Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

(1)

PEMBANGUNAN DESA DI DESA SUKA DAMAI

Disusun Oleh : SUNARTO SITINJAK

070903084

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan Kasih Tuhan yang Maha Esa, akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat diselesaikan dengan judul “Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai”. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Tuhan.

Dalam penulisan skripsi ini, dari awal hingga akhirnya Penulis sangat banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak, termasuk doa-doa untuk kelancaran penulisannya. Sehingga dalam kesempatan ini, Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kepada kedua Orang Tua saya tercinta yaitu Jonis Sitinjak dan Dame br Napitupulu,Mpd, yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan semangat di sepanjang hidup saya. Dua insan yang selalu hadir dan setia mendampingi saya di segala keadaan sulit maupun bahagia. Semoga selalu diberikan berkat dan sukacita di dalam hidupnya dan saya bersyukur telah menjadi bagian dari kehidupan kalian. Terima kasih.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin, Nst, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Admnistrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara.

4. Ibu Nurlela Kataren, M.SP selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan motivasi dan masukan bagi saya dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini. Meskipun ada kekurangan dari penulisan saya,


(3)

semoga tetap bisa memberikan kebanggaan bagi Ibu selaku dosen pembimbing saya.

5. Seluruh Bapak/Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terima kasih atas ilmu dan pendidikan yang telah saya terima selama diperkuliahan di kampus.

6. Bapak Poniran, selaku Kepala desa suka Damai yang telah memberi izin bagi penelitian saya. Serta para pegawai kantor kepala desa Suka Damai yang telah meluangkan waktu dan ikut membantu jalannya penelitian saya.

7. Kepada masyarakat Suka Damai yang telah menerima saya dalam melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.

8. Kepada Kakak saya Tiolida Am.Keb Terima kasih atas dukungannya selama ini, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi bagi saya selama berjuang menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita berdua bisa menjadi kebanggaan buat orang tua dan keluarga.

9. Buat Tunangan saya tercinta Mayalia Sihombing, S.S yang selalu setia dan tetap memberi dukungan, semangat, serta doa buat saya dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Untuk sahabat-sahabat saya, Noa, Tommy Fabregas, Juliando, Kak Dwi, Suji, Martha, Yofitha, Andre, Efry, Sonasa Gulo, dan special buat Apeles Mendrofa sebagai teman sepenanggungan dan seperjuangan yang selalu menghadirkan canda dan tawa yang menghibur, karena kehadirannya menjadi bagian yang menyenangkan dalam hidupku. Kalian semua salah


(4)

satu motivasi saya juga sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Thanks ya..Guys…

11.Untuk rekan-rekan Ocops brothers semoga tetap jaya….

12.Rekan-rekan stambuk 2007 yang sama-sama berjuang dalam meraih pendidikan di kampus tercinta ini. Sukses slalu ya…

13.Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah administrasi di Kampus.

Demikian dan Terima Kasih.

Medan, September 2010 Penulis


(5)

ABSTRAKSI

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN DI DESA SUKA DAMAI

Nama : Sunarto Sitinjak

NIM : 070903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP

Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai. Hal ini menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian di desa Suka Damai. Adapun tujuan melihat pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Adapun populasi dalam penelitian ini sebesar 1004 kepala keluarga maka oleh karna itu jumlah sampel yaitu ada 105 orang yang terdiri dari 100 kepala keluarga dan 5 aparatur desa. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Hasil penelitian menunjukkan didalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (variabel x) berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 81,9%. Kemudian dalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa (variabel y) menunjukkan berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 72,4%. Maka terdapat adanya pengaruh dan searah antara PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa. Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,34 yang positif dan hubungannya tergolong rendah. Dalam pengujian Hipotesis diperoleh thit untuk rxy sebesar 3,67 dan ttabel sebesar 2,05 maka dapat dibandingkan bahwa untuk signifikasi variabel x dan variabel y thit > ttabel. Oleh karena itu untuk rtabel sebesar 0,19. Dengan demikian rxy sebesar 0,34 lebih besar dari rtabel tersebut sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan Desa di desa Suka Damai. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat hasilnya sebesar 11,56% selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pihak pelaksana program ini untuk terus melakukan evaluasi sehingga tercapai pada tujuan yang maksimal dan juga penelitian awal ini dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL………vi

DAFTAR LAMPIRAN………....xi

ABSTRAK………....xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori ... 6

1.5.1 Pengertian Pemberdayaan ... 6

1.5.2 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan ... 7

1.5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan………...7

1.5.2.2 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan………...9

1.5.2.3 Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan………...11

1.5.2.4 Komponen Program pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan……15

1.5.2.5 Ruang Lingkup PNPM Mandiri Perdesaan………16

1.5.2.6 Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan………..17

1.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan………..19

1.5.2.8 Indikator PNPM Mandiri Pedesaan………20

1.5.3. Pembangunan Desa………..22

1.5.3.1 Pembangunan……….22

1.5.3.2 Desa………24

1.5.3.3 Pembangunan Desa………27

1.5.3.4 Indikator Pembangunan Desa……….28

1.5.3.5 Pembangunan Desa melalui Kelembagaan………....28

1.5.3.6 Partisipasi dalam Pembangunan……….29

1.5Hipotesis ... 31


(7)

1.8Defenisi Operasional ... 32

1.9 Sistematika Penulisan ... 34

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 35

2.2 Lokasi Penelitian ... 35

2.3 Populasi dan Sampel ... 35

2.3.1 Populasi ... 35

2.3.2 Sampel ... 36

2.4 Teknik Pengunpulan Data .. ...36

2.5 Teknik Penentuan Skor...37

2.6 Teknik Analisa Data...38

BAB III DESKRPISI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Desa Suka Damai………..42

3.1.1. Letak Geografis………42

3.1.2. Luas Wilayah………42

3.1.3. Dinamika Penduduk……….43

3.1.4. Gambaran PNPM Mandiri Pedesaan di desa suka damai…..…… 46

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Identitas Responden………48

4.2. Variabel x………54

4.3 Variabel y ………79

4.4 Hasil wawancara………...90

BAB V ANALISA DATA 5.1. Klasifikasi Data………102

5.1.1. Variabel x………..103

5.1.2. variabel y………104

5.2. Pengujian Korelasi……….104

5.3. Analisa Data………..109


(8)

6.1. Kesimpulan……….116 6.2. Saran………..117


(9)

DAFTAR TABEL No. Tabel

Halaman

1.1: Jumlah alokasi dana PNPM Mandiri Pedesaan di Suka

Damai………4

3.1 : Luas wilayah desa Suka Damai……….…42

3.2 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan jenis kelamin………...…43 3.3 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan agama………...44 3.4 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan suku bangsa……….44 3.5 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan tingkat pendidikan………..…45 3.6 : Klasifikasi penduduk desa Suka Damai berdasarkan pekerjaan……….45

4.1 : Identitas responden berdasarkan usia………..49

4.2 : Identitas responden berdasarkan jenis jelamin………...……….50

4.3 : Identitas responden berdasarkan agama………..50

4.4 : Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir………....51

4.5 : Identitas responden berdasarkan pekerjaan……….52

4.6 : Identitas responden berdasarkan jumlah pendapatan………..53

4.7 : Identitas responden berdasarkan sarana dan prasarana……….………54 4.8 : Tanggapan responden pengertian PNPM mandiri Pedesaan……….54

4.9 : Tanggapan responden tentang pelatihan……….55

4.10: Tanggapan responden tentang masyarakat yang ikut pelatihan………...…..56

4.11: Tanggapan responden tentang pemahaman pelatihan……….57

4.12: Tanggapan responden tentang pendampingan ke masyarakat………..…58


(10)

4.13: Tanggapan responden tentang pengarahan oleh PNPM Mandiri Pedesaan……….59 4.14: Tanggapan responden tentang pengaruh pendampingan yang diberikan…...60 4.15: Tanggapan responden tentang bimbingan lembaga yang diberikan……….61 4.16: Tanggapan responden tentang mengikuti bimbingan lembaga………...62

4.17: Tanggapan responden tentang kualitas pembimbing………....63

4.18: Tanggapan responden tentang pemberian bantuan/dukungan lembaga………...64 4.19: Tanggapan responden tentang prioritas lembaga dalam memberikan bantuan...65 4.20: Tanggapan responden tentang pengarahan lembaga dalam tata kelola usaha………...…66 4.21: Tanggapan responden tentang hasil kerja setelah ada pengarahan………..67 4.22: Tanggapan responden tentang infrakstruktur desa sekarang ini………68

4.23: Tanggapan responden tentang perbaikan infrastruktur………...69

4.24: Tanggapan responden tentang perbaikan oleh PNPM Mandiri Pedesaan……….69

4.25: Tanggapan responden tentang infrastruktur baru……….70

4.26: Tanggapan responden tentang infrastruktur baru dengan harapan masyarakat………..71 4.27: Tanggapan responden tentang mengikuti penyuluhan yang diberikan………...72

4.28: Tanggapan responden tentang keberadaan penyuluhan……….73

4.29: Tanggapan responden tentang kualitas penyuluhan………...74

4.30: Tanggapan responden tentang fasilitas dana yang diberikan……….74 4.31: Tanggapan responden tentang prosedur penerimaan fasilitas/dana………...…75 4.32: Tanggapan responden tentang fasilitas dana sesuai dengan kebutuhan masyarakat………..76 4.33: Tanggapan responden tentang pelayanan yang diberikan……….77


(11)

4.34: Tanggapan responden tentang pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak mampu………...77 4.35: Tanggapan responden tentang pelayanan secara terbuka………78 4.36: Tanggapan responden tentang pendapat masyarakat tentang pembangunan desa……….79

4.37: Tanggapan responden tentang pekerjaan masyarakat………..80

4.38: Tanggapan responden tentang peningkatan jumlah pendapatan……….80 4.39: Tanggapan responden tentang perubahan jumlah pendapatan setelah adanya PNPM Mandiri Pedesaan………..….81 4.40: Tanggapan responden tentang jumlah lapangan kerja………..……82 4.41: Tanggapan responden tentang selalu adanya lapangan kerja………....83 4.42: Tanggapan responden tentang perubahan lapangan kerja setelah adanya PNPM Mandiri Pedesaan………...…83 4.43: Tanggapan responden tentang pendapat masyarakat pentingnya pendidikan………...84 4.44:Tanggapan responden tentang kemampuan masyarakat dalam memberikan pendidikan………..………85 4.45: Tanggapan responden tentang perubahan kesadaran akan pendidikan………..86 4.46: Tanggapan responden tentang perubahan kelulusan setelah adanya PNPM Mandiri Pedesaan………...86 4.47: Tanggapan responden tentang kemampuan berobat ke rumah sakit……….87 4.48: Tanggapan responden tentang layanan kesehatan yang tersedia………....88 4.49: Tanggapan responden tentang kesadaran akan pentingnya kesehatan………....89 4.50: Tanggapan responden tentang pengaruh peningkatan sejak adanya PNPM Mandiri Pedesaan………...89 5.1: Tanggapan responden tentang distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (Variabel X)………..103 5.2: Tanggapan responden tentang distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa………....104


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Variabel X Lampiran 3 : Variabel Y

Lampiran 4 : Koefisien Product Moment Lampiran 5 : Tabel “r” Product Moment

Lampiran 6 : Tabel Nilai-Nilai dalam ditribusi “t” Lampiran 7 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Lampiran 8 : Surat Undangan Seminar Proposal Lampiran 9 : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian dari Fisip USU


(13)

ABSTRAKSI

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN DI DESA SUKA DAMAI

Nama : Sunarto Sitinjak

NIM : 070903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Nurlela Kataren, M.SP

Adapun judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai. Hal ini menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian di desa Suka Damai. Adapun tujuan melihat pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai. Adapun populasi dalam penelitian ini sebesar 1004 kepala keluarga maka oleh karna itu jumlah sampel yaitu ada 105 orang yang terdiri dari 100 kepala keluarga dan 5 aparatur desa. Metode analisa dan data statistik yang digunakan yaitu analisa korelasi product moment (r) untuk menentukan pengaruh antara variabel X terhadap Y. Hasil penelitian menunjukkan didalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk PNPM Mandiri Pedesaan (variabel x) berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 81,9%. Kemudian dalam distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk pembangunan desa (variabel y) menunjukkan berada pada kategori sedang dengan nilai jawaban berada pada 2,62-3,42 dengan besar presentase 72,4%. Maka terdapat adanya pengaruh dan searah antara PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa. Dilihat dari nilai rxy sebesar 0,34 yang positif dan hubungannya tergolong rendah. Dalam pengujian Hipotesis diperoleh thit untuk rxy sebesar 3,67 dan ttabel sebesar 2,05 maka dapat dibandingkan bahwa untuk signifikasi variabel x dan variabel y thit > ttabel. Oleh karena itu untuk rtabel sebesar 0,19. Dengan demikian rxy sebesar 0,34 lebih besar dari rtabel tersebut sehingga disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan Desa di desa Suka Damai. Sedangkan pengujian koefisien determinasi didapat hasilnya sebesar 11,56% selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan kepada pihak pelaksana program ini untuk terus melakukan evaluasi sehingga tercapai pada tujuan yang maksimal dan juga penelitian awal ini dapat dimanfaatkan bagi penelitian di masa mendatang.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jumlah penduduk yang besar dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Dengan posisi geografis Indonesia yang strategis menjadikan negara Indonesia memiliki peranan yang penting dalam perkembangan perekonomian global. Melihat potensinya seharusnya negara Indonesia dapat menuju sebagai negara yang maju namun kenyataannya Indonesia masih belum bisa melepaskan diri dari permasalahan bangsa terutama permasalahan perekonomian dan pembangunan yang menyangkut kehidupan warga negaranya.

Adapun permasalahan perekonomian yang selalu dihadapi bangsa Indonesia adalah tingginya tingkat kemiskinan dengan diikuti pembangunan yang belum merata. Hal ini berbanding terbalik dengan potensi negara Indonesia yang besar tetapi masyarakatnya lebih banyak yang hidup digaris kemiskinan dan pembangunan belum maksimal. Fenomena ini menunjukkan bahwa Indonesia memang masih jauh dari cita-cita bangsa yang tertuang dalam undang undang dasar 1945.

Permasalahan kemiskinan dan pembangunan yang cukup kompleks ini membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial


(15)

dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan.

Melihat Permasalahan bangsa yang cukup kompleks ini, pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang telah dikukuhkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia pada 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dimana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. (

http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/).

Selama pelaksanaan PPK (PPK I, PPK II, PPK III dan PNPM PPK) sejak 1998-2007, program pemberdayaan masyarakat terbesar ini telah menjangkau lebih dari separuh desa termiskin di tanah air. Pada 2007 saja, pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-PPK) menjangkau 26.724 desa dari 1.837 kecamatan di 32 provinsi. Pada 2008, PNPM Mandiri Perdesaan dinikmati di 34.031 desa dari 2.230 kecamatan di 32 provinsi di tanah air. Sedangkan pada 2009, jumlahnya mencapai 50.201 desa dari 3.908 kecamatan di tanah air. Pada 2010, berdasarkan ancar-ancar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri yang dikeluarkan per Agustus 2009, pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan akan meliputi 4.805 kecamatan di 32 provinsi atau mencapai 75,9% dari total lokasi PNPM Mandiri.

(http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan)

PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan


(16)

Kecamatan (PPK), yang selama ini telah berjalan. Manfaat dari adanya PPK antara lain berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

Secara umum tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan meningkatkan kesehjateraan masyarakat melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumber daya local dan berkelanjutan. Bentuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan seperti kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin, peningkatan bidang pelayanan kesehatan, pendidikan termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat.

Sejak adanya Undang-Undang tentang pemekaran daerah maka salah satu daerah yang ikut mengalami pemekaran adalah Serdang Bedagai. Pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai diatur dalam Undang-Undang No.36 tahun 2003. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berdiri sejak 18 Desember 2003. Kabupaten Serdang bedagai merupakan salah satu daerah hasil pemekaran dari kabupaten Deli Serdang. Secara administratif di dalam kabupaten Serdang Bedagai terdapat 17 kecamatan yang salah satunya adalah Kecamatan Sei Bamban. Kecamatan Sei Bamban memiliki 10 desa salah satunya adalah desa suka damai dimana merupakan objek dari penelitian. Hal ini di karenakan keadaan kehidupan masyarakatnya masih banyak yang jauh dari


(17)

kesehjateraan. Ini terjadi karena berbagai masalah seperti kurangnya modal, kurang fasilitas, rendah taraf hidup, kurangnya keterampilan dan keahlian yang dimiliki menyebabkan masyarakat tidak dapat berkembang.

Adapun tabel jumlah alokasi dana Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diterima oleh desa Suka Damai

TABEL 1.1

NO TAHUN JUMLAH DANA ALOKASI DANA

1 2008 RP 43.500.000 Perbaikan Jalan I, Saluran air

2 2009 RP 50.000.000 Perbaikan jalan II, Pemberian modal usaha pengelasan

3 2010 RP 54.000.000 Pemberian modal usaha jahi-menjahit, simpan pinjam Sumber : Kecamatan Sei Bamban Tahun 2010

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa desa suka damai sejak tahun 2008-2010 telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Namun dengan adanya PNPM Mandiri Pedesaan ini apakah memberikan pengaruh terhadap pembangunan desa di desa suka Damai?

Maka oleh karena itu, penulis terdorong untuk meneliti dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.”

1.2. Perumusan masalah

` Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :


(18)

“ Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai? ”

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam proses penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di Desa Suka Damai

1.4. Manfaat Penelitian

1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian- kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan pemikiran bagi pemerintah serta masyarakat luas mengenai Program PNPM Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah


(19)

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori ini diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab itu merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seseorang peneliti harus terlebih dahulu memiliki suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Masri Singarimbun, 1997:37)

Berdasarkan rumusan di atas, maka dalam kerangka teori ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik landasan berpikir dalam penelitian ini.

I.5.1 Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah terjemahan dari kata “empowerment” yang mengandung kata “empower” yang juga dapat berarti pemberian kekuasaan, karena power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan, sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. (Wrihatnolo dan Riant, 2007:1)

Pengertian mengenai pemberdayaan menurut Haw.Widjaja (2003:169) pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta keamanan


(20)

mereka menjadi lebih baik. Menurut Payne dalam Rukminto (2003:54) suatu proses pemberdayaan, pada intinya ditujukan guna membantu klien dalam memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka, mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.

Dengan demikian pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kekuatan terhadap masyarakat agar memiliki posisi baik terhadap negara, posisi ini selanjutnya menjadi kekuatan untuk mengontrol kekuasaan negara dalam menyelenggarakan manajemen pemerintahan sehingga hak-hak masyarakat tidak tereksploitasi dan dapat berpartisipasi secara aktif dan bebas.

I.5.2 Gambaran Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan

I.5.2.1 Visi, Misi, dan Tujuan PNPM Mandiri Perdesaan

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Pedesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupaya penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.


(21)

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan.

(http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/).

Misi PNPM Mandiri Pedesaan adalah:

1. peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya 2. pelembagaan sistem pembangunan partisipatif

3. pengektifan fungsi dan peran pemerintahan local

4. peningkatan kualitas dan kuantitas sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat

5. pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Pedesaan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Pedesaan yaitu menjadikan rumah tangga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK).


(22)

Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Tujuan khusus meliputi :

1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan.

2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan menggunakan sumber daya lokal.

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfalisitasi pengelolaan pembangunan partisipatif.

4. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat.

5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir.

6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD)

7. Mengembangkan kerja sama anatar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

I.5.2.2 Prinsip Dasar PNPM Mandiri Pedesaan

PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi :


(23)

1. Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggungjawabkan, baik secara moral, teknis, legal maupun administratif.

2. Desentralisasi. Kewenangan pengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya.

3. Keberpihakan pada Orang/Masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

4. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.

5. Partisipasi/Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.

6. Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.

7. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan tersebut.


(24)

8. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar-pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

9. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa depan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

I.5.2.3 Ketentuan Dasar PNPM Mandiri Perdesaan

Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pelestarian. Untuk mencapai tujuan secara lebih terarah, ketentuan dasar tersebut meliputi:

1. Desa Berpartisipasi

Seluruh desa di kecamatan penerima PNPM Mandiri Perdesaan berhak berpartisipasi dalam seluruh tahapan program. Untuk dapat berpartisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan, dituntut adanya kesiapan dari masyarakatdan desa dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara swadaya dan menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PNPM Mandiri Perdesaan.


(25)

2. Kriteria dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang akan dibiayai dana Bantuan Langsung Masyarakat diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria:

a. Lebih bermanfaat bagimasyarakat miskin atau rumah tangga miskin b. Berdampak langsungdalam peningkatan kesejahteraan.

c. Dapat dikerjakan oleh masyarakat. d. Didukung oleh sumber daya yang ada.

e. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan.

Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.

b. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat (pendidikan non formal).

c. Kegiatan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal.

d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan. e. Mekanisme Usulan Kegiatan

Setiap desa dapat mengajukan 3 (tiga) usulan untuk dapat didanai dengan Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap usulan harus


(26)

merupakan 1 (satu) jenis kegiatan yang secara langsung harus berkaitan. Tiga usulan tersebut adalah:

a. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) atau peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan.

b. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan (SPP) yang ditetapkan oleh musyawarah desa khususnya perempuan.

c. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) dan peningkatan kapasitas/keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa perencanaan

3. Jenis Kegiatan yang Dilarang

Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan adalah:

a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik.

b. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat ibadah. c. Pembelian senjata, bahan peledak, asbes dana bahan-bahan lain yang

merusak lingkungan (pestisida, obat-obatan terlarang dan lain-lain). d. Pembelian kapal ikan yang berbobot diatas 10 ton dan perlengkapannya. e. Pembiayaan gaji pegawai negeri sipil.


(27)

g. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau penjualan barang-barang yang mengandung tembakau.

h. Kegiatan apapun yang dilakukan pada lokasi yang ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada izin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut.

i. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan dan penggunaan terumbu karang.

j. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju negara lain.

k. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur kegiatan.

l. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari 50 hektar (Ha).

m. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Ha.

n. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik.

4. Sanksi

Sanksi adalah salah satu bentuk pemberlakuan kondisi dikarenakan adanyapelanggaran atas peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi tersebut dapat berupa:

a. Sanksi Masyarakat, yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan dalam musyawarah masyarakat. Semua kesepakatansanksi dituangkan secara tertulis dan dicantumkan dalam berita acara pertemuan.


(28)

b. Sanksi Hukum, yaitu sanksi yang diberikansesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c. Sanksi Program, yaitupemberhentian bantuan apabilakecamatan atau desa yang bersangkutan tidak dapat mengelola PNPM Mandiri Perdesaandengan baik, seperti menyalahi prinsip-prinsip, penyalagunaan dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan tersebut akan dimasukan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung, serta tidak dialokasikan untuk tahun berikutnya.

I.5.2.4 Komponen Program pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan

Komponen pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam mengatasi kemiskinan masyarakat, yaitu :

1. Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan operasional pendampingan masyarakat dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utam sebagaimotor penggerak masyarakat di wilayahnya.


(29)

2. Bantuan Langsung Masyarakat

Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat miskin.

3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam menyelanggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif dan secara selektif dan sebagainya.

4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli lainnyadalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program.

I.5.2.5 Ruang Lingkup PNPM Mandiri Perdesaan

Ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi:

a. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan pemukiman, sosial dan ekonomi secara kegiatan padat karya.


(30)

b. Penyediaan sumber daya keuanggan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar diberikan bagi kaum perempuan untuk memanfaatkan dana bergulir ini.

c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama yang bertujuan mempercepat pencapaian target MGDs.

d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan keterampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

I.5.2.6 Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan

Masyarakat desa terutama dari rumah tangga miskin merupakan sasaran dari PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus juga sebagai pelaku utama dari setiap tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan.Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya dari aparat dan konsultan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya lebih berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dapat tercapai dan dilaksanakan secara benar dan konsisten.

Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Desa

Peran Kepala Desa adalah sebagai Pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Bersama BPD, kepala desa menyusun peraturan desa yang relevan dan mendukung


(31)

terjadinya proses pelembagaan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri Perdesaan sebagai pola pembangunan partisipatif, serta pengembangan dan pelestarian asset PNPM Mandiri Perdesaan yang telah ada di desa. Kepala desa juga berperan mewakili desanya dalam pembentukan badan kerja sama anatar desa.

b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan, mulaidari sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian di desa. Selain itu, juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan peraturan desa yang berkaitan dengan pelembagaan dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan di desa.

c. Tim Pengelola Kegiatan (TPK)

TPK berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa yang secara umum mempunyai fungsi dan peran untuk mengelola dan melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK terdiri dari Ketua sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di lapangan dan pengelolaan administrasi serta keuangan program. Sekretaris dan Bendahara mebantu Ketua TPK terutama dalam masalah administrasi dan keuangan.

d. Tim Penulis Usulan (TPU)

TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Peran TPU adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan musywrah dea khusus perempuan menjadi usulan desa. Anggota TPU dipilih oleh masyarakat yang


(32)

berdasarkan keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang diajukan masyarakat.

e. Tim Pemantau

Tim pemantau adalah warga desa yang secara sukarela menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di desa. Keangotaannya berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Jumlah anggota tim pemantau sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan disampaikan saat musywarah desa dan atar desa (jika diperlukan).

I.5.2.7 Kegiatan Pokok Program PNPM Mandiri Pedesaan

Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesehjateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan secara mandiri melalui peningkatan partisipasi masyarakat ( terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan dan komunitas/kelompok yang terpinggirkan ), meningkatnya kapsitas kelembagaaan masyarakat dan pemerintah, meningkatnya modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

Usulan kegiatan yang dapat didanai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi :

1. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.

2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan masyarakat.


(33)

3. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal.

4. Penambahan Modal Simpan Pinjam untuk kelompok Perempuan ( SPP ).

1.5.2.8 Indikator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan

Edi Suharno (2008:38) mengungkapkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan sebagai gerakan dalam perwujudan capital building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui pengembangan kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesehjateraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan yaitu kekuasaan didalam, kekuasaan untuk, kekuasaan atas dan kekuasaan dengan yakni sebagai berikut:

1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti kepasar, fasilitas medis, bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.

2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari ( beras, minyak tanah, minyak goreng, bumbu): kebutuhan dirinya ( minyak rambut,


(34)

sabun mandi, rokok, bedak, sampo). Individu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika dia dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya: terlebih jika dia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri.

3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder dan tersier, seperti lemari pakaian, tv, radio, Koran, majalah pakaian keluarga. Seperti halnya indikator diatas, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta izin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan mengunakan uangnya sendiri.

4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga; mampu membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri mengenai keputusan keluarga. Misalnya mengenai renovasi rumah, pembelian hewan ternak, memperoleh kredit usaha

5. Kebebasan Relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya mengenai apakah dalam satu terakhir ada seseorang ( suami, istri, anak-anak) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa izinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja diluar rumah

6. Kesadaran hokum dan politik: mengetahui nama salah seorang pegawai pemerintahan desa/kelurahan; seorang anggota DPRD


(35)

setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hokum-hukum waris.

7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes; seorang dianggap berdaya jika ia terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes.

8. Jaminan ekonomi dalam kontribusi terhadap keluarga; memiliki rumah, asset, tanah, tabungan, seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia memilki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya.

1.5.3 Pembangunan Desa

1.5.3.1 Pembangunan

Gerakan pembangunan ialah usaha yang berwatak kemanusiaan dan lahir dari suatu kesaksian dan komitmen akan harkat dan martabat manusia. Secara normatif pembangunan itu mesti mewujudkan manusiawi dan tampil sebagai manisfestasi serta aktualisasi dari nilai-nilai insaniah yang penuh harkat dan martabat. (Richard M Steers, 1980:67)

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan bertujuan untuk meningkatkan derajat kemanusiaan yang berangkat dari nilai hidup dan kebutuhan yang hendak dicapai oleh manusia.

Dalam mendorong dan melaksanakan pembangunan diperlukannya peran aktif negara/pemerintah dengan diikuti oleh stakeholder lainnya dan masyarakat. Peran pemerintah lebih diutamakan melalui perumusan, penetapan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijaksanaan pembangunan. Dalam pembangunan pemerintah juga mengupayakan untuk mengarahkan masyarakat ikut serta dalam


(36)

melaksanakan pembangunan tersebut. Administrasi negara juga memberikan peran dalam mendukung proses pembangunan yakni mendukung proses perubahan, memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat. ( Nurlela Kataren, 2011:5)

Kehadiran administrasi pembangunan sebenarnya merupakan salah satu paradigma admnistrasi negara yaitu paradigma yg berkembang setelah ilmu administrasi negara sebagai ilmu administrasi pada sekitar tahun 1970. Mengacu dari kerangka perkembangan administrasi pembangunan seperti tersebut di atas Kristiadi (1994:21) memberi pengertian tentang Administrasi Pembangunan adalah Administrasi Negara yang mampu mendorong kearah proses perubahan dan pembaharuan serta penyesuaian. Oleh karena itu administrasi pembangunan juga merupakan pendukung perencanaan dan implementasinya.

Masalah yg serius dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah lemah kemampuan birokrasi dalam menyelenggarakan pembangunan. Dari latar belakang ini maka administrasi pembangunan yg berkembang di negara-negara sedang berkembang memiliki perbedaan ruang lingkup dan karakteristik dengan negara-negara yang telah maju. Dasar inilah Bintoro Tjokroamidjojo (1995) mengemukakan bahwa administrasi pembangunan mempunyai tiga fungsi:

1. penyusunan kebijaksanaan penyempurnaan administrasi negara yang meliputi upaya penyempurnaan organisasi pembinaan lembaga yang diperlukan kepegawaian dan pengurusan sarana-sarana administrasi lainnya. Ini disebut the development of


(37)

dikenal dengan istilah “Administrative Reform” (reformasi admnistrasi).

2. perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-programa pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaan secara efektif. Ini disebut the administration of development (Administrasi untuk

pembangunan). Administrasi untuk pembangunan (the

development of administration)

3. pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tak mungkin terlaksana dari hasil kegiatan pemerintahan saja. Faktor yg lebih penting adalah membangun partisipasi masyarakat.

Administrasi pembangunan berperan aktif dan berkempentingan terhadap tujuan-tujuan pembangunan dan berorientasi pada upaya yang mendorong perubahan-perubahan kearah ke keadaan yang lebih baik dan berorientasi pada masa depan.

1.5.3.2Desa

Desa dalam Undang Undang nomor 22/1999 desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam system pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Beberapa ahli juga mengutarakan defenisi desa antara lain, menurut Yayuk dan Mangku (2003) desa berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merajuk pada suatu kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas. Ahli lain seperti Zakaria (2003:91) mengutarakan bahwa desa adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama atau suatu wilayah


(38)

yang memiliki suatu organisasi pemerintahan dengan serangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan sendiri, serta berada di bawah pimpinan desa yang dipilih dan ditetapkan sendiri.

Dalam defenisi ini menegaskan bahwa desa sebagai satu unit kelembagaan pemerintahan mempunyai kewenangan pengelolaan wilayah pedesaan. Wilayah pedesaan sendiri diartikan sebagai wilayah yang penduduknyamempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi wilayah sebagai pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

CorolieNdraha (1990:15), mengartikan pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya. Sebaliknya dia mengatakan implikasi dari depenisi tersebut yaitu :

a. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia baik individu maupun kelompok ( Capacity ).

b. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemerataan nilai dan kesejahteraan ( equity )

c. Menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan memilih dan kekuasaan untuk memutuskan ( Empowerment).

d. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara mandiri ( sustainability )


(39)

e. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan Negara yang satu dengan yang lainnya dan menciptakan hubunga yang saling menghormati ( Intrdepedence ).

Sedangkan menurut Bryan dan White( 1989 : 21-22 ) Pembangunan sebagai upaya suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa depan mempunyai beberapa implikasi antara lain :

a. Ia memberikan perhatian terhadap “ kapasitas “ terhadap apa yang ingin dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan tenaga guna membuat perubahan

b. Ia mencakup keadilan ( Equity )

c. Penumbuhan kuasa dan wewenang dalam pengertian bahwa jika masyarakat mempunyai kuasa dan wewenang tertentu maka mereka akan menerima mamfaat pembangunan.

d. Pembangunan berarti perhatian sunggu-sungguh terhadap saling ketergantungan di dunia serta perlu menjamin bahwa masa depan dapat di tunjang kelangsungannya.

Pendekatan pembangunan desa melalui cara pandang Demokrasi desa sangat diperlukan sekali dalam era otonomi daerah pada saat ini dikarenakan proses pembangunan desa tidak bisa terlepas dari segi demokrasi yang mempunyai nilai-nilai kebersamaan dalam suatu masyarakat, Agenda demokratisasi pada tingkat desa tidak dapat dipisahkan dengan beberapa variabel pengaruh, antara lain : Derajat dan kualitas demokrasi, kapasitas kelembagaan pemerintah desa,sumber daya masyarakat dalam proses pembangunan, desa merupkan entitas pemerintah yang langsung berhubungan dengan rakyat. Hal itu


(40)

desa memiliki arti sangat strategis sebagai basis penyelenggaraan proses pembangunan yang lebih mengutamakan ruang lingkup demokrasi bagi desa.

1.5.3.3 Pembangunan Desa.

Dalam pelaksanaan pembangunan di suatu desa, keterpaduan langkah dan tujuan akan menentukan hasil yang akan dicapai. Pada dasarnya hakekat pembangunan desa adalah pencapaian serta terciptanya kehidupan yang sejahtera, aman, tertib, dan sehat bagi seluruh warga desa atau terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. ( I Nyoman Beratha, 1991:123)

Pembangunan masyarakat desa merupakan sesuatu proses dimana anggota masyarakat desa pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka, kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk memenuhi keinginan mereka tersebut. Oleh karna itu pembangunan desa adalah kegiatan atau proses yang bertujuan untuk lebih mensehjaterakan atau meningkatkan derajat kehidupan dari yang kurang baik kepada yang lebih baik disamping juga pembangunan desa lebih mengutamakan keinginan warga desa dan ditujukan untuk kebaikan bersama. (A. Suryadi, 1984:1).

Yan Indra mengemukakan ( 1997:43) tiga faktor yang dominant dalam pembangunan desa:

1. Kebijakan Pemerintah (Top Down), dalam arti sebagai motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam mengerakkan masyarakat desa untuk memberi respon yang positif melalui sikap mental (attitudes), rasa memiliki (sence of belonging) dan mempunyai rasa tanggung jawab. 2. Tanggapan masyarakat (bottom Up), terutama ditekankan peran serta


(41)

pelaksanaan, penikmatan manfaat atau hasil dan keikutsertaan dalam mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.

3. Suatu lembaga atau instansi baru yang bersifat otonom, berperan menghimpun dana dan biaya, guna mengoptimalkan kegiatan lembaga-lembaga pemerintah.

1.5.3.4Indikator Pembangunan Desa

Pembangunan desa hanya mungkin berhasil dengan adanya rencana yang baik, masuk akal dan dapat direalisasikan dalam jangka waktu yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan, tersedianya sumber tenaga manusia, modal dan sumber daya lainnya serta adanya organisasi yang mampu untuk mewujudkan rencana menjadi hasil. ( BN. Marbun, 1988:34)

R. Agusthoha Kuswata (1985:34) Mendefenisikan pembangunan desa adalah usaha yang dilakukan dimana konsentrasinya lebih berfokus kepada peningkatan pembangunan ekonomi desa dan peningkatan pembangunan sosial desa.

1.5.3.5 Pembangunan Desa Melalui Kelembagaan Desa

Istilah lembaga dan organisasi secara umum penggunaannya dapat dipertukarkan dan hal tersebut menyebabkan keambiguan dan kebingungan diantara keduanya. Pembedaan antara lembaga dan organisasi masih sangat kabur. Organisasi yang telah mendapatkan kedudukan khusus dan legitimasi dari masyarakat karena keberhasilannya memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat dalam waktu yang panjang dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut telah melembaga.Menurut Syahyuti (2006:37) setidaknya ada empat cara membedakan kelembagaan dengan organisasi, yaitu:


(42)

2. Kelembagaan dari masyarakat itu sendiri, organisasi datang dari atas 3. Kelembagaan dan organisasi berada dalam satu kontinuum.

Organisasi adalah kelembagaan yang belum melembaga yang sempurna adalah organisasi yang melembaga.

4. Organisasi merupakan bagian dari kelembagaan. Organisasi sebagai organ kelembagaan.

Pemerintahan desa merupakan lembaga yang ada di dalam desa, dengan control dari Badan Perwakilan Desa. Pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa bertanggung jawab dalam melaksanakan kebijakan termasuk melaksanakan proses pembangunan di daerahnya. Agar pembangunan dapat tepat sasaran maka pemerintah desa bertugas untuk mengidentifikasi pembangunan yang sesuai dengan di daerahnya sehingga peran pemerintah desa sebagai sarana penyampaian kebijakan pemerintah kecamatan maupun kebijakan pemerintah kabupaten dapat sampai di desa.

1.5.3.6 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Proses pembangunan yang berkelanjutan memerlukan kerja sama dalam semua pihak termasuk partisipasi masyarakat. Menurut Abdul A.S proyek pembangunan yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan nya ternyata lebih baik dari tatacara konvensional yang bersifat top down. Beberapa alasan partisipasi penting dalam proses pembangunan:

1. Partisipasi dalam praktek yang sederhana telah lama dibangun dalam pemahaman, kesadaran dan kehidupan masyarakat

2. Partisipasi memungkinkan perubahan yang lebih besar dalam cara berfikir, bersikap dan bertindak manusia. Hal ini sulit dilakukan


(43)

jika perubahan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil atau kelompok tertentu yang tidak terlibat langsung

3. Pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh hanya dapat dilakukan melalui proses interaksi, kerjasama dan berbagai peran.

4. Penggunaan sumber daya dan pelayanan bagi masyarakat tidak dapat tercapai oleh gagasan yang dibangun oleh pemerintah atau pengambil kebijakan saja, karena sumber daya pendukung lebih banyak dimiliki oleh individu, kelompok atau organisasi masyarakat. Oleh karena itu, kontribusi dan kerangka mekanisme pelayanan harus melibatkan masyarakat sebagai pemilik dan pengguna pelayanan itu.

5. Partisipasi merupakan suatu proses pelibatan orang lain terutama kelompok masyarakat yang terkena langsung untuk merumuskan masalah dan mencari solusi secara bersamaan.

6. Masyarakat memiliki informasi yang sangat penting untuk merencanakan program yang lebih baik termasuk tujuan, pengetahuan, situasi, struktur sosial dan pengalaman menggunakan teknologi untuk kepentingannya

7. Masyarakat akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dalam program pembangunan, jika ikut terlibat dan bertanggung jawab di dalamnya


(44)

8. Dalam kehidupan demokratis, secara umum masyarakat menerima bahwa mereka berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan dan harapan yang ingin dicapai

9. Banyak permasalahan pembangunan dibidang pertanian, kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan kelembagaan yang tidak mungkin dipecahkan dengan pengambilan keputusan perorangan. Partisipasi kelompok sasaran dalam keputusan kolektif sangat dibutuhkan.

I.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris. (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengetengahkan suatu hipotesis yang dilandaskan pada teori yang relevan, yaitu :

Ho : terdapat pengaruh program nasioanal pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap pembangunan desa.

Ha : tidak terdapat pengaruh program nasioanal pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap pembangunan desa.


(45)

I.7 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial (Singarimbun, 1995 : 33). Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan :

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan merupakan sebagai gerakan perwujudan capital building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia melalui pengembangan kelembagaan, sarana dan prasarana, serta pengembangan masyarakat

2. Pembangunan desa adalah usaha yang dilakukan dimana konsentrasinya lebih berfokus kepada peningkatan pembangunan ekonomi desa dan peningkatan pembangunan sosial desa

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut. ( Singarimbun, 1989: 46)

Defenisi Operasional merupakan spesialisasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas/ Independen Variabel (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dengan indikatornya adalah:


(46)

A. Pemberdayaan sumber daya manusia a. Pelatihan masyarakat

b. Pendampingan kepada masyarakat secara berkelanjutan B. Pengembangan kelembagaan

a. Pembimbingan lembaga masyarakat

b. Pemberian dukungan/bantuan kepada lembaga masyarakat c. Pengkoordinasian lembaga masyarakat dalam kemitraan

C. Sarana dan Prasarana a. Perbaikan infrastruktur

b. Menciptakan infrastruktur baru

D. Pengembangan Masyarakat

a. Penyuluhan yaituproses perubahan prilaku masyarakat melalui sosialiasai agar mau melakukan perubahan tersebut demi tercapainya perbaikan kehidupan

b. Memfasilitasi yaitu sesuatu yang dapat membantu dan memudahkan penggunanya dalam melaksanakan sesuatu

c. Pelayanan yaitu merupakan usaha melayani kebutuhan masyarakat 2. Variabel Terikat/ Dependent Variabel (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembangunan Desa dengan indikatornya adalah:

A. Pembangunan desa dalam bidang ekonomi a) Peningkatan pendapatan masyarakat b) Kesempatan kerja


(47)

B. Pembangunan desa dalam bidang sosial a) Peningkatan pendidikan masyarakat b) Peningkatan kesehatan masyarakat 1.9 Sistematika Penulisan

Bab 1 : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan data atau karakteristik objek yang relevan dengan topik penelitian.

Bab IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama peneliti di lapangan dan atau berupa dokumen-dokumen yang akan dianalisis.

Bab V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh pada saat penelitian dan memberikan interprestasi terhadap masalah yang diajukan.

Bab VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan


(48)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisa kuantitatif dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan metode ini diharapkan dapat menggambarkan dan menerangkan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban Kabupaten serdang Bedagai.

2.3. Populasi dan Sampel 2.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2004:72), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga sebanyak 1004 orang dan ditambah aparatur desa yang berjumlah 5 orang


(49)

2.3.2 Sampel

Menurut Singarimbun (1995:104) sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel dimaksudkan sebagai representative dari seluruh populasi, sehingga kesimpulannya juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Menurut Arikunto (1998:104) apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Apabila lebih dari 100 orang, maka diambil 10 % sampai 15 % atau 20% sampai 25 % atau lebih. Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini adalah adalah kepala keluarga di desa ini berjumlah 1004 x 10% = 100 kepala keluarga dan ditambah aparatur desa yang berjumlah 5 orang.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu :

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

a. Metode Angket ( kuisioner ), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternative jawaban.

b. Metode Observasi ( Pengamatan ), yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena- fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.


(50)

2. Pengumpulan data sekunder adalah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah dan, dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala ordinal yang menjawab kuisioner yang disebarkan kepada responden. (Singarimbun, 1995:102)

Melalui penyebaran kuisioner yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Penentuan ini dihitung berdasarkan alternatif a, b, c, d dan e yang akan diberikan skor sebagai berikut:

Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Kemudian untuk uji scoring pada data dan informasi dengan cara memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung rata-rata persentasenya. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalah.


(51)

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variable apakah termasuk tinggi, sedang atau rendah ditentukan skala interval dengan formula sebagai berikut :

Maka diperoleh : 0,80

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu:

KATEGORI NILAI

Sangat Tinggi 4,25 – 5,00

Tinggi  3,43 – 4,23

Sedang  2,62 – 3,42

Rendah  1,81 – 2,61

Sangat Rendah 1,00 – 1,80

2.6 TEKNIK ANALISA DATA

Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisa data kuantitatif, yaitu analisa yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan:

a. Koefisien Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui koefisien korelasi x terhadap variabel y digunakan rumus Product Momen (Sugiyono, 2005:212) sebagai berikut:

rxy=

  

 

 

2 2

 

2

 

2

  y y N x x N y x xy N


(52)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar variabel x (skor subjek tiap butir) dengan variabel y (total skor subjek dari keseluruhan butir).

x = Variabel bebas y = Variabel terikat N = jumlah sampel

Untuk menggunakan rumus di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Mentabulasi data skor ke dalam tabel. 2. Menghitung ∑x, ∑y, ∑y²,(∑x)², (∑y)², ∑xy. 3. Menghitung rxy dengan rumus di atas.

4. Membandingkan r xy hasil perhitungan dengan tabel harga kritik r product moment, dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel).

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu:

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meingkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.


(53)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut :

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif dapat diterima.

b. Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara Pemungutan Pajak Reklame (X) dengan Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah sampel r = Koefisien korelasi Derajat kebebasan (dk) = n – 2

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat


(54)

c. Koefisien Determinan

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar (presentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan:

D = Koefisien determinasi


(55)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambaran Umum Desa Suka Damai

3.1.1 Letak Geografis

Desa Suka Damai merupakan salah satu dari 10 desa yang ada di Kecamatan Sei Bamban. Desa suka Damai memiliki ketinggian tanah dari permukaan air laut sekitar 0-5 meter dengan topografi dataran rendah. Suhu rata-rata di desa suka damai sekitar 30ºC serta memiliki batas batas wilayah yakni:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa bamban estate b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Sei Bamban c. Sebelah barat berbatasan dengan kampung lalang d. Sebelah timur berbatasan dengan desa Pon 3.1.2 Luas Wilayah

TABEL 3.1

LUAS WILAYAH DESA SUKA DAMAI BERDASARKAN PENGGUNAANNYA

TAHUN 2010

PERUNTUKAN LUAS LAHAN

Jalan 24 km

Lahan Kasar 83 ha

Pemukiman 36 ha

Luas Sawah 191 ha

Bangunan Umum 17 unit

Dari data diatas dapat diketahui di desa Suka Damai terdapat areal persawahan sebanyak 191 ha dengan diikuti lahan kasar sebanyak 83 hal


(56)

sementara areal pemukiman 36 ha dengan panjang jalan 24 km serta bangunan umum yang tersedia sebanyak 17 unit.

3.1.3 Dinamika Penduduk Desa Suka Damai

Desa Suka Damai memiliki jumlah penduduk sebanyak 7933 jiwa dan kepala keluarga sebanyak 2004 kepala keluarga. Dari 7933 penduduk, laki-laki merupakan jenis kelamin yang dominan atau paling banyak di desa Suka Damai. Penduduk di Desa Suka Damai mayoritas beragama muslim. Penduduk asli di desa ini adalah suku jawa.

TABEL 3.2

KLASIFIKASI PENDUDUK DESA SUKA DAMAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN

TAHUN 2010

NO JENIS KELAMIN JUMLAH (JIWA)

1 Laki-laki 3986

2 Perempuan 3947

Jumlah 7933

Dari tabel diatas di Desa Suka damai memiliki jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dan berjenis perempuan tidak jauh berbeda jumlahnya. Hanya terdapat selisih jumlah laki-laki lebih banyak 39 orang dibandingkan jumlah wanita


(57)

TABEL 3.3

KLASIFIKASI PENDUDUK DESA SUKA DAMAI BERDASARKAN AGAMA

TAHUN 2010

NO AGAMA JUMLAH

1 Islam 6261

2 Protestan 1582

3 Katolik 87

4 Budha 3

Jumlah 7933

Dalam tabel dijelaskan bahwa penduduk di desa Suka Damai lebih banyak menganut agama islam. Setelah itu diikuti dengan agama Kristen protestan kemudian agama Kristen katolik.

TABEL 3.4

KLASIFIKASI PENDUDUK DESA SUKA DAMAI BERDASARKAN SUKU BANGSA

TAHUN 2010

NO SUKU JUMLAH 1 Jawa 5612

2 Batak 1684

3 Banjar 164 4 Banten 162 5 Melayu 80

Jumlah 7933

Menurut tabel bahwa di Desa Suka Damai penduduknya didominasi oleh suku jawa dengan jumlah 5612 diikuti oleh suku batak dengan jumlah 1684,


(58)

kemudian suku banjar 164, banten 162 dan terakhir suku melayu sebanyak 80 orang.

TABEL 3.5

PENDUDUK DESA SUKA DAMAI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

TAHUN 2010

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1 Tidak Tamat SD -

2 Tamat SD-SLTP 872

3 Tamat SLTA 244

4 Tamat AK/PT 45

Melihat dari tabel dapat diketahui bahwa Masyarakat di desa Suka Damai tidak ada yang hanya tamatan SD. Di desa Suka Damai masyarakatnya lebih banyak tingkat pendidikannya berada pada tingkat tamat SD-SLTP. Kemudian diikuti tingkat pendidikan tamatan SLTP dan tingkat pendidikan tamatan AK/PT.

TABEL 3.6

KEPALA KELUARGA DI DESA SUKA DAMAI BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN

TAHUN 2010

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 Petani 3701

2 Dagang 50

3 PNS 46

4 Pegawai Swasta 28

5 TNI/POLRI 61

6 Lainnya 1805


(59)

Menurut tabel dijelaskan bahwa penduduk di desa Suka Damai mayoritas bermata pencaharian sebagai petani diikuti dengan pekerjaan lainnya yakni tidak memiliki pekerjaan yang menetap. Kemudian diikuti dengan penduduk yang bekerja sebagai TNI/POLRI, PNS, dagang, dan pegawai swasta.

3.1.4 Gambaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan di Desa Suka Damai

Sejak tahun 2008-2010 desa suka damai telah mendapatkan alokasi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan. Pada tahun 2008 desa suka damai mendapatkan dana sebesar Rp 43.500.000 dimana dialokasikan kepada perbaikan jalan I dan Saluran air. Perbaikan jalan dilakukan bertahap dikarenakan jumlah dana yang diterima pada tahun 2008 masih terbatas dan jumlah nya yang kecil. Pada tahun 2009 desa suka damai menerima lagi dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan sebesar Rp. 50.000.000 dimana dialokasikan ke perbaikan jalan tahap ke II dan pemberian modal usaha pengelasan. Kemudian di tahun 2010 desa suka damai menerima kembali dana sebesar Rp. 54.000.000 dimana dana ini dialokasikan ke pemberian modal usaha jahit-menjahit dan unit usaha desa simpan pinjam.

Proses pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dimulai dengan pemantauan dan evaluasi kondisi desa suka damai dimana hal ini dilakukan untuk melihat yang dibutuhkan oleh desa suka damai dan diikuti dengan penerimaan pengaduan masyarakat untuk meyesuaikan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Keselarasan dengan


(60)

keinginan masyarakat dibutuhkan untuk menciptakan simpati masyarakat dalam hal untuk meningkatkan partisipasi masyarakat demi tercapainya tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan yang maksimal. Setelah menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan di desa suka damai dilakukan sosialisasi baik kepada aparatur desa dan masyarakat. Aparatur desa yang akan menjadi pelaku pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dengan dibantu oleh anggota masyarakat dibekali dengan pemahaman tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan agar dapat melaksanakan dan mensosialisikan kepada masyarakat. Setelah semua telah terpenuhi maka dilakukan proses pelaporan untuk menindaklanjuti implementasi kegiatan yang akan dilakukan di desa suka damai.


(61)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang diperoleh dari lapangan. Penelitian ini telah dilakukan di desa Suka Damai Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan angket (kuesioner) yang telah disebarkan kepada masyarakat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 105 orang.

Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisa data dari koesioner yang telah disebarkan dalam bentuk tabel frekuensi. Data-data yang telah disajikan meliputi data-data tentang identitas respoden dan variabel-variabel penelitian. Untuk pertanyaan yang menyangkut identitas responden tidak dibenarkan skor dan tidak analisa secara kuantitatif sedangkan untuk pertanyaan mengenai variabel penelitian yaitu Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa akan diberikan skor dan akan dianalisa dengan teknik kuantitatif serta menggunakan perhitungan statistik yaitu memakai rumus koefisian korelasi product moment dan uji determinan. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

4.1Identitas Responden

Berdasarkan teknik pengambilan sampel sebagaimana yang telah disampaikan pada bab terdahulu, dengan demikian sampel sebanyak 105 orang dan dapat dikelompokkan menurut karakteristiknya masing-masing. Pengelompokan tersebut berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan


(62)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui identitas responden adalah sebagai berikut:

4.1.1 Usia

Tabel 4.1: Identitas responden berdasarkan usia

NO USIA FREKUENSI PRESENTASE (%)

1 15-25 6 5,7

2 26-35 23 21,9

3 36-45 40 38,1

4 46-55 19 18,1

5 >55 17 16,2

Jumlah 105 100

Sumber: Kuesioner Agustus 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berusia antara 15-25 tahun adalah sebesar 5,7% atau sebanyak 6 orang, 26-35 tahun adalah sebesar 21,9% atau sebanyak 23 orang, 36-45 tahun adalah sebesar 38,1% atau sebanyak 40 orang, 46-55 tahun adalah sebesar 18,1% atau sebanyak 19 orang, >55 tahun adalah sebesar 16,2% atau sebanyak 17 orang. Maka dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berusia 36-45 tahun lebih banyak memberikan respon.


(63)

4.1.2 Jenis Kelamin

Tabel 4.2 : Identitas responden berdasarkan jenis kelamin

NO JENIS KELAMIN FREKUENSI PRESENTASE

(%)

1 Laki-laki 76 72,4

2 Perempuan 29 27,6

Jumlah 105 100

Sumber: Kuesioner Agustus 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 72,4% atau sebanyak 76 orang, sedangkan jumlah responden terkecil adalah yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 27,6% atau sebanyak 29 orang. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 105 sampel, dapat diketahui bahwa jumlah yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak memberikan respon.

4.1.3 Agama

Tabel 4.3: Identitas responden berdasarkan agama

NO AGAMA FREKUENSI PRESENTASE (%)

1 Islam 62 59,2

2 Protestan 29 27,6

3 Katolik 11 10,4

4 Budha 3 2,8


(64)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang beragama islam yaitu sebesar 59,2% atau sebanyak 62 orang, kristen protestan sebesar 27,6% atau sebanyak 29 orang, katolik sebesar 10,4% atau sebanyak 11 orang, budha sebesar 2,8% atau sebanyak 3 orang. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka responden yang beragama islam yang banyak memberikan respon tentang pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan desa.

4.1.4 Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4 :Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir NO PENDIDIKAN TERAKHIR FREKUENSI PRESENTASE (%)

1 SD - -

2 SLTP 56 53,3

3 SLTA 33 31,5

4 AK/PT 16 15,2

Jumlah 105 100

Sumber: Kuesioner Agustus 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden berdasarkan pendidikan terakhir SD tidak ada, SLTP sebesar 53,3% atau sebanyak 56 orang, SLTA sebesar 31,5% atau sebanyak 33 orang, AK/PT sebesar 15,2% atau sebanyak 16 orang. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa jumlah responden dengan pendidikan terakhir SLTP lebih banyak memberikan respon.


(1)

mengganggap bahwa pendidikan itu penting (tabel 4.43), tetapi mengingat kemampuan dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak dalam keluarga nya masih dalam kategori cukup mampu (tabel 4.44) maka tingkat kelulusan anak-anak di desa suka damai lebih banyak cukup sampai pada tingkat SLTA. Kemampuan keluarga di desa suka damai dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya dipengaruhi dengan jumlah pendapatan masyarakat/kepala keluarga di desa tersebut masih dalam kategori cukup atau terbatas.

Mengenai kesadaran masyarakat desa suka damai akan pendidikan telah terjadi perubahan dari masa lalu dengan masa sekarang. Dimana arah perubahan kesadaran akan pentingnya pendidikan semakin baik (tabel 4.45). Kalau dulu masyarakat suka damai hanya berada pada tingkat kelulusan sampai SD atau SLTP tetapi sekarang mayoritas keluarga mengupayakan agar anak-anaknya bisa sampai pada kelulusan SLTA dan masi sedikit keluarga yang mengupayakan anak-anaknya untuk bisa sampai pada kelulusan perguruan tinggi.

Kehadiran PNPM Mandiri Pedesaan dalam memberikan pengaruhnya terhadap peningkatan pendidikan atau tingkat kelulusan masyarakat desa suka damai masih tergolong cukup atau biasa saja dalam memberikan pengaruh (tabel4.46). Dimana PNPM Mandiri Pedesaan hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya itupun lebih kearah pendapatan masyarakat yang pasti juga digunakan untuk biaya pendidikan. Perubahan kelulusan atau peningkatan pendidikan anak-anak suka damai lebih dikarenakan karna kesadaran masyarakat itu sendiri.


(2)

115

sakit. Tetapi mayoritas desa suka damai apabila mengalami sakit pergi ke layanan kesehatan seperti puskesmas ataupun klinik desa. Hal ini dikarenakan karna layanan kesehatan di desa suka damai cukup tersedia (tabel 4.48) dan memberikan layanan yang cukup baik kepada masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sangat baik (tabel 4.49). Kehadiran PNPM Mandiri pedesaan dalam peningkatan keehatan masyarakat cukup memberikan pengaruhnya (tabel 4.50). Pengaruh PNPM Mandiri Pedesaan dalam kesehatan masyarakat yakni sanitasi lingkungan menjadi lebih baik karna pembanngunan saluran air di sepanjang jalan desa dan layanan kesehatan yang ada di setiap desa berjalan maksimal. PNPM Mandiri Pedesaan dalam peningkatan kesehatan dianggap memberikan pengaruh yang lebih bermanfaat bagi masyarakat desa suka damai. Karna memang dirasakan oleh masyarakat secara universal dan memang baik buat masyarakat itu sendiri.


(3)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

1. Pemberdayaan masyarakat berupa pemberdayaan sumber daya manusia (pelatihan, pendampingan), pengembangan kelembagaan( pembimbingan lembaga usaha desa, pemberian dukungan/bantuan lembaga usaha desa, pengkoordinasian lembaga masyarakat usaha desa), sarana dan prasarana( Perbaikan infrastruktur, menciptakan infrastruktur baru), dan pengembangan masyarakat ( penyuluhan, memfasilitasi, pelayanan) tergolong sedang sekitar 81,9% responden tergolong didalamnya. Dan hubungan antara Pemberdayaan masyarakat dengan pembangunan desa juga searah dan signifikan dan tergolong rendah. Hal ini diketahui lewat adanya uji Product Moment atas kedua variabel tersebut yang menghasilkan nilai “r” 0,34.

2. Pembangunan desa tergolong sedang karena dibuktikan lewat 72,4% responden tergolong didalamnya. Adapun pembangunan desa tersebut meliputi pembangunan desa dalam bidang ekonomi ( peningkatan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja), pembangunan desa dalam bidang sosial ( peningkatan pendidikan masyarakat, peningkatan kesehatan masyarakat)

3. Hasil penelitian menunjukkan kalau Ha diterima yaitu adanya hubungan yang signifikan dan searah antara pemberdayaan masyarakat dan pembangunandesa.


(4)

117

6.2 Saran

Program Nasional Pemberdayaan (PNPM) Masyarakat Mandiri Pedesaan ini merupakan kebijakan yang baik, akan tetapi proses pelaksanaan nya sangat kurang berjalan efektif, oleh karna itu ada beberapa saran yakni:

1. Perlunya evaluasi ulang akan orang-orang pelaksana program ini karna kebanyakan pelaku pelaksana yang membuat program ini menjadi kurang mengenai sasaran atau tujuan sebenarnya.

2. Adanya kontol atau pengawasan yang benar-benar berlangsung secara permanen akan pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan ini.

3. Masyarakat harus peka dan sensitive dengan pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan di desa nya sehingga melalui partisipasi masyarakat ini dapat menciptakan perbaikan di desa nya

4. Perlunya pengkajian bantuan dana di selaraskan dengan jumlah penduduk desa agar dapat efektif dalam membangun masyarakat desa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta

Beratha. I Nyoman. 1991. Pembangunan Desa Berwawasan Lingkunga. Jakarta : Bumi Aksara.

Edi.Suharno.2008. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan, Jakarta : Yudish karya

Haw.Widjaja, 2003. Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Grafindo Persada. Faisal Sanafiah. 1981. Menggalang Gerakan Bangun Diri Masyarakat Desa. Surabaya :

Usaha Nasional.

Indra. Yan. 1997. Efektivitas pelaksanaan Program Pembangunan Desa, Medan : Skripsi.

Kuswata. R. Agusthoha. 1985. Manajemen Pembangunan Desa. Yogyakarta : Grafindo Utama.

Marbun BN. 1988. Proses Pembangunan Desa Menyongsong Tahun 2000. Jakarta : Erlangga

Nurlela Kataren.2011. Administrasi Pembangunan, Medan : Sinuraya Richard. M. Steers. 1980. Efektivitas Organisasi. Jakarta : Erlangga. Rukminto. 2003. Pembangunan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Singarimbun, Masri, Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: PT.Alfabeta.

Suryadi. A. 1984. Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung : CV Mandar Maju. Wrihatnolo, Riant. 2007. Pemberdayaan Dalam Pembangunan. Jakarta : Sinar Baru.

Yayuk Y, Mangku P. 2003. Sosiologi Pedesaaan. Yogyakarta : Lapera Pustaka Utama.

Zakaria. 2003. Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta : Liberty.


(6)

Internet

Pengetahuan sosial ,http://id.shvoong.com/social/social-sciences/sociology/1867470-pto-pnpm-mandiri-pedesaan/,diakses pada tanggal 15 Februari 2011 pada pukul 21.35 WIB

PNPM mandiri pedesaan, http://id.wikipedia.org/wiki/PNPM_Mandiri_Pedesaan, Diakses pada tanggal 30 Maret 2011 pada pukul 11.25


Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Studi Pada Simpan Pinjam Perempuan/SPP di Desa Napagaluh, Kec. Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil)

4 34 146

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76