KEDUDUKAN DAN TINDAKAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL PAJAK YANG TERLAMBAT MENGAJUKAN TAGIHAN UTANG PAJAK KEPADA KURATOR DALAM KASUS PAILIT PT METRO BATAVIA.

KEDUDUKAN DAN TINDAKAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK YANG TERLAMBAT MENGAJUKAN TAGIHAN UTANG PAJAK
KEPADA KURATOR DALAM KASUS PAILIT PT METRO BATAVIA
CHRISTIAN DIOR P S
110110090073
ABSTRAK
Salah satu sumber dana negara untuk menjalankan roda
pemerintahan berasal dari penerimaan pajak. Utang pajak merupakan
utang yang harus didahulukan daripada utang lainnya. Namun,
perusahaan yang dinyatakan pailit tidak mendahulukan utang pajak dan
tidak membayar seluruh utang pajaknya kepada negara karena Direktorat
Jenderal Pajak terlambat mengajukan tagihan utang pajak kepada kurator.
Dalam kasus pailit PT Metro Batavia, Direktorat Jenderal Pajak terlambat
mengajukan tagihan utang pajak kepada kurator PT Metro Batavia (dalam
pailit) sehingga PT Metro Batavia (dalam pailit) tidak membayar utang
pajak sebasar Rp 323.013.154.751,- (tiga ratus dua puluh tiga miliar tiga
belas juta seratus lima puluh empat tujuh ratus lima puluh satu). Tujuan
dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui dan memahami kedudukan hak
mendahulu dan tindakan hukum Direktorat Jenderal Pajak yang terlambat
mengajukan tagihan utang pajak kepada kurator dalam Kasus Pailit PT
Metro Batavia.

Metode penelitian yang digunakan Penulis adalah yuridis normatif,
yaitu penelitian yang menitikberatkan pada penggunaan data sekunder
yang berupa bahan hukum primer seperti peraturan perundang-undangan,
bahan hukum sekunder berupa karya-karya ilmiah, dan bahan hukum
tersier berupa artikel atau majalah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah
pertama, kedudukan hak mendahulu Direktorat Jenderal Pajak yang
terlambat mengajukan utang pajak kepada kurator dalam Kasus Pailit PT
Metro Batavia harus tetap didahulukan berdasarkan Pasal 1137 KUH
Perdata, Pasal 21 ayat (1) UU KUP, Pasal 19 ayat (6) UU PPSP, dan
Pasal 35 UU Perbendaharaan Negara; Utang pajak merupakan bagian
dari hukum publik yang kegunaannya akan dipakai untuk kepentingan
umum; dan Berdasarkan Pasal 13 ayat (1) UU KUP, Direktorat Jenderal
Pajak masih mempunyai waktu untuk menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar terhadap utang pajak PT Metro Batavia sehingga belum
melewati batas waktu yang ditentukan UU KUP. Kedua, Tindakan hukum
yang dapat dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menagih
kembali utang pajak PT Metro Batavia (dalam pailit) yang tidak diakui oleh
kurator adalah melakukan penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap
pengurus ataupun kurator PT Metro Batavia setelah proses kepailitan

selesai.

 

iv