Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-REGULER MEDAN

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN

REAL ESTAT DI BURSA EFEK INDONESIA

DRAF SKRIPSI

OLEH RAHMAWATI

070502004 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara 2011


(2)

ABSTRAK

Rahmawati (2011). Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap

Return on Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek

Indonesia. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. selaku pembimbing dan Ketua Departmen Manajemen, Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Dra Lisa Marlina, Msi (Penguji I) dan Dr. KHaira Amalia F. MBA, AK. (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover

dan working capital turnover terhadap return on investment pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penilitian ini dimulai dari tahun 2005-2009. Hipotesis yang dikemukakan adalah fixed asset

turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover dan working capital turnover berpengaruh terhadap return on investment pada

perusahaan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier Berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikan α 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa pengaruh variabel indenpenden (fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover dan working capital turnover) secara serempak adalah signifikan terhadap return

on investment. Hasil uji secara parsial (Uji-t) variabel FATO mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI, variabel ITO mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI secara parsial variabel RTO mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, variabel TATO mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI, variabel WCTO mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI pada perusahaan properti dan real estat.

Kata Kunci : Efektivitas Operasional, Fixed Asset Turnover (FATO), Inventory

Turnover (ITO), Receivable Turnover (RTO), Total Asset Turnover (TATO), Working Capital Turnover (WCTO), Return on Investment (ROI).


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, serta doa dan restu dari kedua orangtua sehingga akhirnya penulis dapat menyesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Konsentrasi Manajemen Keuangan pada Program S-1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih judul “Analisis Efektivitas Operasional Terhadap Return on Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia”.

Selama mengerjakan penelitian ini penulis telah banyak menerima saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia S.E, M.E. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.


(4)

3. Ibu Marhayanie, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si. selaku Dosen Penguji I penulis yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini dan sebagai Dosen Wali yang telah membantu dan mendidik serta memotivasi penulis untuk meningkatkan prestasi belajar pada setiap semester selama penulis aktif dalam perkuliahan.

6. Ibu Dr. Khaira Amalia F. S.E., MBA, Ak. selaku Dosen penguji II penulis yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Sumatera Utara atas semua jasa-jasanya dalam membimbing dan mengajarkan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

8. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtuaku tersayang Ayahanda Aslan Ario dan Ibunda Nuriati serta abangku tersayang Andi Gunawan Ario atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang tidak terhingga.

9. Kepada seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, khususnya Pegawai Departemen Manajemen.

10. Kepada Edwan, Isan, Indah, Ayu, Imelda, Tia, Uwie, Rini dan Ruri, yang selalu setia dalam suka dan duka serta terima kasih atas doa, waktu, perhatian, dukungan dan motivasinya.


(5)

11. Kepada teman-teman di manajemen 2007, Imey, Atika, Agus, Rio, Donal, Frendy, Yuda, Adies, Iin, Putri, Mida, Nora dan seluruh teman-teman di Manajemen Grup A serta seluruh teman-teman di konsentrasi Manajemen Keuangan 2007.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan civitas akademik

Medan, Februari 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... x

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 9

E. Tujuan dan Manfaat ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 19

2. Manfaat Penelitian ... 10

F. Metode Penelitian... 10

1. Batasan Operasional ... 11

2. Definisi Operasional... 13

3. Populasi dan Sampel ... 15

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

5. Jenis Data ... 16

6. Metode Pengumpulan Data ... 16

7. Metode Analisis Data ... BAB II URAIAN TEORITIS ... 23

A. Penelitian Terdahulu ... 23

B. Analisis Rasio Keuangan ... 24

C. Rasio Profitabilitas ... 27

D. Return on Investment... 29

E. Rasio Aktivitas ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38

A. Bursa Efek Indonesia ... 38

B. PT Sentul City Tbk ... 39

C. PT Ciputra Surya Tbk ... 39

D. PT Duta Anggada Realty Tbk ... 40

E. PT Intiland Development Tbk ... 41

F. PT Gowa Makasar Tourism Tbk ... 42


(7)

H. PT Jaya Real Properti Tbk ... 43

I. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk ... 44

J. PT Global Land development Tbk ... 45

K. PT Lamicitra Nusantara Tbk ... 47

L. PT Lippo Cikarang Tbk ... 48

M. PT lippo Karawaci Tbk ... 48

N. PT Modernland Realty Tbk ... 49

O. PT Indonesia Prima properti Tbk ... 50

P. PT New Century Development Tbk ... 50

Q. PT Pakuwon Jati Tbk ... 51

R. PT Suryainti permata Tbk ... 52

S. PT Suryamas Dutamakmur Tbk ... 52

T. PT Summarecon Permata Tbk ... 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Analisis Deskriptif ... 53

B. Pengujian Asumsi Klasik ... 78

1. Normalitas ... 78

2. Heteroskedastisitas ... 81

3. Autokorelasi ... 82

4. Multikolinearitas ... 84

C. Uji Kelayakan... 85

D. Pengujian Hipotesis ... 85

1. Uji Secara Serempak (Uji F) ... 85

2. Uji Secara Parsial (Uji-t) ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kapitalisasi Bisnis Properti Tahun 2005

sampai dengan Kuartal I 2009 ... 5

Tabel 1.2 Perkembangan Total Aktiva, Piutang, Penjualan dan Laba Bersih pada beberapa perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 dan 2009 ... 6

Tabel 1.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel ... 15

Tabel 1.4 Sampel penelitian ... 16

Tabel 4.1 Return on Investment (ROI) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI periode 2005 2009 ... 53

Tabel 4.2 Fixed Asset Turnover (FATO) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI periode 2005-2009 ... 56

Tabel 4.3 Inventory Turnover (ITO) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI periode 2005-2009 ... 61

Tabel 4.4 Receivable turnover (RTO) Perusahaan Properti dan Real Estat Di BEI periode 2005-2009 ... 66

Tabel 4.5 Total Asset Turnover (TATO) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI periode 2005-2009 ... 70

Tabel 4.6 Working Capital Turnover (WCTO) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI periode 2005-2009 ... 74

Tabel 4.7Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (sebelum perbaikan) ... 79

Tabel 4.8 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (setelah perbaikan) ... 80

Tabel 4.9 Uji Glejser ... 82

Tabel 4.10 Model Summary ... 83


(9)

Tabel 4.13 Model Summary ... 85 Tabel 4.14 Coefficients ... 86


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual (diolah) ... 10

Gambar 4.1 Normal P-P Plot ... 78

Gambar 4.2 Normal P-P Plot ... 80


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Fluktuasi rata-rata FATO dan rata-rata ROI pada Perusahaan Properti dan Real Estat

periode 2005-2009 ... 59 Grafik 4.2 Fluktuasi rata-rata ITO dan rata-rata ROI

pada Perusahaan Properti dan Real Estat

periode 2005-2009 ... 64 Grafik 4.3 Fluktuasi rata-rata RTO dan rata-rata ROI

pada Perusahaan Properti dan Real Estat

periode 2005-2009 ... 69 Grafik 4.4 Fluktuasi rata-rata TATO dan rata-rata ROI

pada Perusahaan Properti dan Real Estat

periode 2005-2009 ... 73 Grafik 4.5 Fluktuasi rata-rata WCTO dan rata-rata ROI

pada Perusahaan Properti dan Real Estat


(12)

ABSTRAK

Rahmawati (2011). Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap

Return on Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek

Indonesia. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. selaku pembimbing dan Ketua Departmen Manajemen, Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Dra Lisa Marlina, Msi (Penguji I) dan Dr. KHaira Amalia F. MBA, AK. (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover

dan working capital turnover terhadap return on investment pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penilitian ini dimulai dari tahun 2005-2009. Hipotesis yang dikemukakan adalah fixed asset

turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover dan working capital turnover berpengaruh terhadap return on investment pada

perusahaan Properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Metodelogi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier Berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikan α 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows.

Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa pengaruh variabel indenpenden (fixed asset turnover, inventory turnover, receivable turnover, total asset turnover dan working capital turnover) secara serempak adalah signifikan terhadap return

on investment. Hasil uji secara parsial (Uji-t) variabel FATO mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROI, variabel ITO mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROI secara parsial variabel RTO mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROI, variabel TATO mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI, variabel WCTO mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROI pada perusahaan properti dan real estat.

Kata Kunci : Efektivitas Operasional, Fixed Asset Turnover (FATO), Inventory

Turnover (ITO), Receivable Turnover (RTO), Total Asset Turnover (TATO), Working Capital Turnover (WCTO), Return on Investment (ROI).


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan adanya laba yang tinggi dan didukung dengan nilai perusahaan yang baik maka perkembangan perusahaan dapat dipertahankan dan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta melakukan ekspansi dalam ruang lingkup bisnisnya.

Martono dan Harjito (2001:1) menyatakan perusahaan harus bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai, dimana laba yang maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. Untuk mengukur efektif atau tidaknya pemerataan sumber daya keuangan terutama pada pos aktiva adalah dengan mengunakan rasio aktivitas. Menurut Sawir (2005:133), maksud dari efektivitas yaitu efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva yang berupa aktiva lancar dan aktiva tetap serta efektivitas stuktur pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.

Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur keefektifan operasional manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatannya adalah dengan menggunakan rasio aktivitas. Menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:86), analisis efektivitas operasional perusahaan dapat diukur dengan menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu: rasio perputaran total aktiva (Total Asset Turnover Ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover


(14)

ratio), perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover), perputaran persediaan (Inventory Turnover) dan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Rasio-rasio ini akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba semakin besar.

Kebijakan-kebijakan keuangan dan management performance yang baik dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam perusahaan. efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi operasional. Efisiensi operasional merupakan efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan, sehingga biaya dapat diminimalkan dan akan tercapai laba yang maksimum. Semakin efisien perusahaan menggunakan total assetnya, maka total cost akan semakin kecil dan net profit semakin besar. Sedangkan efektivitas perusahaan yang dimaksud adalah efektivitas perusahaan dalam manajemen aktiva baik lancar maupun tetap, dan juga efektivitas struktur pendanaan aktiva-aktiva tersebut, sehingga tingkat pengembalian lebih besar dari dari biaya modal yang digunakan untuk menbiayai aktiva-aktiva tersebut (Sawir, 2005:133). Semakin efektif perusahaan melakukan manajemen aktiva lancar dan aktiva tetap, maka tingkat pengembalian investasi akan semakin besar karena total cost semakin kecil.

Perusahaan harus memperhatikan masalah efektivitas operasional dan juga masalah profitabilitas perusahaan sebagai dasar penilaian terhadap keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Profitabilitas perusahaan perlu dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan menyangkut tentang keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta dalam hal pengambilan keputusan dan menetapkan kebijakan keuangan. Salah satu ukuran profitabilitas adalah Return on Investment. Menurut Sawir (2005:19) Return on Investment adalah rasio yang menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian atas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi


(15)

tinggi rendahnya Return on Investement dan menjadi unsur dasar dalam perhitungan Return on Investment yaitu laba bersih perusahaan dan total aktiva yang dimiliki dan digunakan perusahaan.

Properti dan real estat merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Industri properti dan real estat merupakan industri dengan prospek yang cukup baik mengingat semakin pesatnya pertambahan produk dan pertambahan pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan permintaan dan penawaran tempat tinggal. Oleh karena itu sektor properti merupakan lahan yang paling strategis untuk berinvestasi yang akan memberikan keuntungan yang tinggi. Investasi pada sektor properti dan real estat merupakan investasi jangka panjang dan sebagai aktiva multiguna yang dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan, oleh karena itu perusahaan properti dan real estat mempunyai struktur modal yang tinggi. Harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun yang dikarenakan jumlah tanah terbatas sedangkan permintaan akan semakin tinggi karena semakin bertambahnya jumlah penduduk.

Penjualan properti di Indonesia pada semester pertama tahun 2010 mengalami perkembangan yang cukup baik. Penjualan properti di Indonesia naik 12% dibandingkan dengan periode sebelumya. Selama semester pertama tahun 2010 penjualan properti di Indonesia secara keseluruhan mencapai angka Rp. 45 Triliun. Permintaan produk perkantoran dan apartemen terbilang cukup banyak sehingga mendorong peningkatan penjualan properti di Indonesia. Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) memperkirakan di tahun 2010 keseluruhan penjualan properti Indonesia akan mengalami peningkatan hingga 15%. Menurut PSPI Executive Director, Panangian Simanungkalit, harga properti di Indonesia masih relatif rendah bila dibandingkan dengan negara lain, namun pergerakan kenaikan harga properti masih terus terjadi sehingga nantinya masih akan memberikan imbal hasil yang cukup tinggi bagi investor. Kontributor utama dalam


(16)

menumbuhkan sektor properti adalah kondisi perekonomian yang baik dan rendahnya tingkat suku bunga. (Vibiznews-Property, 02 Spetember 2010)

Tabel 1.1

Kapitalisasi Bisnis Properti Tahun 2005 sampai dengan Kuartal I 2009

No Nama proyek Tahun Kapitalisasi

2005 2006 2007 2008 2009P (Rp.Miliar)

1

Proyek Pusat Perbelanjaan

Jabotabek 31.984 23.130 14.300 3.945 6.907 80.266 2

Proyek Pusat Perbelanjaan

Daerah 18.358 10.155 7.225 4.308 3.645 43.691 3 Proyek Apartemen Jabotabek 7.945 8.445 9.786 10.372 7.289 43.837 4 Proyek Apartemen Daerah 1.412 3.509 3.326 4.769 4.259 17.275 5 Proyek Hotel (Nasional) 3.108 3.043 3.536 3.740 4.127 17.554 6 Proyek Perumahan (Nasional) 17.730 17.561 22.977 29.371 25.931 113.570

Kapitalisasi Proyek Properti

Nasional

(Rp. Miliar) 80.537 65.843 61.150 56.505 52.158 316.193 Sumber : PT Pananginan Simanungkalit & Associates, April 2009

Berdasarkan data di atas, kapitalisasi segmen proyek pusat perbelanjaan Jabotabek dan proyek pusat perbelanjaan daerah pada tahun 2005 cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar Rp. 31.984 miliar dan Rp. 18.358 miliar, namun pada tahun 2006 sampai kuartal pertama tahun 2009 kapitalisasi secara terus menerus mengalami penurunan. Pada segmen proyek apartemen daerah lebih rendah dibangdingkan dengan segmen lain, rendahnya perkembangan apartemen di daerah disebabkan dengan gaya hidup yang berbeda dari masyarakat daerah dibandingkan dengan masyarakat kota khususnya Jakarta. Selain itu pekerja asing yang biasanya merupakan penyewa apartemen juga masih terkonsentrasi di wilayah Jakarta. Sementara itu masih lesunya sektor pariwisata akibat faktor keamanan telah berimbas pada usaha perhotelan dan kurang menariknya pengembangan dalam properti perhotelan. Proyek apartemen Jabotabek dan proyek perumahan (nasional) mengalami peningkatan kapitalisasi, hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada periode tersebut semakin meningkat. Kecenderungan


(17)

menurunnya tingkat inflasi residensial sejak tahun 2004 serta meningkatnya kredit konsumsi perbankan merupakan faktor penunjang meningkatnya kegiatan properti di segmen ini.

Tabel 1.2

Perkembangan Total Aktiva, Piutang, Penjualan dan Laba Bersih pada beberapa perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia tahun 2008

dan 2009

Kode Perusahaan

Tahun total aktiva (Rp.)

Piutang usaha (Rp.)

Penjualan (Rp.)

laba (rugi) bersih (Rp.) BKSL 2008 2.543.182.987.219 59.664.915.666 80.110.391.344 (15.714.827.355)

2009 2.784.021.782.133 142.710.367.969 162.658.608.611 2.457.166.164 CTRS 2008 2.159.220.314.884 73.281.784.230 581.174.900.313 144.326.623.408 2009 2.268.629.009.246 49.983.301.228 391.451.881.878 57.118.544.162 DART 2008 2.774.514.489.772 7.620.374.691 371.712.663.749 100.850.567.924 2009 3.213.315.053.678 11.050.590.822 314.355.357.529 30.186.439.156 GMTD 2008 287.040.432.423 13.746.789.458 60.084.104.695 8.022.795.695 2009 305.635.686.223 26.547.707.487 63.013.041.199 13.485.473.435 LPCK 2008 1.401.408.806.528 53.680.477.670 276.557.519.426 14.173.441.150 2009 1.551.020.489.441 67.433.324.857 323.158.797.330 25.681.106.177 LPKR 2008 11.787.777.210.609 798.246.501.351 2553.306.718.090 370.872.333.757 2009 12.127.644.010.796 530.422.288.809 2.565.101.010.425 388.053.495.627

Sumber :

Keterangan :

BKSL = PT Sentul City Tbk CTRS = PT Ciputra Surya Tbk

DART = PT Duta Anggada Realty Tbk GMTD = PT Gowa Makasar Tourism Tbk LPCK = PT Lippo Cikarang Tbk

LPKR = PT lippo Karawaci Tbk

Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan kondisi keuangan pada beberapa perusahaan properti dan Real Estat selama tahun 2008 dan 2009. Tabel diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktiva dan penjualan pada tahun 2008 dan 2009


(18)

di beberapa perusahaan properti dan real estate yang diikuti dengan peningkatan laba bersih. Pendapatan yang maksimal dapat diperoleh dari penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Aktiva memiki hubungan erat dengan tingkat laba yang diperoleh dari perusahaan melalui kegiatan penjualan. Tingat penjualan yang tinggi mendukung pencapaian laba yang maksimum.

Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return on Investment Pada Perusahaan Properti dan Real Estat Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalh penelitian ini adalah: “apakah efektivitas operasional yang terdiri dari Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap Return on Investment pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.

C. Kerangka Konseptual

Return on Investment mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang dimiliki. Maka besarnnya laba perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang tertanam. Dana yang cepat berputar menunjukkan semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula atas dana yang tertanam.

Efektivitas operasional adalah efektivitas perusahaan dalam mengelola manajemen aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga efektivitas sturktur


(19)

pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut

Alat untuk mengukur Efektivitas operasional adalah dengan rasio aktivitas. Rasio aktivitas menggambarkan tingkat pendayagunaan harta atau sarana modal yang dimilki perusahaan. Atau dengan kata lain rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana (Ross, Westerfield dan Jordan 2009:86).

Fixed Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Fixed Asset Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjulan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Semakin cepat perputaran aktiva tetap maka Return on Investment akan semakin besar.

Inventory Turnover menunjukkan barapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, semakin cepat dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi uang kas. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar. Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberi kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal.

Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar dalam satu tahun. Perputaran piutang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Perputaran piutang yang semakin cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, karena semakin besar piutang perusahaan yang terkumpul.


(20)

Semakin besar Receivable Turnover maka Return on Investment akan semakin meningkat.

Total Assets Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset atau investasi untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Semakin cepat perputaran aset maka Return on Investment akan semakin meningkat.

Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan modal kerja yang berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Apabila penjualan meningkat yang pada umumnya disertai oleh peningkatan kebutuhan modal kerja yang seiring dengan meningkatnya nilai persediaan dan piutang, maka rasio ini dapat pula menunjukkan jumlah rupiah dari penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal kerja yang tertanam dalam persediaan dan piutang. Hal ini dapat disebabkan pula oleh banyaknya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum piutang berubah menjadi uang. Semakin cepat perputaran modal kerja maka Return on Investment semakin meningkat.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Fixed asset turnover (X1)

Inventory turnover (X2)

Receivable turnover (X3)

Total assets turnover (X4)

working capital turnover (X5)


(21)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual (diolah)

Sumber : Ross, Westerfield dan Jordan(2009:86), Kasmir (2008:180)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap return on investment pada perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia.”

E. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover terhadap Return on Investment pada perusahaan properti dan Real Estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan properti dan real estate dalam penetapan kebijakan terutama menyangkut keuangan dan kebijakan lain berdasarkan analisis rasio profitabilitas.


(22)

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang aspek-aspek yang terdapat dalam aktivitas operasional perusahaan.

c. Bagi pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam mambahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Batasan operasional variabel dalam penelitian ini antara lain:

a. Variabel independen (X) adalah Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5).

b. Variabel dependen (Y) adalah Return on Investment perusahaan properti dan real estat.

c. Data laporan keuangan perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009 setiap tahun.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel-variabel yang akan diteliti adalah :

a. Variabel Independen (X) 1) Fixed Asset Turnover (X1)


(23)

Fixed Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelolah seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Rasio Fixed Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):

Fixed Asset Turnover =

2) Inventory Turnover (X2)

Inventory Turnover menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun. Rasio Inventory Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Kasmir, 2008:180) :

Inventory Turnover =

3) Receivable Turnover (X3)

Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar dalam satu tahun. Rasio Receivable Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:87) :

Receivable Turnover =

4) Total Assets Turnover (X4)

Total Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelolah seluruh asset untuk menghasilkan penjualan. Rasio Total Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89) :

Total Asset Turnover = 5) Working Capital Turnover (X5)


(24)

Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan modal kerja yang berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Rasio Working Capital Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:88)

Working Capital Turnover =

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Investment perusahaan properti dan real estat. Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Rasio Return on Investment dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:90):

Return on Investment =

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai 2009 yang berjumlah 39 perusahaan.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu


(25)

(Kuncoro, 2003:119). Adapun pertimbangan yang digunakan dalam sampel ini adalah sebagai berikut :

1) perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

2) perusahaan properti dan real estat yang mempublikasikan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. 3) perusahaan properti dan real estat memilki laba bersih pada tahun 2009.

Hasil seleksi dari sampel penelitian ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.3

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di BEI 39 2

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan

mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 (15) 3

Perusahaan yang tidak memiliki laba bersih (rugi) mulai

tahun 2009 (5)

Jumlah sampel penelitian 19

Berdasarkan kriteria seleksi sampel pada tabel maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.4 Sampel penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 BKSL PT Sentul City Tbk 2 CTRS PT Ciputra Surya Tbk

3 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 4 DILD PT Intiland Development Tbk 5 GMTD PT Gowa Makasar Tourism Tbk

6 JIHD PT Jakarta Internasional hotels & Development Tbk 7 JRPT PT Jaya Real Properti Tbk

8 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 9 KPIG PT Global Land development Tbk


(26)

10 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk 11 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk 12 LPKR PT lippo Karawaci Tbk 13 MDLN PT Modernland Realty Tbk 14 MORE PT Indonesia Prima properti Tbk 15 PTRA PT New Century Development Tbk 16 PWON PT Pakuwon Jati Tbk

17 SIIP PT Suryainti permata Tbk 18 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk 19 SMRA PT Summarecon Permata Tbk Sumber :

4. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pemanfaatan media internet dengan situs

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November sampai dengan Januari tahun 2010.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

ya

literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi yakni pengumpulan data pendukung literatur, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran dari masalah yang akan


(27)

diteliti serta melalui pengumpulan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

7. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis dekriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

b. Metode Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) terhadap variabel dependen yaitu Return on investment (Y) perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus :

Y = α+β1X2+β2X2+β3X3+β4X4+β5X +e Keterangan :

Y = Return on Investment

α = Konstanta

β1,2,3,4,5,6 = Koefisien masing-masing variabel independen X1 = Fixed Asset Turnover

X2 = Inventory Turnover X3 = Receivable Turnover X4 = Total Asset Turnover X5 = Working Capital Turnover e = standar eror


(28)

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas.

a. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a. Jika data menyebar diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdisitribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik dan analisi kolmogorov-Smirnov (K-S). Hipotesisnya sebagai berikut :

H0 : data residual berdistribusi normal

H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti data tidak normal dan H1 diterima.


(29)

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001:69). Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan uji Glejser dan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika diagram pencar ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur pada suatu sudut atau bagian maka model regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.

b. Jika diagram pencar tidak membentuk suatu pola atau telihat acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatum model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :


(30)

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ DW ≥ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < DW < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du ≤ DW ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif dan

negatif Tidak ditolak du < DW <4 - dl Smber : Situmorang, dkk (2010:120)

Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah

4) Uji multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF > 5 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinieritas dapat dilihat jika variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90.

b. Pengujian Hipotesis

1) Uji Signifikan Simultan (uji-F)

Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0, artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working


(31)

Capital Turnover (X5) secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (Y).

H1 :β1, β2, β3, β4, β5, β6 # 0 artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2) Uji signifikan parsial (uji-t)

Uji statistik t disenut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :

H0 : β1 =0, artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (Y).

H1 : β1 # 0, artinya Fixed Asset Turnover (X1), Inventory Turnover (X2), Receivable Turnover (X3), Total Asset Turnover (X4) dan Working Capital Turnover (X5) secara parsial terdapat pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika -ttabel < thitung ttabel pada α = 5%


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Tedahulu

Sheila (2006) melakukan penelitian tentang “Analisis Hubungan Efisiensi Dan Efektivitas Terhadap Return On Investment PT Bukit Emas Dharma Utama Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa contibution margin memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, rasio tenaga kerja per penjualan memilki hubungan negatif dan signifikan, rasio beban usaha per penjualan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan, operating ratio memilki hubungan positif tidak signifikan, inventory turnover memiliki hubungan positif dan signifikan, working capital turnover memilki hubungan positif dan tidak signifikan, dan fixed assets turnover memiliki hubungan positif dan signifikan, terhadap return on investment PT Bukit Emas Dharma Utama Medan.

Andriani (2009) melakukan penelitian tentang “Analisis Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulabaan pada PT Unilever Indonesia, Tbk”. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan koefisien Korelasi Pearson rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan positif dengan return on investment (ROI), rasio perputaran aktiva tetap, perputaran modal dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan negatif dengan return on investment (ROI).

Hernawati (2007) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh EFisiensi Modal kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil analisis regresi menunjukkan efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (CR) dan solvabilitas (DTA) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROI) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdafatar di BEJ dari tahun 2002-2005. Secara parsial efisiensi


(33)

modal kerja (WCT) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROI), namun likuiditas (CR) dan solvabilitas (DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Simbolon (2006) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Stukutur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Terbuka di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal dengn variabel (DER, LDAR dan LDER) dalam penelitian ini berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun secara serempak terhadap profitabilitas (ROI). Dari hasil pengujian secara parsial ditemukan bahwa variabel LDAR yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Hanum (2008) melakukan penelitian tentang “Pengaruh kebijakan Modal kerja Terhadap Return on Investment pada Industri Rokok yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil analisis menunjukkan bahwa dari beberapa unsur – unsur modal kerja seperti current ratio, working capital turnover ratio, current assets to total assets dan current liabilities to total assets ratio secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang diwakili oleh Return on Investment. Secara parsial menunjukkan hanya variabel current ratio dan working capital turnover ratio dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2 sebesar 36,9 % sedangkan sisanya sebesar 63,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Berdasarkan uji hipotesis menunjukkan bahwa diantara beberapa unsur kebijakan modal kerja yang paling dominan mempengaruhi tingkat Return on Investment pada industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah current ratio dan working capital turnover ratio.


(34)

B. Analisis rasio keuangan

Rasio keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan (Sugiono, 2009:64). Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk sitematis yang sederhana. Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan.

Jenis rasio keuangan dikelompokkan menjadi :

1. Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur likuiditas, yaitu Current ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash Ratio dan Net Working Capital.

2. Rasio Leverage (leverage Ratio)

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio laverage yang umum dipakai antara lain adalah Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned Ratio, Fixed Charge Coverage Ratio dan Debt Service Coverage.


(35)

Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umum digunakan yaitu Inventory Turnover, Fixed Asset Turnover, Total Asset Turnover dan Receivable Turnover.

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio Profitabilitas yang sering digunakan yaitu Gross Profit Margin, Operating Margin, Net Profit Margin, net profit Margin, Return on Investment dan Return on Equity.

5. Rasio Saham Biasa (Common Stock Ratio)

Rasio ini menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan yaitu Price Earning Ratio, Earning Per Share, Dividend Per Share, Dividend Yield, Payout Ratio, Book Value Per Share dan Price to Book value.

Keunggulan analisis rasio keuangan yaitu :

1. Merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci atau rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermamfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).


(36)

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain melihat perkembangan perusahaan secara periodik.

7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang

Keterbatasan analisis rasio keuangan yaitu :

1. Kesulitan dalam memiliki rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

3. Dua perusahaan dibangdingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

C. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Rasio profitabilitas dapat memperlihatkan sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.

Martono dan Harjito (2001:18) juga menyatakan bahwa profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Sedangkan Sawir (2005:17) menyatakan bahwa kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang


(37)

efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan.

Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu :

1. Profit margin

Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang dapat digunakan yaitu :

a. Gross Profit Margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi). Mengidentifkasikan kemampuan perusahaan untuk memproduksi secara efisien.

Gross Profit Margin =

b. Operating Profit Margin mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.

Operating Profit Margin =

c. Net Profit Margin mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Net Profit Margin = 2. Return On Asset

Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus yang digunakan yaitu:

Return On Assets = 3. Return On Equity

Return on Equity mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan yaitu :


(38)

4. Return On Investment

Return On Investment mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Rumus yang digunakan yaitu :

Return On Investment = 5. Earning Per Share

Earning Per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Rumus yang digunakan yaitu :

Earning Per Share =

D. Return on Investment

Return on Investment adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama satu periode tertentu. Return on Investment (ROI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Samakin tinggi rasio ini, semakin baik pula keadaaan suatu perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini yaitu : (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):

Return on Investment = Kelebihan Return on Investment yaitu :

1. Return on Investment (ROI) sebagai alat kontrol dan keperluan perencanaan. Misalnya, ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan melakukan ekspansi. Perusahaan dapat mengestimasikan ROI yang harus melalui investasi pada aktiva tetap.


(39)

2. Return on Investement (ROI) sebagai alat mengukur profitablitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

3. Kegunaan Return on Investement (ROI) yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. Hal ini terjadi atau dapat dicapai apabila perusahaan telah melakukan praktis akuntansi secara benar dalam arti mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akuntasi yang ada. ROI dalam suatu perusahaan dapat ditingkat dalam beberapa cara, yaitu :

a. Meningkatkan Penjualan

Peningkatan penjualan dapat dilakukan dengan cara menaikkan harga jula produk tanpa harus meningkatkan biaya variabel per unit ataupun biaya tetap. Imbalan atas penjualan akan meningkat. Hal ini terjadi setiap kali kenaikan persentase jumlah biaya lebih kecil dari pada persentase kenaikkan jumlah rupiah penjualan. Kenaikkan penjualan juga meningkatkan putaran aktiva sepanjang tidak terjadi kenaikkan proporsional dalam aktiva.

b. Pemangkasan Beban

Pemangkasan biaya atau beban merupakan pendekatan pertama yang dilakukan oleh manajer ketika menghadapai kemerosotan penjualan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1) Menelaah biaya tetap diskresioner, baik unsur biaya maupun program-program yang membentuk suatu paket biaya tetap diskresioner dan kemudian biaya yang dapat dipotong dengan segera.

2) Mencari cara-cara untuk membuat para karyawan bekerja secara lebih efisien dengan membuang duplikasi, waktu bukan nilai tambah, atau waktu perbaikan mesin, dan dengan meningkatkan muatan kerja karyawan.


(40)

c. Mengurangi Aset pengguntingan terhadap kelebihan investasi dalam perusahaan dapat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap putaran aktiva dan juga terhadap angka ROI. Pengurangan investasi-investasi yang tidak perlu kerap memerlukan pelepasan maupun penghapusan aktiva-aktiva yang tidak produktif ataupun tidak lagi dipergunakan.

Kelemahan Return on Investment yaitu :

a. Praktik akuntansi antar perusahaan yang seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

b. Analisis rate of return atau Return on Investement tidak dapat dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

E. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas serangkaian rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan megelola aktiva- aktivanya (Brigham & Houston, 2006:97). Analisis rasio aktivitas menganggap perlunya suatu keseimbangan yang tepat antara investasi dalam setiap pos aktiva (persediaan, piutang dagang, aktiva tetap, dan lain-lain) dengan hasil yang diperoleh dari investasi tersebut atau dengan pos aktiva lainnya.

Martono & Harjito (2001:56-58) menyatakan bahwa mencapai laba maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif dan efisien. Efektif berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai. Efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya dapat diukur dengan rasio aktivitas.

Jumlah aktiva yang besar, yang dimiliki oleh perusahaan merupakan kekuatan dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki aktiva dengan jumlah


(41)

besar belum tentu dapat menciptakan profitabilitas yang sudah direncanakan, atau dengan kata lain bahwa perusahaan tersebut belum tentu dapat menghasilkan laba yang maksimum. Kemampuan dalam menghasilkan laba yang maksimum baru terwujud, apabila seluruh dana yang ada dalam perusahaan dioperasikan secara efektif. Dengan demikian maka keefektifan dapat diketahui setelah melihat persentase perputaran seluruh aktiva yang ada. Untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengukur penggunaan aktiva yang ada digunakan rasio aktivitas.

Rasio aktivitas yang umum digunakan oleh perusahaan yaitu :

1. Fixed assets turnover

Fixed assets turnover digunakan untuk mengukur aktiva tetap bersih yang diperoleh atas penerimaan dan penjualan yang terjadi. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus yang digunakan yaitu : (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):

Fixed asset turnover = 2. Inventory turnover

Inventtory turnover adalah untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan. Rasio ini menggambarkan kecepatan persediaan, sehingga besar rasio akan semakin baik. Semakin tinggi perputaran rasio ini maka akan semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dengan transaksi penjualan. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi permintaan atau penjualan produk perusahaan serta semakin efisien kerja dari tim manajemen persediaan maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh. Walaupun demikian tingkat perputaran persediaan yang tinggi juga dapat memberikan indikasi tentang kekurangan stock persediaan, yang karenanya dapat menyebabkan kehilangan order penjualan. Bila dana


(42)

perusahaan secara berlebihan terikat pada persediaan, maka perputaran persediaan akan menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengelami kesulitan arus kas dan modal kerja. Apalagi bila ternyata perusahaan tidak berhasil dalam pemasaran produk-produknya. Disamping hasil penerimaan dari penjualan rendah, juga persediaan biaya jadi meningkat. Rumus yang digunakan yaitu : (Kasmir, 2008:180)

Inventory turnover = 3. Receivable turnover

Receivable turnover adalah untuk mengukur perputaran piutang selama satu periode tertentu dan hasilnya merupakan gambaran tentang jangka waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Piutang timbul karena penjualan kredit. Semakin tinggi rasio perputaran piutang akan semakin baik karena semakin singkat periode waktu antara pencatatan penjualan dan penagihan kas dari penjualan tersebut. Rumus yang digunakan yaitu : (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:87):

Receivable turnover = 4. Total Assets Turnover

Total assets turnover digunakan untuk mengukur kemampuan semua aktiva dalam menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah aktiva (yang terdiri dari aktiva tetap dan aktiva lancar). Dimana apabila semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik bagi perusahaan untuk menghasilkan laba. Rumus yang digunakan yaitu Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89):

Total asset turnover = 5. Working Capital Turnover


(43)

Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dapat digunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). Rasio peputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Rumus yang digunakan yaitu: (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:88):


(44)

BAB III

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 juli 1992 dan Bursa Efek Surabaya dan Jakarta kemudian melebur menjadi satu dan pada awal tahun 2008 Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta melebur menjadi bursa efek Indonesia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

B. PT Sentul City TBk

PT Sentul City Tbk didirikan pertama kali dengan nama PT Sentragriya Kharisma dengan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No 311 tanggal 16 April 1993. Akta pendirian ini telah mendapat persetujuan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan no. C2-4350.HT.01.01.Th.93 tanggal 8 Juni 1993. Sejak didirikan, nama perusahaan telah


(45)

mengalami beberapa perubahan, yang terakhir menjadi PT Sentul City Tbk berdasarukan akta notaris Fatiah Helmi, S.H., No. 26 tanggal 19 Juni 2006. Perubahan nama telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21373. Perusahaan memulai kegiatan komersilnya sejak tahun 1995 dan berdomisili di Graha Utama, Jl. MH. Thamrin, kawasan perumahan Sentul City, Bogor. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi bidang pembangunan, pengembangan penjualan, operasi, penyewaan dan rehabilitasi bangunan yang ditujukan untuk perkantoran, pusat perbelanjaan, rekreasi dan tujuan lainnya, pembangunan real estate dan melakukan investasi baik kep perusahaan luar negeri maupun domestik, baik melalui anak perusahaan maupu patungan dengan pihak lain.

C. PT Ciputra Surya Tbk

PT Ciputra Surya Tbk didirikan di Indonesia berdasarkan akta Notaris Horbopoerwanto, S.H. No. 1 tanggal 1 Maret 1989 dan perubahan aktanya No. 14 tanggal 21 November 1989 oleh Notaris yang sama dengan nama PT Bumi Citrasurya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kahakiman Republik Indonesia sesuai Surat keputusan No. C2-546.HT.01.01.TH.90 tanggal 30 Februari 1990, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 4424. Tambahan No. 86 tanggal 28 Desember 1990. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dan proyeknya yaitu Citra Raya Kav. 1, Jl. Citraraya Utama, Lakarsantri, Surabaya. Perusahaan memulai kegiatan komersilnya pada tanggal 1 Maret 1993. Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi perencanaan,


(46)

pelakasanaan pembangunan dan penjualan kawasan perumahan (real estate), perkantoran, pertokoan, pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya.

D. PT Duta Anggada Realty Tbk

PT Duta Anggada Realty TBk didirikan pada tanggal 30 Desember 1989 dengan nama PT Duta Anggada Inti Pratama, berdasarkan Akta Notaris Buniarti Tjandra S.H. No 196, kemudian diganti menjadi PT Duta Anggada Realty TBk sejak April 1997. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pembangunan, penjualan, penyewaan dan pengelolaan bagunan apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan serta bangunan parkir dan kegiatan usaha lainnya yang berhubungan. Kantor pusat perusahaan berada di Gedung Chase Plaza, Jl. Jendral Sudirman Kav. 21 Jakarta. Proyek perusahaan terdiri atas apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jakarta dan Bali. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersilnya pada tahun 1984.

E. PT Intiland Development Tbk

PT Intiland Development didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967, juncto Undang-Undang No. 11 tahun 1970, berdasarkan akta No. 118 tanggal 10 Juni 1983 dari Kartini Muljadi, S.H., notaris di Jakarta dengan nama PT Wisma Dharmala Sakti. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6668-HT.01.01Th.83 tanggal 10 Oktober 1983. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang usaha pembangunan dan persewaan


(47)

perkantoran. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak 1 Oktober 1987 dengan aktivitas utamanya adalah industri real estate.

F. PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk didirikan pada tanggal 14 Mei 1991 berdasarkan akta notaris Haji Abdullah Ashal, S.H. No. 34 yang kemudian diubah dengan akta notaris Dorcas Latanna, S.H. No. 5 tanggal 7 Agustus 1998. Akta pendirian dan perubahannya tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam suratnya No. C-2288 HT.01.01.Th 99 tanggal 3 Februari 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 44 tanggal 1 Juni 1999, Tambahan No. 3221. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang investasi dan pengembangan real estat dan properti. Perusahaan berkedudukan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan kantor pusat Perusahaan berlokasi di Jalan Metro Tanjung Bunga Kav. 3-5. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tanggal 21 Juni 1997.

G. PT Jakarta International Hotels & Development Tbk

PT Jakarta International Hotels & Development Tbk didirikan pada tanggal 7 Nopember 1969 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 berdasarkan Akta No. 5 tanggal 7 Nopember 1969 dari Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No. 42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 7 Juli 1970,


(48)

Tambahan No. 214. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan mencakup pembangunan hotel dan penyelenggaraan jasa perhotelan, pembangunan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1969.Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS), Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52 - 53, Jakarta.

H. PT Jaya Real Property Tbk

PT Jaya Real Property Tbk didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 dengan akta No. 36 dari Hobropoerwanto, S.H., notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta No. 14 dari notaris yang sama pada tanggal 6 Desember 1979. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/498/24 tanggal 22 Desember 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 23 tanggal 18 Maret 1980, Tambahan No. 148. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum,penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan anak maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan perumahan di daerah Selatan Jakarta, pengelolaan usaha properti dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya. Kantor Perusahaan terletak di Bintaro Trade Centre, Blok K, Jl. Jend. Sudirman, Bintaro Jaya Sektor


(49)

VII, Tangerang - 15224, Banten, Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1980.

I. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk

PT Kawasan Industri Jababeka, Tb didirikan sesuai dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan akta Notaris Nyonya Maria Kristiana Soeharyo, S.H., No. 18 tanggal 12 Januari 1989. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-8154.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 September 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 81 tanggal 10 Oktober 1989, Tambahan No. 2361. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha di bidang kawasan industri berikut seluruh sarana penunjangnya dalam arti kata yang seluas-luasnya antara lain pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran, pertokoan, pembangunan dan instalasi pengelolaan air bersih, limbah, telepon dan listrik serta sarana-sarana lain yang diperlukan dalam menunjang pengelolaan kawasan industri, juga termasuk diantaranya penyediaan fasilitas-fasilitas olahraga dan rekreasi di lingkungan kawasan industri, ekspor dan impor barang-barang yang diperlukan bagi usaha-usaha yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan kawasan industri. Perusahaan berkedudukan di Bekasi dan anak perusahaan berkedudukan di Bekasi dan Jakarta.


(50)

J. PT Global Land Development Tbk

PT Global Land Development Tbk (dahulu PT Kridaperdana Indahgraha Tbk) (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 65 tanggal 11 Juni 1990 dari Achmad Bajumi, SH, sebagai notaris pengganti Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta dan diubah dengan akta No. 72 tanggal 19 Oktober 1990 dari Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta. Selanjutnya akta tersebut diubah dengan akta No. 129 tanggal 26 Juni 1991 dari Achmad Bajumi, SH, sebagai notaris pengganti Imas Fatimah, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2747.HT.01.01.TH.91 tanggal 4 Juli 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102, Tambahan No. 8518 tanggal 21 Desember 1999. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi dalam bidang usaha pembangunan, perdagangan, perindustrian, dan jasa baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan. Perusahaan berdomisili di MNC Tower (d/h Menara Kebon Sirih), Lantai 17 unit 1703, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta. Pada saat ini, Perusahaan melakukan kegiatan investasi saham pada PT Usaha Gedung Bimantara, Anak Perusahaan, yang lingkup kegiatan usahanya terutama menyewakan ruangan perkantoran Menara Kebon Sirih. Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1995.


(51)

K. PT Lamicitra Nusantara Tbk

PT Lamicitra Nusantara Tbk (d/h PT Lami Citra Persada) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 32 tanggal 29 Januari 1988 dari Tjitra Sasanti Djatmiko, S.H., Notaris di Surabaya. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-9900. HT.01. 01.TH.89 tanggal 25 Oktober 1989. Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan lokasi usaha di Surabaya dan Semarang. Kantor pusat Perusahaan berada di Jembatan Merah Plaza lantai 5, Jl. Taman Jayengrono No. 2 - 4, Surabaya.Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dan pengelolaan properti, jasa, perdagangan dan pertokoan. Perusahaan memulai usaha komersialnya pada Januari 1990. Saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah penjualan stand di Jembatan Merah Plaza – Surabaya, pengelola kawasan berikat di Tanjung Emas Semarang dan penyertaan modal pada Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan depo peti kemas, perhotelan, real estat dan properti.

L. PT Lippo Cikarang Tbk

PT Lippo Cikarang Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 20 Juli 1987 dengan akta No. 43 dari Hendra Karyadi, S.H, notaris di Jakarta, yang diubah dengan akta No. 63 dari notaris yang sama pada tanggal 22 April 1988. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam


(52)

Surat Keputusan No. C2-4701.HT.01.01.TH.88 tanggal 30 Mei 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 94 tanggal 23 Nopember 1990, Tambahan No. 4719. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah pengembangan kota (urban

development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri,

pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui perusahaan anakmaupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini kegiatan Perusahaan terutama adalah pembangunan kawasan industri, perumahan dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya.

M. PT Lippo Karawaci Tbk

PT Lippo Karawaci Tbk didirikan dengan nama PT Tunggal Reksakencana pada tanggal 15 Oktober 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 233 yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-6974.HT.01.01.TH.91 tanggal 22 Nopember 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62, Tambahan No. 3593 tanggal 4 Agustus 1992. Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan, pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/ infrastruktur merencanakan, membangun, menyewakan, menjual, dan mengusahakan gedung-gedung, perumahan, perkantoran, perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olah raga dan sarana penunjang, termasuk tetapi tidak


(53)

terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain, laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara langsung maupun melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan (divestasi) modal; menyediakan pengelolaan kawasan siap bangun, membangun jaringan prasarana lingkungan dan pengelolaannya, membangun dan mengelola fasilitas umum, serta jasa akomodasi, menjalankan usaha di bidang jasa antara lain transportasi, jasa keamanan berikut jasapenunjang lainnya kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak. Perusahaan berdomisili di Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23, Lippo Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten - Indonesia.

N. PT Mondernland Realty Tbk

PT Mondernland Realty Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Hendra Karyadi, S.H., No. 15 Agustus 1983. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-7390.HT.01.01.Th.83 tanggal 12 November 1983. Ruang lingkup kegiatan usahan perusahaan meliputi, antara lain, pengembangan real estate golf dan country club, kontraktor dan perdagangan. Pada saat ini kegiatan Perusahaan berupa pengembangan dan penjualan real estate dan apartemen serta pengelolaan lapangan golf dan restoran club house. Perusahaan berlokasi di Jl. Hartono Boulevard Hall Ruko, Perumahan Modernland Cipondoh, Tangerang. Proyek Real estate yaitu Kota Modern dan Apartemen Golf Modern berlokasi di Tangerang; Taman Modern dan Modern Jakarta berlokasi di Cakung; dan Bukit Modern berlokasi di Pondok Cabe, sedangkan proyek lapangan golf dan club city (Padang Gfolf Modern) berlokasi di


(54)

Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan komersilnya pada bulan November 1989.

O. PT. Indonesia Prima Property Tbk

PT. Indonesia Prima Property Tbk didirikan dalam rangka Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 31 tanggal 23 April 1983 dari Sastra Kosasih, S.H., notaris di Surabaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-6044-HT.01.01-TH'83 tanggal 5 September 1983 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 6 Maret 1984, Tambahan No. 241. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Wisma Sudirman Lt. 11, Jl. Jendral Sudirman Kav.34, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan anak perusahaan terutama meliputi bidang persewaan perkantoran, pusat perbelanjaan (mal), apartemen dan hotel, pembangunan perumahan beserta segala fasilitasnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan April 1983.

P. PT. New Century Development Tbk

PT. New Century Development Tbk didirikan dengan nama PT. Putra Surya Perkasa berdasarkan Akta No. 23 pada tanggal 15 Mei 1981 dari Notaris Raden Sudibio Djojopranoto, S.H., Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/259/16. tanggal 12 April 1982. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar


(55)

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha dalam bidang pembangunan perumahan (real estat) dan perkantoran/ pertokoan . Perusahaan berlamat di Mayapada Tower Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav 28, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981.

Q. PT Pakuwon Jati Tbk

PT. Pakuwon Jati Tbk didirikan berdasarkan akta No. 281 tanggal 20 September 1982 dari Kartini Muljadi, S.H, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. C2-308.HT.01.TH.83 tanggal 17 Januari 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 28 tanggal 8 April 1983 Tambahan No. 420. Perusahaan berdomisili di Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di Menara Mandiri Lt. 15, Jl. Basuki Rachmad No. 8 – 12, Surabaya, Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pengusahaan (1) pusat perbelanjaan yang dikenal dengan nama Tunjungan Plaza, (2) pusat perkantoran dengan nama Menara Mandiri, (3) hotel bintang lima dengan nama Sheraton Surabaya Hotel dan Towers (Hotel), serta (4) real estat Pakuwon City (d/h Perumahan Laguna Indah) dan kawasan industri (belum beroperasi dan akan diubah menjadi kawasan rumah tinggal), semuanya berlokasi di Surabaya. Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha pada bulan Mei 1986.

R. PT Suryainti Permata Tbk

PT Suryainti Permata Tbk didirikan berdasarkan akta No. 74 tanggal 14 Februari 1990 oleh Ny. Endang Widjajanti Soejono, SH., Notaris di Sidoarjo.


(56)

Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-3460.HT.01.01.TH.91 tanggal 30 Juli 1991, serta telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 74 tanggal 13 September 1991 dan Tambahan Berita Negara No. 3013. ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pembangunan dan pengusahaan gedung perkantoran, pertokoan dan pemukiman, bidang industri, perdagangan dan jasa. Perusahaan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1992, dengan melakukan aktivitas pembangunan dan penjualan rumah toko (ruko), town house, pembangunan perhotelan, jasa konstruksi gedung. Perusahaan berdomisili di Jl. Panglima Sudirman 55, Surabaya.

S. PT Suryamas Dutamakmur Tbk

P.T. Suryamas Dutamakmur Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 322 tanggal 21 September 1989 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-5896.HT.01.01.Th.90 tanggal 9 Oktober 1990, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 tanggal 7 Desember 1990, Tambahan No. 4968. Perusahaan berdomisili di Rancamaya, Bogor, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Sudirman Plaza Business Complex, Plaza Marein Lt. 16, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 76-78, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang perdagangan umum, real estat dan bangunan pada umumnya, antara lain sebagai developer, pemborong, perencana, penyelenggara pelaksana pembuatan


(57)

gedung, rumah, jalan, jembatan, landasan dan instalatir. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1993. Perusahaan saat ini berusaha di bidang real estat berupa penjualan tanah serta tanah dan rumah tinggal, pengoperasian lapangan golf, country club dan fasilitas resort lainnya di daerah Rancamaya, Bogor, Jawa Barat.

T. PT Summarecon Agung Tbk

PT Summarecon Agung Tbk (“Perusahaan”) didirikan sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 308 tanggal 26 November 1975. Anggaran dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA 5/344/6 tanggal 12 Juli 1977 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 79, Tambahan No. 597 tanggal 4 Oktober 1977. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang pengembangan real estat, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. No. 42, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976.


(58)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis data yang dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif. Deskripsi umum dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Return on Investment

Return on Investment mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang dimilki. Return on Investment adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva.

Tabel 4.1

Return on Investment (ROI) Perusahaan Properti dan Real Estat di BEI periode 2005-2009 (dalam persen (%))

Nama Perusahaan Tahun Rata-

2005 2006 2007 2008 2009 rata

PT Sentul City Tbk -1.50 0.53 3.39 -617.92 0.09 -123.08 PT Ciputra Surya Tbk 6.38 9.40 8.93 6.68 2.52 6.78 PT Duta Anggada Realty Tbk 14.09 8.14 3.98 3.63 0.94 6.16 PT Intiland Development Tbk -1.77 3.60 1.28 0.67 1.20 0.99 PT Gowa Makasar Tourism Tbk 2.48 2.75 2.82 2.80 4.41 3.05 PT Jakarta Internasional hotels &

Development Tbk -4.45 -1.22 -4.31 -0.80 6.13 -0.93 PT Jaya Real Property Tbk 4.64 5.00 5.77 6.68 7.41 5.90 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 6.78 1.94 1.23 -2.11 0.51 1.67


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 95

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .63824216

Most Extreme Differences Absolute .427

Positive .364

Negative -.427

Kolmogorov-Smirnov Z 4.159

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized


(2)

B Std. Error Beta

1 (Constant) .202 .084 2.406 .018

FATO .000 .003 .012 .085 .933

ITO .000 .002 -.032 -.306 .760

RTO -.001 .003 -.066 -.460 .647

TATO -.286 .389 -.110 -.735 .464

WCTO .006 .011 .083 .565 .574

a. Dependent Variable: ABSUT

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .142a .020 -.035 .65593 1.976

a. Predictors: (Constant), WCTO, ITO, RTO, FATO, TATO b. Dependent Variable: ROI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.100 .087 -1.153 .252

FATO -8.461E-5 .003 -.004 -.026 .979 .546 1.831

ITO .000 .002 .016 .153 .878 .993 1.007

RTO .001 .003 .046 .317 .752 .533 1.876

TATO .391 .403 .144 .971 .334 .498 2.008

WCTO -.002 .011 -.026 -.180 .857 .513 1.951


(3)

Hasil Regresi Setelah Perbaikan

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LN_WCTO,

LN_FATO, LN_ITO, LN_RTO, LN_TATOa

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: LN_ROI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .365a .133 .085 1.177790

a. Predictors: (Constant), LN_WCTO, LN_FATO, LN_ITO, LN_RTO, LN_TATO

b. Dependent Variable: LN_ROI

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.983 5 3.797 2.737 .024a

Residual 123.460 89 1.387

Total 142.443 94

a. Predictors: (Constant), LN_WCTO, LN_FATO, LN_ITO, LN_RTO, LN_TATO b. Dependent Variable: LN_ROI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -3.540 .463 -7.652 .000

LN_FATO -.194 .089 -.351 -2.186 .031

LN_ITO -.019 .067 -.033 -.283 .778

LN_RTO .200 .099 .268 2.017 .047

LN_TATO .151 .169 .172 .894 .374

LN_WCTO .117 .113 .163 1.030 .306


(4)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -4.91503 -2.51979 -3.76424 .449383 95

Std. Predicted Value -2.561 2.769 .000 1.000 95

Standard Error of Predicted

Value .121 .639 .276 .108 95

Adjusted Predicted Value -5.06676 -2.83006 -3.77407 .461583 95

Residual -3.188661E0 2.500998 .000000 1.146038 95

Std. Residual -2.707 2.123 .000 .973 95

Stud. Residual -2.891 2.230 .004 1.013 95

Deleted Residual -3.636162E0 2.758517 .009831 1.245482 95

Stud. Deleted Residual -3.020 2.282 -.001 1.030 95

Mahal. Distance .000 26.652 4.947 5.095 95

Cook's Distance .000 .196 .015 .031 95

Centered Leverage Value .000 .284 .053 .054 95


(5)

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 95

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.14603815

Most Extreme Differences Absolute .105

Positive .067

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.019

Asymp. Sig. (2-tailed) .250

a. Test distribution is Normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .747 .295 2.532 .013

LN_FATO .041 .057 .124 .731 .467

LN_ITO -.024 .043 -.069 -.558 .578

LN_RTO -.061 .063 -.136 -.966 .337

LN_TATO -.108 .107 -.205 -1.006 .317

LN_WCTO .089 .072 .206 1.233 .221

a. Dependent Variable: ABSUT

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .365a .133 .085 1.177790 1.800

a. Predictors: (Constant), LN_WCTO, LN_FATO, LN_ITO, LN_RTO, LN_TATO b. Dependent Variable: LN_ROI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3.540 .463 -7.652 .000

LN_FATO -.194 .089 -.351 -2.186 .031 .378 2.645

LN_ITO -.019 .067 -.033 -.283 .778 .712 1.405


Dokumen yang terkait

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 78 100

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

7 96 143

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON INVESTMENT, RETURN ON EQUITY TERHADAP PERUBAHAN KINERJA (EAT) PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 114

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13