kewajibannya dan semakin berusaha melindungi kepentingan mereka baik terhadap sesama warga negara maupun terhadap kesewenangan penguasa.
Mengenai hal ini, di Indonesia, landasan konstitusional bagi hak perlindungan hukum (rechtsbe rscherming law protection) dan kewajiban masyarakat itu, ialah Pasal 27 UUD 1945 ayat (1) yang berbunyi: segala warga Negara Indonesia bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjungi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
Berdasarkan kesadaran hukum masyarakat yang demikian pemerintah berkembang kearah pemerintahan menurut hukum (the rule of law) dan tugas pemerintahan pun berkembang kearah protective function (fungsi perlindungan) dan Negara dikembangkan sebagai legal state (Negara hukum)
2. Pelayanan umum (public service)
Dalam bukunya “beberapa catatan hukum tata pemerintahan dan peradilan administrasi Negara”, Koentjoro Poerbopranoto, mengatakan bahwa tindakan aktif dan positif daripada tindakan pemerintahan ialah penyelenggaraan kepentingan umum, tugas mana merupakan tugas dari semua aparat pemerintahan termasuk para pegawai negeri sebagai alat pemerintahan. Sehubungan dengan perihal tugas tersebut, Koentjoro menunjuk Pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian di mana disebut sebagai
37
berikut ”pegawai negeri adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan”.
Kepentingan umum, menurut Koentjoro meliputi kepentingan nasional dalam arti kepentingan bangsa, masyarakat dan Negara bahwa kepentingan umum mengatasi kepentingan individu, kepentingan golongan dan kepentingan daerah.
Kepentingan umum atau kepentingan nasional menjadi tugas daripada eksistensi pemerintah Negara, demikian Koentjoro menegaskan seraya menitisir tujuan pemerintah Negara RI yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut;”Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan social”.
H. Perencanaan sebagai Subsistem Manajemen
Banyak definisi atau rumusan mengenai perencanaan M. Manullang, mengemukakan batasan yang diberikan Newman yang menyatakan “planning is
deciding in advance what is to be done” berarti perencanaan adalah penentuan
38
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan
37 Koentjoro Poerbopranoto. Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Cara Peradilan Administrasi Negara, Jakarta: Binacipta, hal 36 38 William Newman dalam M. Manullang. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta:Ghalia, tanpa tahun, hal 47
Louis A Allen menyatakan planning is the determination of a course of
action to achieve a desired result. Maksudnya perencanaan adalah penentuan
39
serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan Mirip dengan rumusan Allen Charles Bettleheim menyatakan : A plan carry consists of the totality of arrangements decided upon in order to carry out a project, dan disebutnya dua unsur yang terdapat pada setiap rencana yaitu: 1.
a project, that is art and which one proposer to achieve dan 2. the arrangement decided upon in order that this and may be achieved, that is the determination of the means
Dalam setiap rencana terdapat dua unsur yaitu “tujuan dan alat” yang perlu
40
untuk mencapai tujuan itu. Pengertian perencanan menurut Koont’z dan Cyril O Donnel di dalam bukunya “principle of management” adalah persiapan yang diatur dari setiap usaha yang mewujudkan / mencapai tujuan yang telah
41
ditemukan Sondang P. Siagian mengemukakan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
42 ditetapkan.
Berdasarkan kedua pengertian / definisi di atas dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah rumusan yang diteliti daripada kebijaksanaan-kebijaksanaan mengenai berbagai aspek serta kegiatan termasuk penggunaan sumber-sumber
39 40 Ibid 41 Ibid. 42 Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen,, Jakarta: Ghalia, 1985, hal 28 Siagian. Filsafat Administrasi, Jakarta: Gunung Agung, 1985, hal 108 dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam hal mana kebijaksanaan-kebijaksanaan itu mencakup: a.
Struktur organisasi yang hendak diciptakan b. Pengadaan serta penggunaan tenaga kerja c. Sistem dan prosedur yang hendak digunakan dan d. Alat-alat diperlukan untuk kelancaran kegiatan-kegiatan itu
Dengan titik focus yang sedikit berbeda, walaupun masih sejalan dengan pengertian diatas T. Hani Handoko, mengatakan bahwa perencanaan adalah sebagai pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana serta oleh siapa
43 Pengertian ini adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dalam arti ada
beberapa alternatif yang harus dipertimbangkan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan. Alternatif-alternatif adanya beberapa alternatif berarti dalam setiap perencanaan ada skala prioritas, yaitu penentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehubungan dengan alternatif-alternatif tersebut berarti ada : a.
Suatu proses pengambilan keputusan yang menentukan skala prioritas b. Sistem dan prosedur kerja c. Struktur organisasi d. Sumber-sumber yang digunakan
43 T.Hani Handoko. Management, Yogyakarta: BPFE, 1984, hal 74