Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB II

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Persalinan

2.1.1 Definisi Persalinan

Persalinan adalah kejadian fisiologis yang normal terjadi dalam hidup seorang wanita. Persalinan merupakan proses pengeluaran janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan pembesaran pada serviks sebagai kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul sangat kecil dan kemudian terus meningkat sampai pada puncak pembukaan yang lengkap sehingga janin siap untuk dikeluarkan dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat medis serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang sudah cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Rohani,et al, 2011)

Nolan,(2003) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Persalinan adalah suatu kerja yang sangat keras,


(2)

yang membuat calon ibu merasa tidak sanggup bertahan sampai prosesnya selesai dan yang dibutuhkan di sini adalah sebanyak mungkin dukungan dari bidan dan pendukung kelahiran.

2.2 .Macam-Macam Persalinan

2.2.1. Persalinan normal

Depkes RI (2004), mengatakan bahwa persalinan normal yaitu proses pengeluaran janin yang terjadi pada kelahiran cukup bulan (37-40 minggu), lahir melalui jalan lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24 jam,persalinan dikatakan normal apabila tidak ada komplikasi dan persalinan dilakukan dengan tenaga ibu sendiri dan Lama persalinan tidak boleh lebih dari 24 jam (Oxom, 2010).

2.2.2. Persalinan bantuan

Mochtar (2011), menyatakan bahwa proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar, dapat disebut juga dengan persalinan luar biasa (abnormal) yaitu persalinan dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut atau dengan melakukan operasi caesarea 2.3 Stres dan Kecemasan pada Ibu Primipara


(3)

Stres dan kecemasan menjelang persalinan umumnyadialami oleh ibu yang baru pertama kali melahirkan (Primipara). Meskipun persalinan adalah suatu hal yang wajar terjadi dalam hidup seseorang, Namun dalam menghadapi proses persalinan selalu terjadi beberapa perubahan diantaranya perubahan fisik,dan psikologis yang dimulai dari terjadinya kontraksi rahim, pembukaan serviks, dan pengeluaran bayi serta plasenta yang di akhiri dengan perjumpaan awal antara ibu dan bayi (Saifuddin,2001)

Stres dan kecemasan dapat terjadi pada semua persalinan baik pada persalinan primipara, multipara, primigravida ataupun multigravida Felman et al (dalam Aryasatiani,2005) dalam penelitiannya menemukan lebih dari 12% ibu Primipara yang mengatakan bahwa mereka mengalami stres dan cemas pada saat melahirkan dimana pengalaman tersebut merupakan saat saat menegangkan dalam hidup mereka yang disertai rasa takut maupun rasa sakit sehingga menimbulkan stress yang mengakibatkan pengeluaran adrenalin. Hal tersebut dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah


(4)

dan dapat mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke rahim sehingga hal ini membuat terjadinya penurunan kontraksi rahim yang akan menyebabkan proses persalinan semakin lama.

Menurut Lumongga (2011)Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab kecemasan sampai stres. Ibu yang mengalami stres dan cemas selama hamil dan sampai pada proses persalinan, dapat mempengaruhi perkembangan dan Fisiologis dan psikologis bayi. Apa yang dipikirkan seorang ibu hamil memiliki hubungan fisik langsung terhadap perkembangan anak dalam rahim. Sehingga stres dan kecemasan yang tidak berkesudahan dapar menyebabkan kelahiran prematur,berat badan dibawah rata-rata,hiperaktif dan mudah marah (Pieter&Lumongga,2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Iis Riawati

Simamora tentang “ Perbedaan tingkat Stres dan

kecemasan pada Ibu Primipara dan Multipara dalam

menghadapi persalinan di Medan pada tahun 2008’’.

Dimana hasil penelitian dari beberapa rumah bersalin di Medan tahun 2008 yang menunjukan


(5)

bahwa lebih dari 50 % ibu bersalin mengalami stres dan kecemasan dengan hasil penelitian pada ibu primipara yang mengalami tingkat stres dan kecemasan sedang yaitu sebesar 81,3 % dan pada multipara yang mengalami stres dan kecemasan ringan sebesar 65%.

2.3.1 Dampak Stres dan Kecemasan pada Ibu Primipara a) Baby Blues syndrome

Baby blues syndrom Menurut Zulkifli (2007) adalah suatu kondisi dimana muncul perasaan sedih yang dialami oleh para ibu yang baru saja melahirkan dan Kondisi ini biasanya terjadi pada 14 hari pertama pada ibu pasca melahirkan dan cenderung memburuk pada 3 atau 4 hari setelah itu. Namun jika ibu mengalami kondisi yang sama melebihi batas normal yaitu 2 minggu, maka disarankan agar ibu berkonsultasi dengan dokter, karena dikhawatirkan ibu mengalami Postpartum Depression. Sedangkan menurut Tofan (2006), baby blues syndrome adalah kondisi yang biasa terjadi pada 50% ibu yang baru selesai melahirkan biasa terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat persalinan.


(6)

Depresi postpartum Menurut Bobak (2004) adalah gangguan suasana hatipada ibu postpatum yang tejadi dalam enam bulan setelah melahirkan. Sedangkan (Yulianti,2010) juga menjelaskan tentang depresi postpartum yaitu suatu keadaan emosional yang ditunjukkan oleh ibu pasca melahirkan denganmengekspresikan rasa lelah, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan.

c) Postpartum psychosis

Postpartum psychosis menurut Hadi (2004) merupakan bentuk depresi postpartum yang parah dan membutuhkan penanganan medis secepat mungkin.Kondisi ini jarang terjadi,dan mempengaruhi 1 dari antara 1000 perempuan yang melahirkan. Gejalanya meliputi kegelisahan yang amat kuat,perilaku yang menunjukan kebingungan,perasaan hilang harapan dan,insomnia,halusinasi,hiperaktif dan bicara cepat. Penanganan medis harus dilakukan segera mungkin dengan memasukan penderita ke rumah sakit,karena kondisi ini biasanya disertai risiko bunuh diri atau menyakiti bayi Kartono (2002).


(7)

Menurut Sarafino (2006) dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari orang-orang sekitar. Sementara dukungan sosial yang didefinisikan oleh Lahey (dalam Sari, 2012) adalah informasi yang didapatkandari teman-teman dan orang orang sekitar yangdapat memberikan nasihat, bantuan, dan juga dapat memberikan kenyamanan pada individu tersebut . Menurut Taylor (2003), dukungan sosial adalah informasi yang diterima individu dari orang lain bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dihargai bernilai dan merupakan bagian dari kelompok komunitas yang saling membutuhkan satu sama lain diantaranya seperti orang tua, suami atau orang yang dicintai, sanak keluarga dan teman.

Menurut Sarafino (2006), ada lima Jenis dukungan sosial, yaitu:

1. Dukungan emosional

Dukungan emosional yaitu ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut prihatin kepada seseorang. Dukungan seperti ini membuat penerima dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa dimiliki dan dicintai ketika individu tersebut


(8)

mengalami stres, dukungan emosional ini juga dapat memberi bantuan dalam bentuk semangat,kehangatan personal, dan cinta.

2. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah ketika seseorang memberikan penghargaan positif kepada orang yang sedang stres, serta memberikan dorongan atau persetujuan terhadap ide ataupun perasaan individu, dan melakukan perbandingan positif antara individu dengan orang lain. Dukungan ini dapat membuat individu yang menerima dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa dirinya bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika individu mengalami stres karena sulitnya tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas tersebut.

3. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang paling sederhana untuk didefinisikan, yaitu dukungan yang berupa bantuan yang diberikan


(9)

secara langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.

4. Dukungan informasi

Dukungan informasi merupakan jenis dukungan yang diberikan dengan cara menyarankan beberapa pilihan tindakan yang dapat diberikan kepada penerima dukungan dalam mengatasimasalah yang membuatnya stres yang terdiri dari nasehat, arahan, saran ataupun penilaian kepada individu tentang bagaimana individu tersebut melakukan sesuatu. Misalnya individu mendapatkan informasi dari dokter ataupun orang sekitar individu tentang bagaimana mencegah penyakitnya yang kambuh kembali.

5. Dukungan Kelompok

Dukungan kelompok merupakan dukungan yang dapat membuat individu merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dimana anggota-anggotanya saling berbagi satu dengan yang lainya. Misalnya menemani orang yang sedang stres ketika beristirahat atau berekreasi.


(10)

2.4.1 Sumber Dukungan Sosial

Dukungan sosial dapat bersumber dari berbagai pihak yang ada disekitar kita. Sarafino (2006) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Dukungan sosial yang berasal dan bersumber dari orang-orang yang selalu ada sepanjang hidup kita, yang selalu bersama dengan kita dan mendukung kita. Misalnya: keluarga dekat, pasangan (suami atau istri), atau teman dekat. b. Dukungan sosial yang berasal dan bersumber

dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidup kita dan cenderung berubah sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

c. Dukungan sosial yang berasal dan bersumber dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan kepada kita namun menghasilkan peran yang sangat cepat berubah. Hal ini


(11)

meliputi dokter atau tenaga ahli atau profesional, dan juga keluarga jauh.


(1)

Depresi postpartum Menurut Bobak (2004) adalah gangguan suasana hatipada ibu postpatum yang tejadi dalam enam bulan setelah melahirkan. Sedangkan (Yulianti,2010) juga menjelaskan tentang depresi postpartum yaitu suatu keadaan emosional yang ditunjukkan oleh ibu pasca melahirkan denganmengekspresikan rasa lelah, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan.

c) Postpartum psychosis

Postpartum psychosis menurut Hadi (2004) merupakan bentuk depresi postpartum yang parah dan membutuhkan penanganan medis secepat mungkin.Kondisi ini jarang terjadi,dan mempengaruhi 1 dari antara 1000 perempuan yang melahirkan. Gejalanya meliputi kegelisahan yang amat kuat,perilaku yang menunjukan kebingungan,perasaan hilang harapan dan,insomnia,halusinasi,hiperaktif dan bicara cepat. Penanganan medis harus dilakukan segera mungkin dengan memasukan penderita ke rumah sakit,karena kondisi ini biasanya disertai risiko bunuh diri atau menyakiti bayi Kartono (2002).


(2)

Menurut Sarafino (2006) dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari orang-orang sekitar. Sementara dukungan sosial yang didefinisikan oleh Lahey (dalam Sari, 2012) adalah informasi yang didapatkandari teman-teman dan orang orang sekitar yangdapat memberikan nasihat, bantuan, dan juga dapat memberikan kenyamanan pada individu tersebut . Menurut Taylor (2003), dukungan sosial adalah informasi yang diterima individu dari orang lain bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dihargai bernilai dan merupakan bagian dari kelompok komunitas yang saling membutuhkan satu sama lain diantaranya seperti orang tua, suami atau orang yang dicintai, sanak keluarga dan teman.

Menurut Sarafino (2006), ada lima Jenis dukungan sosial, yaitu:

1. Dukungan emosional

Dukungan emosional yaitu ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut prihatin kepada seseorang. Dukungan seperti ini membuat penerima dukungan merasa nyaman, tentram kembali, merasa dimiliki dan dicintai ketika individu tersebut


(3)

mengalami stres, dukungan emosional ini juga dapat

memberi bantuan dalam bentuk

semangat,kehangatan personal, dan cinta. 2. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah ketika seseorang memberikan penghargaan positif kepada orang yang sedang stres, serta memberikan dorongan atau persetujuan terhadap ide ataupun perasaan individu, dan melakukan perbandingan positif antara individu dengan orang lain. Dukungan ini dapat membuat individu yang menerima dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa dirinya bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika individu mengalami stres karena sulitnya tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas tersebut.

3. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan yang paling sederhana untuk didefinisikan, yaitu dukungan yang berupa bantuan yang diberikan


(4)

secara langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.

4. Dukungan informasi

Dukungan informasi merupakan jenis dukungan yang diberikan dengan cara menyarankan beberapa pilihan tindakan yang dapat diberikan kepada penerima dukungan dalam mengatasimasalah yang membuatnya stres yang terdiri dari nasehat, arahan, saran ataupun penilaian kepada individu tentang bagaimana individu tersebut melakukan sesuatu. Misalnya individu mendapatkan informasi dari dokter ataupun orang sekitar individu tentang bagaimana mencegah penyakitnya yang kambuh kembali.

5. Dukungan Kelompok

Dukungan kelompok merupakan dukungan yang dapat membuat individu merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dimana anggota-anggotanya saling berbagi satu dengan yang lainya. Misalnya menemani orang yang sedang stres ketika beristirahat atau berekreasi.


(5)

2.4.1 Sumber Dukungan Sosial

Dukungan sosial dapat bersumber dari berbagai pihak yang ada disekitar kita. Sarafino (2006) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Dukungan sosial yang berasal dan bersumber dari orang-orang yang selalu ada sepanjang hidup kita, yang selalu bersama dengan kita dan mendukung kita. Misalnya: keluarga dekat, pasangan (suami atau istri), atau teman dekat. b. Dukungan sosial yang berasal dan bersumber

dari individu lain yang sedikit berperan dalam hidup kita dan cenderung berubah sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

c. Dukungan sosial yang berasal dan bersumber dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan kepada kita namun menghasilkan peran yang sangat cepat berubah. Hal ini


(6)

meliputi dokter atau tenaga ahli atau profesional, dan juga keluarga jauh.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB IV

4 16 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah

0 0 20