MOTIF ANGGOTA BALAP MOBIL DALAM MENONTON FILM THE FAST AND THE FURIOUS: TOKYO DRIFT (Studi Deskriptif Motif Anggota Balap Mobil Jawa Timur Slalom Community).

MOTIF ANGGOTA BALAP MOBIL DALAM MENONTON
FILM THE FAST AND THE FURIOUS: TOKYO DRIFT
(Studi Deskriptif Motif Anggota Balap Mobil Jawa Timur Slalom Community)
SKRIPSI

Oleh :

Oleh :
FERZA AGUSTIA
0843010245

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSUTAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


MOTIF ANGGOTA BALAP MOBIL DALAM MENONTON
FILM THE FAST AND THE FURIOUS: TOKYO DRIFT
(Studi Deskriptif Motif Anggota Balap Mobil Jawa Timur Slalom Community)
Oleh :
FERZA AGUSTIA
0843010245
Telah di pertahankan dan deterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial dan Ilmu politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur
Pada Tanggal 31 Januari 2013
PEMBIMBING

TIM PENGUJI
1. Ketua

Drs.Saifuddin Zuhri,M.Si
NPT. 3 700694 0035 1

Juwito,S.Sos.M.Si
NPT.3 6704 9500 361

2. Sekertaris

Drs.Saifuddin Zuhri,M.Si
NPT. 3 700694 0035 1
3. Anggota

Z.Abidin Achmad,S.Sos.M.Si.M.Ed
NPTY. 373 039 901 701
Mengetahui
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195 0718 9830 22001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J udul Penelitian :
MOTIF ANGGOTA BALAP MOBIL DALAM MENONTON
FILM THE FAST AND THE FURIOUS: TOKYO DRIFT

(Studi Deskriptif Motif Anggota Balap Mobil Jawa Timur Slalom Community)

Nama Mahasiswa

: FERZA AGUSTIA

NPM

: 0843010245

Program Studi

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian Lisan/Skripsi

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Z.Abidin Achmad,S.Sos.M.Si.M.Ed

NPTY. 373 039 901 701

Mengetahui
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195 0718 9830 22001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobbil ‘Alamiin, sujud syukur pada Allah SWT yang tiada
hentinya memberikan rahmat, hidayah dan barokahnya sehingga penulis
mempunyai kekuatan menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penelitian ini, penulis mendapat pengalaman yang luar biasa.
Pengalaman yang mampu menjadi pelajaran yang sesuai dengan Ilmu Komunikasi
yang menjadi studi kuliah penulis. Dalam pelaksanaan penelitian, penulis diberi
kesempatan untuk mencari informasi seakurat dan sedetail mungkin, serta

menganalisanya untuk dijadikan penelitian.
Keberhasilan dalam penelitian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan
bapak Zainal Abidin Achmad S.sos.,M.Si.M.Ed selaku pembimbing utama dan
ketua jurusan Ilmu Komunikasi bapak Juwito,S.Sos.M.si. Penulis juga
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Syafruddin Zuhfri, S.Sos, M.Si selaku sekretaris program studi
Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak dan Ibu dosen pengajar program studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak membantu
selama menempuh kuliah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


iii

4. Orang tua yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, kasih
sayang

yang

tak

terhingga

juga

mendukung

saya

untuk

menyelesaikan laporan ini baik moril maupun materiil.

5. Untuk Istri saya Ika Septriandini Putri yang telah mensupport
menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk Anak saya Gadiza Inayah Putri yang telah memberi inspirasi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Untuk teman-teman ilmu komunikasi UPN veteran Jawa Timur
khususnya angkatan 2008 yaitu Herly, Karsa, Agung, Tino, Fajar,
Riski
8. Untuk teman-teman Bontang Slalom Team dan Jatim Slalom
Community yang telah memberi masukan dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta karunia-nya atas jasa-jasa
yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis dengan sanang hati menerima
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Surabaya, 23 Januari 2013
Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL .....................................................................................................
HALAMAN PERSETUJ UAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI .........................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................
1.4. Kegunaan Penelitian ...............................................................................

1.4.1. Kegunaan Teoritis .......................................................................
1.4.2. Kegunaan Praktis ........................................................................

i
ii
iii
v
vi
viii
1
8
9
9
9
9

KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .......................................................................................
2.1.1. Teori SOR (Stimulus, Organism, and Response) .......................
2.1.2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa.....................................

2.1.3. Unsur-Unsur Film .......................................................................
2.1.4. Motif ..........................................................................................
2.1.5. Teori Uses and Grattifications (Teori Penggunaan dan
Pemenuhan Kebutuhan .........................................................
2.2. Kerangka Berfikir ..............................................................

23
27

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................................
3.1.1. Definisi Operasional ……….......................................................
3.1.2. Pengukuran Variabel ..................................................................
3.2. Populasi dan Sampel ...............................................................................
3.2.1 Populasi .......................................................................................
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel .................................
3.3. Sumber Data ...........................................................................................
3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................

30

30
31
37
37
38
39
39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................
4.1.1. Sejarah Perkembangan Film The Fast and The Furious ............
4.1.2. Deskripsi Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift .............
4.1.3. Deskripsi Jawa Timur Slalom Community .................................
4.2. Analisis Penyajian Data ..........................................................................
4.2.1. Karakteristik Responden .............................................................
4.2.2. Motif Responden dalam Menonton Film The Fast and The
Furious: Tokyo Drift ...................................................................
4.2.2.1. Motif Kognitif ............................................................
4.2.2.2. Motif Identitas Personal .............................................
4.2.2.3. Motif Diversi ..............................................................
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan daniii
menyebutkan sumber.

10
10
12
18
21

42
42
44
47
49
50
56
57
63
71

4.3. Pembahasan ............................................................................................

79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................................
5.2. Saran .......................................................................................................

83
83

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

85

LAMPIRAN ..................................................................................................................

87

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan daniv
menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 4.1.

J udul
Teori SOR Penelitian .....................................................................
The Learning Hierarchy (Hierarki Pembelajaran) .........................
Model Uses and Gratifications …...................................................
Kerangka Berfikir ..........................................................................
Struktur Organisasi Jawa Timur Slalom Community .....................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan vmenyebutkan sumber.

Halaman
11
15
25
29
48

DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.

Tabel 4.11.
Tabel 4.12.

Tabel 4.13.
Tabel 4.14.
Tabel 4.15.

Tabel 4.16.
Tabel 4.17.

Tabel 4.18.
Tabel 4.19.

Tabel 4.20.
Tabel 4.21.

J udul
Halaman
Perkembangan Film The Fast and The Furious .............................
42
Kru dan Pemain Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ......
47
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................
50
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................
51
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...........
52
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ..................
53
Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Menonton Film The
55
Fast and The Furious: Tokyo Drift Lebih dari 1 Kali ....................
Karakteristik Responden Berdasarkan Mengikuti Serial Film The
55
Fast and The Furious ......................................................................
Responden Ingin Mengetahui Informasi Terkini Tentang Mobil
57
Balap dengan Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo
Drift .................................................................................................
Responden Ingin Mengetahui Informasi Terbaru Tentang Teknik
59
Terbaru yang digunakan dalam Balap Mobil dengan Menonton
Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ..................................
Responden Ingin Mengetahui Informasi Tentang Sparepart Mobil
59
Balap Berkualitas Tinggi dengan Menonton Film The Fast and
The Furious: Tokyo Drift ................................................................
Responden Ingin Mengetahhui Informasi Terbaru Tentang
61
Perbedaan Budaya Antara Pembalap Mobil Jepang dan Amerika
dengan Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ....
Responden Ingin Mengetahui Informasi Terbaru Tentang Gaya
62
Hidup Pembalap dan Kebiasaan (Tradisi) Balap Mobil di Jepang
dengan Menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ....
Tingkat Motif Kognitif ....................................................................
63
64
Responden Ingin Memenuhi Kebutuhan Tentang Hal yang
Membuat Pembalap Mobil Mampu Meraih Kemenangan pada
Tiap Perlombaan dengan Menonton Film The Fast and The
Furious: Tokyo Drift .......................................................................
Responden Ingin Membentuk Kepribadian yang Lebih Baik
65
dalam Keikutsertaan di Jawa Timur Slalom Community dengan
Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ................
Responden Ingin Menambah Rasa Percaya Diri Sebagai Anggota
66
Jawa Timur Slalom Community dengan Menonton Film The Fast
and The Furious: Tokyo Drift .........................................................
Responden Ingin Menonjolkan Perannya dalam Jawa Timur
67
Slalom Community dengan Menonton Film The Fast and The
Furious: Tokyo Drift .......................................................................
68
Responden Ingin Meniru Tokoh di Film Agar Popularitasnya
Meningkat dengan Menonton Film The Fast and The Furious:
Tokyo Drift ......................................................................................
Tingkat Motif Identitas Personal .....................................................
70
Responden Ingin Menghibur Diri dari Kejenuhan Balap Mobil
71
dan Aktivitas Rutinnya dengan Menonton Film The Fast and The
Furious: Tokyo Drift .......................................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan danvi
menyebutkan sumber.

Tabel 4.22.

Tabel 4.23.

Tabel 4.24.

Tabel 4.25.
Tabel 4.26.
Tabel 4.27.

Responden Ingin Me-refresh Pikirannya Sejenak dengan Melihat
Tontonan yang Tidak Jauh dari Aktivitasnya dengan Menonton
Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ..................................
Responden Ingin Mengisi Waktu Luang yang Dimiliki dengan
Hal yang Bermanfaat untuk Aktivitasnya dalam Balap Mobil
dengan Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ....
Responden Ingin Mengajak Anggota Keluarganya Menonton
Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift untuk
Memberitahukan Tentang Aktivitas Balap Mobilnya .....................
Responden Ingin Menonton Film The Fast and The Furious:
Tokyo Drift dengan Senang Tanpa Tekanan Apapun .....................
Tingkat Motif Diversi .....................................................................
Kesimpulan Motif yang Mendominasi Responden dalam
Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan danvii
menyebutkan sumber.

72

73

74

75
76
77

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV

J udul
Halaman
Kuesioner ........................................................................................
84
Susunan Anggota Jawa Timur Slalom Community ........................
89
Daftar Responden Penelitian ..........................................................
92
Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Motif Menonton Film
95
The Fast and The Furious: Tokyo Drift ..........................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan danviii
menyebutkan sumber.

BAGAIMANA MOTIF ANGGOTA BALAP MOBIL J AWA TIMUR
SLALOM COMMUNITY DALAM MENONTON FILM THE FAST AND
THE FURIOUS: TOKYO DRIFT ?”

Oleh :
FERZA AGUSTIA
0843010245

ABSTRAKSI
Ferza Agustia. Motif Anggota Balap Mobil Jawa Timur Slalom Community dalam
Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift (Studi Deskriptif Motif
Anggota Balap Mobil dalam Menonton Film The Fast and The Furious: Tokyo
Drift).
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang motif apa
yang mendasari anggota balap mobil Jawa Timur Slalom Community dalam
menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift. Sementara metode yang
digunakan yaitu metode uses and gratifications, yang menunjukkan tentang tujuan
seseorang menggunakan sebuah media. Dalam penelitian ini, motif yang
digunakan terdiri dari tiga macam, antara lain: motif kognitif, motif identitas
personal, dan motif diversi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Kemudian populasinya merupakan seluruh anggota Jawa Timur
Slalom Community yang berjumlah 125 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purpossive sampling dengan kriteria anggota terdaftar, aktif
mengikuti kegiatan balap, dan menonton film The Fast and The Furious lebih dari
1 kali. Dengan kriteria tersebut, sampel yang diperoleh berjumlah 60 orang. Dari
sampel tersebut maka akan diperoleh data hasil penelitian melalui penyebaran
kuesioner, observasi, dan dokumenter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga motif berada dalam kategori
tinggi. Akan tetapi, menurut persentase yang diperoleh, motif kognitif
mendominasi motif anggota balap mobil Jawa Timur Slalom Community dalam
menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift. Hal ini menunjukkan
bahwa responden menonton film karena pemenuhan kebutuhannya akan informasi
terkini yang berhubungan dengan dunia balap. Selanjutnya motif yang
mendominasi yaitu motif diversi dan motif identitas personal. Dengan demikian,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dapat disimpulkan bahwa motif kognitif merupakan motif yang mayoritas
mendominasi anggota balap mobil Jawa Timur Slalom Community dalam
menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift.
Kata Kunci: Motif, Balap Mobil, Jawa Timur Slalom Community, Film The Fast
and The Furious: Tokyo Drift, Motif Kognitif, Motif Identitas
Personal, Motif Diversi

ABSTRACT
Ferza Agustia. A Member’s Motives of Slalom Racing Cars East Java Community
to Watching Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift (Motives A Descriptive
Study of Race Cars in Film Watching The Fast and The Furious: Tokyo Drift).
The purpose of this research is to find out what the motives of members of
the East Java racing Slalom Community in watching the movie The Fast and The
Furious: Tokyo Drift. While the method used is the method uses and
gratifications, which shows the purpose of using a media person. In this study,
which used motif consists of three kinds, such as: cognitive motives, motives of
personal identity and motives diversion.
The research method used in this research is descriptive quantitative. Then
the rest of the population is of East Java Community Slalom totaling 125 people.
The sampling technique used is purposive sampling with criteria registered
members, actively participating in racing events, and watch the movie The Fast
and The Furious more than 1 time. With these criteria, samples obtained
amounted to 60 people. Of these samples will be obtained research data through
distribution of questionnaires, observation, and documentary.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

The results showed that all three motives are in the high category.
However, according to the percentages obtained, cognitive motives dominate auto
racing motif member of East Java Community Slalom in watching the movie The
Fast and The Furious: Tokyo Drift. This shows that respondents movie because
compliance needs for the latest information related to the world of racing.
Furthermore motif that dominates the diversion motive and the motive of personal
identity. Thus, it can be concluded that the cognitive motive is the motive that
dominates the majority of the members of the East Java racing Slalom
Community in watching the movie The Fast and The Furious: Tokyo Drift.
Keywords: Motif, Racing Car, East Java Community Slalom, movie The Fast and
The Furious: Tokyo Drift, Cognitive Motif, Motif Personal Identity,
Motive Diversion
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan manusia, komunikasi tidak akan
dapat dipisahkan. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi memiliki peran vital
dalam membina hubungan yang terjadi antarmanusia. Dengan adanya komunikasi,
maka hubungan yang dihasilkan akan menjadi lebih maksimal. Adapun definisi
komunikasi menurut Handoko (2003:272), bahwa komunikasi merupakan proses
pemindahan pengertian yang berbentuk gagasan, informasi, atau lainnya dari
seorang komunikator kepada komunikan. Dari definisi komunikasi tersebut, dapat
diketahui bahwa komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan dua orang
atau lebih, dimana satu pihak yang ingin menyampaikan informasi maupun
gagasan disebut komunikator dan yang menerima informasi tersebut disebut
komunikan. Dengan adanya komunikasi yang terjadi antara dua pihak tersebut,
maka hubungan yang dijalin akan menjadi lebih baik, jika penerjemahan
informasi yang disampaikan komunikator mampu dipahami oleh komunikan,
walaupun dimungkinkan banyaknya gangguan dalam penyampaian informasi
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa begitu banyak komunikasi yang terjadi
dalam kehidupan manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe.
Menurut Cangara (2009:30), tipe komunikasi terdiri dari empat macam,
antara lain: komunikasi dengan diri sendiri (interpersonal communication) yang
terjadi dalam diri seseorang, komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication) yang terjadi antara dua orang maupun sekelompok kecil orang,
komunikasi publik (public communication) yang disampaikan seorang
komunikator dengan bertatap muka di depan khalayak ramai, dan komunikasi
massa yang dilakukan melalui media massa modern. Salah satu tipe komunikasi
yang disoroti akhir-akhir ini yaitu komunikasi massa. Hal ini dikarenakan
masyarakat memiliki salah satu kebutuhan yang cukup penting, yaitu kebutuhan
akan adanya informasi.
Masyarakat pada umumnya selalu mencari informasi yang penting dan
dianggap perlu untuk diketahui. Hal ini dikarenakan masyarakat ingin selalu
mengikuti perkembangan segala peristiwa yang terjadi di sekitar tempat
tinggalnya maupun di tempat lain. Dengan mengetahui banyak informasi yang
terjadi, maka masyarakat akan mampu mengikuti perkembangan zaman yang
terus bergerak ini. Selain itu, informasi juga dapat menjadikan masyarakat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

memiliki pandangan yang luas dan wawasan yang memadai. Hal ini akan mampu
meningkatkan kedudukan dan strata sosial masyarakat dalam lingkungannya.
Adapun informasi yang dibutuhkan masyarakat tersebut didapatkan melalui
komunikasi massa. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa komunikator dalam
komunikasi massa yaitu media massa modern. Menurut Sobur (2004:162), media
massa modern merupakan sebuah media yang menyajikan berbagai realitas
kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat terkini. Dengan kesadaran
akan pentingnya sebuah informasi, maka masyarakat tidak akan melepaskan diri
dari informasi yang ditawarkan oleh media massa modern. Dalam hal ini, contoh
dari media massa modern antara lain televisi, majalah, koran, radio, film, jejaring
sosial, dan lain sebagainya.
Dari berbagai contoh media massa modern yang ada, film merupakan
salah satu media massa yang saat ini populer di kalangan masyarakat. Film
merupakan salah satu karya dalam kehidupan modern yang memiliki pengaruh
cukup signifikan pada kehidupan manusia. Menurut Sumarno (1998:85), film
merupakan seni abad 20 yang menghibur, mendidik, melibatkan perasaan,
membentuk pemikiran, dan memberikan pengaruh terhadap khalayak luas.
Adapun bentuk karya film tersebut berupa komedi, pendidikan, dokumenter, dan
lainnya.
Film dalam bentuk karya apapun memiliki posisi penting dalam
meningkatkan potensi sosial, kebudayaan, dan perekonomian rakyat
(Parlindungan, 2011). Selain itu, film juga merupakan media komunikasi massa
terbaik, karena akan banyak hal yang dapat disampaikan komunikator kepada
komunikan melalui pesan yang tersirat maupun tersurat melalui film yang
diproduksinya. Populernya film di masyarakat dapat dilihat dari semakin
berkembangnya dunia perfilman Indonesia sebagai sarana penghibur dan pemberi
informasi bagi seluruh masyarakat. Saat ini, perkembangan dunia perfilman di
Indonesia begitu pesat. Berbagai produk film lahir dari dapur perfilman Indonesia
dan
mampu
bersaing
di
pasar
perfilman
dunia
(http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/23-film-indonesia-bersaingdi-ajang-film-cannes.html).
Berkembangnya dunia perfilman di Indonesia tersebut, tidak lepas dari
perkembangan perfilman dunia yang kini menjadi semakin ramai. Banyaknya
produksi film versi Hollywood, Bollywood, dan lainnya terus memotivasi dunia
perfilman dimanapun untuk selalu berkembang dan memproduksi film. Adapun
salah satu kiblat perfilman yang menjadi tolok ukur dunia perfilman dunia yaitu
Hollywood, pusat industri film yang dimiliki Amerika. Contoh karya film hasil
dari dapur perfilman Hollywood antara lain: Basic Instinct, Robocop, Total
Recall, Saving Private Ryan,The Fast and The Furious, Black Hawk Down, dan
masih banyak lagi film yang dihasilkan. Semua film tersebut memiliki cerita yang
unik, teknologi yang maju, sebuah pesan kehidupan, dan lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan manusia, komunikasi tidak akan
dapat dipisahkan. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi memiliki peran vital
dalam membina hubungan yang terjadi antarmanusia. Dengan adanya komunikasi,
maka hubungan yang dihasilkan akan menjadi lebih maksimal. Adapun definisi
komunikasi menurut Handoko (2003:272), bahwa komunikasi merupakan proses
pemindahan pengertian yang berbentuk gagasan, informasi, atau lainnya dari
seorang komunikator kepada komunikan. Dari definisi komunikasi tersebut, dapat
diketahui bahwa komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan dua orang
atau lebih, dimana satu pihak yang ingin menyampaikan informasi maupun
gagasan disebut komunikator dan yang menerima informasi tersebut disebut
komunikan. Dengan adanya komunikasi yang terjadi antara dua pihak tersebut,
maka hubungan yang dijalin akan menjadi lebih baik, jika penerjemahan
informasi yang disampaikan komunikator mampu dipahami oleh komunikan,
walaupun dimungkinkan banyaknya gangguan dalam penyampaian informasi
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa begitu banyak komunikasi yang terjadi
dalam kehidupan manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe.
Menurut Cangara (2009:30), tipe komunikasi terdiri dari empat macam,
antara lain: komunikasi dengan diri sendiri (interpersonal communication) yang
terjadi

dalam

diri

seseorang,

komunikasi

antarpribadi

(interpersonal

communication) yang terjadi antara dua orang maupun sekelompok kecil orang,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan
sumber.

2

komunikasi

publik

(public

communication)

yang

disampaikan

seorang

komunikator dengan bertatap muka di depan khalayak ramai, dan komunikasi
massa yang dilakukan melalui media massa modern. Salah satu tipe komunikasi
yang disoroti akhir-akhir ini yaitu komunikasi massa. Hal ini dikarenakan
masyarakat memiliki salah satu kebutuhan yang cukup penting, yaitu kebutuhan
akan adanya informasi.
Masyarakat pada umumnya selalu mencari informasi yang penting dan
dianggap perlu untuk diketahui. Hal ini dikarenakan masyarakat ingin selalu
mengikuti perkembangan segala peristiwa yang terjadi di sekitar tempat
tinggalnya maupun di tempat lain. Dengan mengetahui banyak informasi yang
terjadi, maka masyarakat akan mampu mengikuti perkembangan zaman yang
terus bergerak ini. Selain itu, informasi juga dapat menjadikan masyarakat
memiliki pandangan yang luas dan wawasan yang memadai. Hal ini akan mampu
meningkatkan kedudukan dan strata sosial masyarakat dalam lingkungannya.
Adapun informasi yang dibutuhkan masyarakat tersebut didapatkan melalui
komunikasi massa. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa komunikator dalam
komunikasi massa yaitu media massa modern. Menurut Sobur (2004:162), media
massa modern merupakan sebuah media yang menyajikan berbagai realitas
kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat terkini. Dengan kesadaran
akan pentingnya sebuah informasi, maka masyarakat tidak akan melepaskan diri
dari informasi yang ditawarkan oleh media massa modern. Dalam hal ini, contoh
dari media massa modern antara lain televisi, majalah, koran, radio, film, jejaring
sosial, dan lain sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Dari berbagai contoh media massa modern yang ada, film merupakan
salah satu media massa yang saat ini populer di kalangan masyarakat. Film
merupakan salah satu karya dalam kehidupan modern yang memiliki pengaruh
cukup signifikan pada kehidupan manusia. Menurut Sumarno (1998:85), film
merupakan seni abad 20 yang menghibur, mendidik, melibatkan perasaan,
membentuk pemikiran, dan memberikan pengaruh terhadap khalayak luas.
Adapun bentuk karya film tersebut berupa komedi, pendidikan, dokumenter, dan
lainnya.
Film dalam bentuk karya apapun memiliki posisi penting dalam
meningkatkan

potensi

sosial,

kebudayaan,

dan

perekonomian

rakyat

(Parlindungan, 2011). Selain itu, film juga merupakan media komunikasi massa
terbaik, karena akan banyak hal yang dapat disampaikan komunikator kepada
komunikan melalui pesan yang tersirat maupun tersurat melalui film yang
diproduksinya. Populernya film di masyarakat dapat dilihat dari semakin
berkembangnya dunia perfilman Indonesia sebagai sarana penghibur dan pemberi
informasi bagi seluruh masyarakat. Saat ini, perkembangan dunia perfilman di
Indonesia begitu pesat. Berbagai produk film lahir dari dapur perfilman Indonesia
dan

mampu

bersaing

di

pasar

perfilman

dunia

(http://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/23-film-indonesia-bersaingdi-ajang-film-cannes.html).
Berkembangnya dunia perfilman di Indonesia tersebut, tidak lepas dari
perkembangan perfilman dunia yang kini menjadi semakin ramai. Banyaknya
produksi film versi Hollywood, Bollywood, dan lainnya terus memotivasi dunia
perfilman dimanapun untuk selalu berkembang dan memproduksi film. Adapun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

salah satu kiblat perfilman yang menjadi tolok ukur dunia perfilman dunia yaitu
Hollywood, pusat industri film yang dimiliki Amerika. Contoh karya film hasil
dari dapur perfilman Hollywood antara lain: Basic Instinct, Robocop, Total
Recall, Saving Private Ryan,The Fast and The Furious, Black Hawk Down, dan
masih banyak lagi film yang dihasilkan. Semua film tersebut memiliki cerita yang
unik, teknologi yang maju, sebuah pesan kehidupan, dan lainnya.
Dari berbagai karya film yang dihasilkan dari dapur perfilman Hollywood
tersebut, terdapat satu film yang memiliki genre tersendiri bagi sekelompok orang.
Film tersebut adalah film The Fast and The Furious. Film tersebut merupakan
sebuah film yang menyajikan sebuah kisah tentang balap mobil yang ilegal di
jalanan. Film The Fast and The Furious diproduksi oleh Universal Studios, salah
satu rumah produksi Hollywood. Adapun peluncuran film tersebut pertama kali
dilakukan pada tahun 2001 dengan judul film The Fast and The Furious,
kemudian tahun 2003 disusul dengan diluncurkan fil 2 Fast 2 Furious, lalu tahun
2006 The Fast and The Furious: Tokyo Drift, tahun 2009 Fast and Furious, dan
terakhir tahun 2011 yaitu Fast Five.
Dari kelima film tersebut, semua cerita yang diangkat berpusat pada
balapan ilegal di jalanan kota. Mulai dari peristiwa perampokan, kecelakaan, dan
berbagai peristiwa disajikan dalam film tersebut. Akan tetapi, film yang
kemungkinan lebih mendekati kultur masyarakat Indonesia adalah The Fast and
The Furious: Tokyo Drift. Hal ini dikarenakan film ketiga tersebut memiliki latar
belakang tempat yaitu di Jepang, salah satu negara Asia yang memiliki
kebudayaan dan tingkat sosial kurang lebih hampir sama dengan Indonesia.
Dengan memiliki kesamaan geografis dengan letaknya di benua Asia, film The

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Fast and The Furious: Tokyo Drift memiliki informasi yang mampu ditangkap
dan kemungkinan besar mampu diimplementasikan oleh masyarakat Indonesia
dibandingkan seri film yang lain. Selain itu, film The Fast and The Furious:
Tokyo Drift tersebut juga memiliki pemeran film yang berusia muda, deskripsi
tentang mobil balap yang luar biasa, memberikan informasi tentang trend mobil
balap terkini, teknik mobil yang lebih tinggi dibandingkan tingkat Slalom, dan hal
lain yang menarik minat para penggemar otomotif, terutama bagi sekelompok
masyarakat yang memiliki hobi balap mobil (komunitas balap mobil).
Film The Fast and The Furious: Tokyo Drift yang diluncurkan tahun 2006
ini disutradarai oleh Justin Lin dan dirilis di Jepang. Ceritanya bermula dari
seorang anak yang mengalami tabrakan karena mengikuti lomba balap liar yang
kemudian dikirim ke Tokyo dengan ayahnya dengan tujuan agar tidak lagi
berurusan dengan mobil. Akan tetapi, ternyata kepindahan anak tersebut ke
Tokyo, malah mengakibatkan perkenalannya dengan dunia drifting yang
didapatkan dari teman barunya. Film tersebut menunjukkan sebuah representasi
tentang sebuah kebandelan ataupun kenekatan yang biasanya disebut unsur
semiotik yang sering terjadi di kalangan pemuda, khususnya yang aktif di balap
mobil. Representasi semiotik dari film tersebut sangat terlihat, dari kebandelan
tokoh utama yang mencoba dunia balap dengan teknik drift, walaupun dilarang
oleh orang tuanya. Orang tuanya memindahkan anak ke Tokyo, dengan tujuan
agar menjadi lebih baik dan jauh dari dunia balap mobil. Akan tetapi ternyata
anak mengenal teknik balap yang lebih tinggi, yaitu drift. Dari awal cerita
tersebut, film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ini mendapatkan pujian
bintang tiga dari para kritikus perfilman. Adapun pujian tersebut karena film

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

tersebut mampu memberikan hasil yang lebih baik dari yang diharapkan
sebelumnya (http://www.imdb.com/title/tt0463985/).
Menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift ini, seseorang
pasti memiliki sebuah motif. Menurut Effendy (2004:45), motif memiliki tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang individu dan untuk mempertahankan
eksistensi individu tersebut dalam strata sosialnya. Uno (2008:3) menambahkan
bahwa motif merupakan kekuatan yang ada dalam individu, sehingga membuat
individu tersebt bertindak atau berbuat. Dengan demikian, motif merupakan
pondasi yang akan menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Adapun
motif yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah motif yang dimiliki oleh
para anggota balap mobil dalam komunitas Jawa Timur Slalom Community.
Komunitas tersebut merupakan sebuah komunitas balap mobil yang ada di Jawa
Timur dan memiliki anggota komunitas sebanyak 75 orang yang terbagi dalam 5
tim balap mobil dengan memiliki rentang usia antara 20 – 40 tahun dengan latar
belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda-beda. Jawa Timur Slalom
Community memiliki aktivitas balap mobil yang cukup tinggi, sehingga memiliki
jam terbang yang cukup memadai sebagai anggota balap mobil. Adapun yang
membedakan Jawa Timur Slalom Community dengan pemeran film The Fast and
The Furious: Tokyo Drift adalah legalitas dalam hal balap mobil yang dilakukan
komunitas Jawa Timur Slalom Community.
Komunitas Jawa Timur Slalom Community akan menjadi obyek penelitian
dalam penelitian ini. Adapun permasalahan yang diangkat yaitu tentang motif
anggota komunitas Jawa Timur Slalom Community dalam menonton film The
Fast and The Furious: Tokyo Drift. Hal ini berdasarkan teori Taylor, et. al.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

(2009:7) yang mengatakan bahwa motif terfokus pada kebutuhan seseorang. Hal
ini dapat dibuktikan dari pengalaman sehari-hari dan riset psikologi sosial yang
mampu memberi contoh bagaimana kebutuhan seseorang akan mampu
mempengaruhi persepsi orang tersebut. Hal ini dapat dicontohkan ketika harus
menjaga diri dan membuat nyaman diri sendiri, seseorang dimungkinkan akan
dapat menyalahkan orang lain jika mengalami suatu kegagalan maupun kesalahan.
Akan tetapi ketika melakukan keberhasilan dan membawanya pada kesuksesan,
maka seseorang akan dengan sombongnya mengakui bahwa itu murni merupakan
hasil jerih payahnya. Oleh karenanya, banyak penelitian yang membahas tentang
motif seseorang. Menurut Blummer (dalam Rakhmat, 2001:66), motif dapat
dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: motif kognitif yang berdasarkan
kebutuhan informasi up to date, motif identitas prbadi yang berdasarkan
kebutuhan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam diri
seseorang, dan motif diversi yang berdasarkan kebutuhan individu akan hiburan.
Menurut ketiga motif tersebut, adapun permasalahannya antara lain: motif kognif
merupakan motif yang mendasari seorang anggota Jawa Timur Slalom
Community menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift untuk
memenuhi kebutuhannya tentang teknik drift dan segala informasi tentang drift
yang merupakan teknik lebih tinggi daripada slalom, kemudian motif personal
mendasari seseorang yang ingin mempertahankan dirinya secara personal di Jawa
Timur Slalom Community dengan menonjolkan kepribadiannya dan sosialisasinya
dengan anggota balap yang lain, serta motif diversi merupakan dasar seseorang
yang memiliki permasalahan dengan kejenuhan dirinya dari aktivitas sehari-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

harinya yang menjenuhkan sehingga memiliki kebutuhan akan sebuah hiburan
yang sesuai dengan hobinya.
Penelitian tentang motif tersebut menggunakan teori komunikasi massa
yang sering digunakan, yaitu uses and gratifications. Pendekatan tersebut
menekankan bahwa penelitian komunikasi massa pada komunikasi tidak begitu
memperhatikan pesan yang didapatkan. Akan tetapi, lebih kepada alasan
seseorang menggunakan sebuah media dan apa yang akan digunakannya untuk
media tersebut. Dengan demikian, model pendekatan tersebut lebih tertarik pada
apa yang dilakukan seseorang terhadap media untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang menggunakan uses and gratifications
ini lebih terfokus pada sekelompok orang yang menjadi boyek penelitian
(Rakhmat, 2005:65).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul
“Motif Anggota Balap Mobil dalam Menonton Film The Fast and The Furious:
Tokyo Drift (Studi Deskriptif Motif Anggota Balap Mobil Jawa Timur Slalom
Community)”.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana motif anggota balap
mobil Jawa Timur Slalom Community dalam menonton film The Fast and The
Furious: Tokyo Drift?”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.3. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui motif anggota balap mobil Jawa Timur Slalom Community dalam
menonton film The Fast and The Furious: Tokyo Drift.

1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
1. Memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya yang berhubungan dengan
motif anggota balap mobil terhadap film yang berhubungan dengan balap
mobil melalui pendekatan penelitian kuantitatif.
2. Mampu memberikan pemikiran pada ilmu komunikasi dalam motif yang
mendorong seseorang menonton film yang bermanfaat.
3. Sebagai bahan acuan dan referensi perpustakaan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Kegunaan Praktis
1. Bahan masukan bagi media massa dalam melihat kecenderungan motif
masyarakat menonton sebuah film.
2. Diharapkan menjadi bahan masukan bagi para penonton, khususnya anggota
balap mobil, tentang pentingnya kelegalan sebuah balapan yang dilakukan di
jalanan.
3. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya komunikasi massa,
yang berhubungan dengan motif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
Pada bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori berdasarkan kajian
pustaka tentang teori SOR, film sebagai komunikasi massa, unsur-unsur film,
motif, dan teori uses and gratifications.

2.1.1. Teori SOR (Stimulus, Organism, and Response)
Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model dari teori SOR
yang memiliki objek manusia karena jiwa manusia yang meliputi sikap, opini,
perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. Teori SOR melandasi sebuah tanggapan
yang menyebutkan bahwa organisme mampu menghasilkan perilaku tertentu jika
ada kondisi stimulus tertentu. Adapun elemen-elemen yang ada dalam teori SOR
ini antara lain:
1. Stimulus (pesan);
2. Organism (organisme);
3. Response (efek).
Adapun prinsip stimulus respon pada dasarnya merupakan prinsip belajar yang
sederhana dimana efek merupakan reaksi yang timbul terhadap stimulus tertentu.
Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu
hubungan erat antara pesan-pesan media dan reaksi penonton (Djuarsa,
1999:188).

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Effendy (2004: 255) menambahkan bahwa teori SOR semula berasal dari
psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi. Hal ini dikarenakan objek
model dari ilmu psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia.
Stimulus yang disampaikan kepada komunikan memiliki dua kemungkinan,
ditolak atau diterima. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya yaitu pengertian dan kemampuan komunikan yang
akan menentukan proses selanjutnya. Setelah komunikan mengelola dan
menerimanya, maka terjadilah respon dari komunikan.
Dalam penelitian ini, teori SOR yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 2.1. berikut,
Stimulus
(Film The Fast
and The Furious:
Tokyo Drift)

Organisme
(anggota balap mobil
Jawa Timur Slalom
Community)

Respon
(Sikap, opini, dan
perilaku anggota
balap mobil)

Gambar 2.1. Teori SOR Penelitian
Sumber: Effendy (2004:255), diolah

Stimulus disini adalah pesan yang disampaikan. Dalam penelitian ini, stimulusnya
adalah film The Fast and The Furious: Tokyo Drift. Organisme adalah komunikan
yang diberi pesan yaitu anggota balap mobil Jawa Timur Slalom Community.
Sementara respon merupakan efek dari pesan tersebut berupa sikap, opini, dan
perilaku. Dengan demikian, akan mampu ditunjukkan tentang aplikasi teori SOR
pada penelitian ini. Adapun film The Fast and The Furious: Tokyo Drift bercerita
tentang balap mobil yang ilegal di jalanan kota, sehingga organisme yang diambil
juga memiliki latar belakang yang sama, yaitu anggota balap mobil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.1.2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Dalam Bahasa Inggris, komunikasi berasal dari kata dasar common yang
kemudian menjadi communication yang bermakna suatu pertukaran informais,
konsep, ide, perasaan, dan lainnya antara dua pihak ataupun lebih (Fajar,
2009:31). Hal tersebut menunjukkan bahwa komunikasi memiliki peran yang
sangat vital dalam kehidupan manusia. Dengan besarnya peranan tersebut, maka
komunikasi dibagi menjadi empat menurut Cangara (2009:30), antara lain:
komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan
komunikasi

massa.

Dari

keempat

komunikasi

tersebut,

penelitian

ini

menggunakan tipe komunikasi massa.
Menurut Rakhmat (dalam Darwanto, 2007:30), komunikasi massa
merupakan salah satu jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang
tersebar, heterogen, dan menimbulkan media alat-alat elektronik sehingga pesan
yang sama dapat diartikan secara serempak dan sesaat. Hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi yang ditujukan kepada massa dengan media massa merupakan
komunikasi massa. Nurudin (2007:19-32) menambahkan tentang ciri-ciri
komunikasi massa antara lain: komunikator melembaga, komunikan bersifat
heterogen, pesan bersifat umum,

berlangsung

satu arah,

menimbulkan

keserempakan, mengandalkan peralatan teknis, dan dikontrol oleh gatekeeper
yang berfungsi untuk menambah atau mengurangi informasi yang disebarkan agar
lebih mudah dipahami. Dengan demikian, komunikasi massa selalu menggunakan
peralatan teknis berupa media massa.
Menurut Cangara (2009:126), media massa merupakan alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

menerima dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar,
film, radio, dan televisi. Dalam penelitian ini, media massa yang difokuskan yaitu
film. Hal ini dikarenakan film merupakan media unik yang berbeda dengan bentuk
kesenian lainnya seperti seni lukis, seni pahat, seni musik, dan cabang seni
lainnya. Adapun alasan ketertarikan pembahasan film dalam penelitian ini adalah
film merupakan perpaduan antara semua cabang seni yang pernah ada.
Dalam Anggaran Dasar Pasal 3 pada Persatuan Karya Film dan Televisi
Indonesia, menyebutkan bahwa film dan televisi adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa audiovisual yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video,
piringan video, dan atau bahan hasil teknologi lainnya dalam bentuk, jenis,
ukuran, melalui kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya. Hal tersebut
menunjukkan kekayaan seni dari sebuah hasil karya yang dinamakan film.
Adapun definisi film menurut Palapah dan Syamsudin (1986:114),
menyebutkan bahwa film sebagai salah satu media yang berkarakteristik masal,
yang merupakan kombinasi antara gambar-gambar yang bergerak dan perkataan.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Soegiono (1984:13) yang mendefinisikan
bahwa film adalah rekaman segala macam gambar hidup atau bergerak dengan
atau tanpa suara yang dibuat di atas pita seluloid, jalur pita magnetik, piringan
audiovisual, dan atau benda hasil teknik kimiawi atau elektronik lainnya yang
mungkin ditemukan oleh kemajuan teknologi dalam segala bentuk jenis dan
ukuran baik hitam/putih/berwarna yang dapat disajikan dan atau dipertunjukkan
kembali sebagai tontonan di atas layar proyeksi/layar putih/layar televisi dengan
menggunakan sarana-sarana mekanis dari segala macam bentuk peralatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

proyeksi. Dari beberapa definisi film tersebut dapat disimpulkan bahwa film
merupakan media komunikasi massa yang terbentuk dari dua indera, yaitu
penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti cerita yang mengungkapkan
realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri
tumbuh.
Dari definisi film di atas, dapat ditunjukkan bahwa film merupakan sebuah
karya seni yang banyak digunakan di zaman modern saat ini. Pada saat film
dimulai, suasana di bioskop akan diatur sedemikian rupa sehingga emosi penonton
akan tercurah habis di tempat tersebut. Adapun adegan-adegan yang ditimbulkan
oleh orang-orang film dibuat senyata mungkin. Hal ini mengakibatkan adanya
istilah “peralihan dunia” seorang penonton yang mampu mengimajinasikan
dirinya sebagai tokoh yang dilihat dalam cerita tersebut. Adanya “peralihan
dunia” tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar dan biasanya akan
berlangsung sampai waktu yang cukup lama. Adapun pengaruh tersebut tidak
hanya akan timbul di gedung bioskop saja, melainkan mampu berpengaruh ke luar
gedung bioskop, bahkan sampai pada aktivitas kesehariannya. Biasanya remaja
dan anak-anak relatif lebih mudah terpengaruh. Hal ini ditunjukkan dengan remaja
dan anak-anak menirukan gaya atau tingkah laku para bintang film (Effendy,
2004:208).
Dengan menirukan gaya atau tingkah laku para bintang film, hal tersebut
membuktikan bahwa film sebagai media komunikasi massa mampu memberikan
efek yang dirasakan oleh komunikan. Menurut Ray dalam bukunya yang berjudul
The Marketing Communication and The Hierarchy of Effects menjelaskan bahwa
tahap efek komunikasi massa yang pertama adalah kognitif, tahap kedua adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

efektif, dan tahap ketiga yaitu konatif (behavioral). Menurut Ray (dalam Ruslan,
2004:115), tahapan efek komunikasi massa tersebut dapat digambarkan dalam
hierarki pembelajaran seperti Gambar 2.2. berikut,
Tahap ke-1

Tahap ke-2

Tahap ke-3

Cognitive
(Kognitif)

Affective
(Afektif)

Behavioral
(Perilaku)

Gambar 2.2. The Learning Hierarchy (Hierarki Pembelajaran)
Sumber: Ruslan (2004:115)

Dari Gambar 2.2. di atas, Rakhmat (2005:189) dan Effendy (2004:318)
menjelaskan sebagai berikut:
1. Kognitif
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, misalnya
dengan apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak. Efek ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau
informasi. Pengetahuan didapatkan dar