OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA (PTK Kelas VII SMP Pembangunan Wonosari Tahun Ajaran 2008/2009).

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN STRUKTURAL TIPE TPS (THINK PAIR SHARE)
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
(PTK Kelas VII SMP Pembangunan Wonosari Tahun Ajaran 2008/2009)

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Disusun oleh:

RANI TRI SISWANTI
A410 050 165

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan salah satu hal
yang terpenting bagi setiap orang. Menurut Jean Piaget pendidikan merupakan
penghubung antara dua sisi yaitu sisi individu yang sedang tumbuh dan nilainilai sosial, intelektual serta moral (Saiful Sagala, 2003: 1). Pendidikan
mempunyai nilai tanggung jawab untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai
tersebut dalam diri siswa. Dengan demikian pendidikan harus betul betul
diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing,
di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peranan penting dalam
pendidikan siswanya agar tercapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu guru
hendaknya tidak hanya menyampaikan informasi pelajaran saja tetapi juga
melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ssiwa agar menjadi manusia yang berguna.
Seringkali ditemukan guru yang pintar belum tentu mengoptimalkan
potensi dan kompetensi siswa. Hal ini mungkin karena seorang guru memilih
pendekatan dan metode pengajaran yang kurang tepat. Tugas seorang guru
adalah belajar mengajar dengan efektif, dinamis, efisien dan positif, ditandai
dengan keterlibatan aktif diantara subjek pengajaran. Subyek pengajaran yang
dimaksud yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pengaruh serta pembimbing.

1


Siswa sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan
diri dalam pengajaran.
Pengajaran pendidikan matematika dikenal mulai dari siswa kanakkanak sampai pada tingkat perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena
matematika digunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan manusia.
Untuk itu diperlukan suatu pengajaran yang optimal agar siswa dapat
menerima matematika dengan baik dan benar.
Pembelajaran yang dilaksanakan umumnya masih tradisional yaitu
guru menerangkan suatu konsep, memberikan suatu contoh, murid pada
umumnya belajar secara individu, tanpa ada kesempatan yang leluasa untuk
menalarkan secara logis dan mengkomunikasikan gagasan-gagasannya. Proses
pembelajaran itu telah menghasilkan sejumlah murid tidak mampu
menggunakan ketrampilan matematis untuk menyelesaikan permasalahan
kecil sekalipun.
Dalam proses belajar mengajar guru matematika seharusnya mengerti
bagaimana memberikan stimulus sehingga siswa mencintai belajar matematika
dan lebih memahami materi yang diberikan oleh guru, serta mampu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinann muncul kelompok siswa yang
menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi
faktor yang menghambat proses belajar siswa.

Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran
matematika dapat diukur dari keberhasilan ssiwa yang mengikuti kegiatan
pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman,

penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pamahaman
dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat
keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa
prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Berkaitan
dengan masalah tersebut, pada pembelajaran matematika juga ditemukan
keragamaan masalah sebagai berikut: 1.keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran belum nampak, 2. para siswa jarang mengajukan pertanyaan,
walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang
belum atau kurang paham, 3. keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan
pada proses pembelajaran juga masih, 4. kurangnya keberanian siswa untuk
mengerjakan soal di depan kelas.
Dalam pengajaran matematika diharapkan siwa benar-benar aktif,
sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan
lebih lama bertahan. Suatu konsep akan mudah dipahami dan diingat oleh
siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah
yang tepat, jelas dan menarik. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut berkelanjutan maka perlu
dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha
menyusun dan menerapkan berbagai model yang bervariasi agar siswa tertarik
dan

bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS ( Think Pair
Share) . Pada pembelajaran ini menekankan pada penggunaan struktur tertentu

yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa sehingga siswa mampu
bekerja dengan saling membantu dalam kelompok kecil.
Tipe TPS merupakan struktur yang dikembangkan untuk mengerjakan
ketrampilan sosial. Berdasarkan uraian

yang telah dituliskan maka upaya

peningkatan keaktivan belajar matematika diperlukan dengan salah satu usaha

yaitu diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Dengan melihat latar belakang masalah tersebut peneliti terdorong
untuk meneliti masalah tersebut di atas dengan mengambil judul
"Optimalisasi Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Struktural
Tipe TPS untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa".

B. Rumusan Masalah
Penelitian

difokuskan

pada

pembelajaran

matematika

melalui

pendekatan struktural tipe TPS untuk meningkatkan keaktifan siswa. Fokus

permasalahan penelitian ini dirinci menjadi dua pertanyaan:
1. Adakah peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
melalui pendekatan struktural tipe TPS ?
2. Adakah peningkatan prestasi belajar matematika setelah pembelajaran
matematika melalui pendekatan struktural tipe TPS ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum ditujukan untuk mengembangkan model
pembelajaran Tujuan melalui pendekatan struktural tipe TPS untuk
meningkatkan keaktifan siswa. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk
peningkatan perilaku belajar dan prestasi belajar Tujuan seperti disebutkan di
bawah:
1. Mendiskripsikan peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika melalui pendekatan struktural tipe TPS.
2. Mendiskripsikan

peningkatan

prestasi


belajar

matematika

melalui

pendekatan struktural TPS.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Manfaat yang diharapkan peneliti adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat
memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya
peningkatan keaktifan melalui pendekatan struktural tipe TPS. Penelitian
ini juga dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam belajar
matematika.
Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi
pembelajaran matematika yang mulai bergeser ke pembelajaran yang
mementingkan prosesnya, karena dalam proses pembelajaran disarankan


untuk menggunakan paradigma belajar yang menunjukkan pada proses
untuk mencapai hasil.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini memberikan masukan pada guru dan
siswa. Bagi guru matematika dapat digunakan sebagai masukan untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang aktif dan kreatif. Bagi siswa proses
pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dalam bertanya dan
keberanian mengemukakan ide.

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT)

0 10 64

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR AND SHARE) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA ( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil TP 2011/2012 SMP Gajah Mada Bandar Lampung )

0 9 75

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 67

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 20 Bandar Lampung T.P. 2013/2014)

1 12 51

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN MODUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK, PAIR AND SHARE)

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SISWA KELAS VIII D SMP N 1 PLERET

0 0 8

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

0 2 8

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VII A SMP N 2 BERBAH TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20