Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Oleh :

Nama : INDRA RIYANDA Nim : 100522077

PROGRAM STUDI AKUNTANSI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang mahaesa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia”.

Sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan, penulis menyadari bahwa pengetahuan penulis belum cukup untuk menjadikan skripsi ini masuk dalam kategori sempurna baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini maka penulis juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan doa kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku ketua program studi akuntansi Universitas Sumatera Utara dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku sekretaris program studi akuntansi universitas sumatera utara.


(3)

4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan menyumbangkan pikiran untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku dosen pembaca yang memberikan arahan dan petunjuk serta bersedia meluangkan waktunya kepada penulis atas penyempurnaan skripsi ini.

6. Keluarga yang telah memotivasi dan memberikan semangat serta teman-teman yang selama ini banyak memberikan dukungan yaitu : ayu, vita, manda, chintya, tia, dinni, riri, tri rizki, sarah, endha, indah, tuti, oci, wenny dll.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat membawa manfaat kepada kita semua. Amin.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

Indra Riyanda 100522077


(4)

ABSTRAK

PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan deviden (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan summary dari laporan keuangan tersebut dari masing masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari

return on investment (X1) dan arus kas operasi (X2) sebagai variabel independen, dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen dengan total sampel sebanyak 54 sampel penelitian.

Hasil penelitian ini adalah kedua variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian dari F hitung sebesar 2,082 dengan tingkat signifikansi 0,137. Secara parsial return on investment tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 0,497 dengan tingkat signifikansi 0,621. Demikian juga dengan arus kas operasi yang juga tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 1.984 dengan signifikansi 0,053.

Kata Kunci : Return on Investment, arus kas operasi, dividend payout ratio, regresi berganda


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF RETURN ON INVESTMENT AND CASH FLOW OPERATIONS TO THE DIVIDEND POLICY OF THE

MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study analyzed the influence of return on investment and cash flow from operations to the dividend policy (dividend payout ratio) of the manufacturing companies since 2008 up to 2010. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this research is financial statement from each company, and also it’s summary published through website www.idx.co.id

Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are return on investment (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent, and dividend payout ratio (Y) as variable dependent consist of the 54 sample of research.

This research concludes that both of two independent variables have no significant influence toward dividend payout ratio in simultan, shown from F test result with value 2,082 with significant value 0,137. In parsial return on investment is not influence toward dividend payout ratio, t test result shows that return on investment has regression coefficient 0,498 with significant value 0,621. Operating cash flow also have no significant to the dividend payout ratio, t test result shows that operating cash flow has regression coefficient 1,984 with significant value 0.053.

Keyword : return on investment, operating cash flow, dividend payout ratio, multiple regression


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... i

ABSTRAK……...………. iii

ABSTRACT…….………. iv

DAFTAR ISI………..…v

DAFTAR TABEL………...vii

DAFTAR GAMBAR……….viii

DAFTAR LAMPIRAN……….ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 4

1.3 Tujuan Penelitian………. 4

1.4 Manfaat Penelitian………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Profit Margin………. 7

2.1.2 Return on Investment (ROI)……….. 7

2.1.3 Return on Equity (ROE)……... 8

2.2 Laporan Arus Kas 2.2.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi………... 9

2.2.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi…………. 11

2.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan……….. 11

2.3 Dividen 2.3.1 Pengertian dividen………... 12

2.3.2 Jenis Dividen……….……. 12

2.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen……….. 13

2.3.4 Kebijakan Dividen………. 14

2.4 Tinjauan Peneliti terdahulu……….. 18

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis……….... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Rancangan Penelitian………... 22

3.2 Jenis Data dan Sumber Data……… 22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian………... 23

3.4Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data…………... 25

3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 25

3.6 Metode Analisis Data……….. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian………. 33


(7)

4.3 Uji Asumsi Klasik……… 35

4.3.1 Uji Normalitas………. 35

4.3.2 Uji Multikolonieritas……….. 40

4.3.3 Uji Heterokedastisitas………. 41

4.3.4 Uji Autokorelasi………. 42

4.6 Pengujian Hipotesis………. 43

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian………... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 50

5.2 Saran……… 51

DAFTAR PUSTAKA………... 52


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur……….………... 24

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur………….……… 33

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif………... 34

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi………... 35

Tabel 4.1 Uji Normalitas Sesudah Data Ditransformasi……… 38

Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas……….. 40

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi………... 42

Tabel 4.7 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi……….. 44

Tabel 4.8 Uji parsial (Uji t)……….... 45

Tabel 4.9 Uji Simultan (Uji F)………... 46


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 20

Gambar 4.1 Histogram (sebelum data ditransformasi)……….. 36

Gambar 4.2 Grafik P-Plot (sebelum data ditransformasi)………. 37

Gambar 4.3 Histogram (sesudah data ditransformasi)……….. 39

Gambar 4.4 Grafik P-Plot (sesudah data ditransformasi)……….. 49


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Populasi, Kriteria Perusahaan, Sampel………..……... 54

Lampiran ii Data Variabel Penelitian (sebelum ditransformasi)………... 59

Lampiran iii Data Variabel Penelitian (sesudah ditransformasi)……… 62

Lampiran iv Statistik Deskriptif………. 65

Uji Normalitas……… 66

Gambar Histogram………. 67

Grafik Normal P-Plot………. 68

Uji Multikolonieritas, Scatterplot dan uji autokorelasi……….. 69


(11)

ABSTRAK

PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan deviden (dividend payout ratio) pada perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan summary dari laporan keuangan tersebut dari masing masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari

return on investment (X1) dan arus kas operasi (X2) sebagai variabel independen, dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen dengan total sampel sebanyak 54 sampel penelitian.

Hasil penelitian ini adalah kedua variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian dari F hitung sebesar 2,082 dengan tingkat signifikansi 0,137. Secara parsial return on investment tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 0,497 dengan tingkat signifikansi 0,621. Demikian juga dengan arus kas operasi yang juga tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio yang diperlihatkan dari hasil uji statistik t hitung yaitu 1.984 dengan signifikansi 0,053.

Kata Kunci : Return on Investment, arus kas operasi, dividend payout ratio, regresi berganda


(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF RETURN ON INVESTMENT AND CASH FLOW OPERATIONS TO THE DIVIDEND POLICY OF THE

MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study analyzed the influence of return on investment and cash flow from operations to the dividend policy (dividend payout ratio) of the manufacturing companies since 2008 up to 2010. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this research is financial statement from each company, and also it’s summary published through website www.idx.co.id

Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are return on investment (X1) and operating cash flow (X2) as variable independent, and dividend payout ratio (Y) as variable dependent consist of the 54 sample of research.

This research concludes that both of two independent variables have no significant influence toward dividend payout ratio in simultan, shown from F test result with value 2,082 with significant value 0,137. In parsial return on investment is not influence toward dividend payout ratio, t test result shows that return on investment has regression coefficient 0,498 with significant value 0,621. Operating cash flow also have no significant to the dividend payout ratio, t test result shows that operating cash flow has regression coefficient 1,984 with significant value 0.053.

Keyword : return on investment, operating cash flow, dividend payout ratio, multiple regression


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, setiap perusahaan ingin melanjutkan operasinya dengan tujuan untuk menghasilkan laba serta mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif. Sumber daya yang ada di perusahaan ini tentunya bisa diperoleh melalui modal yang bersumber dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan. Sumber modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang ditahan (retained earnings). Yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar modal.

Menurut harahap (2004), kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan, kas, aset, modal disebut sebagai rentabilitas / profitabilitas. Salah satu jenis rasio profitabilitas ini adalah

Return on Investment (ROI). Rasio ROI akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Jika angka yang ditunjukkan semakin besar berarti semakin bagus. Wajar jika setiap perusahaan go public akan berusaha untuk memperoleh laba yang besar untuk kelangsungan operasi perusahaan serta dibagikan


(14)

kepada para pemegang saham. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan mempunyai dana yang cukup untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh suharli (2007) yang juga membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian lainnya dilakukan oleh sudarsi (2007) yang juga membuktikan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembayaran dividen. Hal ini berarti perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang baik akan senantiasa membayar dividen.

Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI :2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar dividen, suatu perusahaan harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba tersebut diinvestasikan kembali, bukan diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.


(15)

Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah, tidak semua perusahaan yang menghasilkan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan mampu membayar dividen. Dan juga tidak semua perusahaan yang listing di BEI, yang memiliki profitabilitas yang baik akan membayarkan dividen, dan berdasarkan fenomena tersebut, ternyata disamping ROI yang dicapai dan laba yang dihasilkan, ada banyak faktor lain yang juga mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan, antara lain faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat ekspansi yang direncanakan, pertumbuhan perusahaan, ukuran dan umur korporasi. Dari pernyataan pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahya dalam menetapkan kebijakan dividen, manajemen tentu sangat memperhatikan Return on Investment (ROI) sebagai salah satu rasio dari profitabilitas perusahaan yang dihasilkan oleh perusahaan dan jumlah arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat apakah Return on Investment (ROI) atau arus kas operasi yang lebih mempengaruhi perusahaan dalam menentukan ratio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio), atau antara Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi secara bersama-sama mempengaruhi rasio pembayaran dividen


(16)

(Dividend Payout ratio), secara khusus untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari tahun 2008-2010. Apakah perusahaan perusahaan manufaktur ini juga mengalami fenomena tersebut diatas. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Return on Investment (ROI) dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Return on Investment (ROI) secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

2. Apakah arus kas operasi secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

3. Apakah Return on Investment dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka penulis membuat tujuan penelitian sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment (ROI) secara parsial terhadap kebijakan dividen.


(17)

b. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi secara parsial terhadap kebijakan dividen.

c. Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi secara simultan terhadap kebijakan dividen.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas, maka penulis membuat manfaat penelitian sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk menambah pengetahuan dan memperdalam ilmu di bidang yang di teliti, serta sebagai bahan referensi apabila dimintai pendapat mengenai pengaruh ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen

2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan acuan mengenai pengambilan keputusan dalam menentukan perushaan yang layak diberikan dana investasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan ilmu penelitian untuk penelitian lebih lanjut.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Profitabilitas

Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut sartono (2011:120), “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas merupakan indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat Return on Investmen (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta para investor dalam pasar modal. Profitabilitas perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang diambil dari informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya. Ada tiga rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.


(19)

2.1.1 Profit Margin

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Hanafi (2005:42) menyatakan bahwa rasio ini juga bisa diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung profitabilitas perusahaan

Profit Margin = Laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan

2.1.2 Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) sering disebut sebagai Return on Assets (ROA). Menurut Syamsudin (2000:63) “ROI (Return On Investment) atau yang sering disebut Return On Total Assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan.” ROI dihitung dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset

ROI / ROA = Laba bersih setelah pajak x 100% Total Aktiva


(20)

2.1.3 Return on Equity (ROE)

Syamsudin (2000:64) menyatakan “Return on Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham yang sebenarnya. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung ROE.

ROE = Laba bersih setelah pajak x 100% Total Ekuitas

2.2 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi aliran arus kas masuk dan keluar bersih pada periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memenuhi kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui adanya perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan arus kas menjelaskan perubahan jumlah kas atau setara kas dalam periode tertentu. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Kegunaan informasi arus kas adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi


(21)

jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Ada 3 jenis laporan arus kas, yaitu :

2.2.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Kas ini diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang, dan untuk pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya biaya lainnya. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi yang terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi


(22)

juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok dikelompokkan dalam aktivitas investasi atau pendanaan.

Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan juga unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. Menurut (IAI, 2002) menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya


(23)

perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment). Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi

2.2.2 Arus kas dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam aktivitas ini, kas berasal dari penjualan aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi.

2.2.3 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta kompetisi modal dan pinjaman perusahaan. Dalam aktivitas ini, kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang, laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal, pembayaran dividen, dan pembayaran pokok hutang bank.


(24)

2.3 Dividen

2.3.1 Pengertian Dividen

Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Skousen et al (2001:757) “dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai :

1. Laba ditahan yang mencukupi

2. Kas yang memadai

3. Tindakan formal dari dewan komisaris

Intinya sebuah korporasi bias membayar dividen jika laba korporasi tersebut cukup untuk operasi tahun berikutnya serta tidak mempunyai kendala dalam keuangan apabila pembayaran dividen dilakukan.

2.3.2 Jenis Dividen

Ada beberapa jenis dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham, jenis dividen menurut dyckman (2001:439), adalah sebagai berikut:


(25)

1. Dividen kas 2. Dividen property 3. Dividen saham 4. Dividen likuidasi

5. Dividen skrip atau wesel

Dari jenis dividen diatas para investor paling menyukai dividen kas karena dividen kas bersifat uang tunai, jika dibandingkan dengan dividen lain seperti dividen saham yang pembagiannya berjenis saham atau dividen property yang pembagiannya berjenis surat berharga atau aktiva non kas.

2.3.3 Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, date of payment.

1. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaran dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi.

2. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen.

3. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record.


(26)

4. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

Prosedur pembagian dividen berkaitan erat dengan tanggal atau waktu dikarenakan perusahaan dan para pemegang saham atau investor sama-sama telah menentukan jadwal.

2.3.4 Kebijakan Dividen

2.3.4.1 Pengertian kebijakan dividen

kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Atmaja (1994:351) menyatakan, “Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak perusahaan, pertama, dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, kedua, diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan”. Pada umumnya pendapatan bersih dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi kembali diinvestasikan. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, inilah yang disebut kebijakan dividen.

2.3.4.2 Kebijakan dividen bagi perusahaan

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan


(27)

investasi di masa yang akan datang. Menurut Tampubolon (2005:183), kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan

capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan.

2.3.4.3 Jenis kebijakan dividen

Menurut indriyo dan basri (2002 :231), secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan dibawah ini :

1. Stable Dividend Policy, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang makin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.

2. Flactuating Dividend Policy, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode, apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relative tinggi, juga sebaliknya.

3. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Flactuating Dividend policy, Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba, para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya maka didapatkan bagian dividen dari keuntungan tersebut.


(28)

Semua kebijakan dividen punya kesesuaian masing-masing tergantung pada perusahaannya. Jadi setiap perusahaan harus bisa menentukan kebijakan mana yang paling sesuai dengan perusahaan mereka.

2.3.4.4 Teori kebijakan dividen

Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pertumbuhan korporasi 2. Keterikatan dalam rapat

3. Profitability 4. Stabilitas laba 5. Kontrol perbaikan

6. Memahami pengungkit keuangan 7. Kemampuan untuk kondisi eksternal 8. Ukuran dan umur korporasi

Perusahaan dapat menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk mereka gunakan dalam pembagian dividen dengan cara membandingkan kebijakan dividen dengan faktor-faktor diatas.

2.3.4.5 Indikator kebijakan dividen

Menurut Warsono (203:275) indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen ada dua, yaitu hasil dividen (Dividen Yield) dan rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio). Dividend yield


(29)

harga saham biasa. Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield

sebagai suatu ukuran resiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Menurut Warsono (2003:275) Dividen yield secara matematis diformulasikan sebagai berikut di bawah ini.

Dividend Yield = dividen per lembar saham x 100% harga per lembar saham

Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout Ratio). Besar atau kecilnya payout ratio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan.

Dividend Payout Ratio lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield. Menurut Warsono (2003:27).

Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa.

Dividend Payout Ratio = Dividen per lembar saham x 100% Laba per lembar saham


(30)

2.4Tinjauan Penelitian terdahulu

Pradhono dan Yulius Jogi Christiwan (2004) melakukan penelitian dengan objek perusahaan manufaktur mengenai pengaruh Economic Value Added (EVA), Residual Income Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap

return yang diterima pemegang saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return

yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning.

Sedangkan EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

return yang diterima pemegang saham.

Michell Suharli (2007) melakukan penelitian dengan objek perusahaan perusahaan industry yang bergerak di bidang jasa/service yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. Penelitian ini menggunakan variabel Return On Equity, Fixed Asset, Current Ratio dan

Dividend Payout Ratio. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, fixed asset tidak berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, sedangkan Current Ratio

dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan

Indah Agustina Manurung (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh laba dan arus kas dari operasi terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) dari perusahaan manufaktur go publik sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio,


(31)

sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.5.1 Kerangka konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on investment (ROI) dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam memutuskan kebijakan dividen, perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa factor yang secara teori dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang akan dibayarkan juga meningkat. Sebagaimana tertera pada penjelasan sebelumnya, teori yang mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. Demikian juga dengan tersedianya kas perusahaan melalui operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, hubungan antara Return on Investment (ROI), arus kas operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka di bawah ini.


(32)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

H1

H2

H3 Sumber : data yang diolah penulis, 2012

Return on Investment (ROI) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Maka bisa dibilang semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi dividen yang akan dibayarkan.

Arus kas operasi adalah laporan mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Dan jika semakin tinggi arus kas maka semakin baik perputaran uang dalam perusahaan tersebut, dan ini tentu mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan.

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan

Kebijakan Dividen (DPR)

(Y)

Return On Investment

(ROI)


(33)

investasi di masa yang akan datang. kebijakan dividen korporasi penting untuk menjaga kepentingan dan kepercayaan investor kepada perusahaan.

2.5.2 Hipotesis Penelitian

Menurut kuncoro (2003:47) Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Terdapat beberapa hipotesis dalam penelitian ini.

H1 = Return on Investment (ROI) secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

H2 = Arus kas operasi perusahaan secar parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

H3 = Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Umar (2003:30), Penelitian ini menggunakan desain kausal yaitu untuk mengukur pengaruh antara variabel-variabel penelitan, atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut kuncoro (2001 :127), “Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada

masyarakat dan pengguna data”. Data yang digunakan berupa summary

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, selama periode 2008-2010. Data penelitian ini adalah data

time series, menurut Umar (2003:70), data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Data didapatkan dari


(35)

Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun 2010 dengan situs www.idx.co.id, dan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 3.3 Populasi dan Sampel Penelitan

Sugiono (2007 :72) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010, yang berjumlah 151 perusahaan manufaktur. Menurut Sugiyono, (2006:55), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur tersebut terdaftar di BEI selama periode penelitian (2008-2010)

2. Perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar dari BEI selama periode penelitian (2008-2010)

3. Perusahaan manufaktur tersebut telah mengeluarkan laporan keuangannya dari tahun 2008-2010 yang dapat diakses di www.idx.co.id


(36)

4. Perusahaan manufaktur tersebut telah membayar dividen pada tahun 2008-2010

Berdasarkan kriteria tersebut , diperoleh banyaknya perusahaan yang memenuhi kriteria dan akan diteliti yaitu sebanyak 18 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut.

Table 3.1

Sampel Perusahaan Manufaktur

NO Nama Perusahaan Kode Tanggal

berdiri

Tanggal Listing

1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Oktober 1994

2 PT astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989

3 PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990

4 PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990

5 PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR 26 Jan 1917 22 Des 1980

6 PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988 13 Feb 1995

7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14 Agt 1990 14 Jul 1994 8 PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk

INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989

9 PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997

10 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des 1982 04 Jun 1990

11 PT Metrodata Tbk MTDL 16 Feb 1983 09 Apr 1990

12 PT Selamat Sampoerna Tbk SMSM 19 Jan 1976 09 Sep 1996

13 PT Semen Gresik Tbk SMGR 22 Mar 1953 08 Jul 1991

14 PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 22 Des 1973 15 Feb 2000

15 PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979 02 Jul 1990

16 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Jun 1994

17 PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989

18 PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982


(37)

Berdasarkan perusahaan yang akan diteliti ini, maka penulis memperoleh sampel sebanyal 54 sampel penelitian yang berasal dari 3 tahun periode laporan keuangan dari 18 perusahaan ini, yakni tahun 2008, 2009, dan 2010

3.4Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel pada periode penelitian yang didapatkan dari situs Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun 2010, dengan situs www.idx.co.id, serta summary

laporan keuangan masing-masing perusahaan yang bersumber dari

Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data diolah menggunakan metode analisis statistik model regresi linier berganda dan dilakukan dengan menggunaka software SPSS 17.

3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Terdapat beberapa variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu ROI dan arus kas sebagai variabel independen (bebas) dan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel dependen (terikat)

3.5.1 Variabel Independen (bebas)

Menurut sugiyono (2005:3) “Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya


(38)

variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Return on Investment (ROI)

ROI = Laba bersih setelah pajak x 100% Total Aktiva

b. Arus kas operasi

Menurut pradhono (2004), Arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Arus kas operasi diukur dengan satuan rupiah per lembar saham.

3.5.2 Variabel Dependen (terikat)

Menurut Sugiyono (2005:3), “Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen atau bebas”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen dapat diartikan sebagai keputusan perusahaan dalam menentukan berapa jumlah laba bersih yang akan ditahan sebagai retained earnings dan yang akan digunakan untuk pembayaran dividen. Indikator dari kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen atau DPR. DPR menunjukkan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham selama tahun tertentu.


(39)

DPR = Dividen per lembar saham x 100% Laba per lembar saham

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dengan bantuan software SPSS 17. Peneliti melakukan pengujian asumsi klasik agar data terdistribusi normal, dan setelah itu dilakukan pengujian terhadap hipotesis.

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Secara sederhana statistik deskriptif adalah statistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan data. Terdapat berbagai cara dalam mendeskripsikan data, yang salah satunya adalah dalam bentuk ukuran-ukuran numerik dari hasil pengolahan terhadap data tersebut.Data yang digunakan penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Dan variabel penelitian ini terdiri dari Retrun on Invesment (ROI) dan arus kas operasi sebagai variabel bebas (independent variable) dan DPR sebagai variabel terikat (dependent variable).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Apabila nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut ghozali (2005:110), “cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua,


(40)

yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, dibuat dengan membuat hipotesis :

Ho : Data residual berdistribusi normal.

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Bila signifikansi > 0,05 berarti distribusi data normal maka Ha ditolak dan Ho diterima, sebaliknya bila signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.2.2 Uji Multikolonearitas

Uji Multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.


(41)

Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikoloneritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoloneritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikoloneritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.90.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedasitas. Ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat grafik scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.


(42)

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu meodel regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk medeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut :

1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi linier berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi terhadap DPR dengan model dasar sebagai berikut

Y = α + + + ε

Keterangan :

Y = Variabel dependen (DPR)

α = Konstanta

, = Koefesien

= Variabel independen pertama yaitu ROI

= Variabel independen kedua yaitu arus kas operasi ε = Tingkat kesalahan pengganggu


(43)

3.6.3.1 Koefisien Determinasi (R²)

Uji ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol sampai dengan satu. Semakin nilainya mendekati satu maka semakin lengkap informasi yang diberikan variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya, sebaliknya jika nilainya semakin menjauhi satu maka semakin sedikit informasi yang diberikan variabel independen dalam menerangkan variabel dependennya.

3.6.3.2 Uji Parsial atau uji t ( t Test )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas bersih secara parsial terhadap DPR. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung yang mengacu pada suatu ketentuan.

Ho diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) Ha diterima jika t hitung > t table (α =5%)

Di samping itu dapat pula dilihat dari signifikansinya yaitu jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

Hipotesis Statistik

Ho = Return on Investment dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap DPR secara parsial.


(44)

Ha = Return on Investment dan arus kas operasi berpengaruh terhadap DPR secara parsial.

3.6.3.3 Uji Simultan atau Uji F (F test)

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Uji ini dilakukan dengan mengacu pada suatu ketentuan.

Ho diterima jika F hitung < F table

Ha diterima jika F hitung > F table

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya yaitu jika nilai signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

Hipotesis Statistik

Ho = Return on Investment dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap DPR secara simltan.

Ha = Return on Investment dan arus kas operasi berpengaruh terhadap DPR secara simultan.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Analisis Hasil Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17. Terdapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2008-2010.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

No. Nama Perusahaan Kode Tanggal

Berdiri

Tanggal Listing

1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994

2. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989

3. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 4. PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR 26 Jan 1917 22 Des 1980

5. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990

6. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988 13 Feb 1995 7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14 Agt 1980 14 Jul 1994 8. PT Indocemen Tunggal Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989

9. PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997

10. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des 1982 04 Jun 1990

11. PT Metrodata Tbk MTDL 17 Feb 1983 09 Apr 1990

12. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 19 Jan 1976 09 Sep 1996

13. PT Semen Gresik Tbk SMGR 25 Mar 1953 08 Jul 1991

14. PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLS 22 Des 1973 15 Feb 2000

15. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979 02 Jul 1990

16. PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Jun 1994 17. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989

18. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1901 11 Jan 1982


(46)

4.2Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur selama periode 2008 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel-variabel Selama Tahun 2008-2010 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std, Deviation

ROI 54 0,65 53,28 13,1635 11,99494

Arus_Kas_Operasi 54 -4,E11 2,E13 1,72E12 3,701E12

DPR 54 4,13 302,90 51,2106 48,99582

Valid N (listwise) 54

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Berikut ini merupakan perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. Variabel ROI memiliki nilai minimum 0,65 dan maksimum 53,28 dengan rata-rata ROI sebesar 13,1635 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan.

b. Variabel arus kas operasi memiliki nilai minimum -4.E11 dan nilai maksimum 2.E13 dengan rata-rata kas operasi sebesar 1.72E12 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan.


(47)

c. Variabel DPR memiliki nilai minimum 4,13 dan nilai maksimum 302,90 dengan rata-rata DPR sebesar 51,2106 dengan jumlah sampel 54 perusahaan.

4.3Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis.

Ho : Data residual berdistribusi normal.

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.3

Uji Normalitas Sebelum Data Ditranformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROI

Arus_Kas_Op

erasi DPR

N 54 54 54

Normal Parametersa,b Mean 13,1635 1,72E12 51,2106

Std, Deviation 11,99494 3,701E12 48,99582 Most Extreme

Differences

Absolute 0,194 0,294 0,269

Positive 0,194 0,293 0,269

Negative -0,148 -0,294 -0,168

Kolmogorov-Smirnov Z 1,424 2,158 1,978

Asymp, Sig, (2-tailed) 0,035 0,000 0,001


(48)

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) masing-masing variabel penelitian yaitu ROI, Arus Kas Operasi dan DPR yaitu, 0,035, 0,000 dan 0,001 pada taraf kemaknaan 0,05. Jika signifikansi nilai Kolmogorov-Smirnov variabel penelitian lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data.

Gambar 4.1

Histogram (sebelum data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri (positive skewness).


(49)

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara tidak normal. Dari hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

(K-S), grafik histogram dan grafik normal plot menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007:106), yaitu:

1) Lakukan tranformasi data ke bentuk lainnya. 2) Lakukan trimming, yaitu membuang data outliner.

3) Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outliner ke suatu nilai tertentu.


(50)

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model LN dari persamaan DPR = f (ROL, Arus Kas Operasi), menjadi LN_DPR = f (LN_ROL, LN_Arus_Kas_Operasi). Kemudian, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.4

Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_ROI

LN_Arus_Kas

_Operasi LN_DPR

N 54 48 54

Normal Parametersa,b Mean 2,2211 26,6902 3,6035

Std, Deviation ,91500 2,29875 ,84551

Most Extreme Differences

Absolute 0,104 0,128 0,189

Positive 0,069 0,092 0,117

Negative -0,104 -0,128 -0,189

Kolmogorov-Smirnov Z 0,764 0,885 1,391

Asymp, Sig, (2-tailed) 0,604 0,413 0,062

a. Test distribution is Normal, b. Calculated from data,

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Dari tabel di atas, besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada masing-masing variabel penelitian yaitu ROI, Arus Kas Operasi dan DPR adalah 0,604, 0,413 dan 0,062 lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih


(51)

jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Gambar 4.3

Histogram (sesudah data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot (sesudah data ditranformasi) Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010


(52)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar, di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Multikolonieritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian.

Tabel 4.5

Nilai Collinearity Statistics

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_ROI 1.000 1.000

LN_Arus_Kas_Operasi 1.000 1.000

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memili nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 1,00 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga


(53)

menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,00. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat plot gtafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terhadi komokedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(54)

Gambar 4.5 Scatterplot

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2010

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk


(55)

mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai ujia

Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

 Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson d i m e n s i o n 0

1 .291a .085 .044 .77268 1.990

a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,990. Angka ini terletak di antara -1 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.5Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis linear berganda dengan bantuan software SPSS 17.

4.5.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel


(56)

dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Nilai koefisien deteminasi (R Square) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,291a 0,085 0,044 0,77268

a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,291 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara LN_dividend payout ratio

(LN_DPR) dengan variabel independennya (LN_ROI dan LN_Arus Kas Operasi) tidak begitu kuat karena berada di bawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,044. Hal ini berarti 4,4% variasi atau perubahan dalam DPR dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih dan arus kas operasi, sedangkan sisanya (95,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,77268, dimana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.


(57)

4.5.2 Uji Parsial (t Test)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanda dari setiap variabel independennya. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS versi 17.

Tabel 4.10 Hasil Uji t Model

t Sig.

1 (Constant) 0,656 0,515

LN_ROI 0,497 0,621

LN_Arus_Kas_Operasi 1,984 0,053

a. Dependent Variable: LN_DPR

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung variabel ROI sebesar 0,497 dengan nilai signifikansi 0,621. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah 0,497 sedangkan t tabel adalah 2.021 sehingga t tabel > t hitung (2,021 > 0,497), maka Return on Invesment

(ROI) secara individual tidak mempengaruhi DPR. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,621 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya Return on Invesment (ROI) tidak berpengaruh terhadap DPR.

Tabel di atas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel arus kas operasi sebesar 1,984 sedangkan t tabel adalah 2,021, sehingga t tabel > t hitung (2,021 > 1,984), maka arus kas operasi tidak berpengaruh


(58)

terhadap DPR secara individual. Signigikansi 0,053 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian > 0,05 (0,053 > 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap DPR.

4.5.3 Uji Simultan (F Test)

Untuk t digunakan untuk menguji signifikansi konstanda dari setiap variabel independennya. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS versi 17.

Tabel 4.11 Hasil Uji F ANOVAb Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2,486 2 1,243 2,082 0,137a

Residual 26,866 45 0,597

Total 29,352 47

a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Dari uji ANOVA atau F test diperoleh F hitung sebesar 2,082 dengan tingkat signifikan 0,137 sedangkan F tabel sebesar 3.204 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa


(59)

simultan dan signifikan terhadap DPR karena F hitung < F tabel (2,082 < 3,204) dan signifikansi penelitian > 0,05 (0,137 > 0,05), dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima, atau return on investment dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio.

Hasil analisis regresi juga dapat dilihat dari tabel dibawah ini dengan menggunakan bantuan software SPSS 17

Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 0,884 1,349

LN_ROI 0,064 0,129

LN_Arus_Kas_Operasi 0,097 0,049

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

LN_DPR = 0,884 + 0,064 ROI + 0,097 Arus Kas Operasi + ε Keterangan:

1) Konstanda sebesar 0,884 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0 dan X2 = 0) maka DPR sebesar 0,884.

2) β1 sebesar 0,064 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba bersih sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan DPR sebesar 0,064 dengan asumsi variabel lain tetap.


(60)

3) Β2 sebesar 0,097 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada arus kas operasi akan diikuti oleh kenaikan DPR sebesar 0,097 dengan asumsi

variabel lain tetap. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,044 yang berarti bahwa 4,4% variasi atau perubahan dalam Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dijelaskan oleh variasi Return on Invesment (ROI) dan arus kas operasi, sedangkan sisanya sebesar 95,6% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial arus kas yang berasal dari aktivitas operasi tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR yang dibagi perusahaan, demikian juga halnya dengan Return on Invesment (ROI) yang diperoleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap DPR perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Emmayanti (2008) yang menemukan bahwa secara parsial profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR), sedangkan hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa baik ROI maupun arus kas operasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian, atau dikarenakan beberapa sampel data yang diambil adalah rekayasa dari pihak manajemen agar para investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan mereka.


(61)

Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius (2004) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh lebih signifikan terhadap DPR. Dari hasil penelitian ini variabel ROI memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,064, artinya apabila terjadi perubahan variabel ROI sebesar 1% akan menaikkan DPR sebesar 0,064 atau 6,4%. Arus kas operasi juga memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,097, artinya apabila terjadi perubahan variabel arus kas operasi sebesar 1% akan menaikan DPR sebesar 0,097 atau 9,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini, arus kas operasi sebagai tolak ukur yang lebih signifikan daripada ROI. ROI dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap DPR.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Emmayanti (2008) dan Manurung (2009) yang menemukan bahwa ROI dan arus kas operasi berpengaruh terhadap DPR. Ini berarti pihak manajemen dalam menentukan besarnya DPR yang akan ditetapkan perusahaan tidak sepenuhnya memperhatikan ROI dan arus kas operasi secara bersama-sama.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah secara parsial Return on Investment tidak berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa informasi Return on Investment tidak bisa dijadikan tolak ukur dalam menentukan besarnya jumlah Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu Emmayati (2009) yang menghasilkan kesimpulan bahwa Return on Investment berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.

Arus kas operasi juga secara parsial tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan juga tidak bisa dijadikan tolak ukur dalam menentukan besarnya Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pradhono dan Yulius (2004) yang menyimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh lebih signifikan terhadap DPR.

Secara simultan Return on Investment dan arus kas operasi juga tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.


(63)

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti juga ingin memberikan saran bagi pihak investor dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi investor dan calon investor, untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia atau Instansi Pemerintah yaitu bapepam yang bisa memberikan informasi secara akurat dan relevan. Serta agar jangan terlalu menjadikan data yang dilampirkan sebagai tolak ukur utama dalam menentukan kinerja perusahaan

2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan variabel independen lain seperti hutang perusahaan, umur perusahaan, inflasi, atau variabel lain yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih akurat dalam menentukan besarnya


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gusti N, 2004. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Rajawali pers, Jakarta

Dyckman, R.Thomas, Roland E. Dukes and Charles J. Davis, 2001.Intermidiate Accounting, Alih bahasa Herman Wibobo,

Akuntansi Intermediate, Edisi ketiga, jilid II, Erlangga, Jakarta

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002.Manajemen Keuangan, Edisi keempat, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Yogyakarta, Yogyakarta Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program

SPSS, Edisi ketiga, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Universitas Diponegoro, Semarang.

Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Yogyakarta, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan S, 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta pada Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol. 4 No. 3 hal 247-258.

Ikatan akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan,Salemba Empat, Jakarta.

Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Yogyakarta, Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Manurung, Indah A, 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas operasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang go public, Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Pradhono dan yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November.


(65)

Sartono, R. Agus, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Setia Atmaja, Lukas, 1995. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Buku pertama, Andi Offset, Yogyakarta.

Smith, Jay M., K. Fred Skousen, 1992. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Tim Penerjemah Erlangga, Akuntansi Intermediate, Edisi Sembilan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Sudarsi, Sri, 2002. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Divided Payout Ratuo Pada Industri Perbankan yang Listed di BEJ”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Maret 2002.

Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Terbaru, Cetakan Sembilan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, CV Alfabeta, Bandung.

Tampubolon, P. Manahan, 2005. Manajemen Keuangan ( Finance Management) Conseptual, Problem & Studi Kasus, Ghalia Indonesia, Bogor.

Warsono, 2003, “Manajemen Keuangan Perusahaan” Jilid 1, Edisi 3, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang

Umar, Husein. 2003. Metode Riset: Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.


(1)

Lampiran iv

Statistik Deskriptif Sebelum Ditransformasi Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std, Deviation

ROI 54 ,65 53,28 13,1635 11,99494

Arus_Kas_Operasi 54 -4,E11 2,E13 1,72E12 3,701E12

DPR 54 4,13 302,90 51,2106 48,99582

Valid N (listwise) 54

Statistik Deskriptif Setelah Ditransformasi Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std, Deviation

LN_ROI 54 -,43 3,98 2,2211 ,91500

LN_Arus_Kas_Opera si

48 19,53 30,72 26,6902 2,29875

LN_DPR 54 1,42 5,71 3,6035 ,84551

Valid N (listwise) 48 Sumber : data diolah penulis, 2012


(2)

Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROI

Arus_Kas_Op

erasi DPR

N 54 54 54

Normal Parametersa,b Mean 13,1635 1,72E12 51,2106

Std, Deviation 11,99494 3,701E12 48,99582 Most Extreme

Differences

Absolute ,194 ,294 ,269

Positive ,194 ,293 ,269

Negative -,148 -,294 -,168

Kolmogorov-Smirnov Z 1,424 2,158 1,978

Asymp, Sig, (2-tailed) ,035 ,000 ,001

a, Test distribution is Normal, b, Calculated from data,

Sumber : data diolah penulis, 2012

Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_ROI

LN_Arus_Kas

_Operasi LN_DPR

N 54 48 54

Normal Parametersa,b Mean 2,2211 26,6902 3,6035

Std, Deviation ,91500 2,29875 ,84551 Most Extreme

Differences

Absolute ,104 ,128 ,189

Positive ,069 ,092 ,117

Negative -,104 -,128 -,189

Kolmogorov-Smirnov Z ,764 ,885 1,391

Asymp, Sig, (2-tailed) ,604 ,413 ,062

a, Test distribution is Normal, b, Calculated from data,


(3)

Gambar Histogram Sebelum Ditransformasi


(4)

Gambar Grafik P-P Plot SebelumDitransformasi


(5)

Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_ROI 1.000 1.000

LN_Arus_Kas_Operasi 1.000 1.000

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Uji Heterokedastisitas

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

d

i

m e n s

i

o n 0

1 .291a .085 .044 .77268 1.990

a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR


(6)

Model Analisis Linier Berganda Model Summary

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 0,884 1,349

LN_ROI 0,064 0,129

LN_Arus_Kas_Operasi 0,097 0,049

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0,291a 0,085 0,044 0,77268

a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Uji Parsial (t Test) Model

t Sig.

1 (Constant) 0,656 0,515

LN_ROI 0,497 0,621

LN_Arus_Kas_Operasi 1,984 0,053

a. Dependent Variable: LN_DPR

Sumber : Data yang diolah Penulis, 2012

Uji Simultan (F Test) ANOVAb Model

t Sig.

1 (Constant) 0,656 0,515

LN_ROI 0,497 0,621

LN_Arus_Kas_Operasi 1,984 0,053

a. Predictors: (Constant), LN_Arus_Kas_Operasi, LN_ROI b. Dependent Variable: LN_DPR


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), INVESTMENT OPPURTUNITY SET (IOS), DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 18

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 3

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

SKRIPSI PENGARUH ROI (RETURN ON INVESTMENT) DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10