PTN Bertambah, PTS Terancam.
.
'
GALAMEDIA
..
. :.
o Senin
-17
OJan
18
19
OPeb
,.
I,.'
j' ..
'.'
o Selasa o Rabu o Kamis
4
123
:
5
20
6
21
o Mar OApr
7
22
OMei
8
23
"
,1 . ...~ '.
Jumat
. Sabtu
o Minggu
12
9
24
OJun
13
27
28
OSep
.Okt
14
15
29
ONov
16
30
31
ODes
PJN Bertambah, PTSTerancam
BLK. FACTORY, (GM).Penarnbahanjumlah perguruan tinggi negeri
(PTN) di Jawa Barnt yang direncanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar ditengarai
akan mengancarn keberadaan perguruan tinggi swasta(PTS). Selain akan mengurangijumlah mahasiswa PTS, masyarakatjuga akan
lebih dirugikan. Bantuan dana dari pemprov
untuk stimulus PTS menjadi PTN,lebih baik
dialirkan ke PTS guna peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM).
"Ini persoalannyaadalah negeri minded, Karenasetelahjadi negeri pun, bukan menjadi mudah dan murah. Sebab, semua sudah tahu jika
biaya kuliah di negeri malah lebih mahal. Bahkan, di negeri lebih ban yak pungutannya," ucap
Koordinator Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
(Aptisi) Wilayah IV Jabardan Banten, Prof. Didi Turmudzi kepada "GM", Jumat (9/10).
Menurutnya, daripada menggenjot PTS
yang ingin berubah status dengan memberikan
rangsangan anggaran, lebih bookanggaran atau
bantuan dana itu dialihkan kepada PTS saja.
Anggaran itu kemudian dialokasikan khusus
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di PTS, khususnya dosen.
"Jika kualitas yang dipertanyakan, tentu
alangkah lebih baiknyajika SDM yang dibenahi. Dengan meningkatnya kualitas SDM,
akan menghasilkan lulusan yang berkualitas
pula. Hal ini tentu akan berimbas serta berkontribusi langsung pad a pembangunan di Jabar
yang berkualitas pula," tutumya.
Karena itu, lanjutnya, Pemprov Jabar juga
harns ikut bertanggungjawab dalam menjaga
!eNsisttnsiYfS... Munculnya.fIegeri minded ~ak-
-
ibat peran pemerintah yang seolah meminggirkan PTS dan bukannya turut membangun
kepercayaan pactaPTS. "PfN dan PTS itu sarna
saja. Keberadaannya adalah sarna-sarna untuk
memberikan pendidikan," ucapnya.
Biaya pendidikan
Selain itu, kata Didi yang juga merupakan
Rektor Universitas Pasundan (Unpas), ditambah dengan adanya Undang-undang Badan
Hukum Pendidikan (BHP) yang tidak secara
jelas menyebutkan masalah pembiayaan. Sebab, dengan berdalih BHP, sejumlah PTN
malah menaikkan biaya pendidikan. "Yang
dirugikan di sini justru masyarakat," ujamya.
Pernyataan Didi diamini Ketua Asosiasi
Badan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia
(ABPTSI) Wilayah IV Jabardan Banten, Sali
Iskandar. Bahkan, ia meminta agar kebijakan
perubahan status dari swasta menjadi negeri
di PTS dikaji ulang. Meski ada anggaran yang
akan diberikan, tetapi hal itu tidak akan mampu memenuhi operasional kegiatan di perguruan tinggi.
Sementara sebelumnya, Kepala Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Deny Juanda P. mengatakan,jumlah PTN diJ abartidal
'
GALAMEDIA
..
. :.
o Senin
-17
OJan
18
19
OPeb
,.
I,.'
j' ..
'.'
o Selasa o Rabu o Kamis
4
123
:
5
20
6
21
o Mar OApr
7
22
OMei
8
23
"
,1 . ...~ '.
Jumat
. Sabtu
o Minggu
12
9
24
OJun
13
27
28
OSep
.Okt
14
15
29
ONov
16
30
31
ODes
PJN Bertambah, PTSTerancam
BLK. FACTORY, (GM).Penarnbahanjumlah perguruan tinggi negeri
(PTN) di Jawa Barnt yang direncanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar ditengarai
akan mengancarn keberadaan perguruan tinggi swasta(PTS). Selain akan mengurangijumlah mahasiswa PTS, masyarakatjuga akan
lebih dirugikan. Bantuan dana dari pemprov
untuk stimulus PTS menjadi PTN,lebih baik
dialirkan ke PTS guna peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM).
"Ini persoalannyaadalah negeri minded, Karenasetelahjadi negeri pun, bukan menjadi mudah dan murah. Sebab, semua sudah tahu jika
biaya kuliah di negeri malah lebih mahal. Bahkan, di negeri lebih ban yak pungutannya," ucap
Koordinator Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta
(Aptisi) Wilayah IV Jabardan Banten, Prof. Didi Turmudzi kepada "GM", Jumat (9/10).
Menurutnya, daripada menggenjot PTS
yang ingin berubah status dengan memberikan
rangsangan anggaran, lebih bookanggaran atau
bantuan dana itu dialihkan kepada PTS saja.
Anggaran itu kemudian dialokasikan khusus
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di PTS, khususnya dosen.
"Jika kualitas yang dipertanyakan, tentu
alangkah lebih baiknyajika SDM yang dibenahi. Dengan meningkatnya kualitas SDM,
akan menghasilkan lulusan yang berkualitas
pula. Hal ini tentu akan berimbas serta berkontribusi langsung pad a pembangunan di Jabar
yang berkualitas pula," tutumya.
Karena itu, lanjutnya, Pemprov Jabar juga
harns ikut bertanggungjawab dalam menjaga
!eNsisttnsiYfS... Munculnya.fIegeri minded ~ak-
-
ibat peran pemerintah yang seolah meminggirkan PTS dan bukannya turut membangun
kepercayaan pactaPTS. "PfN dan PTS itu sarna
saja. Keberadaannya adalah sarna-sarna untuk
memberikan pendidikan," ucapnya.
Biaya pendidikan
Selain itu, kata Didi yang juga merupakan
Rektor Universitas Pasundan (Unpas), ditambah dengan adanya Undang-undang Badan
Hukum Pendidikan (BHP) yang tidak secara
jelas menyebutkan masalah pembiayaan. Sebab, dengan berdalih BHP, sejumlah PTN
malah menaikkan biaya pendidikan. "Yang
dirugikan di sini justru masyarakat," ujamya.
Pernyataan Didi diamini Ketua Asosiasi
Badan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia
(ABPTSI) Wilayah IV Jabardan Banten, Sali
Iskandar. Bahkan, ia meminta agar kebijakan
perubahan status dari swasta menjadi negeri
di PTS dikaji ulang. Meski ada anggaran yang
akan diberikan, tetapi hal itu tidak akan mampu memenuhi operasional kegiatan di perguruan tinggi.
Sementara sebelumnya, Kepala Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Deny Juanda P. mengatakan,jumlah PTN diJ abartidal