Perbandingan situasi sosial-politik Kerajaan Demak dan Pajang versi sejarah dengan situasi sosial-politik dalam novel Karebet vs Penangsang karya Wawan Susetya : analisis sosiologi sastra.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBANDINGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK
KERAJAAN DEMAK DAN PAJANG VERSI SEJARAH
DENGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK
DALAM NOVEL KAREBET VS PENANGSANG
KARYA WAWAN SUSETYA :
ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Sastra Indonesia

Oleh
Satriadhi Prabowo
NIM: 064114024


PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBANDINGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK
KERAJAAN DEMAK DAN PAJANG VERSI SEJARAH
DENGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK
DALAM NOVEL KAREBET VS PENANGSANG
KARYA WAWAN SUSETYA :

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Sastra Indonesia

Oleh
Satriadhi Prabowo
NIM: 064114024

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

064114024

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

064114024

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Persembahan
Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang tak pernah jemu
membimbing dan melindungi ku selalu.
Kedua orang tuaku Bambang Nugroho dan rosliana
yang telah membuat ku ada di dunia ini, tanpa kalian
aku tak akan tau pahit manisnya kehidupan.
Untuk Mas Budi dan Mas Adi yang selalu mengingatkan
serta menegur ku sehingga diriku tersadarkan.
Para pendidik yang senantiasa memberikan gambaran
masa depan agar kami bisa berkembang
Seluruh orang yang peduli dan perhatian kepadaku
sehingga mereka selalu mendoakan dan berharap segala
yang terbaik untukku.

Kampus ku tercinta Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tempat aku menimba ilmu dan tempat
yang penuh kenangan baik manis maupun pahit.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTT0
Jika enggan mengambil risiko, Anda
tak akan pernah kalah. Tapi tanpa
berani menanggung risiko, Anda tak
akan pernah menang. - Richard Nixon.

v


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana
pada Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas
dari bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah
memberikan semangat, saran, ide, dan penghiburan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa syukur dan


terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini kepada :
1.

Drs. B. Rahmanto, M.Hum, sebagai dosen pembimbing I, terima kasih atas
segala bimbingan dan masukan kepada saya untuk meyelesaikan skripsi ini.

2.

S.E. Peni Adji, S.S, M.Hum sebagai dosen pembimbing II, terima kasih
telah meluangkan banyak waktu untuk memberikn masukan dan
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3.

Drs. Heri Antono. M. Hum, selaku kepala program studi Sastra Indonesia,
terima kasih atas bantuan dan dorongan semangatnya agar saya
menyelesaikan skripsi ini.


4.

Semua dosen jurusan Sastra Indonesia yaitu Prof. Dr. Praptomo Baryad I,
M.Hum., Dr. Y. Yapi Taum, M.Hum., Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum.,
vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Drs. F.X. Santosa, M.S., Dr.P. Ari Subagyo, M.Hum. yang telah dengan
sabar membimbing penulis selam menempuh pendidikan di Sastra
Indonesia. Saya mohon maaf apabila selama menempuh pendidikan saya
melakukan kesalahan secara sengaja dan tidak disengaja.
5.


Sekretariat Prodi Sastra Indonesia terutama mbk rose.

6.

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta staf karyawan Universitas
Sanata Dharma.

7.

Kedua orang tua saya yang selalu berdoa dan berharap saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.

8.

Kedua kakak saya, Budi Prasetyo dan Adhi Pranoto yang selalu bertanya
dan terkadang memarahi saya agar saya menyelesaikan skripsi ini serta
dukungan material dan spritual kepasa penulis, sehingga skripsi ini dapat
selesai.

9.


Keluarga besar penulis, Om Poyo, (almarhum) Tante Woro, Mas Iyan,
Mbak Tata, Mbak Ria, Om Ibnu, lintang, dave, sheila, dan lain-lain yang tak
segan menegur untuk mengikatkan mengerjakan skripsi.

10. Untuk Ana Nurfiana yang special untuk penulis karena telah membatu,
mengikatkan serta selalu mendampingi juga tak kenal bosan untuk
mengikatkan penulis menyeselaikan skripsi ini.
11. Teman-teman

Sastra

Indonesia

untuk

kebersamaannya

da n


saling

mengingatkan mengenai skripsi serta untuk saling bertukar pikiran
mengenai skripsi masing-masing selama ini, Aloy, Sepi, Dini, Ari, Dhika,
Anton, Joko, Mike, hendra dan lain-lain
vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Teman-teman Waroenk Realino, Angel, Bonhead, Gery, Meyhong, Anton,
Anjar, Utoy, Kopet, Si w, Albert, Bang her, Itok, Tejo, Ony, Galih, Anjar,
Ari, Codot, Dioz, Itik, Eprek, Eka, Walet, Tyok, Tiok Tokolan, Detta, Romo
Anton, Dhian, Laras, Yogi, Bona, Erna, Gofur, Bobo, Mas Heri Gareng,
Acil, Jojo, Gembes, Chaos, Jamban. Simbah. Terima kasih atas
kebersamaannya kawan, sampai bertemu di panji-panji perjuangan
selanjutnya.
13. Teman-teman Punk Realino, Mas Diyan, (Almarhum) Penyu, Mas Cathak,
Mas Agung, Mas Adi, Mas Oi, Mas Teyeng, Mas Yosef, Om Tejo, Mas
Unyil, Mas Cimot, Mas Ariep, Mas Anom, Mas Yunus, Kang Plongoh, Mas
Daru. Selalu bertukar pikiran dan membuka wawasan saya mengenai cara
memandang dunia ini.
14. Alumni SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang tetap berteman dengan
penulis sampai sekarang, Tigor, Engkong, Ableh, Kirun, Gogon, Dimas,
Gery. Tertawa bersama menertawai diri kita sendiri dan orang lain.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang turut
mendukung dengan doa-doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis
mengucapkan terima kasih atas kenaikan semua pihak, biarlah Tuhan yang
Maha Esa yang membals semuanya dengan limpahan Rahmat dan karuniaNya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak siapa saja yang
berkepentingan terhadap skripsi ini.

Yogyakarta,31 Juli 2013
Penulis,

Satriadhi Prabowo

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya imliah.

Yogyakarta, 31 Juli 2013
Penulis,

Satriadhi Prabowo

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Satriadhi Prabowo

Nomor Mahasiswa

: 064114024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah berjudul:
PERBANDINGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK
KERAJAAN DEMAK DAN PAJANG VERSI SEJARAH
DENGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK
DALAM NOVEL KAREBET VS PENANGSANG
KARYA WAWAN SUSETYA
(ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA)
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty
kepada saya, selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal,31 Juli 2013
Yang menyatakan,

(Satriadhi Prabowo)

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Prabowo, Satriadhi. 2013. “Perbandingan Situasi Sosial-Politik Kerajaan
Demak dan Pajang Versi Sejarah dengan Situasi Sosial-Politik
dalam Novel Karebet Vs Penangsang karya Wawan Susetya :
Analisis Sosiologi Sastra. “ Skripsi Strata (S-1). Yogyakarta.
Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji perbandingan situasi sosial-politik Kerajaan
Demak dan Kerajaan Pajang versi teks sejarah dengan situasi sosial-politik
Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang dalam novel Karebet Vs Penangsang karya
Wawan Susetya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendiskripsikan
analisis struktural yang difokuskan pada analisis alur, mendeskripsikan
perbandingan situasi sosial-politik Kerajaan Demak dan Pajang versi teks sejarah
dengan situasi sosial-politik dalam novel Karebet Vs Penangsang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Diawali dengan
analisis struktur teks yang difokuskan pada analisis alur, lalu dilanjutjkan pada
analisis perbandingan situasi sosial-politik yang terjadi pada masa Kerajaan
Demak dan Kerajaan Pajang menurut teks sejarah dengan situasi sosial-politik
yang terjadi dalam cerita novel sehingga dapat mendiskripsikannya secara lebih
jelas.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan metode
kualitatif yang memberikan perhatian terhadap sumber primer, data dalam
hubungannya dengan konteks keberadaanya. Metode diskriptif analisis dilakukan
dengan cara mendiskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Alur dalam novel
Karebet Vs Penangsang adalah alur lurus atau linear. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi berjalan secara kronologis dan berurutan, ini dikarenakan peristiwa terjadi
berjalan secara runtut dari sub bab awal Merajut kembali Kekuasaan Majapahit
yang Terkoyak hingga sub bab akhir cerita Matahari Kembar di Kasultanan
Pajang. Diawali dengan kisah Kerajaan Majapahit paska Prabu Brawijaya V yaitu
Prabu Giriandrawardhana yang bergelar Prabu Brawijaya VI. Terjadi perebutan
kekuasaan antara Kesultanan Demak Bintoro dengan Kerajaan Majapahit era
Prabu Giriandrawardhana sampai ke Kasultanan Demak era Sultan Trenggana
dengan Kerajaan Majapahit era Prabu Dyah Ranawijaya yang dimenangkan oleh
Kasultanan Demak Bintoro. Alur berjalan lurus ke Kerajaan Pajang dengan
Sultannya Mas Karebet yang bergelar Sultan Hadiwijaya. (2) situasi sosial-politik
yang terjadi di dalam novel Karebet Vs Penangsang memiliki beberapa perbedaan
dengan teks sejarah yang menjadi acuan penulis. (a) Situasi yang digambarkan
dalam novel lebih memihak ke Kerajaan pemenang dari kronik perebutan
kekuasaan yang terjadi di Tanah Jawa. Cerita dalam novel menganggap Raja-raja
yang berkuasa dapat dikatakan adil dan bijaksana terhadap masyarakatnya dan
tidak menceritakan sisi kelemahan sifat rajanya, sedangkan dalam sejarah setiap
pemerintahan suatu raja terdapat sisi negatif dalam pemerintahannya. (b) Para
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Dewan Wali Sanga diceritakan novel merupakan orang yang sakti mandraguna,
adil, bijaksana serta merupakan orang suci sehingga novel ini melegalkan
hukuman terhadap kelompok yang berbeda pandangan dengan Dewan Wali
Sanga. Sejarah berkata lain ada unsur politik di dalamnya yaitu, adanya
kepentingan politik yang mengatasnamakan agama. (c) Cerita novel ini tidak
menceritakan susunan pemerintahan Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang secara
rinci, hanya mengambil peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan
raja yang familiar atau raja-raja yang berpengaruh selama kerajaan tersebut
berkuasa. Terkadang novel ini melewatkan peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi pada masa Kerajaan Demak dan Pajang berkuasa.
Dari hasil penelitian ini terlihat novel Karebet Vs penangsang merupakan
cerita dari kisah-kisah para pemenang sehingga isinya berat sebelah. Wawan
Susetya menulis cerita mengenai Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang
terinspirasi dari kisah-kisah penguasa yang telah berhasil memenangkan konflik
perebutan kekuasaan. Dapat disimpulkan bahwa Terjadi perbedaan cerita antara
teks sejarah dengan cerita novel ini. Meski begitu semua tokoh yang ada dalam
novel merupakan tokoh yang nyata dalam sejarah.

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Prabowo, Satriadhi . 2013 “The Comparison between Socio-Political
Situation of Demak and Pajang Kingdom in the Version of
History Text and The Socio-Political Situation Of The Demak
And Pajang Kingdom in Karebet Vs Penangsang Novel Written
by Wawan Susetya: Sociological Criticism.” Undergraduate
Thesis. Yogyakarta: Departement of Indonesian Letter,
Faculty of Letter, Sanata Dharma University, 2013.
This study examines the comparison between socio-political situation of
Demak and Pajang Kingdom in the version of history text and the sociopolitical situation of the Demak and Pajang Kingdom in Karebet Vs Penangsang
novel written by Wawan Susetya. The purpose of this study is to analyze and
describe the structural analysis focused on the analysis of the plot, describe the
socio-political situation comparison of Demak and Pajang Kingdrom in the
version of history text and the socio-political situation in the novel Karebet Vs
Penangsang.
This study uses the sociological criticism as the approach of the literature.
It begins with the analysis of the text structure focused on the plot analysis and
continued by the comparison analysis of the socio-political situation which
happened in the era of Demak and Pajang Kingdom according to history text
with the socio-political which happens in the novel so that it can be described
clearly.
The research uses qualitative method which gives attention towards natural
data, the data in the context of its existence. The descriptive analysis oss used by
describing the facts which later was continued by analysis, but it is not merely
describing but also giving enough understanding and explanation.
The results of the study are: (1) The plot in the Karebet Vs Penangsang
novel is linear. The events which chronologically happen are formed by the
events going in order from the first subchapter Merajut kembali Kekuasaan
Majapahit yang Terkoyak until the last one Matahari Kembar di Kasultanan
Pajang. It begins with the story of Majapahit after the authority of Prabu
Brawijaya V which is the era of Prabu Giriandrawardhana titled Prabu
Brawijaya VI. There is war for authority between the Sultanate of Demak
Bintoro and Majapahit Kingdom in the era of Prabu Giriandrawardhana until the
era of Sultan Trenggana in Demak Sultanate and Prabu Dyah Ranawijaya in
Majapahit Kingdom which is finally won by Demak Bintoro Sultanate. Then the
plot goes straightly to Pajang Kingdom with Mas Karebet as the Sultan, titled
Sultan Hadiwijaya. (2) The socio-political situation written on the Karebet Vs
Penangsang Novel has some differences with the version of history text which
become the reference for the writer. (a) The situation in the novel takes the
winner’s side of the war for authority happened in the Tanah Jawa (Java Land).
The story of the novel mentions that the kings are fair and wise towards the
society and it does not tell the bad side of the kings, whereas every history of the
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

authority has its negative side. (b) In the novel, Wali Sanga is described as the
magical, fair, wise and holy so this novel legalizes the punishment for those who
have different point of view with them. The history says differently that there is
another political interest which is for benefit of the religion matter. (c) The novel
does not tell the detailed government structure. It just takes the some events and
well-known kings. Sometimes, this novel misses some important events
happened in the era of Demak Kingdom and Pajang Kingdom.
From the study, it is shown that Karebet Vs Penangsang Novel is the story
of the winner which makes it bias. Wawan Susetya wrote stories related to
Demak and Pajang Kingdom inspired by the stories of the authority that won the
war for authority. It can be concluded that there are some differences in the story
between the history text and the novel. However, all the characters in the novel
are real people in the history.

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... x
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
ABSTRACT ......................................................................................................xiv
DAFTAR ISI ..................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
2. Rumusan Masalah Penelitian .............................................................. 4
3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
5. Tinjauan Pustaka................................................................................. 5
6. Landasan Teori ................................................................................... 5
6.1 Teori Strukturalisme.................................................................... 5

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6.2 Alur ............................................................................................ 7
6.3 Sosiologi Sastra ........................................................................... 9
6.4 Sosial .......................................................................................... 10
6.5 Politik ......................................................................................... 12
7. Metode Penelitian ............................................................................... 13
7.1 Pendekatan .................................................................................. 15
7.2 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 16
7.3 Metode Analisis Data .................................................................. 16
7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ......................................... 17
7.5 Sumber Data ............................................................................... 18
8. Sistematika Penyajian ......................................................................... 18
BAB II ANALISIS ALUR NOVEL KAREBET VS PENANGSANG KARYA
WAWAN SUSETYA ..................................................................................... 19
1.

Tahap Situation atau Penyituasian ...................................................... 19

2.

Tahap Generating Circustanses atau Tahap Pemunculan Konflik ...... 22

3.

Tahap Rising Action atau Tahap Peningkatan Konflik ........................ 42

4.

Tahap Climax atau Klimaks ............................................................... 68

5.

Tahap Denouement atau Tahap Penyelesaian ..................................... 77

6.

Rangkuman........................................................................................ 80

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III PERBANDINGAN SITUASI SOSIAL-POLITIK KERAJAAN
DEMAK DAN PAJANG SERTA SITUASI SOSIAL-POLITIK DALAM
NOVEL KAREBET VS PENANGSANG ........................................................... 82
1.

Situasi Sosial-Politik Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang Versi
Sejarah ............................................................................................... 83

2.

1.1

Gambaran Situasi Politik Kerajaan Demak ................................ 83

1.2

Gambaran Situasi Politik Kerajaan Pajang................................. 93

Situasi Sosial-Politik Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang dalam
novel Karebet Vs Penangsang............................................................ 100
2.1

Situasi social-politik Kerajaan Demak dalam novel Karebet Vs

Penangsang ....................................................................................... 100
2.2

Situasi Sosial-Politik Kerajaan Pajang Dalam Novel Karebet Vs

Penangsang .......................................................................................109
3.

Keterkaitan Hubungan Antara Kerajaan Demak dengan Kerajaan
Panjang ..............................................................................................115

4.

Perbandingan Teks Sejarah dengan Novel Karebet Vs Penangsang....119
4.1

Bagan Perbandingan Teks Sejarah Kerajaan Demak dengan Novel

Karebet Vs Penangsang .....................................................................120
4.2

Bagan Perbandingan Teks Kerajaan Pajang dengan Novel

Karebet Vs Penangsang ...................................................................127

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV PENUTUP
1.

Kesimpulan........................................................................................132

2.

Saran .................................................................................................134

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................135
BIODATA.......................................................................................................137

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Masalah
Karya sastra dibangun oleh pengarangnya sebagai hasil rekaman
berdasarkan perenungan, penafsiran, penghayatan hidup terhadap realitas
sosial dan lingkungan kemasyarakatan tempat pengarang hidup dan
berkembang (Sumardjo, 1984: 15). Novel sebagai karya sastra dibangun dari
berbagai unsur fiksi seperti plot, karakter, tema, point of fiew (sudut pandang)
dan sebagainya. Sebagai karya fiksi, novel banyak mengandung nilai-nilai
sosial, politik, etika, religi, filososfis yang bertolak dari pengungkapan
kembali suatu fenomena kehidupan (Sumardjo, 1984: 67).
Pengarang sebagai pencipta karya sastra juga merupakan bagian dari
kehidupan itu sendiri. Ketika ia menciptakan suatu karya, ia tidak hanya
terdorong oleh luapan atau desakan dari dalam dirinya untuk mengungkapkan
perasaan atau cita-citanya, tetapi juga berkeinginan untuk menyampaikan
pikiran-pikiran,

gagasan-gagasan,

pendapat,

kesan-kesan,

dan

juga

keprihatinan-keprihatinan atas suatu peristiwa yang telah terjadi kepada
seorang atau kelompok orang (Sardjono, 1992: 10).
Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis
pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

adat istiadat zaman itu

2

(Luxemburg, 1986: 23). Hubungan sastra dan

masyarakat diteliti ialah hubungan antara aspek-aspek teks sastra dan susunan
masyarakat, sastra pun dipergunakan sebagai sistem menganalisis sistem
masyarakat (Luxemburg, 1986: 25).
Selain itu, dalam kaitannya dengan masyarakat, karya sastra juga dapat
bersumber dari peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah merupakan ilustrasi
seorang pengarang untuk menciptakan karya sastra. Menurut Kuntowijaya
(2006: 171), objek karya sastra adalah realitas, apa pun yang dimaksud
dengan realitas oleh pengarang apabila realitas itu berupa peristiwa sejarah,
maka karya sastra dapat, pertama mencoba menerjemahkan peristiwa itu
dalam bahasa yang imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa
sejarah menurut kadar kemampuan pengarang. Kedua, karya sastra dapat
menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan,
serta tanggapan mengenai suatu peristiwa sejarah. Ketiga, seperti juga karya
sejarah, karya sastra dapat menjadi penciptaan kembali sebuah peristiwa
sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang.
Pengarang novel sejarah dapat menggunakan cerita masa lampau
untuk menolak atau mendukung suatu interpretasi atau gambaran sejarah yang
sudah mapan. Wawan Susetya pengarang novel Karebet Vs Penangsang
membahas suatu cerita di masa lampau mengenai adanya intrik-intrik politik
juga intrik-intrik sosial yang dilakukan penguasa untuk menunjang suatu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

tujuan agar masyarakat di negaranya menjadi patuh dan tunduk terhadap
keinginan dan cita-cita penguasa.
Novel ini mengandung alur yang di dalamnya menceritakan situasi
sosial-politik yang terjadi pada masa Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang;
dua kerajaan yang memiliki hubungan keterkaitan satu sama lain. Alur yang
terjadi dalam novel Karebet Vs Penangsang berjalan lurus atau linear. Novel
ini menceritakan peristiwa paska Majapahit era Prabu Brawijaya V ke
Kerajaan Majapahit era Prabu Giriandrawardhana yang mengkudeta
pemerintahan

Prabu

Brawijaya

V

tetapi

Prabu

Giriandrawardhana

mengangkat dirinya sebagai Prabu Brawijaya VI yang melanjutkan
pemerintahan Majapahit Prabu Brawijaya V. Kemudian dikisahkan pula
berdirinya Keraton Demak Bintoro yang dideklarasikan oleh Raden Patah
dengan dukungan dari Wali Sanga, sampai cerita Kerajaan Pajang dengan
rajanya Hadiwijaya alias Jaka Tingkir yang bernama Mas Karebet, termasuk
perebutan kekuasaan antara Karebet dengan Arya Penangsang adipati Jipang.
Situasi sosial-politik pun sangat tampak di dalam novel Karebet Vs
Penangsang karya Wawan Susetya. Penulis berusaha menganalisisnya secara
mendalam sehingga situasi sosial-politik yang terjadi di dalam novel Karebet
Vs Penangsang dapat terpaparkan dengan jelas. Terdapat perebutan kekuasaan
dan pengaruh untuk mendapatkan tahta serta ambisi untuk menaklukkan
daerah lain agar wilayah yang dikuasai semangkin luas. Usaha kerajaankerajaan yang tersebut dilakukan penguasa untuk meningkatkan kesejahteraan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

masyarakatnya termasuk dalam kehidupan ekonomi, sosial-budaya, dan lain
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian
1.2.1

Bagaimanakah unsur alur dalam novel Karebet vs Penangsang ?

1.2.2

Bagaimanakah perbandingan situasi sosial-politik Kerajaan Demak
dan Kerajaan Pajang versi sejarah dengan situasi sosial-politik dalam
novel Karebet Vs Penangsang?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Mendeskripsikan unsur alur dalam novel Karebet Vs Penangsang.

1.3.2

Menganalisis dan mendekripsikan perbandingan situasi sosial-politik
Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang versi sejarah dengan situasi
sosial-politik dalam novel Karebet Vs Penangsang.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang
wacana di bidang sastra, serta dapat menjadi kritik sastra dalam
memperkaya dunia sastra khususnya dalam telaah sastra dengan
pendekatan strukturalisme.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.4.2

5

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan apresiasi kesusastraan
Indonesia khususnya novel sejarah Karebet Vs Penangsang.

1.4.3

Penelitian ini dapat menambah referensi studi sejarah, khususnya
perkembangan

situsi

sosial-politik

paska runtuhnya

kerajaan

Majapahit.

1.5 Tinjauan Pustaka
Novel Karebet Vs Penangsang termasuk ke dalam novel yang belum
lama diterbitkan yaitu Juni 2011 sehingga novel ini belum ada yang
melakukan pembahasan secara detail dari berbagai segi.
Sejauh pengamatan penulis belum ada yang menganalisis novel
Karebet vs Penangsang dari segi situasi sosial-politik Kerajaan Demak
dengan Kerajaan Pajang. Dapat disimpulkan topik penelitian situasi sosialpolitik, Kerajaan Demak dengan Kerajaan Pajang penelitian terbaru sehingga
penulis mencoba untuk menganalisisnya secara mendalan dari segi sosialpolitik yang terkandung dalam novel ini.

1.6 Landasan Teori
1.6.1

Teori Strukturalisme
Teori struktural merupakan sebuah pendekatan yang mengkaji unsur-

unsur pembangun karya sastra. Mursal Esten (1990: 18) menyebutkan bahwa
struktur karya sastra terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

intrinsik karya sastra meliputi tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, dan
gaya. Faktor politik, ekonomi, sosial, dan psikologi merupakan unsur-unsur
ekstrinsik dalam karya sastra.
Analisi struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsurunsur mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi intertekstual. Analisis
unsure-unsur mikroteks itu misalnya berupa analisis kata-kata dalam kalimat
namun ia dapat juga berupa analisis fungsi dan hubungan antara unsur waktu,
tempat, sosial-budaya (Nurgiantoro, 1994 : 38). Dalam analisis strukturalisme
dalam novel Karebet Vs penangsang, penulis memfokuskan penelitiannya
hanya pada analisis alur yang ada dalam novel Karebet Vs Penangsang. Hal
ini dikarenakan alur ceritalah yang menggambarkan situasi sosial-politik yang
terjadi dalam novel ini. Penulis menganalisis struktur teks untuk menemukan
situasi sosial-politik yang terjadi serta hubungan keterkaitan antara dua
kerajaan, yaitu Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang.
Secara etimoligis struktur berasal dari kata struktura (Latin), berarti
bentuk, bangunan. Strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu
struktur itu sendiri, dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak
antarhubungan unsur yang satu dengan unsur lainnya, di pihak lain hubungan
antar unsur dengan totalitasnya (Ratna, 2011: 91) .
Strukturalime memberi perhatian analisis unsur-unsur karya. Setiap
karya sastra, baik karya sastra dengan jenis yang sama maupun yang berbeda,
memiliki unsur-unsur yang berbeda meskipun demekian unsur-unsur pokok

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

yang terkandung di antaranya tema, peristiwa, alur, sudut pandang, gaya
bahasa, penokohan (Ratna, 2011: 93).

1.6.2 Alur
Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang
yang menganggapnya, sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi
yang lain. Tinjauan struktural terhadap karya fiksi pun sering lebih ditekankan
pada pembicaraan plot, walau mungkin mempergunakan istilah lain
(Nurgiantoro, 2005: 110). Hal itu juga beralasan dengan kejelasan plot,
kejelasan tentang kaitan antarperistiwa yang dikisahkan secara linear, akan
mempermudah pemahaman kita terhadap cerita yang ditampilkan. Kejelasan
plot berarti kejelasan cerita, kesederhanaan plot berarti kemudahan cerita
untuk dimengerti (Nurgiantoro, 2005 :110).
Secara umum, alur merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa dalam
sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang
berhubungan secara kausal saja. Peritiwa kausal merupakan peristiwa yang
menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak
dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa
kausal tidak terbatas pada hal-hal yang fisik saja seperti ujaran atau tindakan,
tetapi

juga

mencangkup

perubahan

sikap

karakter,

kilasan-kilasan

pandangnya, keputusan-keputusannya, dan segala yang menjadi variabel
pengubah dalam dirinya (Stanton, 2007 : 26).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

Menurut Nurgiantoro (2007: 149-150) tahapan alur dapat dibagi
menjadi lima tahapan, yaitu (1) tahap situasion atau tahap penyituasian, tahap
yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh cerita.
Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal dan
lain-lain, berfungsi untuk melandasi tumpuan cerita yang dikisahkan pada
tahap berikutnya.
(2) Tahap generating circumstances atau tahap pemunculan konflik,
masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai
dimunculkan. Jadi tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, dan itu
sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik
pada tahap berikutnya.
(3) Tahap rising action atau tahap peningkatan konflik, konflik yang
telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan
dikembangkan kadar intensitasnya, peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi
inti cerita semakin mencengkam dan menegangkan. Konflik-konflik yang
terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-pertentangan,
benturan-benturan antar kepentingan. Masalah, dan tokoh yang mengarah ke
klimaks semakin tak dapat dihindari.
(4) Tahap climax atau tahap klimaks, konflik dan atau pertentanganpertentangan yang terjadi, yang dilalui dan atau ditimpakan kepada para tokoh
cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebagai pelaku dan penderita

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

menjadi konflik utama. Sebuah cerita yang panjang mungkin saja memiliki
lebih dari satu klimaks.
(5) Tahap denouement atau tahap penyelesaian, konflik yang telah
mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan, konflikkonflik tambahan tambahan jika ada juga diberi jalan keluar, cerita diakiri.
Jadi, setelah mengetahui tahapan alur yang terdapat dalam novel serta
menganalisisnya secara rinci, maka gambaran situasi sosial-politik kerajaan
Demak dan Kerajaan Pajang terlihat jelas sekali dalam Novel Karebet Vs
Penangsang. Penelitian ini akan membandingakan situasi sosial-politik yang
terjadi dalam novel dengan situasi sosial-politik menurut sejarah.

1.6.3

Sosiologi Sastra
Secara singkat sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang

manusia dalam masyarakat; telaah tentang lembaga dan proses sosial.
Sosiologi berusaha mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan,
bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari
lembaga-lembaga sosial dan segala masalah perekonomian, keagamaan,
politik, dan lain-lain yang semuanya itu merupakan struktur sosial (Damono,
1975 : 6)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

Seperti halnya sosiologi, sastra berurusan dengan manusia dalam
manusia dalam masyarakat, usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan
usahanya untuk mengubah masyarakat itu. Dalam hal isi, sesungguhnya
sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama. Dengan demikian novel,
genre utama sastra dalam zaman industri ini, dapat dianggap sebagai usaha
untuk menciptakan kembali dunia sosial ini: hubungan manusia dengan
keluarganya, lingkungannya, politik, negara, dan sebagainya. Dalam
pengertian dokumenter murni, jelas novel berurusan dengan tekstur sosial,
ekonomi, dan politik yang juga menjadi urusan sosiologi (Damono, 1975: 67).
Dalam penelian ini saya meneliti novel berdasarkan pengertian bahwa
sastra berurusan dengan manusia dalam manusia dalam masyarakat, usaha
manusia untuk menyesuaikan diri dan usahanya untuk mengubah masyarakat
itu. Hal itu tampak dalam hubungan manusia di dalam masyarakat yang
terdapat di dalam novel Karebet Vs Penangsang. Dimana novel ini kental
dengan nuansa sosiologi sastra.
1.6.4

Sosial
Dalam Kamus Sosiologi, Sosial adalah berkenaan dengan perilaku

inter personal, atau yang terkait dengan proses sosial (Sarjono soekanto, 1985:
464). Menurut Keith Jacobs sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

dalam sebuah situs komunitas. Bagi Ruth Aylett, sosial adalah sesuatu yang
dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi.
Bagi Paul Ernest, sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu
karena mereka terlihat dalam kegiatan bersama. Bagi Enda M.C sosial itu cara
tentang bagaimana cara individu saling berhubungan. Bagi Perter Herman,
sosial yaitu sesuatu yang dipahami sebagai perbedaan namun tetap merupakan
sebagai satu kesatuan. Bagi Engin Fahri, sosial adalah sesuatu inti dari
bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan
tentang pola hubungan para individu tersebut. (Supardi, 2011: 20)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial adalah berkenaan
dengan khalayak; berkenaan dengan masyarakat; berkenaan dengan umum;
suka menolong dan memperhatikan kepentingan umum (Taqdir Meity dkk,
2008: 1085). Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat
merupakan jaminan jalinan sosial, dan masyarakat selalu berubah. (Supardi,
2011: 24).
Dalam penelitian ini situasi sosial dipahami sebagai keadaan sosial
yang terjadi di masyarakat tetapi tak bisa dipungkiri, situasi sosial yang terjadi
di masyarakat baik hari hubungan antar sesama serta tak melupakan faktor
penguasa. Penguasa sebagai pemimpin masyarakat sangat memepengaruhi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

sosial yang terjadi di dalamnya. Misalnya saat penguasa beragama Islam tentu
saja masyarakat mayoritasnya menjadi Islam atau saat penguasanya beraliran
Kejawen tentu saja masyarakatnya akan terpengaruh juga menjadi aliran
Kejawen.
1.6.5

Politik
Istilah politik berasal dari kata polis (bahasa Yunani), yang artinya

negara kota. Dari kata polis dihasilkan kata-kata, politeia, artinya segala hal
ihwal mengenai negara; polites artinya warga negara (Supardi. 2011: 130).
Dalam Kamus sosiologi, politik adalah perjuangan untuk mendapatkan
kekuasaan (Sarjono Soekanto, 1985: 263). Hal ini sejalan pula dengan
pengertian yang terdapat dalan Kamus Filsafat, politik adalah apa yang
berhubungan dengan pemerintah; Aktifitas yang berkaitan dengan relasi-relasi
antara

bangsa-bangsa

dan

kelompok-kelompok

sosial

lainnya

yang

berhubungan dengan perkara penggunaan kekuasaan negara: menurut
Aristoteles, politik merupakan cabang pengetahuan praktis. Politik merupakan
bagian dari etika yang berurusan dengan manusia dalam kegiatan kelompok.
Manusia adalah makluk makluk Polis (negara kota). Kecenderunangan
alamiah dari manusia ialah membentuk kelompok, bertindak dalam kelompok
dan bertindak sebagai kelompok ( Lorent Bagus, 1996:857)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, politik memiliki arti hal-hal
yang berkenaan dengan tata negara; urusan yang mencakup siasat dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

pemerintahan negara atau terhadap negara lain; cara bertindak, taktik (Takdir
Meity dkk, 2008: 886). Disamping itu, politik seringkali dianggap berkenaan
denga tipu daya, kebohongan keterusterangan dan bermuka dua, janji-janji
dan kompromi, mengancam dan membalas ancaman dan sebagainya. Bagi
Plato dan Aristoteles, politik adalah mencari keadilan dan kehidupan yang
baik. Bagi Hobbes, politik adalah kontrol manusia yang jika dibiarkan
menuruti kehendak mereka sendiri, akan hidup secara alamiah, brutal, buruk
dan berumur pendek. Bagi Bentam dan pengikut-pengikutnya, politik adalah
sarana yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi dan memperbaiki
kepentingan

pribadi

maupun

kolektif

bersama-sama

dalam

prinsip

kesenangan. Bagi Mark, politik adalah alat yang digunakan oleh suatu kelas
yang mengekplotasi mempertahankan kelasnya terhadap kelas yang
diekploitasi (Bert F Hoselt, 1988: 342).
Dalam penelitian ini politik diasumsikan sebagai siasat dan stratergi
untuk menaklukkan kerajaan lain, serta cara-cara untuk memobilisasi
masyarakat banyak untuk mengikuti penguasa. Dalam hal ini termasuk juga
pendoktrinasian yang dilakukan atas nama agama sehingga masyarakat mau
berjuang dengan segenap jiwa raga demi kepentingan penguasa.

1.7 Metode Penelitian
Metode berasal dari kata methodos, dalam pengertian yang lebih luas
metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat
berikutnya (Ratna, 2011: 34). Metode ini dilakukan dengan cara
mendiskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Dalam
hal ini analisis tidak hanya menguraikan, melainkan juga memberi penjelasan
dan pemahaman secukupnya (Ratna, 2011: 53).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang
memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya
dengan konteks keberadaanya. Cara-cara inilah yang mendorong metode
kualitatif dianggap sebagai metode sebab penelitian pada gilirannya
melibatkan sejumlah besar gejala sosial. Objek penelitian bukan gejala sosial
sebagai bentuk substantif, yang justru mendorong timbulnya gejala sosial
tersebut. Penelitian kualitatif mempertahankan hakekat nilai-nilai. Dalam
sosiologi sastra sumber datanya dapat berupa masyarakat sebab masyarakat
yang menghasilkan karya sastra tersebut. (Ratna, 2011: 47)
Metode diskriptif analisis dilakukan dengan cara mendikripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimilogis diskripsi
dan analisis berati menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal
dari bahasa Yunani, analyein (‘ana’ = atas, ‘lyein’ = lepas, urai), telah
diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga
memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna ,2011: 53).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.7.1

15

Pendekatan
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiologi sastra yang merupakan perkembangan dari pendekatan
mimetik. Menurut Damono (1987: 9) pendekatan ini memahami karya sastra
dalam hubungannya dengan realitas dan aspek sosial kemasyarakatan.
Lagipula karya sasra menyajikan kehidupan, sehingga kehidupan sebagian
besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam
serta subjektivitas manusia.
Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan tersebut disebut sosiologi sastra. Ada dua cara potensi utama
dalam sosiologi sastra. Pertama yang berdasarkan pada anggapan bahwa
sastra merupakan cermin proses sosial belaka. Pendekatan ini bergerak dari
faktor-faktor di luar sastra untuk membicarakan tentang sastra. Sastra itu
sendiri hanya berkarya dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar
sastra. Jelas dalam pendekatan ini teks sastra sebagai bahan penelahaan
sosiologi sastra sebagai salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
struktur dalam teks sastra, kemudian digunakan pula untuk memahami gejala
sosial budaya yang ada (Damono, 1979: 2-3). Penulis akan meneliti unsur alur
yang terkandung di dalam novel sebagai jembatan untuk meneliti keadaan
sosial-politik yang ada dalam novel serta perbandingan antara situasi sosialpolitik Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang dalam novel dengan situasi
sosial-politik yang ada dalam sejarah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.7.2

16

Metode Pengumpulan Data
1.7.2.1 Studi Pustaka. Membaca, mencatat dan memberikan tanda
tentang kejadian atau tingkah laku yang sesuai dengan metode
pendekatan historis

yang terdapat pada novel Karebet Vs

Penangsang karya Wawan Susetya.
1.7.2.2 Memilih data yang terkait dengan konteks sosial pengarang,
sastra sebagai cermin realitas sosial, dan fungsi sosial sastra
yang diwujudkan dalam bentuk data yang berupa kutipan.
1.7.3

Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang

memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya
dengan konteks keberadaanya. Cara-cara inilah yang mendorong metode
kualitatif dianggap sebagai metode sebab penelitian pada gilirannya
melibatkan sejumlah besar gejala sosial. Objek penelitian bukan gejala sosial
sebagai bentuk substantif, yang justru mendorong timbulnya gejala sosial
tersebut. Penelitian kualitatif mempertahankan hakikat nilai-nilai. Dalam
sosiologi sastra sumber datanya dapat berupa masyarakat sebab masyarakat
yang menghasilkan karya sastra tersebut (Ratna, 2011: 47).
Metode diskriptif analisis dilakukan dengan cara mendikripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimilogis diskripsi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal
dari bahasa Yunani, analyein (‘ana’ = atas, ‘lyein’ = lepas, urai), telah
diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga
memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2011: 53).
Dalam penelitian ini, penulis menguraikan novel Karebet Vs
Penangsang dengan mengumpulkan data-data yang sudah dikumpulkan,
kemudian diuraikan secara tepat melalui kajian struktural yaitu analisis alur
dan situasi sosial-politik dalam novel, Sehingga rumusan masalah dapat
terjawab dalam penelitian ini.

1.7.4

Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Dalam penyajian hasil analisis data, penulis menggunakan metode

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk mendiskrisikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia, fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena yang satu dengan fenomen yang lain. Metode deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan data dan menginterpretasikan
sesuatu, misalkan kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang
berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat terjadinya, atau tentang
kecenderunangan yang tengah berlangsung.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.7.5

18

Sumber Data
Judul

: Karebet Vs Penangsang

Pengarang

: Wawan Susetya

Penerbit

: Penerbit Imania

Tahun Terbit : 2011
Tebal

: 342 halaman

1.8 Sistematika Penyajian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab pertama
berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pistaka, landasan teori, metode,
pendekatan, dan sistematika penyajian. Bab dua analisis alur dalam Novel
Karebet Vs Penangsang. Bab tiga berisi perbandingan situasi sosial-politik
kerajaan Demak dan kerajaan Pajang versi sejarah dengan situasi sosialpolitik dalam novel Karebet Vs Penangsang, setelah mengetahui situasi sosial
politik. Selanjutnya kesimpulan dan saran terdapat di bab empat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

BAB II
ANALISIS ALUR NOVEL KAREBET VS PENANGSANG KARYA WAWAN
SUSETYA

Analisis alur dititikberatkan pada peristiwa-peristiwa penting dalam urutan
waktu yang membentuk alur Karebet Vs Penangsang. Nurgiantoro membagi tahapan
tersebut menjadi tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan
konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian (Nurgiantoro, 2007: 149). Analisis
alur novel Karebet Vs Penangsang ini akan diuraikan sebagai berikut:

2.1

Tahap Situation atau Penyituasian
Tahap penyituasian adalah tahap awal dalam novel Karebet Vs Penangsang.

Tahap penyituasian dalam novel Karebet Vs Penangsang berisi pelukisan dan
pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini juga menjadi pembuka
cerita, pemberian informasi awal cerita yang melandasi cerita yang akan dikisahkan
pada tahap berikut.
Cerita novel ini diawali pada tahun 1400 tahun Saka atau tahun Jawa (1478)
kisaran abab ke-15 mengenai situasi Kerajaan Majapahit yang telah mengalami
kemelut di dalamnya karena Kerajaan Majapahit telah ditumbangkan oleh Prabu
Giridrawardhana Raja Kediri sehingga Prabu Brawijaya V berserta dua abdi
kinasihnya Sabda Palon dan Naya Genggong menuju puncak Gunung Lawu dan ia

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

moksa di sana. Sebelum beliau wafat beliau menguncapkan kalimat syahadat atas
bimbingan Sunan Kali Jaga.
Pengenalan latar novel ini adalah Kerajaan Majapahit yang terletak di Jawa
Timur dengan kejayaan yang pernah diperoleh Majapahit dengan menguasai
Nusantara. Prabu Girindrawardhana mengklaim dirinya sebagai Prabu Brawijaya VI
penerus Kerajaan Majapahit. Seperti yang terdapat dalam kutipan ini :

.

Moksanya Prabu Brawijaya V di Gunung Lawu, yang bernama Bhre
Kertabhumi putra bungsu Prabu Sinagara alias Rajasa Wardana yang bergelar
Prabu Brawijaya IV, sehingga meninggalkan duka yang mendalam bagi para
putra Wayah serta rakyat Majapahit. Serta runtuhnya Kerajaan Majapahit
disebabkan oleh tindakan