Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
PENERAPAN TARI KAWIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK GERAK PADA SISWA TINGKAT MENENGAH DI
PADEPOKAN SURYA MEDAL PUTERA WIRAHMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Tari
DINI OKTAVIA NIM 1006089
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Wahai Kau yang Maha Menggerakkan
Terima kasih telah menggerakan ku
Menggerakan tubuhku melalui sebuah gerak tari yang indah
________________________________
Skripsi ini saya dedikasikan untuk Ibu saya tercinta , Bapak saya dan untuk seseorang yang selalu setia mendampingi saya…
Oktober 2014
Dini Oktavia
(3)
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“PENERAPAN TARI KAWIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
TEKNIK GERAK PADA SISWA TINGKAT MENENGAH DI PADEPOKAN
SURYA MEDAL PUTERAWIRAHMA” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dalam pembuatan skripsi ini atau pengutipan dengan cara yang tidak benar dalam etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap pembuatan karya ilmiah ini.
Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya skripsi ini dapat saya selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Tari. Dalam skripsi
ini peneliti mengambil judul “Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
Demikian skripsi ini saya buat. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam pembahasan, karena masih dalam proses pembenahan, karena tiada gading yang tak retak, dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Bandung, Oktober 2014
(5)
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama penelitian berlangsung hingga akhir penelitian, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan :
1. Dr. Trianti Nugraheni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, dan memotivasi selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi berlangsung;
2. Agus Budiman, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, dan memotivasi selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi berlangsung;
3. Seluruh siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
4. Irawati Durban Ardjo yang selalu mendukung dan memotivasi selama kegiatan penelitian berlangsung;
5. Ibu saya tercinta, Nenden Rahmawati yang senantiasa memberikan doa dan motivasi moril maupun materil;
6. Bapak saya tercinta, Edi Sutisna yang senantiasa memberikan doa dan motivasi moril maupun materil;
7. Untuk Gilang Adhitya yang senantiasa selalu mendukung, memberikan doa dan motivasi moril maupun materil;
8. Untuk Keluarga besar, yang selalu mendukung selama kegiatan penelitian berlangsung.
9. Wawan Gunawan yang selalu mendukung dan memotivasi selama kegiatan penelitian berlangsung;
10.Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia;
11.Dr. Didi Sukyadi, M.A , selaku Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.
12.Dr. Frahma Sekarningsih, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari.
(6)
13.Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf karyawan di Jurusan Pendidikan Seni Tari;
14.Rekan-rekan Jurusan Pendidikan Seni Tari angkatan 2010 yang selalu kompak dan mendukung satu sama lain;
15.Adik-adik tingkat Jurusan Pendidikan Seni Tari, yang selalu memberi dukungan;
16.Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari; 17.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu.
Demikian ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan, semoga kebaikan semua pihak yang mendukung akan dibalas oleh Allah Swt.
(7)
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
BAB I A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Oganisasi Penelitian... 8
BAB II A. Kajian Pustaka ... 11
B. Kerangka Pemikiran ... 23
C. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III A.Struktur Oganisasi Penelitian ... 8
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
C. Desain Penelitian ... 28
D. Metode Penelitian ... 30
E. Definisi Operasional ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 31
G. Variabel Penelitian ... 42
H. Teknik Pengumpulan Data ... 42
(8)
x
J. Teknik Analisis Data ... 50
BAB IV A. Hasil Penelitian... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 125
BAB V A. Kesimpulan ... 132
B. Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 134
LAMPIRAN ... 135
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...162
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Unsur-unsur tari Mary Joyce (1993)……… 14
Tabel 2 : Data Populasi Penelitian ………. 25
Tabel 3 : Lembar Observasi I ………. 31
Tabel 4 : Lembar Observasi II………. 33
Tabel 5 : Penilaian Pra-Treatment ……….. 35
Tabel 6 : Penilaian Pasca Treatment……… 37
Tabel 7 : Tabel Treatment ………... 47
Tabel 8 : Hasil observasi Kelas Mahir ………... 54
Tabel 9 : Hasil observasi Kelas Terampil ………... 56
Tabel 10 : Hasil observasi Kelas Menengah ………. 58
Tabel 11 : Hasil observasi II……….. 60
Tabel 12 : Data Y1 ………. 67
Tabel 13 : Data Y2 ………. 73
Tabel 14 : Data Y3 ………. 79
Tabel 15 : Data Y4 ………. 85
Tabel 16 : Tabel Kegiatan Treatment ……… 91 Tabel 17 : Tahapan pembelajaran Tari Kawit..……….. 100
(9)
x
Tabel 18 : Data Y5 ………. 101
Tabel 19 : Data Y6 ………. 107
Tabel 20 : Data Y7 ………. 113
Tabel 21 : Data Y8 ………. 119
Tabel 21 : Rincian pengolahan gerak-gerak tari Sekar Putri dalam tari Kawit ………..………. 129
DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN Bagan 1 : Kerangka Model Pembelajaran (Budiman, Agus, dkk. 2009:16) ………. 12
Bagan 2 : Hubungan antara populasi dan sampel ………. 27
Bagan 3 : Variabel Penelitian ……… 42
Bagan 4 : Tahapan Penelitian ……… 47
Grafik 1 : Grafik Hasil Pra-Treatment ……….. 127
Grafik 2 : Grafik Hasil Pasca Treatment ……….. 128
(10)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Teknik tari merupakan hal utama yang harus dikuasai oleh seorang penari. Teknik tari merupakan pondasi awal bagi penari, karena teknik tari adalah tolak ukur keberhasilan kemampuan si penari dalam menarikan sebuah tarian. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma adalah sebuah sanggar tari yang memiliki potensi tari yang baik, tetapi teknik menarinya belum memenuhi pencapaian kesempurnaan teknik gerak dalam tari Sunda. Maka dari itu peneliti ingin menerapkan tari Kawit untuk meningkatkan kemampuan teknik gerak siswa tingkat Menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dengan melakukan
sebuah penelitian eksperimen yang berjudul “PENERAPAN TARI KAWIT
UNTUK MENNGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK GERAK PADA SISWA TINGKAT MENENGAH DI PADEPOKAN SURYA MEDAL PUTERA WIRAHMA”. Mengapa tari Kawit yang dipilih peneliti, karena tari Kawit
merupakan tari “ngawitan” atau tari dasar dalam tari Sunda. Selain itu tari Kawit
memiliki kosagerak yang mudah dipahami oleh calon penari, iramanya lambat, dan struktur geraknya merupakan gerak pengulangan bertingkat.
Peneliti menerapkan tari Kawit dengan metode penelitian quasi eksperimen, karena tidak ada kelas pembanding. Penjabarannya memakai penjabaran kuantitatif. Metode pembelajarannya memakai metode peniruan dan pendekatan perorangan dan kelompok. Penerapan tari Kawit dilakukan dengan cara peneliti melakukan olah tubuh, latihan teknik gerak tari Sunda, dan selanjutnya latihan tari Kawit yang dilakukan secara rutin dan disiplin.
Hasil penerapan tari Kawit dalam penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis peneliti, yakni penerapan tari Kawit dapat mempengaruhi kebiasaan menari siswa tingkat Menengah dalam melakukan teknik gerak tari Sunda menjadi lebih baik. Meskipun hasil yang dicapai belum maksimal, tetapi secara kumulatif dapat menjawab hipotesis dan mencapai tujuan penelitian peneliti. Kata kunci : Tari Kawit, Teknik Gerak, Padepokan Surya Medal Putera
(11)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Penari yang baik adalah penari yang memiliki pondasi yang kuat dalam proses menarinya, yakni dengan adanya dasar yang baik dan cukup kuat dalam teknik melakukan gerak. Seorang penari yang memiliki pondasi yang kuat selalu berhati-hati dalam melakukan gerak, karena kualitas menari adalah hal yang seharusnya diperhatikan bagi penari profesional. Wiraga,
wirahma dan wirasa merupakan tiga unsur utama dalam estetika tari sunda
untuk menjadi penari yang profesional dan harus dikuasai oleh seorang penari, karena ketiga unsur ini juga menjadi bagian dari evaluasi dalam sebuah penilaian tari.
Untuk menguasai tiga unsur tersebut diperlukan latihan yang serius, disiplin dan dengan waktu yang relatif cukup lama atau bertahap, karena untuk mencapai hal tersebut tidak dapat diperoleh secara instan, harus melewati beberapa proses yang panjang. Sebagian besar pada saat ini orang-orang ingin mempunyai kemampuan menari dengan waktu yang singkat.Tetapi dengan waktu yang singkat tidak dapat menjamin penari tersebut dapat menguasai tiga hal utama dalam penguasaan tarian. Pada akhirnya penari tersebut tidak akan maksimal dalam menarikan sebuah tarian, karena tidak memiliki pondasi kepenarian yang cukup kuat. Pondasi adalah proses belajar awal yang paling penting untuk membentuk kepenarian seseorang dan bernilai mutlak. Apabila masalah pondasi dinomerduakan, akibatnya penguasaan nilai estetiknya dapat berkurang, karena seni berkaitan dengan keindahan.
Indahnya kualitas seseorang menari tidak diukur dari berapa banyaknya dia hafal urutan tarian, tetapi seberapa jauh kualitas gerak tari dan penjiwaan tarian yang ditampilkannya dapat menyentuh rasa keindahan penontonnya.(Durban, Irawati (2008 : XXV)
Dalam menari hal yang sangat menonjol adalah mengenai kemampuan penari tersebut dalam menguasai wiraga. Menurut Rosala, Dedi dkk (1999:7)
(12)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wiraga berasal dari kata “wit”, yang berarti asal atau dasar dan “raga” yang
berarti wujud lahiriah atau badan dan anggotanya. Jadi, wiraga merupakan kemampuan dasar gerak tubuh penari dalam menari.
Dalam bukunya Rosala dkk menjelaskan bahwa “yang mula-mula menjadi sorotan atau yang dijadikan dasar itu adalah melalui keterampilan gerak dulu (bukan dari musik atau waditranya)”.Dalam penjelasan tersebut menegaskan bahwa kemampuan wiraga atau gerak merupakan hal yang menjadi sorotan utama saat penari berada di atas pentas. Maka dari itu, hal ini perlu menjadi sorotan dalam membentuk penari harus melakukan proses yang panjang dan melewati tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilakukan. Kembali lagi kepada dasar-dasar kepenarian yang dimiliki harus kuat, karena hal tersebut menentukan kualitas calon penari tersebut dalam melakukan gerak tarinya, misalnya dalam teknik melangkah, berjalan, kelenturan tangan, badan dan ketegasan kepala dalam bergerak.
Dewasa ini proses pendidikan tari dilaksanakan pada berbagai lingkungan pendidikan, baik di wilayah pendidikan formal, pendidikan informal, maupun pendidikan nonformal. Pada wilayah pendidikan formal pendidikan tari dilakukan dalam kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler.Aspek kompetensi yang dicapai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.Proses pendidikan seni tari di lingkungan pendidikan non formal adalah proses pendidikan yang dilakukan di sanggar-sanggar tari atau pusat-pusat pelatihan tari di luar sekolah formal. Aspek kompetensi yang ingin dicapai lebih menekankan pada aspek kemampuan psikomotoriknya.Adapun proses pendidikan informal merupakan proses pendidikan seni tari yang dilakukan di dalam keluarga biasanya secara turun temurun. Ketiga lingkungan pendidikan tersebut memiliki tujuan yang berbeda dalam membentuk peserta didiknya, seperti proses pembelajaran tari di sanggar-sanggar tari.
Pembelajaran tari di sanggar (pendidikan nonformal) tentunya sangat berbeda dengan pembelajaran tari di sekolah. Pembelajaran tari di sekolah mengacu untuk menyeimbangkan ketiga domain yakni domain kognitif,
(13)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
afektif dan psikomotor, sedangkan pembelajaran tari di sanggar lebih mengacu kepada kemampuan menari siswa yakni kemampuan teknik melakukan gerak, kemampuan rasa musikalitas dan kemampuan membawakan tarian sesuai dengan ekspresinya (wiraga, wirahma dan
wirasa). Sampai saat ini, banyak terdapat sanggar-sanggar yang
menyelenggarakan pendidikan seni tari, yakni bertujuan untuk mencetak calon generasi penari profesional. Salah satunya dengan keberadaan Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dan pembelajaran seni tarinya.
Padepokan Surya Medal Putera Wirahma merupakan nama sebuah perkumpulan yang didalamnya terdapat kegiatan seni dan budaya. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma Kab.Bandung Barat ini dipimpin oleh Hj. Ilah Daswilah Hidayat, dan berdiri pada tanggal 17 April 1974. Bidang-bidang yang dipelajari di padepokan ini yaitu bidang seni tari, seni musik, dan tata rias.Hingga saat ini kegiatan seni dalam padepokan ini masih berjalan khususnya seni tari. Sampai saat ini Padepokan Surya Medal telah berhasil meluluskan kurang lebih 50 orang siswa dan sebagian dari lulusan itu ada yang telah menjadi sarjana, menjadi pelatih tari di luar sanggar, menjadi penari profesional yang telah merambah ke internasional, bahkan hingga kini ada yang menetap di sebuah negara dan mendirikan sanggar cabang di negara tersebut. Di sisi lain, banyak siswa yang keluar masuk lebih dari 50 siswa disebabkan oleh pasang surutnya padepokan, seperti pergantian pelatih, keluar-masuknya pelatih dan sebagainya.
Pendidikan seni tari di Padepokan Surya Medal terbagi ke dalam tujuh tingkatan pembelajaran, yakni tingkat dasar, menengah, terampil, mahir, kreatif awal, kelas pengembangan dan kreatif akhir. Semua tingkatan ini memiliki Standar Kompetensi Lulusan yang berbeda. (1) Kelas Dasar, yaitu kelas pemula. Standar pencapaiannya yakni siswa dapat mengetahui apa itu tari, mengenali gerak-gerak dasar tari, mampu menarikan gerak dasar tari. (2) Kelas Menengah, adalah tingkat pengenalan terhadap wirahma (irama) untuk mencapai kesempurnaan dan keserasian gerakan dengan lagu. (3) Kelas Terampil, adalah tingkat pengenalan terhadap wirasa (penghayatan) agar
(14)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa mampu menghayati terhadap tarian dan lagu yang dibawakan. Selain itu juga agar siswa dapat mengetahui teori-teori tentang tari. (4) Tingkat mahir, adalah tingkat penguasaan gerak dan tatarias yang mendekati sempurna dan sudah sampai kepada tingkat penjiwaan, penghayatan dan penguasaan tarian, serta penyesuaian busana, tata rias dan jenis tarian tersebut.(5) Tingkat Kreatif awal, adalah tingkat dimana siswa tersebut sudah siap untuk ditampilkan di berbagai jenis pagelaran, selain itu di dalam kelas siswa juga sudah mulai menggunakan aspirasinya dalam mengeksplorasi gerak bersama-sama dengan teman sekelasnya. (6) Kelas Pengembangan, adalah kelas pematangan siswa yang diasah oleh pelatih untuk pengembangan kemampuan menari siswa. (7) Kelas Kreatif Akhir, adalah kelas akhir yaitu siswa harus membuat sebuah karya tari dengan kostum dan make up yang mereka sudah buat sendiri, beserta sinopsis tarian yang dibuat. Tingkat pencapaian akhir di Padepokan ini pada intinya agar siswa mampu menciptakan, mendesain, dan membuat karya tari dengan mandiri. Selain itu siswa juga diarahkan menjadi calon seorang pendidik tari di sanggar. Tentunya fakta ini sangat berbeda dengan sanggar lain yang hanya mencetak sebagai seorang penari saja. Standar pencapaian ini terdapat pada Kurikulum Pendidikan Seni Tari Padepokan Surya Medal Putera Wirahma terbaru yakni pada tanggal 24 November 2013.
Setelah melakukan observasi awal, didapatkan data bahwa kondisi menari siswa di padepokan ini masih jauh dari kata keindahan. Dilihat dari bagaimana cara mereka menari, kebanyakan melakukan kesalahan dalam melakukan teknik gerak. Kesalahan tersebut kebanyakan terjadi pada siswa tingkat menengah. Karakteristik siswa tingkat Menengah tidak berdasarkan klasifikasi usia, tetapi berdasarkan latar belakang kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa, bergantung kepada berapa lama siswa mengenyam pendidikan di sanggar tersebut.
Kemampuan gerak merupakan salah satu kemampuan yang harus dilakukan dengan teknik yang benar. Teknik gerak harus dilakukan dengan kesadaran diri pada saat melakukan suatu gerakan. Untuk dapat melakukan
(15)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknik gerak yang benar seorang penari haruslah memperhatikan pengelolaan elemen pembangun gerak, diantaranya : kesadaran terhadap proses, kesadaran terhadap ruang, kesadaran akan lintasan, kesadaran terhadap arah pandang, dan juga kesadaran irama. Untuk melatih teknik gerak yang baik dan benar diperlukan suatu perlakuan yang mampu mengembangkan kemampuan teknik menari siswa.
Berangkat dari masalah di atas, peneliti ingin mencoba untuk meningkatkan kemampuan gerak siswa yang ada di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dengan cara menerapkan Tari Kawit sebagai medianya, yaitu cara untuk menerapkan teknik gerak yang baik dan benar. Permasalahan tersebut penting bagi peneliti untuk diterapkan dengan pertimbangan, karena kualitas menari adalah hal utama dibandingkan dengan penampilan lainnya. Kembali lagi kepada penari yang harus memiliki pondasi yang kuat sebelum mengawali sebuah tarian. Apabila kualitas sudah tidak diragukan, dipastikan penari tersebuat siap menerima berbagai masukan-masukan gerak seperti apapun dari berbagai genre dan penari tersebut sudah siap menarikan tari
apapun dengan „enak‟ dan indah.
Tari Kawit merupakan susunan gerak dasar tari yang diciptakan oleh Irawati Durban Ardjo pada tahun 1990. Gerak-gerak yang terkandung di dalam tarian ini merupakan kumpulan dari sikap dan gerak-gerak dasar tari, dan gerak-gerak yang terdapat dalam tari Kawit sangat sederhana dan terstruktur. Misalnya dalam peralihan geraknya selalu melakukan ukel seblak
soder atau ukel ngayap soder. Dalam susunan gerak pokoknya pun
merupakan gerak pengulangan bertingkat, misalnya dalam gerak tutup buka
soder pada gending I hanya melangkah di tempat, dan pada gending II gerak tutup buka soder gerak kakinya melangkah ke samping. Tempo yang
digunakan juga sangat pelan dan terstruktur, sehingga memudahkan calon penari untuk mengaplikasikan dan mencocokkan gerak dengan musik.
Tari Kawit bukan merupakan tari bentuk, tapi tarian ini merupakan tarian yang struktur koreografinya sebagian besar merupakan gerak dasar tari Sunda putri klasik. Selain itu, tarian ini diciptakan sebagai pondasi awal yang
(16)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berupa kumpulan gerak dasar tari Sunda untuk mempelajari tari putri selanjutnya.
Berdasarkan dari paparan di atas, peneliti beranggapan bahwa materi Tari Kawit ini sangat cocok untuk diterapkan kepada siswa tingkat menengah, karena sama-sama memiliki tujuan utama yakni untuk membentuk calon penari agar memiliki pondasi yang cukup kuat dalam menguasai sebuah tarian, juga sadar dan mengerti bagaimana posisi, arah hadap, teknik gerak, arah pandang dan iramanya. Tarian ini diciptakan sebagai dasar yang kokoh untuk diterapkan kepada para calon penari untuk mempelajari tarian putri selanjutnya dari genre manapun. Mengapa Tari Kawit yang dipilih sebagai medianya, karena kumpulan dasar gerak tari Sunda semua tercover dalam Tari Kawit.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Padepokan Surya Medal Putera Wirahma ini memiliki 60 orang siswa dan dua dua orang pelatih dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman estetis yang berbeda. Pelatih A memiliki kualifikasi kemampuan mengajar yang cukup kuat, karena memiliki latar belakang pendidikan seni tari sesuai dengan bidang keahlian yang dikerjakannya, sedangkan pelatih B merupakan seorang pelatih yang memiliki pengalaman mengajar secara otodidak, sehingga tidak memiliki materi dan metode yang cukup untuk mengajarkan materi kepada siswa, dengan demikian hanya mengandalkan hasil apresiasi dan pengalaman dirinya sendiri saja.
Berdasarkan dari beberapa masalah yang diuraikan pada pembahasan sebelumnya, maka teridentifikasi beberapa masalah penting yang menjadikan alasan kuat peneliti untuk mengadakan penelitian di Sanggar Tari Padepokan Surya Medal Putera Wirahma. Adapun beberapa masalah yang teridentifikasi, diantaranya :
1) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak kepala seperti gilek , godeg,
(17)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak tangan seperti sembada, ukel,
lontang
3) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak kaki seperti rengkuh,
adeg-adeg, reundeuk, eundeuk, nirilik, keupat, mincid
4) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak badan seperti ajeg, doyong,
galeong.
5) Kesulitan siswa dalam melakukan gerak soder/ selendang seperti Ngayap
Soder, Seblak soder, tumpang soder, dan udar soder.
C. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, peneliti ingin mengerucutkan beberapa masalah dengan membuat beberapa pertanyaan di bawah ini:
1. Bagaimana proses penerapan tari Kawit pada siswa tingkat menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma ?
2. Bagaimana hasil yang dicapai setelah peneliti menerapkan tari Kawit kepada siswa tingkat Menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma?
D. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik gerak siswa di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma agar menjadi penari professional yang memiliki pondasi yang kuat dalam mengawali sebuah tarian. Selain itu juga untuk mempertahankan nilai-nilai tari tradisi supaya tidak berkurang makna tarinya juga sebagai perbaikan untuk ketahanan pentransferan gerak kepada generasi berikutnya.
b. Tujuan Khusus
Agar tumbuh kesadaran siswa dalam melakukan teknik gerak yang baik dan benar, dan juga siswa dapat memahami akan pentingnya
(18)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan kesadaran dalam gerak untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam gerak, misalnya seperti cedera pada otot atau cedera pada tulang.
E. Manfaat Penelitian 1. Peneliti
Peneliti dapat mengetahui bagaimana teknik mengajar yang baik di ruang lingkup pendidikan nonformal.
2. Sanggar
Memperoleh perbaikan untuk mengolah kemampuan menari siswa di padepokan, juga meningkatkan kesadaran pelatih tentang cara menerapkan kedisiplinan gerak pada siswa.
3. Peserta Didik
Dapat mengetahui, menyadari dan melaksanakan tentang melakukan teknik gerak tari yang baik dan benar.
4. Lembaga
Dapat meningkatkan kemampuan mengajar para guru dan calon guru tentang teknik mengajar yang baik di ruang lingkup pendidikan nonformal. F. Struktur Organisasi Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian yakni berangkat dari lemahnya siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dalam melakukan teknik gerak tari Sunda, yang berpengaruh pada kemampuan wiraga siswa yang kurang indah dan tidak benar dalam menarikan tarian dari genre tari Jaipong. Identifikasi masalah penelitian yang berisi tentang rincian masalah-masalah yang didapat setelah melakukan observasi awal sebelum penelitian dilakukan yakni diawali dengan ketidakpahaman siswa dalam melakukan gerak-gerak tari Sunda dan latar belakang dan metode pelatih yang mempengaruhi hasil belajar siswa sanggar. Rumusan masalah berisi tentang poin-poin penting yang sudah diidentifikasi peneliti, dalam penelitian ini poin-poin rumusan masalahnya adalah mengenai bagaimana proses yang dilakukan selama melakukan penelitian di Padepokan
(19)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Surya Medal Putera Wirahma dan bagaimana hasil akhirnya setelah peneliti menerapkan tari Kawit sebagai medianya, tujuan rumusan masalah ini agar penelitian menjadi fokus dan terarah. Tujuan penelitian berisi penjabaran tujuan penelitian ini yang tetap mengacu kepada rumusan masalah. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat yang akan dirasakan kedepannya khususnya oleh siswa Padepokan setelah penelitian ini dilakukan, selain itu juga manfaat untuk sanggar, lembaga maupun peneliti itu sendiri. Struktur organisasi penelitian berisi rincian urutan penulisan laporan dimulai BAB I hingga BAB V.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Pada BAB II ini berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan penelitian bagi peneliti, seperti teori-teori tentang tari Kawit yang merupakan jembatan bagi siswa untuk dapat menari dengan lebih baik lagi juga lebih sadar akan proses gerak yang harus dilakukan dan dilalui oleh seorang penari, juga dalam tari Kawit ini berisi deskripsi gerak tari Kawit dan alasan mengapa tari Kawit adalah media yang tepat untuk meningkatkan kualitas gerak siswa di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma. Unsur-unsur tari yang menjadi acuan penilaian dalam tari yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa Padepokan. Teknik gerak yang harus dipahami, dilakukan, dan dikuasai oleh seorang penari merupakan hal yang mutlak apabila ingin menjadi penari dengan memiliki kualitas menari yang baik. Penelitian terdahulu berisi deskripsi atau penjabaran penelitian milik peneliti lain yang bersifat memiliki tujuan akhir yang sama.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada Bab III ini berisi penjabaran mengenai metode penelitian termasuk komponen-komponen penelitian, seperti lokasi penelitian dan subjek sampel populasi, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
(20)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab IV berisi paparan hasil penelitian yang terdiri atas dua hal utama, yakni pemaparan data yang berisi pengolahan data/analisis data dan untuk menguji hipotesis, dan pembahasan data atau analisis temuan hasil penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab V ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil penelitian yang telah dianalisis. Simpulan dan saran dideskripsikan dengan uraian padat hasil interpretasi peneliti dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan.
(21)
1 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
Tempat penelitian atau biasa sering disebut Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung (Sukardi, 2005:53). Lokasi Penelitian ini dilakukan di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang bertempat di Jl. Cihanjuang Cibaligo No. 47A Kec. Parongpong Kab.Bandung Barat. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut, karena lokasi ini merupakan tempat dimana subjek penelitian berada, tepatnya lokasi ini merupakan lokasi Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang akan peneliti terapkan treatment dengan media tari Kawit.
1. Populasi
Menurut Margono (2003:118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Adapun menurut Sukardi (2005:53), populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas Menengah, kelas Terampil dan kelas Mahir di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang berjumlah 43 orang siswa aktif. Yang terdiri dari 12 orang siswa kelas Mahir, 13 orang siswa kelas Terampil, dan 18 orang siswa kelas Menengah. Berikut merupakan daftar tabel siswa tingkat Menengah, Terampil, dan Mahir yang merupakan bagian dari populasi.
(22)
2 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Nama Siswa Kelas/ Tingkatan
1 Rindhu Cantika A. Mahir 2 Tiana Rosyatillah S. Mahir 3 Alifa Zana Nursyaima Mahir 4 Dina Agustin Mahir 5 Elmida Ajeng Sekar A. Mahir 6 Ghaida Reva Dachi Mahir 7 Niken Ameilia Mahir 8 Rifa Nurfaturohmah Mahir 9 Risma Yulia Citra Mahir 10 Shalaisa Maula Adzikra Mahir 11 Tharisma Agustin Mahir 12 Wida Dwi Septiani Mahir 13 Anisa Dwi Amalia Terampil 14 Desi Andarwati Terampil 15 Dwi Agustina Terampil 16 Jeslyn Lian Novian Terampil 17 Julfa Auliya Terampil 18 Meiva Devira Firzee Terampil 19 Nafisha Zahra R. P. Terampil 20 Neza Salsa Fadilla Terampil 21 Nurul Dhea Nurhayati Terampil 22 Reza Sri Rahayu Terampil 23 Rosmalia Terampil 24 Sri Nurmaryanti Terampil 25 Widya Dwi Shilviya Terampil 26 Alfia Nurfaniza Menengah 27 Amalia Putri Kurnia Menengah 28 Chika Yacko Putri W. Menengah 29 Diah PitaKomalasari Menengah 30 Farisha Salsabila Menengah 31 Intan Maharani Menengah 32 Sarah Nur Azizah Menengah 33 Syaila Nur Alfisyahrin Menengah 34 Desi Puspitasari Menengah 35 Fauziah Sahrullah Menengah 36 Heti Nur Zamilah Menengah 37 Khalisa Mugia Rahayu Menengah 38 Nadhiva Menengah 39 Nur Andini Menengah 40 Rani Fitriani Menengah 41 Tri Lisdiawati Menengah 42 Volintika Inti Aura Menengah 43 Rahma Muslimah Menengah
(23)
3 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
Menurut Sukardi (2005:54), sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan. Dengan kata lain, sampel adalah bagian dari populasi. Syarat yang harus diperhatikan saat mengambil sampling adalah jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili (Sukardi, 2005:54). Berikut adalah gambar hubungan antara populasi dan sampel pada buku milik Sukardi halaman 54.
Bagan 2 : Hubungan antara populasi dan sampel (Sukardi. 2005 :54)
Dilihat dari bagan tesebut, keterkaitan antara populasi dan sampel sangat kuat dalam penelitian (simbiosis mutualisme). Dalam memilih sampel, perlu dilakukan dengan teknik sampling yang baik untuk kebutuhan penelitian.
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif (Margono, 2003:125).
Oleh karena itu, dalam menentukan sampling, peneliti mempertimbangkan kedua syarat di atas. Teknik sampling yang digunakan yakni dengan memilih sampel dengan teknik bertujuan (non random
sampling/non probabilitas) atau biasa disebut purposive sampling, yakni
sebuah teknik sampling yang berdasarkan pertimbangan profesionalitas yang dimiliki peneliti (Sukardi, 2005:64).
Sampel
Hasil Temuan
(24)
4 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel yang akan diambil adalah siswa tingkat menengah Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang berjumlah 22 orang. Alasan peneliti mengambil tingkat menengah, karena setelah melakukan observasi awal, permasalahan terbanyak mengenai kesalahan teknik gerak ada pada siswa tingkat menengah, padahal siswa tingkat menengah cukup aktif dan semangat dalam menerima materi tari. Khawatir apabila tidak dibenahi dari tingkat menengah untuk selanjutnya akan sulit untuk dibenahi,karena permasalahan teknik gerak merupakan pondasi awal untuk dapat menari dengan baik.
B. Desain Penelitian
Suatu penelitian membutuhkan sebuah rancangan penelitian yang biasa disebut desain penelitian. Desain penelitian ini berisi langkah-langkah penelitian di mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian.
Menurut Sukardi (2005:183), desain penelitian memiliki dua arti yakni secara sempit dan secara luas. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Adapun secara sempit, desain penelitian adalah penggambaran secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan anailis data, sehingga dengan adanya desain yang baik, maka peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Menurut Campbel dan Stanley (1966) dalam buku Sukardi (2005 : 184-187), ada 12 model desain penelitian yang terbagi ke dalam tiga kelompok besar desain dalam penelitian, yakni praeksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi eksperimen).
1. PRA EKSPERIMEN
Desain 1 : Praeksperimen
(25)
5 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. EKSPERIMEN
Desain 3 : Post tes Hanya Grup Kontrol dengan Random subjek (Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design) Desain 4 : Memasangkan Subjek Hanya Postes Secara Random
(Randomized Matched Subjects Posttes Only)
Desain 5 : Subjek Random Desain Pretes-Postes Grup (Randomized
Subjects, Pretest-Posttest Control Group Design)
Desain 6 : Desain Tiga Grup Salomon (Salomon Three Group
Design)
Desain 7 : Desain Empat Grup Salomon (Salomon Four Group
Design)
Desain 8 : Faktorial Sederhana (Simple Factorial Design) 3.EKSPERIMEN SEMU
Desain 9 : Pretes-postes Grup Kontrol Tidak Random (Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design) Desain 10 : Pengaruh Imbangan (Counter Balanced Design)
Desain 11 : Satu Grup Time Seri (One Grup Time Series Design) Desain 12 : Grup Kontrol Time Series (Control Group Time Series
Design)
Pada penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen semu dengan
One Group Time Series Design yakni sebuah desain dengan tidak ada grup
kontrol pembanding, yang dibandingkan hanya kondisi awal dengan hasil penelitian saja.
Ket : Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas (Treatment) Besarnya pengaruh treatment adalah :
Y1 Y2 Y3 Y4 X Y5 Y6 Y7 Y8
(26)
6 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Metode Penelitian
Menurut Rina WS dalam blognya yang berjudul “Pengertian Metode dan Metodologi Penelitian”, metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Seperti dalam buku Sukardi (2005 : 179), metode eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik, maka dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat (Causal-effect Relationship). Klasifikasi penelitian dilihat berdasarkan tujuan dan aspek metode, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian terapan. Jenis penelitiannya menggunakan eksperimen semu (quasi eksperimen). Pendekatan yang dilakukan memakai pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat, karena adanya faktor yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Disebut kuasi eksperimen karena penelitian ini tidak membandingkan, hanya melakukan treatment atau perlakuan kepada sampel penelitian.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, peneliti akan mendeskripsikan arti dan batasan-batasan istilah dari judul penelitian berdasarkan pertimbangan dari kamus besar Bahasa Indonesia yakni sebagai berikut.
1. Tari Kawit, merupakan sebuah tarian yang khusus diciptakan untuk para penari pemula.
2. Kemampuan Teknik Gerak, adalah ukuran kesanggupan seseorang dalam cara mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan bergerak dalam ruang lingkup seni tari.
3. Siswa Tingkat Menengah adalah murid yang berada dalam tahap Menengah yang berarti tingkatan kelas disebuah sanggar yang berarti kelas 2 di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
(27)
7 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma, merupakan nama sebuah perkumpulan yang didalamnya terdapat kegiatan seni dan budaya khususnya seni tari.
Kesimpulannya, arti dari judul tersebut di atas adalah penerapan sebuah materi tari yang bertujuan untuk merubah cara murid melakukan gerak atau untuk meningkatkan kemampuan menari khususnya pada teknik menari siswa tingkat menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma dengan cara menerapkan sebuah tarian dasar atau pemula yakni tari Kawit. E. Instrumen Penelitian
Pada hakikatnya penelitian merupakan kegiatan meneliti suatu gejala yang diukur dengan alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan pengkajian. Dalam buku Sukardi yang berjudul Metodologi Penelitian, Gay mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (2005:121). Menurut Sukardi (2005 :134), instrumen sebagai alat pengumpul data penelitian perlu memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Validitas instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Adapun reliabel adalah konsistensi.
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten. Artinya, instrumen adalah alat pengukur data yang harus memiliki syarat yaitu valid dan reliabel. Maka dari itu, Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, dan Studi Dokumentasi. Peneliti membuat pedoman-pedoman penelitian untuk mempermudah jalannya penelitian, yang mengacu kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian.
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan melihat objek yang akan diteliti yang memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan untuk pengumpulan data
(28)
8 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam senuah penelitian. Instrumen observasi dilakukan dengan mengambil informasi yang hendak di ambil berupa kondisi/ fakta, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam suatu situasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yang berisi tentang pemahaman ruang, pengolahan tenaga dan pemahaman mengenai waktu dalam kemampuan menari serta materi, metode dan fasilitas yang digunakan. Untuk mempermudah pengumpulan data, maka peneliti menuliskan alat bantu berupa buku catatan dan sebelumnya membuat sebuah pedoman observasi untuk memudahkan proses kegiatan observasi. Observasi ini dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung dengan pedoman sebagai berikut.
a) Pra Penelitian
i. Pedoman Observasi I, dilakukan dengan mengobservasi populasi siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
I II III IV V No.
JUMLAH RATA-RATA (X)
Teknik Gerak yang di Observasi
Rata-Rata Jumlah
Kelas Nama Siswa
Tabel 3 : Lembar Observasi I Keterangan:
I. Indikator Teknik Gerak Kepala
Siswa dapat melakukan gerak gilek. Siswa dapat melakukan gerak Godeg. Siswa dapat melakukan gerak ileug. Penilaian :
(29)
9 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
II. Indikator Teknik Gerak Tangan
Siswa dapat melakukan gerak sembada. Siswa dapat melakukan gerak ukel. Siswa dapat melakukan gerak lontang. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
III. Indikator Teknik Gerak Kaki
Siswa dapat melakukan gerak rengkuh. Siswa dapat melakukan gerak adeg-adeg. Siswa dapat melakukan gerak reundeuk. Siswa dapat melakukan gerak eundeuk. Siswa dapat melakukan gerak nirilik. Siswa dapat melakukan gerak keupat. Siswa dapat melakukan gerak mincid. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tujuh indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai empat indikator.
(30)
10 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
IV. Indikator Teknik Gerak Badan
Siswa dapat melakukan gerak ajeg. Siswa dapat melakukan gerak doyong. Siswa dapat melakukan gerak galeong. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
V. Indikator Teknik Gerak Mengolah Soder
Siswa dapat melakukan gerak Ngayap Soder. Siswa dapat melakukan gerak Seblak soder. Siswa dapat melakukan gerak tumpang soder. Siswa dapat melakukan gerak udar soder. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai empat indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua/tiga indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
(31)
11 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii. Pedoman Observasi II, dilakukan dengan mengobservasi pengurus/ anggota padepokan, fasilitas belajar, dan materi ajar.
Tabel 5 : Pedoman Observasi II
No. Hal yang diobservasi Ada * Tidak Ada* Keterangan 1. Struktur pengurus/
Organisasi pengurus 2. Fasilitas Belajar
- Tape / CD Player - Kaset
- Buku
- Properti (Selendang) 3. Materi ajar
- Tari Sunda Klasik - Tari Kreasi Baru - Tari Nusantara - Tari Wayang - Tari Keurseus - Tari Topeng
4. Proses Belajar Mengajar 5. Sistem Evaluasi
Tabel 4 : Lembar Observasi II
Keterangan : Lembar observasi II ini diisi dengan cara; yang ditandai tanda bintang (*) di checklist (√) sesuai dengan hal yang diobservasi.
b) Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian, observasi dilakukan dengan melakukan tes praktek kepada siswa sebanyak 8 kali dan dilakukan sebelum treatment dan sesudah treatment. Observasi dilakukan dengan cara melihat,mengamati, mencatat hasil observasi di tabel penilaian di bawah ini.
(32)
12 Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 (Y1)
2 (Y2)
3 (Y3)
4 (Y4)
RATA-RATA (X)
Rata-rata (X) Indikator
PERTEMUAN Sampel
V IV
III II
I
JUMLAH
Tabel 5 : Tabel Penilaian Pra Treatment
Keterangan:
I. Indikator Teknik Gerak Kepala
Siswa dapat melakukan gerak gilek. Siswa dapat melakukan gerak Godeg. Siswa dapat melakukan gerak ileug. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
II. Indikator Teknik Gerak Tangan
Siswa dapat melakukan gerak sembada. Siswa dapat melakukan gerak ukel.
(33)
13
Siswa dapat melakukan gerak lontang. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
III. Indikator Teknik Gerak Kaki
Siswa dapat melakukan gerak rengkuh. Siswa dapat melakukan gerak adeg-adeg. Siswa dapat melakukan gerak reundeuk. Siswa dapat melakukan gerak eundeuk. Siswa dapat melakukan gerak nirilik. Siswa dapat melakukan gerak keupat. Siswa dapat melakukan gerak mincid. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tujuh indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai empat indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
IV. Indikator Teknik Gerak Badan
Siswa dapat melakukan gerak ajeg. Siswa dapat melakukan gerak doyong. Siswa dapat melakukan gerak galeong. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
(34)
14
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
V. Indikator Teknik Gerak Badan
Siswa dapat melakukan gerak Ngayap Soder. Siswa dapat melakukan gerak Seblak soder. Siswa dapat melakukan gerak tumpang soder. Siswa dapat melakukan gerak udar soder. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai empat indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua/tiga indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
9 (Y5)
10 (Y6)
11 (Y7)
12 (Y8)
RATA-RATA (X)
Rata-rata (X) Indikator
PERTEMUAN Sampel
V IV
III II
I
(35)
15
Tabel 6 : Tabel Penilaian Pasca Treatment Keterangan:
I. Indikator Teknik Gerak Kepala
Siswa dapat melakukan gerak gilek. Siswa dapat melakukan gerak Godeg. Siswa dapat melakukan gerak ileug. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
II. Indikator Teknik Gerak Tangan
Siswa dapat melakukan gerak sembada. Siswa dapat melakukan gerak ukel. Siswa dapat melakukan gerak lontang. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
III. Indikator Teknik Gerak Kaki
Siswa dapat melakukan gerak rengkuh. Siswa dapat melakukan gerak adeg-adeg. Siswa dapat melakukan gerak reundeuk. Siswa dapat melakukan gerak eundeuk. Siswa dapat melakukan gerak nirilik. Siswa dapat melakukan gerak keupat.
(36)
16
Siswa dapat melakukan gerak mincid. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tujuh indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai empat indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
IV. Indikator Teknik Gerak Badan
Siswa dapat melakukan gerak ajeg. Siswa dapat melakukan gerak doyong. Siswa dapat melakukan gerak galeong. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai tiga indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
V. Indikator Teknik Gerak Badan
Siswa dapat melakukan gerak Ngayap Soder. Siswa dapat melakukan gerak Seblak soder. Siswa dapat melakukan gerak tumpang soder. Siswa dapat melakukan gerak udar soder. Penilaian :
Rentang nilai 81- 100 : Kategori nilai siswa sangat mampu menguasai empat indikator.
Rentang nilai 61 – 80 : Kategori nilai siswa mampu menguasai dua/tiga indikator.
Rentang nilai 41 – 60 : Kategori nilai siswa hanya mampu menguasai satu indikator.
(37)
17
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini dibuat untuk menggali informasi mengenai sistem manajemen pembelajaran sanggar, pembelajaran tari di sanggar, keluhan, dan sebagainya. Wawancara ini dilakukan kepada dua narasumber, yakni diajukan kepada pelatih dan kepada salah satu siswa Padepokan. Tujuannya untuk menggali informasi mengenai pembelajaran tari di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma mengenai pemahaman gerak, ilmu tari, dan sebagainya.
Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan teknik kombinasi, yakni gabungan dari wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Dalam artian pada kegiatan wawancara ini, peneliti sebelumnya membuat sebuah draft yang berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan kemudian kepada narasumber. Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan dijadikan sebagi pedoman wawancara bagi peneliti, selain menggunakan metode wawancara bebas.
Penelitian ini melakukan kegiatan wawancara kepada dua orang narasumber. Wawancara I diajukan kepada Wawan Gunawan sebagai pelatih Padepokan Surya Medal untuk menggali informasi mengenai pembelajaran di sanggar, seperti materi apa saja yang diberikan, bagaimana tingkat ketercapaian gerak dalam suatu tarian, bagaimana proses transfer geraknya, bagaimana siswa menerima gerak, serta kendala apa saja yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, dengan pedoman Wawancara sebagai berikut.
Untuk wawancara II diajukan kepada salah satu siswa tingkat Menengah di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma yakni Tri Lisdiawati. Wawancara II ini diajukan untuk menggali informasi mengenai bagaimana siswa memahami materi, bagaimana siswa menerima materi gerak, kendala apa saja yang dihadapi, dan sebagainya.
3. Pedoman Studi Dokumentasi
Pedoman ini diaksanakan dengan ruang lingkup untuk mengetahui latar belakang siswa mengenai kegiatan dan prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
1) Absensi siswa, untuk mengetahui nama-nama siswa per-kelas, dan untuk merekapitulasi kehadiran siswa.
(38)
18
3) Video dan foto, untuk mengetahui pengalaman menari siswa di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
4) Sertifikat, untuk mengetahui pengalaman kejuaraan siswa di luar Padepokan Surya Medal Putera Wirahma.
F. Variabel Penelitian
Bagan 3 : Variabel Penelitian
Dalam tabel diatas dijelaskan bahwa Variabel bebasnya yaitu Penerapan Tari Kawit. Tari Kawit disini berperan sebagai media untuk mengubah kebiasaan pembelajaran tari seseorang menjadi lebih baik. Variabel bebas (Independent Variable) adalah perlakuan (treatment) atau prediktor yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Dan pada Variabel Terikat atau kriterium dalam penelitian ini adalah kemampuan teknik gerak, karena tujuan penelitian ini untuk mempengaruhi kemampuan teknik gerak siswa tingkat Menengah dengan menerapkan tari Kawit. Variabel terikat (Dependent
Variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan untuk memperoleh data yang objektif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tiga teknik, yakni observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian, S. Margono menjelaskan bahwa Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Artnya kegiatan observasi dalam penelitian adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan adanya kegiatan meneliti, melihat, mengukur, membandingkan dan sebagainya untuk
Variabel X
Pe erapa Tari Kawit
Variabel Y
(39)
19
mendapatkan data yang objektif. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi I, dan observasi II, yang dirinci seperti di bawah ini. i. Observasi I
Observasi I dilakukan dengan mengobservasi siswa Padepokan Surya Medal Putera Wirahma mengenai kemampuan aspek wiraga siswa dalam pembelajaran tari di sanggar tersebut. Observasi I dilakukan sebelum penelitian dimulai, tepatnya pada tanggal 9 Maret 2014, dan hanya dilakukan 1 hari. Observasi ini dilakukan dengan metode observasi terbuka, dengan arti peneliti berada ditengah kegiatan responden, responden mengetahui kegiatan peneliti yang sedang mengobservasi secara langsung, sehingga ada interaksi antara peneliti dan responden secara wajar.
ii. Observasi II
Observasi II dilakukan dengan mengobservasi pengurus/ anggota padepokan, fasilitas belajar, dan materi ajar. Sama seperti observasi I, observasi II pun dilakukan sebelum penelitian dimulai, tepatnya pada tanggal 9 Maret 2014, dan hanya dilakukan 1 hari. Observasi ke II ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi langsung/ terbuka, artinya peneliti melakukan pengambilan data langsung pada saat kegiatan responden berlangsung.
Pada observasi I yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi/ penelitian terhadap siswa yang ada di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma. Observasi I ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan siswa melakukan gerak dan kemampuan siswa dalam menerima materi gerak.
Pada observasi II yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi/ penelitian terhadap pengurus padepokan, fasilitas, dan materi ajar untuk keperluan
treatment / kegiatan pembelajaran / hasil pembelajaran selama belajar tari di
Padepokan Surya Medal Putera Wirahma. 2. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pelatih, siswa, dan pencipta Tari Kawit sendiri. Teknik wawancara dilakukan sebelum dan sesudah melakukan penelitian. Teknik yang dilakukan sebelum penelitian yakni kepada siswa, pelatih, dan kepada pencipta Tari Kawit, dan teknik wawancara yang
(40)
20
dilakukan sesudah penelitian hanya dilakukan kepada siswa dan pelatih. Wawancara yang dilakukan menggunakan metode wawancara kombinasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggabungkan metode wawancara terstruktur dan wawancara bebas, artinya terjadi kombinasi dari kedua metode tersebut. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang menyangkut kemampuan menari siswa, prestasi siswa, metode yang digunakan, dan keilmuan mengenai kepenarian, khususnya ilmu mengenai teknik gerak.
3. Studi Dokumentasi
Teknik ini dilakukan sebelum kegiatan penelitian berlangsung, dengan cara peneliti mengumpulkan arsip/ dokumentasi sanggar dan siswa mengenai prestasi, data-data siswa, dan video apabila ada. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tracking siswa selama berlatih di Padepokan, apakah dengan kemampuan yang belum benar dalam teknik geraknya sudah dapat meraih prestasi, dalam ruang lingkup sanggar maupun di
event-event pasanggiri.Tujuan studi dokumentasi yaitu untuk mendapatkan informasi
yakni mempelajari data siswa, prestasi-prestasi siswa, dan video yang berkaitan dengan kemampuan menari siswa. Pada studi dokumentasi ini, siswa mengacu kepada sumber dokumentasi resmi (dokumen primer dan sekunder) yang berupa surat keputusan, surat bukti kegiatan dan sebagainya, dan dokumentasi tidak resmi seperti catatan pribadi, foto atau video, dan sebagainya.
(41)
21
H. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam melakukan penelitian, tentunya ada langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti dimulai dari persiapan penelitian hingga pelaksanaan penelitian. Berikut ini merupakan langkah-langkah menurut Tjutju Soendari salah satu mahasiswa Jurusan PLB FIP UPI Bandung.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN EKSPERIMEN 1. Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalahPenelitian 2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Menyusun rencana secara lengkap dan operasional,meliputi: - Menentukan variabel bebas & terikat
- Memilih desain yang digunakan - Menentukan sampel
- Menyusun alat
- Membuat outline prosedur pengumpulan data - Merumuskan hipotesis statistik
5. Melaksanakan eksperimen
6. Menyusun data untuk memudahkan pengolahan
7. Menentukan taraf signifikansi yang akandigunakan dalam menguji hipotesis
8. Mengolah data dengan metode statistika(menguji hipotesis berdasarkan data yangterkumpul)
9. Melakukan penafsiran 10. Membuat kesimpulan
(42)
22
Adapun gambaran tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bagan 3 : Tahapan Penelitian Persiapan
Penelitian Observasi
awal
Pelaksanaan Penelitian
Pre-Test : Tes Tari Putri Sunda
Klasik Y1
Y2
Y3
Y4
Treatment : Penerapan Tari Kawit Post-test : Tes Tari Putri Sunda
Klasik Y5
Y6
Y7
Y8
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Identifikasi Studi Literatur Menyusun Rencana
Penelitian
Desain Penelitian Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
(43)
23
1. Persiapan Penelitian a. Identifikasi masalah
Peneliti mengidentifikasi masalah penelitian yang selanjutnya peneliti merumuskan masalah penelitian.
b. Studi Literatur
Melakukan studi literatur dari berbagai sumber, merumuskan hipotesis penelitian, membuat definisi operasional, dan variabel penelitian dari permasalahan yang telah diidentifikasi. Lalu peneliti menentukan lokasi, populasi, dan sampel penelitian.
c. Menyusun rencana penelitian, meliputi: -Membuat desain penelitian
Peneliti membuat desain penelitian dengan cara memilih desain yang akan dipakai dalam penelitian yang akan diteliti, Desain Praeksperimen atau Eksperimen Semu.
-Menyusun instrumen penelitian
Peneliti menyusun instrumen/ alat pengumpul data apa saja akan digunakan selama penelitian berlangsung, yang tentu saja akan dijadikan pedoman penelitian untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.
-Membuat outline prosedur teknik pengumpulan data
Peneliti membuat draft / deskripsi tata cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2. Pelaksanaan Penelitian a. Melaksanakan Eksperimen
Pada penelitian ini, pertama peneliti melakukan tes kepada sampel yang diulang sebanyak empat kali(Y1, Y2, Y3, Y4), setelah itu sampel diberi treatment (X)
yaitu menerapkan tari Kawit yang diawali dengan melakukan olah tubuh. Setelah diterapkan treatment sebanyak empat kali pertemuan, siswa akan dites kembali
(44)
24
sebanyak empat kali (Y5, Y6, Y7, Y8) untuk mengetahui hasil akhir dan untuk menguji
hipotesis berhasil atau tidaknya penelitian tersebut. Tes ini dilakukan ketika penelitian berlangsung, yakni setelah observasi awal dilakukan. Tes yang dilakukan adalah siswa menarikan tari putri klasik Sunda, yakni tari Sekar Putri. Tari Sekar Putri ini diambil karena merupakan salah satu tari bentuk yang dianggap tari dasar, dan tari Sekar Putri merupakan materi tari yang dipelajari di sanggar tersebut. Sekaitan dengan itu, tari Sekar Putri sebagian gerak tarinya dapat diolah dan dikuatkan teknik geraknya di tari Kawit. Selain itu, ada beberapa gerak tari Kawit yang ada di tari Sekat Putri.
Berikut adalah rencana penelitian yang akan dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan.
Pertemuan 1-4 : Sampel menarikan tari putri klasik Sunda (tari Sekar Putri). Peneliti melakukan kegiatan mengamati, mencatat hasil pengamatan wiraga khususnya menilai teknik gerak kepala, tangan, kaki, badan, dan pengolahan soder kepada siswa tingkat menengah berdasarkan indikator pencapaian yang telah dibuat peneliti. Pada pertemuan ini dimaksudkan untuk menemukan kesulitan kemampuan teknik gerak pada tari putri klasik Sunda (Sekar Putri).
Pertemuan 5-8 : Peneliti melakukan treatment (X) kepada siswa tingkat Menengah yakni melakukan penerapan Tari Kawit sebanyak empat kali pertemuan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik gerak, dengan rincian kegiatan sebagai berikut. Berdasarkan hasil pre-test, ditentukan fokus treatment lebih kepada teknik beberapa
gerak pokok dan gerak peralihan pada tari putri tersebut. Seperti pada gerak pokok gilek
angka delapan, keupat rineka, nindak tilu, samburan, sumpelan, keupat, dan landean.
Pada gerak peralihannya seperti pada gerak ukel, dan trisik. Seluruh gerak kepala, tangan, badan, kaki, dan pengolahan soder menjadi fokus pada treatment ini.
(45)
25
Pertemuan Sampel Treatment
5 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
6 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
7 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
8 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
Tabel 7 : Tabel Treatment
Pertemuan 9-12 : Peneliti melakukan tes kembali dengan cara siswa tingkat Menengah kembali menarikan tari putri klasik Sunda (tari Sekar Putri), dan peneliti kembali melihat, mengamati, menilai hasil menari dengan mengamati kembali indikator pencapaian. Pada pertemuan ini dimaksudkan untuk membandingkan kemampuan
(46)
26
teknik gerak pada tari putri sunda klasik (Sekar Putri) siswa tingkat Menengah, apakah terjadi peningkatan atau terjadi penurunan setelah diberikan treatment atau perlakuan pada pertemuan 5-8.
b. Menyusun Laporan Penelitian
- Mengumpulkan data dan analisis data - Mengolah data dan Uji hipotesis - Membuat kesimpulan
- Penulisan laporan penelitian I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan hal yang paling penting dalam penelitian ini, karena hal ini merupakan proses pengolahan data untuk hasil akhir dalam menguji hipotesis apakah menolak atau menerima hipotesis. Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data adalah Mendeskripsikan Data.
Mendeskripsikan data adalah kegiatan menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan (Sukardi, 2005 : 86). Penelitian ini menggunakan prinsip analisis statistika deskriptif, tujuannya untuk meringkas data supaya lebih mudah dipahami.Yang termasuk analisis deskriptif adalah termasuk mengukur tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan, dan mengukur posisi suatu skor.
a) Mengukur Tendensi Sentral
Kegiatan mengukur tendensi sentral ini termasuk menghitung:
- Modus yang berarti angka yang paling sering muncul dalam suatu frekuensi data. (Mo)
- Median yang berarti angka yang berada di tengah-tengah suatu frekuensi data. (Me)
- Mean yang berarti rata-rata dalam suatu skor atau frekuensi data. (X)
b) Mengukur Variabilitas
Setelah data rata-rata atau mean dihitung, selanjutnya adalah mengukur variabilitas atau jarak penyebaran surat skor terhadap garis mean, yakni dengan cara mengukur: - Standar Deviasi,
- Varian
(47)
27
Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah para peneliti atau pengembang membuat kesimpulan apa arti semua fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam kegiatan ini peneliti harus memahami jenis variabel yang digunakan, apakah termasuk ke dalam variabel diskrit atau variabel kontinu.
Dari ketiga kegiatan analisis tersebut, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Rerata atau Mean
X =∑X
� X = Rata-rata atau Mean
N = Jumlah frekuensi Deviasi baku
��= ��� SD = Standar Deviasi
Dimana,
�� = ∑�2− (∑��)2 SS = Jarak dari setiap skor dari rerata Varian
�
² =
�∑�2−(∑�)²� (�−1)
S
2
= Varian
Sumber : Buku Metodologi Penelitian. Sukardi (2005) Skripsi Ernita Aprilianti (2014)
(48)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kemampuan bergerak adalah hal yang paling utama yang harus dikuasai oleh seorang penari. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma adalah salah satu sanggar yang memiliki kurang lebih 70 orang siswa tari. Setelah melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, siswa kelas Menengah adalah kelas siswa yang peneliti fokuskan untuk dilakukan penerapan tari Kawit. Proses dilakukan selama dua belas kali pertemuan. Pertemuan 1 sampai dengan 4 melakukan tes pra-treatment. Pra-treatment dilakukan selama empat kali pertemuan dengan cara setiap pertemuan
treatment melakukan latihan tari Sekar Putri. Pertemuan 5 sampai dengan 8,
adalah proses penerapan tari Kawit. Kedisiplinan dan ketekunan menjadi hal yang harus dilakukan oleh siswa. Pertemuan 9 sampai dengan 12, siswa melakukan kembali tes tari Sekar Putri yang dilakukan perkelompok.
Proses terberat yang terjadi pada pertemuan 5 dan 6, karena pada tahap ini siswa kesulitan untuk sabar dalam proses pembelajaran, siswa tidak terbiasa melakukan pembelajaran tari secara rinci dan jelas. Kedisiplinan dan ketekunan jadi hal utama yang harus siswa lakukan. Proses yang signifikan terlihat pada pertemuan 7 dan 8, karena siswa terlihat sudah bisa mengendalikan kesabarannya dalam melakukan pembelajaran tari Kawit yang diterapkan oleh peneliti.
Tari Kawit sederhana, kosageraknya tidak banyak, namun geraknya mewakili dasar-dasar gerak tari Sunda, banyak pengulangan gerak, temponya lambat, sehingga anak dapat menghafal dengan cepat, dengan pengulangan anak dapat lebih mudah membiasakan teknik. Dengan demikian, bila sudah terbiasa skill menari siswa akan kuat dan terbentuk dengan benar.
Setelah mengalami treatment melalui penerapan tari Kawit, maka kemampuan siswa dalam menangkap pola-pola gerak lebih cepat. Selain itu,
(49)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dapat lebih berhati-hati dan cermat dalam melakukan setiap teknik gerak tari.
Kesimpulannya, proses tari Kawit dinyatakan berhasil mencapai tujuan penelitian, karena siswa mampu menyerap materi yang diberikan peneliti, dapat dilihat hasil yang dicapai adalah adanya perubahan kemampuan teknik gerak siswa menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat disimpulkan kembali, bahwa karakteristik tari Kawit yang mempunyai gerak sederhana, pengulangan gerak secara bertingkat, dan bertempo lambat, dan telah dapat meningkatkan kemampuan teknik gerak siswa.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penerapan tari Kawit memberikan perubahan positif dan signifikan dalam mengubah kemampuan menari siswa khususnya dalam perubahan kemampuan teknik gerak. Dalam waktu yang singkat yakni empat hari dengan treatment yang rutin dilakukan, siswa mampu merubah kebiasaan menarinya menjadi lebih baik, maka dari itu peneliti merekomendasikan untuk pembaca dan bahkan untuk peneliti sendiri bahwa penerapan tari Kawit ini harus ditindaklanjuti, karena untuk membuat siswa terbiasa dengan apa yang mereka harus lakukan agar tercipta kebiasaan menari yang baik. Untuk mencapai totalitas suatu keprofesionalan menari yang lebih baik, juga untuk kualitas penari yang lebih baik dalam mempertahankan nilai-nilai tradisi.
(1)
25
Pertemuan Sampel Treatment
5 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
6 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
7 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit”
8 Grup - Olah tubuh
- Latihan Teknik Gerak Tari (Lagu Keprok, Lagu Ayun Ambing, Lagu Ngala Papatong, Lagu Tonggeret, Lagu Heulang, dan Lagu Anjing)
- Latihan tari dasar “Tari Kawit” Tabel 7 : Tabel Treatment
Pertemuan 9-12 : Peneliti melakukan tes kembali dengan cara siswa tingkat Menengah kembali menarikan tari putri klasik Sunda (tari Sekar Putri), dan peneliti kembali melihat, mengamati, menilai hasil menari dengan mengamati kembali indikator pencapaian. Pada pertemuan ini dimaksudkan untuk membandingkan kemampuan
(2)
26 teknik gerak pada tari putri sunda klasik (Sekar Putri) siswa tingkat Menengah, apakah terjadi peningkatan atau terjadi penurunan setelah diberikan treatment atau perlakuan pada pertemuan 5-8.
b. Menyusun Laporan Penelitian
- Mengumpulkan data dan analisis data - Mengolah data dan Uji hipotesis - Membuat kesimpulan
- Penulisan laporan penelitian I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan hal yang paling penting dalam penelitian ini, karena hal ini merupakan proses pengolahan data untuk hasil akhir dalam menguji hipotesis apakah menolak atau menerima hipotesis. Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data adalah Mendeskripsikan Data.
Mendeskripsikan data adalah kegiatan menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan (Sukardi, 2005 : 86). Penelitian ini menggunakan prinsip analisis statistika deskriptif, tujuannya untuk meringkas data supaya lebih mudah dipahami.Yang termasuk analisis deskriptif adalah termasuk mengukur tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur perbandingan, dan mengukur posisi suatu skor.
a) Mengukur Tendensi Sentral
Kegiatan mengukur tendensi sentral ini termasuk menghitung:
- Modus yang berarti angka yang paling sering muncul dalam suatu frekuensi data. (Mo) - Median yang berarti angka yang berada di tengah-tengah suatu frekuensi data. (Me) - Mean yang berarti rata-rata dalam suatu skor atau frekuensi data. (X)
b) Mengukur Variabilitas
Setelah data rata-rata atau mean dihitung, selanjutnya adalah mengukur variabilitas atau jarak penyebaran surat skor terhadap garis mean, yakni dengan cara mengukur: - Standar Deviasi,
- Varian
(3)
27 Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah para peneliti atau pengembang membuat kesimpulan apa arti semua fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam kegiatan ini peneliti harus memahami jenis variabel yang digunakan, apakah termasuk ke dalam variabel diskrit atau variabel kontinu.
Dari ketiga kegiatan analisis tersebut, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Rerata atau Mean
X =∑X
� X = Rata-rata atau Mean
N = Jumlah frekuensi Deviasi baku
��= ��� SD = Standar Deviasi Dimana,
�� = ∑�2− (∑��)2 SS = Jarak dari setiap skor dari rerata Varian
�
² =
�∑�2−(∑�)²� (�−1)
S
2
= Varian
Sumber : Buku Metodologi Penelitian. Sukardi (2005) Skripsi Ernita Aprilianti (2014)
(4)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Kemampuan bergerak adalah hal yang paling utama yang harus dikuasai oleh seorang penari. Padepokan Surya Medal Putera Wirahma adalah salah satu sanggar yang memiliki kurang lebih 70 orang siswa tari. Setelah melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, siswa kelas Menengah adalah kelas siswa yang peneliti fokuskan untuk dilakukan penerapan tari Kawit. Proses dilakukan selama dua belas kali pertemuan. Pertemuan 1 sampai dengan 4 melakukan tes pra-treatment. Pra-treatment dilakukan selama empat kali pertemuan dengan cara setiap pertemuan treatment melakukan latihan tari Sekar Putri. Pertemuan 5 sampai dengan 8, adalah proses penerapan tari Kawit. Kedisiplinan dan ketekunan menjadi hal yang harus dilakukan oleh siswa. Pertemuan 9 sampai dengan 12, siswa melakukan kembali tes tari Sekar Putri yang dilakukan perkelompok.
Proses terberat yang terjadi pada pertemuan 5 dan 6, karena pada tahap ini siswa kesulitan untuk sabar dalam proses pembelajaran, siswa tidak terbiasa melakukan pembelajaran tari secara rinci dan jelas. Kedisiplinan dan ketekunan jadi hal utama yang harus siswa lakukan. Proses yang signifikan terlihat pada pertemuan 7 dan 8, karena siswa terlihat sudah bisa mengendalikan kesabarannya dalam melakukan pembelajaran tari Kawit yang diterapkan oleh peneliti.
Tari Kawit sederhana, kosageraknya tidak banyak, namun geraknya mewakili dasar-dasar gerak tari Sunda, banyak pengulangan gerak, temponya lambat, sehingga anak dapat menghafal dengan cepat, dengan pengulangan anak dapat lebih mudah membiasakan teknik. Dengan demikian, bila sudah terbiasa skill menari siswa akan kuat dan terbentuk dengan benar.
Setelah mengalami treatment melalui penerapan tari Kawit, maka kemampuan siswa dalam menangkap pola-pola gerak lebih cepat. Selain itu,
(5)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dapat lebih berhati-hati dan cermat dalam melakukan setiap teknik gerak tari.
Kesimpulannya, proses tari Kawit dinyatakan berhasil mencapai tujuan penelitian, karena siswa mampu menyerap materi yang diberikan peneliti, dapat dilihat hasil yang dicapai adalah adanya perubahan kemampuan teknik gerak siswa menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat disimpulkan kembali, bahwa karakteristik tari Kawit yang mempunyai gerak sederhana, pengulangan gerak secara bertingkat, dan bertempo lambat, dan telah dapat meningkatkan kemampuan teknik gerak siswa.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penerapan tari Kawit memberikan perubahan positif dan signifikan dalam mengubah kemampuan menari siswa khususnya dalam perubahan kemampuan teknik gerak. Dalam waktu yang singkat yakni empat hari dengan treatment yang rutin dilakukan, siswa mampu merubah kebiasaan menarinya menjadi lebih baik, maka dari itu peneliti merekomendasikan untuk pembaca dan bahkan untuk peneliti sendiri bahwa penerapan tari Kawit ini harus ditindaklanjuti, karena untuk membuat siswa terbiasa dengan apa yang mereka harus lakukan agar tercipta kebiasaan menari yang baik. Untuk mencapai totalitas suatu keprofesionalan menari yang lebih baik, juga untuk kualitas penari yang lebih baik dalam mempertahankan nilai-nilai tradisi.
(6)
Dini Oktavia, 2014
Penerapan Tari Kawit Untuk Meningkatkan Kemampuan Teknik Gerak Pada Siswa Tingkat Menengah Di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Budiman, A, dkk.(2009). Penelitian Model Pengembangan Bodily-Kinestetik Intelegece Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Teknik Gerak Dalam Mata Kuliah Tari Lenyepan. Hibah Penelitian DIPA UPI.
Durban, Irawati. (2003). Tari Kawit. Bandung : Pusbitari Press.
Durban, Irawati. (2013). Teknik Tari Sunda Klasik Putri. Bandung : Pusbitari Press.
Handoko. (2014). Macam-macam Gerak Dasar Tari. [online] Tersedia :. http://macam-macam-tarian-daerah.blogspot.com/2014/02/macam-macam-gerak-dasar-dalam-tari.html. [Diakses 3 Juni 2014].
Haryanto. (2011). Macam Macam Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran. [Diakses 5 Juni 2014].
Joyce, Bruce, dkk. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Rosala, Dedi, dkk. (1999). Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantar. Bandung: Daya Mandiri Grafika.
Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Alfabeta CV.
Sukardi.(2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sriyadi. (2009). Peran Teknik Gerak Tari Mendukung Kemampuan Kepenarian.
[online]. Tersedia di : http://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/65. [Diakses 3 Juni 2013].
t. n. (…….). Jenis-jenis Penelitian. [Online]. Tersedia : http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4315/Penelitian%20Eksperimen tal.htm. [Diakses 5 Juni 2014].
WS. Suriyani, Rina. (2013). Pengertian Metode dan Metodologi. [Online]. Tersedia : http://rinawssuriyani.blogspot.com/2013/04/pengertian-metode-dan-metodologi.html?m=1. [Diakses 25 Mei 2014].