PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF STRATEGI FIRING LINE DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN DANKOMPONENNYA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2011/2012.

(1)

ABSTRAK

ANRI YUSUF NASUTION ( NIM 071255120043 ) Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Strategi firing line Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya Di Kelas XII SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran aktif strategi firing line dengan pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar memperbaiki sistem pengapian dan komponennya di kelas XII smk negeri 1 stabat tahun ajaran 2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XII semester genap yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 3 kelas secara acak yaitu kelas XII1 sebagai kelas eksperimen dan

kelas XII2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui

hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 25 soal.

Hasil penelitian diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 6,68 dengan standar deviasi 1,43, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 6,60 dengan standar deviasi 1,38. Pada pengujian normalitas diperoleh pada kelas eksperimen dengan Lhitung= -0,1190 dan Ltabel= 0,173, untuk kelas kontrol dengan Lhitung=

-0,1170 dan Ltabel= 0,173, sehingga diperoleh Lhitung< Ltabel,maka data kedua kelas

berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,07 dan Ftabel =

1,98, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari kelompok yang

homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran aktif strategi firing line dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 17,64 dengan standar deviasi 1,78 dan kelas kontrol 12,20 dengan standar deviasi 1,04. Hasil uji t diperoleh thitung= 13,27 dan

ttabel= 1,676 sehingga thitung > ttabel (13,27 > 1,676) maka Ha diterima, dengan

demikian hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Aktif strategi Firing Line lebih tinggi dari pada hasil belajar yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada kompetensi dasar memperbaiki sistem pengapian dan kpmponennya di kelas XII SMK N 1 Stabat tahun ajaran 2011/2012.


(2)

ABSTRACT

ANRI YUSUF NASUTION ( 071255120043 ) Differences Model Student Results Using Active Learning Strategies Learning firing line with the Basic Competence Improving Conventional Ignition System Components in Class XII and SMK Negeri 1 Stabat Academic Year 2011/2012. Thesis Faculty of Engineering, State University of Medan, 2012.

This study aims to determine the differences in learning outcomes of students using active learning model the learning strategy with conventional firing line on the basis of competence and improving ignition system components in the country a class XII smk Stabat academic year 2011/2012.

This type of research is experimental research. Population in the study were all students of class XII semester consists of three classes. Sampling was done by random sampling by taking two classes of third grade class XII1 randomized as experimental class and the class as a class XII2 control. The instrument used to determine student learning outcomes is a test of student learning outcomes in the form of multiple-choice question number 25.

The results obtained by the average score of 6.68 pretest experimental class with a standard deviation of 1.43, and the average class pretest control 6.60 with a standard deviation of 1.38. On testing the normality of the class obtained in experiments with Lcount = -0.1190 and Ltabel = 0.173, for control class with Lhitung = -0.1170 and Ltabel = 0.173, in order to obtain Lhitung <Ltabel, then the two classes of data are normally distributed. In the test of homogeneity obtained Ftabel Fcount = 1.07 and = 1.98, so Fcount <Ftabel, then both tables are from a homogenous group. Then given a different treatment, experimental class with a model of active learning strategies and classroom control firing line with the conventional learning models. After learning is completed with the results obtained postes average experimental class with a standard deviation of 17.64 1.78 and 12.20 control class with a standard deviation of 1.04. The test results obtained tcount t = 13.27 and TTable = 1.676 so Tcount> TTable (13.27> 1.676) then Ha is accepted, thus the learning outcomes of students who were taught using active learning model Firing Line strategy is higher than in the study who were taught using conventional teaching on the basis of competence and improving ignition system in the class XII kpmponennya SMK N 1 Stabat academic year 2011/2012.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Aktif Strategi firing line Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya Di Kelas XII SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.

3. Bapak Drs. Sempurna Peranginangin, M.Pd. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNIMED

4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin UNIMED.

5. Bapak Drs.Pudin Saragih,M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin UNIMED.

6. Bapak Drs. Suherman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

7. Bapak Jason Saragi, S.Pd. MM. selaku Kepala Sekolah SMK Swasta Bandung yang telah memberi izin untuk uji coba.


(4)

8. Bapak Anwar Dalimunthe, SPd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Stabat yang telah memberi izin untuk penelitian.

9. Para dosen Teknik Mesin yang terus memberikan semangat dan dukungan. 10. Ayahanda Henri Efendi Nasution dan Ibunda Syawaliah Nur Hasibuan dan abangku Khairul saleh ketiga adekku Ali Rahmat, Nur Jannah dan Sri indah yang selalu mendukung penulis dalam perkuliahan baik doa, semangat dan materi.

11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat, terkhusus teman-teman S1- Ekstensi serta Senior dan Junior penulis Jurusan Teknik Mesin UNIMED.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangannya, baik dari segi isi maupun tata bahasanya. untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan fungsinya dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2012 Penulis,

Anri Yusuf Nasution NIM.071255120043


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Rancangan Eksperimen ………..………..23

Table 3.2 Kisi-Kisi Soal Kognitif ………..………..23

Table 4.1 Distribusi Frekuensi data pos-tes pada kelas eksperimen ...….30

Table 4.2 Distribusi Frekuensi data pos-tes pada kelas kontrol …...……..31

Table 4.3 Pengujian Normalitas Data Penelitian……….….…....31


(6)

Lampiran 1 Silabus……….. 36

Lampiran 2 RPP……….. ………...………. 37

Lampiran 3 Tes PilihanBerganda ……….………... 67

Lampiran 4 Tabel Uji Coba……….………. 74

Lampiran 5 Perhitungan Validitas dan Reabilitas ………...………76

Lampiran 6Analisa Varians Butir soal ……….………... 79

Lampiran 7 Perhitungan TingkatKesukaran Soal ………..……….. 80

Lampiran 8 Perhitungan Daya Beda Soal ………...81

Lampiran 9 Data Hasil Belajar Siswa ………….………...82

Lampiran 10 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Nilai Pretest ……….……….84

Lampiran 11 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Nilai Postest ……….86

Lampiran 12 Perhitungan Normalitas ………...88

Lampiran 13 Perhitungan Homogenitas ………93


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 9

1.Proses belajar mengajar ... 9

2. Belajar aktif ... 11

3. Strategi Firing Line dan pembelajaran ... 14

4. Pembelajarankonvensional ………. 17

5. Hasilbelajar ………. 18

B. Kerangka Konseptual ... 19

C. Pengajuan Hipotesis Penelitian... 21


(8)

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

1. Populasi Penelitian ... 22

C. Rancangan Penelitian ... 22

D. Alat Pengumpul Data ... 23

E. Uji Coba Instrumen ………. 24

1. Uji Validitas………...………... 24

2. Uji Reliabilitas ……….………. 25

3. Uji Tingkat Kesukaran………..………… 25

4. Uji Daya Beda ……….. 26

F. Prosedur Penelitian ... 26

G. Teknik Analisis Data... 27

1. Uji Normalitas Populasi……… 27

2. Uji Homogenitas Populasi………. 28

3. Uji Hipotesis ……….. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi DataHasil Penelitian ……...………... 30

1. Data Hasil Belajar dengan Strategi Firing Line…………..…..30

2. Data Hasil Belajar dengan Pembelajaran Konvensional...… 30

3. Uji Persyaratan Analisis Data………....31

B. PengujianHipotesis ………...………...32

C. Temuan Penelitian ………...32


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..35

B. Saran………....35


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas, terbuka dan demokratis serta mampu bersaing secara terbuka di era globalisasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Indonesia. Kinerja pendidikan menuntut adanya upaya pembenahan dan penyempurnaan berbagai aspek pendidikan yang mendukungnya, seperti : perubahan kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku ajar, melengkapi sarana dan prasarana serta peralatan laboratorium sekolah.

Berdasarkan kenyataan di atas, sewajarnyalah dilakukan perubahan terutama di bidang pendidikan. Proses pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar-mengajar yaitu suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tentunya diperlukan pembelajaran yang aktif. Menurut Silberman M dalam Nurgayah ( 2011:58 ) bahwa saat belajar aktif, para peserta didik melakukan banyak kegiatan. Mereka menggunakan otak dalam mempelajari ide-ide, memecahkan permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi. Untuk mempelajari sesuatu dengan baik, harus


(11)

2

mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikan dengan orang lain. Semua itu diperlukan oleh peserta didik untuk melakukan kegiatan, menggambarkannya sendiri, mencontohkan, mencoba keterampilan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

Memperbaiki Sistem Pengapian adalah mata pelajaran yang menuntut siswa untuk menggunakan pola pikirnya dalam memahami, mengingat dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Memperbaiki Sistem Pengapian merupakan pembelajaran yang pada umumnya berisi teori dan praktek sehingga dibutuhkan pemahaman dan penghapalan dalam mempelajarinya. Pada standar kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian, siswa kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan teori yang telah diperoleh untuk mengaplikasikannya, siswa kesulitan dalam penerapan dan pengembangan-pengembangan teori yang telah disampaikan baik dalam teori maupun praktek, kondisi ini penulis temukan ketika melaksanakan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru yang mengajar standar kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian yang dilakukan di SMK N 1 Stabat, Langkat. Hudri, S.Pd, mengemukakan bahwa” hasil belajar mata diklat Memperbaiki Sistem Pengapian untuk tahun ajaran 2010/2011, hanya 55% siswa yang dapat dikategorikan lulus, dengan standart ketuntasan minimal 7,5”. Berdasarkan wawancara lebih lanjut hal ini di duga disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan didominasi oleh metode konvensional yang berpusat pada guru, guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa saja yang diberikan oleh guru. Hanya


(12)

3

ada beberapa siswa saja yang merasa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, Pada dasarnya, berhasil tidaknya seorang siswa meraih prestasi belajarnya tergantung dari beberapa hal atau beberapa faktor yang mempengaruhinya. Hal ini tentunya tidak diharapkan karena dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Menurut Slameto ( 2010 : 54 ) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar yang meliputi, faktor Jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor Psikologi (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Dewey dalam Nuraini (2003:14) mengemukakan bahwa : “Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri dengan demikian inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Peran guru sekedar sebagai pembimbing dan pengarah.”

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas


(13)

4

belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Untuk itu guru dituntut menciptakan pembelajaran aktif yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan pola pikir siswa, sehingga pembelajaran yang dialami siswa dapat bermakna. Sesuai dengan yang dikemukakan Burton dalam Usman (2004:21): “Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil learn.” Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar, maksudnya guru sebagai pengajar harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Karena selama ini kegiatan belajar hanya ditandai kegiatan satu arah penuangan informasi yaitu dari guru ke siswa. Dalam belajar aktifitas adalah asas yang paling penting, sebab belajar itu sendiri adalah aktifitas. Tanpa aktifitas belajar, tidak mungkin seorang siswa memperoleh hasil dalam belajar di sekolah.

Belajar dengan motivasi yang kuat merupakan syarat agar dapat mencapai sukses yang optimal. Timbulnya motivasi dalam diri siswa harus sengaja diupayakan guru. Guru sebagai motivator harus dapat memotivasi siswa dalam penggalian seluruh potensi yang ada dalam diri setiap siswa. Motivasi merupakan unsur yang paling penting dari pengajaran yang berhasil. Namun kenyataannya guru sebagai motivator dalam pembelajaran belum optimal, yang mengakibatkan timbulnya kondisi yang monoton dan membosankan.


(14)

5

Dalam proses belajar mengajar, hal penting yang dilakukan guru adalah bagaimana strategi atau cara guru untuk membelajarkan siswa. Karena dengan cara yang baik, maka diasumsikan siswa akan memperoleh hasil yang baik pula. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Namun pada kenyataannya, guru sangat sering menggunakan metode pengajaran konvensional seperti: ceramah dan tanya jawab, sehingga mengakibatkan munculnya kondisi yang monoton dan membosankan.

Untuk itu dalam penelitian ini penulis menawarkan suatu model pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian, yang merupakan metode pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran aktif (active learning) strategi firing line. Metode belajar aktif (active learning) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Belajar aktif mengakomodir kebutuhan siswa yang mempunyai modalitas belajar yang berbeda-beda (visual, kinestetik dan auditorial). Dalam belajar aktif guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Kelebihan pembelajaran dengan strategi firing line yaitu dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah, dapat membantu siswa pada hal-hal penting supaya tetap diingat, meningkatkan kreativitas anak didik dalam menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep, mengurangi kebosanan anak


(15)

6

didik, menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan tidak mengekang anak didik. Dengan suasana yang demikian, maka anak didik akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar memperbaiki sistem pengapian siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar Memperbaiki Sistem Pengapian sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

b. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian.

c. Metode pembelajaran konvensional yang masih sering digunakan sehingga munculnya suatu kondisi yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian.

d. Apakah pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian.


(16)

7

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan begitu luasnya identifikasi masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Model pembelajaran Aktif yang diteliti adalah strategi Firing Line.

b. Kemampuan siswa yang dianalisis adalah hasil belajar Memperbaiki Sistem Pengapian.

c. Materi yang diberikan kepada siswa, sebatas materi: Analisa Kerusakan Komponen Sistem Pengapian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang diteliti adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran firing line lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran aktif strategi Firing Line ?

2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional ?

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran aktif strategi firing line dengan pembelajaran konvensional ?


(17)

8

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

a. Bagi guru, sebagai masukan dalam memilih model pembelajaran Aktif strategi Firing Line yang digunakan dalam pembelajaran.

b. Bagi siswa, sebagai pengalaman yang dapat menumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa tetap aktif dan terampil mengkomunikasikan informasi yang diterimanya dan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah, dapat membantu siswa pada hal-hal penting supaya tetap diingat, meningkatkan kreativitas anak didik dalam menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep, mengurangi kebosanan anak didik, menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan tidak mengekang anak didik.


(18)

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Aktif strategi Firing Line lebih tinggi dari pada hasil belajar yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Agar para guru-guru di SMK Negeri 1 Stabat berkenan untuk mencoba menggunakan strategi Firing Line.

2. Agar para pembaca dan kaum intelektual lainnya berkenan untuk melakukan penelitian lanjutan sehubungan dengan penelitian ini pada lokasi dan objek yang berbeda.


(1)

belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Untuk itu guru dituntut menciptakan pembelajaran aktif yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan pola pikir siswa, sehingga pembelajaran yang dialami siswa dapat bermakna. Sesuai dengan yang dikemukakan Burton dalam Usman (2004:21): “Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil learn.” Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar, maksudnya guru sebagai pengajar harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Karena selama ini kegiatan belajar hanya ditandai kegiatan satu arah penuangan informasi yaitu dari guru ke siswa. Dalam belajar aktifitas adalah asas yang paling penting, sebab belajar itu sendiri adalah aktifitas. Tanpa aktifitas belajar, tidak mungkin seorang siswa memperoleh hasil dalam belajar di sekolah.

Belajar dengan motivasi yang kuat merupakan syarat agar dapat mencapai sukses yang optimal. Timbulnya motivasi dalam diri siswa harus sengaja diupayakan guru. Guru sebagai motivator harus dapat memotivasi siswa dalam penggalian seluruh potensi yang ada dalam diri setiap siswa. Motivasi merupakan unsur yang paling penting dari pengajaran yang berhasil. Namun kenyataannya guru sebagai motivator dalam pembelajaran belum optimal, yang mengakibatkan timbulnya kondisi yang monoton dan membosankan.


(2)

Dalam proses belajar mengajar, hal penting yang dilakukan guru adalah bagaimana strategi atau cara guru untuk membelajarkan siswa. Karena dengan cara yang baik, maka diasumsikan siswa akan memperoleh hasil yang baik pula. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Namun pada kenyataannya, guru sangat sering menggunakan metode pengajaran konvensional seperti: ceramah dan tanya jawab, sehingga mengakibatkan munculnya kondisi yang monoton dan membosankan.

Untuk itu dalam penelitian ini penulis menawarkan suatu model pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian, yang merupakan metode pembelajaran yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran aktif (active learning) strategi firing line. Metode belajar aktif (active learning) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Belajar aktif mengakomodir kebutuhan siswa yang mempunyai modalitas belajar yang berbeda-beda (visual, kinestetik dan auditorial). Dalam belajar aktif guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Kelebihan pembelajaran dengan strategi firing line yaitu dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah, dapat membantu siswa pada hal-hal penting supaya tetap diingat, meningkatkan kreativitas anak didik dalam menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep, mengurangi kebosanan anak


(3)

didik, menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan tidak mengekang anak didik. Dengan suasana yang demikian, maka anak didik akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar memperbaiki sistem pengapian siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar Memperbaiki Sistem Pengapian sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

b. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian.

c. Metode pembelajaran konvensional yang masih sering digunakan sehingga munculnya suatu kondisi yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian.

d. Apakah pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Memperbaiki Sistem Pengapian.


(4)

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan begitu luasnya identifikasi masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Model pembelajaran Aktif yang diteliti adalah strategi Firing Line.

b. Kemampuan siswa yang dianalisis adalah hasil belajar Memperbaiki Sistem Pengapian.

c. Materi yang diberikan kepada siswa, sebatas materi: Analisa Kerusakan Komponen Sistem Pengapian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang diteliti adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran firing line lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran aktif strategi Firing Line ?

2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional ?

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran aktif strategi firing line dengan pembelajaran konvensional ?


(5)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

a. Bagi guru, sebagai masukan dalam memilih model pembelajaran Aktif strategi Firing Line yang digunakan dalam pembelajaran.

b. Bagi siswa, sebagai pengalaman yang dapat menumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa tetap aktif dan terampil mengkomunikasikan informasi yang diterimanya dan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah, dapat membantu siswa pada hal-hal penting supaya tetap diingat, meningkatkan kreativitas anak didik dalam menyampaikan pendapatnya tentang suatu konsep, mengurangi kebosanan anak didik, menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan tidak mengekang anak didik.


(6)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Aktif strategi Firing Line lebih tinggi dari pada hasil belajar yang diajar dengan menggunakan pembelajaran Konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Agar para guru-guru di SMK Negeri 1 Stabat berkenan untuk mencoba menggunakan strategi Firing Line.

2. Agar para pembaca dan kaum intelektual lainnya berkenan untuk melakukan penelitian lanjutan sehubungan dengan penelitian ini pada lokasi dan objek yang berbeda.


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

2 11 150

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TIPE STAD BERDASARKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS XII PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012

0 7 125

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

0 7 160

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII ANTARA PEMBELAJARAN KREATIF DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI SMPN 4 NATAR TAHUN AJARAN 2012-2013

0 4 50

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 5 SUNGAILANGKA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 22 38

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X5 DI SMA NEGERI 1 SAWANG

0 0 10

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMIK FISIKA DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 LABUAPI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN - PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) DENGAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2

0 0 14

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI GENDONGAN 02 DAN 03 KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015 SKRIPSI

0 0 15