Sistem Informasi Akuntansi Pajak Kenderaan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

(1)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI

SUMATERA UTARA

Oleh :

ELLY SABETH GINTING 112102154

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS

PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna mengakhiri proses pembelajaran di Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Dalam melaksanakan proses penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini, penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu dalam proses menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara lain:

1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs.Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi DIII

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs.Rasdianto, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan serta petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.


(3)

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis beserta staff pegawai.

5. Bapak Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Medan

Selatanyang telah memberikan kesempatan untuk riset dan telah membantu selama proses penelitian berlangsung.

6. Bapak dan Ibu pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera

Utara yang telah membantu selama proses penelitian ini berlangsung.

7. Bapak dan Ibu pegawai Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu

Atap (SAMSAT) yang telah membantu serta mendukung dalam proses penelitian hingga pembuatan Tugas Akhir berlangsung.

8. Teristimewa kepada Ayah dan Ibunda Tercinta N.Ginting dan T. Br

Sitepu yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya selama ini.

9. Buat saudara/I ku tersayang Annicke Ned Ginting dan Tommy Ned

Ginting yang telah membantu dan senantiasa mendukung penulis dalam Doa.

10. Sahabat-sahabat ku terima kasih atas dukungan serta bantuan yang

telah dilakukan selama proses perkuliahan serta pada semua yang telah kita lalui selama ini, semoga persahabatan kita akan tetap abadi.

11. Buat teman-teman yang tidak tersebut namanya satu persatu terkhusus

Grup C Angkatan 2011.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Namun dengan usaha dan kerja keras yang dilakukan secara


(4)

maksimal dan banyaknya bantuan dari segala pihak, akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2014 Penulis

Elly Sabeth Ginting NIM. 11210154


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6

D. Rencana Penulisan...7

1. Jadwal Penelitian...7

2. Rencana Isi...8

BAB II : DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATER UTARA A. Sejarah Ringkas ...10

B. Struktur Organisasi...12

C. Uraian Tugas (Job description)...13

D. Jaringan Usaha/Kegiatan...31

E. Kinerja Terkini...33


(6)

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sistem Informasi Akuntansi...36

B. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi

Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan

Daerah Provinsi Sumatera Utara...38

C. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi

Pendapatan pada Pajak Kendaraan Bermotor...42

D. Analisis Sistem Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ...44

E. Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

dari Pajak Kendaraan Bermotor...50

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...57 B. Saran...59


(7)

DAFTAR TABEL

TABEL Judul Halaman

1.1. Jadwal Penulisan...7

2.1. Program & Kegiatan...32

2.2. Tujuan & Indikator Kerja...34

3.1. Target Penerimaan PKB Provinsi Sumatera Utara...43

3.2. Sistem Organisasi SAMSAT...46


(8)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Judul Halaman

2.1. Strukutur Organisasi Dinas Pendapatan


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam meningkatkan kehidupan masyarakat, ini dapat dibuktikan dengan adanya semakin tinggi tingkat konsumsi terhadap barang-barang produksi. Dengan pembangunan yang semakin meningkat sehingga diperlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Maka dari itu instansi kepemerintahan akan memenuhi dalam pembiayaan pembangunan ini memperoleh sumber pembiayaan baik dari luar negeri berupa pinjaman dari luar negeri.

Sumber yang diperoleh dalam negeri merupakan berupa penjualan hasil alam dan produksi dalam negeri serta penerimaan pemerintah dari sektor pajak. Dengan adanya kebijaksanaan dari pemerintah, maka sumber pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri baik dengan ekspor komoditi serta penerimaan pemerintah yang berasal dari sektor pajak. Adapun sumber pembiayaan pembangunan yang diperoleh dari dalam negeri hendaknya digali secara intensif dan efektif serta bertanggungjawab tanpa melupakan azas keadilan bagi masyarakat. Yang mana dalam hal ini pemerinta berperan dan tanggungjawab masyarakat dalam keikutsertaannya dapat dilihat dari berbagai bidang pembangunan yang sangat diharapkan oleh pemerintah, salah satu peran dari mayarakat yang merupakan keikutsertaan dalam tanggungan tersebut adalah sebagai wajib pajak, yang secara sadar dan bertanggungjawab melaksanakan


(10)

kewajibannya membayar pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah. Untuk memenuhi pembiayaan program-program pembangunan daerah, maka pemerintah daerah memperoleh sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.

Adapun sumber pendapatan daerah tersebut digunakan dan dimanfaatkan dalam pembiayaan pembangunan daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor ini sangat tergantung dari seberapa banyak kendaraan bermotor yang beredar di masyarakat.

Dalam melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor ini telah melibatkan tiga instansi pemerintah yaitu: Dinas Pendapatan Daerah, Polisi Republik Indonesia, dan PT. Persero Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Dalam melaksanakan proses pencatatan dan pembayaran pajak kendaraan bermotor menggunakan Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap (SAMSAT) yang dilakukan oleh SAMSAT terdiri dalam melakukan proses pengeluran STNK, pembayaran pajak, BBNKB dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

Selanjutnya dalam mewujudkan tercapainya kesatuan dalam rangka wawasan nusantara serta kebijakan yang baik bagi masyarakat sekitar wilayah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka pengaturan yang akan dilakukan bagi pajak kendaraan bermotor oleh daerah dilaksanakan dalam melakukan pola keterpaduan dan keseragaman secara Nasional sehingga diperlukan perkembangan teknologi semakin pesat dan diiringi perkembangan sistem perkembangan serta sistem


(11)

informasi yang berbasis teknologi. Dampak dari globalisasi terasa berbagai aspek terlebih dalam bidang komputerisasi perusahaan atau organisasi telah mengakui peran komputer yang sangat membantu, terutama dalam menanggapi tuntutan era teknologi yang meningkatkan kemampuan berkomputerisasi.

Salah satu syarat untuk dapat berkomputerisasi adalah penyediaan suatu sistem informasi akuntansi yang cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya informasi yang cepat, tepat dan akurat maka suatu perusahaan atau organisasi dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat pula. Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai.

Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada komputer berbagai fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat sehingga disetiap organisasi yang ada saat ini telah banyak tersedia peralatan dengan teknologi tinggi yang bernilai sangat mahal. Peralatan tersebut digunakan untuk mendukung sistem informasi yang mereka butuhkan, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja organisasi. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.

Sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai serta pertumbuhan dalam kepemilikan kendaraan bermotor sampai dengan


(12)

pengembangan sistem informasi. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi pada dasarnya sebagai sarana atau alat. Namun demikian keberadaannya sangat penting dan sangat signifikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja. Demikian juga dilingkungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pengembangan teknologi informasi sudah dimulai. Beberapa produk pengembangan teknologi informasi dilingkungan Dinas Pendapatan Daerah salah satunya pelayanan Samsat Corner dan Samsat Gerai. Adapun yang dimaksud dengan Pelayanan Samsat yaitu pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan tidak memperhatikan domisili dari wajib pajak. Pelayanan untuk Samsat Corner terletak di Sun Plaza dan Plaza Medan Fair dan untuk Samsat Gerai terletak di Samsat Gerai Marelan dan Samsat Gerai. Pelayanan Samsat Link, sistem ini selain berpengaruh terhadap kinerja individu lebih efektif dan efisien juga banyak direspon oleh masyarakat karena untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Berdasarkan uraian diatas dinyatakan bahwa sistem informasi akuntansi sangat berperan dalam melaksanakan proses pelayanan di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara salah satunya merupakan Pajak Kendaraan Bermotor. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat Tugas Akhir yang berjudul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”


(13)

B. Rumusan Masalah

Adapun pokok bahasan penelitian ini, akan ditinjau rumusan masalah berikut:

1. Bagaimana peranan Sisitem Informasi Akuntansi pada Pajak

Kendaraan Bermotor yang ditargetkan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang meliputi:

a. Banyak penjual/pembeli kendaraan bermotor menunda

melaporkan tranksaksi jual beli pada kantor Samsat setempat, sehingga sulit untuk menjaring BBN-II

b. Masih banyak pemilik beca bermotor yang tidak memenuhi

kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) serta biaya pemeliharaan kendaraan bermotor.

c. Adanya kecenderungan angkutan plat hitam ingin merubah

plat menjadi kuning agar ringan membayar pajak, padahal dalam operasionalnya angkutan ini lebih berorientasi mencari keuntungan

d. Kurangnya kesadaran pihak leasing untuk melunasi Pajak

Kendaraan Bermotor terhadap kendaraan kendaraan yang ditarik dari wajib pajak, padahal subjek dan wajib PKB adalah orang atau badan yang menguasi curian motor (RANMOR). Ini terjadi karena keterbatasan kewenangan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam hal punishment.


(14)

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi adanya Pendapatan Asli Daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dicapai antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai pengetahuan

dalam bidang ekonomi akuntansi yang akan diperoleh mahasiswa di bangku kuliah pada praktik dunia kerja sesungguhnya.

2. Menambah ilmu pengetahua dan kemampuan yang dimiliki

mahasiswa/i sebagai bekal menghadapi dunia ekonomi.

3. Untuk menunjang kompetensi tenaga ahli madya akuntansi

4. Untuk memenuhi pesyaratan menyelesaikan perkuliahan DIII

Akuntansi.

5. Untuk mempersiapkan mental mahasiswa dalam berinteraksi

dengan keadaan dunia kerja yang nyata.

6. Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, serta

menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan.

Manfaat penelitian yang dicapai dengan antara lain sebagai berikut:

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas

dalam menganalisis sistem informasi pada Pajak Kendaraan Bermotor serta mendapatkan pengetahuan dalam sistem pemungutan maupun pembayaran pajak kendaraan bermotor.


(15)

2. Bagi Akademis, menambah perbendaharaan perpustakaan sehingga dapat dijadikan acuan mahasiswa yang akan mendapatkan penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan Sistem Informasi Akuntansi Pajak Kendaraan.

3. Bagi Instansi, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

penyempurnaan dalam perbaikkan sistem informasi dan mengamati kinerja petugas yang didasarkan oleh kemampuan sistem informasi.

D.Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

Adapun jadwal yang akan dilakukan dari bulan Juni sampai selesai dibulan Juli 2014 dalam melakukan riset di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara serta yang akan dilakukan dalam proses penyusunan Tugas Akhir. Agar lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi

No.

Kegiatan

JUNI 2014 I II III IV

1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukkan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 PenyusunanTugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir


(16)

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah dalam melakukan proses penulisan Tugas Akhir ini, Penulis telah membuat sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab, dimana setiap bab akan saling berkaitan dalam proses penyusunan. Agar lebih jelas penulis membuat sistematika berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian dan Rencana Penulisan. Rencana Penulisan terbagi atas dua yaitu Jadwal Survei/Observasi serta Rencana Isi.

BAB II : DINAS PENDAPATAN DAERAH SUMATERA UTARA Pada Bab II ini penulis akan membahas tentang Sejarah Singkat, Struktur Organisasi dan Personalia, Uraian Tugas (Job Description), Kegiatan Instansi, dan Rencana Kegiatan Instansi.

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTASI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Pada Bab III ini penulis akan membahas tentang Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas


(17)

Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor, Analisis Sistem Informasi Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor serta Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak Kendaraan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab IV ini penulis akan membahas tentang Kesimpulan dan Saran.

                                 


(18)

BAB II

DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas

Pada mulanya urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Oranisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973 Biro Keuangan berubah nomenkltur menjadi Direktorat Keuangan. sebagai konsekuensi perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami perubahan menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktoriat Keuangan. Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai tindaklanjut Surat Keputusan Menteri dalam Negeri R.I. tanggal 7 nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74), sehingga sejak tanggal 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan statusnya menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No. KUPD 3/12/43 tertanggal 1 September 1975 tentang “Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II seluruh Indonesia”, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula Pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Nomor 14/II/GSU, yang lebih lanjut keberadaannya diperkuat dengan


(19)

Perda Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku tanggal 31 Maret 1976).

Sebagai tindaklanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia (PP R.I) Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Orgnisasi Perangkat Daerah , Pemeritahan Provinsi Sumater Utara mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 tanggal 31 juli 2001 tentang Dinas-Dinas sebagai Instusi teknis, yang membentuk Pemerintah Provinsi (Gubernur) dalam melaksanakan tugas desentralisasi, desentralisasi dan tugas pembantu (medebewind). Salah satu dinas tersebut adalah DINAS PENDAPATAN DAERAH PROINSI SUMATERA UTARA (DIPENDASU). Mengingat luasnya wilayah kerja Dinas Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tupoksinya maka dibentuk UPTD/Unit Pelaksana Teknis Dinas (sebelumnya disebut cabang dinas). UPTD ini terdapat organisasi Sistem Administrasi Bersama di Bawah Satu Atap (SAMSAT). Sampai tahun 2004, telah dibentuk sebanyak 14 unit, yang terkait dengan Kantor Bersama SAMSAT. Sebagai pernyelenggara sebagian kewenangan pemerintah maupun tugas dekonsentrasi dibidang pendapatan daerah, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki peranan yang strategis “sebagai pengelola utama sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman pada prinsip akuntabilitas, transparansi, efesien, dan efektif”.


(20)

B. Struktur Organisasi

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor : 08 Tahun 2008

Tanggal : 28 Nopember 2008

Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

Provinsi Sumatera Utara

                              GAMBAR 2.1

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sumber: Buku Profil Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

UPTD  SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PENGEMBANGAN 

DAN PENGENDALIAN 

SEKRETARIAT KEPALA DINAS SUB BAGIAN UMUM BIDANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR KENDARAAN DIATAS AIR

BIDANG PAJAK AIR DAN PAJAK

LAINNYA BIDANG RETRIBUSI DAN PENDAPATAN LAINNYA  SEKSI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH SEKSI EVALUASI DAN PENGENDALIAN PENDAPATAN DAERAH   SEKSI HUMAS DAN PUBLIKASI    SEKSI TEHNIS PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DI ATAS

AIR SEKSI KEBERATAN DAN SENGKETA KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DI ATAS

AIR SEKSI PEMBUKUAN DAN PELAPORAN SEKSI TEHNIS PERPAJAKAN     SEKSI KEBERATAN DAN SENGKETA PAJAK SEKSI PEMBUKUAN DAN PELAPORAN SEKSI RETRIBUSI SEKSI PENDAPATAN LAINNYA SEKSI PENDAPATAN LAINNYA  


(21)

   

B. Uraian Tugas (Job Description)

1. KEPALA DINAS

(1) Kepala Dinas Pendapatan mempunyai tugas membantu Gubernur

dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang pendapatan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan konsep kebijakan daerah, ketentuan dan standar

pelaksanaan daerah kabupaten/kota serta standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dibidang pendapatan daerah.

b. Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama dengan pihak

terkait, pembinaan, pengendalian teknis dan evaluasi panggilan potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan sumber yang di tetapkan.

c. Penyusunan dan pelaksanaan rencana jangka menengah dan

tahunan dibidang pendapatan daerah, sesuai kebijakan daerah, ketentuan dan standar yang diterapkan.

d. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsinya kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah sesuai standar yang ditetapkan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur dan

sekretaris daerah sesuai standar yang ditetapkan masukan yang telah ditetapkan sesuai bidang tugas dan fungsinya.


(22)

(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Dinas dibantu oleh :

A. Sekretaris .

B. Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian.

C. Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan

di Atas Air.

D. Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya.

E. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi Sumatera Utara.

F. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah

Provinsi Sumatera Utara. A. Sekretaris

(1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam

pembinaan dan pengelolaan kepegawaian, keuangan, umum dan penyusunan program.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point (1),

Seretaris menyelanggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar penyelenggaraan

urusan pemberdayaan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan administrasi umum barang / perlengkapan serta penyusunan program.

b. Perencanaan dan pengadaan, kebutuhan internal dan kebuuhan

administrasi umum barang/ perlengkapan serta penyempurnaan /peningkatan pengelolaan, pemeliharaan atas penggunaannya.


(23)

   

c. Perencanaan, pengelolaan dan peningkatan pendayagunaan

organisasi dan kepegawaian, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Perencanan, pengelolaan, dan pengurusan pertanggung

jawaban keuangan dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan

barang/perlengkapan dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai

dengan bidang tugas dan fungsinya.

g. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas, sesuai

bidang tugas dan fungsinya.

(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaiman di maksud point

(1), sekretaris dibantu oleh :

a. Sub Bagian Sekretaris Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

a) Sub Bagian Umum mempunyai tugas:

a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar prosedur penyelenggaraan urusan tata usaha, administrasi umum dan barang/perlengkapan.


(24)

b. Menyelenggarakan urusan tata usaha, administrasi, umum dan barang/ perlengkapan serta administrasi kepegawaian sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris,

sesuai bidang tugasnya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Sekretaris,

sesuai bidang tugasnya.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Sekretaris, sesuai standar yang ditetapkan.

b) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a) Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk perencanaan pembaharuan dan penyempurnaan standar prosedur dan akuntabilitas pengelolaan keuangan.

b) Menyelenggarakan administrasi keuangan dan membuat

laporan keuangan sesuai ketentuan dan standar yang diterapkan.

c) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris,

sesuai bidang tugasnya.

d) Memberikan masukan yang perlu kepada Sekretaris,

sesuai bidang tugasnya.

e) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan


(25)

   

c) Sub Bagian Program mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar prosedur penyusunan program dinas.

b. Menghimpun dan menyusun rencana belanja dinas, sesuai

ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris,

sesuai bidang tugasnya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Sekretaris sesuai

bidang tugasnya.

2. Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian

(1) Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian mempunyai tugas

membentu Kepala Dinas dalam bidang penyusunan perencanaan dan pengembangan pendapatan daerah, evaluasi dan pengendalian pendapatan daerah serta hokum dan publikasikan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point(1), Kepala

Bidang Pengembangan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana strategis jangka menengah dan tahunan

dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

b. Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pengembangan

pendapatan daerah, evaluasi dan pengendalian pendapatan daerah serta hokum dan publikasi sesuai ketentuan standar.


(26)

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.

d. Pemberian yang dimasukan yang perlu kepada Kepala Dinas

sesuai bidang tugasnya.

e. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas peaksanaan tugas

dan fungsinya kepada kepala dinas sesuai standar yang ditetapkan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud poin (1), Kepala

Bidang Pengembangan dan Pengendalian dibantu oleh :

1. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah;

2. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah;

3. Seksi Hukum dan Publikasi;

1) Seksi Pengembangan dan Pengendalian Pendapatan Daerah,

mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk menyempurnakan dan penyusunan standar penerimaan, panggilan dan pengolahan potensi daerah dan perencanaan target pendapatan daerah.

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pengembangan dan Pengendalian, sesuai bidang tugasnya.

c. Memberikan masukan yang kepada Kepala Bidang


(27)

   

d. Melaksanakan pengkajian dakam pengembangan

pengolahan sumber pendapatan daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai standar yang ditetapkan.

2) Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pendapatan Daerah,

mempunyai tugas:

a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar evaluasi pengendalian pendapatan daerah.

b. Melaksanakan evaluasi dan pembinaan pendapatan

daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai bidang tugasnya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala

Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai bidang tugasnya.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai standarnya.


(28)

3) Seksi Hukum dan Publikasi mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan penyusunan dan eksaminasi produk

hukum.

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusuhan bahan laporan untuk publikasi.

d. Menyelenggrakan publikasi sesuai standard dan

rencana yang di tetapkan.

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala

Bidang Pengembangan dan Penegendalian sesuai bidang tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian sesuai standar yang ditetapkan.

3. Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air (PKB-KAA)

(1) Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas

Air yang selanjutnya disebut PKB-KAA mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis perpajakan,


(29)

   

keberatan dan sengketa PKB-KAA, pembukuan dan pelaporan PKB-KAA serta Bea Balik Nama/Kendaraan Bermotor-Kendaraan di Atas Air yang selanjutnya disebut BBN/KB-KAA.

(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang PKB-KAA,

mempunyai tugas:

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis pengelolaan

PKB-KAA serta BBN/KB-KAA, penatausahaan dan pemberian pertimbangan penyelesaian keberatan pajak, intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan, pembukuan dan pelaporan.

b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program

jangka menengah dan tahunan dibidang teknis perpajakan, keberatan PKB-KAA, pembukuan dan pelaporan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Penyelenggaraan koordinasi dan pengolahan data dalam

pengelolaan PKB-KAA serta BBN/KB-KAA, Intensifikasi dan Ekstifikasi, Keberatan PKB-KAA, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala dinas

sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu dari kepala Bidang PKB

kepada Kepala Dinas sesuai dengan tugas bidang yang dimiliki bagian Kepala Bidang tersebut.


(30)

f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang ditetapkan.

(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud point

(1), Kepala Bidang PKB-KAA dibantu oleh :

a. Seksi Teknis PKB-KAA.

b. Seksi Keberatan dan Sengketa PKB-KAA.

c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan.

a) Seksi Teknis PKB-KAA mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar bimbingan teknis pemungutan dan pengelolaan surat paksa serta intensifikasi dan ekstifikasi pemungutan PKB-KAA serta BBN/KB-KAA.

b. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan pengembangan dan peningkatan teknis perpajakan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Menyelenggarakan pemberian bimbingan teknis

pemungutan dan pengelolaan intansifikasi/ekstensifikasi pemungutan serta sosialisasi ketentuan yang berlaku sesuai ketentuan dan standar yang telah ditetapkan sebagaimana diatur dari bagian bidang yang ditetapkan.


(31)

   

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang PKB-KAA sesuai bidang tugasnya.

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang

PKB-KAA sesuai bidang tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang PKB-KAA sesuai standar yang ditetapkan.

b) Seksi Keberatan, Piutang dan Penagihan PKB-KAA

mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempunaan dan penyusunan standar pengajuan permohana atas keberatan Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut PKB, Pajak Kendaraan di Atas Air yang selanjutnya disebut PKAA, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjudnya disebut BBN-KB, Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air yang selanjutnya di sebut BBN-KAA dari wajib pajak, memberikan pertimbangan atas keberatan PKB-PKAA, BBN-KB, BBN-KAA, merumuskan kebijakan dalam rangka penagihan piutang PKB-KAA, BBN-KB dan BBN-KAA.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data


(32)

pengembangan dan peningkatan pembukuan pelaporan sesuai ketentuan dan standar yang di tetapkan.

c. Menyelenggarakan urusan pembukuan, penelitian dan

pembuatan laporan dan Unit-unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.

d. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk perhitungan biaya pemungutan PKB/BBN-KB, PKA/BBN-KAA, bagi hasil PKB/BBN-KB, PKAA/BBN-KAA kepada pemerintah kabupaten / kota.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh /kepala

Bidang PKB-KAA sesuai bidang tugasnya.

f. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang

PKB-KAA, sesuai bidang tugasnya. 4. Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya

(1) Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya, mempunyai tugas

membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis perpajakan, keberatan dan sengketa perpajakan, pembukuan dan pelaporan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point (1),

Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya menyelenggarakan fungsinya :

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis perpajakan,

keberatan dan sengketa perpajakan, pembukuan dan pelaporan, sesuai ketentuan dan standar yang di tetapkan.


(33)

   

b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program

pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai standar yang di tetapkan, rencana jangka menengah tahunan dibidang teknis perpajakan, keberatan dan sengketa perpajakan, pembukuan dan pelaporan.

c. Pelaksanaan, koordinasi dan pendataan dalam pengelolaan

teknis perpajakan, keberatan dan sengketa perpajakan, pembukuan dan pelaporan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai

ketentuan dan standar yang ditetapkan.

(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud

point (1) Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya dibantu oleh:

a. Seksi Teknis Perpajakan

b. Seksi Keberatan dan Sengketa Perpajakan

c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

a) Seksi Teknis dan Perpajakan

a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/ata

untuk penyempunaan dan penyusunan standar bimbingan teknis pemungutan dan pengelolaan surat paksa serta intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak


(34)

pengembalian dan pemanfaatan air bawah tanah/air permukaan yang selanjutnya disebut PPP-ABT/APU dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor yang selanjudnya disebut PBB-KB

b. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan pengembangan dan peningkatan teknis perpajakan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Menyelenggarakan bimbingan teknis pemungutan

pengelolaan, pengelolaan surat paksa, intensifikasi/ekstensifikasi pemungutan serta sosialisasi ketentuan yang berlaku sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pajak Air dan Lainnya sesuai bidang tugasnya.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanan

tugasnya kepada Kepala Bidang Pajak Air dan Lainnya sesuai bidang tugasnya.

b) Seksi Keberatan dan Sengketa Perpajakan mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pengajuan permohonan keberatan, penetapan denda dan sanksi kelalaian pembayaran PPP-ABT/APU an PBB-KB.


(35)

   

b. Mengumpulkan, megelola dan menyajikan bahan/data

untuk penyusunan rencana jagka menengah dan tahunan pengembangan dan peningkatan keberatan perpajakan lainnya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Menyelenggarakan penangan atas keberatan dri wajib

pajak, pemberian pertimbangan atas keberatan perpajakan lainnya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang

Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertangungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.

c) Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, megolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar pembukuan, pembuatan laporan, penelitian laporan dan perhitungan bagian provinsi dan kabupaten/kota dari PPP-ABT/APU dan PBB-KB.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data


(36)

pengembangan dan peningkatan pembukuan pelaporan sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Menyelenggarakan urusan pembukuan, penelitian an

pembuatan laporan penetapan dan realisas, denda dan tunggakan serta penelitia laporan dari Unit Pelaksanaan Teknis Dinas sesuai ketentuan dan stanar yang ditetapkan.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang

Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Pajak Air dan Pajak Lainnya sesuai bidang tugasnya.

5. Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya

(1) Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya mempunyai

tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis retribusi, pendapatan lainnya, pembukuan dan pelaporan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud point (1),

Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis retribusi,


(37)

   

b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian dan pengendalian rencana

pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang retribusi dan pendapatan lainnya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan koordinasi, bimbingan teknis, sosialisasi dan

penetapan dan pemungutan retribusi dan pendapatan lainnya, menyiapkan bahan dalam teknis retribusi dan pendapatan lainnya, intensifikasi dan ekstensifikasi serta pembukuan dan pelaporan sesuai ketentuan dan stanar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai

bidang tugas dan fungsinya.

(3) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud point

(1) Kepala Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya dibantu oleh :

a. Seksi Retribusi

b. Seksi Pendapatan Lainnya

c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

a) Seksi Retribusi mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar penetapan jenis retribusi , teknis pemungutan dan tata administrasi


(38)

retribusi, penetapan target serta koordinasi dan kerja sama dalam pemungutan retribusi.

b. Mengumpulan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan pengembangan dan peningkatan teknis retribusi sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

c. Menyelenggraan bimbingan teknis penetapan,

pemungutan dan administrasi retrebusi, sosialisasi standar yang ditetapkan, serta penetapan target retribusi sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya sesuai bidang dan tugasnya.

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang

Retribusi dan Pendapatan Lainnya sesuai bidang tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya sesuai bidang tugasnya.

b) Seksi Pendapatan Lainnya, mempunyai tugas:

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar koordinasi, pemungutan dan pengadministrasian serta optimalisasi Pendapatan berupa Bagi Hasil Pajak-Bukan Pajak


(39)

(BHP-   

BP), Penerimaan Lainnya dan setoran laba Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD;

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan pengembangan dan peningkatan pendapatan lainnya, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

c. Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi

pendapatan lainnya dan setoran laba BUMD, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, sesuai bidang tugasnya;

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Bidang

Retribusi dan Pendapatan Lainnya, sesuai bidang tugasnya;

f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lainnya, sesuai standar yang ditetapkan;

c) Seksi Pembukuan dan Pelaporan, mempunyai tugas:

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standar – standar pembukuaan dan pelaporan penerimaan retribusi,


(40)

pendapatan lainnya, serta penelitian laporan dari instansi pemungut;

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data

untuk penyusunan rencana jangka menengah dan tahunan pengembangan dan peningkatan pembukuaan dan pelaporan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

c. Menyelenggarakan pembukuaan dan pelaporan

penerimaan retribusi, pendapatan lainnya serta penelitiaan atas pelaporan dari unit pemungut, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

C. Jaringan Usaha/Kegiatan

Strategi pencapaian tujuan/sasaran Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari kebijakan dan program. Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati untuk dijadikan pedoman/pegangan atau petunjuk dalam pelaksanaan program dan kegiatan agar lebih terarah, terpadu sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Kebijakan yang telah ditetapkan dijabarkan secara rinci dalam program strategis dan selanjutnya kebijakan dan program ini akan dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan.

Strategi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang dapat mendukung dalam tercapainya proses kegiatan yang melewati sasaran dan target dapat dilihat dalam program dan kegiatan-kegiatan berikut:


(41)

   

Tabel 2.1

Program dan Kegiatan

PROGRAM KEGIATAN Program Peningkatan Sarana

Prasarana Aparatur

1 Penyediaan Prasarana

(membangun gedung baru)

2 Perbaikan Prasarana (rehabilitasi gedung)

3 Perbaikan Sarana (fasilitas) Kantor

4 Pemenuhan Sarana (melengkapi

fasilitas) Kantor Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

1 Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada PNS untuk mengikuti jenjang pendidikan formal (program belajar dan izin belajar)

2 Penyertaan PNS pada diklat teknis (kursus penjenjangan untuk peningkatan karier)

3 Penyertaan PNS pada diklat fungsional (kursus untuk meningkatkan kemampuan fungsional)

4 Melaksanakan study banding keluar Provinsi Sumatera Utara 5 Melaksanakan bimbingan teknis

implementasi peraturan perundang-undangan

6 Melakukan evaluasi secara

berkala terhadap kinerja para staf Program Peningkatan

Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1 Pemasangan dan Pengembangan Jaringan Teknologi Informasi Program Peningkatan Pendapatan

Daerah

1 Meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak

2 Melakukan sosialisasi

3 Melakukan Razia

4 Pendistribusian Wilayah


(42)

D. Kinerja Terkini

Untuk mengetahui pencapaian kinerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara perlu diketahui capaian kinerja kebijakan, program, dan sasaran kegiatan. Capaian kinerja ini menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai oleh seluruh jajaran Dinas Pendapatan Kota Medan melalui implementasi seluruh kebijakan program dan kegiatan.

Dalam penilaian maupun pengukuran kinerja kegiatan yang dilakukan dapat dilihat dari sejauh mana adanya kesesuaian antara program dengan kegiatan yang dilaksanakan yang dapat dilihat daril Tujuan dan Indikator Kinerja berikut:

Tabel 2.2

Tujuan dan Indikator Kerja

NO TUJUAN INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatkan Kualitas Administrasi Perkantoran

Meningkatkan kelancaran rutinitas tugas pokok dan fungsi

2 Meningkatkan Sarana

Prasarana Aparatur

Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan berkualitas

3 Meningkatkan Disiplin

Aparatur

Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan kepegawaian

4 Memfasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS

Mengoptimalkan sistem administrasi kepegawaian

5 Meningkatkan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki integritas serta akuntabel)

6 Meningkatkan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Mempersiapkan tercapainya sistem pelaporan pendapatan daerah cepat, tepat dan akuntabel 7 Meningkatkan Pendapatan

Daerah

Mengintensifkan potensi serta upaya-upaya mendapatkan sumber-sumber penerimaan bagi Provinsi Sumatera Utara


(43)

   

E. Rencana Usaha/Kegiatan

Rencana Usaha Kegiatan merupakan tindakan nyata untuk melakukan program, dalam jangka waktu tertentu, yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.

Tujuan penyusunan rencana usaha kegiatan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah untuk mencapai sasaran dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Berikut kebijakan yang yang telah ditentukan:

1. Kebijakan Optimalisasi Pajak Provinsi

2. Kebijakan Optimalisasi Retribusi Provinsi

3. Kebijakan Optimalisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah

4. Kebijakan Penetapan Harga

             


(44)

BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH

PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sistem Informasi Akuntansi

Tugas pengolahan data instansi dilaksanakan oleh sistem informasi akuntansi (SIA) yang mengumpulkan data kegiatan Instansi yang lalu memprosesnya menjadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal instansi, kecuali pesaing. Dengan jenis yang demikian, akhirnya dapat diketahui beberapa karakteristik Sistem Informasi Akuntansi (SIA), yaitu melaksanakan tugas yang diperlukan, berpegang pada prosedur standar, menangani data yang rinci, berfokus pada data masa lampau, dan menyediakan informasi pemecah masalah yang minimal.

Dalam mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi secara rinci penulis mengemukakan pengertian setiap suku kata yang terdapat dalam peristilahan tersebut, sebagai berikut:

1. Sistem

Menurut Mulyadi (2001:5), “Sistem merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.


(45)

   

Menurut James A. Hall (2009:6), “Sistem merupakan kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”.

2. Informasi

Menurut James A. Hall (2009:15), “Informasi merupakan penyebab pengguna data mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan dan dilihat dari apakah informasi tersebut memungkinkan penggunannya untuk mengambil tindakan dalam mengatasi masalah, mengurangi ketidakpastian, serta dalam membuat keputusan”.

3. Akuntansi

Menurut Carl S. Warren, James M, Reeve, dan Philip E, Fees (2005:10), “Akuntansi merupakan defenisi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Menurut Muhammad Gadde (1993:85), “Akuntansi adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, penganalisaan peringkasan, pengklasifikasian, dan pelaporan tranksaksi keuangan dari suatu kesatuan ekonomi untuk menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Jadi, Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak luar.


(46)

B. Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Kendaraan bermotor merupakan semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar dalam operasinya menggunakan roda motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. Adapun juga yang disebut dengan kendaraan bermotor umum yang merupakan setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang atau orang dengan dipungutnya bayaran, kendaraan tersebut harus membayar tarif Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut dengan PKB yang merupakan pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Jenis kendaraan bermotor terdiri dari sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang, alat-alat berat dan alat-alat besar. Kendaraan bermotor juga ada yang disebut dengan penguasaan Kendaraan Bermotor yang dimaksud dengan penguasa kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan semua jenis jalan darat, yang terdiri dari:

a. Kereta Api

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk


(47)

   

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki atau dikuasai kedutaan,

konsulat, perwakilan negara asing dan asas timbal balik dan lembaga-lembaga Internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah

d. Kendaraan Bermotor yang dioperasikan diatas air

Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok yang terdiri dari:

a. Nilai jual Kendaraan Bermotor

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan

dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor

Namun ketentuan perhitungan dasar pengenaan pajak kendaran bermotor sebagaimana yang diatas dapat ditinjau kembali setiap tahunnya. Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan diluar jalan umum, termasuk alat-alat besar serta kendaraan di air, dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor adalah nilai jual kendaraan bermotor, namun nilai jual kendaran bermotor ditentukan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Dalam harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, nilai jual kendaraan bermotor dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor berikut:

a. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder atau satuan tenaga


(48)

b. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi

c. Harga kendaraan bermotor dengan merek kendaraan bermotor

yang sama

d. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan kendaraan

bermotor yang sama

e. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor

f. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor yang

sejenis

g. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan

Import Barang (PIB)

Pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Pasal 8 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) ditetapkan sebesar:

a. 1,75% kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor Pribadi;

b. 1% untuk kendaraan bermotor angkutan umum;

c. 0,5% untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial

keagamaan; Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah;

d. 0,2% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar;

Kepemilikan Kendaraan Bermotor pribadi kedua dan seterusnya untuk kendaraan roda dua atau lebih, tarif pajaknya ditetapkan secara progresif, kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama dan alamat yang sama. Besarnya tarif pajak secara progresif adalah sebagai berikut:


(49)

   

a. Kepemilikan kedua 2%

b. Kepemilikan ketiga 2,5%

c. Kepemilikan keempat 3%

d. Kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 3,5%

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dikenakan untuk masa pajak 12 bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor, untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang karena keadaan kahar masa pajaknya tidak sampai 12 bulan, dapat dilakukan restitusi atas pajak yang belum dilalui 14 hari sebelum berakhirnya masa PKB, Gubernur atau Kepala Dinas dapat menerbitkan Surat Pemberitahuan Kewajiban Pemilik Kendaraan Bermotor (Super KPKB), Surat pemberitahuan kewajiban pemilik kendaraan bermotor (Super KPKB) sebagaimana dalam bentuk surat dan elektronik.

Setiap wajib pajak melaporkan data objek pajak, pelaporan yang akan dilakukan harus secara jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak sehingga kecil kemungkinan terjadi kesalahan jika dilakukan secara akurat, orang yang diberi kuasa olehnya atau ahli waris, pelaporan disampaikan paling lambat:

a. Untuk kendaraan baru 30 (tiga puluh) hari sejak saat kepemilikan

b. Untuk kendaraan bermotor mutasi, 30 (tiga puluh) hari sejak

tanggal Surat Keterangan Fiskal/Kwitansi/Surat Keterangan Mutasi dari Kepolisian.


(50)

c. Untuk kendaraan bukan baru sampai dengan tanggal berakhirnya masak pajak.

C. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu primadona bagi pembiayaan pembangunan di Daerah, Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pemungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial, yang pemungutannya diatur berdasarkan Peraturan Daerah No.1 Pasal 3 Tahun 2011 tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Dijelaskan pula, bahwa semua orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor wajib membayar pajak dengan nama Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang dipungut di Wilayah Daerah tempat kendaraan bermotor didaftarkan.

Fakta bahwa Pajak Daerah bermasalah antara target dan realisasinya, demikan juga terhadap Pajak Kendaraan Bermotor. Maka dari itu penermaan Pajak Kendaraan Bermotor haruslah diimbangi dengan efektivitas dalam proses pemungutannya. Pengelolaan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penerimaan-penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor sebagai komponen Pendapatan Asli Daerah khususnya pada Provisnsi Sumatera Utara. Penerimaan Pajak Pajak Kendaraan Bermotor dapat dinyatakan


(51)

   

efektif apabila realisasi melampui target yang telah ditetapkan. Berikut ini merupakan target dan realisasinya Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 3.1

Target Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Provinsi Sumatera Utara

TAHUN TARGET PENERIMAAN

REALISASI SELISIH

2011 20.014.015.000 34.503.070.678 172.39%

2012 1.199.234.457,34 1.211.332.519.878 100.22%

2013 1.340.999.154.058 1.343.966.124.830 172.39%

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas dari tahun 2012 hingga tahun 2013 penerimaan dari Pajak Kendaraan Bermotor mengalami kenaikan yang cukup siginifikan, apalagi jika dilihat pada tahun 2013, hal ini tentunya dapat membangun pemikiran yang positif dari masyarakat bahwa pihak-pihak yang terkait dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ini telah menjalankan peran dan fungsinya masing-masing dengan baik dikarenakan kenaikan yang terjadi pada penerimaan pendapatan pajak tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa kenaikan yang cukup siginifikan ini tidak dibarengi dengan hasil yang berkesinambungan, dalam arti lain selalu berfluktuasi. Namun jika dilihat secara keseluruhan dari tahun 2011 ke 2012 presentase keefektifannya Penerimaan Pajaknya sangat menurun dari 172.39% menjadi 100.22% sehingga dapat dilihat


(52)

bahwa penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pernah mengalami penurunan yang signifikan dalam penerimaan tarif pajak tersebut.

Maka dari itu sebaiknya pihak-pihak yang terkait dan berwenang dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ini harus perlu mengevaluasi, mengkaji kembali, lalu berusaha lebih meningkatkan kinerjanya dalam pemungutan maupun dalam mengelola Pajak Kendaraan Bermotor ini, sehingga diharapkan kedepannya Pajak Kendaraan Bermotor ini dapat diandalkan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang nantinya diperlukan untuk membiayai pembangunan Provinsi Sumatera Utara

D. Analisis Sistem Informasi Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Sistem pemungutan pajak kendaraan bermotor dilingkungan Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu primadona pendapatan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dikarenakan tiap tahunnya jumlah kendaraan bermotor mengalami penambahan.

Untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang baik dalam hal ini wajib pajak kendaraan bermotor, maka terbenutuklah loket-loket yang terdiri dari:

1) Loket 1 : pengambilan formulir

2) Loket2 : pendaftaran, penerbitan SKPD, penetapan PKB, dan

penetapan SWDLLJ

3) Loket 3 : Pembayaran PKB dan pengecapan


(53)

   

Dalam melakukan pembayaran wajib pajak instansi memberikan layanan bagi masyarakat melalui sistem kerja sama dengan jasa perbankan dalam hal ini Bank Daerah SUMUT untuk memudahkan wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar PKB/KB layanan ini sejalan dengan budaya organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara yakni melakukan Prima dalam Pelayanannmya, berikut fasilitas yang telah diberikan:

1. Samsat Drive Thru : Counter layananan pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB) dengan pengesahan STNK sehingga mempermudah Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

2. Sistem dan prosedur layanan Samsar Drive Thru membawa kendaraan

yang bersangkutan ke lokasi Dhrive Thru. Wajib Pajak tidak perlu turun dari kendaraannya, cukup hanya mempersiapkan dokumen asli.

3. Samsat Corner yakni layanan pengesahan STNK, pembayaran PKB

dan SWDKLIJ di pusat pembelanjaan (Mall, Supermarket, Hypermarket). Durasi maksimal 5 menit (terhitung sejak berkas diproses). Samsat Corner yang telah beroperasi Samsat Corner Sun Plaza dan Samsat Corner Plaza Medan Fair.

4. Bus Keliling merpakan fasilitas layanan pembantu yang disiapkan

untuk pengesahan STNK, pembayaran PKB dan SWDKLLJ dengan menggunakan kendaraan bermotor yang beroperasi dari satu tempat ketempat yang lainnya.


(54)

Adapula faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, yang meliputi:

Pertama, luasnya wilayah pengelolaan pajak Provinsi Sumatera Utara, maka sejak dibentuk tanggal 1 September 1975 dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, secara bertahap dilakukan pembentukan/pengembangan Unit Pelaksana Teknis Dinas/UPTD. Dalam perkembangannya, pada beberapa UPTD ini terdapat organisasi SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap). Sampai tahun 2004, telah terbentuk sebanyak 14 unit UPTD, yang sekaligus terkait dengan Kantor Bersama SAMSAT, yakni:

Tabel 3.2

Sistem Organisasi SAMSAT

NO

WILAYAH KERJA KABUPATEN/KOTA

UPTD/SAMSAT

SAMSAT PEMBANTU UNIT

1 Kota Medan & Sebagian

Deli Serdang

Medan Utara;

Didukung oleh Samsat Corner Plaza Medan Fair, Bus Keliling; Samsat Keliling Drive Thru;

1

Medan Selatan;

Didukung oleh Samsat Corner Sun Plaza, Bus Setempat Keliling dan Samsat Gerai Marelan;

1

2 Kota Binjai Binjai 1

3 Kabupaten Langkat Stabat 1

Pangkalan Brandan 1

4 Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam 1

5 Kabupaten Serdang

Berdagai

Sei Rampah 1


(55)

   

7 Kota Pematangsiantar Pematangsiantar 1

8 Kabupaten Simalungun Perdagangan 1

9 Kabupaten Tiba Samosir Balige 1

10 Kabupaten Samosir Pangururan 1

11 Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung 1

12 Kabupaten Humbang

Hasundutan

Dolok Sanggul 1

13 Kota Sibolga Sibolga 1

14 Kabupaten Tapanuli

Tengah

Barus 1

15 Kota Tanjung Balai Tanjung Balai 1

16 Kota Padang Sidempuan Padang Sidempuan 1

17 Kabupaten Tapanuli

Selatan

Sibuhuan 1

18 Kabupaten Asahan Kisaran 1

19 Kabupaten Batu Bara 1. Lima Puluh

2. Samsat Gerai Indrapura

1

20 Kabupaten Dairi Sidikalang 1

21 Kabupaten Pakpak Bharat Salak 1

22 Kabupaten Karo Kabanjahe 1

23 Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat 1

24 Kabupaten Labuhan Batu

Selatan

Kota Pinang 1

25 Kabupaten Labuhan Batu

Utara

Aek Kanopan 1

26 Kabupaten Mandailing Natal

1. Penyabungan

2. Natal

1

27 Kabupaten Nias Gunung Sitoli 1

28 Kabupaten Nias Barat -

29 Kabupaten Nias Selatan Teluk Dalam 1

30 Kabupaten Nias Utara -

31 Kota Gunung Sitoli -

32 Kabupaten Padang Lawas Sibuhuan 1

33 Kabupaten Padang Lawas

Utara

Gunung Tua 1

Agar unit pelayanan ini proporsional dalam memberikan pelayanan sehingga menghasilkan pengelolaan yang efesien dan efektif sesuai dengan keberadaan Kabupaten dan Kota yang saat ini berjumlah 32 Kabupaten/Kota, maka disetiap Kabupaten/Kota harus terdapat minimal 1 unit kantor Pelayanan.


(56)

Kedua, Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak, yang dapat berpengaruh pada besarnya penerimaan pajak yang digunakan untuk pembangunan daerah. Karena masih banyak wajib pajak yang menunggak dalam pembayaran pajak

Ketiga, Masih kurangnya pengetahuan tentang pajak oleh wajib pajak mengakibatkan proses pemungutan pajak jadi terhambat.

Keempat, ketidak seimbangnya antara jumlah petugas pemungutan pajak dengan jumlah wajib pajak yang setiap tahun semakin meningkat.

Kelima, secara umum kondisi sarana dan prasarana yang ada belum memadai untuk mendukung kelancaran proses administrasi. Oleh sebab itu, dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah, upaya-upaya penataan terus dilakukan, baik dengan cara meningkatkan kualitasnya maupun dengan cara menambah kuantitasnya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor pada Unit Pelayanan Pendapatan Daerah khususnya pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal

Faktor internal dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang belum memadai, petugas yang masih terbatas yang dapat memperlambat pelayanan terhadap wajib pajak, yang menyebabkan penumpukan berkas


(57)

   

dan waktu yang kurang efesien dalam pelayanan sehingga belum mencapai target.

Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari luas wilayahnya yang menyebabkan penerimaan belum mencapai target karena keterlambatan dalam proses pelaporan dari wajib pajak dan tingkat kesadaran wajib pajak yang masih kurang dalam tata cara pemungutan.

E.

Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak

Kendaraan Bermotor

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian pemerintah daerah dibidan keuangan, semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mencerminkan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan serta pemerintah, dengan meningkatnya PAD, akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan pemerintah pusat. Selain itu pemerintah daerah akan lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai dengan prioritas pembangunan yang sedang dilaksanakan didaerahnya.

Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pemasok Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan PAD merupakan salah satu bagian dari APBD. APBD merupakan dasar dan modal penyelenggaraan otonomi dan pembangunan daerah. Sehingga dapat diketahui bahwa betapa


(58)

pentingnya posisi dan fungsi PKB dalam pelaksanaan otonomi dan pembangunan daerah. Oleh karena itu upaya peningkatan PAD melalui PKB perlu dilakukan terlebih penyelenggaraan otonomi dan pembangunan daerah memerlukan modal finansial yang begitu banyak, dan jumlah kendaraan bermotor semakin lama semakin banyak. Hal ini merupakan peluang bagi upaya peningkatan PAD. Hal ini pula yang menyebabkan PKB menjadi primadona dalam upaya peningkatan PAD.

Jika melakukan upaya peningkatan PAD melalui sektor PKB, berarti harus melakukan upaya peningkatan PKB terlebih dahulu. Meningkatnya perolehan PKB menjadikan meningkatnya pula PAD, dan meningkatnya PAD maka meningkat pula APBD. Demikian juga sebaliknya jika perolehan PKB menurun maka mengakibatkan penurunan terhadap PAD, dan menurunnya PAD akan menurunkan perolehan APBD. Jadi diantara PKB, PAD, dan APBD memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan PKB, antara lain:

1. Dengan membuat aturan yang dapat menunjang upaya peningkatan

PKB;

2. Melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

meningkatkan upaya pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

3. Dengan memberitahukan kepada masyarakat tentang penitingnya

membayar pajak, agar masyarakat dapat membayar wajib pajak taat dan tepat


(59)

   

Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada Pajak Kendaraan Bermotor juga mengalami banyak hambatan, berikut yang dapat dilakukan PKB sehinggan dapat menanggulangi hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain:

a. Memperbaiki aturan hukumnya;

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas petugas pelaksana

c. Melengkapi fasilitas (sarana dan prasarana)

d. Memerbaiki kondisi masyarakat, meningkatkan kesadaran wajib

Pajak Kendaraan Bermotor agar taat dan tepat melaksanakan kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor.

Akan tetapi walaupun demikian hambatan jugan akan tetap ada. Hal ini wajar karena memang kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, watak, sifat masyarakat yang beraneka ragam, sehingga dapat mempengaruhi ketaatan mereka dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Hambatan-hambatan yang ditemui diwilayah Kantor Bersama SAMSAT adalah:

a. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor yang pindah alamat tanpa

pemberitahuan. Hal ini akan menyulitkan petugas dalam mencarinya;

b. Kendaraan yang dibeli secara kredit dengan menggunakan jasa

leasing akan tetapi karena tidak dapat mengangsur cicilannya kemudian kendaraan ditarik kembali. Hal ini menyebabkan pembeli tidak mau membayar Pajak Kendaraan Bermotornya;


(60)

c. Kendaraan yang sudah rusak atau hilang yang kemudian menyebabkan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor tidak mau membayar Pajak Kendaraan Bermotornya;

d. Kendaraan yang sudah dipindahtangankan (dijual) kepada pihak

lain tetapi masih belum balik nama. Karena merasa sudah menjual kendaraannya maka pemilik pertama tidak mau membayar PKB nya, sedangkan pemilik baru juga kurang memperhatikan kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotornya.

Fakta lain menyatakan, walaupun jumlah penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung menunjukkan peningkatan dan memberikan konstribusi yang besar terhadap penerimaan daerah, pencapaian hasil relatif masih dibawah target. Khususnya pencapaian target (realisasi) penerimaan pajak daerah dari sub-sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), berikut realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Tabel 3.3

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Untuk Bulan Mei Tahun 2014

TANGGAL PENYETORAN

JENIS PENERIMAAN

JUMLAH

PKB BBNKB DENDA

PKB DENDA BBNKB 02/05/2014 647.149.007 2.123.000

17.305.493 -

666.577.500 03/05/2014 702.748.896 7.503.000

24.612.024 -

734.863.920 05/05/2014 689.771.714 9.773.750 33.327.386 13.500 732.886.350


(61)

    06/05/2014 682.179.275 12.462.500 20.246.209 65.400 714.953.384 07/05/2014 619.927.667 5.916.000

25.070.334 -

650.914.001 08/05/2014 620.535.958 10.952.350 42.846.764 3.760 674.338.832 09/05/2014 457.870.188 3.907.500

15.517.887 -

477.295.575 10/05/2014 456.933.424 8.838.400

15.515.682 -

481.287.506 11/05/2014 555.569.501 10.843.400

16.874.039 -

583.286.940 12/05/2014 659.760.260 8.938.783

20.751.393 -

689.450.436 13/05/2014 617.607.120 6.714.150

29.925.088 -

654.246.358 JUMLAH 6.710.053.010 87.972.833 261.992.299 82.660 7.060.100.802

Sumber : Sistem Adminidtrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT)

Dilihat dari tabel diatas bahwa realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah setiap harinya mendapatkan perubahan penerimaan yang diterima oleh SAMSAT terutama yang diterima bagian penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan pajak pajak progeresif atas kepemilikan kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama tidak hanya memiliki satu tujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah saja namun kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kota-kota besar. Dengan terjadinya pengurangan penggunaan kendaraan bermotor diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan arus lalu lintas yang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas yang berada ditempat tersebut terutama pada kota-kota besar.


(62)

Berikut pengenaan pajak progresif didasarkan pada kepemilikan kendaraan bermotor:

a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah

sebesar 1% dan paling tinggi sebesar 2%

b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor dan seterusnya tarif dapat

ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% dan paling tinggi sebesar 10%

Salah satu pajak yang sangat besar pengaruhnya terhadap kas daerah adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam peraturan Nomor 5 tahun 2011 Pajak Kendaraan Bermotor termasuk dalam kategori pajak provinsi dalam hal ini daerah Provinsi Sumatera Utara. Peraturan daerah tentang pajak daerah menyebutkan pada bab1 bahwa pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

     


(63)

   

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belum tercapainya kepuasan

pelayanan dan waktu penyelesaian dalam sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilingkungan Provinsi Sumatera Utara dikarenakan kurangnya pengawasan petugas oleh atasan, sehingga tidak sesuai dengan waktu pelayanan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, kurang cepat dan pelayanan serta anggota belum terpenuhi dengan baik. Seperti efesiensi dan kesederhanaan prosedur yang kurang lengkap serta pemahaman wajib pajak terhadap mekanisme prosedur pelayanan yang masih relatif rendah.

Dalam melakukan pembayaran Wajib pajak instansi memberikan layanan bagi masyarakat melalui sistem kerja sama dengan jasa perbankan dalam hal ini instansi memberikan kemudahan bagi masyarakat setempat untuk membayar wajib pajak lebih mudah, layanan ini sejalan dengan budaya organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Penilaian terhadap kriteria pelayanan yang dilakukan oleh SAMSAT pada tingkatan ini sudah lumayan membaik, artinya berdasarkan hasil analisa data, presentase dominan memilih kategori yang mudah, sedang, efesien,cukup baik. Artinya pilihan responden terhadap SAMSAT sudah mulai membaik.


(64)

2. Pelayanan Kantor Bersama SAMSAT melibatkan tiga instansi yaitu, Dinas Pendapatan Daerah, Direktorat LaluLintas Kepolisian Daerah dan PT Jasa Raharja. Ketiga instansi ini bekerja sama melayani masyarakat yang bernaung dibawah satu atap atau satu kantor yang disetbut dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Sebelum adanya SAMSAT, masyarakat harus mendatangi ketiga instansi tersebut ditempat yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan biaya dan tenaga, hal ini sangat dirasakan tida efesien serta memberatkan masyarakat. Pengurusan PKB, BBN-KB dan SWDKLLJ oleh masyarakat pada awalnya dilakukan di lakukan di Ibu Kota Provinsi, karena belum terbentuknya cabang-cabang SAMSAT didaerah kabupaten atau kota.

PKB, BBN-KB dan SWDKLLJ merupakan pajak provinsi yang sangat berperan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah. Sedemikian besarnya pajak tersebut, sehingga pemerintah daerah perlu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang berurusan ke kantor SAMSAT.

Dalam melakukan upaya peningkatan PAD melalui sektor PKB, berarti harus melakukan upaya peningkatan PKB terlebih dahulu. Meningkatnya perolehan PKB menjadikan meningkatnya pula PAD, dan meningkatnya PAD maka meningkat pula APBD. Demikian juga sebaliknya jika perolehan PKB menurun maka mengakibatkan penurunan terhadap PAD, dan menurunnya PAD akan menurunkan


(65)

   

perolehan APBD. Jadi diantara PKB, PAD, dan APBD memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan. Fakta lain menyatakan, walaupun jumlah penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung menunjukkan peningkatan dan memberikan konstribusi yang besar terhadap penerimaan daerah, pencapaian hasil relatif masih dibawah taerget. Khususnya pencapaian target (realisasi) penerimaan pajak daerah dari sub-sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

B. Saran

1. Dalam rangka mengelola sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman pada prinsio akuntabilitas, transparansi, efesien dan efektif. Dengan peran yang strategis ini, maka Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dituntut untuk mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah secara terus menerus khususnya penerimaan dari Pajak Provinsi, mampu mewujudkan pelayanan prima dalam melaksanakan administrasi Paja Provinsi kepada Wajib Pajak, mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak, serta mampu mengoptimalkan kewenangan dibidang Pajak Provinsi Sumatera Utara.

2. Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah, UPTD Pelayanan


(66)

dalam mengelola sumber pendapatan Daerah yang ada dalam wilayah kerjanya sehingga tidak akan ditemukan kesalahan dalam perhitungan dan lainnya sehingga Aparat UPTD dapat lebih jeli dalam memantau, mendata dan sekaligus menagih terhadap objek pajak yang masih menunggak dan belum terpantau dan terdata, karena masih banyak tunggakan kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak dan BBN– KB.

3. Regulasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan bagi

aparatur Dinas Pendapatan Daerah dalam memberikan Pelayanan PKB dan BBN-KB bagui Wajib Pajak dan untuk menerbitkan surat dinas yang dibutuhkan oleh penerima pelayanan, agar dapat dievaluasi oleh Gubernur Sumatera Barat selaku unsur Pembina SAMSAT dan atau bahkan ditinjau kembali, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai penerima pelayanan sesuai dengan yang diharapkannya.


(1)

06/05/2014 682.179.275 12.462.500 20.246.209 65.400 714.953.384 07/05/2014 619.927.667 5.916.000

25.070.334 -

650.914.001 08/05/2014 620.535.958 10.952.350 42.846.764 3.760 674.338.832 09/05/2014 457.870.188 3.907.500

15.517.887 -

477.295.575 10/05/2014 456.933.424 8.838.400

15.515.682 -

481.287.506 11/05/2014 555.569.501 10.843.400

16.874.039 -

583.286.940 12/05/2014 659.760.260 8.938.783

20.751.393 -

689.450.436 13/05/2014 617.607.120 6.714.150

29.925.088 -

654.246.358 JUMLAH 6.710.053.010 87.972.833 261.992.299 82.660 7.060.100.802 Sumber : Sistem Adminidtrasi Manunggal di bawah Satu Atap (SAMSAT)

Dilihat dari tabel diatas bahwa realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah setiap harinya mendapatkan perubahan penerimaan yang diterima oleh SAMSAT terutama yang diterima bagian penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

Kebijakan pemerintah untuk memberlakukan pajak pajak progeresif atas kepemilikan kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama tidak hanya memiliki satu tujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah saja namun kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kota-kota besar. Dengan terjadinya pengurangan penggunaan kendaraan bermotor diharapkan mampu mengurangi tingkat kemacetan arus lalu lintas yang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas yang berada ditempat tersebut terutama pada kota-kota besar.


(2)

Berikut pengenaan pajak progresif didasarkan pada kepemilikan kendaraan bermotor:

a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1% dan paling tinggi sebesar 2%

b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% dan paling tinggi sebesar 10%

Salah satu pajak yang sangat besar pengaruhnya terhadap kas daerah adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam peraturan Nomor 5 tahun 2011 Pajak Kendaraan Bermotor termasuk dalam kategori pajak provinsi dalam hal ini daerah Provinsi Sumatera Utara. Peraturan daerah tentang pajak daerah menyebutkan pada bab1 bahwa pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

   


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belum tercapainya kepuasan pelayanan dan waktu penyelesaian dalam sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilingkungan Provinsi Sumatera Utara dikarenakan kurangnya pengawasan petugas oleh atasan, sehingga tidak sesuai dengan waktu pelayanan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, kurang cepat dan pelayanan serta anggota belum terpenuhi dengan baik. Seperti efesiensi dan kesederhanaan prosedur yang kurang lengkap serta pemahaman wajib pajak terhadap mekanisme prosedur pelayanan yang masih relatif rendah.

Dalam melakukan pembayaran Wajib pajak instansi memberikan layanan bagi masyarakat melalui sistem kerja sama dengan jasa perbankan dalam hal ini instansi memberikan kemudahan bagi masyarakat setempat untuk membayar wajib pajak lebih mudah, layanan ini sejalan dengan budaya organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Penilaian terhadap kriteria pelayanan yang dilakukan oleh SAMSAT pada tingkatan ini sudah lumayan membaik, artinya berdasarkan hasil analisa data, presentase dominan memilih kategori yang mudah, sedang, efesien,cukup baik. Artinya pilihan responden terhadap SAMSAT sudah mulai membaik.


(4)

2. Pelayanan Kantor Bersama SAMSAT melibatkan tiga instansi yaitu, Dinas Pendapatan Daerah, Direktorat LaluLintas Kepolisian Daerah dan PT Jasa Raharja. Ketiga instansi ini bekerja sama melayani masyarakat yang bernaung dibawah satu atap atau satu kantor yang disetbut dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Sebelum adanya SAMSAT, masyarakat harus mendatangi ketiga instansi tersebut ditempat yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan biaya dan tenaga, hal ini sangat dirasakan tida efesien serta memberatkan masyarakat. Pengurusan PKB, BBN-KB dan SWDKLLJ oleh masyarakat pada awalnya dilakukan di lakukan di Ibu Kota Provinsi, karena belum terbentuknya cabang-cabang SAMSAT didaerah kabupaten atau kota.

PKB, BBN-KB dan SWDKLLJ merupakan pajak provinsi yang sangat berperan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah. Sedemikian besarnya pajak tersebut, sehingga pemerintah daerah perlu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang berurusan ke kantor SAMSAT.

Dalam melakukan upaya peningkatan PAD melalui sektor PKB, berarti harus melakukan upaya peningkatan PKB terlebih dahulu. Meningkatnya perolehan PKB menjadikan meningkatnya pula PAD, dan meningkatnya PAD maka meningkat pula APBD. Demikian juga sebaliknya jika perolehan PKB menurun maka mengakibatkan penurunan terhadap PAD, dan menurunnya PAD akan menurunkan


(5)

perolehan APBD. Jadi diantara PKB, PAD, dan APBD memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan. Fakta lain menyatakan, walaupun jumlah penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung menunjukkan peningkatan dan memberikan konstribusi yang besar terhadap penerimaan daerah, pencapaian hasil relatif masih dibawah taerget. Khususnya pencapaian target (realisasi) penerimaan pajak daerah dari sub-sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB)

B. Saran

1. Dalam rangka mengelola sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan mendanai belanja Provinsi Sumatera Utara, dengan berpedoman pada prinsio akuntabilitas, transparansi, efesien dan efektif. Dengan peran yang strategis ini, maka Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dituntut untuk mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah secara terus menerus khususnya penerimaan dari Pajak Provinsi, mampu mewujudkan pelayanan prima dalam melaksanakan administrasi Paja Provinsi kepada Wajib Pajak, mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak, serta mampu mengoptimalkan kewenangan dibidang Pajak Provinsi Sumatera Utara.

2. Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah, UPTD Pelayanan Pendapatan Provinsi Sumatera Utara dapat lebih berperan aktif lagi


(6)

dalam mengelola sumber pendapatan Daerah yang ada dalam wilayah kerjanya sehingga tidak akan ditemukan kesalahan dalam perhitungan dan lainnya sehingga Aparat UPTD dapat lebih jeli dalam memantau, mendata dan sekaligus menagih terhadap objek pajak yang masih menunggak dan belum terpantau dan terdata, karena masih banyak tunggakan kendaraan bermotor yang tidak membayar pajak dan BBN– KB.

3. Regulasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan bagi aparatur Dinas Pendapatan Daerah dalam memberikan Pelayanan PKB dan BBN-KB bagui Wajib Pajak dan untuk menerbitkan surat dinas yang dibutuhkan oleh penerima pelayanan, agar dapat dievaluasi oleh Gubernur Sumatera Barat selaku unsur Pembina SAMSAT dan atau bahkan ditinjau kembali, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai penerima pelayanan sesuai dengan yang diharapkannya.