Kampanye "Dago Heritage" tentang Konservasi Bangunan Tua di Dago.

(1)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 1

ABSTRAK

Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis membahas proses pembuatan Kampanye Dago Heritage tentang Konservasi Bangunan Tua Di Dago, mulai dari visualisasi hingga penulisan laporan.

Penulis diharapkan dapat belajar membuat sebuah projek desain grafis secara menyeluruh dengan menerapkan pembalajaran yang sudah didapat selama perkuliahan sebelumnya. Sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, mahasiswa wajib mengikuti mata kuliah MDKV 6.

Projek yang dibuat selama Tugas Akhir ini adalah Kampanye Dago Heritage berkenaan tentang Konservasi Bangunan Tua Di Dago, menyangkut masalah semakin sedikitnya bangunan tua bergaya Art Deco akibat kurangnya kepedulian masyarakat dan pengetahuan akan usaha pelestarian yang dapat disertai dengan proses pembaharuan bangunan dengan jalan konservasi


(2)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 2

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………. i

LEMBAR PENGESAHAN ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………. iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ……… v

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ………. ix

DAFTAR GAMBAR ……….. x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ……….... 2

1.3 Tujuan Perancangan ……….…. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 4

1.5 Skema Perancangan ………... 4

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kampanye ……… 5

2.2 Pelestarian Bangunan atau Lingkungan ……… 6

2.2.1 Klasifikasi dalam Konservasi Bangunan ………... 7

2.2.2 Prinsip, Metode, dan Sasaran dalam Konservasi …………...… 9

2.3 Pengertian Wisata Heritage ………. 11

2.3.1 Pengertian Pariwisata ……….. 11

2.3.2 Pengertian Heritage ……… 13

2.3.3 Cultural Tourism ………. 13

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Komunitas-Komunitas Peduli Heritage Kota Bandung ... 15

3.1.1 Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung / Bandung Society for Heritage Conservation ………...……. 15

3.1.2 Komunitas Lain yang Biasa Terlibat dalam Acara Wisata Heritage di Bandung ... 17


(3)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 3

3.2.1 Lokasi, Lingkungan Alam dan Kondisi Masyarakat Dago ... 18

3.2.2 Asal Mula Nama Dago ... 18

3.2.3 Bangunan Lama yang Telah Mendapat Konservasi ... 20

3.3 Keunikan Arsitektur Bangunan di Dago berikut Perkembangannya ... 21

3.4 Perda No. 19 Tahun 2009 ………... 23

3.5 Event Menarik yang Dapat Diadakan dalam Kampanye ... 25

3.6 Hasil Survey Wawancara dan Kuisioner ... 26

3.6.1 Hasil Wawancara ... 26

3.6.2 Hasil Kuisioner ... 27

3.7 Tinjauan Projek Sejenis ... 30

3.7.1 Wisata Heritage ... 30

3.7.2 Kampanye Pelestarian Bangunan Cagar Budaya ... 32

3.8 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 33

3.8.1 Analisis SWOT ... 34

3.8.2 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ... 36

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ………... 38

4.2 Konsep Kreatif ………... 39

4.2.1 Konsep Verbal ……… 39

4.2.2 Konsep Visual ……… 40

4.3 Konsep Media ………... 43

4.4 Hasil Karya ……… 46

4.4.1 Poster ……….. 47

4.4.2 Billboard ………. 52

4.4.3 X – Banner ………. 55

4.4.4 Website ……….. 56

4.4.5 Umbul-Umbul ………... 59

4.4.6 Media Panduan ……….. 60

4.4.7 Iklan Majalah ………. 61

4.4.8 Iklan Koran ………... 63

4.4.9 Iklan Facebook ………. 64

4.4.10 Flyer ………... 65

4.4.11 Media Berjalan ……….. 66


(4)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 4

4.4.13 Stand ……… 67

4.4.14 Merchandise ……… 68

Rincian Biaya Kampanye Dago Heritage Timeline Penyebaran Media Kampanye Dago Heritage BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 71

5.2 Saran ……… 72

5.2.1 Saran dari Para Dosen Pembimbing dan Penguji ……… 72

5.2.2 Saran Pengembangan ……….. 73

DAFTAR PUSTAKA ……… xii

DAFTAR ISTILAH ……….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….. xv


(5)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 5

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 1.1 Skema Perancangan Projek ... 4 Grafik 3.1 Pengunjung Dago Berdasarkan Kota Asalnya ... 27 Grafik 3.2 Faktor Menarik Dago bagi Para Pengunjung ... 28 Grafik 3.3 Pengetahuan Masyarakat akan Kawasan Belanja di Dago

adalah Kawasan Bersejarah ... 28 Grafik 3.4 Pilihan Aktivitas Para Pengunjung dalam Melestarikan

Bangunan Heritage Dago ... 29 Grafik 3.5 Minat Masyarakat akan Wisata Heritage di Dago ... 30


(6)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Bandung Heritage Society ………... 15

Gambar 2. Villa Tiga Warna ……….. 20

Gambar 3. Gedung ITB ……….. 20

Gambar 4. Villa Merah ………... 21

Gambar 5. Media Panduan “Bandung Heritage Walk” ……….. 31

Gambar 6. Cover Depan Contoh Karya Tulis “Kampanye Pelestarian Bangunan Cagar Budaya” ………...…….. 32

Gambar 7. Logo Kampanye “Dago Heritage” ………...…… 40

Gambar 8. Font Boadway ……….. 41

Gambar 9. Font Bellerose ……….. 41

Gambar 10. Pemakaian Warna Logo ………. 42

Gambar 11. Poster Tahap Informing………. 48

Gambar 12. Poster Tahap Informing II .……….… 49

Gambar 13. Poster Tahap Remindin………... 50

Gambar 14. Poster Event ……….... 51

Gambar 15. Penerapan Poster di Tempat Kunjungan Event Wisata ………….…. 52

Gambar 16. Billboard Tahap Informing dan Reminding……… 53

Gambar 17. Billboard Event ………... 54

Gambar 18. Penerapan Billboard di Cabang Jalan Layang Pasupati .………. 54

Gambar 19. X-Banner Tahap Informing dan Reminding……… 55

Gambar 20. X-Banner Event ……….. 56

Gambar 21. Penerapan X-Banner di Depan Kantor Bandung Heritage Society … 56 Gambar 22. Pengaplikasian Website berukuran 600px X 800px ………... 57

Gambar 23. Halaman HOME ………. 57

Gambar 24. Halaman KONSERVASI ………... 58

Gambar 25. Halaman EVENT ……… 58

Gambar 26. Halaman CONTACT ………58

Gambar 27. Umbul-Umbul Event ………... 59

Gambar 28. Penerapan Umbul-Umbul di Jalan Layang Pasupati ……….. 60


(7)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 7

Gambar 30. Tampak Belakang Media Panduan ………. 61

Gambar 31. Iklan Majalah Event ……… 62

Gambar 32. Penerapan Iklan Majalah di Halaman Dalam Cover Depan ………... 62

Gambar 33. Iklan Koran Event ……….. 63

Gambar 34. Penerapan Iklan Koran Event di Koran Tribun dan Pikiran Rakyat ... 64

Gambar 35. Iklan Facebook Event ……….. 64

Gambar 36. Penerapan Iklan Facebook ……….. 65

Gambar 37. Flyer Event ………. 65

Gambar 38. Media Berjalan di Kaca Belakang Angkot ……… 66

Gambar 39. Ambient Media di jalan setapak Ir. H. Juanda ………... 67

Gambar 40. Stand Pendaftaran ……….. 67

Gambar 41. Merchandise ……… 68

Gambar 42. Visualisasi Pin untuk Peserta dan Kru Event Kampanye ……… 68

Gambar 43. ID Card untuk Peserta dan Kru Event ………. 69


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas tamasya atau mengunjungi suatu daerah adalah kegiatan yang sedang menjalar dan diminati masyarakat sekarang ini, terutama mengunjugi daerah yang kaya akan beragam wisata, tempat perbelanjaan modern hingga keunikan kuliner yang khas dan menarik. Bandung adalah salah satunya, kota yang kini terkenal sebagai Kota Factory Outlet, pusat pembelanjaan mode yang mudah dijangkau terutama oleh orang-orang Jakarta.

Ada beragam kawasan yang memiliki daya tarik wisatawan, salah satunya adalah Dago. Dago terletak di bagian utara Bandung. Banyak tempat menarik yang dapat dikunjungi oleh para pecinta wisata. Beragam factory outlet, distro, hingga café tersebar di sepanjang jalan ini. Bahkan kekayaan Dago yang sering dilupakan dan dapat menarik minat masyarakat adalah bangunan-bangunan tuanya berupa perumahan dengan arsitektur zaman dulu.

“Seperti apakah Dago sebelum tanahnya menjadi gemerlap penuh dengan dunia glamour seperti sekarang ini?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang tepat yang telah dikemukan oleh Eva Rachmania melalui jurnalnya “Sejarah Dago di Tengah Modernisasi” untuk menggambarkan bagaimana keadaan Dago setelah mendapat banyak pengaruh modernisasi. Saat ini keadaan Dago sudah berbeda, kotor, macet, pengap, panas, polusi udara dan suara, pohon-pohon rindang telah tumbang tergantikan dengan tumbuhnya gedung-gedung baru.

Tumbuhnya bangunan komersial menunjukkan banyaknya sinyal bahaya bagi bangunan-bangunan tua di Dago. Banyak bangunan tua beralih fungsi menjadi bangunan komersial. Pengalihfungsian ini tampaknya berubah menjadi pengalihbentukan bangunan-bangunan tua Dago. Bentuk bangunan lama dihancurkan dan diganti dengan bangunan yang lebih modern dengan menonjolkan sisi komersialnya. Hilangnya rumah-rumah tua di Dago akan menyebabkan hilangnya identitas Bandung sebagai kota bersejarah, bukti-bukti peninggalan sejarah, akses sejarah untuk generasi yang akan datang, dan lain-lain.


(9)

2 Memiliki bangunan-bangunan tua seperti di Dago ini, membuat kebanggaan tersendiri bagi para pemiliknya. Namun hal ini tidak disadari masyarakat untuk menjalankan konservasi bangunan tua dengan baik. Banyak yang mengubah fungsi hingga bentuk bangunan secara berlebihan. Dengan mengkonservasi sebuah bangunan, maka bangunan akan lebih terawat tanpa takut kekurangan dana dan perkembangan masa kini pun dapat diselaraskan dengan perencanaan masa lalu. Hal inilah yang akan menjadi aset wisata untuk menarik datangnya masyarakat luar.

Pemerintah daerah pun telah mengadakan beberapa solusi atas semua permasalahan ini. Dengan melakukan konservasi, pembangunan yang akan dilakukan tidak akan terhambat. Cara ini dapat menjadi jalan keluar yang baik agar bangunan-bangunan tua tetap terjaga dan perkembangan ekonomi yang akan dilakukan dapat meningkat terutama dalam hal wisata kota Bandung. Perpaduan bangunan kini dan masa lalu akan menampilkan keindahan arsitektur yang menarik dan sejarah pun tetap terjaga.

Sekarang saatnya menyadari pentingnya arsitektur bangunan tua yang menyimpan sejarah bagi perkembangan sebuah daerah. Atas dasar itu maka diperlukan informasi mengenai sejarah setiap tempat, khususnya Dago yang saat ini sedang mengalami modernisasi dengan sangat pesat. Disinilah peranan desain komunikasi visual diperlukan dengan mengadakan sebuah kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arsitektur bangunan tua di Dago yang menyimpan sejarah di dalamnya, terutama sebagai kawasan konservasi bangunan tua.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Menjadikan Dago sebagai kawasan konservasi bangunan tua, berarti memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar, dengan menekankan penggunaan kembali bangunan lama sehingga tidak terlantar. Hal inilah yang seringkali menjadi salah persepsi bagi orang-orang yang membuka usaha di Dago, tanpa mempedulikan keindahan bangunan tua yang ditempatinya. Oleh karena itu


(10)

3 ditinjau dari peranan Desain Komunikasi Visual, masalah dalam topik yang diangkat ini adalah :

 Bagaimana membuat rancangan strategi visual kampanye yang menarik agar dapat meningkatkan konservasi bangunan tua di kawasan Dago? Permasalahan inilah yang menjadi kendala dalam menjadikan Dago sebagai kawasan konservasi bangunan tua, peninggalan orang-orang Belanda zaman dahulu, yang bisa dikategorikan sebagai pusaka kota/heritage. Untuk itu diperlukan suatu program atau kegiatan dalam kampanye, guna memperlihatkan keindahan arsitektur bangunan tua yang telah dikonservasi agar masyarakat menyadari dan mau ikut terlibat dalam mengembangkan suatu pembangunan yang tidak selalu harus mengubah arsitektur secara keseluruhan.

Target sasaran yang dituju adalah kalangan dewasa, antara usia 25-35 tahun. Kalangan dewasa ini tentunya diharapkan dapat meneruskan jejak orang-orang sebelumnya, yang peduli bagaimana indahnya bangunan heritage yang ada, perlu dijaga dan dilestarikan. Tentunya event kampanye mengkonservasi bangunan tua ini akan dilaksanakan di kawasan Dago dan sekitar, terutama bangunan-bangunan yang telah dikonservasi bertempat dan akan menarik minat masyarakat setempat.

1.3 Tujuan Perancangan

Dengan adanya permasalahan di atas, maka tujuan perancangan yang akan dibuat adalah :

 Meningkatkan minat masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pelestarian bangunan-bangunan tua di Dago melalui pengadaan event kampanye seperti wisata heritage, pameran foto, talk show, dan sebagainya.

 Mengadakan promosi untuk event kampanye tersebut dengan media yang tepat dan sesuai target sasaran.

Saat ini acara berwisata sedang diminati masyarakat terutama kalangan dewasa yang hidupnya dikelilingi dunia pekerjaan. Wisata seperti mengunjungi dan menikmati pesona indahnya suatu daerah dapat menjadi alternatif dalam program kampanye bangunan-bangunan heritage yang masih ada di Dago yang telah


(11)

4 dikonservasi. Kegiatan Wisata Dago Heritage ini memiliki tujuan untuk memperlihatkan dan memberikan pengarahan secara langsung bagaimana konservasi yang baik pada arsitektur bangunan-bangunan tua. Para peserta wisata pun diajak mengenal arti sejarah dan keindahan arsitektur bangunan tersebut.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam prosesnya, metoda yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1. Studi pustaka, mengumpulkan data-data mendasar dari buku, internet, koran,

dan, jurnal seputar bangunan tua Dago dan teori-teori pendukung.

2. Observasi, mengamati langsung bangunan-bangunan tua di Dago dan menemukan media iklan berikut lokasi yang tepat untuk menyebarkannya. 3. Wawancara, mengenai opini masyarakat akan permasalahan Dago dan

lembaga-lembaga yang bersangkutan seperti Bandung Heritage Society. 4. Kuesioner, menemukan cara yang menarik dan diminati kebanyakan

masyarakat untuk berpartisipasi mengatasi permasalahan Dago ini.

1.5 Skema Perancangan


(12)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dalam melaksanakan dan meningkatkan upaya konservasi pada bangunan tua tak pernah lepas dari berbagai kendala yang perlu diatasi. Kurangnya rasa kepedulian akan pentingnya bangunan-bangunan tua untuk dilestarikan menjadi kendala terbesar dalam melaksanakan konservasi di kawasan Dago. Selain itu juga, pengetahuan masyarakat akan pembangunan yang dilaksanakan dan juga konservasi pembangunan pun masih minim di mana seringkali konservasi ini dianggap menjadi penghalang dalam melaksanakan pembangunan.

Untuk itu melalui kampanye bertemakan meningkatkan konservasi ini, masyarakat akan disuguhkan berbagai pengetahuan lengkap seputar konservasi sendiri dengan pengamatan secara langsung dalam event kampanye tersebut. terutama masyarakat dalam usia 25-35 tahun, yang memegang peranan dalam pembangunan di kawasan strategis seperti Dago ini. Dengan mengikuti event tersebut, target sasaran akan diajak untuk menyadari betapa pentingnya konservasi dan bagaimana indahnya hasil pembangunan yang telah disertakan pada bangunan tua. Pada akhirnya mereka pun mau peduli dan ikut serta mengaktifkan konservasi bangunan tua tersebut.

Melalui event kampanye yang dilaksanakan tersebut, dapat menjadi media dalam mengubah pola pikir masyarakat dini dalam melaksanakan pembangunan dan konservasi dengan menyampaikan pesan bahwa proses konservasi itu tidaklah menghambat pembangunan sehingga harus disertakan dalam setiap pembaharuan pada bangunan tua terutama di kawasan Dago, terlebih dengan pembangunan tersebut perlindungan bangunan pun dapat terlaksana dengan baik.

Kampanye konservasi ini terbagi dalam dua tahap di mana pada tahap awal bertujuan untuk menyadarkan dan mengajak masyarakat mau peduli dengan memberikan informasi dan penggambaran langsung bagaimana indahnya detail bangunan tua yang dipertahankan, hingga pada tahap berikutnya masyarakat dapat ikut serta mengaktifkan konservasi tersebut.


(13)

2 Event kampanye pun menjadi cara efektif dalam mengembangkan kampanye ini di mana masyarakat dapat terjun langsung untuk melihat dan belajar bagaimana proses dan peranan konservasi dalam bangunan tua dengan suasana yang lebih fun dan menarik. Dengan ini target sasaran akan tertarik untuk mengikuti dan pesan kampanye pun akan mudah ditanamkan dalam pola pikir mereka hingga pada akhirnya konservasi dapat terlaksana dengan baik di Dago.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, kampanye ini perlu melakukan riset yang lebih lengkap guna mendukung kelancaran dalam pelaksanaan. Mulai dari budgeting,

timeline dan juga pemilihan media yang tepat dan sesuai dengan target sasaran.

5.2.1 Saran dari Para Dosen Pembimbing dan Penguji

Dalam pelaksanaan kampanye yang memiliki tahap informing dan

reminding ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti : 1. Pemilihan Media Tambahan

Media tambahan dapat disesuaikan dengan keadaan lokasi pelaksanaan kampanye, terutama penempatan media yang sudah tersedia seperti TVC. Di muka depan Jl. Ir. H. Juanda sendiri terdapat sebuah TVC besar yang terpasang. Media ini lebih efektif digunakan dibandingkan dengan media berjalan pada angkot.

Selain itu budgeting yang diperlukan pun tidak memerlukan biaya mahal di mana media TVC ini jika ditawarkan pada pemerintah daerah kota Bandung sendiri akan diberikan keringanan ataupun tanpa biaya, terlebih tema kampanye ini menyangkut kawasan Dago sendiri.

2. Waktu Penyebaran Media

Setiap media memiliki sifat dan waktu penyebaran yang berbeda-beda terutama dalam hal menggugah dan membuat masyarakat tertarik akan informasinya. Dalam tahapan kampanye, hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Pada tahap Informing I media awal yang disebarkan berperan penting untuk menggugah emosi dan rasa ingin tahu melalui informasi


(14)

3 yang disampaikan. Untuk itu media-media yang murah atau tanpa mengeluarkan budgeting mahal seperti media online (facebook dan

website) dan TVC dapat dikeluarkan pada tahap awal ini. Melalui media tersebut, informasi yang disampaikan seperti memberikan “gosip” hangat pada masyarakat untuk diperbincangkan.

Setelah informasi ini mulai marak, masyarakat akan mencari tahu lebih lanjut. Saat seperti itu dapat disebarkan media-media cetak seperti poster, billboard, dan sebagainya. Penyebaran media ini dapat dikategorikan dalam tahap kampanye Informing II.

Pada tahap akhir Reminding inilah yang berperan besar di mana tahap ini bersifat abadi yang dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Media yang dipakai pun dapat meliputi batu prasasti berkenaan “Kawasan Dago menjadi Kawasan Konservasi Bangunan Tua” dan pembagian merchandise pada para peserta event.

5.2.2 Saran Pengembangan

Dalam meningkatkan kampanye ini, event pun perlu diatur kembali baik dalam hal pelaksanaan, visualisasi, dan kreatifitas menciptakan event baru yang lebih baik lagi di mana hal ini akan menjadi pendukung utama dalam mengajak masyarakat untuk ikut serta dan menyampaikan informasi seputar konservasi dan indahnya pelaksanaan konservasi tersebut dalam bangunan tua di Dago.


(15)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 1

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana, 1984, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Spillane, James J., 1987, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, Penerbit Kanisius, Jakarta.

Spillane, James J., 1994, Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan , Penerbit Kanisius Lembaga Studi Realino, Jakarta.

Winardi, 1992, Promosi dan Reklame, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung.

Hurlock, Elizabeth B., 1980, Psikologi Perkembangan - Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Jurnal :

• Alih Fungsi Bangunan Konservasi Menjadi Factory Outlet, Dita Kusumawardhani, Arsitektur Unpar, Mei 2010

• Data Bangunan Bersejarah Kota Bandung 1997, Dibyo Hartono, Bandung

• Konservasi Benda Cagar Budaya sebagai Alternatif Pengembangan Bandung menjadi Tourist City, Teguh Amor Patria, Bandung 2002

Website :

 all-about-theory.blogspot.com/2010/03/pengertian-kampanye.html  digilib.petra.ac.id

 multimediaartikel.blogspot.com/2010/02/pengertian-talk-show.html 

ramakertamukti.wordpress.com/2008/11/25/strategi-komunikasi-dalam-kegiatan-kampanye  www.bandungheritage.org


(16)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 2

DAFTAR ISTILAH

 Cagar Budaya : daerah perlindungan untuk melestarikan budaya  Event : program atau kegiatan acara

 Heritage : harta, sesuatu yang dianggap berharga

 Komunitas : kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu; masyarakat; paguyuban  Konservasi : pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk

mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian

 Preservasi : pengawetan; pemeliharaan; penjagaan; perlindungan

 Rehabilitasi : pemulihan kepada kedudukan (keadaan) yang dahulu (semula)  Renovasi : pembaharuan; peremajaan; penyempurnaan (tentang gedung

bangunan dan sebagainya)

 Replikasi : proses duplikat; tiruan  Relokasi : pemindahan tempat

 Rekonstruksi : pengembalian seperti semula

 Revitalisasi : proses, cara, perbuatan memvitalkan (menjadi vital/sangat penting untuk kehidupan dan sebagainya)


(17)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 3

DAFTAR LAMPIRAN

Rundown Acara – Bandung Heritage Walk – 21 Juni 2010

“Himbauan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan Final dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan” - Artikel Koran Tribun Jabar, Kamis, 26 Agustus 2010

“Wisata Belanja Kalahkan Objek Cagar Budaya” - Artikel Koran Tribun Jabar, Senin, 27 September 2010

“Daya Saing Pariwisata RI Rendah” - Artikel Koran Tribun Jabar, Senin, 27 September 2010

“Wisata Pengalengan Butuh Rp 10 M” - Artikel Koran Tribun Jabar, Kamis, 31 Juli 2008

“Bandung, 40 Tahun Lalu” - Artikel Koran Tribun Jabar, Sabtu, 18 September 2010 “Cara Cerdas Promosikan Ekowisata Jabar” - Artikel Koran Tribun Jabar, Sabtu, 23

Januari 2010


(18)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 4

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan waktu, terutama kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan anugerah, 2. Bapak Gai Suhardja, Ph.D selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, 3. Ibu Dra. Christine C. Lukman, M.Ds selaku Ketua Jurusan Desain

Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain,

4. Bapak Dodi Rahadian, selaku Koordinator Mata Kuliah Tugas Akhir S1 Desain Komunikasi Visual,

5. Drs. Didit Widiatmoko, M.Sn. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukkan dalam memperkuat konsep komunikasi dan visual Tugas Akhir,

6. Merine Sim, B.A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukkan dalam menampilkan warna yang pas dalam visualisasi karya Tugas Akhir,

7. Pak Dadan, Sekretariat Bandung Heritage Society, selaku mandatory dalam Tugas Akhir ini di mana telah memberikan banyak bahan dan informasi yang lengkap seputar konservasi bangunan tua khususnya di Dago,

8. Pak Sandy, selaku Dosen DKV Maranatha yang telah memberikan masukan dan ide dalam membuat event kampanye,

9. Pak Martinus Deny, selaku Dosen Interior UK. Maranatha yang telah memberikan masukan seputar konservasi dan perlindungan bangunan tua, 10.Bapak dan Ibu Dosen FSRD Maranatha lainnya yang telah memberikan

banyak ilmu dan pengetahui mengenai desain selama ini,

11.Keluarga penulis yang telah memberikan banyak dukungan selama proses kerja praktek hingga penulisan laporan,

12.Teman-Teman FSRD Maranatha Angkatan 2006,

13.Banyak pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu


(1)

2 Event kampanye pun menjadi cara efektif dalam mengembangkan kampanye ini di mana masyarakat dapat terjun langsung untuk melihat dan belajar bagaimana proses dan peranan konservasi dalam bangunan tua dengan suasana yang lebih fun dan menarik. Dengan ini target sasaran akan tertarik untuk mengikuti dan pesan kampanye pun akan mudah ditanamkan dalam pola pikir mereka hingga pada akhirnya konservasi dapat terlaksana dengan baik di Dago.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, kampanye ini perlu melakukan riset yang lebih lengkap guna mendukung kelancaran dalam pelaksanaan. Mulai dari budgeting, timeline dan juga pemilihan media yang tepat dan sesuai dengan target sasaran.

5.2.1 Saran dari Para Dosen Pembimbing dan Penguji

Dalam pelaksanaan kampanye yang memiliki tahap informing dan reminding ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti :

1. Pemilihan Media Tambahan

Media tambahan dapat disesuaikan dengan keadaan lokasi pelaksanaan kampanye, terutama penempatan media yang sudah tersedia seperti TVC. Di muka depan Jl. Ir. H. Juanda sendiri terdapat sebuah TVC besar yang terpasang. Media ini lebih efektif digunakan dibandingkan dengan media berjalan pada angkot.

Selain itu budgeting yang diperlukan pun tidak memerlukan biaya mahal di mana media TVC ini jika ditawarkan pada pemerintah daerah kota Bandung sendiri akan diberikan keringanan ataupun tanpa biaya, terlebih tema kampanye ini menyangkut kawasan Dago sendiri.

2. Waktu Penyebaran Media

Setiap media memiliki sifat dan waktu penyebaran yang berbeda-beda terutama dalam hal menggugah dan membuat masyarakat tertarik akan informasinya. Dalam tahapan kampanye, hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Pada tahap Informing I media awal yang disebarkan berperan penting untuk menggugah emosi dan rasa ingin tahu melalui informasi


(2)

yang disampaikan. Untuk itu media-media yang murah atau tanpa mengeluarkan budgeting mahal seperti media online (facebook dan website) dan TVC dapat dikeluarkan pada tahap awal ini. Melalui media tersebut, informasi yang disampaikan seperti memberikan “gosip” hangat pada masyarakat untuk diperbincangkan.

Setelah informasi ini mulai marak, masyarakat akan mencari tahu lebih lanjut. Saat seperti itu dapat disebarkan media-media cetak seperti poster, billboard, dan sebagainya. Penyebaran media ini dapat dikategorikan dalam tahap kampanye Informing II.

Pada tahap akhir Reminding inilah yang berperan besar di mana tahap ini bersifat abadi yang dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Media yang dipakai pun dapat meliputi batu prasasti berkenaan “Kawasan Dago menjadi Kawasan Konservasi Bangunan Tua” dan pembagian merchandise pada para peserta event.

5.2.2 Saran Pengembangan

Dalam meningkatkan kampanye ini, event pun perlu diatur kembali baik dalam hal pelaksanaan, visualisasi, dan kreatifitas menciptakan event baru yang lebih baik lagi di mana hal ini akan menjadi pendukung utama dalam mengajak masyarakat untuk ikut serta dan menyampaikan informasi seputar konservasi dan indahnya pelaksanaan konservasi tersebut dalam bangunan tua di Dago.


(3)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 1

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana, 1984, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Spillane, James J., 1987, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, Penerbit Kanisius, Jakarta.

Spillane, James J., 1994, Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan , Penerbit Kanisius Lembaga Studi Realino, Jakarta.

Winardi, 1992, Promosi dan Reklame, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung.

Hurlock, Elizabeth B., 1980, Psikologi Perkembangan - Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Jurnal :

• Alih Fungsi Bangunan Konservasi Menjadi Factory Outlet, Dita Kusumawardhani, Arsitektur Unpar, Mei 2010

• Data Bangunan Bersejarah Kota Bandung 1997, Dibyo Hartono, Bandung • Konservasi Benda Cagar Budaya sebagai Alternatif Pengembangan Bandung

menjadi Tourist City, Teguh Amor Patria, Bandung 2002

Website :

 all-about-theory.blogspot.com/2010/03/pengertian-kampanye.html  digilib.petra.ac.id

 multimediaartikel.blogspot.com/2010/02/pengertian-talk-show.html 

ramakertamukti.wordpress.com/2008/11/25/strategi-komunikasi-dalam-kegiatan-kampanye  www.bandungheritage.org


(4)

DAFTAR ISTILAH

 Cagar Budaya : daerah perlindungan untuk melestarikan budaya  Event : program atau kegiatan acara

 Heritage : harta, sesuatu yang dianggap berharga

 Komunitas : kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu; masyarakat; paguyuban  Konservasi : pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk

mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian

 Preservasi : pengawetan; pemeliharaan; penjagaan; perlindungan

 Rehabilitasi : pemulihan kepada kedudukan (keadaan) yang dahulu (semula)  Renovasi : pembaharuan; peremajaan; penyempurnaan (tentang gedung

bangunan dan sebagainya)

 Replikasi : proses duplikat; tiruan  Relokasi : pemindahan tempat

 Rekonstruksi : pengembalian seperti semula

 Revitalisasi : proses, cara, perbuatan memvitalkan (menjadi vital/sangat penting untuk kehidupan dan sebagainya)


(5)

Universitas Kristen Maranatha - Bandung 2011 3

DAFTAR LAMPIRAN

Rundown Acara – Bandung Heritage Walk – 21 Juni 2010

“Himbauan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan Final dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan” - Artikel Koran Tribun Jabar, Kamis, 26 Agustus 2010

“Wisata Belanja Kalahkan Objek Cagar Budaya” - Artikel Koran Tribun Jabar, Senin, 27 September 2010

“Daya Saing Pariwisata RI Rendah” - Artikel Koran Tribun Jabar, Senin, 27 September 2010

“Wisata Pengalengan Butuh Rp 10 M” - Artikel Koran Tribun Jabar, Kamis, 31 Juli 2008

“Bandung, 40 Tahun Lalu” - Artikel Koran Tribun Jabar, Sabtu, 18 September 2010 “Cara Cerdas Promosikan Ekowisata Jabar” - Artikel Koran Tribun Jabar, Sabtu, 23

Januari 2010


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan waktu, terutama kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan anugerah, 2. Bapak Gai Suhardja, Ph.D selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, 3. Ibu Dra. Christine C. Lukman, M.Ds selaku Ketua Jurusan Desain

Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain,

4. Bapak Dodi Rahadian, selaku Koordinator Mata Kuliah Tugas Akhir S1 Desain Komunikasi Visual,

5. Drs. Didit Widiatmoko, M.Sn. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukkan dalam memperkuat konsep komunikasi dan visual Tugas Akhir,

6. Merine Sim, B.A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukkan dalam menampilkan warna yang pas dalam visualisasi karya Tugas Akhir,

7. Pak Dadan, Sekretariat Bandung Heritage Society, selaku mandatory dalam Tugas Akhir ini di mana telah memberikan banyak bahan dan informasi yang lengkap seputar konservasi bangunan tua khususnya di Dago,

8. Pak Sandy, selaku Dosen DKV Maranatha yang telah memberikan masukan dan ide dalam membuat event kampanye,

9. Pak Martinus Deny, selaku Dosen Interior UK. Maranatha yang telah memberikan masukan seputar konservasi dan perlindungan bangunan tua, 10.Bapak dan Ibu Dosen FSRD Maranatha lainnya yang telah memberikan

banyak ilmu dan pengetahui mengenai desain selama ini,

11.Keluarga penulis yang telah memberikan banyak dukungan selama proses kerja praktek hingga penulisan laporan,

12.Teman-Teman FSRD Maranatha Angkatan 2006,

13.Banyak pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu