PENELUSURAN MINAT PRIBADI, REKREASI, DAN SOSIAL PADA DEWASA KEMBAR : Studi Kasus Mengenai Minat pada Dua Pasang Dewasa Kembar.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRACK ... i

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian... 7

C. Rumusan Masalah... 8

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 9

F. Lokasi dan Subjek Penelitian... 10

G. Struktur Organisasi Skripsi... 10

BAB II MINAT PADA DEWASA KEMBAR A. Kembar ... 14

B. Minat ... 18

1.Definisi Minat ... 18

2.Karakteristik Minat ... 20

3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 23

C. Dewasa Awal ... 25

1.Ciri Perkembangan Dewasa Awal ... 27

2.Perubahan Minat pada Dewasa Awal ... 29

D. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 37

B. Instrumen Penelitian ... 37

C. Teknik Pengumpulan Data... 41

D. Teknik Analisis Data ... 41

E. Keabsahan Data... 42

F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ... Data Profil Subjek Penelitian ... 44

1. ... Pasan gan Kembar Pertama... 45


(2)

a... Inden

titas Subjek Pertama ... 45 b. ... Statu

s Praesens Subjek Pertama... 45 c... Inden

titas Subjek Kedua ... 46 d. ... Statu

s Praesens Subjek kedua ... 46 2. ... Pasan

gan Kembar Kedua ... 47 a.... Identi

tas Subjek Ketiga ... 47 b. ... Statu

s Praesens Subjek Ketiga ... 47 c... Identi

tas Subjek Keempat ... 48 d. ... Statu

s Praesens Subjek Keempat ... 48 B. ... Desk

ripsi Data / Penyajian Data ... 49 C. ... Hasil

Penelitian ... 49 1. ... Hasil

Penelitian Pasangan Kembar Pertama (HD dan HR) ... 49

a... Gam

baran Evaluasi Pasangan Kembar Pertama tentang Minat Pribadi ... 49 b. ... Gam

baran Evaluasi Pasangan Kembar Pertama tentang Minat Rekreasi ... 53 c... Gam

baran Evaluasi Pasangan Kembar Pertama tentang Minat Sosial ... 56 d. ... Gam

baran Perkembangan Minat Pasangan Kembar Pertama ... 58 2. ... Hasil

Penelitian Pasangan Kembar Kedua (SI dan SA) ... ... 60 a.... Gam

baran Evaluasi Pasangan Kembar Kedua tentang Minat Pribadi ... 60 b. ... Gam

baran Evaluasi Pasangan Kembar Kedua tentang Minat Rekreasi ... 66


(3)

c... Gam

baran Evaluasi Pasangan Kembar Kedua tentang

Minat Sosial ... 69

d. ... Gam baran Perkembangan Minat Pasangan Kembar Kedua ... 73

D. ... Pemb ahasan ... 74

1. ... Pemb ahasan Pasangan Kembar Pertama (HD dan HR) ... ... 74

a. ... Mina t Pribadi pada Pasangan Kembar Pertama ... 75

b. ... Mina t Rekreasi pada Pasangan Kembar Pertama ... 76

c. ... Mina t Sosial pada Pasangan Kembar Pertama ... 77

d. ... Gam baran Perkembangan Minat Pasangan Kembar Pertama ... 78

2. ... Pemb ahasan Pasangan Kembar Kedua (SI dan SA) ... 79

a. ... Mina t Pribadi pada Pasangan Kembar Kedua ... 79

b. ... Mina t Rekreasi pada Pasangan Kembar Kedua ... 80

c. ... Mina t Sosial pada Pasangan Kembar Kedua ... 82

Gambaran Perkembangan Minat Pasangan Kembar Kedua 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. ... Kesi mpulan ... 88

B. ... Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 96


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 42 Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Penelitian ... 87


(5)

DAFTAR BAGAN


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Display Data Subjek ... 97

Lampiran 2 Verbatim Wawancara ... 146

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ... 210

Lampiran 4 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut dalam Penelitian ... 214

Lampiran 5 SK Pembimbing ... 218


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap hari jumlah penduduk di Indonesia selalu bertambah dengan kelahiran bayi-bayi ke dunia ini. Hampir setiap menit terjadi kelahiran, baik kelahiran tunggal maupun kelahiran kembar. Orangtua antusias menantikan kelahiran bayinya. Dari hasil wawancara terhadap beberapa pasangan yang baru menikah, kebanyakan mereka berpikir dan ingin memiliki anak kembar dari pada anak tunggal, karena menurut mereka memiliki anak kembar akan jauh lebih menyenangkan. Kembar merupakan suatu peristiwa khusus dan jarang terjadi dalam suatu peristiwa kelahiran. Dengan melihat penyebabnya, kembar dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu kembar identik (uniovolar) yaitu kembar yang terjadi dari satu sel telur yang dibuahi oleh satu sel sperma dan kembar non-identical (fraternal/biovular) yaitu kembar yang terjadi dari pembuahan dua sel telur secara berurutan oleh dua sel sperma (www.indopsikologi.com).

Di Amerika Serikat, jumlah kelahiran bayi kembar naik dua kali lipat di tahun 2009 jika dibandingkan dengan tahun 1980, dengan kenaikan dari 68.339 menjadi 137.000 kelahiran kembali. Menurut National Center for Health Statistics, kenaikan kelahiran kembar melonjak 76% dalam 30 tahun terakhir. Dalam tiga dekade terakhir, jumlah kelahiran kembar meningkat di semua negara bagian, namun hampir 100% terjadi pada perempuan berusia


(8)

35-39 tahun dan sekitar 200% pada perempuan usia di atas 40 tahun (kompas.com)

Suara pembaruan online di Indonesia melaporkan bahwa dalam acara Super Twins -ajang mencari anak kembar yang memiliki bakat menyanyi di salah satu stasiun televisi- tercatat terdapat 350 pasangan kembar di Jakarta yang mendaftar. Hal ini berarti bahwa terdapat ratusan atau bahkan lebih pasangan kembar di Indonesia jika ditambah dengan kota-kota yang lain (lautanindonesia. com).

Di Indonesia terdapat perkumpulan orang-orang kembar bernama Yayasan Nakula-Sadewa yang didirikan oleh Seto Mulyadi seorang Psikolog Anak di Jakarta Selatan, dan ia memiliki saudara kembar yang bernama Kresna Mulyadi. Yayasan Nakula Sadewa didirikan pada 22 Februari 1984. Uniknya, Nakula Sadewa sengaja mengidentikkan kembar dengan angka serba dua. Hal itu ditunjukkan dari tanggal berdirinya, yakni tanggal 2, bulan 2 (Februari) dan tahun 1984 yang jika keempat angka itu dijumlahkan, 1+9+8+4, akan menghasilkan angka 22. Juga sekretariatnya berada di Jalan Patiunus nomor 22 Jakarta Selatan, didirikan pada pukul 22.22 WIB. Yayasan ini beranggotakan sekitar 6.500 pasang kembar dua, tiga, empat dan lima. Salah satu agenda Yayasan Nakula Sadewa adalah memberikan beasiswa, bantuan kesehatan kepada kembar yang sakit maupun penyandang cacat fisik, juga bantuan terhadap kembar yang mengalami masalah hukum, konsultasi psikologi kepada para orangtua kembar mengenai cara-cara menghadapi anak


(9)

kembar, serta mengadakan kegiatan kesenian dan olah raga bagi para kembar (Mytwins-care.blogspot.com).

Suara pembaruan online melaporkan bahwa Pada tanggal 24 Februari 2004, Yayasan Nakula Sadewa menggelar Festival Kembar Indonesia di Senayan Trade Center (STC) Jakarta. Di tempat itu berkumpul 116 pasang kembar dari berbagai kota di Indonesia. Uniknya, selain kembar dua, ada juga kembar tiga, empat, bahkan kembar lima. Festival ini digelar dalam rangka memperingati ulang tahun ke-20 yayasan yang bergerak di bidang sosial dan membantu pasangan kembar di Indonesia ini (Gatra.com).

Banyak hal-hal yang khas yang dimiliki oleh anak kembar, antara lain apabila yang satu dipukul, maka kembarannya yang lain turut merasakan sakit meskipun mereka secara fisik terpisah jauh; apabila yang satu sedih dan menangis, maka kembarannya juga akan merasa sedih dan menangis meskipun penyebab kesedihan itu tidak diketahuinya; apabila yang satu sakit, maka kembarannya akan turut sakit; apabila yang satu jatuh cinta pada seseorang, maka kembarannya akan mencintai orang yang sama.

Anak kembar memiliki ketertarikan yang sama pada suatu hal, seperti ketertarikan yang sama dalam berpenampilan, berpakaian, hobi, olah raga yang disukai, memilih teman, memilih pasangan hidup, dan perencanaan karir (psikologionline.com). Anak kembar juga identik dengan persamaan-persamaan, dari mulai fisik dan penampilan, hingga perlakuan orang tua yang cenderung memberi perlakuan yang sama pada anak kembarnya, seperti memberikan baju yang sama, memberikan permainan yang sama, dan


(10)

mendaftarkan ke sekolah yang sama. Perlakuan yang sama dapat mempengaruhi anak kembar dalam memilih minatnya, kesenangannya ataupun kebutuhannya. Pada saat anak kembar memasuki fase dewasa dalam memenuhi minat, kesenangan ataupun kebutuhannya atas dasar keinginan sendiri bukan karena pilihan orang tua.

Paul A. Witty (dalam Tarigan dkk, 1990) mengemukakan minat merupakan ciri-ciri keinginan yang dilakukan melalui tindakan oleh seseorang individu yang dicobanya melalui objek yang dipilihnya, kegiatannya, keterampilannya, dan ditujukan pada hal-hal yang disukainya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong individu melakukan apa yang dia inginkan, dimana mereka bebas memilih (Hurlock, 1978). Minat dibagi menjadi tiga kategori yaitu minat pribadi, minat rekreasi, dan minat social (Hurlock, 1980).

Minat tumbuh dalam bermain pada masa balita, dimana dalam permainan tersebut tidak terdapat aturan-aturan, dapat dilakukan dengan benda yang merangsang rasa ingin tahu, ditandai oleh banyaknya pengulangan, serta bergantung pada pola-pola perkembangan fisik, motorik, dan intelektual. Setelah menginjak masa kanak-kanak, perkembangan minat menjadi berkembang. Anak-anak mulai berminat pada pakaian, tubuh dirinya sendiri, seks, agama, serta melakukan kegiatan yang bergantung pada popularitas dan apakah ia menjadi anggota kelompok atau tidak. Berbeda halnya ketika memasuki masa remaja, dimana minat yang dibawa dari masa kanak-kanak


(11)

cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang seperti minat pada karier (Hurlock, 1980).

Ketika memasuki masa dewasa awal, minat-minat yang ada pada saat masa remaja menjadi berubah, beberapa minat tidak lagi memberikan kepuasan seperti semula (Hurlock, 1980). Menurut Santrock (1995), masa dewasa awal termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Kedewasaan dapat ditandai oleh banyak tonggak –masuk perguruan tinggi (penuh atau paruh waktu), bekerja (penuh atau paruh waktu), pindah rumah, menikah, dan memiliki anak– serta urutan dan waktu peralihan bervariasi (Schulenberg, O’Malley, Bachman, dan Johnston. 2005 dalam Papalia, 2009). Masa dewasa awal juga merupakan masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif, yaitu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen, perubahan nilai-nilai kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru (Santrock, 1995).

Berdasarkan hasil wawancara informal terhadap individu dewasa kembar, mereka mempunyai minat yang sama dalam memilih Universitas, bahkan ada juga dewasa kembar yang mempunyai ketertarikan yang sama dalam memilih jurusan dan universitas. Mereka cenderung memiliki ketertarikan yang sama tersebut, karena mereka hidup dalam lingkungan dan pola asuh orang tua yang sama. Yang dimaksud ketertarikan yang sama itu disebut minat.


(12)

Informasi di atas diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di Minnesota Study of Twins Reared Apart (MISTRA) pada tahun 1979 yang berjudul “Separated twins and the genetics of personality differences: A

critique” mengenai sepasang individu kembar yang hidup terpisah. Dari hasil

penelitian tersebut, diperoleh bukti bahwa ada sepasang individu kembar identik yang hidupnya terpisah sejak kecil dan mereka tidak pernah bertemu sebelum penelitian berlangsung, ternyata mempunyai banyak kesamaan. Hasil penelitian yang dilakukan di University Amsterdam, Tinbergen Institute pada tahun 2008 yang berjudul The Health Returns to Education: What Can We Learn from Twins, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat bervariasi dalam pasangan kembar, seperti berat lahir, kesehatan awal kehidupan, perawatan orang tua dan hubungan dengan orang tua, tidak memprediksi adanya perbedaan pasangan kembar di sekolah. Penelitian lain yang dilakukan oleh D. T. Lykken dkk pada tahun 1993 tentang Heritability of Iter ests: A Twins Study pada 924 pasang kembar yang dibersarkan bersama-sama dan 92 pasangan kembar yang dipisahkan pada masa bayi dan dibesarkan terpisah menunjukkan bahwa sekitar 50% dari varians minat (sekitar dua pertiga dari varians stabil) dikaitkan dengan variasi genetik. Heritabilitas dapat secara konservatif diperkirakan dari sepasang korelasi kembar monozigotik dewasa dipelihara bersama-sama.

Pada hakikatnya, tidak ada individu yang memiliki minat yang sama terhadap sesuatu, seperti yang dikemukakan oleh seorang ahli Psikologi Humanistik yang bernama Gordon W. Allport (1937, dalam Calvin S Hall,


(13)

1985). Allport mengatakan bahwa individu bersifat unik dan khas, oleh karena itu tidak ada dua individu yang benar-benar sama. Menurut Dobzhansky, setiap orang secara biologis dan genetis benar-benar berbeda satu dari yang lainnya, bahkan dalam kasus bayi kembar (dalam Hurlock, 1980).

Dari banyaknya hal-hal yang khas tentang anak kembar dan sedikitnya penelitian mengenai minat pada individu dewasa kembar membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penelusuran Minat Pribadi, Minat Rekreasi, dan Minat Sosial pada Dewasa Kembar (Studi

Kasus Mengenai Minat pada dua Pasang Dewasa Kembar)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, fokus dalam penelitian ini adalah menggali bagaimana perkembangan minat pada individu kembar dewasa awal dilihat dari tiga minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1980), yaitu: (1) minat pribadi yang meliputi penampilan, simbol kedewasaan, simbol status, uang, dan agama; (2) minat rekreasi yang meliputi berbincang-bincang, olahraga, hobi, dan hiburan; (3) minat sosial yang meliputi perubahan dalam persahabatan, perubahan dalam kelompok sosial, perubahan nilai popularitas, dan perubahan dalam status kepemimpinan.

Subjek penelitian difokuskan pada dua pasang dewasa kembar yang identik berusia 20-25 tahun yang berada di kota Bandung dan sedang duduk di bangku kuliah.


(14)

C. Rumusan Masalah

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong individu untuk bebas memilih dan melakukan apa yang dia inginkan. Mereka menjadi berminat jika mereka melihat sesuatu yang dapat menguntungkan atau sesuatu yang dapat memberi kenikmatan. Minat ada pada setiap orang, baik itu anak-anak, remaja, maupun dewasa, baik anak tunggal maupun anak kembar. Anak kembar pada umumnya memiliki minat yang sama, seperti minat dalam berpenampilan, berpakaian, hobi, olah raga, memilih teman, memilih pasangan hidup, dan perencanaan karir.

Dari uraian di atas dapat dijabarkan empat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran minat pribadi pada dewasa kembar? 2. Bagaimana gambaran minat rekreasi pada dewasa kembar? 3. Bagaimana gambaran minat sosial pada dewasa kembar?

4. Bagaimana gambaran perkembangan minat pada dewasa kembar?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui gambaran minat pribadi pada dewasa kembar. 2. untuk mengetahui gambaran minat rekreasi pada dewasa kembar. 3. untuk mengetahui gambaran minat sosial pada dewasa kembar.

4. untuk mengetahui gambaran perkembangan minat pada dewasa kembar.


(15)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian memiliki kegunaan/manfaat secara teoritis ataupun praktis, yang diuraikan berikut ini.

1. Kegunaan teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah temuan-temuan empiris yang selanjutnya menjadi sumber pengetahuan mengenai minat pada dewasa kembar. Mengingat penelitian ini masih terbatas, maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi mengenai minat pada individu kembar.

2. Kegunaan praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai minat pada dewasa kembar.

b. Bagi subjek, penelitian ini memberikan pemahaman dan dapat menggali lebih dalam mengenai kegiatan yang dilakukan sesuai dengan minatnya.

c. Bagi mahasiswa yang mendalami psikologi perkembangan maupun masyarakat awam, dapat menambah pengetahuan tentang minat pada individu dewasa kembar dan juga tidak selalu menyamakan minat yang ada pada dewasa kembar.


(16)

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Bandung dan pemilihan subjek dilakukan secara purposive sampling berdasarkan karakteristik subjek sebagai berikut:

1. Dua pasang dewasa kembar yang identik berusia 20-25 tahun, 2. Sedang duduk di bangku kuliah,

3. Bertempat tinggal di kota Bandung.

G. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Fokus Penelitian C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian

F. Lokasi dan Subjek Penelitian G. Struktur Organisasi Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kembar B. Minat

C. Dewasa Awal D. Kerangka Pemikiran


(17)

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

B. Instrumen Penelitian C. Teknik Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data E. Keabsahan Data

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Profil Subjek Penelitian

1. Pasangan Kembar Pertama 2. Pasangan Kembar Kedua B. Deskripsi Data

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Pasangan Kembar Pertama (HD dan HR)

a. Gambaran Evaluasi Pasangan Kembar Pertama tentang Minat Pribadi

b. Gambaran Evaluasi Pasangan Kembar Pertama tentang Minat Rekreasi

c. Gambaran Evaluasi Pasangan Kembar Pertama tentang Minat sosial


(18)

2. Hasil Penelitian Pasangan Kembar kedua (SI dan SA)

a. Gambaran Evaluasi Pasangan Kembar Kedua tentang Minat Pribadi

b. Gambaran Evaluasi Pasangan Kembar Kedua tentang Minat Rekreasi

c. Gambaran Evaluasi Pasangan Kembar Kedua tentang Minat Sosial

d. Gambaran Perkembangan Minat Pasangan Kembar Kedua. D. Pembahasan

1. Pembahasan Pasangan Kembar Pertama (HD dan HR) a. Minat Pribadi pada Pasangan Kembar Pertama b. Minat Rekreasi pada Pasangan Kembar Pertama c. Minat Sosial pada Pasangan Kembar Pertama

d. Gambaran Perkembangan Minat Pasangan Kembar Pertama 2. Pembahasan Pasangan Kembar kedua (SI dan SA)

a. Minat Pribadi pada Pasangan Kembar Kedua b. Minat Rekreasi pada Pasangan Kembar Kedua c. Minat Sosial pada Pasangan Kembar Kedua


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian (Moleong, 2011:6). Desain penelitian studi kasus dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu atau subjek yang diteliti (Alsa, 2007:55).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam mengenai minat pribadi, rekreasi, dan sosial pada individu dewasa kembar.

B. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti menyiapkan pedoman wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dapat berkembang sehingga menemukan informasi lain yang relevan mengenai minat individu kembar pada saat wawancara berlangsung.

Pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti sendiri dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu sebagai berikut:


(21)

Variabel Dimensi Indikator Kisi-kisi pertanyaan Minat (gambaran minat individu dewasa kembar mengenai tiga kategori minat yaitu minat pribadi, minat rekreasi, dan minat sosial. Minat pribadi (Gambaran kecenderungan seorang individu terhadap sesuatu yang bersangkutan dengan dirinya dan menunjukkan keunikan dirinya dari segi

penampilan, simbol kedewasaan,

simbol status, uang, dan agama)

Penampilan 1. gambaran kecenderungan seorang individu untuk

menunjukkan keunikan diri (dari segi penampilan luar baik itu pakaian maupun aksesoris) 2. gambaran kecenderungan seorang individu terhadap peningkatan penampilan dan daya tarik 3. gambaran kecenderungan seorang individu terhadap identitasnya sebagai individu agar diperhatikan orang lain 4. gambaran kecenderungan terhadap status ekonomi Simbol kedewasaan 1. gambaran kecenderungan seorang individu untuk merawat dirinya sendiri 2. gambaran kecenderungan seorang individu dalam mengambil keputusan

Simbol status 1. gambaran kecenderungan seorang individu untuk mengikuti keanggotaan club. 2. gambaran


(22)

kecenderungan seorang individu untuk memiliki mobil, rumah mewah, dan harta benda mewah lainnya

Uang 1. gambaran

kecenderungan seorang individu terhadap pola konsumtif individu

Agama 1. gambaran

kecenderungan seorang individu untuk tertarik melakukan kegiatan agama yang memberikan kepuasan Minat rekreasi (Gambaran kecenderungan seorang individu untuk melakukan kegiatan yang memberikaan kesegaran atau mengembalikan kekuatan dan kesegaran rohani sesudah lelah bekerja atau sesudah mengalami keresahan batin atau sekedar mengisi waktu senggang yang disesuaikan dengan kebutuhannya) Beribincang-bincang 1. gambaran kecenderungan seorang individu dengan siapa dan topik apa saja yang sering dibicarakan, dan kapan saja

berbincang-bincang dilakukan Olah raga 1. gambaran

kecenderungan seorang individu untuk tertarik melakukan olahraga tertentu secara teratur

Hobi 1. gambaran

kecenderungan seorang individu untuk tertarik melakukan suatu hobi tertentu

Hiburan 1. gambaran

kecenderungan untuk tertarik


(23)

hiburan

2. gambaran seberapa penting hiburan untuk dirinya Minat sosial (Gambaran kecenderungan seorang individu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya) Perubahan dalam persahabatan 1. gambaran perubahan pola pertemanan Perubahan dalam kelompok social 1. gambaran kecenderungan seorang individu untuk terlibat dalam kelompok sosial (masyarakat, lingkungan sekitar, perguruan tinggi) Perubahan nilai popularitas 1. gambaran kecenderungan seorang individu diterima oleh lingkungan masyarakat Perubahan dalam status kepemimpinan 1. gambaran kecenderungan seorang individu untuk menjadi pemimpin. 2. gambaran kecenderungan seorang individu untuk mampu mempengaruhi orang lain 3. gambaran pengalaman individu sebagai seorang pemimpin 4. gambaran tipe

kepemimpinan individu Tabel 3.1 Pedoman Wawancara


(24)

C. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Moleong, 2011:186). Tujuan dilakukannya wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, peristiwa atau kejadian, perasaan, motivasi, tuntutan dan sebagainya (Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2011).

Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi. Perlu juga dipersiapkan perlengkapan wawancara antara lain beberapa alat tulis, tape recorder dan kamera.

D. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, data akan dianalisis dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman (dalam Idris, 2009:147-148) sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction)

Pada tahap ini peneliti merangkum data yang telah dikumpulkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya. Dalam mereduksi data, peneliti memberikan kode pada aspek-aspek tertentu yang berhubungan dengan fokus dalam penelitian ini.


(25)

2. Display data (data display)

Pada tahap ini peneliti menyajikan data yang telah direduksi dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion drawing/verification

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini berupa deskripsi atau gambaran mengenai suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

E. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah dimana suatu keadaan harus mampu mempresentasikan nilai yang benar agar hal itu dapat diterapkan dan konsisten akan prosedur atas temuan dan keputusan-keputusannya (Moleong, 2011:320). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data (Sugiyono, 2009):

1. Member check, yaitu proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan.

2. Triangulasi, yaitu pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan berbagai cara dan berbagai


(26)

akan melakukan wawancara pada teman dekat dari subjek yang akan diteliti.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung dan pengambilan data di tempat yang telah disepakati dengan subjek. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan November 2012.

Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu atau paling sesuai dengan apa yang kita harapkan untuk memperoleh informasi (Sugiyono, 2009:300). Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

1. Dua pasang dewasa kembar yang identik berusia 20-25 tahun, 2. Sedang duduk di bangku kuliah,


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2007). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anna, Kus Lusiana. (2012). Ledakan kelahiran bayi kembar di AS. [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2012/01/05/10164027/Ledakan. Kelahiran.Bayi.Kembar.di.AS. Diunduh 15 Mei 2011.

Anna, Kus Lusiana. (2010). Kembar Berkomunikasi Lewat Telepati. [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2010/10/18/14191135/Si.Kembar. Berkomunikasi.Lewat.Telepati. Diunduh 15 Mei 2011.

Chaplin, J.P. (1968). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Drever, James. (1986). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.

Drever, James. (1988). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.

Feldman, Papalia O. (2009). Human Development: Perkembangan Manusia, Edisi Sepuluh, Buku Kedua. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi Enam. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.


(28)

Hall, Calvin S. and Lindzey, Gardner. (1985). Introduction To Theories Of Personality. New York: John Wiley & Sons.`

Hardjana. (1994). Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Holland, J. L. (1985). Making Vocational Choices, A Theory of Vocational

Personalities and Work Environtments, 2nd Edition. New Jersey: Prentice

Hall, Inc.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Joseph, Jay. (2001). Separated Twins and the Genetics of Personality Differences: A Critique. The American Journal of Psychologi, Vol. 114, No. 1, 1-30

Kartono, K. (1983). Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Lundborg, Petter. (2008). The Health Returns to Education: What Can We Learn From Twins?. Freee... University Amsterdam, Tinbergen Institute, 18-21.

Lykken, D. T dkk. (1993). Heritability of Interests: A Twin Study. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 649-661

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Monks, F. J. (1996). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(29)

Priyosm. (2008). Perkumpulan Orang-orang Kembar. [Online] Tersedia http://mytwins-care.blogspot.com/2008/06/perkumpulan-orang-orang-kembar.html Diunduh 15 Mei 2011.

Radhite. (2011). Bagaimana Proses Terjadinya Anak Kembar. http://www.apakabardunia.com/2011/03/bagaimanakah-proses-terjadinya-anak.html. Diunduh 15 Mei 2011.

Santrock. J. W. (1995). Life Span Development Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Super, D. E and Crites, J. O. (1962). Appraising Vocational Fitness: by means of psychological tests. Revised edition. New York: A Harper Iter national Student Reprint.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa

Tarigan. (1990). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Whiterington. (1991). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rineka Cipta.

______. (2004). Nakula Sadewa Hadirkan 116 Pasangan Kembar. [Online] Tersedia http://arsip.gatra.com//2004-02-24/artikel.php?id=34403 Diunduh 15 Mei 2011.


(30)

______. (2010). Psikologi Perkembangan Dewasa Awal. [Online] Tersedia http://www.psychologymania.co.cc/2010/01/psikologi-perkembangan-dewasa-awal.html. Diunduh 15 Mei 2011.

______. (2010). Mengenal Anak Kembar. [Online] Tersedia http://www.indopsikologi.com/mengenal-anak-kembar.html. Diunduh 15 Mei 2011.


(1)

2. Display data (data display)

Pada tahap ini peneliti menyajikan data yang telah direduksi dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion drawing/verification

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini berupa deskripsi atau gambaran mengenai suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

E. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah dimana suatu keadaan harus mampu mempresentasikan nilai yang benar agar hal itu dapat diterapkan dan konsisten akan prosedur atas temuan dan keputusan-keputusannya (Moleong, 2011:320). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data (Sugiyono, 2009):

1. Member check, yaitu proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan.


(2)

akan melakukan wawancara pada teman dekat dari subjek yang akan diteliti.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bandung dan pengambilan data di tempat yang telah disepakati dengan subjek. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan November 2012.

Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu atau paling sesuai dengan apa yang kita harapkan untuk memperoleh informasi (Sugiyono, 2009:300). Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

1. Dua pasang dewasa kembar yang identik berusia 20-25 tahun, 2. Sedang duduk di bangku kuliah,


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2007). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anna, Kus Lusiana. (2012). Ledakan kelahiran bayi kembar di AS. [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2012/01/05/10164027/Ledakan. Kelahiran.Bayi.Kembar.di.AS. Diunduh 15 Mei 2011.

Anna, Kus Lusiana. (2010). Kembar Berkomunikasi Lewat Telepati. [Online] Tersedia http://health.kompas.com/read/2010/10/18/14191135/Si.Kembar. Berkomunikasi.Lewat.Telepati. Diunduh 15 Mei 2011.

Chaplin, J.P. (1968). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Drever, James. (1986). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.

Drever, James. (1988). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.

Feldman, Papalia O. (2009). Human Development: Perkembangan Manusia, Edisi

Sepuluh, Buku Kedua. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak, Jilid 2, Edisi Enam. Jakarta: Erlangga


(4)

Hall, Calvin S. and Lindzey, Gardner. (1985). Introduction To Theories Of

Personality. New York: John Wiley & Sons.`

Hardjana. (1994). Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Holland, J. L. (1985). Making Vocational Choices, A Theory of Vocational

Personalities and Work Environtments, 2nd Edition. New Jersey: Prentice

Hall, Inc.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Joseph, Jay. (2001). Separated Twins and the Genetics of Personality Differences:

A Critique. The American Journal of Psychologi, Vol. 114, No. 1, 1-30

Kartono, K. (1983). Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan

Abnormal Itu?. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Lundborg, Petter. (2008). The Health Returns to Education: What Can We Learn

From Twins?. Freee... University Amsterdam, Tinbergen Institute, 18-21.

Lykken, D. T dkk. (1993). Heritability of Interests: A Twin Study. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 649-661

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Monks, F. J. (1996). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai


(5)

Priyosm. (2008). Perkumpulan Orang-orang Kembar. [Online] Tersedia http://mytwins-care.blogspot.com/2008/06/perkumpulan-orang-orang-kembar.html Diunduh 15 Mei 2011.

Radhite. (2011). Bagaimana Proses Terjadinya Anak Kembar.

http://www.apakabardunia.com/2011/03/bagaimanakah-proses-terjadinya-anak.html. Diunduh 15 Mei 2011.

Santrock. J. W. (1995). Life Span Development Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Super, D. E and Crites, J. O. (1962). Appraising Vocational Fitness: by means of

psychological tests. Revised edition. New York: A Harper Iter national

Student Reprint.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada

Anak. Bandung: Angkasa

Tarigan. (1990). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Whiterington. (1991). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rineka Cipta.

______. (2004). Nakula Sadewa Hadirkan 116 Pasangan Kembar. [Online] Tersedia http://arsip.gatra.com//2004-02-24/artikel.php?id=34403 Diunduh 15 Mei 2011.


(6)

______. (2010). Psikologi Perkembangan Dewasa Awal. [Online] Tersedia http://www.psychologymania.co.cc/2010/01/psikologi-perkembangan-dewasa-awal.html. Diunduh 15 Mei 2011.

______. (2010). Mengenal Anak Kembar. [Online] Tersedia http://www.indopsikologi.com/mengenal-anak-kembar.html. Diunduh 15 Mei 2011.