Analisis Average Investment Turn Over, Profit Margin Dan Return On Investment (RoI) (Survey Pada Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Sentra Kaos Suci Bandung).

(1)

PROFIT MARGIN DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI)

(SURVEY PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

DI SENTRA KAOS SUCI BANDUNG)

LAPORAN PENELITIAN

Program Hibah Penelitian Fisip Unpad Tahun 2012

Tim Peneliti Dr. Suryanto, SE., M.Si NIP 19700715 200112 1 001

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Penggunaan analisis rasio sebagai alat pembantu bagi pengusaha baru dilaksanakan oleh perusahaan berskala besar khususnya perusahaan-peusahaan yang sudah go public. Hal itu pun baru terbatas pada analisa antar waktu dari perusahaan yang bersangkutan (horizontal analysis). Sedangkan analisis terhadap rata-rata rasio dari perusahaan sejenis yang saling bersaing belum dapat dilakukan, oleh karena belum adanya rasio-rasio standar yang dapat diandalkan sebagai rasio pembanding. Akibatnya para pengusaha dari perusahaan sejenis masing-masing tidak memperoleh gambaran yang pasti tentang bagaimana posisi keuangan mereka dalam hubungannya dengan perusahaan pesaing. Bagaimana pula tentang tingkat hasil usaha mereka selama periode tahun berjalan; apakah di bawah, sama, ataukah berada di atas rata-rata perusahaan sejenis. Selanjutnya para pengusaha tidak akan dapat mengambil keputusan yang tepat tentang segi apa dan pada bagian mana di dalam perusahaan yang perlu diperbaiki. Para pengusaha juga tidak mempunyai patokan tentang pososisi bagaimana perusahaan tergolong baik dan karenanya harus dipertahankan.

Penelitian ini ditujukan untuk merintis jalan ke arah memperoleh rasio-rasio standar. Pada tahap pertama lebih bersifat studi lapangan untuk dapat menginventarisasikan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam upaya memperoleh angka rata-rata yang dapat dijadikan rasio standar bagi perusahaan sejenis.

Jika penelitian ini terlaksana, maka suatu pengalaman studi telah diperoleh dan diharapkan hal itu dapat dijadikan pedoman bagi langkah-langkah penelitian lebih lanjut mengenai topik yang sama pada jenis usaha Sentra Kaos Suci Bandung dan pada beberapa aspek keuangan lainnya.

Oleh karena berbagai keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berkut :


(3)

1. Pengumpulan data dan perhitungannya hanya ditujukan untuk memperoleh rata-rata atas opertating asset tur over, operating profit margin, dan return on investment.

2. Jenis usaha yang dipilih sebagai responden adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Sentra Kaos Suci Bandung

1.2. Perumusan Masalah

Para ahli keuangan telah lama mengintrodusikan analisis rasio sebagai salah satu pelengkap dalam menganalisis posisi keuangan dan posisi hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Arti praktis analisis ini akan nampak jika analisis rasio telah diakui kemanfaatannya oleh para pengusaha dan yang paling penting adalah jika sudah tersedia rasio standar bagi suatu industri, sebagai pembanding terhadap rasio industri peruashaan yang bersangkutan.

Dikenalinya karakteristik perusahaan terutama dalam aspek keuangannya merupakan hal penting baik bagi pengusaha yang telah berkecimpung dalam suatu usaha tertentu dan terutama bagi pengusaha yang akan terjun ke dalam bidang usaha tertentu. Informasi mengenai karakteristik-karakteristik perusahaan saat ini masih sangat langka. Keputusan mengenai apakah seorang pengusaha akan memasuki suatu bidang usaha tertentu, merupakan keputusan yang beresiko tinggi, mengingat hal ini menyangkut investasi yang jumlahnya terbatas.

Sehubungan dengan hal di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berkut :

a. Kurangnya pemanfaatan analisis rasio dalam pengambilan keputusan oleh para pengusaha

b. Kurang tersedianya rasio standar sebagai pembanding atas hasil perhitungan rasio perusahaan tertentu

c. Kurang tersedianya informasi mengenai karakteristik-karakteristik tertentu dari suatu bidang usaha.

1.3. Tujuan Penelitian


(4)

a. Mempelajari sejauh mana perhatian para pengusaha terhadap arti penting penggunaan ROI analysis sebagai alat analisis tingkat efektivitas, efesiensi dan profitabilitas perusahaan.

b. Untuk memperoleh angka rata-rata operating asset turn over, profit margin dan ROI dari beberapa perusahaan yang sejenis.

c. Untuk memperoleh kesimpulan mengenai karakteristik perusahaan-perusahaan yang diteliti berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio.

1.4. Kontribusi Penelitian

Adapun kontribusi dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Dapat dijadikan sumber masukkan kepada pihak-pihak yang berwenang tentang motif-motif yang menjadi penyebab mengapa pengusaha tidak menggunakan analisis rasio.

b. Hasil perhitungan berupa rasio standar akan dapat secara mudah dipergunakan sebagai bahan judgement bagi upaya evaluasi yang lebih luas c. Hasil kesimpulan mengenai karakteristik bidang usaha industri kerajinan

akan bermanfaat bagi para pengusaha.

d. Diharapkan menjadi dasar pelaksanaan penelitian berikutnya, yang akan melakukan penelitian secara lebih luas tentang topik yang sama.


(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam leteratur financial management analisis Return on Investment merupakan salah satu teknik analisis keuangan yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Analisis ini menurut Lukman Syamsuddin (2002) menghubungkan rasio-rasio aktivitas dengan margin laba dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio ini saling mempengaruhi, untuk menetapkan profitabilitas dari seluruh aktiva yang dioperasikan dalam perusahaan.

Pada sisi lain analisis ini menunjukkan rasio kecepatan perputaran aktiva. Di sini diperlihatkan bagaimana aktiva-aktiva lancar jika ditambahkan dengan aktiva tetap menunjukkan jumlah seluruh investasi. Hasil penjualan dibagi jumlah investasi menunjukkan tingkat kecepatan perputaran investasi atau investment turn over. Angka yang diperoleh memberikan makna tentang efektivitas dari penggunaan seluruh asset yang dioperasikan.

Analisis rasio Profit Margin menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003) serta Agus Sartono (2008) menunjukkan tentang margin laba. Sayang sekali diantara para penulis belum ada kesepakatan mengenai pengertian laba yang dijadikan dasar bagi perhitungan analisis rasio. Apakah yang dijadikan dasar adalah net operating incomei ataukah net income after tax. Dalam penelitian ini, kami cenderung menggunakan net income sebagai dasar perhitungan dalam perhitungan analisis rasio.

s Sale Net Income Net Margin Profit

Investment

Sales

Net

Over

Turn

Investment

ROI = OPM x ITO

Investment Total

Income Net

ROI

Kami menganggap perlu untuk menegaskan tentang arti yang akan kami gunakan dalam pembahasan analisa rasio, arti-arti tersebut kami anggap perlu


(6)

untuk dijelaskan agar diperoleh tingkat kejelasan yang memadai atas hasil penelitian kami. Return On Investment menurut Agnes Sawir (2002) menunjukkan kemampuan dari dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua aspek pemasok dana, baik persero maupun kreditur. Profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan penjualan yang dicapai. Investment Turn Over (ITO) menurut Munawir (2002) menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk berputar dalam suatu periode tertentu.

Baik ROI maupun OPM dinyatakan dalam prosentase, sedangkan ITO dinyatakan dalam bentuk desimal biasa. Seperti diketahui unsur ROI adalah OPM dan ITO, berdasarkan hal itu maka hal-hal yang mempengaruhi tingkat ROI adalah sebagai berikut :

1. Kecepatan perputaran asset 2. Margin laba

Sehingga besarnya ROI akan berubahkalau ada perubahan OPM dan atau ITO Apabila perusahaan memiliki data mengenai rata-rata tingkat perputaran investasi dan rata-rata margin laba antar perusahaan sejenis, maka dengan membandingkan ITO perusahaan dengan ITO rata-rata industri dapat disimpulkan tentang efektivitas penggunaan seluruh investasi dalam operasi perusahaan, dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis. Demikian pula dengan membandingkan OPM perusahaan OPM rata-rata industri dapat diketahui tingkat efesiensi operasi perusahaan dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis.

Sekiranya tingkat ROI suatu perusahaan masih di bawah ROI rata-rata industri, maka usaha untuk meningkatkan ROI dilakukan dengan cara meningkatkan dan memperbaiki titik lemah perusahaan, yang diketahui dari hasil pembandingan rasio.

Dalam usaha memperoleh rata-rata industri perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Perusahaan harus digolongkan berdasarkan tingkat homogenitas. Juga perlu diperhatikan tentang tipe hasil produksi, tipe usaha, tempat kedudukan perusahaan, besarnya perusahaan dan tipe langganan.


(7)

2. Adanya sistem pembukuan yang seragam, maksudnya ialah bahwa semua informasi akuntansi yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, yang berasal dari perusahaan yang menerapkan metode akuntansi yang sama dan diterapkan secara konsisten terhadap tahun-tahun sebelumnya.

3. Periode pembukuannya harus sama

4. Supaya angka rata-rata hasil perhitungan dapat dianggap representatif, maka nilai-nilai itu harus cenderung berpusat disekitarnya.


(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini disusun berdasarkan data dan informasi yang mendukung sesuai dengan sifat, permasalahan, dan tujuan dilakukannya penelitian. Dari data dan informasi tersebut penulis melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode survey. Metode ini dipilih karena penelitian lebih menitikberatkan pada aspek finansial dan bukannya manajerial, dimana data finansial hanya dapat diperoleh melalui interview atau pun questioner.

Sampling yang digunkan adalah purposive sampling, dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja dengan catatan sampel tersebut representatif. Hal ini dilakukan karena informasi yang mendahului tentang keadaan populasi sudah diketahui benar. Sehingga kami hanya mengambil key area ataupun key group. .

3.2. Jadwal Pelaksanaan

Adapun jadwal penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No. Uraian Kegiatan

Bulan

0 1 2 3

1. Studi pendahuluan 2. Penyusunan proposal 3. Studi lapangan

a. Observasi b. Dokumentasi

c. Pengolahan dan analisis data 4. Penyusunan laporan


(9)

3.3. Personalia Peneliti

Penelitian ini merupakan penelitian individu yang dilakukan oleh 1 (satu) orang peneliti dibantu oleh kelompok mahasiswa yang mengambil mata kuliah Analisis laporan Keuangan Bisnis. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : 1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Suryanto, SE., M.Si

b. Golongan/Pangkat /NIP : III d/Penata Tingkat I/197007152001121001 c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jabatan Struktural : Sekretaris Jurusan

e. Fakultas/Program Studi : ISIP/Ilmu Administrasi Bisnis f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran g. Bidang Keahlian : Keuangan Perusahaan h. Waktu untuk penelitian ini : 4 jam/minggu

2. Tenaga Laboran/Teknisi : -

3. Pekerja Lapangan/Pencacah : Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Bisnis yang berjumlah 11 orang


(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengantar Menuju Pengertian Financial Ratio Standards

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

a. Neraca

b. Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan ekuitas

d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana

e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Seperti yang telah disebutkan di atas, melaui laporan keuangan kita dapat mengetahui sejauh mana kinerja suatu perusahaan berkembang, melalui laporan keuangan pula kita dapat meramalkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang.

Untuk menginterpretasikan suatu ratio dari sebuah perusahaan tertentu, seorang analisi tidak dapat menentukan apakah suatu ratio mengindikasikan suatu kondisi yang favourable atau unfafourable tanpa menggunakan standar ratio sebagai pembanding. Standar-standar itu dapat bermacam-macam diantaranya :

a. Mental standar dari seorang analisis, misal mengenai konsep umum tentang apakah yang dimaksud dengan memadai atau normal, hal ini sangat tergantung pada pengalaman dan observasi.


(11)

b. Rasio dan persentase yang didasarkan atas catatan perusahaan atau laporan keuangan perusahaan tahun sebelumnya (horizontal analysis).

c. Rasio dan persentase dari perusahaan pesaing tertentu, khususnya perusahaan yang paling maju dan sukses.

d. Rasio dan persentase dari suatu industri dimana suatu perusahaan individual menjadi anggota.

e. Rasio dan persentase yang dikembangkan dengan menggunakan data yang dimasukkan ke dalam current budget. Rasio ini didasarkan atas pengalaman masa lalu perusahaan dengan beberapa modifikasi. Angka rata-rata industri bukanlah merupakan magic number yang harus diikuti atau dijadikan patokan oleh para pengusaha. Meskipun demikian, jika sebuah perusahaan memiliki rasio yang sangat berbeda dengan rata-rata industri, seorang analisis harus menemukan penyebanya. Mengenai kegunaan dari analisis ratio finansial, Weston mengemukakan bahwa analisis ratio janganlah dipergunakan dengan begitu saja, tapi hendaknya digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi suatu analisis lebih lanjut. Sedangkan Stewart Yarwood McMullen menekankan bahwa avaerage atau standar ratio bukanlah merupakan kondisi ideal.

Sebelum kami sajikan mengenai perhitungan average ratio, adalah berguna untuk mengklasifikasikan rasio-rasio ke dalam enam tipe utama, dimana average ratio merupakan rasio-rasio dari keseluruhan rasio perusahaan yang sejenis. Rata-rata itu adalah :

a. Liquidity Ratio

Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

b. Leverage Ratio

Mengukur samapai sejauh mana perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman.

c. Activity Ratio

Mengukur sampai sejauh mana perusahaan dapat menggunakan resources secara efektif.


(12)

Mengukur sampai sejauhmana efektivitas aktivitas manajemen yang ditujukan oleh pengembalian yang berasal dari penjualan dan investasi. e. Growth Ratio

Mengukur kemampuan perusahaan untuk memelihara posisi ekonominya sehingga selaras dengan pertumbuhan ekonomi dan industri.

f. Valuation Ratio

Mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan market value in excess of investment cost outlay.

4.2. Perkembangan Usaha Sentra Kaos Suci Bandung

Sentra usaha sablon yang sering dikenal dengan Sentra Kaos Suci, merupakan industri yang pada awal mulanya berdiri karena adanya aktivitas sablon di pemukiman Suci, tepatnya di kawasan Muararajeun, Bandung. Usaha sablon ini kemudian meningkat dan meluas dengan didukung oleh keterampilan lainnya yaitu jahit dan obras. Sehingga menjadikan kawasan ini sebagai kawasan industry kaos sablon dalam skala rumahan. Komoditas pada usaha sablin ini mencakup kaos, jaket, spanduk dan barang-barang lainnya yang proses produksinya melalui proses sablon. Ada beberapa usaha sablon yang menjadi pelopor antara lain: Sinar Advertama Sevicindo (SAS), Surya, Muarajeun Sport, dan C59.

Pada tahun 1990 terdapat sekitar 75 usaha sablon yang beroperasi di kawasan ini. Pemilik usaha yang muncul pada periode tahun 1985 sampai 1990 umumnya merupakan pekerja yang sebelumnya bekerja pada usaha sablon pelopor. Omzet usaha yang cukup tinggi dari industry kaos sablon ini kemudian menarik sejumlah pendatang yang ingin pula memperoleh keuntungan dari industri konveksi ini dengan memulai usaha dalam lingkup proses pendukung seperti menjahit, obras, dan pola.

Seiring dengan perkembangan hingga akhir tahun 2011, jumlah usaha sablon di Sentra Kaos Suci telah mencapai angka kurang lebih 340 usaha sablon (Berdasarkan data yang dimiliki oleh Koperasi Sentra Kaos Suci). Diakui oleh Ketua Koperasi Sentra Kaos Suci Ibu Mudji, bahwa setiap tahunnya jumlah usaha sablon pada Sentra Kaos Suci selalu berubah, mengingat semakin banyaknya pendatang yang ingin melakukan usaha serupa ataupun adanya


(13)

perubahan usaha beberapa pengusaha yang tidak dapat bertahan dalam kondisi semakin maraknya usaha sablon di Sentra Kaos Suci.

Pada prakteknya, dari keduapuluh pilihan badan usaha di atas, kami hanya berhasil mendapatkan informasi laporan keuangan sebanyak 11 perusahaan. Beberapa badan usaha diantara 11 perusahaan tersebut, merupakan badan usaha lain yang tidak terdapat dalam daftar awal badan usaha pilihan.

Adapun analisis laporan keuangan yang kami analisa terdiri dari: a. Investment Turnover

Investment Turnover (ITO) dikenal juga dengan sebutan Total Assets Turnover (TATO), merupakan rasio atau perbandingan antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasion ini merupakan ukuran sampai seberapa jauh aktiva (Harta Perusahaan) telah digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Perhitungan TATO dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Sales = Penjualan selama periode tertentu

Total Assets = Total harta yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu.

b. Rata-rata Profit Margin

Profit Margin Ratio atau Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak (net income after tax) dengan jumlah penjualan. Ratio ini mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Ratio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentasi dari penjualan. Perhitungan NPM dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

NPM =

Dimana:

Net Income = Penjualan bersih selama periode tertentu  Sales = Penjualan pada periode tertentu


(14)

c. Return on Investment

Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Perhitungan ROI dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

ROI = Dimana:

Net Income = Penjualan bersih selama periode tertentu

Total Assets = Total harta yang dimiliki perusahaan da;a, periode tertentu.

Seperti yang telah diuraikan di atas, laporan keuangan merupakan hal yang sensitif, oleh karena itu dalam melakukan analisa laporan keuangan, ditemukan hasil perhitungan yang kurang rasional atau tidak sesuai dengan standar akuntansi, karena data laporan keuangan yang kami dapatkan sangat terbatas.

Berikut ini merupakan ke 11 perusahaan yang kami coba analisis laporan keuangannya.

1. PT. Sinar Advertama Sevicindo

Bentuk perusahaan SAS ini yaitu Perseroaran Terbatas (PT). Perusahaan ini mulai bediri dalam bentuk perorangan pada tahun 1980, kemudian pada tahun 1995 berubah menjadi PT. Dimana latar belakang berdirinya PT. SAS ini yaitu untuk merespon peluang dan permintaan pasar advertising yang terus berkembang pesat.

Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia yang di aplikasikan di perusahaan ini menitikberatkan pada pembelajaran mandiri, inisiatif dan kreatifitas SDM. PT SAS ini mempekerjakan 45 karyawan dari mulai lulusan SMA sampai dengan Sarjanan Strata 1 (S1).

Produk-produk yang ditawarkan beragam dari mulai konfeksi, reklame outdoor, dan digital print. Kisaran harga yang ditawarkan sebagai berikut:


(15)

 Reklame outdoor : Rp 300.000,- s/d ~  Digital print : Rp 20.000,- / Meter

Media Promosi yang dilakukan perusahaan yaitu melalui penyebaran brosur, iklan melalui yellow pages, dan melalui media on line yaitu website.

Dari laporan keuangan perusahaan, maka dapat diolah ukuran perusahan dalam mengetahui perolehan laba bersih yang dikaitkan dengan investasi (ROI), untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam rangka memberikan return kepada pemegang saham (Profit Margin) serta, menganalisis perputaran investasi perusahaan (Invesment Turnover). Sehingga dapat dirumuskan sebagi berikut:

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 0,68 kali di atas artinya bahwa PT. SAS selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 0,68 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 0,68 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 30% Menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah) penjualan di tahun 2011, PT SAS mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,03,-

c. Return on Invesment (ROI)


(16)

Ownwer

Ibu Yuliana

Desain

Aru & Winny

Keuangan

Ibu Yuliana

Merkteing

Aru

Nilai sebesar 2%, menunjukkan kemampuan PT SAS menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan selama tahun 2011, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, PT. SAS akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,002,-

2. Baralack Colection Bandung

Bentuk badan usaha Baralack masih perorangan, dikarenakan prosedur yang menurut pemilik sangat rumit maka dari itu pemilik masih menjalankan perusahaan dengan bentuk perorangan. Baralack sudah berdiri sejak 7 tahun yang lalu, dimana sebelumnya usaha yang dijalankan berganti-ganti. Berawal dari hobi sang pemilik yaitu Ibu Yuliana dengan membat desain, maka beliau akhirnya memutuskan untuk merintis usaha penjualan kaos ini.

Struktur organisasi Baralack masih bersifat sederhana dan tidak tertulis jelas. Bila di konsep akan berbentuk sebagai berikut:

Produk yang di jual terdiri dari Kaos, Jaket, Topi, Sepatu, dan Almamater. Media Promosi yang digunakan melallui Internet saja.

Dari kedua laporan di atas, maka angka di atas dapat diolah sebagai ukuran perusahan dalam mengetahui perolehan laba bersih yang dikaitkan dengan investasi (ROI), untuk mengukue kemampuan perusahaan dalam rangka memberikan return kepada pemegang saham (Profit Margin) serta, menganalisis perputaran investasi perusahaan (Invesment Turnover). Sehingga dapat dirumuskan sebagi berikut:


(17)

1. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 0,68 kali di atas artinya bahwa Baralack Collection selama 1 tahun telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 0,68 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 0,68 ,- penjualan.

2. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 54% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Baralack Collection mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,054,-

3. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 37%, menunjukkan kemampuan Baralack Collection menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Baralack Collection akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 37,-

3. Mudji Sport & Reklame

Berawal dari usaha sampingan sambil menunggu rumah dan mengasuh anak, ternyata pelanggan dan konsumen sampai saat ini lebih dari 1.000 orang dari berbagai kalangan. Sebelum usaha, saya dipercaya mengelola Perusahaan


(18)

saudara ”PT. SAS Advertising Servicindo Bandung. Mulai buka usaha ”Mudji Sport & Reklame” awal Januari 1995 sampai sekarang dan telah memiliki lebih

dari 5 tempat usaha, 1 lembaga Yayasan Pendidikan Mudji Bina Mandiri, Pengelola Koperasi Produsen Sentra Kaos Suci Bandung dan dipercaya sebagai Kawasan Industri Klaster Tekstil dan Produk Tekstil Jabar Cemerlang. Disamping Kaos Suci sebagai salahsatu daerah Unggulan Wisata Belanja dari 7 Kawasan Revitalisasi Industri Perdagangan Kota Bandung.

Sampai saat ini jumlah tenaga kerja sebanyak 20 orang, Laki-laki 11 orang dan perempuan 9 orang. Mesin yang dimiliki saat ini 15 buah mesin; 7 mesin obras juki merk Yamata dan 3 mesin overdek Kansai, 8 mesin jahit juki, serta 2 mesin potong

Jenis Produk yang dihasilkan oleh perusahaan; Kaos partai pemilu kaos oblong, polo, switer, kemeja, jaket, sablon spanduk, bendera, umbul-umbul, dan baligho. Kapasitas Produksi untuk jenis produk yang dominan perbulannya adalah :

a. Kaos pemilu/pilkada 10.000 kaos diproduksi 2 minggu harga Rp. 6.000,- seragam olahraga 1000 perminggu harga Rp. 15.000, dan kemeja/jaket 500 perminggu harga Rp. 55.000,-.

b. Sablon Spanduk partai atau pameran 500 pcs. Perminggu harga Rp. 11.000,- permeter dan umbul-umbul 700 pcs. Perminggu harga Rp. 10.000,-

Sangat menarik sekali usaha ini karena adanya Pilkada langsung dan pemilu 2009 serta berbagai Pameran – Pameran yang dilaksanakan oleh berbagai Organizer. Pemasaran saat ini sudah merambah ke seluruh Nusantara Indonesia dari Sabang sampai Merauke seperti persiapan PON 2008 dan Pilkada atau Pemilu 2009. Kami juga menjajagi ke Mancanegara.

Dari laporan keuangan dapat diolah sebagai ukuran perusahan dalam mengetahui perolehan laba bersih yang dikaitkan dengan investasi (ROI), untuk mengukue kemampuan perusahaan dalam rangka memberikan return kepada pemegang saham (Profit Margin) serta, menganalisis perputaran investasi perusahaan (Invesment Turnover). Sehingga dapat dirumuskan sebagi berikut: a. Invesment Turnover (ITO)


(19)

Nilai sebesar 0,4 kali di atas artinya bahwa CV. MUDJI telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 0,4kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 0,4 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 7,6% Menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), CV. MUDJI mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0076,-

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 3%, menunjukkan kemampuan CV. MUDJI selama 1 tahun menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, CV. MUDJI akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,003,-

4. Cv. Planet Production

Planet Production adalah salah satu perusahaan konveksi yang didirikan oleh Bapak Wawan Gunawaan yang telah berdiri sejak 16 Agustus 1996 dan mempunyai kantor pusat di Jalan Surapati No. 92 Bandung yang telah berperan aktif dalam perkembangan dunia bisnis di Indonesia. Planet Production dapat memproduksi 20.000 – 30.000 kaos oblong per hari dengan didukung oleh 75


(20)

pekerja dan memiliki 50 mesin jahit, mesin obras dan mesin over deck. Pekerja tersebut terbagi dalam dua shift sehingga dapat berproduksi 24 jam non stop.

Planet Production telah banyak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bertaraf nasional dan telah mengeksport ke negara-negara lain diantaranya Turki, Malaysia, Jepang, Filipina dan negara-negara lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu Planet Production memperluas bidang usahanya dalam bidang kontraktor dan tidak menutup kemungkinan disuatu hari Planet Production akan memperluas lagi bidang usahanya dalam bidang-bidang lainnya.

a. VISI

Menjadi perusahaan komersial terkemuka di Indonesia yang membawahi unit-unit bisnis dengan keunggulan kompetitif dan komparatif dibidang perdagangan umum, pengadaan barang, telekomunikasi, komputer, konveksi, tekstil, advertising, kontraktor, percetakan.

Menjadikan CV Planet Production sebagai magnet bagi pembangunan komunitas creative dengan focus utama pada pengembangan potensi generasi muda Indonesia untuk berkembang menjadi individu yang kreatif dan inovatif yang siap menghadapi persaingan global

b. MISI

Merintis bisnis-bisnis baru yang didasarkan pada pemanfaatan popularitas dan kredibilitas Planet Production melalui kerjasama startegis dengan pihak-pihak lain yang relevan

Mengembangkan brand CV Planet Production sebagai icon bagi pengembangan bisnis telekomunikasi, kontraktor, konveksi, advertising, dan percetakan di Bandung dengan mempertahankan dan mengembangkan pasar bisnis di Indonesia.

Memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen ( keuangan, perpajakan, inventori dan HRM) yang menyokong peningkatan kinerja tim manajemen secara keseluruhan. Menjadikan bisnis Corporate Order sebagai embrio bagi bisnis Marketing

Solution yang mengedepankan creative concept, creative design dan creative activities sebagai keunggulan kompetitif dan komparatif yang ditawarkan dengan sasaran pasar perusahaan-perusahaan nasional yang


(21)

concern pada peningkatan layanan konsumen dan loyalitas produktivitas karyawannya

Dengan kesungguhannya berperan dalam bisnis di Indonesia Planet Production telah mendapatkan penghargaan-penghargaan antara lain:

a. INDONESIAN QUALITY AND DEVELOPMENT AWARD 2006 dari Pusat Prestasi Indonesia

b. ISLAMIC AWARD 2006 dari Indonesian Moslems Association

c. INDONESIAN BEST BUSINESS AND PROFESSIONAL INOVATION 2007 dari World Achievement Association

d. INDONESIAN BEST EXECUTIVE OF THE YEAR 2007 Yayasan Pernghargaan Prestasi Indonesia

Dari laporan keuangan dapat diolah sebagai ukuran perusahan dalam mengetahui perolehan laba bersih yang dikaitkan dengan investasi (ROI), untuk mengukue kemampuan perusahaan dalam rangka memberikan return kepada pemegang saham (Profit Margin) serta, menganalisis perputaran investasi perusahaan (Invesment Turnover). Sehingga dapat dirumuskan sebagi berikut: a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 7 kali di atas artinya bahwa CV. Planet Production selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 7 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 7,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)


(22)

Nilai sebesar 9 % menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), CV. Planet Production mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,009,-

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 68 %, menunjukkan kemampuan CV. Planet Production menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1000,- investasi, CV. Planet Production akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 68,-

5. Rizky T-Shirt

Rizky T-Shirt adalaha salah satu perusahaan konveksi yang didirikan oleh Bapak Jack pada akhir tahun 2002 yang beralamat di Jalan Suci No. . Selama 10 tahun menjalani bisnsi konveksi ini, Rizky T-Shirt masih berbentuk seperti agen, dimana setiap ada pesanan barang, mereka tidak memproduksi sendiri namun melempar kembali pesanan itu ke perusahaan konveksi yang lebih besar.

Rizky T-Shirt menerima segala jenis pesanan produk konveksi, mulai dari kaos, kemeja, topi, sampai pada produk spanduk baik itu yang manual ataupun digital. Dalam proses promosinya, Rizky T-Shirt menggunakan internet, dalam hal ini social media, beriklan di koran local, yellow pages sebagai medianya. Dengan karyawan berjumlah 2 orang, usaha ini bisa menghasilakan penjualan minimal setiap bulannya sebesar Rp. 15.000.000

Dari laporan keuangan dapat diolah sebagai ukuran perusahan dalam mengetahui perolehan laba bersih yang dikaitkan dengan investasi (ROI), untuk mengukue kemampuan perusahaan dalam rangka memberikan return kepada pemegang saham (Profit Margin) serta, menganalisis perputaran investasi perusahaan (Invesment Turnover). Sehingga dapat dirumuskan sebagi berikut: a. Invesment Turnover (ITO)


(23)

Nilai sebesar 8 kali di atas artinya bahwa Rizky T-Shirt selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 8 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 8,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 59 % menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Rizky T-Shirt mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,059,-

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 47 %, menunjukkan kemampuan Rizky T-Shirt menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1000,- investasi, Rizky T-Shirt akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 47,-

6. Haspel Production

Haspel Production adalah sebuah usaha konveksi yang baru berdiri sejak januari 2010 yang beralamat di Jalan Muararajeun Tengah No. 33 , Walaupun usaha yang baru di dunia konveksi, Hasple Production sebagai perusahaan baru dirintis oleh sodara Rangga Wildansya telah mampu melayani pesanan produk sablon untuk konveksi, mulai dari kaos, kemeja, topi, dll.


(24)

Latar belakang pendirian Haspel Production diawal dari rasa kurang puasnya Rangga ketika memesan produk kaos ke tempat konveksi lain, mulai dari waktu pengerjaanm harga yang lebih mahal, serta kualitas yang tidak sesuai harapan, sehingga pemilik berkeinginan untuk mendirikan usaha yang sesuai dengan keinginanya.

Dalam proses promosinya Haspel Production melakukan promosi melalui word of mouth, Hasple Production terus berkembang dan bersaing dengan pengusaha konveksi lainya yang berada disekitar Jalan Suci. Dengan karyawan 4 orang Haspel Production bisa mendapatkan penjualan sebesar Rp. 10.000.000 perbulan dengan rata-rata harga jual dari Rp.7.000 - Rp. 10.000.

Dari laporan keuangan dapat diolah sebagai ukuran perusahan dalam mengetahui perolehan laba bersih yang dikaitkan dengan investasi (ROI), untuk mengukue kemampuan perusahaan dalam rangka memberikan return kepada pemegang saham (Profit Margin) serta, menganalisis perputaran investasi perusahaan (Invesment Turnover). Sehingga dapat dirumuskan sebagi berikut: a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 0,63 kali di atas artinya bahwa Haspel Production selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 8 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 0,63 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 25 % menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Haspel Production mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,025,-.


(25)

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 16 %, menunjukkan kemampuan Haspel Production menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Haspel Production akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 16,-

7. Junia Production

Junia Production adalah perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang konveksi. Unit bisnis ini berdiri pada tahun 1990 di Jalan Surapati No.129 B, Bandung. Pemilik dari unit bisnis ini adalah Ibu Ninik Juniati. Latar belakang didirikannya adalah keinginan si pemilik untuk memiliki bisnis sendiri, dahulu Ibu Ninik Juniati adalah seorang karyawan SAS Advertising, yang kemudian pada akhirnya Ibu Ninik membuka bisnis. Junia Production memiliki 8 orang karyawan yang di pimpin oleh Ibu Ninik sendiri. Produk yang dihasilkan oleh unit bisnis ini adalah kaos, jaket, sweater, training, topi, dan kemeja. Kisaran harga jualnya bervariasi tergantung dari bahan, model serta banyaknya pesanan.

Sistem yang di terapkan dalam perusahaan ini adalah sistem kekeluargaan yang dimana sebagaian besar karyawannya adalah kerabat atau teman. Junia Production memiliki 8 orang karyawan yang di pimpin oleh pemilik nya langsung yaitu Ibu Ninik Juniati. Tidak ada training khusus yang di dapat oleh karyawan. Proses pembelajaran di instruksi kan dan diajarkan langsung oleh

OWNER Ninik Juniati

SEKRETARI S Tantin

JAHIT Kamto Nyangnyang

Ipul

SABLON

Tri Aan Doyok


(26)

owner.

Kisaran harga Junia Production adalah sebagai berikut:

 Kaos : Rp 30.000,- s/d Rp 60.000,-

 Jaket : Rp 85.000,- s/d Rp 130.000,-  Sweater : Rp 85.000,- s/d Rp 110.000,-

 Training : Rp 60.000

 Kemeja : Rp 85.000,- s/d Rp 100.000,-

 Topi : Rp 15.000,- s/d Rp 30.000,-

Junia production tidak melakukan promosi melalui media, promosi dilakukan dari mulut ke mulut .

Dari hasil observasi yang kami lakukan maka diperoleh data mesin dan alat produksi sebagai berikut :

 Mesin Jahit : 2 Unit  Mesin Obras : 2 Unit  Mesin Overdeck : 1 Unit  Mesin rantai : 1 Unit  Meja sablon : 1 Unit

Pada unit bisnis ini tidak terdapat persediaan bahan baku maupun barang jadi karena barang dibuat sesuai pesanan. Junia production tidak mempunyai gedung sendiri, tempat produksi sekaligus kantor mereka masih menyewa. Tidak terdapat neraca dan laba rugi. Pencatatan dilakukan masih secara manual yang di tulis di buku dan hanya berisi pemasukan dan pengeluaran. Data keuangan yang diperoleh serta perhitungan analisis keuangannya adalah sebagai berikut: a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 2 kali di atas artinya bahwa Junia Production selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 2 kali atau dapat


(27)

diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 2 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 28 % menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Junia Production mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,028,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 55%, menunjukkan kemampuan Junia Production menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Junia Production akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,055,-

8. Mia Details

Mia Details adalah perusahaan perseorangan yang bergerak dibidang konveksi. Unit bisnis ini berdiri pada tahun 1994 di Jalan Surapati No.119, Bandung. Pemilik dari unit bisnis ini adalah Bapak Agus Rahmat. Latar belakang didirikannya adalah keinginan si pemilik untuk memiliki bisnis sendiri, yang kemudian pada akhirnya Bapak Agus membuka bisnis. Mia Details memiliki 6


(28)

orang karyawan yang di pimpin oleh Bapak Agus sendiri. Produk yang dihasilkan oleh unit bisnis ini adalah kaos, jaket, sweater, training, topi, dan kemeja. Kisaran harga jualnya bervariasi tergantung dari bahan, model serta banyaknya pesanan.

Sistem yang di terapkan dalam perusahaan ini adalah sistem kekeluargaan yang dimana sebagaian besar karyawannya adalah kerabat atau teman. Mia Details memiliki 6 orang karyawan yang di pimpin oleh pemilik nya langsung yaitu Bapak Agus. Tidak ada training khusus yang di dapat oleh karyawan. Proses pembelajaran di instruksi kan dan diajarkan langsung oleh owner.

STRUKTUR ORGANISASI MIA DETAILS 2012

K

isaran harga Mia Details adalah sebagai berikut:

 Kaos : Rp 30.000,- s/d Rp 60.000,-  Jaket : Rp 85.000,- s/d Rp 130.000,-  Sweater : Rp 85.000,- s/d Rp 110.000,-  Training : Rp 60.000,- s/d Rp 90.000,-  Kemeja : Rp 85.000,- s/d Rp 100.000,-

 Topi : Rp 15.000,- s/d Rp 30.000,-

Mia Details tidak melakukan promosi melalui media, promosi dilakukan dari mulut ke mulut . Dari hasil observasi yang kami lakukan maka diperoleh data mesin dan alat produksi sebagai berikut :

 Mesin Jahit : 2 Unit  Mesin Obras : 2 Unit  Mesin Overdeck : 1 Unit  Mesin rantai : 1 Unit

OWNER

Agus Rahmat

FRONT

OFFICE

Hendra

TUKANG

JAHIT

Ucup

Asep

TUKANG

SABLON

Roni

Yunan

KURIR

Gugun


(29)

 Meja sablon : 1 Unit

Pada unit bisnis ini tidak terdapat persediaan bahan baku maupun barang jadi karena barang dibuat sesuai pesanan. Mia Details tidak mempunyai gedung sendiri, tempat produksi sekaligus kantor mereka masih menyewa. Tidak terdapat neraca dan laba rugi. Pencatatan dilakukan masih secara manual yang di tulis di buku dan hanya berisi pemasukan dan pengeluaran. Perhitungan analisis keuangannya adalah sebagai berikut :

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 1,45 kali di atas artinya bahwa Mia Details selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 1,45 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 1,45 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 33% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Mia Details mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,033,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 48%, menunjukkan kemampuan Mia Details menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,-


(30)

investasi, Mia Details akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,048,-

9. Marabunta Konveksi

Marabunta Konveksi, merupakan salah satu bentuk usaha perseorangan yang bergerak dalam bidang usaha jasa konveksi pakaian jadi. Marabunta Konveksi telah berdiri sejak Januari 2010, dibawah pimpinan Kurniawan. Besarnya keinginan Kurniawan untuk membukan lapangan pekerjaan, membuat Kurniawan menjadi semakin mantap dalam menjalankan usahanya. Hingga saat ini, Kurniawan telah memiliki 10 orang karyawan dengan divisi yang berbeda.

Pakaian yang Marabunta Konveksi produksi adalah pakaian-pakaian untuk kalangan anak muda seperti, T-Shirt, Boxer, Jacket, dan sebagainya. Produk hasil produksi Marabunta Konveksi memiliki harga yang cukup bersaing, yaitu berkisar antara Rp. 22.000,- - Rp. 50.000,-. Dalam usianya yang baru menginjak 3 tahun ini, Marabunta Konveksi telah memiliki banyak relasi ataupun pelanggan, hal tersebut menjadikan salah satu kekuatan perusahaan, karena meskipun Marabunta Konveksi belum pernah melakukan promosi melalui media massa, Eksistensi Marabunta dalam Bisnis Konveksi, khususnya di Sentra Kaos Suci tetap terjaga.

Marabunta Konveksi, dalam melakukan pencatatan transaksinya masih menggunakan pembukuan yang sangat sederhana. Setiap transaksi baik itu pemasukan ataupun pengeluaran dicatat secara manual dan dilakukan secara langsung oleh Pemilik. Keterbatasan pencatatan akuntansi Marabunta disebabkan oleh belum adanya tenaga kerja yang dapat mengelola pencatatan akuntansi yang telah sesuai dengan standar akuntansi. Maka berdasarkan hasil survey lapangan yang kami lakukan, melalui Kuesioner yang diisi secara langsung oleh pelaku usaha, maka kami mendapatkan data sebagai berikut: a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 1,06 kali di atas artinya bahwa Marabunta Konveksi selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva


(31)

sebanyak 1,06 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 1,06 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 19% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Marabunta Konveksi mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,019,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 21%, menunjukkan kemampuan Marabunta Konveksi menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Marabunta Konveksi akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,021,-

10. Alfabert Art

Alfabert Art adalah sebuah perusahaan konveksi yang didirikan Elma Kumalasan bersama suaminya semenjak tahun 2004 (8 tahun lalu), ditahun 2008 Alfabert Art memiliki mesin yang membuat pemasukannya semangkin meningkat, dan semenjak tahun 2004 Alfabert Art mengerjakan pemesanan secara sendiri baik menjait, sablon, dan lain-lain.

Mempunyai 4 pegawai Tetap, dan jika pemesanan/order banyak maka akan ditarik pegawai cabutan. Berlokasi di Jl.Mustofa No.79c, Pemilik berasal dari Lampung, sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Berikut ini merupakan laporan keuangannya:


(32)

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 7 di atas artinya bahwa Alfabert Art selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 7 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 7 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 17% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Alfabert Art mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,017,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 99%, menunjukkan kemampuan Alfabert Art menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Alfabert Art akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,099,-

11. Gresh T-Shirt

Berdiri dari 12 tahun yang lalu, Tahun 2000, Joko dan istrinya memulai usaha sentral kaosnya dari bawah, dimulai yang menyewa tempat dan sekarang sudah memilikinya sendiri. Mempunyai pegawai tetap 2 orang, dan jika orderan


(33)

banyak maka akan memakai pegawai cabutan, menerima Kaos, Jacket, Spanduk dll, sudah memiliki mesin sendiri. Berikut ini merupakan data laporan keuangannya:

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 6 di atas artinya bahwa Gresh T-Shirt selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 6 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 6 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 17% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Gresh T-Shirt mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,017,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 99%, menunjukkan kemampuan Gresh T-shirt menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Gresh T-Shirt akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,099,-


(34)

BAB V KESIMPULAN

Dari data yang telah dikumpulkan dapat kami simpulkan sebgai berikut : 1. Investment Turn Over ( Perputaran Investasi ) tertinggi terdapt pada Rizky

T-Shirt sebsar 8 kali, sedangkan perputaran investasi terendah terdapat pada CV. Mudji sebesar 4 kali

2. Untuk profit marjin (laba bersih) terdapat nilai tertinggi pada Rizki T-Shirt sebesar 59%, sedangkan profit marjin terendah terdapat pada CV. Mudji sebesar 7.6%

3. Untuk ROI (Return On Invesment) laba usaha yang berkaitan dengan investasi terbesar terdapat pada Rizky T-Shirt sebesar 474% dan ROI yang terendah terdapat pada PT. SAS yaitu sebesar 2%


(35)

Daftar Pustaka

Agnes Sawir. 2002. Analisa Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit UGM. Yogyakarta.

Budi Raharjo. Analisis Rasio Keuangan. Yogyakarta. Penerbit Andi Offset.

Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta. Erlangga.

Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri. 1996. Anggaran Perusahaan Edisi Ketiga. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.

Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, Walter G. Kell. 1996. Accounting Principles Fouth Edition. New York. John Wiley & sons, Inc.

Moh. Nazir, Ph.D., 1999. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Libertry Yogyakarta. PSAK (pengantar Standar Akuntansi keuangan) Per 1 April 2004. Jakarta.

Salemba Empat.

R. Agus Sartono. Manajemen Keuangan. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan I, Edisi Kelima. Jakarta. PT. Prenhallindo.

Lukman Syamsuddin. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1998. Dasar-Dasar Manejemen Keuangan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.


(1)

investasi, Mia Details akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,048,-

9. Marabunta Konveksi

Marabunta Konveksi, merupakan salah satu bentuk usaha perseorangan yang bergerak dalam bidang usaha jasa konveksi pakaian jadi. Marabunta Konveksi telah berdiri sejak Januari 2010, dibawah pimpinan Kurniawan. Besarnya keinginan Kurniawan untuk membukan lapangan pekerjaan, membuat Kurniawan menjadi semakin mantap dalam menjalankan usahanya. Hingga saat ini, Kurniawan telah memiliki 10 orang karyawan dengan divisi yang berbeda.

Pakaian yang Marabunta Konveksi produksi adalah pakaian-pakaian untuk kalangan anak muda seperti, T-Shirt, Boxer, Jacket, dan sebagainya. Produk hasil produksi Marabunta Konveksi memiliki harga yang cukup bersaing, yaitu berkisar antara Rp. 22.000,- - Rp. 50.000,-. Dalam usianya yang baru menginjak 3 tahun ini, Marabunta Konveksi telah memiliki banyak relasi ataupun pelanggan, hal tersebut menjadikan salah satu kekuatan perusahaan, karena meskipun Marabunta Konveksi belum pernah melakukan promosi melalui media massa, Eksistensi Marabunta dalam Bisnis Konveksi, khususnya di Sentra Kaos Suci tetap terjaga.

Marabunta Konveksi, dalam melakukan pencatatan transaksinya masih menggunakan pembukuan yang sangat sederhana. Setiap transaksi baik itu pemasukan ataupun pengeluaran dicatat secara manual dan dilakukan secara langsung oleh Pemilik. Keterbatasan pencatatan akuntansi Marabunta disebabkan oleh belum adanya tenaga kerja yang dapat mengelola pencatatan akuntansi yang telah sesuai dengan standar akuntansi. Maka berdasarkan hasil survey lapangan yang kami lakukan, melalui Kuesioner yang diisi secara langsung oleh pelaku usaha, maka kami mendapatkan data sebagai berikut:

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 1,06 kali di atas artinya bahwa Marabunta Konveksi selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva


(2)

sebanyak 1,06 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 1,06 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 19% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Marabunta Konveksi mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,019,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 21%, menunjukkan kemampuan Marabunta Konveksi menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Marabunta Konveksi akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,021,-

10. Alfabert Art

Alfabert Art adalah sebuah perusahaan konveksi yang didirikan Elma Kumalasan bersama suaminya semenjak tahun 2004 (8 tahun lalu), ditahun 2008 Alfabert Art memiliki mesin yang membuat pemasukannya semangkin meningkat, dan semenjak tahun 2004 Alfabert Art mengerjakan pemesanan secara sendiri baik menjait, sablon, dan lain-lain.

Mempunyai 4 pegawai Tetap, dan jika pemesanan/order banyak maka akan ditarik pegawai cabutan. Berlokasi di Jl.Mustofa No.79c, Pemilik berasal dari Lampung, sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Berikut ini merupakan laporan keuangannya:


(3)

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 7 di atas artinya bahwa Alfabert Art selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 7 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 7 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 17% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Alfabert Art mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,017,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 99%, menunjukkan kemampuan Alfabert Art menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Alfabert Art akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,099,-

11. Gresh T-Shirt

Berdiri dari 12 tahun yang lalu, Tahun 2000, Joko dan istrinya memulai usaha sentral kaosnya dari bawah, dimulai yang menyewa tempat dan sekarang sudah memilikinya sendiri. Mempunyai pegawai tetap 2 orang, dan jika orderan


(4)

banyak maka akan memakai pegawai cabutan, menerima Kaos, Jacket, Spanduk dll, sudah memiliki mesin sendiri. Berikut ini merupakan data laporan keuangannya:

a. Invesment Turnover (ITO)

Nilai sebesar 6 di atas artinya bahwa Gresh T-Shirt selama periode 2011 telah melakukan perputaran total aktiva sebanyak 6 kali atau dapat diartikan bahwa setiap Rp. 1 aktiva dapat menghasilkan Rp. 6 ,- penjualan.

b. Profit Margin (PM)

Nilai sebesar 17% menunjukan bahwa setiap penjualan Rp. 1.000,- (satu rupiah), Gresh T-Shirt mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,017,-.

c. Return On Invesment (ROI)

Nilai sebesar 99%, menunjukkan kemampuan Gresh T-shirt menghasilkan laba dari investasi yang dipergunakan, berarti dengan Rp. 1.000,- investasi, Gresh T-Shirt akan menghasilkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 0,099,-


(5)

BAB V KESIMPULAN

Dari data yang telah dikumpulkan dapat kami simpulkan sebgai berikut : 1. Investment Turn Over ( Perputaran Investasi ) tertinggi terdapt pada Rizky

T-Shirt sebsar 8 kali, sedangkan perputaran investasi terendah terdapat pada CV. Mudji sebesar 4 kali

2. Untuk profit marjin (laba bersih) terdapat nilai tertinggi pada Rizki T-Shirt sebesar 59%, sedangkan profit marjin terendah terdapat pada CV. Mudji sebesar 7.6%

3. Untuk ROI (Return On Invesment) laba usaha yang berkaitan dengan investasi terbesar terdapat pada Rizky T-Shirt sebesar 474% dan ROI yang terendah terdapat pada PT. SAS yaitu sebesar 2%


(6)

Daftar Pustaka

Agnes Sawir. 2002. Analisa Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit UGM. Yogyakarta.

Budi Raharjo. Analisis Rasio Keuangan. Yogyakarta. Penerbit Andi Offset.

Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta. Erlangga.

Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri. 1996. Anggaran Perusahaan Edisi Ketiga. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.

Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, Walter G. Kell. 1996. Accounting Principles Fouth Edition. New York. John Wiley & sons, Inc.

Moh. Nazir, Ph.D., 1999. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Libertry Yogyakarta. PSAK (pengantar Standar Akuntansi keuangan) Per 1 April 2004. Jakarta.

Salemba Empat.

R. Agus Sartono. Manajemen Keuangan. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. BPFE.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan I, Edisi Kelima. Jakarta. PT. Prenhallindo.

Lukman Syamsuddin. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1998. Dasar-Dasar Manejemen Keuangan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.