Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB I

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang normal terjadi dalam hidup seorang wanita dan juga merupakan suatu peristiwa yang membahagiakan. Persalinan sendiri adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yaitu Janin dan uri yang sudah cukup bulan dan sudah bisa hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba,2010). Banyak ibu yang mengalami stres atau cemas dalam menghadapi persalinan terutama bagi ibu yang pertama kali mengalami hal tersebut atau yang biasa kita kenal dengan istilah ibu primipara. Primipara sendiri berarti seseorang yang melahirkan anak untuk pertama kalinya (Varney,2006). Menghadapi kehamilan dan persalinan, ibu primipara cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi karena persalinan ini sendiri merupakan sesuatu yang meyangkut pertaruhan mati dan hidup seorang ibu (Maulana,2008). Kehamilan dan persalinan juga merupakan suatu perubahan hormonal, dan merupakan bagian dari respon ibu terhadap persalinan yang dapat menimbulkan stres, sehingga terjadi perubahan mood pada ibu dan hal ini hampir


(2)

sama seperti mereka akan menstruasi atau menopause (Lowdermilk & Jensen, 2005). Stres atau perasaan tertekan yang dirasakan oleh ibu dapat mempengaruhi dan merugikan bayi lewat perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil, hal ini dapat meningkatkan detak jantung dan hormon stres. Stres psikologis ini memiliki efek fisik yang kuat pada persalinan. Hormon stres sperti adrenalin berinteraksi dengan reseptor-beta didalam otot uterus sehingga menghambat persalinan (Cluett,2000). Pada ibu hamil yang mempunyai tingkat stres tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi premature bahkan keguguran (Hartati,2010). Ibu yang mengalami stres sudah pasti mengalami tekanan yang sangat berat saat melahirkan. Faktor lainnya yaitu karena proses persalinan yang membuat trauma pada ibu dan juga kurangnya dukungan pada saat kehamilan dan persalinan (Junita, 2007)

Perasaan Cemas menjelang kelahiran bayi dialami oleh sebagian besar wanita baik yang pertama kali melahirkan (Primipara) maupun yang kedua kalinya atau lebih (Multipara). Mengidentifikasi bahwa kelahiran bayi pertama merupakan salah satu peristiwa yang paling membuat stres dalam kehidupan seorang ibu, maka hasil penelitian menunjukan bahwa ibu primipara cenderung memiliki tingkat stres, nyeri dan cemas yang lebih tinggi dibandingkan dengan multipara


(3)

(Henderson,2005). Ketika seorang ibu akan menghadapi proses persalinan dan diiringi dengan ketakutan, stres, cemas, serta tegang, tidak yakin pada dirinya sendiri, maka ketegangan ini akan menyebabkan tekanan pada serviks dan rahim, sehingga banyak menimbulkan rasa sakit bagi ibu (Ross,2005). Ketakutan saat akan melahirkan lebih dirasakan oleh ibu yang baru pertama kali melahirkan dikarena belum ada pengalaman hamil serta melahirkan sebelumnya (Fitri,2007). Angka kejadian stres post partum cukup tinggi yakni 26.000 – 85.000. Dari beberapa penelitian dijelaskan bahwa ada 50 % ibu yang mengalami stres dan depresi setelah melahirkan dan ibu yang mengalami perasaan sedih setelah melahirkan atau yang sering disebut dengan stres post partum sebanyak 80% (Kasdu,2003).

Di Amerika Serikat ibu yang bersalin merasa terisolasi didalam ruangan karena tidak memperoleh dukungan dari suami atau anggota keluarga. Menurut Maulana (2009) di Amerika Serikat, sekitar 30% ibu yang melahirkan mengalami depresi pasca melahirkan (Oxorn dan Forte, 2010). Penelitian yang di lakukan oleh Julkunen & Liukonnen (2007) di Rumah sakit Kuopio, Finlandia tentang pendamping persalinan yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa sebagian besar suami merasa kurang nyaman selama mendampingi istrinya bersalin


(4)

dan perasaan ini biasanya dialami pada pengalaman pertama seorang suami saat mendampingi istinya bersalin dalam kelahiran anak pertama, sedangkan di negara berkembang seperti Afrika ada beberapa rumah sakit besar yang terlalu dipadati oleh persalinan resiko rendah sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan (Amalia,2009). Angka kematian ibu (AKI) di indonesia sangat tinggi jika dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya berdasarkan data SDKI 2002/2003 terdapat 10.000 kelahiran dan 307 di antaranya harus berakhir dengan kematian, yang disebabkan oleh hal-hal yang masih ada kaitannya dengan stres selama kehamilan dan persalinan (Sunarsih,2010). Penyebab lain yang memicu tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah kurangnya peran keluarga khususnya suami dalam proses persalinan karena tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan suami pada masa kehamilan dan persalinan sangat dibutuhkan untuk menenangkan kondisi fisik istri akibat stres yang berlebihan Sholihah (2008). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aswinigrum (2009) terhadap 200 ibu primipara, diperoleh hasil bahwa ada sekitar 86,2% ibu yang menyatakan perasaan senang dan nyaman saat proses persalinan didampingi oleh suami sedangkan 13,8% ibu yang menyatakan bahwa perasaan senang dan bahagia pada saat proses


(5)

persalinan di dampingi oleh anggota keluarga lain khususnya ibu kandung. Hal yang sama juga didukung oleh penelitian Suririnah (2009) yang menjelaskan bahwa keikutsertaan suami selama proses persalinan merupakan hal penting bagi seorang ibu, karena dengan hadirnya suami akan mendukung ibu saat mengalami stres berat dan kondisi stres ibu akan meningkatkan rasa cemas sehingga berakhir dengan depresi.

Di Indonesia sendiri tidak semua rumah sakit mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya ikut menemani ibu di ruang bersalin Cholifah (2009). Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didampingi oleh suami atau anggota keluarga lain dengan alasan kehadiran suami ataupun anggota keluarga lainnya hanya menggangu kosentrasi petugas medis yang membantu ibu dalam menjalani proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang operasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar (Sholihah, 2004)

Penelitian lain tentang Pendamping Persalinan yang dilakukan oleh Sitepu, (2014); Nolan, (2003) di Sumatera Utara yang menjelaskan bahwa pada umumnya, kaum suami sulit untuk diminta mendampingi istri saat melahirkan dengan berbagai alasan yaitu tidak tega melihat istinya sendiri mengerang kesakitan atau tidak sanggup melihat darah dan yang paling menyakitkan adalah bila suami mengatakan bahwa


(6)

dia tidak tega bila anak yang dilahirkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Alasan-alasan yang muncul ini biasanya dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan pengalaman sosial budaya seseorang sehingga mereka tidak melihat fenomena yang biasanya terjadi dikalangan ibu melahirkan apalagi pada ibu primipara yang baru pernah mengalami hal tersebut, padahal jika suami turut serta dalam mendampingi serta melihat sendiri perjuangan mati dan hidup sang istri saat melahirkan anak, maka suami akan lebih menghargai dan menjaga setelah melihat pengorbanan istri saat persalinan.

Pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 373.000 orang ibu hamil, dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak 107.000 orang (28,7%) (Depkes RI 2008). Dari data Profil Kesehatan Provinsi Lampung terdapat 113.976 ibu hamil dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi proses persalinan sebanyak 9,897 orang (8,68%) (Dinkes,2009) dan Untuk Kabupaten Lampung Tengah terdapat 8,848 ibu hamil dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak 5,355 orang (59,8%) (Dinkes,2009) sedangkan seluruh populasi di Pulau Sumatera terdapat 679,873 orang (52,3%) (Depkes RI 2008).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darsana (2009) bahwa para ibu yang didampingi seorang sahabat atau suami


(7)

selama proses persalinan,memiliki resiko lebih kecil untuk mengalami komplikasi dengan tindakan medis daripada mereka yang tanpa didampingi oleh keluarga dalam menjalani persalinan. Selain itu, Ibu yang di dampingi oleh orang-orang terdekat saat proses persalinan akan berlangsung lebih cepat dan lebih mudah.

Dalam penelitian Musbikin (2005) juga ditemukan bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa ketenangan bagi ibu serta menjauhkan ibu dari stres dan kecemasan yang dapat mempersulit proses persalinan,kehadiran suami akan memberikan hal yang positif secara psikologis dan berdampak positif pada kesiapan ibu secara fisik.

Dukungan sosial pada ibu primipara ini sangat penting untuk diteliti karena proses persalinan ini merupakan suatu hal yang menegangkan terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan hal-hal menegangkan tersebut seperti stres, cemas, depresi bahkan sampai kematian sehingga diperlukan sosok pendamping selama proses persalinan agar dapat memberikan kekuatan tersendiri bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan sosial dapat berupa dorongan, motivasi, terhadap ibu bersalin baik secara moral maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi,


(8)

penilaian, dan financial. Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman serta memberi penguatan pada ibu saat proses persalinan berlangsung dan hasilnya akan mengurangi durasi kelahiran dan juga pastinya akan mengurangi stressor pada ibu saat menghadapi persalinan.

1.2 Fokus penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah dukungan sosial pada ibu bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Fokus ini diambil karena peneliti ingin mengetahui gambaran dukungan sosial yang diberikan pada ibu bersalin khususnya ibu primipara di Desa Lilibooi, Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana gambaran dukungan sosial yang diberikan pada ibu primipara di Desa Lilibooi, Kecamatan Leihitu Barat Provinsi Maluku.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengetahui jenis dukungan sosial yang diberikan pada ibu bersalin (Primipara).


(9)

1.3.2.2 Mengetahui dampak dukungan sosial yang diberikan pada ibu bersalin (Primipara)

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Teorietis

Mampu memberi tambahan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan keperawatan Maternitas yang berhubungan dengan Dukungan sosial pada Ibu bersalin (Primipara) di desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.

1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan

Menambah Evidence base tentang pengaruh Dukungan sosial keluarga pada ibu bersalin (Primipara) .

1.4.2.2 Keluarga dan Partisipan

Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi kepada keluarga dan partisipan tentang arti penting dukungan sosial pada ibu bersalin khususnya pada ibu primipara.

1.4.2.3 Peneliti selanjutnya

Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait dukungan sosial pada ibu bersalin khususnya ibu primipara


(10)

Menerapkan ilmu yang di peroleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya dukungan sosial pada ibu primipara.

1.4.2.5 Manfaat terkait praktik Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi untuk tindakan keperawatan pada ibu bersalin agar juga melibatkan keluarga sebagai dukungan sosial bagi ibu bersalin sehingga tindakan keperawatan yang diberikan bisa lebih bersifat komprehensif.


(1)

persalinan di dampingi oleh anggota keluarga lain khususnya ibu kandung. Hal yang sama juga didukung oleh penelitian Suririnah (2009) yang menjelaskan bahwa keikutsertaan suami selama proses persalinan merupakan hal penting bagi seorang ibu, karena dengan hadirnya suami akan mendukung ibu saat mengalami stres berat dan kondisi stres ibu akan meningkatkan rasa cemas sehingga berakhir dengan depresi.

Di Indonesia sendiri tidak semua rumah sakit mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya ikut menemani ibu di ruang bersalin Cholifah (2009). Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didampingi oleh suami atau anggota keluarga lain dengan alasan kehadiran suami ataupun anggota keluarga lainnya hanya menggangu kosentrasi petugas medis yang membantu ibu dalam menjalani proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang operasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar (Sholihah, 2004)

Penelitian lain tentang Pendamping Persalinan yang dilakukan oleh Sitepu, (2014); Nolan, (2003) di Sumatera Utara yang menjelaskan bahwa pada umumnya, kaum suami sulit untuk diminta mendampingi istri saat melahirkan dengan berbagai alasan yaitu tidak tega melihat istinya sendiri mengerang kesakitan atau tidak sanggup melihat darah dan yang paling menyakitkan adalah bila suami mengatakan bahwa


(2)

dia tidak tega bila anak yang dilahirkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Alasan-alasan yang muncul ini biasanya dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan pengalaman sosial budaya seseorang sehingga mereka tidak melihat fenomena yang biasanya terjadi dikalangan ibu melahirkan apalagi pada ibu primipara yang baru pernah mengalami hal tersebut, padahal jika suami turut serta dalam mendampingi serta melihat sendiri perjuangan mati dan hidup sang istri saat melahirkan anak, maka suami akan lebih menghargai dan menjaga setelah melihat pengorbanan istri saat persalinan.

Pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 373.000 orang ibu hamil, dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak 107.000 orang (28,7%) (Depkes RI 2008). Dari data Profil Kesehatan Provinsi Lampung terdapat 113.976 ibu hamil dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi proses persalinan sebanyak 9,897 orang (8,68%) (Dinkes,2009) dan Untuk Kabupaten Lampung Tengah terdapat 8,848 ibu hamil dan yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan sebanyak 5,355 orang (59,8%) (Dinkes,2009) sedangkan seluruh populasi di Pulau Sumatera terdapat 679,873 orang (52,3%) (Depkes RI 2008).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darsana (2009) bahwa para ibu yang didampingi seorang sahabat atau suami


(3)

selama proses persalinan,memiliki resiko lebih kecil untuk mengalami komplikasi dengan tindakan medis daripada mereka yang tanpa didampingi oleh keluarga dalam menjalani persalinan. Selain itu, Ibu yang di dampingi oleh orang-orang terdekat saat proses persalinan akan berlangsung lebih cepat dan lebih mudah.

Dalam penelitian Musbikin (2005) juga ditemukan bahwa kehadiran suami atau kerabat dekat akan membawa ketenangan bagi ibu serta menjauhkan ibu dari stres dan kecemasan yang dapat mempersulit proses persalinan,kehadiran suami akan memberikan hal yang positif secara psikologis dan berdampak positif pada kesiapan ibu secara fisik.

Dukungan sosial pada ibu primipara ini sangat penting untuk diteliti karena proses persalinan ini merupakan suatu hal yang menegangkan terutama bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan hal-hal menegangkan tersebut seperti stres, cemas, depresi bahkan sampai kematian sehingga diperlukan sosok pendamping selama proses persalinan agar dapat memberikan kekuatan tersendiri bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan sosial dapat berupa dorongan, motivasi, terhadap ibu bersalin baik secara moral maupun material serta dukungan fisik, psikologis, emosi, informasi,


(4)

penilaian, dan financial. Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman serta memberi penguatan pada ibu saat proses persalinan berlangsung dan hasilnya akan mengurangi durasi kelahiran dan juga pastinya akan mengurangi stressor pada ibu saat menghadapi persalinan.

1.2 Fokus penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah dukungan sosial pada ibu bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Fokus ini diambil karena peneliti ingin mengetahui gambaran dukungan sosial yang diberikan pada ibu bersalin khususnya ibu primipara di Desa Lilibooi, Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana gambaran dukungan sosial yang diberikan pada ibu primipara di Desa Lilibooi, Kecamatan Leihitu Barat Provinsi Maluku.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengetahui jenis dukungan sosial yang diberikan pada ibu bersalin (Primipara).


(5)

1.3.2.2 Mengetahui dampak dukungan sosial yang diberikan pada ibu bersalin (Primipara)

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Teorietis

Mampu memberi tambahan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan keperawatan Maternitas yang berhubungan dengan Dukungan sosial pada Ibu bersalin (Primipara) di desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.

1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan

Menambah Evidence base tentang pengaruh Dukungan sosial keluarga pada ibu bersalin (Primipara) .

1.4.2.2 Keluarga dan Partisipan

Sebagai bahan masukan dan memberikan informasi kepada keluarga dan partisipan tentang arti penting dukungan sosial pada ibu bersalin khususnya pada ibu primipara.

1.4.2.3 Peneliti selanjutnya

Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait dukungan sosial pada ibu bersalin khususnya ibu primipara


(6)

Menerapkan ilmu yang di peroleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya dukungan sosial pada ibu primipara.

1.4.2.5 Manfaat terkait praktik Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan suatu informasi untuk tindakan keperawatan pada ibu bersalin agar juga melibatkan keluarga sebagai dukungan sosial bagi ibu bersalin sehingga tindakan keperawatan yang diberikan bisa lebih bersifat komprehensif.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 52

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB IV

4 16 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah

0 0 20