ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF KEPADA NASABAH PADA PT. BANK BPD BALI PERIODE 2014-2015.

(1)

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF KEPADA NASABAH PADA PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG

RENON PERIODE 2014-2015

Oleh :

NI MADE RISMANDANI NIM : 1306023003

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan Dan

Perbankan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing , serta diuji pada tanggal : ...

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : Drs.I Made Dana.,MM ...

2. Sekretaris : I Made Jatra.,SE.,MM ...

Mengetahui,

Ketua Program Diploma Pembimbing

Drs. Komang Ardana.,MM Drs. I Made Dana.,MM


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/TuhanYang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya maka Tugas Akhir Studi yang Berjudul ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF KEPADA NASABAH PADA PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG RENON PERIODE 2014-2015”.

Penulis memyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.I Nyoman Mahaendra Yasa,SE.,M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana

2. Ibu Prof.Dr.Ni Nyoman Kerti Yasa,SE.,M.S selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

3. Bapak Drs. I Komang Ardana .MM. selaku ketua program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana .

4. Bapak Drs.I Made Dana,MM , selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi ini.

5. Bapak I Made Jatra,SE.,MM selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Udayana.

7. Bapak I Made Sudja, B.Sc., S.Sos., Selaku Direktur Utama PT.Bank Pembangunan Daerah Bali yang telah memberikan izin untuk mengunakan data.

8. Bapak I Nyoman Suastika,SE.,Selaku Kepala Bagian Divisi Kredit PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Pusat Denpasar,Dan Seluruh Pegawai yang telah memberikan bimbingan pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali.

9. Seluruh Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan moral dan memberikan nasehat selama masa perkuliahan dan dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan sesuai harapan.

10.Seluruh teman-teman Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana angkatan 2013 dan seluruh mahasiswa yang berada


(4)

di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kebersamaan dan dukungan selama penulis menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar,


(5)

Judul : ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF KEPADA NASABAH PADA PT.BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI KANTOR CABANG RENON

Nama : Ni Made Rismandani Nim : 1306023003

ABSTRAK

Bank BPD adalah suatu lembaga keuangan milik pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyaluran kredit disamping jug memberikan jasa-jasa lainnya dibidang keuangan, dari hasil penyaluran kredit ini, bank akan memperoleh keuntungan

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan peretujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu yang tertentu dengan pemberian bunga. Namun dalam realisasinya, penyaluran kredit oleh bank belum tentu berjalan dengan lancar karena tidak semua nasabah dapat mengembalikan kredit sesuai dengan perjanjian.

Dalam penelitian yang dilakukan , jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui secara langsung mengenai prosedur pemberian kredit konsumtif kepada nasabah pada Bank BPD Bali. Sumber data yang digunakan adalah data skunder.semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumetasi.teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif.

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana analisis kredit konsumtif kepada nasabah pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Renon periode 2014-2015


(6)

DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... V DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Masalah ... 1

1.2Tujuan ... 3

1.3Kegunaan Penelitian ... 4

1.4Sistematika Penyajian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5

2.1.1 Pengertian Perbankan ... 6

2.1.2 Jenis-Jenis Bank ... 8

2.1.3 Pengertian Kredit ... 8

2.1.4 Fungsi Kredit ... 10

2.1.5 Unsur-Unsur Kredit ... 12

2.1.6 Manfaat Kredit ... 13

2.1.7 Tujuan Kredit ... 17

2.1.8 Jenis-Jenis Kredit ... 17

2.1.9 Prinsip-Prinsip Perkreditan ... 21

2.1.10 Jaminan Kredit ... 23


(7)

2.1.12 Prosedur Pemberian Kredit ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2 Obyek Penelitian ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5 Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 32

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 Deskripsi Prosedur Pemberian Kredit ... 34

4.2.2 Bagian Yang Terlibat... 38

4.3 Hasil Penelitian ... 39

4.4 Pembahasan ... 40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 43

5.2 Saran ... 44 DAFTAR RUJUKAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Halaman


(9)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Kredit Konsumtif 2014-2015 Lampiran2 : Data Kredit Konsumtif 2014-2015

Lampiran 3 : Persyaratan Permohonan Kredit Konsumtif Lampiran 4 : Formulir Permohonan Kredit Konsumtif


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian di Indonesia cenderung mengalami penurunan, kinerja perekonomian global pada tahun 2014 berlangsung tidak sesuai dengan harapan dan menunjukkan terjadinya penurunan kinerja dari tahun sebelumnya. Perkembangan perekonomian yang semakin melemah ini ditandai dengan harga komoditas dunia yang terus melemah karena permintaan belum cukup kuat, selain itu nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seperti dolar yang cenderung mengalami penurunan serta telah terjadi pula penurunan harga minyak dunia, kondisi ini menunjukkan bahwa perekonomian semakin melemah yang artinya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa semakin rendah.semakin melemahnya perkembangan ekonomi berdampak terhadap berbagai sektor terutama pada sektor perbankan, karena sektor perbankan merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam bidang jasa keuangan (Arifin,2012).

Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan bank note. Sedangkan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomer 10 tahun 1998 yang di maksud dengan bank adalah badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit


(11)

atau dalam bentuk-bentuk lainnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Fungsi Bank adalah sebagai lembaga intermediasi bagi sektor-sektor yang terlibat dalam perekonomian, yaitu sebagai perantara dari pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Namun masalah dalam bidang perkreditan hingga saat ini masih dirasakan dari pihak Bank , sehingga tidak selalu memberikan kredit kepada pihak yang ingin meminjam modal tanpa melalui system yang sudah ada dan sesuai dengan aturan Bank itu sendiri. (Haryani dan Toruan,2010).

Dengan adanya kebijakan perkreditan, maka kredit diberikan melalui prosedur-prosedur tertentu sesuai dengan persyaratan Kredit Komsumtif yang sudah ada di PT.Bank Pembangunan Daerah Bali. Terselengaranya prosedur pemberian Kredit yang sehat dalam bidang perkreditan berarti menunjukan sikap kehati-hatian dalam Bank tersebut agar mengurangi risiko kegagalan.

Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, maka akan Berdampak pada bertambahnya jumlah Bank baik Bank umum maupun Bank perkreditan rakyat, oleh karena itu Bank tersebut berupaya untuk menciptakan produk-produk jasa Bank guna memenangkan persaingan Untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan mengembangkan produk-produk. .

Produk perbankan ini diharapkan nantinya dapat membuat nasabah semakin tertarik untuk menanamkan dananya dalam bentuk tabungan, giro dan deposito yang kemudian oleh pihak Bank dana yang terkumpul dari pihak ke-tiga itu disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada nasabah yang memerlukan dana baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Kredit


(12)

konsumtif yang diberikan oleh PT. Bank BPD Bali adalah kredit pegawai dan kredit pensiun. Kredit konsumtif ini Dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan atau kelangsungan hidup mereka karena apabila hanya mengandalkan gaji tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa perekonomian sekarang ini. Berdasarkan uraian tersebut yang menjadi pokok masalah peneliti ini adalah“ Analisis Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif Kepada Nasabah Pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Renon periode Tahun 2014-2015”

1.1 Tujuan Penelitian :

Tujuan yang ingin dicapai dari peneliti ini adalah Untuk mengetahui Analisis prosedur pemberian kredit konsumtif untuk kredit KMG dan Kredit KAG pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD) Tahun 2014-2015

1.2 Kegunaan Penelitian : 1) Kegunaan Secara Teoritis

Sebagai manajemen pengelolaan Bank atau manajemen Perbankan khususnya pemberian dan pengelolaan kredit untuk menjalankan fungsi intermediasi.

2) Kegunaan Secara Praktis (a) Bagi Perusahaan

Memberikan sumbangan pikiran dan selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam pemberian dan pengelolaan kredit yang tepat agar bisa mengurangi risiko.


(13)

a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana memperdalam ilmu pengetahuan yang di peroleh di bangku kuliah dengan membandingkan teori dan praktek pada dunia kerja sesungguhnya dan dapat memberikan gambaran tentang kegiatan dan aktifitas suatu perusahaan secara nyata dan jelas.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai sarana sumber informasi dan masukan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih komplek dan baik .

1.3 Sistematika Penyajian

Penulisan Tugas Akhir Studi ini mengunakan sistematika penyajian sederhana yang terdiri dari 5 bab yang saling berhubungan satu sama lain dan disusun secara terperinci serta untuk mempermudah pembahasan tugas akhir ini.

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan tentang dasar-dasar teori yang mendasari dan relevan serta berhubungan dengan pembahasan dalam penulisan ini.


(14)

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menyajikan lokasi penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data,metode pengumpulan data,dan teknik analisis data Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum PT.Bank Pembangunan Daerah Bali yang meliputi dan menguraikan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang menyajikan tentang simpulan yang mencakup seluruh hasil penelitian, dan berisi saran yang dipandang perlu atas kesimpulan yang dicapai.


(15)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Perbankan

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2012: 24) bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Bank memiliki fungsi dasar sebagai lembaga perantara (intermediary) (Zakaria,2015). Bank memiliki dua aktivitas pokok yaitu aktivitas menghimpun dana (funding) dan aktivitas menyalurkan dana (lending). Pengertian menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas, sedangkan penyaluran dana merupakan aktivitas memutar kembali atau menjual dana yang telah terhimpun dari masyakat dalam bentuk kredit (Kasmir, 2012:24-25). 2.1.2 Jenis – Jenis Bank

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998, menyatakan Bank di Indonesia dikelompokan menjadi sebagai berikut:


(16)

a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

2.1.3 Pengertian Kredit

Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti ”credere” artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.

Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, menyatakan bahwa: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibakan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”


(17)

2.1.4 Fungsi Kredit

Dalam kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang peranan penting. Oleh karena itu organisasi-organisasi bank selalu diikutsertakan dalam menentukan kebijakan di bidang moneter, pengawasan devisa, pencatatan efek-efek dan lain-lain. Hal ini disebabkan usaha pokok bank adalah mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan khususnya di bidang ekonomi. Menurut Kashmir, SE, MM (2002: 97), fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan keuangan dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan daya guna (utility) dari uang. Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang / jasa oleh si penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

c. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.


(18)

d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabiliitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit mampu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangipenggagguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si


(19)

penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.

2.1.5 Unsur – Unsur Kredit 1) Kepercayaan.

Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.

2) Jangka Waktu.

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya,dimana jangka waktu tersebut sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu, berdasarkan kesepakatan bersama.

3) Risiko.

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya, memungkinkan adanya risiko dalm perjanjian kredit tersebut. Untuk itu, untukmencegah terjadinya risiko tersebut (berupa wanprestasi), maka diadakanpengikatan jaminan/agunan yang dibebankan kepada pihak nasabah debitur.

2.1.6 Manfaat Kredit

Manfaat kredit bank apabila dilihat dari berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder) sebagai berikut:

2.1.7.1Manfaat kredit bank bagi debitur

a. Untuk meningkatkan usahanya maka debitur dapat menggunakan dana kredit untuk pengadaan atau peningkaan berbagai factor produksi, baik berupa tambahan modal kerja, mesin, bahan baku, maupun


(20)

peningkatan sumber daya manusia, metode, pasar , sumber daya alam dan teknologi.

b. Kredit bank relatif mudah diperoleh apabila usaha debitur layak untuk dibiayai.

c. Jumlah bank yang ada dinegara kita dewasa ini relatif banyak, sehingga calon debitur lebih mudah memilih bank yang cocok dengan usahanya.

d. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit bank (antara lain provisi dan bunga) relative murah.

e. Terdapat berbagai macam/jenis/tipe kredit yang disediakan oleh perbankan, sehingga calon debitur dapat memilih jenis yang paling sesuai.

f. Dengan memperoleh kredit dari bank, biasanya debitur tersebut sekaligus terbuka kesempatannya untuk menikmati produk/jasa bank lainnya seperti transfer, bank garansi, pembukaan letter of credit dan lain sebagainya.

g. Rahasia keuangan debitur terlindungi.

h. Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon debitur.

2.1.7.2Manfaat kredit bagi bank

a. Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur. Disamping bunga, walaupun jumlahnya tidak signifikan diperoleh pula pendapatan dari provisi/biaya administrasi dan denda


(21)

( penalty )&Fee Base Income ( biaya transfer, L/C iuran credit card/ATM) dan sebagainya.

b. Dengan diperolehnya pendapatan bunga kredit, maka diharapkan rentabilitas bank akan membaik yang tercermin dalam perolehan laba yang meningkat.

c. Dengan pemberian kreditnya, bank sekaligus dapat memasarkan produk-produk/jasa-jasa bank lainnya seperti giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, transfer, jaminan bank, dan lain sebagainya. Produk atau jasa-jasa tersebut dijual melalui salah satu persyaratan yang tertuang dalam perjanjian kredit dimana debitur harus menyalurkan semua kegiatan usahanya melalui bank yang bersangkutan.

d. Dengan adanya kegiatan pemberian kredit, maka bank dapat mendidik dan meningkatkan kemampuan para personilnya untuk lebih mengenal secara rinci kegiatan usaha secara riil di berbagai sektor ekonomi. Personil/tenaga kerja yang terdidik dan terlatih sehingga mempunyai keahlian khusus merupakan asset yang sangat berharga bagi bank.

2.1.7.3 Manfaat kredit bagi Pemerintah atau Negara

a. Kredit bank dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk sector tertentu saja. Kredit bank dapat dijadikan alat/piranti pengendalian moneter.manakala uang yang besar dianggap terlalu banyak sehingga berdampak inflatoir (dimana harga barang dan jasa pada


(22)

umumnya meningkat), maka kredit bank harus dikurangi antara lain melalui kenaikan suku bunga atau pembatasan jumlah pagu kredit, sehingga masyarakat enggan (discourage) untuk meminjam atau kesempatan meminjam menjadi berkurang.Begitu pula sebaliknya dengan cara seperti itu arus tukar menukar barang dan jasa menjadi lancar.

b. Kredit bank dapat menciptakan dan menigkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja. Kredit bank dapat menciptakan dan meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat. Secara tidak langsung pemberian kredit bank akan meningkatkan pendapatan Negara yang berasal dari pajak perusahaan yang tumbuh dan berkembang volume usahanya. c. Pemberian kredit bank yang sahamnya dimiliki oleh

pemerintah/Negara/daerah yang berhasil meningkatkan labanya, akan menambah pendapatan pemerintahan/negara/daerah yang berupa setoran bagian deviden yang bersangkutan. Pemberian kredit bank dapat menciptakan dan memperluas pasar. Dengan adanya kredit bank maka volume produksi dan konsumsi akan meningkat dan hal itu akan mendorong terciptanya pasar baru serta peningkatan pasar yang telah ada.

2.1.7.4 Manfaat kredit bagi masyarakat

a. Dengan adanya kredit bank yang mendorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi, maka akan mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat.


(23)

b. Untuk kelompok masyarakat yang memiliki keahlian dan profesi tertentu dapat terlibat dalam proses pemberian kredit, misalnya seorang konsultan proyek dapat turut serta dalam pembuatan project proposal atau studi kelayakan proyek (project feasibility study). Bagi notaris dapat terlibat dalam pembuatan perjanjian kredit dan pengikatan jaminan. dan lain sebagainya.

c. Para pemilik dana yang menyimpan di bank berharap agar kredit bank berjalan lancar, sehingga dana mereka yang digunakan/disalurkan oleh bank dapat diterima kembali secara utuh beserta sejumlah bunganya sesuai kesepakatan.

d. Adanya jenis-jenis kredit tertentu seperti bank garansi atau L/C, akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi pihak yang terlibat misalnya pipmpinan proyek, kontraktor atau para supplier/penjual yang terlibat di dalamnya

2.1.7 Tujuan Kredit

Keuntungan merupakan tujuan dari pemberian kredit dalam bentuk bunga yang diterima. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agen development adalah untuk

a. Turut mensuksekan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjelaskan fungsinya guna menjamin terpenuhi terpenuhinya kebutuhan


(24)

masyarakat/memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya.

2.1.8 Jenis – Jenis Kredit

Jenis-jenis kredit dilihat dari berbagai aspek tinjauannya sangatlah banyak dan bervariasi. Di bawah ini akan disajikan jenis kredit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:

2.1.8.1Kredit menurut penggunaannya A.Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan utuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia.

Sebagai contoh misalnya: kredit untuk membeli makanan dan pakaian, perbaikan rumah, bahkan untuk membeli kendaraan apabila untuk digunakan sendiri termasuk kedalam kedalam kategori ini. Kredit jenis banyak diberikan oleh perbankan kepada para pegawai dan pensiunan yang berpenghasilan tetap.

Pada Bank BPD Bali terdapat 2 Jenis Kredit Konsumtif yaitu :

a. Kredit konsumtif aneka Guna

Kredit konsumtif kepada debitur berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak tetap, yang sumber pengembalian kreditnya berasal dari gaji atau penghasilan usahanya.


(25)

pemberian kredit kepada PNS dan atau Karyawan tetap perusahaan (orang perorangan yang bekerja sebagai pegawai tetap disuatu perusahaan BUMN,BUMD atau perusahaanswasta yang struktur kepegawainya sudah mapan) yang angsuran kreditnya melalui potong gaji.

B.Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat menimbulkan atau menngkatkan utility (faedah/kegunaan), baik faedah karena bentuk (utility of form), faedah karena tempat (utility of place), faedah karena waktu (utility of time), maupun faedah karena pemilikan (owner/possession utility).

Kredit produktif ini terdiri dari:

a) Kredit investasi yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang modal tetap dan tahan lama, seperti mesin, bangunan pabrik, tanah, kendaraan dan sebagainya.

b) Kredit modal kerja yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai keperluan modal lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau siklus usaha, misalnya untuk pembelian bahan-bahan mentah, gaji/upah pegawai, sewa gedung atau kantor, pembelian barang-barang dagangan dan sebagainya.

c) Kredit likuiditas yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan konsumtif tapi secara langsung tidak pula bertujuan produkif melainkan mempunayi tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang ada dalam


(26)

kesulian likuiditas dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya. Andaikata dihubungkan dengan dengan teori keymes tentang kecenderungan untuk memelihara uang tunai tujuan kredit likuiditas ini untuk membiayai motif berjaga-jaga .

Sebagi contoh dari jenis kredit ini ialah andai kata Bank Indonesia membeikan bantuan likuiditas bagi bank yang pada suatu waktu mempunayi presentase likuiditas wajib di bawah ketentuan yang belaku.

Mengenai kredit produktif ini khusuusnya kredit investasi dan kredit modal kerja sangat memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, baik di negara-negara yang sudah maju maupun di negara-negara berkembang. Secara umum kredit investasi ditujukan untuk pendirian baru, modernisasi, rehabilitasi atau memperluas ( expansion ) suatu perusahaan.

Yang dimaksud dengan pendirian baru, ialah andai kata bank memberikan kredit investasi untuk pembelian barang-barang modal tahan lama bagi perusahaan yang baru didirikan. Yang dimaksud dengan modenisasi adalah andaikata suatu perusahaan meningkatkan kemapuan atau kapasitas mesin dan peralatannya disesuaikan dengan kebutuhan masa kini mutakhir.

Sedangkan yang dimaksud dengan rehabilitasi adalah apabila perusahaan memulihkan kembali kemampuan usahanya, misalnya dengan memperbaiki bangunan, mesim – mesin dan peralatan


(27)

lainnya.Yang dimaksud dengan perluasan ( expansion ) adalah apabila perusahaan mengadakan peningkatan produksi dengan menambah bangunan, mesin-mesin peralatan lainnya.Biasanya kredit investasi berjangka waktu panjang, sekurang-kurangnya berjangka waktu menengah.

2.1.9 Prrinsip – Prinsip Perkreditan

Sebelum kredit diberikan , bank harus yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah dilakukan dengan analisis 5C,7P dan 3R ( Kasmir,2004:104)

Adapun penjelasan analisis 5C adalah sebagai berikut : a. Character

Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya

b. Capacity

Yang dimaksud Capacity yaitu untuk melihat nasabah dalam kemampuanya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.

c. Capital

Yaitu untuk melihat pengguna modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan melakukan pengukuran.


(28)

d. Collateral

Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usahanya yang normal .

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek bidang usaha yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut :

a. Personality : menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari.

b. Party : mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter.

c. Perpose : untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

d. Prospect : untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak,atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.


(29)

e. Payment : merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit

f. Profability : untuk menganalisis bagaimana cara nasabah dalam mencari laba

g. Protection : tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan

Penilaian dengan Prinsip 3R yaitu sebagai berikut : a) Return

Penilaian penghasilan apakah usaha yang akan dibiayai benar-benar suatu usaha yang memberikan hasil didasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya.

b) Repayment Capasity

Penilaian kesanggupan membayar kembali kredit apakah nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank.

c) Risk Bearing Ability

Penilaian kemampuan untuk menutup risiko yang mungkin timbul jika kredit menjadi macet

2.1.10 Jaminan Kredit

Secara umum kredit di artikan sebagai penyerahan kekayaan atau penyertaan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang. Berdasarkan kenyataan bahwa pada prinsipnya


(30)

setiap pemberian kredit harus dengan jaminan,maka jaminan kredit itu sendiri dapat berupa benda atau perorangan :

a. Jaminan Berupa Benda

Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakannya guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seorang debitur.

1) Bentuk jaminan benda yang tidak bergerak

a) Hipotek : yaitu suatu hak keberadaannya atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil dari pelunasan suatu perikatan

b) Gadai : yaitu hak kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya untuk mengambil pelunasan suatu utang.

2) Bentuk barang bergerak dapat juga berupa fiducia. Fiducia adalah penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan atas barang bergerak, dengan tetap menguasai barang-barang tersebut barang yang dapat dijaminkan secara fiducia antara lain

a) Mulai dari bahan baku yang diolah, barang setengah jadi sampai dengan hasil produksi.

b) Alat- alat inventaris c) Kendaraan bermotor b. Jaminan Perorangan

Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang (kreditur) bahwa ia menanggung


(31)

pembayaran suatu utang bila dia berutang tidak menepati kewajibannya. Jaminan jenis ini dapat diadakan tanpa sepengetahuan debitur.

2.1.11 Definisi Prosedur

Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.1.12 Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2008 :100) Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum kemudian dapat juga ditinjau dari segi tujuannya apakah konsumtif atau produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut :

1) Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam satu proposal . kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan . pengajuan proposal kredit hendaknya uang berisi antara lain sebagai berikut :

a) Riwayat Hidup

Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jemis bidnag usaha, identitas perusahaan , nama


(32)

pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah swasta. b) Maksud dan Tujuan

Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau untuk meningkatkan

Kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru ( perluasan) serta tujuan lainnya.

c) Besarnya Kredit dan jangka Waktu

Dalam hal ini pemohon menetukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktu kreditnya

d) Cara pemohon mengembalikan kredit

Dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya

e) Jaminan Kredit

Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak.

2) Wawancara I

Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah.


(33)

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau pinjaman. Kemudian hasil on the spot ini dicocokkan dengan hasil wawancara I.

4) Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas,jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

5) Keputusan Kredit

Keputusan Kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau di tolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang mencangkup : 1. Jumlah Uang yang diterima

2. Jangka Waktu Kredit

3. Biaya-Biaya yang harus dibayar

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit dengan ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

6) Penandatanganan akad Kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusannya kredit , maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit , mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.


(34)

Penandatanganan dilaksanakan :

1) Antara Bank dengan debitur secara langsung 2) Dengan melalui notaris

7) Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank bersangkutan.

8) Penyaluran/penarikan dana

Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit , yaitu :

1. Sekaligus 2. Secara bertahap


(1)

e. Payment : merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit

f. Profability : untuk menganalisis bagaimana cara nasabah dalam mencari laba

g. Protection : tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan

Penilaian dengan Prinsip 3R yaitu sebagai berikut : a) Return

Penilaian penghasilan apakah usaha yang akan dibiayai benar-benar suatu usaha yang memberikan hasil didasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya.

b) Repayment Capasity

Penilaian kesanggupan membayar kembali kredit apakah nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank.

c) Risk Bearing Ability

Penilaian kemampuan untuk menutup risiko yang mungkin timbul jika kredit menjadi macet

2.1.10 Jaminan Kredit

Secara umum kredit di artikan sebagai penyerahan kekayaan atau penyertaan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang. Berdasarkan kenyataan bahwa pada prinsipnya


(2)

setiap pemberian kredit harus dengan jaminan,maka jaminan kredit itu sendiri dapat berupa benda atau perorangan :

a. Jaminan Berupa Benda

Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakannya guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seorang debitur.

1) Bentuk jaminan benda yang tidak bergerak

a) Hipotek : yaitu suatu hak keberadaannya atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil dari pelunasan suatu perikatan

b) Gadai : yaitu hak kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya untuk mengambil pelunasan suatu utang.

2) Bentuk barang bergerak dapat juga berupa fiducia. Fiducia adalah penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan atas barang bergerak, dengan tetap menguasai barang-barang tersebut barang yang dapat dijaminkan secara fiducia antara lain

a) Mulai dari bahan baku yang diolah, barang setengah jadi sampai dengan hasil produksi.

b) Alat- alat inventaris c) Kendaraan bermotor b. Jaminan Perorangan

Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang (kreditur) bahwa ia menanggung


(3)

pembayaran suatu utang bila dia berutang tidak menepati kewajibannya. Jaminan jenis ini dapat diadakan tanpa sepengetahuan debitur.

2.1.11 Definisi Prosedur

Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.1.12 Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2008 :100) Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum kemudian dapat juga ditinjau dari segi tujuannya apakah konsumtif atau produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut :

1) Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam satu proposal . kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan . pengajuan proposal kredit hendaknya uang berisi antara lain sebagai berikut :

a) Riwayat Hidup

Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jemis bidnag usaha, identitas perusahaan , nama


(4)

pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah swasta. b) Maksud dan Tujuan

Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau untuk meningkatkan

Kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru ( perluasan) serta tujuan lainnya.

c) Besarnya Kredit dan jangka Waktu

Dalam hal ini pemohon menetukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktu kreditnya

d) Cara pemohon mengembalikan kredit

Dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya

e) Jaminan Kredit

Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak.

2) Wawancara I

Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah.


(5)

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau pinjaman. Kemudian hasil on the spot ini dicocokkan dengan hasil wawancara I.

4) Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas,jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

5) Keputusan Kredit

Keputusan Kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau di tolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang mencangkup : 1. Jumlah Uang yang diterima

2. Jangka Waktu Kredit

3. Biaya-Biaya yang harus dibayar

Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit dengan ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

6) Penandatanganan akad Kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusannya kredit , maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit , mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.


(6)

Penandatanganan dilaksanakan :

1) Antara Bank dengan debitur secara langsung 2) Dengan melalui notaris

7) Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank bersangkutan.

8) Penyaluran/penarikan dana

Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit , yaitu :

1. Sekaligus 2. Secara bertahap