Activity-Based Costing System Sebagai Alat Bantu Untuk Meningkatkan Keakuratan Pembebanan Biaya Dalam Perhitungan Harga Pokok (Studi Kasus Pada PT. Gopek Cipta Utama-Slawi Kabupaten Tegal).
!
"
#
$
"
%
&
$
$
&
$
%
'
(
#
&
!"# "
$
)
!$
)
#
$
!"
**+
)$
"
$
"
,
*
*-.
!
/
*0
1
*2'
1
*3'
4
*/!
*-
*1
5
"%
-*6
"
!
*2
-**
-*-*0!
*0
6
6
6
!
!
!
*2
*/
*4
-*2'
'
-*3 &
6
--,
6
6
'
!
*7
!
-8
999999999999999999999999
--*
,
---'
.
999999999999999999
,
--0
,
-0&
-0*
-0
99999999999999999
-0
999999999999999999
-3
99999999999
-3
-0-
&
-00
-00*!
"
-000
!
"
#$
-002$
#$
-02!
$
999999999
-4
9999999999
-7
99999999
08
99999
0*
99999
0-
99999999
00
,
% &
"
#9999999999999
-02*
-02-'
- 0 2 0 %"
-2)
-2*
--
99999999999999
&
-00-
--
02
02
%
0/
(
01
9999999999999999999
,
9999999999
$
07
07
-2-'
-36
$
'
,
-3*
6 $
-326
28
999999999999999
2*
2*
99999999
23
% $ 99999999999999999999
2/
6
$
,
$
6
-33
-3/
999
999999999
-3-'
-30
,
6
-31!
$
6
,
99999999999999999
2/
6
999999
24
9999999999
27
$
,
,
$
,
-34'
9999999999
6
$
,
-/
27
99999
3*
,
,
%
9999999999999
32
6
!
'
&
& %!
!"!$
"
"
! & ! !"!$
"
0*:
3/
0**
0*0*0.
3/
:
%
'
9
6
9999999
0-!
0-*
/4
/7
;
/7
0--!
0-0
/8
%
.
18
9
0-2
1*
1-
$
'
$ !"!$
"
2* &
" !
"
9999999999999999999
2**
10
9
2*- '
,
2*0
10
999999 99999999999
48
9999999999999
4*
&
%
2*0*+
&
,
2*2
' $
9999999
40
&
99999999999999
41
%
9999999999
41
99999
70
2*2*
,
2*2-
'
,
2-
%
9999999999999999999999
20
,
,
%
9999999999999
7/
6
!
'
&
'
%
!
$ "
3*'
3-
"
74
"
99999999999999999999
999999999999999999999999
*88
*8*
*80
$
*82
"
$
!$
&
-*
.
6
--
!
6
2*
,
2-
,
20
,
,
!
,
6
99
'
9
99999999999999999
'
+
:$
22
!
'
2/
;
,
40
999999999999
42
999999999999999
43
999999999999999
4/
,
21
*
6
%
999999
9999999999999999
,:
'
24
,:
,
47
$
7*
,
9999999999999
2 *8
-*
&
23
27
*7
7-
<
99999999999999
72
99999999999999
73
99999999999999
7/
%
&
$
2 **
&
,
' $
7/
$
#
&
**
'
-*
6
--
!
-0
!
-2
)
0*
,
2*
9999999999999999
:
.
,
.
'
6
!
9
**
*2
9
*1
99999999999999
-3
999999999999999
28
9999999
/-
:
5
99999999999
)
14
$
+
*
,
+
-
,
+
0
,: ' <
,
:$
"
-888 -8829999999999
*82
6
*83
$
%
+ +
++++++++++++++++
)
*8/
Lampiran
Lampiran 1
Biaya Overhead Tahun 2000-2004
Keterangan
Merah
Biaya upah tak
langsung
26.245.565
Biaya insentif
5.445.000
Biaya THR
12.250.342
Biaya Listrik
15.225.835
Biaya pelumas dan
bahan bakar
2.525.000
Biaya
pemeliharaan
4.815.000
mesin
Biaya penyusutan
mesin
2.150.000
Biaya upah
borongan
8.695.231
Biaya bongkar
5.616.502
muat
Biaya design
4.312.500
Biaya pemasaran
4.822.315
Biaya telepon
835.400
Biaya air
940.725
Biaya administrasi
dan umum
787.250
Biaya
pemeliharaan
2.472.000
gedung
Biaya penyusutan
gedung
1.250.321
Biaya
pemeliharaan
4.947.000
kendaraan
Biaya penyusutan
kendaraan
826.400
Biaya asuransi
6.145.000
Biaya iklan
2.173.262
Biaya pengujian
1.125.193
teh
Biaya pengepakan
986.650
TOTAL 114.592.491
Sumber : Data Sekunder
Jenis Produk
Celup
Hijau
Legenda
GSP
26.523.605
5.519.365
12.325.452
15.411.025
27.823.705
6.355.225
13.675.903
17.245.980
15.344.165
2.029.595
5.624.500
6.395.105
50.314.918
9.615.300
22.111.000
29.250.125
2.612.000
3.825.000
1.134.255
6.121.255
4.879.325
6.225.000
2.273.000
7.315.025
2.272.980
4.262.000
1.162.000
4.305.000
8.787.945
5.815.122
9.857.025
6.965.098
4.227.098
2.565.000
16.915.150
12.825.075
4.423.075
4.851.228
865.211
982.160
6.262.500
6.454.000
1.345.250
1.435.975
2.962.500
3.154.000
825.250
635.975
5.023.350
11.750.250
2.550.000
2.112.000
802.000
1.451.325
551.325
2.525.000
2.526.929
3.827.917
1.627.917
5.725.125
1.427.237
2.600.255
800.255
4.215.000
5.330.903
7.534.500
4.234.000
12.715.115
829.389
6.234.107
2.276.718
1.268.526
2.125.425
7.595.452
4.750.000
4.373.200
825.425
3.095.452
1.050.000
2.898.000
4.015.025
15.695.000
6.250.000
10.356.782
998.435
116.962.737
2.941.400
148.932.135
1.900.633
65.315.450
6.145.000
247.850.495
104
Universitas Kristen Maranatha
Lampiran
Lampiran 2
Pengelompokkan Biaya Aktivitas ke Dalam Cost Pool
Biaya
Aktivitas
Level Unit:
Biaya upah tak
langsung
Biaya insentif
Biaya THR
Jumlah
Biaya Listrik
Jumlah
Biaya pelumas &
bahan bakar
Biaya pemeliharaan
mesin
Biaya penyusutan
mesin
Jumlah
Biaya Pengepakan
Jumlah
Level Batch:
Biaya upah borongan
Biaya bongkar muat
Jumlah
Level Produk:
Biaya design
Biaya pemasaran
Biaya telepon
Biaya air
Biaya administrasi
dan umum
Biaya pengujian teh
Biaya iklan
Jumlah
Merah
Jenis Produk
Celup
Hijau
TOTAL
Legenda
GSP
26.245.565
5.445.000
12.250.342
43.940.907
15.225.835
15.225.835
26.523.605
5.519.365
12.235.452
44.368.422
15.411.025
15.411.025
27.823.705
6.355.225
13.675.903
47.845.833
17.245.980
17.245.980
15.344.165
2.029.595
5.624.500
22.998.260
6.395.105
6.395.105
50.314.918
9.615.300
22.111.000
82.041.218
29.250.125
29.250.125
2.525.000
2.612.000
3.825.000
1.134.255
6.121.255
4.815.000
4.879.325
6.225.000
2.273.000
7.315.025
2.150.000
9.490.000
986.650
2.272.980
9.764.305
998.435
4.262.000
14.312.000
2.941.400
1.162.000
4.569.255
1.900.633
4.305.000
17.741.280
6.145.000
55.876.840
986.650
998.435
2.941.400
1.900.633
6.145.000
12.972.118
8.695.231
5.616.502
14.311.733
8.787.945
5.815.122
14.603.067
9.857.025
6.965.098
16.822.123
4.227.098
2.565.000
6.792.098
16.915.150
12.825.075
29.740.225
82.269.246
4.312.500
4.822.315
835.400
940.725
4.423.075
4.851.228
865.211
982.160
6.262.500
6.454.000
1.345.250
1.435.975
2.962.500
3.154.000
825.250
635.975
5.023.350
11.750.250
2.550.000
2.112.000
787.250
1.125.193
2.173.262
14.996.645
802.000
1.268.526
2.276.718
15.468.918
1.451.325
4.373.200
4.750.000
26.072.250
551.325
2.898.000
1.050.000
12.077.050
2.525.000
10.356.782
6.250.000
40.567.382
2.526.929
3.827.917
1.627.917
5.725.125
1.427.237
3.954.166
2.600.255
6.428.172
800.255
2.428.172
4.215.000
9.940.125
5.330.903
7.534.500
4.234.000
12.715.115
829.389
6.160.292
6.234.107
6.234.107
116.962.737
2.125.425
9.659.925
7.595.452
7.595.452
148.932.135
825.425
5.059.425
3.095.452
3.095.452
65.315.450
4.015.025
16.730.140
15.695.000
15.695.000
247.850.495
Level Fasilitas
Biaya pemeliharaan
2.472.000
gedung
Biaya penyusutan
1.250.321
gedung
Jumlah
3.722.321
Biaya pemeliharaan
kendaraan
4.947.000
Biaya penyusutan
kendaraan
826.400
Jumlah
5.773.400
Biaya Asuransi
6.145.000
Jumlah
6.145.000
Grand Total
114.592.491
Sumber : Data Sekunder
105
241.203.640
83.528.070
109.182.245
26.472.956
43.383.182
38.765.011
693.653.308
Universitas Kristen Maranatha
Lampiran
Lampiran 3
Pembebanan BOP Ke Jenis Produk Berdasarkan ABC System
Tahun 2000-2004
Keterangan
Merah
UNIT:
BOP berdasarkan JTKL:
42.022x920
42.022x924
42.022x1.200
42.022x550
42.022x1.800
BOP berdasarkan Kwh:
1.509x9.590
1.509x9.668
1.509x12.168
1.509x5.800
1.509x18.900
BOP berdasar jam mesin:
7.209x972
7.209x1.125
7.209x1400
7.209x600
7.209x2.150
BOP berdasar jumlah unit:
2.309x428
2.309x430
2.309X550
2.309X250
2.309X850
BATCH:
BOP berdasar jumlah unit:
35.158x428
35.158x430
35.158x550
35.158x250
35.158x850
PRODUCT:
BOP berdasar jmlah produk:
36.022x428
36.022x430
36.022x550
36.022x250
36.022x850
Hijau
Jenis Produk
Celup
Legenda
GSP
38.660.240
38.828.328
50.246.400
23.112.100
75.639.600
14.471.310
14.589.012
18.361.512
8.752.200
28.520.100
7.007.148
8.110.125
10.092.600
4.325.400
15.449.350
988.252
992.870
1.269.950
577.250
1.962.650
15.047.624
15.117.940
19.336.900
8.789.500
29.884.300
15.417.116
15.489.460
19.812.100
9.005.500
30.618.700
106
Universitas Kristen Maranatha
Lampiran
FASILITAS:
BOP berdasar luas persegi:
8.415x455
8.415x457
8.415x575
8.415x270
8.415x875
3.828.825
BOP berdasar jumlah jam
pemakaian:
19.205x299
19.205x317
19.205x400
19.205x180
19.205x610
5.742.295
BOP berdasar kapasitas
normal:
14.712x415
14.712x420
14.712x540
14.712x250
14.712x825
Jumlah
Sumber : Data Sekunder
3.845.655
4.838.625
2.272.050
7.363.125
6.087.985
7.682.000
3.456.900
11.715.050
6.105.480
6.179.040
7.944.480
3.678.000
12.137.400
107.268.290
109.240.415
107
139.814.567
63.968.900
213.340.275
Universitas Kristen Maranatha
6
*
/
%!
%
/
$
9
*
$
!
,+!
!
9
/
/
)
( 1= $
,
*
! ;7
0;:4
! $
,
F
(
,
'
(
!1($
!
,+!
Bab I / Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Dengan
semakin
pesatnya
perkembangan
sektor
transportasi
dan
telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village).
Produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan asing sampai ke
pelosok tanah air kita. Begitu pula produk-produk Indonesia dengan cepat dapat
memasuki pasar luar negeri. Perkembangan ini secara cepat mendorong perusahaanperusahaan di Indonesia ke dalam persaingan dengan perusahaan asing, yang telah
lebih lama dan berpengalaman dalam dunia bisnis.
Akan tetapi jika perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak memperoleh
perlindungan yang memadai dari pemerintah, agak sulit bagi perusahaan tersebut
dalam jangka panjang memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan
asing, yang umumnya mampu menghasilkan produk dan jasa dengan efisiensi
produksi yang tinggi. Sebagai contoh, untuk memasuki bisnis ayam goreng di dalam
negeri saja, perusahaan Indonesia harus segera menghadapi pesaing perusahaan kelas
dunia seperti Mc. Donald, Kentucky Fried Chicken, Texas Fried Chicken dan
California Fried Chicken.
Ada dua strategi untuk menghadapi pesaing-pesaing kelas dunia dalam bisnis
yaitu: (1) memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia dalam
1
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
menghadapi persaingan dari luar negeri, (2) menjadikan perusahaan-perusahaan di
Indonesia memiliki daya saing tinggi jangka panjang di dalam menghadapi
persaingan global. Namun, strategi yang pertama bisa berakibat buruk. Hal ini
dikarenakan proteksi yang diberikan secara terus menerus akan membuat perusahaanperusahaan Indonesia tidak akan memiliki daya saing jangka panjang dalam
menghadapi pasar dunia. Oleh karena itu, strategi yang cocok adalah strategi yang
kedua, yaitu dengan meningkatkan daya saing jangka panjang perusahaan-perusahaan
Indonesia di dalam menghadapi pasar tingkat dunia. Hanya dengan membuat
perusahaan-perusahaan Indonesia fleksibel dalam memenuhi kebutuhan konsumen
mereka, menghasilkan produk dan jasa yang bermutu, serta cost-effective, maka
mereka akan memiliki kemampuan bertahan dalam menghadapi persaingan yang
bersifat global dan tajam. (International Journal Production Economics, 2004)
Saat ini agar perusahaan mampu bersaing di pasar dunia, perusahaan harus
bersaing di tiga aspek : fleksibilitas, biaya, dan mutu. Fleksibilitas merupakan
tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki perusahaan mampu menghasilkan
produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu mengalami
perubahan. Fleksibilitas menuntut manajemen perusahaan secara terus menerus
melakukan perbaikan manfaat yang terkandung di dalam produk dan jasa bagi
konsumen. Kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan secara cepat pada setiap
perubahan kebutuhan konsumen, menjadi kunci keberhasilan perusahaan tersebut
dalam menempatkan diri setapak lebih maju dari perusahaan pesaing.
2
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin kemenangan perusahaan
dalam persaingan di pasar. Perusahaan yang senantiasa berusaha menghilangkan
kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen yang akan
memenangkan persaingan jangka panjang di pasar. Karena itu, untuk menjadi
produsen yang mampu menghasilkan produk yang bermutu dengan harga yang
murah, maka manajemen memerlukan peta yang menggambarkan berbagai kegiatan
yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa serta informasi sumber daya
yang dikorbankan untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut. Dengan
pemahaman ini, maka manajemen akan dapat melakukan perbaikan secara terus
menerus pada kegiatan produksi dan penyerahan produk dan jasa kepada konsumen.
Di samping itu, manajemen juga memerlukan ukuran yang dapat digunakan
untuk menghitung sumber daya yang dikorbankan untuk pelaksanaan berbagai
kegiatan tersebut. Sistem akuntansi saat ini telah mampu menyediakan informasi
konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan bisnis untuk melayani kebutuhan
konsumen. Dengan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan berbagai
kegiatan produksi dan penyerahan produk dan jasa, manajemen akan berada dalam
posisi pengendali terhadap berbagai kegiatan perusahaannya, sehingga mampu
membawa perusahaan unggul dalam jangka panjang didalam persaingan.
Perkembangan teknologi informasi menjadikan konsumen mudah dalam
melakukan akses terhadap mutu produk dan jasa yang akan mereka beli. Dengan
demikian, hanya perusahaan yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang
3
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
memenuhi mutu yang dibutuhkan konsumen, yang mampu menjadi pemimpin dalam
persaingan di pasar.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam rangka menghasilkan
produk dan jasa yang memenuhi mutu yang dibutuhkan konsumen,, perusahaan dapat
menggunakan berbagai macam cara perhitungan kos produksi. Misalnya dengan
menggunakan process costing system, job order costing system atau menggunakan
activity based costing system.
Sistem Akuntansi tradisional telah membantu manajemen selama kurang lebih
70 tahun dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan. Sukses yang
dicapai oleh sistem akuntansi tradisional selama jangka waktu tersebut disebabkan
oleh kemampuan akuntansi dalam mencerminkan kegiatan pabrik pada masa itu.
Kondisi pabrik perusahaan-perusahaan yang bersaing di kelas dunia telah
mengalami perubahan drastis. Waktu untuk menyiapkan mesin dan peralatan
produksi (set up dan lead time) dapat dikurangi; banyak penggunaan equipment yang
dikendalikan dengan komputer (peningkatan komputerisasi dan otomatisasi);
karyawan dilatih untuk memproduksi produk dengan tingkat kerusakan sangat
minimum; persediaan produk dalam proses dihapus sama sekali dari pabrik; pemasok
dilatih untuk menyerahkan barang 100 % sesuai dengan spesifikasi dan waktu
kebutuhan pabrik.
Dengan perubahan yang drastis pada kegiatan perusahaan dalam produksi dan
pemasaran produk dan jasa, sistem akuntasi tradisional menjadi tidak lagi mampu
menyediakan informasi yang dapat menyimbolkan kegiatan pabrik.
4
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
Pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan
tersebut di atas disebut "activity-based cost system (ABC System)". Sistem ini
merupakan sistem akuntansi yang menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas untuk
membuat produk.
Dalam ABC System, tarif dihitung untuk setiap aktivitas yang dinikmati setiap
produk atau jasa. Pembebanan tarif dilakukan dalam dua tahap yaitu (1) pembebanan
overhead ke cost pool (departemen), (2) pembebanan overhead dari setiap cost pool
ke produk.
ABC System menggunakan dua asumsi : (1) kegiatan menyebabkan timbulnya
biaya, (2) produk dan jasa atau konsumen yang menyebabkan timbulnya permintaan
terhadap kegiatan. Dengan demikian, hanya dengan pengelolaan yang baik dalam
kegiatan menghasilkan produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa
perusahaan unggul dalam jangka panjang di persaingan.
Perusahaan manufaktur merupakan industri dengan persaingan yang cukup
kompetitif, dengan memproduksi berbagai macam produk yang bervariatif dan
memerlukan sumber daya tidak langsung dalam jumlah besar dalam proses
produksinya. Dalam perusahaan manufaktur, kos produk tidak hanya mencakup biaya
produksi, namun mencakup seluruh biaya (full cost concept) yang mencakup biaya
desain, biaya pengembangan, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya distribusi dan
biaya layanan customer.
Dengan ABC System, pengelolaan bisnis dalam perusahaan manufaktur diubah
menjadi pengelolaan berbasis aktivitas. Pengelolaan berbasis aktivitas tersebut akan
5
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
menyebabkan perubahan yang radikal, antara lain: (1) personel mengubah orientasi
pengelolaannya yang semula tertuju ke pencapaian tujuan fungsinya berubah kepada
pemuasan kebutuhan customer, (2) improvement berkelanjutan terhadap aktivitas
menjadi motivasi personel dalam mengelola bisnis. Oleh karena itu perusahaan
manufaktur perlu menerapkan ABC System, agar perusahaan mudah dalam
menghasilkan informasi biaya produk dan jasa.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian pada sebuah perusahaan dengan judul Activity-based Cost System sebagai
Alat Bantu Untuk
Meningkatkan Keakuratan Pembebanan Biaya Dalam
Perhitungan Harga Pokok Produk (Studi Kasus pada PT. Gopek Cipta Utama –
Slawi Kabupaten Tegal)
1.2
Identifikasi Masalah
Semakin tepat perusahaan menghitung harga pokok produksi, maka manajemen akan
semakin tepat dalam menentukan harga jual. Namun seringkali terdapat kendala
dalam perhitungan harga pokok produksi, diantaranya data untuk diolah di bagian
akuntansi ternyata kurang. Dikarenakan pentingnya ketepatan dalam menghitung
harga pokok produksi dan kesulitan yang timbul untuk menghitung harga pokok
produksi secara tepat maka penulis tertarik untuk membahas masalah-masalah:
1) Bagaimana perhitungan harga pokok produk pada PT. Gopek Cipta Utama?
2) Bagaimana penerapan sistem Activity-based Cost pada PT. Gopek Cipta Utama?
6
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk :
1) Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produk pada PT. Gopek Cipta
Utama.
2) Untuk mengetahui penerapan sistem Activity-based Cost pada PT. Gopek Cipta
Utama.
1.4
Kegunaan Penelitian
Penulis berharap agar hasil-hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Bagi Perusahaan.
Diharapkan penulis dapat memberikan informasi, masukan, dan pemikiranpemikiran yang baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk perbaikan
perusahaan ke arah yang lebih baik lagi, terutama dalam melakukan
efektivitas perhitungan harga pokok produk., sehingga dapat membantu pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan
2. Universitas Kristen Maranatha
Sebagai referensi, sebagai bahan pembanding maupun penelitian lebih lanjut,
serta menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai perhitungan harga
pokokproduk dengan sistem Activity Based Costing.
7
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
3. Bagi Penulis sendiri.
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan antara
teori yang telah penulis dapatkan selama kuliah dengan kenyataan yang terjadi
di perusahaan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir
penulis serta dapat melatih kemampuan kreatifitas penulis dalam menuangkan
pemikiran-pemikirannya dengan menyingkap dunia nyata yang lebih luas dari
dunia perkuliahan yang dijalani penulis selama ini.
4. Pembaca
Menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca terutama tentang
perhitungan harga pokok produk dengan system Activity Based Costing, dan
memberikan gambaran mengenai penerapan system Activity Based Costing.
5. Bagi Pihak Lain.
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terapan,
khususnya dalam penerapan Activity-based Cost System untuk meningkatkan
keakuratan pengalokasian biaya dalam perhitungan harga pokok produk.
Selain itu, hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
.
1.5
Kerangka Pemikiran
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, banyak ditemukan bahwa praktik-praktik
akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan
manajerial. Beberapa pihak menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen yang
8
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
ada sudah usang dan tidak berguna. Dibutuhkan kalkulasi biaya produk yang lebih
akurat, lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, untuk
memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktivitas, dan mengurangi biaya.
Sebagai tanggapan terhadap kelemahan sistem akuntansi manajemen tradisional,
berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen yang
baru-yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini.
Pada perkembangan sistem akuntansi manajemen, sumber daya yang
dikonsumsi untuk membuat produk diukur dan dibebankan pada produk untuk tujuan
perhitungan objek biaya (cost object).
Pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan
tersebut atas disebut "activity-based cost system (ABC System)". Aktivitas diyakini
sebagai penyebab timbulnya biaya, maka aktivitas dijadikan sebagai cost object yang
penting untuk menyediakan informasi Activity Based Costing bagi pengambilan
keputusan. Sehingga informasi tersebut memampukan pengambilan keputusan dalam
pengelolaan aktivitas.
Activity based costing pada dasarnya merupakan metode penentuan harga
pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga
pokok produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan manajemen, dengan
mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Jika full costing dan variable costing
menitikberatkan penentuan harga pokok produk hanya padda fase produksi saja,
activity based costing menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada semua
9
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk kepada
konsumen.
Pada tahap perkembangan selanjutnya, Activity Based Costing tidak lagi
difokuskan dalam perhitungan biaya produk secara akurat, namun dimanfaatkan
untuk menghasilkan informasi tentang aktivitas untuk pengurangan biaya melalui
pemberdayaan personel dalam pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya. Istilah Activity Based Costing yang lebih mencerminkan sistem
informasi untuk penentuan biaya produk diubah menjadi Activity-based Cost System
yang lebih mencerminkan sistem informasi akuntansi manajemen untuk pengurangan
biaya dan penentuan biaya produk/ jasa secara akurat. Menurut Mulyadi (2003: 53)
Activity-based Cost System adalah:
“Activity-based Cost System adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas
yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan
biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.
Activity-based Cost System didesain dengan keyakinan dasar bahwa biaya
hanya dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap
penyebab timbulnya biaya, yaitu aktivitas.”
Jadi, dengan keadaan ekonomi yang buruk, dimana perusahaan tidak lagi
dengan mudah dapat menghasilkan kekayaan, laba hanya dapat dihasilkan melalui
manajemen yang cerdas atas seluruh sumber daya perusahaan. Manajemen yang
cerdas, tercermin dalam perencanaan yang baik dan adanya ketersediaan informasi
yang baik pula. Agar dapat merencanakan dengan baik pemanfaatan sumber daya
perusahaan untuk melipatgandakan kekayaan, manajemen perusahaan memerlukan
10
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
sistem informasi yang mengungkapkan secara jelas dan cepat mengenai fakta yang
berkaitan dengan aktivitas, yaitu Activity-based Cost System..
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Perhitungan Harga Pokok
Perhitungan
Harga Pokok Tradisional
Perhitungan Harga
Pokok Produk dengan
ABC System
Biaya Dikonsumsi oleh Produk
•
•
•
Biaya Dikonsumsi
oleh Kegiatan dikonsumsi oleh Produk
Hanya menyajikan informasi biaya,
tetapi kurang atau sedikit sekali
menyediakan informasi operasi.
Hanya menyediakan informasi
biaya
berdasarkan
pusat
pertanggungjawaban.
Menyediakan informasi tentang
harga pokok produksi yang tidak
akurat.
Activity-based Cost System mencerminkan
sistem informasi akuntansi manajemen untuk
pengurangan biaya dan penentuan biaya
produk/ jasa secara akurat.
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan
Activity-based Cost System
1. Prosedur Tahap Pertama Dalam Pembebanan
Biaya Overhead
a) penentuan berbagai aktivitas
b) pengelompokkan biaya overhead
dengan berbagai aktivitas
c) penentuan kelompok-kelompok biaya
(cost pools) yang homogen.
d) penentuan tarif kelompok.
2. Prosedur Tahap Kedua Dalam Pembebanan
Biaya Overhead
Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead
dilacak ke berbagai jenis produk.
Tidak Dapat Menghitung Harga Pokok
Produksi Secara Akurat
Menghambat Perusahaan
Memiliki Competitvie
Advantage
Perhitungan Harga Pokok
Produk Secara Akurat
PT. Gopek Cipta Utama
11
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
1.6
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang
bertujuan untuk menggambarkan objek penelitian sebenarnya dengan cara penelitian
lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research) guna
mengumpulkan data yang relevan dan tersedia, yang kemudian disusun, diolah dan
dipelajari serta dianalisis lebih lanjut.
1. Penelitian Lapangan (Field Research).
Adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti langsung ke perusahaan
pilihan sebagai objek penelitian, dengan cara sebagai berikut:
a. Mengajukan kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang telah
disusun terlebih dahulu.
b. Melakukan wawancara langsung dengan pimpinan perushaan atau staff
perusahaan yang diberi wewenang dan dapat memberikan keterangan
sehubungan dengan data yang diperlukan guna penyusunan skripsi.
c. Melakukan observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung
pada kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
d. Melakukan pengumpulan data tertulis yang berupa dokumen-dokumen
perusahaan yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti, dengan cara membaca dan mempelajari
12
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
berbagai literature, diktat, dan buku-buku. Informasi ini akan dijadikan
landasan pemikiran teoritis untuk pembahasan masalah dan menganalisis data
yang diperoleh dari lapangan.
1.7
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Gopek Cipta Utama Jl. Peirre Tendean No. 5
Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Penyelesaian skripsi kurang lebih selama
empat bulan dengan perincian sebagai berikut:
Keterangan
Aug
Minggu ke-
4 5
September
1
2 3
4
Oktober
1 2
3
November
4
1
2 3
4
Dec
5
1 2
Bimbingan
Awal
(Penentuan
judul,
pengarahan
konsep
skripsi dll)
Membuat Rancangan
Skripsi
Kunjungan pertama
ke perusahaan
Membuat BAB I-III
Bimbingan BAB I-III
Kunjungan kedua ke
perusahaan
Membuat BAB IV-V
Bimbingan BAB IVV
Membuat draft skripsi
dan tunggu sidang
sarjana
13
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap perhitungan harga pokok
produksi kelima produk (Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah, Teh Wangi
Gopek Super Bungkus Hijau, Teh Wangi Gopek Super Celup, Teh Wangi Gopek
Super Legenda Seduh, Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram), maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh PT. Gopek Cipta
Utama menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional yang cukup memadai.
Hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut:
a) Adanya pembebanan biaya bahan baku produk yang dihasilkan perusahaan
berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari jumlah yang
dikonsumsi oleh masing-masing produk.
b) Adanya pembebanan biaya tenaga kerja langsung yang berbeda. Perbedaan
tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja dan jumlah produk yang dihasilkan
berbeda antara jenis produk yang satu dengan yang lain.
c) Biaya overhead yang telah dikumpulkan pada pusat biaya kemudian
dialokasikan pada masing-masing produk dengan menggunakan pemicu biaya
(cost driver). Dasar yang pembebanan yang digunakan adalah volume based
related seperti jam kerja langsung, jam mesin, unit produksi, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya bahan baku.
99
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
d) Perhitungan harga pokok produksi untuk setiap produknya dilakukan dengan
cara membagi antara total biaya produksi dengan jumlah pak teh yang
diproduksi rata-rata tahun 2000-2004 pada PT. Gopek Cipta Utama.
Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perhitungan harga
pokok produk dengan menggunakan sistem biaya konvensional sudah cukup
memadai dengan hasil yang diperoleh untuk harga pokok produk pada jenisjenis teh sebagai berikut:
1. Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah sebesar Rp. 1.736
2. Teh Wangi Gopek Super Bungkus Hijau sebesar Rp. 1.910
3. Teh Wangi Gopek Super Celup sebesar Rp. 3.216
4. Teh Wangi Gopek Super Legenda Seduh sebesar Rp. 1.896
5. Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram sebesar Rp. 7.909
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Activity-based Cost
System pada dasarnya sama dengan sistem biaya konvensional. Perbedaannya
terletak pada pembebanan biaya overhead, sehingga hasil yang diperoleh dengan
menggunakan Activity-based Cost System menjadi akurat dan teliti mengenai
informasi harga pokok produksi. Prosedur yang digunakan dalam melakukan
perhitungan dengan Activity-based Cost System yang memadai adalah sebagai
berikut:
a. Prosedur tahap pertama
1) Menentukan aktivitas yang terjadi dalam proses produksi.
2) Mengelompokkan biaya overhead dengan berbagai aktivitas.
100
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
3) Menentukan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen
4) Menghitung tarif (overhead) kelompok atau pool rate.
b. Prosedur tahap kedua dalam pembebanan biaya overhead
Menghitung biaya overhead yang dibebankan pada produk dengan
mengalikan antara tarif kelompok dengan unit cost driver yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka perhitungan harga
pokok dengan menggunakan Activity-based Cost System telah memadai. Hasil
yang diperoleh dengan Activity-based Cost System adalah:
1. Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah sebesar Rp. 1.715
2. Teh Wangi Gopek Super Bungkus Hijau sebesar Rp. 1.883
3. Teh Wangi Gopek Super Celup sebesar Rp. 3.164
4. Teh Wangi Gopek Super Legenda Seduh sebesar Rp. 1.887
5. Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram sebesar Rp. 7.624
Hasil perhitungan harga pokok produksi yang diperoleh dari Activit-ybased
Cost System, terlihat pada pola konsumsi sumber daya setiap produk yang
berbeda. Hal tersebut dapat dikaji pada jam kerja masing-masing mesin yang
dipergunakan dalam memproduksi beberapa macam teh oleh PT. Gopek Cipta
Utama berbeda-beda.
5.2
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran kepada PT. Gopek
Cipta Utama, semoga saran ini dapat bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam
101
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
pembebanan biaya overhead yang lebih tepat dan akurat. Pembebanan overhead yang
akurat akan mempengaruhi perhitungan harga pokok produk, sehingga ketepatan
informasi yang disajikan akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan. Saran tersebut antara lain:
1. Pengalokasian biaya overhead dengan menggunakan pendekatan Activity-based
Cost System sebaiknya dilakukan perusahaan, karena memberikan informasi yang
lebih akurat mengenai perhitungan biaya produksi.
2. Disarankan agar PT. Gopek Cipta Utama menggunakan Activity-based Cost
System dalam melakukan perhitungan harga pokok produk. Hal ini dilakukan agar
PT. Gopek Cipta Utama dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produk
yang lebih akurat dan teliti sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang
kompetitif dengan perusahaan yang lain.
3. Apabila PT. Gopek Cipta Utama nantinya akan menerapkan Activity-based Cost
System, maka PT. Gopek Cipta Utama harus melakukan pelatihan-pelatihan
khusus kepada seluruh karyawan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar seluruh
karyawan PT. Gopek Cipta Utama memiliki pemahaman yang cukup tentang
Activity-based Cost System dalam menerapkan Activity-based Cost System dalam
perusahaan.
4. Penerapan Activity-based Cost System ini sangat membutuhkan dukungan dari
semua pihak terutama dari top manager dan pemilik perusahaan, misalnya dengan
melakukan sosialisasi sistem baru di perusahaan, dengan tujuan semua pihak yang
terlibat di perusahaan dapat memahami dan melaksanakan sistem ini dengan baik.
102
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H., dan Eric W, Noreen. 2003. Managerial Accounting Concepts for
Planning Control and Decision Making, 10th edition, USA: McGraw Hill,
Inc.
Hammer, L. Hilton, William K. Carter., dan Milton F. Usry. 2002. Cost Accounting,
13th edition. Cincinnati, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning.
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting.
Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co.
Horngren, Charles T., George Foster., dan Srikant M, Datar. 2003. Cost Accounting A
Managerial Emphasis, 11th edition: Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial, terj. Desi Adhariani, Jakarta:
PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media.
2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan STIE YKPN.
2003. Activity-Based Cost System: Sistem Informasi
Pengurangan Biaya, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Biaya
untuk
Supriyono, R. A. 1992. Akuntansi Biaya, Edisi Kedua – Perencanaan dan
Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Yogyakarta: BPFE.
Suwardjono. 2003. Pengantar Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
103
Universitas Kristen Maranatha
"
#
$
"
%
&
$
$
&
$
%
'
(
#
&
!"# "
$
)
!$
)
#
$
!"
**+
)$
"
$
"
,
*
*-.
!
/
*0
1
*2'
1
*3'
4
*/!
*-
*1
5
"%
-*6
"
!
*2
-**
-*-*0!
*0
6
6
6
!
!
!
*2
*/
*4
-*2'
'
-*3 &
6
--,
6
6
'
!
*7
!
-8
999999999999999999999999
--*
,
---'
.
999999999999999999
,
--0
,
-0&
-0*
-0
99999999999999999
-0
999999999999999999
-3
99999999999
-3
-0-
&
-00
-00*!
"
-000
!
"
#$
-002$
#$
-02!
$
999999999
-4
9999999999
-7
99999999
08
99999
0*
99999
0-
99999999
00
,
% &
"
#9999999999999
-02*
-02-'
- 0 2 0 %"
-2)
-2*
--
99999999999999
&
-00-
--
02
02
%
0/
(
01
9999999999999999999
,
9999999999
$
07
07
-2-'
-36
$
'
,
-3*
6 $
-326
28
999999999999999
2*
2*
99999999
23
% $ 99999999999999999999
2/
6
$
,
$
6
-33
-3/
999
999999999
-3-'
-30
,
6
-31!
$
6
,
99999999999999999
2/
6
999999
24
9999999999
27
$
,
,
$
,
-34'
9999999999
6
$
,
-/
27
99999
3*
,
,
%
9999999999999
32
6
!
'
&
& %!
!"!$
"
"
! & ! !"!$
"
0*:
3/
0**
0*0*0.
3/
:
%
'
9
6
9999999
0-!
0-*
/4
/7
;
/7
0--!
0-0
/8
%
.
18
9
0-2
1*
1-
$
'
$ !"!$
"
2* &
" !
"
9999999999999999999
2**
10
9
2*- '
,
2*0
10
999999 99999999999
48
9999999999999
4*
&
%
2*0*+
&
,
2*2
' $
9999999
40
&
99999999999999
41
%
9999999999
41
99999
70
2*2*
,
2*2-
'
,
2-
%
9999999999999999999999
20
,
,
%
9999999999999
7/
6
!
'
&
'
%
!
$ "
3*'
3-
"
74
"
99999999999999999999
999999999999999999999999
*88
*8*
*80
$
*82
"
$
!$
&
-*
.
6
--
!
6
2*
,
2-
,
20
,
,
!
,
6
99
'
9
99999999999999999
'
+
:$
22
!
'
2/
;
,
40
999999999999
42
999999999999999
43
999999999999999
4/
,
21
*
6
%
999999
9999999999999999
,:
'
24
,:
,
47
$
7*
,
9999999999999
2 *8
-*
&
23
27
*7
7-
<
99999999999999
72
99999999999999
73
99999999999999
7/
%
&
$
2 **
&
,
' $
7/
$
#
&
**
'
-*
6
--
!
-0
!
-2
)
0*
,
2*
9999999999999999
:
.
,
.
'
6
!
9
**
*2
9
*1
99999999999999
-3
999999999999999
28
9999999
/-
:
5
99999999999
)
14
$
+
*
,
+
-
,
+
0
,: ' <
,
:$
"
-888 -8829999999999
*82
6
*83
$
%
+ +
++++++++++++++++
)
*8/
Lampiran
Lampiran 1
Biaya Overhead Tahun 2000-2004
Keterangan
Merah
Biaya upah tak
langsung
26.245.565
Biaya insentif
5.445.000
Biaya THR
12.250.342
Biaya Listrik
15.225.835
Biaya pelumas dan
bahan bakar
2.525.000
Biaya
pemeliharaan
4.815.000
mesin
Biaya penyusutan
mesin
2.150.000
Biaya upah
borongan
8.695.231
Biaya bongkar
5.616.502
muat
Biaya design
4.312.500
Biaya pemasaran
4.822.315
Biaya telepon
835.400
Biaya air
940.725
Biaya administrasi
dan umum
787.250
Biaya
pemeliharaan
2.472.000
gedung
Biaya penyusutan
gedung
1.250.321
Biaya
pemeliharaan
4.947.000
kendaraan
Biaya penyusutan
kendaraan
826.400
Biaya asuransi
6.145.000
Biaya iklan
2.173.262
Biaya pengujian
1.125.193
teh
Biaya pengepakan
986.650
TOTAL 114.592.491
Sumber : Data Sekunder
Jenis Produk
Celup
Hijau
Legenda
GSP
26.523.605
5.519.365
12.325.452
15.411.025
27.823.705
6.355.225
13.675.903
17.245.980
15.344.165
2.029.595
5.624.500
6.395.105
50.314.918
9.615.300
22.111.000
29.250.125
2.612.000
3.825.000
1.134.255
6.121.255
4.879.325
6.225.000
2.273.000
7.315.025
2.272.980
4.262.000
1.162.000
4.305.000
8.787.945
5.815.122
9.857.025
6.965.098
4.227.098
2.565.000
16.915.150
12.825.075
4.423.075
4.851.228
865.211
982.160
6.262.500
6.454.000
1.345.250
1.435.975
2.962.500
3.154.000
825.250
635.975
5.023.350
11.750.250
2.550.000
2.112.000
802.000
1.451.325
551.325
2.525.000
2.526.929
3.827.917
1.627.917
5.725.125
1.427.237
2.600.255
800.255
4.215.000
5.330.903
7.534.500
4.234.000
12.715.115
829.389
6.234.107
2.276.718
1.268.526
2.125.425
7.595.452
4.750.000
4.373.200
825.425
3.095.452
1.050.000
2.898.000
4.015.025
15.695.000
6.250.000
10.356.782
998.435
116.962.737
2.941.400
148.932.135
1.900.633
65.315.450
6.145.000
247.850.495
104
Universitas Kristen Maranatha
Lampiran
Lampiran 2
Pengelompokkan Biaya Aktivitas ke Dalam Cost Pool
Biaya
Aktivitas
Level Unit:
Biaya upah tak
langsung
Biaya insentif
Biaya THR
Jumlah
Biaya Listrik
Jumlah
Biaya pelumas &
bahan bakar
Biaya pemeliharaan
mesin
Biaya penyusutan
mesin
Jumlah
Biaya Pengepakan
Jumlah
Level Batch:
Biaya upah borongan
Biaya bongkar muat
Jumlah
Level Produk:
Biaya design
Biaya pemasaran
Biaya telepon
Biaya air
Biaya administrasi
dan umum
Biaya pengujian teh
Biaya iklan
Jumlah
Merah
Jenis Produk
Celup
Hijau
TOTAL
Legenda
GSP
26.245.565
5.445.000
12.250.342
43.940.907
15.225.835
15.225.835
26.523.605
5.519.365
12.235.452
44.368.422
15.411.025
15.411.025
27.823.705
6.355.225
13.675.903
47.845.833
17.245.980
17.245.980
15.344.165
2.029.595
5.624.500
22.998.260
6.395.105
6.395.105
50.314.918
9.615.300
22.111.000
82.041.218
29.250.125
29.250.125
2.525.000
2.612.000
3.825.000
1.134.255
6.121.255
4.815.000
4.879.325
6.225.000
2.273.000
7.315.025
2.150.000
9.490.000
986.650
2.272.980
9.764.305
998.435
4.262.000
14.312.000
2.941.400
1.162.000
4.569.255
1.900.633
4.305.000
17.741.280
6.145.000
55.876.840
986.650
998.435
2.941.400
1.900.633
6.145.000
12.972.118
8.695.231
5.616.502
14.311.733
8.787.945
5.815.122
14.603.067
9.857.025
6.965.098
16.822.123
4.227.098
2.565.000
6.792.098
16.915.150
12.825.075
29.740.225
82.269.246
4.312.500
4.822.315
835.400
940.725
4.423.075
4.851.228
865.211
982.160
6.262.500
6.454.000
1.345.250
1.435.975
2.962.500
3.154.000
825.250
635.975
5.023.350
11.750.250
2.550.000
2.112.000
787.250
1.125.193
2.173.262
14.996.645
802.000
1.268.526
2.276.718
15.468.918
1.451.325
4.373.200
4.750.000
26.072.250
551.325
2.898.000
1.050.000
12.077.050
2.525.000
10.356.782
6.250.000
40.567.382
2.526.929
3.827.917
1.627.917
5.725.125
1.427.237
3.954.166
2.600.255
6.428.172
800.255
2.428.172
4.215.000
9.940.125
5.330.903
7.534.500
4.234.000
12.715.115
829.389
6.160.292
6.234.107
6.234.107
116.962.737
2.125.425
9.659.925
7.595.452
7.595.452
148.932.135
825.425
5.059.425
3.095.452
3.095.452
65.315.450
4.015.025
16.730.140
15.695.000
15.695.000
247.850.495
Level Fasilitas
Biaya pemeliharaan
2.472.000
gedung
Biaya penyusutan
1.250.321
gedung
Jumlah
3.722.321
Biaya pemeliharaan
kendaraan
4.947.000
Biaya penyusutan
kendaraan
826.400
Jumlah
5.773.400
Biaya Asuransi
6.145.000
Jumlah
6.145.000
Grand Total
114.592.491
Sumber : Data Sekunder
105
241.203.640
83.528.070
109.182.245
26.472.956
43.383.182
38.765.011
693.653.308
Universitas Kristen Maranatha
Lampiran
Lampiran 3
Pembebanan BOP Ke Jenis Produk Berdasarkan ABC System
Tahun 2000-2004
Keterangan
Merah
UNIT:
BOP berdasarkan JTKL:
42.022x920
42.022x924
42.022x1.200
42.022x550
42.022x1.800
BOP berdasarkan Kwh:
1.509x9.590
1.509x9.668
1.509x12.168
1.509x5.800
1.509x18.900
BOP berdasar jam mesin:
7.209x972
7.209x1.125
7.209x1400
7.209x600
7.209x2.150
BOP berdasar jumlah unit:
2.309x428
2.309x430
2.309X550
2.309X250
2.309X850
BATCH:
BOP berdasar jumlah unit:
35.158x428
35.158x430
35.158x550
35.158x250
35.158x850
PRODUCT:
BOP berdasar jmlah produk:
36.022x428
36.022x430
36.022x550
36.022x250
36.022x850
Hijau
Jenis Produk
Celup
Legenda
GSP
38.660.240
38.828.328
50.246.400
23.112.100
75.639.600
14.471.310
14.589.012
18.361.512
8.752.200
28.520.100
7.007.148
8.110.125
10.092.600
4.325.400
15.449.350
988.252
992.870
1.269.950
577.250
1.962.650
15.047.624
15.117.940
19.336.900
8.789.500
29.884.300
15.417.116
15.489.460
19.812.100
9.005.500
30.618.700
106
Universitas Kristen Maranatha
Lampiran
FASILITAS:
BOP berdasar luas persegi:
8.415x455
8.415x457
8.415x575
8.415x270
8.415x875
3.828.825
BOP berdasar jumlah jam
pemakaian:
19.205x299
19.205x317
19.205x400
19.205x180
19.205x610
5.742.295
BOP berdasar kapasitas
normal:
14.712x415
14.712x420
14.712x540
14.712x250
14.712x825
Jumlah
Sumber : Data Sekunder
3.845.655
4.838.625
2.272.050
7.363.125
6.087.985
7.682.000
3.456.900
11.715.050
6.105.480
6.179.040
7.944.480
3.678.000
12.137.400
107.268.290
109.240.415
107
139.814.567
63.968.900
213.340.275
Universitas Kristen Maranatha
6
*
/
%!
%
/
$
9
*
$
!
,+!
!
9
/
/
)
( 1= $
,
*
! ;7
0;:4
! $
,
F
(
,
'
(
!1($
!
,+!
Bab I / Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Dengan
semakin
pesatnya
perkembangan
sektor
transportasi
dan
telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village).
Produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan asing sampai ke
pelosok tanah air kita. Begitu pula produk-produk Indonesia dengan cepat dapat
memasuki pasar luar negeri. Perkembangan ini secara cepat mendorong perusahaanperusahaan di Indonesia ke dalam persaingan dengan perusahaan asing, yang telah
lebih lama dan berpengalaman dalam dunia bisnis.
Akan tetapi jika perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak memperoleh
perlindungan yang memadai dari pemerintah, agak sulit bagi perusahaan tersebut
dalam jangka panjang memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan
asing, yang umumnya mampu menghasilkan produk dan jasa dengan efisiensi
produksi yang tinggi. Sebagai contoh, untuk memasuki bisnis ayam goreng di dalam
negeri saja, perusahaan Indonesia harus segera menghadapi pesaing perusahaan kelas
dunia seperti Mc. Donald, Kentucky Fried Chicken, Texas Fried Chicken dan
California Fried Chicken.
Ada dua strategi untuk menghadapi pesaing-pesaing kelas dunia dalam bisnis
yaitu: (1) memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan Indonesia dalam
1
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
menghadapi persaingan dari luar negeri, (2) menjadikan perusahaan-perusahaan di
Indonesia memiliki daya saing tinggi jangka panjang di dalam menghadapi
persaingan global. Namun, strategi yang pertama bisa berakibat buruk. Hal ini
dikarenakan proteksi yang diberikan secara terus menerus akan membuat perusahaanperusahaan Indonesia tidak akan memiliki daya saing jangka panjang dalam
menghadapi pasar dunia. Oleh karena itu, strategi yang cocok adalah strategi yang
kedua, yaitu dengan meningkatkan daya saing jangka panjang perusahaan-perusahaan
Indonesia di dalam menghadapi pasar tingkat dunia. Hanya dengan membuat
perusahaan-perusahaan Indonesia fleksibel dalam memenuhi kebutuhan konsumen
mereka, menghasilkan produk dan jasa yang bermutu, serta cost-effective, maka
mereka akan memiliki kemampuan bertahan dalam menghadapi persaingan yang
bersifat global dan tajam. (International Journal Production Economics, 2004)
Saat ini agar perusahaan mampu bersaing di pasar dunia, perusahaan harus
bersaing di tiga aspek : fleksibilitas, biaya, dan mutu. Fleksibilitas merupakan
tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki perusahaan mampu menghasilkan
produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu mengalami
perubahan. Fleksibilitas menuntut manajemen perusahaan secara terus menerus
melakukan perbaikan manfaat yang terkandung di dalam produk dan jasa bagi
konsumen. Kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan secara cepat pada setiap
perubahan kebutuhan konsumen, menjadi kunci keberhasilan perusahaan tersebut
dalam menempatkan diri setapak lebih maju dari perusahaan pesaing.
2
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin kemenangan perusahaan
dalam persaingan di pasar. Perusahaan yang senantiasa berusaha menghilangkan
kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen yang akan
memenangkan persaingan jangka panjang di pasar. Karena itu, untuk menjadi
produsen yang mampu menghasilkan produk yang bermutu dengan harga yang
murah, maka manajemen memerlukan peta yang menggambarkan berbagai kegiatan
yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa serta informasi sumber daya
yang dikorbankan untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut. Dengan
pemahaman ini, maka manajemen akan dapat melakukan perbaikan secara terus
menerus pada kegiatan produksi dan penyerahan produk dan jasa kepada konsumen.
Di samping itu, manajemen juga memerlukan ukuran yang dapat digunakan
untuk menghitung sumber daya yang dikorbankan untuk pelaksanaan berbagai
kegiatan tersebut. Sistem akuntansi saat ini telah mampu menyediakan informasi
konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan bisnis untuk melayani kebutuhan
konsumen. Dengan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan berbagai
kegiatan produksi dan penyerahan produk dan jasa, manajemen akan berada dalam
posisi pengendali terhadap berbagai kegiatan perusahaannya, sehingga mampu
membawa perusahaan unggul dalam jangka panjang didalam persaingan.
Perkembangan teknologi informasi menjadikan konsumen mudah dalam
melakukan akses terhadap mutu produk dan jasa yang akan mereka beli. Dengan
demikian, hanya perusahaan yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang
3
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
memenuhi mutu yang dibutuhkan konsumen, yang mampu menjadi pemimpin dalam
persaingan di pasar.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam rangka menghasilkan
produk dan jasa yang memenuhi mutu yang dibutuhkan konsumen,, perusahaan dapat
menggunakan berbagai macam cara perhitungan kos produksi. Misalnya dengan
menggunakan process costing system, job order costing system atau menggunakan
activity based costing system.
Sistem Akuntansi tradisional telah membantu manajemen selama kurang lebih
70 tahun dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan. Sukses yang
dicapai oleh sistem akuntansi tradisional selama jangka waktu tersebut disebabkan
oleh kemampuan akuntansi dalam mencerminkan kegiatan pabrik pada masa itu.
Kondisi pabrik perusahaan-perusahaan yang bersaing di kelas dunia telah
mengalami perubahan drastis. Waktu untuk menyiapkan mesin dan peralatan
produksi (set up dan lead time) dapat dikurangi; banyak penggunaan equipment yang
dikendalikan dengan komputer (peningkatan komputerisasi dan otomatisasi);
karyawan dilatih untuk memproduksi produk dengan tingkat kerusakan sangat
minimum; persediaan produk dalam proses dihapus sama sekali dari pabrik; pemasok
dilatih untuk menyerahkan barang 100 % sesuai dengan spesifikasi dan waktu
kebutuhan pabrik.
Dengan perubahan yang drastis pada kegiatan perusahaan dalam produksi dan
pemasaran produk dan jasa, sistem akuntasi tradisional menjadi tidak lagi mampu
menyediakan informasi yang dapat menyimbolkan kegiatan pabrik.
4
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
Pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan
tersebut di atas disebut "activity-based cost system (ABC System)". Sistem ini
merupakan sistem akuntansi yang menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas untuk
membuat produk.
Dalam ABC System, tarif dihitung untuk setiap aktivitas yang dinikmati setiap
produk atau jasa. Pembebanan tarif dilakukan dalam dua tahap yaitu (1) pembebanan
overhead ke cost pool (departemen), (2) pembebanan overhead dari setiap cost pool
ke produk.
ABC System menggunakan dua asumsi : (1) kegiatan menyebabkan timbulnya
biaya, (2) produk dan jasa atau konsumen yang menyebabkan timbulnya permintaan
terhadap kegiatan. Dengan demikian, hanya dengan pengelolaan yang baik dalam
kegiatan menghasilkan produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa
perusahaan unggul dalam jangka panjang di persaingan.
Perusahaan manufaktur merupakan industri dengan persaingan yang cukup
kompetitif, dengan memproduksi berbagai macam produk yang bervariatif dan
memerlukan sumber daya tidak langsung dalam jumlah besar dalam proses
produksinya. Dalam perusahaan manufaktur, kos produk tidak hanya mencakup biaya
produksi, namun mencakup seluruh biaya (full cost concept) yang mencakup biaya
desain, biaya pengembangan, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya distribusi dan
biaya layanan customer.
Dengan ABC System, pengelolaan bisnis dalam perusahaan manufaktur diubah
menjadi pengelolaan berbasis aktivitas. Pengelolaan berbasis aktivitas tersebut akan
5
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
menyebabkan perubahan yang radikal, antara lain: (1) personel mengubah orientasi
pengelolaannya yang semula tertuju ke pencapaian tujuan fungsinya berubah kepada
pemuasan kebutuhan customer, (2) improvement berkelanjutan terhadap aktivitas
menjadi motivasi personel dalam mengelola bisnis. Oleh karena itu perusahaan
manufaktur perlu menerapkan ABC System, agar perusahaan mudah dalam
menghasilkan informasi biaya produk dan jasa.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian pada sebuah perusahaan dengan judul Activity-based Cost System sebagai
Alat Bantu Untuk
Meningkatkan Keakuratan Pembebanan Biaya Dalam
Perhitungan Harga Pokok Produk (Studi Kasus pada PT. Gopek Cipta Utama –
Slawi Kabupaten Tegal)
1.2
Identifikasi Masalah
Semakin tepat perusahaan menghitung harga pokok produksi, maka manajemen akan
semakin tepat dalam menentukan harga jual. Namun seringkali terdapat kendala
dalam perhitungan harga pokok produksi, diantaranya data untuk diolah di bagian
akuntansi ternyata kurang. Dikarenakan pentingnya ketepatan dalam menghitung
harga pokok produksi dan kesulitan yang timbul untuk menghitung harga pokok
produksi secara tepat maka penulis tertarik untuk membahas masalah-masalah:
1) Bagaimana perhitungan harga pokok produk pada PT. Gopek Cipta Utama?
2) Bagaimana penerapan sistem Activity-based Cost pada PT. Gopek Cipta Utama?
6
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk :
1) Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produk pada PT. Gopek Cipta
Utama.
2) Untuk mengetahui penerapan sistem Activity-based Cost pada PT. Gopek Cipta
Utama.
1.4
Kegunaan Penelitian
Penulis berharap agar hasil-hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Bagi Perusahaan.
Diharapkan penulis dapat memberikan informasi, masukan, dan pemikiranpemikiran yang baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk perbaikan
perusahaan ke arah yang lebih baik lagi, terutama dalam melakukan
efektivitas perhitungan harga pokok produk., sehingga dapat membantu pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan
2. Universitas Kristen Maranatha
Sebagai referensi, sebagai bahan pembanding maupun penelitian lebih lanjut,
serta menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai perhitungan harga
pokokproduk dengan sistem Activity Based Costing.
7
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
3. Bagi Penulis sendiri.
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan antara
teori yang telah penulis dapatkan selama kuliah dengan kenyataan yang terjadi
di perusahaan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir
penulis serta dapat melatih kemampuan kreatifitas penulis dalam menuangkan
pemikiran-pemikirannya dengan menyingkap dunia nyata yang lebih luas dari
dunia perkuliahan yang dijalani penulis selama ini.
4. Pembaca
Menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca terutama tentang
perhitungan harga pokok produk dengan system Activity Based Costing, dan
memberikan gambaran mengenai penerapan system Activity Based Costing.
5. Bagi Pihak Lain.
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terapan,
khususnya dalam penerapan Activity-based Cost System untuk meningkatkan
keakuratan pengalokasian biaya dalam perhitungan harga pokok produk.
Selain itu, hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
.
1.5
Kerangka Pemikiran
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, banyak ditemukan bahwa praktik-praktik
akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan
manajerial. Beberapa pihak menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen yang
8
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
ada sudah usang dan tidak berguna. Dibutuhkan kalkulasi biaya produk yang lebih
akurat, lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, untuk
memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktivitas, dan mengurangi biaya.
Sebagai tanggapan terhadap kelemahan sistem akuntansi manajemen tradisional,
berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen yang
baru-yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini.
Pada perkembangan sistem akuntansi manajemen, sumber daya yang
dikonsumsi untuk membuat produk diukur dan dibebankan pada produk untuk tujuan
perhitungan objek biaya (cost object).
Pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan
tersebut atas disebut "activity-based cost system (ABC System)". Aktivitas diyakini
sebagai penyebab timbulnya biaya, maka aktivitas dijadikan sebagai cost object yang
penting untuk menyediakan informasi Activity Based Costing bagi pengambilan
keputusan. Sehingga informasi tersebut memampukan pengambilan keputusan dalam
pengelolaan aktivitas.
Activity based costing pada dasarnya merupakan metode penentuan harga
pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga
pokok produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan manajemen, dengan
mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Jika full costing dan variable costing
menitikberatkan penentuan harga pokok produk hanya padda fase produksi saja,
activity based costing menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada semua
9
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk kepada
konsumen.
Pada tahap perkembangan selanjutnya, Activity Based Costing tidak lagi
difokuskan dalam perhitungan biaya produk secara akurat, namun dimanfaatkan
untuk menghasilkan informasi tentang aktivitas untuk pengurangan biaya melalui
pemberdayaan personel dalam pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya. Istilah Activity Based Costing yang lebih mencerminkan sistem
informasi untuk penentuan biaya produk diubah menjadi Activity-based Cost System
yang lebih mencerminkan sistem informasi akuntansi manajemen untuk pengurangan
biaya dan penentuan biaya produk/ jasa secara akurat. Menurut Mulyadi (2003: 53)
Activity-based Cost System adalah:
“Activity-based Cost System adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas
yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan
biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.
Activity-based Cost System didesain dengan keyakinan dasar bahwa biaya
hanya dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap
penyebab timbulnya biaya, yaitu aktivitas.”
Jadi, dengan keadaan ekonomi yang buruk, dimana perusahaan tidak lagi
dengan mudah dapat menghasilkan kekayaan, laba hanya dapat dihasilkan melalui
manajemen yang cerdas atas seluruh sumber daya perusahaan. Manajemen yang
cerdas, tercermin dalam perencanaan yang baik dan adanya ketersediaan informasi
yang baik pula. Agar dapat merencanakan dengan baik pemanfaatan sumber daya
perusahaan untuk melipatgandakan kekayaan, manajemen perusahaan memerlukan
10
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
sistem informasi yang mengungkapkan secara jelas dan cepat mengenai fakta yang
berkaitan dengan aktivitas, yaitu Activity-based Cost System..
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Perhitungan Harga Pokok
Perhitungan
Harga Pokok Tradisional
Perhitungan Harga
Pokok Produk dengan
ABC System
Biaya Dikonsumsi oleh Produk
•
•
•
Biaya Dikonsumsi
oleh Kegiatan dikonsumsi oleh Produk
Hanya menyajikan informasi biaya,
tetapi kurang atau sedikit sekali
menyediakan informasi operasi.
Hanya menyediakan informasi
biaya
berdasarkan
pusat
pertanggungjawaban.
Menyediakan informasi tentang
harga pokok produksi yang tidak
akurat.
Activity-based Cost System mencerminkan
sistem informasi akuntansi manajemen untuk
pengurangan biaya dan penentuan biaya
produk/ jasa secara akurat.
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan
Activity-based Cost System
1. Prosedur Tahap Pertama Dalam Pembebanan
Biaya Overhead
a) penentuan berbagai aktivitas
b) pengelompokkan biaya overhead
dengan berbagai aktivitas
c) penentuan kelompok-kelompok biaya
(cost pools) yang homogen.
d) penentuan tarif kelompok.
2. Prosedur Tahap Kedua Dalam Pembebanan
Biaya Overhead
Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead
dilacak ke berbagai jenis produk.
Tidak Dapat Menghitung Harga Pokok
Produksi Secara Akurat
Menghambat Perusahaan
Memiliki Competitvie
Advantage
Perhitungan Harga Pokok
Produk Secara Akurat
PT. Gopek Cipta Utama
11
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
1.6
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang
bertujuan untuk menggambarkan objek penelitian sebenarnya dengan cara penelitian
lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research) guna
mengumpulkan data yang relevan dan tersedia, yang kemudian disusun, diolah dan
dipelajari serta dianalisis lebih lanjut.
1. Penelitian Lapangan (Field Research).
Adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti langsung ke perusahaan
pilihan sebagai objek penelitian, dengan cara sebagai berikut:
a. Mengajukan kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang telah
disusun terlebih dahulu.
b. Melakukan wawancara langsung dengan pimpinan perushaan atau staff
perusahaan yang diberi wewenang dan dapat memberikan keterangan
sehubungan dengan data yang diperlukan guna penyusunan skripsi.
c. Melakukan observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung
pada kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
d. Melakukan pengumpulan data tertulis yang berupa dokumen-dokumen
perusahaan yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti, dengan cara membaca dan mempelajari
12
Universitas Kristen Maranatha
Bab I / Pendahuluan
berbagai literature, diktat, dan buku-buku. Informasi ini akan dijadikan
landasan pemikiran teoritis untuk pembahasan masalah dan menganalisis data
yang diperoleh dari lapangan.
1.7
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Gopek Cipta Utama Jl. Peirre Tendean No. 5
Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Penyelesaian skripsi kurang lebih selama
empat bulan dengan perincian sebagai berikut:
Keterangan
Aug
Minggu ke-
4 5
September
1
2 3
4
Oktober
1 2
3
November
4
1
2 3
4
Dec
5
1 2
Bimbingan
Awal
(Penentuan
judul,
pengarahan
konsep
skripsi dll)
Membuat Rancangan
Skripsi
Kunjungan pertama
ke perusahaan
Membuat BAB I-III
Bimbingan BAB I-III
Kunjungan kedua ke
perusahaan
Membuat BAB IV-V
Bimbingan BAB IVV
Membuat draft skripsi
dan tunggu sidang
sarjana
13
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap perhitungan harga pokok
produksi kelima produk (Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah, Teh Wangi
Gopek Super Bungkus Hijau, Teh Wangi Gopek Super Celup, Teh Wangi Gopek
Super Legenda Seduh, Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram), maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh PT. Gopek Cipta
Utama menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional yang cukup memadai.
Hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut:
a) Adanya pembebanan biaya bahan baku produk yang dihasilkan perusahaan
berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari jumlah yang
dikonsumsi oleh masing-masing produk.
b) Adanya pembebanan biaya tenaga kerja langsung yang berbeda. Perbedaan
tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja dan jumlah produk yang dihasilkan
berbeda antara jenis produk yang satu dengan yang lain.
c) Biaya overhead yang telah dikumpulkan pada pusat biaya kemudian
dialokasikan pada masing-masing produk dengan menggunakan pemicu biaya
(cost driver). Dasar yang pembebanan yang digunakan adalah volume based
related seperti jam kerja langsung, jam mesin, unit produksi, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya bahan baku.
99
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
d) Perhitungan harga pokok produksi untuk setiap produknya dilakukan dengan
cara membagi antara total biaya produksi dengan jumlah pak teh yang
diproduksi rata-rata tahun 2000-2004 pada PT. Gopek Cipta Utama.
Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perhitungan harga
pokok produk dengan menggunakan sistem biaya konvensional sudah cukup
memadai dengan hasil yang diperoleh untuk harga pokok produk pada jenisjenis teh sebagai berikut:
1. Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah sebesar Rp. 1.736
2. Teh Wangi Gopek Super Bungkus Hijau sebesar Rp. 1.910
3. Teh Wangi Gopek Super Celup sebesar Rp. 3.216
4. Teh Wangi Gopek Super Legenda Seduh sebesar Rp. 1.896
5. Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram sebesar Rp. 7.909
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Activity-based Cost
System pada dasarnya sama dengan sistem biaya konvensional. Perbedaannya
terletak pada pembebanan biaya overhead, sehingga hasil yang diperoleh dengan
menggunakan Activity-based Cost System menjadi akurat dan teliti mengenai
informasi harga pokok produksi. Prosedur yang digunakan dalam melakukan
perhitungan dengan Activity-based Cost System yang memadai adalah sebagai
berikut:
a. Prosedur tahap pertama
1) Menentukan aktivitas yang terjadi dalam proses produksi.
2) Mengelompokkan biaya overhead dengan berbagai aktivitas.
100
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
3) Menentukan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen
4) Menghitung tarif (overhead) kelompok atau pool rate.
b. Prosedur tahap kedua dalam pembebanan biaya overhead
Menghitung biaya overhead yang dibebankan pada produk dengan
mengalikan antara tarif kelompok dengan unit cost driver yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka perhitungan harga
pokok dengan menggunakan Activity-based Cost System telah memadai. Hasil
yang diperoleh dengan Activity-based Cost System adalah:
1. Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah sebesar Rp. 1.715
2. Teh Wangi Gopek Super Bungkus Hijau sebesar Rp. 1.883
3. Teh Wangi Gopek Super Celup sebesar Rp. 3.164
4. Teh Wangi Gopek Super Legenda Seduh sebesar Rp. 1.887
5. Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram sebesar Rp. 7.624
Hasil perhitungan harga pokok produksi yang diperoleh dari Activit-ybased
Cost System, terlihat pada pola konsumsi sumber daya setiap produk yang
berbeda. Hal tersebut dapat dikaji pada jam kerja masing-masing mesin yang
dipergunakan dalam memproduksi beberapa macam teh oleh PT. Gopek Cipta
Utama berbeda-beda.
5.2
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran kepada PT. Gopek
Cipta Utama, semoga saran ini dapat bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam
101
Universitas Kristen Maranatha
Bab V / Kesimpulan dan Saran
pembebanan biaya overhead yang lebih tepat dan akurat. Pembebanan overhead yang
akurat akan mempengaruhi perhitungan harga pokok produk, sehingga ketepatan
informasi yang disajikan akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan. Saran tersebut antara lain:
1. Pengalokasian biaya overhead dengan menggunakan pendekatan Activity-based
Cost System sebaiknya dilakukan perusahaan, karena memberikan informasi yang
lebih akurat mengenai perhitungan biaya produksi.
2. Disarankan agar PT. Gopek Cipta Utama menggunakan Activity-based Cost
System dalam melakukan perhitungan harga pokok produk. Hal ini dilakukan agar
PT. Gopek Cipta Utama dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produk
yang lebih akurat dan teliti sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang
kompetitif dengan perusahaan yang lain.
3. Apabila PT. Gopek Cipta Utama nantinya akan menerapkan Activity-based Cost
System, maka PT. Gopek Cipta Utama harus melakukan pelatihan-pelatihan
khusus kepada seluruh karyawan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar seluruh
karyawan PT. Gopek Cipta Utama memiliki pemahaman yang cukup tentang
Activity-based Cost System dalam menerapkan Activity-based Cost System dalam
perusahaan.
4. Penerapan Activity-based Cost System ini sangat membutuhkan dukungan dari
semua pihak terutama dari top manager dan pemilik perusahaan, misalnya dengan
melakukan sosialisasi sistem baru di perusahaan, dengan tujuan semua pihak yang
terlibat di perusahaan dapat memahami dan melaksanakan sistem ini dengan baik.
102
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H., dan Eric W, Noreen. 2003. Managerial Accounting Concepts for
Planning Control and Decision Making, 10th edition, USA: McGraw Hill,
Inc.
Hammer, L. Hilton, William K. Carter., dan Milton F. Usry. 2002. Cost Accounting,
13th edition. Cincinnati, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning.
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting.
Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co.
Horngren, Charles T., George Foster., dan Srikant M, Datar. 2003. Cost Accounting A
Managerial Emphasis, 11th edition: Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial, terj. Desi Adhariani, Jakarta:
PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media.
2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan STIE YKPN.
2003. Activity-Based Cost System: Sistem Informasi
Pengurangan Biaya, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Biaya
untuk
Supriyono, R. A. 1992. Akuntansi Biaya, Edisi Kedua – Perencanaan dan
Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Yogyakarta: BPFE.
Suwardjono. 2003. Pengantar Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
103
Universitas Kristen Maranatha