Penerapan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Pada PT. Bank Haga Cabang Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENERAPAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA KEPADA DEBITUR PADA PT. BANK HAGA CABANG MEDAN

Oleh :

NAMA : YOSUA FERNANDO S

NIM : 030503121

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Penerapan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur pada PT. Bank Haga Cabang Medan“

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 20 Maret 2008 Yang Membuat Pernyataan

Yosua Fernando S NIM : 030503121


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih, berkat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul :

“Penerapan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Pada PT. Bank Haga Cabang Medan”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk kedua orang tua penulis tercinta, John Bosma Simorangkir dan Santa Mazda Pangaribuan. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat, bimbingan, doa, dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc., Ak selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Zainal A.T. Silangit, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding/penguji yang telah banyak memberikan kritik dan sarannya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Katijo, MM, Ak., selaku dosen wali penulis yang telah memberi banyak nasehat dan arahan pada penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang memberikan banyak ilmu dan bimbingan pada penulis selama perkuliahan. 7. Bapak Daniel Samzon selaku pimpinan PT. Bank Haga Cabang Medan dan

Ibu Puteri selaku manajer HRD PT. Bank Haga Cabang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset di perusahaan tersebut. 8. Bapk Weldy , Ibu Putri dan seluruh staff PT. Bank Haga Cabang Medan yang telah membantu penulis selama melakukan riset di perusahaan dan memberikan data yang dibutuhkan.

9. Untuk adik-adikku : Evandro, Arion, Debora yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 10.Teristimewa untuk Selly Liana Simarmata. Terima kasih buat dukungannya


(5)

11.Untuk sahabat-sahabat pelayananku yang hebat-hebat : Bang Mangara, Bang Weldy, Kak Fany, Bang Joseph, Bro Wendy. Makasi guys buat pertemanannya, berkat kalian aku lebih tangguh dalam pelayanan.

12.Sahabat-sahabat terdekatku : Merda, SE, “mbak” Yosie, SH, Etenk, SE, Muti, SE, Lala ‘Snoopy’, SE, Ibeth, SE dan Titine, SE. yang selalu ada untuk berbagi suka dan duka. It’s a blessing to know u all friends. Untuk teman – teman Aksi’03 : Para ibans (Erika, Dora, Riris), Konjto Iyos, Ndu Mano, Ndu Dani, my bro Samuel, Heru, Kariting, Muntal, Fenny, Yulisbeth, Omeh, SE, Okto, Amister, Edwin serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. I won’t forget u all guys.

13.Senior-senior dan Junior Aksi: bang Joe, Ferly, Ando, Tumple, Okta, Alvin, Joe, Iyuth, Ivonne, Maggie, Indah, Vina.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan,20 Maret 2008 Penulis

Yosua Fernando S NIM : 030503121


(6)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga Cabang Medan dan untuk mengetahui apakah prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah dilaksanakan dengan efektif.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kepustakaan. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil analisis data ini kemudian dibandingkan dengan dasar teori yang terkait dengan masalah yang dibahas atau diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi telah menunjukkan pemisahan tugas dan wewenang yang baik dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja. Secara keseluruhan prosedur pemberian kredit modal kerja yang diterapkan pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah efektif dan berjalan dengan baik sesuai dengan buku panduan opersionalnya. Kata kunci :Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja, Penerapan


(7)

ABSTRACT

The purposes of this research are to know the working capital credit giving procedure in PT. Bank Haga Cabang Medan and to know has the working capital credit giving in PT. Bank Haga Cabang Medan been done effectively.

This research is a description research. The kind of data that used are primary data and secondary data. The collection of data’s technique that used are interview and observation and library research. The analysis of data’s method that used is description’s method is method to collect, arrange, interpretation and analyst data to solve the problem that faced. The result of the data’s analysis will be compared with the theory that connect with the faced problem.

The results of the research show that organization structure has shown good duty separation and good legacy in the implementation of working capital credit giving procedure. Overall, the working capital credit giving procedure in PT. Bank Haga Cabang Medan has been applied effectively and has been worked properly according to the guidance operational book.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Konseptual ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kredit ... 5

1. Pengertian Kredit ... 5

2. Jenis-jenis Kredit ... 5

3. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 6

B. Kredit Modal Kerja ... 6

C. Resiko Perkreditan ... 8


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Objek Penelitian ... 19

C. Jenis dan Sumber Data ... 19

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 19

E. Metode Analisis Data ... 20

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 21

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 22

3. Jenis-jenis Kredit ... 27

4. Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 29

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Terhadap Struktur Organisasi Perusahaan ... 54

2.Analisis Terhadap Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Agunan……… 40

Tabel 4.2 Neraca UD’ABC’………. ………..…… 42

Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi UD’ABC’…...………..…. 43


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Bank Haga


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga Cabang Medan dan untuk mengetahui apakah prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah dilaksanakan dengan efektif.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kepustakaan. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil analisis data ini kemudian dibandingkan dengan dasar teori yang terkait dengan masalah yang dibahas atau diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi telah menunjukkan pemisahan tugas dan wewenang yang baik dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja. Secara keseluruhan prosedur pemberian kredit modal kerja yang diterapkan pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah efektif dan berjalan dengan baik sesuai dengan buku panduan opersionalnya. Kata kunci :Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja, Penerapan


(14)

ABSTRACT

The purposes of this research are to know the working capital credit giving procedure in PT. Bank Haga Cabang Medan and to know has the working capital credit giving in PT. Bank Haga Cabang Medan been done effectively.

This research is a description research. The kind of data that used are primary data and secondary data. The collection of data’s technique that used are interview and observation and library research. The analysis of data’s method that used is description’s method is method to collect, arrange, interpretation and analyst data to solve the problem that faced. The result of the data’s analysis will be compared with the theory that connect with the faced problem.

The results of the research show that organization structure has shown good duty separation and good legacy in the implementation of working capital credit giving procedure. Overall, the working capital credit giving procedure in PT. Bank Haga Cabang Medan has been applied effectively and has been worked properly according to the guidance operational book.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang masalah

Perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan yang terpenting ialah mencapai laba yang maksimal dengan melakukan pertumbuhan yang terus menerus dan tetap mempertahankan keberadaanya. Sebagai suatu perusahaan, bank yang bergerak dalam bidang jasa keuangan menarik dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, dan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman. Hal ini tentu akan mendatangkan selisih bunga dan akhirnya laba pada bank tersebut.

Pinjaman yang disalurkan kepada masyarakat dinamakan juga kredit. Dalam neraca perbankan kredit merupakan penggunaan dana untuk disalurkan kepada masyarakat untuk berbagai keperluan masing-masing. Masyarakat menggunakan kredit ini untuk digunakan langsung, mulai modal kerja, atau untuk diinvestasikan pada hal lain. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kredit yang disalurkan kepada masyarakat telah meningkatkan pembangunan negara.

Bank sebagai perusahaan pemberi kredit mempunyai berbagai sumber pendapatan, seperti provisi dari berbagai jasa bank, dan bunga sebagai imbalan jasa kredit. Bila dilihat dari komposisi laporan laba rugi bank, maka dominasi pendapatan dari bunga merupakan porsi paling besar.

Pemberian kredit merupakan suatu proses yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan dan analisis-analisis yang baik dari pejabat bank


(16)

yang bertugas menangani hal ini. Untuk menjamin kepentingan bank terhadap kredit yang diberikan, maka bank menerapkan suatu prosedur realisasi kredit, prosedur monitoring kredit, dan prosedur pelunasan kredit. Prosedur-prosedur ini secara kompleks dapat digunakan bank untuk menghindari adanya kredit macet

(non performing loan) yang akan timbul dalam pemberian kredit. Dengan sistem ini juga diharapkan dapat memelihara hubungan yang baik dengan nasabah. Prosedur yang handal dibutuhkan untuk pengambilan keputusan apakah bank memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, karena permasalahan yang sering sekali timbul adalah dimana banyak pemohon kredit tidak memenuhi kriteria-kriteria untuk menerima kredit. Untuk itu prosedur yang baik dibutuhkan dalam menilai kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sehingga nantinya bank dapat memutuskan apakah debitur layak atau tidak dalam menerima kredit yang akan diberikan oleh bank. Oleh sebab itu bank membutuhkan suatu prosedur yang handal dan jelas dalam proses pemberian kredit.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dan melihat betapa pentingnya suatu prosedur pemberian kredit yang handal, maka penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut diatas dalam suatu skripsi. Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi cakupan kredit hanya pada kredit modal kerja, untuk itu maka penulis memilih judul “ Penerapan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur pada PT. Bank Haga Cabang Medan “.


(17)

II. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan sebagai dasar skripsi ini, dan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian supaya lebih terfokus dan sistematis, maka perumusan masalah sebagai titik tolak penelitian ini adalah sebagi berikut : 1. Bagaimana prosedur pemberian kredit modal kerja yang dilakukan pada PT.

Bank Haga Cabang Medan ?

2. Apakah Pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja kepada debitur di PT. Bank Haga Cabang Medan sudah efektif ?

III. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit modal kerja kepada debitur pada PT. Bank Haga Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja kepada debitur pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah dilaksanakan dengan efektif.

B. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai prosedur pemberian kredit modal kerja melalui pengamatan langsung.

2. Untuk memberikan saran-saran yang berguna bagi pimpinan perusahaan yang berkaitan dengan peningkatan efektifitas prosedur pemberian kredit.


(18)

IV. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1

PT. Bank Haga

Kredit Modal Kerja

Resiko Perkreditan Prosedur Pemberian Kredit Modal

Kerja


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut Bastian Indra, Suharjono (2000, 247); Kredit adalah “ Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan “.

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang dimaksud dengan kredit adalah : “ Peminjaman uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”.

2. Jenis-jenis kredit

Menurut Kasmir(2000 : 76) jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :

a. Berdasarkan kegunaan

 Kredit Modal Kerja

 Kredit Investasi

 Kredit Konsumtif b. Berdasarkan tujuan kredit

 Kredit Produktif

 Kredit Perdagangan c. Berdasarkan jangka waktu

 Kredit jangka panjang

 Kredit Menengah


(20)

d. Berdasarkan jaminan

 Kredit dengan Jaminan

 Kredit tanpa Jaminan e. Berdasarkan sektor usaha

 Kredit Pertanian

 Kredit Peternakan

 Kredit Industri

 Kredit UKM

 Dan lain-lain

3. Tujuan dan Fungsi Kredit a. Tujuan Kredit

Tujuan pemberian suatu kredit adalah :

1. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarkat. 3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin

dan dapat memperluas usahanya. b. Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut Kasmir (2002 : 107) 1. Untuk meningkatkan daya guna uang.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 3. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

4. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha. 5. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. 6. Untuk meningkatkan hubungan internasional. B. Kredit Modal Kerja

Pengertian kredit modal kerja menurut Lukman Dendawijaya (2001 : 27 ) ; “ Kredit modal kerja dalah kredit yang diberikan kepada nasabah (debitur) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur”.


(21)

Konsep modal kerja mengandung arti sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang itu terjual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur.

Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontiunitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

1. Volume Penjulan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

2. Besar kecilnya Skala Usaha

Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil.

3. Aktivitas Perusahaan

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang usaha. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi / memperoleh barang yang akan dijual.


(22)

4. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatis mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat dicapai. 5. Siklus Perusahaan Terhadap Likuiditas Dan Profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah mdal kerja relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan.

C. Resiko Perkreditan

Setiap usaha yang dilakukan, terutama dalam kegiatan bisnis akan selalu dihadapkan dengan berbagai resiko. Begitu juga dalam pemberian kredit, terdapat beberapa resiko yang perlu diperhatikan.Y. Susilo, Sigit Triandaru, A.Totok Budisantoso (2000: 102) menyatakan “Resiko pemberian kredit dibedakan menjadi dua macam yaitu resiko bisnis dan resiko non bisnis”.

1 Resiko bisnis merupakan resiko kredit yang disebabkan karena faktor-faktor diluar kendali bank, yang berasal dari usaha debitur yang bersangkutan, dampak secara makro, bencana alam, maupun faktor-faktor lainnya. Resiko bisnis tersebut tetap dapat terjadi walaupun rangkaianproses pemberian kredit sejak dari penetapan pasar sasaran


(23)

sampai dengan pembinaan / pengawasan kredit telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat.

2 Resiko non bisnis merupakan faktor yang timbul bukan akibat faktor-faktor yang bersifat bisnis, tetapi karena itikad tidak baik dari pejabat bank antara lain :

 Tidak melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat.

 Pihak bank dibujuk atau dintimidasi.

 Dengan sengaja tidak mau / enggan memproses kredit lanjutan tanpa alasan yang jelas.

 Menutup-nutupi kredit yang seharusnya telah bermasalah.

 Tidak melakukan monitoring kredit. D. Prinsip-prinsip Perkreditan

Menurut Faisal Abdullah (2005 : 92) Prinsip perkreditan dikenal dengan konsep 5C; yaitu :

a.Caharacter (Watak) b.Capacity (Kapasitas) c.Capital (Modal) d.Condition (Kondisi) e.Collateral (Jaminan)

a. Character

Analisis yang dilakukan terhadap pribadi nasabah secara individu ataupun pengurus dari suatu badan usaha seperti : Sifat-sifat pribadi, gaya hidup (life style), Kebiasaan-kebiasaan dan kemauan serta niat baik nasabah untuk memenuhi kewajibannya kelak (willingness to pay).


(24)

b. Capacity

Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan calon debitur dalam mengelola kredit yang diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1) Aspek manajemen

Aspek manajemen adalah kemampuan pengelolahan perusahaan, antara lain : kemampuan menetapkan visi dan misi dalam berusaha, menterjemahkan visi dan misi dalam sasaran yang spesifik, merumuskan strategi yang diperlukan untuk mencapai sasaran, menetapkan strategi secara efektif dan efisien serta melakukan evaluasi dan pengendalian. 2) Aspek produksi

Analisis aspek produksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemohon untuk berproduksi / berdagang secara berkesinambungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Bagaimana proses produksi, kapasitas mesin terpasang dan terpakai, tahun buatan mesin dan peralatan kerja, tingkat teknologi (sederhana, canggih), pengelolahan limbah, kualitas produksi serta terjaminnya sumber energi.

b. Bagaimana pengadaan bahan baku, lokasi pabrik, pengendalian persediaan serta analisis mengenai dampak lingkungan.

3) Aspek pemasaran

Tujuan analisis ini adalah untuk menilai kemampuan pemohon dalam memasarkan produknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain; data penjualan, tingkat persaingan, angka proyeksi pemasaran pada


(25)

masa mendatang yang meliputi perencanaan dan strategi pemasaran yang akan dilakukan.

4) Aspek personalia

Analisis aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dari segi kuantitas maupuan kualitas tenaga kerja yang mendukung aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memelihara hubungan baik antara tenaga kerja dengan perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : jumlah tenaga kerja, organisasi kerja, tingkat keahlian manajer dan tenaga pelaksana serta gaya manajemen.

5) Aspek finansial

Menurut Jopie Jusuf (2005 : 75) Metode yang biasa digunakan pihak bank (Account Officer) dalam menganalisis laporan keuangan calon debitur adalah :

1. Analisis perbandingan. 2. Analisis rasio.

3. Analisis sumber-sumber dan penggunaan data. 1.Analisis Perbandingan

Menurut Sofyan Sayfri (1999 : 227)

Analisis perbandingan adalah metode analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan yang terdiri dari dua periode atau lebih untuk menunjukan kenaikan atau penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam presentase atau perbandingan dalam bentuk angka atau rasio. Membandingkan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mempergunakan laporan keuangan dari suatu perusahaan yang terdiri dari beberapa periode atau membandingkan laporan keuangan dari beberapa perusahaan dalam tahun yang sama.

Jenis analisa yang dapat digunakan dalam membandingkan laporan keuangan adalah analisis vertikal dan analisis horizontal. Analisis vertikal yaitu metode yang menganalisa laporan keuangan untuk suatu periode


(26)

tertentu dengan cara membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya. Analisis horizontal yaitu membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

1.Analisis Rasio

Pihak bank memperhatikan secara cermat rasio keuangan calon debitur selama minimal 2 (dua) periode terakhir. Rasio keuangan yang perlu diperhatikan :

Menurut Faisal Abdullah (2005 : 44)

a. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki.

b. Rasio aktvitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.

c. Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya.

d. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perlu dilikuidasi.

a) Rasio Liuiditas

1.Current Ratio

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan minimal 140 %, maka dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.


(27)

Rumusnya adalah :

2.Quick Ratio / Acid Test Ratio

Rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid menutupi hutang lancar. Persediaan dianggap kurang likuid karena memerlukan waktu untuk direalisasikan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan minimal 35 % maka dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik.

Rumusnya

adalah :

3.Net Working Capital

Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan intern didalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka pembanding dengan perusahaan lain.

Tidak jarang terjadi apabila perusahaan untuk mancari pinjaman jangka panjang, maka kreditur menetapkan jumlah minimum net working capital yang harus dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar tetap mempertahankan jumlah “operating liquidity” pada tingkat tertentu serta untuk menjamin pinjaman yang dilakukan perusahaan. Pembandingan net working capital dari tahun


(28)

ke tahun juga bisa memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula. Rumusnya adalah :

Net working Capital = Current AssetCurrent Liabilities

b) Rasio Aktivitas

1) Days of Receivable (DOR)

Rasio ini menunjukkan periode yang diperlukan untuk menagih piutang dagangnya sehingga menjadi kas. Semakin pendek periodenya maka semakin baik. Rumusnya adalah:

2) Days of Inventory (DOI)

Rasio ini menunjukkan periode perputaran persediaan barang berada digudang. Rumusnya adalah :

3) Days of Payable (DOP)

Rasio ini menunjukkan jamgka waktu yang diperlukan untuk membayar hutang dagang. Rumusnya adalah :


(29)

1) Net Profit Margin

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi semua biaya dan pajak. Net profit margin pada akhir periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah :

2) Return on Assets (ROA)

Evaluasi terhadap return on assets dilakukan untuk mengetahui efesiensi perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktiva yang dimiliki berkaitan dengan perolehan laba. Return on assets pada periode terakhir harus mengalami peningkatan dibandingkan demhan periode sebelumnya baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah :

d) Rasio Leverage

1) Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih kecil dari 100 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja dengan baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang. Rumusnya adalah :


(30)

2) Equity to Total assets

Rasio ini menunjukkan besarnya modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Hasil perhitungan tersebut harus menghasilkan lebih besar dari 35 % baru dapat dikatakan perusahaan bekerja secara baik. Rumusnya adalah :

2.Analisis Sumber-sumber dan Penggunaan dana

Menurut Jopie Jusuf (2005 : 99) “ Analisis sumber dan penggunaan dana dimaksudkan untuk mengetahui darimana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan disebut laporan sumber dan penggunaan dana “.

Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank dalam menilai permohonan kredit yang diajukan kepadanya untuk mengetahui bagaiman perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.

c. Capital

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha calon debitur untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri. Semakin besar kemampuan modal berarti semakin besar porsi pembiayaan yang didukung oleh modal sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan :


(31)

 Besar dan komposisi modal sebagaimana dicantumkan dalam akta pendirian perusahaan dan perubahannya.

 Perkembangan usaha selama minimal dua periode terakhir. Tinggi rendahnya profitabilitas mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan modal sendiri dan laba.

 Angka Debt to Equity Ratio harus dianalisis lebih lanjut dengan melihat komposisi hutang yang ada, baik hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang.

d. Condition

Analisis ini bertujuan melihat kondisi perekonomian scara umum serta kondisi pada sektor usaha calon debitur. Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan usaha calon debitur, sehingga kredit yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.

e. Collateral

Setiap pemberian kredit harus disertai dengan jaminan fisik yang jumlah dan nilainya harus dapat menjami jumlah kredit bilamana suatu kemacetan nantinya. Jaminan kredit ini harus benar-benar dapat dikuasai serta diyakini kebenaran status pemiliknya.

Perhitungan Kredit Modal Kerja

Holding Period (DOI) = xxx Hari Collection Period (DOR) = xxx Hari + Working Capital Turn Over xxx hari


(32)

= xxx Net working Capital = xxx − Kekurangan modal kerja = xxx Proyeksi hutang dagang = xxx − Kebutuhan kredit modal kerja = xxx Keterangan

OPE : Out of Pocket Expenses, adalah jumlah dari HPP dengan beban adminstrasi dan umum serta beban penjualan.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kasus lapangan, yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti.

B. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian yaitu ; PT. Bank Haga Cabang Medan. Alasan dilakukan penelitian karena adanya kesesuain dengan permasalahan yang dihadapi.

C. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data atau informasi yang diproleh melalui penelitian lapangan.

b. Data sekunder, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber seperti objek penelitian, berbagai literatur yang ada, serta sumber dan data lainnya yang berkaitan.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan responden untuk mendapatkan keterangan yang dibutuhkan.

c. Kepustakaan, yaitu dengan mengambil informasi-informasi dan data-data yang perlu dari berbagai buku.


(34)

E. Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan metode deskriptif yaitu suatu metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan september 2007 sampai februari 2008 pada PT. Bank Haga Cabang Medan. Lokasi objek penelitian beralamat di JL. Asia No, 97 R Medan.


(35)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah singkat perusahaan

Bank Haga didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Desember 1989 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1346/KMK-013/1989. Semenjak itu, Bank Haga memulai operasinya dan tumbuh secara progresif dan mantap, merefleksikan falsafah Bank yang berhati-hati yang dipegang teguh oleh segenap anggota. Pada tanggal 29 Oktober 1992, Bank Haga menerima ijin sebagai bank devisa, melalui Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 25/82/Kep/Dir. Dengan ijin ini, memungkinkan bagi Bank Haga untuk bertransaksi secara Internasional, ikut terlibat dalam kegiatan aktivitas perbankan internasional, dan untuk menawarkan jasa pelayanan terutama dalam bidang ekspor dan impor.

Didirikan sebagai bank komersial, Bank Haga berkonsentrasi pada pasar menengah dan bawah, menyadari pentingnya peranan yang vital dari pasar menengah dan bawah terhadap struktur perekonomian Indonesia. Untuk mengantisipasi derasnya laju perkembangan kegiatan pasar bisnis menengah dan bawah, Bank Haga bertekad untuk memperluas dan mengembangkan pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan sektor koorporasi.

Sejak awalnya, profesionalisme merupakan dasar pelayanan Bank Haga yang dijunjung tinggi oleh segenap manajemen. Pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan manajemen memberikan Bank Haga keberhasilan yang


(36)

kompetitif. Hasil yang telah dicapai terlihat dari peningkatan volume usaha yang memuaskan dan berkembangnya pendapatan sebesar 40% dari sejak awal berdirinya. Dengan visi Bank Haga untuk menjadi Bank bereputasi, kami berusaha untuk memberikan kemantapan pertumbuhan keuntungan yang nyata bagi kepentingan setiap pemegang saham.

Per tanggal 10 Januari 2007 Bank Haga secara resmi menjadi anggota Rabobank Group dari Belanda. Rabobank merupakan bank berpredikat “AAA” menurut Standard & Poor's, Moody's dan Fitch. Rabobank juga diakui sebagai bank teraman ketiga di dunia oleh Global Finance dengan Modal Tier I berada pada posisi ke-15 di dunia.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran dari pembagian kerja dalam perusahaan, pendelegasian wewenang diantara individu-individu atau unit serta bagian-bagian dalam organisasi, sistem komunikasi, dan rentang kendali (span of control). Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui struktur organisasi maka dapat diketahui wewenang serta tanggung jawab setiap inidividu yang ada sesuai dengan struktur organisasi yang ada.

Secara garis besar, struktur organisasi PT. Bank Haga Cabang Medan dapat dilihat sebagai berikut :


(37)

Dalam suatu kantor cabang, pimpinan cabang merupakan orang yang memiliki jabatan tertinggi. Tugas dari pimpinan cabang anatara lain mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi setiap rencana kerja yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, peran pimpinan cabang juga mempunyai wewenang dalam menolak atau menyetujui permohonan kredit serta memutuskan tingkat bunga kredit sesuai dengan wewenangnya. Pimpinan cabang merupakan orang yang mengatur dan mengawasi segala kegiatan dari kantor cabang, dan mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan kinerja kantor cabang tersebut kepada struktur organisasi yang lebih tinggi dalam hal ini kantor wilayah.

b. Marketing Officer

Bagian marketing bertanggung jawab kepada pimpinan cabang, dan mempunyai tugas sebagai supervisor atau pengawas bagi Account Officer. Marketing Officer mempunyai wewenang dalam memberikan rekomendasi untuk keputusan kredit pejabat diatasnya, melaksanakan judgment sesuai kewenangannya dalam menganalisis, mengevaluasi dan memutuskan kredit, serta mengusulkan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

Petugas bank yang tugasnya berkenaan dengan bidang perkreditan, mencari nasabah / debitur yang menurut pandangannya layak untuk diberikan kredit oleh bank adalah Marketing Officer. Sementara Credit


(38)

Analyst adalah petugas bank dibidang perkreditan yang tugas pokoknya adalah melakukan analisis terhadap suatu permohonan kredit, terutama ditinjau dari segi keuangan dan kemampuan debitur dalam membayar kembali kreditnya. Dalam hal struktur organisasi kantor cabang tidak mungkin memisahkan tugas antara seorang

Marketing Officer dan Credit Analiyst, maka tugas Maketing Officer

dan Credit Analyst dirangkap oleh seorang Account Officer. Account Officer mempunyai wewenang untuk menginventarisasikan calon nasabah yang akan dilayani, memprakarsai dan merekomendasikan permohonan kredit yang berbentuk program, menetapkan skala prioritas dalam pemecahan dan penyelesaian masalah kredit yang timbul melalui koordinasi dengan atasan dan instansi terkait dan memelihara register dan dokumen yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

c. Manajer Operasional

Manajer operasional bertanggung jawab langsung kepada pimpinan cabang. Manajer operasional mempunyai wewenang dalam hal mengelola kas kantor cabang dan surat-surat berharga, menyetujui pembayaran transaksi tunai serta kliring dan mengesahkan transaksi pemindahbukuan sesuai kewenangannya, menyetujui biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas dan kegiatan kantor cabang. Manajer operasional membawahi tiga bagaian yaitu customer sevice,


(39)

teller, dan back office processing. Ketiga bagian itu bertanggung jawab langsung kepada manajer operasional.

d. Komite Kredit (Credit Adiminstration)

Komite kredit adalah jajaran pejabat bank di bidang perkreditan yang anggotanya sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) orang dan seorang diantaranya menjadi ketua komite kredit. Tugas dari komite kredit adalah menentukan arah penggunaan fasilitas (target market) agar pertimbangan resiko kredit dapat diatur dengan tepat, mengatur strategi penagihan dan penyelesaian atas kredit yang kualitasnya mulai menurun, serta memberikan keputusan dan saran terhadap setiap permohonan kredit termasuk pemberian fasilitas cerukan kepada nasabah. Susunan komite kredit dan wewenangnya diatur tersendiri melalui Surat Keputusan direksi yang disetujui oleh Dewan Komisaris. e. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagian ini mempunyai tugas untuk menyiapkan nota pembukuan dan menengentry dalam sistem pembukuan kantor cabang atas setiap kegiatan transaksi keuangan yang terkait dengan bidang personalia, memilihara file-file kepegawaian dan memelihara register-register dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bidang personalia.

f. Bagian Legal (hukum)

Bagian ini bertugas dalam melakukan segala kegiatan yang berhubungan dengan hukum, seperti pengikatan agunan dalam pemberian


(40)

kredit, pembuatan surat kerjasama perjanjian dengan pihak lain, hubungan dengan notaris dan lain sebagainya.

g. Akuntansi

Bagian ini bertugas untuk mencatat seluruh kegiatan transaksi dari perusahaan. Seluruh siklus akuntansi yang ada pada kantor cabang di

enrtry oleh bagian akuntansi, dari membuat jurnal, buku besar, sampai pemrosesan informasi akuntansi yang berhubungan dengan asset dan juga beban-beban yang ada pada kantor cabang.

h. Teller

Fungsi teller mempunyai wewenang dalam hal melaksanakan fungsi pengecekan atas transakasi dalam batas kewenangannya, mengesahkan dalam sistem dan menendatangani bukti kas atas keseluruhan transaksi pembayaran tunai yang dalam batas kewenangannya, melalui entry pembukuan ke dalam sistem dan memelihara saran / prasarana yanag berkaitan dengan pekerjaannya. h. Unit Pelayanan Nasabah (Customer Service)

Unit pelayanan nasabah atau yang biasa disebut customer service

memepunyai tanggung jawab dalam memberikan informasi kepada nasabah / calon nasabah mengenai produk yang ditawarkan oleh perusahaan, memberikan informasi saldo simpanan nasabah, transfer maupun pinjaman bagi nasabah, menerima dan menampung keluhan-keluhan dan saran-saran nasabah untuk kemudian diteruskan kepada


(41)

pejabat berwenang guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

i. Back Office Processing (Logistik)

Bagian logistik memiliki wewenang dalam menyiapkan nota pembukuan dan meng-entry setiap transaksi keuangan yang terkait dengan logistik setelah memperoleh persetujuan dari atasannya, serta memelihara register logistik.

j. Office Administration

Tugas dan fungsi office administrasion dijabat oleh seorang sekretaris. Dimana sekretaris merupakan orang yang membantu mengatur kegiatan dan jadwal dari pimpinan cabang dan juga mengurus dokumen-dokumen atau perihal-perihal yang bersifat umum dalam kantor cabang. 3. Jenis-jenis kredit

a. Kredit Komersil

Kredit Komersil terdiri dari : 1. Kredit Modal Kerja

Fasilitas kredit pinjaman ini disiapkan untuk membiayai modal kerja usaha perorangan atau badan hokum. Fasilitas diberikan dalam bentuk Pinjaman Rekening Koran (PRK) dan Pinjaman Berjangka (PB). Kredit ini berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan usaha debitur.


(42)

Kredit ini merupakan fasilitas kredit untuk pembelian atau penambahan alat produksi, sarana pengangkutan, tanah dan bangunan pabrik, gudang atau kantor. Fasilitas diberikan dalam bentuk Pinjaman Angsuran Berjangka (PAB). Jangka waktu yang diberikan sesuai dengan arus dana usaha, nilai ekonomi dan umur pembiayaan.

3. Kredit Konstruksi

Kredit ini merupakan pembiayaan bagi kontraktor. Fasilitas kredit ini diberikan dalam bentuk Pinjaman Berjangka (PB) dan Pinjaman Rekening Koran (PRK). Jangka waktu disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pembayaran proyek.

4. Kredit Ekspor

Kredit ini merupakan pembiayaanbagi eksportir atau aktivitas usaha untuk membiayai kegiatan pengadaan barang baik melalui produksi atau pengumpulan / penyiapan barang yang berorientasi pada pasar global. Fasilitas kredit ini dapat diberikan dalam bentuk Pinjaman Berjangka (PB) valas. Fasilitas dapat dipergunakan untuk keperluan investasi dan pembiayaan modal kerja. Jangka waktu maksimal satu tahun dan dapat diperpanjang.

b. Kredit Konsumen

Kredit konsumen ini terdiri dari : a. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)


(43)

KPR dapat dimanfaatkan untuk membeli atau merenovasi rumah atau apartemen yang diinginkan.

b. Kredit Pemilikan Mobil (KPM)

Kredit pemilikan mobil ini diberikan untuk membeli mobil pribadi yang akan dipergunakan.

c. Kresna (Kredit Serba Guna)

Kredit ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai beragam keperluan dan keinginan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan. Kredit ini ditujukan bagi yang ingin memiliki asset pribadi, berpenghasilan tetap dan relatif mampu menyelasaikan pinjaman dalam waktu pendek.

d. KSM (Kredit Sepeda Motor)

Kredit ini ditujukan bagi karyawan perusahaan untuk memiliki sepeda motor baru.

4. Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja

Proses pemberian kredit dan pengawasan kredit membutuhkan prosedural yang jelas, sehingga sebelum memberikan kredit dianalisis terlebih dahulu apakah calon penerima kredit telah memenuhi prosedur-prosedur yang telah disyaratkan oleh bank. Melalui prosedur pemberian kredit ini nanatinya akan diambil keputusan layak atau tidaknya debitur menerima kredit modal kerja dari bank yang bersangkutan.


(44)

Dalam melakukan pemberian kredit, bank mempunyai prosedur-prosedur dalam pemberian kredit. Menurut PT. Bank Haga (2000 : 210/B1), prosedur tersebut yaitu :

1. Permohonan kredit modal kerja. 2. Penyelidikan terhadap calon debitur. 3. Pemeriksaan dan penilaian agunan.

4. Aplikasi Permohonan Kredit modal kerja. 5. Analisis kredit modal kerja.

6. Rekomendasi Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja. 7. Keputusan permohonan kredit modal kerja.

1. Permohonan Kredit Modal Kerja

Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka calon debitur mengajukan permohonan kredit modal kerja secara tertulis. Calon debitur yang mengajukan permohonan kredit, baik yang direferensikan oleh

marketing officer maupun yang datang sendiri kepada marketing officer, melakukan pembicaraan dengan marketing officer.

Setiap Permohonan kredit dalam jumlah besar, sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Surat Edaran Kredit, atau yang lebih kecil namun dipandang perlu oleh Komite Kredit, harus dibuatkan ‘Call Report’ oleh

Marketing Officer. Call Report berisi laporan singkat mengenai data umum calon debitur, rencana penggunaan dana, kegiatan usahanya, hubungan dengan lembaga keuangan yang sudah ada dan agunan yang akan diberikan kepada bank. Call Report ini harus dimintakan persetujuannya kepada Komite Kredit sesuai dengan batasan wewenangnya. Apabila Call Report

sudah disetujui untuk proses lebih lanjut, maka Marketing Officer meminta kepada calon debitur untuk mengisi ‘Formulir Permohonan Kredit’.


(45)

Pimpinan cabang dapat menunjuk seorang Credit Analyst untuk memproses lebih lanjut permohonan kredit calon debitur.Maka permohonan debitur akan diproses untuk kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya.

2. Penyelidikan Terhadap Calon Debitur

Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit modal kerja hendaknya yang berisi keterangan tentang :

a. Riwayat calon debitur meliputi nama calon debitur , jenis bidang usaha, tempat kedudukan (domisili meliputi : rumah, kantor dan toko), susunan pengurus, perkembanagan serta wilayah pemasaran produknya.

b. Tujuan permohonan kredit, jumlah kredit yang diinginkan, jenis kerdit, objek yang dibiayai scara tegas menguraikan komponen modal kerja yang diusulkan (piutang usaha, pesediaan, sebagainya) serta jangka waktu kredit.

Persyaratan pengajuan kredit modal kerja

1. Calon debitur mempunyai usaha yang layak dibiayai.

2. Calon debitur mengajukan surat permohonan kredit modal kerja. 3. Terdapat identitas calon debitur meliputi kartu tanda penduduk, kartu

keluarga, nomor pokok wajib pajak, pas foto debitur, identitas calon debitur lainnya.

4. Mempunyai identitas usaha sesuai bidang usahanya meliputi; akta pendirian / anggaran dasar perusahaan dan perubahannya, nomor pokok wajib pajak perusahaan, copy bukti SIUP (Surat Izin Usaha


(46)

Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), nomor pokok wajib pajak pribadi seluruh pemilik dan pengurus perusahaan.

5. Bukti kepemilikan agunan. 6. Data keuangan dan usaha. 7. Data penjamin.

Penyelidikan terhadap calon debitur dilaksanakan oleh seorang

credit analyst yang telah ditunjuk oleh pimpinan cabang. Credit analyst

melakukan kunjungan dan pengamatan ke tempat usaha calon debitur didiampingi oleh Marketing Officer (minimal pada kunjungan pertama) untuk memperoleh data debitur selengkap mungkin.

Data-data yang harus dilengkapi untuk pengajuan kredit modal kerja debitur perorangan adalah sebagai berikut :

1. Kartu Tanda Penduduk calon debitur 2. Kartu keluarga calon debitur

3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

4. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan, SITU (Surat Izin Tempat Usaha), dan lain-lain.

5. SIMB (Surat Izin Mendirikan Bangunan). 6. Akta jual beli apabila terjadi pergantian pemilik.

7. PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk tanah atau bangunan yang akan dijadikan jaminan untuk mengetahui nilai tanah atau bangunan tersebut. 8. Laporan keuangan (Neraca + R/L) minimal 2 tahun terakhir.


(47)

10.Data yang mendukung kegiatan usaha debitur (seperti proyek yang pernah ditangani, rekanan kerjanya, supplier, pelanggan, dan lain-lain).

Data-data yang harus dilengkapi untuk pengajuan kredit modal kerja debitur yang berbentuk badan hukum adalah :

1. Kartu Tanda Penduduk (Seluruh pemilik dan pengurus perusahaan) 2. Kartu Keluarga (Seluruh pemilik dan pengurus perusahaan)

3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) perusahaan.

4. Akte Pendirian / Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya.

5. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) pribadi seluruh pemilik dan pengurus perusahaan.

6. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), dan lain-lain.

7. SIMB (Surat Izin Mendirikan Bangunan). 8. Akta jual beli apabila terjadi pergantian pemilik.

9. PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk tanah dan bangunan yang akan dijadikan jaminan untuk mengetahui nilai tanah dan bangunan tersebut. 10.Laporan keuangan (Neraca + R/L) minimal 2 tahun terakhir.

11.Rekening Koran minimal 3 bulan terakhir.

12.Data yang mendukung kegiatan usaha debitur (seperti proyek yang pernah ditangani, rekanan kerja, supplier, pelanggan, dan lain-lain.

3. Pemeriksaan dan Penilain Agunan

Pemeriksaan dan penilain agunan dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke tempat usaha calon debitur.


(48)

Adapun jenis-jenis jaminan kredit modal kerja adalah : 1. Jaminan materiil

Jaminan ini dapat berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak. a. Benda bergerak meliputi :

 Kendaraan bermotor yang memiliki nilai pasar atau nilai jual.  Surat Berharga yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

 Tabungan, Simpanan giro.

 Benda bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan kredit modal kerja.

b. Benda tidak bergerak meliputi :

 Tanah dan bangunan, yang status hak tanahnya adalah hak milik, Hak guna bangunan atau hak pakai.

 Benda tidak bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan kredit modal kerja.

2. Jaminan immateriil

Jaminan immateriil dapat berupa jaminan perseorangan (personal guarantee) atau jaminan perusahaan (corporate guarantee). Jaminan immateriil mengandung resiko yang sangat tinggi untuk dipergunakan sebagai jaminan kredit dan hanya dapat diterima sebagai jaminan tambahan.

Jika permohonan kredit dinilai layak untuk diproses lebih lanjut, maka credit analyst menyerahkan data-data agunan dan data-data debitur kepada unit admnistrasi kredit kantor cabang untuk dilakuka Penilain


(49)

Agunan dan BI cheking. BI checking ini dapat juga segera dilakukan sebelum pembuatan Call Report jika credit analyst sudah memperoleh NPWP calon debitur.

Data-data agunan yang diperlukan untuk dilakukan penilaian dalah sebagai berikut :

i. Tanah dan/ atau bangunan :

 Bukti Kepemilikan atas tanah berupa Sertifikat (Hak Milik / Hak Guna Bangunan / Hak pakai).

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

 Akta Jual Beli (AJB).

 STTS dan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

 Gamabar denah situasi / denah bangunan. Denah konstruksi bangunan.

ii. Ruang Perkantoran .Satuan Rumah Susun :

 Bukti Kepemilikan berupa Sertifikat Hak milik atas Ruangan Perkantoran dan Satuan Rumah Susun.

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB global).

 Akta Jual Beli (AJB).

 STTS dan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

 Gambar denah situasi / denah bangunan. iii. Kios :

 Bukti Kepimilikan Kios berupa Pemindahan Hak dan Kewajiban atas kios.


(50)

 Surat Izin Pemakaian Tempat Berdagang (SIPT).

 Akta Jual Beli (AJB).

 Gambar denah lokasi kios. iv. Kendaraan :

 Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB).

 Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

 Faktur / kuitansi pembelian kendaraan. v. Mesin :

 Faktur / Invoice / Kuitansi pembelian mesin.

Nilai agunan yang diberikan harus disesuaikan dengan nilai pasar wajar menurut bank, harus dapat dari tiga sumber yang berbeda dan harus diambil yang paling konservatif. Laporan penilaian agunan harus menggambarkan kondisi-kondisi yang sesungguhnya serta fakta-fakta yang ada dilapangan sehingga dapat memberikan informasi-informasi lingkungan yang ada. Hal ini sangat penting karena laporan penilaian agunan merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi komite kredit dalam mengambil keputusan terhadap suatu permohonan kredit.

Laporan penilaian agunan merupakan kesimpulan penilai setelah pemeriksaan lapangan serta penyelidikan lain yang menyangkut keabsahan kepemilikan suatu objek jaminan. Penilaian agunan harus dilaksanakan secara objektif, dilakukan oleh unit kerja / penilai yang independent, tanpa dipengaruhi oleh hal-hal yang menyangkut kepentingan pribadi penilai maupun pihak-pihak lainnya secara langsung maupun tidak langsung


(51)

Bersamaan dengan hasil Laporan Penilai Agunan dari appraiser

(penilai), credit analyst menyerahkan status debitur dan status agunan kepada Legal Kantor Cabang untuk memperoleh Legal Opinion. Sementara menunggu hasil Legal Opinion, credit analyst membuat aplikasi kredit dan memorandum proposal kredit yang berisi rangkuman semua data yang diperoleh dari calon debitur maupun dari hasil trade checking atau BI checking. Dokumen agunan dan dokumen lainnya diserahkan kepada unit legal untuk diperiksa kelengkapannya, kemudian dokumen tersebut akan diserahkan ke unti administrasi kredit. Administrasi kredit melalui bagian appraisal melakukan pengecekan dan keabsahan dokumen agunan, khususnya jenis agunan tanah dan bangunan, sertifikatnya harus dicek pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Dinas Tata Kota setempat untuk mengetahui apakah tanah dan bangunan yang dijaminkan tersebut dalam sengketa atau terkena rencana tata kota untuk pelebaran jalan atau sebagai jalur hijau yang tidak boleh dibangun. 4. Aplikasi permohonan kredit modal kerja

Setiap usulan kredit berupa permohonan kredit baru, penambahan jumlah kredit, perubahan jenis kredit, perpanjangan kredit, perubahan agunan (penambahan / pengambilan / penukaran agunan) harus dinyatakan dalam bentuk aplikasi kredit. Aplikasi kredit pada umumnya harus dibuat bersama-sama dan merupakan suatu kesatuan dengan memorandum proposalnya atau memo pengambilan / penukaran agunan. Adanya memorandum proposal


(52)

kredit, misalnya untuk penambahan agunan yang tidak mengubah struktur dan jumlah kredit yang ada.

Aplikasi kredit harus diisi dengan singkat, jelas dan informatif, sehingga mudah dimengerti oleh setiap unit kerja terkait yang membacanya. Setiap pembuatan aplikasi kredit harus diberi memo register, dimana nomor register ini harus sama dengan nomor register pada memorandum proposal kredit atau memo pengambilan / penukaran agunan.

Aplikasi kredit dinyatakan sah apabila sudah mendapatkan tanda tangan persetujuan dari komite kredit secara lengkap sesuai dengan batasan dan wewenang yang berlaku. Penyusunan aplikasi kredit dalam file kredit harus sacara berurutan dan lengkap dari awal debitur memperoleh kredit sampai pada pelunasannya.

5. Analisis Kredit Modal Kerja

Pada tahap awal Account Officer harus mencari data dan informasi antara lain melalui wawancara dengan calon debitur, kunjungan ke lokasi calon debitur, wawancara dengan pihak lain yang mengetahui karakter dan usaha debtur, kunjungan ke lokasi agunan calon debitur untuk mengetahui kebenarannya dan menilai agunan, penilaian atas legalitas usaha dan sebagainya.

Kemudian melakukan penilaian awal dengan memperhatikan pasar sasaran yakni jenis usaha yang dilarang dibiayai, jenis usaha yang dihindari, daftar kredit macet BI, daftar hitam BI, dan daftar hitam bank yang bersangkutan.


(53)

Sasaran dari analisis kredit adalah melakukan penilaian dalam pemberian kredit agar bank dapat memperoleh suatu keputusan yang optimal dan aman terhadap kredit yang diberikan, yaitu :

a. Tujuan penggunaan kredit sejalan dengan kebijakan bank.

b. Usaha yang dibiayai memiliki sumber pembayaran kembali yang cukup. c. Dapat menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi bank.

d. Meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

Laporan keuangan calon debitur beserta analisis kredit modal kerja baru yang dilaksanakan oleh pihak bank tertuang dalam memorandum proposal kredit yang disajikan sebagai berikut ini.

Permohonan kredit modal kerja untuk debitur baru :

No. :

Tanggal :

Status Nasabah : Baru I. Data debitur

1. Nama debitur : Dani

2. Alamat Rumah : Medan

3. Alamat Usaha : Medan

4. Mulai Usaha sejak : 2004 5. Legalitas dan Izin Usaha

No. KTP : xxx

NPWP : xxx


(54)

TDP : xxx 6. Hubungan dengan Bank Haga

Pemohon kredit modal kerja merupakan nasabah baru dan belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Haga maupun dari bank lain.

II. Kelompok Debitur : Pribadi / Perorangan III.Usulan Permohonan Kredit

Besarnya permohonan kredit : Rp.100.000.000 ,-

Jenis usaha : Perdagangan

Tujuan penggunaan kredit : Untuk menambah modal kerja IV.Penilaian Agunan

Tabel 4.1 Agunan

(Rp.000,-) Jenis

agunan

No. & status kepemilikan

Nama pemilik

Lokasi NPW NL PNPW PNL Pengikatan agunan Nilai Tanah Bangunan SHM no.70 Medan a.n Dani

Dani Medan 165500 149000 102000 163850 200000 124500 99700 99700 80060

Total Agunan 290000 248700 281700 243910 200000 Sumber : PT. Bank Haga Cabang Medan

a. Coverage Ratio nilai pasar agunan :

Total nilai jaminan terhadap total permohonan kredit yang berupa tanah dan bangunan atas kredit modal kerja adalah sebesar 290 %.

b. Coverege Ratio nilai likuidasi agunan :

Total nilai jaminan terhadap total permohonan kredit yang berupa tanah dan bangunan atas kredit modal kerja adalah sebesar 248,7 %.


(55)

Total nilai pengikatan agunan yang berupa tanah dan bangunan atas kredit modal kerja adalah sebesar 200 %.

d. Bukti kepemilikan tanah dan bangunan yang diserahkan sebagai jaminan adalah Sertifikat Hak Milik.

V. Analisis terhadap kegiatan usaha a. Keadaan Pasar

Keadaan pasar calon debitur memperlihatkan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari jenis produk yang dipasarkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen, harga jual yang kompetitif, calon debitur memiliki startegi pemasaran yang tepat, didukung dengan karakter calon debitur yang cukup baik dan kooperatif, lokasi usaha yang startegis.

b. Pengadaan Bahan baku

Pengadaan bahan baku melalui supplier tetap sehingga pemenuhan bahan baku terjamin dan pembayaran bahan baku dilakukan secara tunai dan kredit.

c. Uraian Pemasaran

Pemasaran barang dagangan adalah melalui pemasaran langsung / dijual langsung kepada pihak pemakai dan juga dipasarkan melalui distributor. Orientasi pemasaran adalah berorientasi pada pasar lokal. Perkembangan pasar diprediksi akan tetap stabil.

d. Kompetitor dan posisi debitur dalam persaingan

Tingkat persaingan yang kompetitif dan cukup tinggi namun peluang debitur untuk mendapatkan laba cukup tinggi dengan strategi


(56)

pemasaran yang cukup baik dengan adanya promosi dan memberikan potongan harga.

e. Faktor makro

Tidak terdapat ada kondisi makro seperti sosial ekonomi dan peraturan pemerintah yang menghambat usaha calon debitur.

VII. Analisis Laporan Keuangan

1. Analisis atas neraca calon debitur ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.2

NERACA UD “ABC”

(Rp.000,-) No. Keterangan

31/12/2006 360 hari Sharing Pos % 31/12/2007 360 hari Sharing Pos % AKTIVA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kas Piutang dagang Persediaan Barang Aktiva lancar lain Jumlah aktiva lancar Tanah

Bangunan Mesin-mesin Kendaraan Peralatan Aktiva tetap lain (Penyusutan) Jumlah aktiva Tetap

4900 12081 161700 0 178681 100000 60000 0 25000 0 0 (28000) 157000 1,46 3,60 48,17 0 53,22 29,79 1,78 0 7,45 0 0 8,34 46,77 5309 19321 224452 0 249082 100000 60000 0 25000 0 0 (36100) 148900 1,33 4,85 56,40 0 62,59 25,13 15,08 0 6,28 0 0 9,07 37,41 14 Total aktiva 335681 397982

PASSIVA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Hutang dagang Hutang lainnya Jumlah hutang lancar Hutang jk.Panjang Jmlh hutang jk. Panjang Total hutang

Prive Modal Laba ditahan Laba tahun berjalan Jumlah modal sendiri

22500 0 22500 0 0 22500 0 120000 143294 49887 313181 6,70 0 6,70 0 0 6,70 0 35,75 42,69 14,86 93,30 26000 0 26000 0 0 26000 0 120000 193181 58801 371982 6,53 0 6,53 0 0 6,53 0 30,15 48,54 14,77 93,47 12 Total passiva 335681 397982


(57)

Berdasarkan daftar neraca pada table 4.2 dketahui bahwa keadaan keuangan perusahaan calon debitur lebih baik dari periode sebelumnya. Kondisi ini dapat dilihat dari sharing pos periode per tahun. Sharing pos adalah presentase bagian dari masing-masing pos neraca terhadap total aktiva atau total passiva yang ditunjukkan dalam presentase angka. Melihat kecenderungan meningkatnya pos-pos pada neraca, menunjukkan bahwa untuk tahun-tahun berikutnya maka diperkirakan kondisi keuangan perusahaan akan lebih baik lagi didukung dengan diberikannya tambahan modal kerja. Tambahan modal kerja ini diharapkan nantinya akan merangsang pertumbuhan kondisi keuangan perusahaan.

2.Analisis terhadap laporan laba rugi calon debitur ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Laporan Laba rugi UD”ABC”

(Rp.000,-) No KETERANGAN 31/12/2006 Sharing

Pos % 31/12/2007 Sharing Pos % 1 2 Penjualan bersih Hrg. Pokok penjualan

3158158 2845706 100 90,10 3601000 3240100 100,00 90,00 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Laba kotor Biaya Adm & penj Laba operasional Beban bunga Beban penyusutan Beban lainnya Pendapatan lainnya Pend sebelum pajak Pajak 312452 249543 62909 0 8100 0 0 54809 4932 9,89 7,90 2,00 0 0,26 0 0 1,74 0,16 360900 288090 72810 0 8100 0 0 64710 5909 10,00 8,00 2,00 0 0,22 0 0 1,80 0,16 12 LABA BERSIH 49877 1,58 58801 1,63 Sumber : PT. Bank Haga Cabang Medan

Berdasarkan laporan laba rugi diatas yang ditunjukkan pada table 4.3 dapat diketahui bahwa penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan calon debitur meningkat setiap tahunnya. Data ini menunjukkan bahwa prospek perusahaan


(58)

cukup baik dan akan memberikan keuntungan yang lebih besar apabila diberikan tambahan modal kerja.

3. Rasio-rasio keuangan calon debitur ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.4

Rasio-Rasio Keuangan UD”ABC”

Sumber : PT. Bank Haga Cabang Medan a. Rasio likuiditas

Current Ratio

Current ratio perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 963 %. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan calon debitur sangat likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.

Quick Ratio

Quick ratio perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 100,1 %. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan calon debitur cukup likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva yang dimilikinya.

Net Working Capital

No KETERANGAN Tahun 2006 Tahun 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Net working capital Current ratio Quick ratio Debt to equity ratio Net profit margin Total assets Return on assets Sales growth Day of inventory Day of receivable WCTO

Day of payable

Rp.156.181.000 794 % 75,47 % 7,18 % 1,58 % 93,30 % 14,86 % 110 % 20 hari 1 hari 22 hari 3 hari Rp.224.482.000 963 % 100,1 % 6,98 % 1,63 % 93,46 % 17,5 % 115 % 25 hari 2 hari 27 hari 3 hari


(59)

Net working capital perusahaan calon debitur pada tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 224.482. Ini menunjukkan bahwa perusahaan calon debitur mempunyai kelebihan aktiva lancar yang cukup besar dibandingkan dengan hutang lancarnya.

b. Rasio Aktivitas

Days of Receivable (DOR)

Perputaran piutang usaha perusahaan calon debitur pada tahun 2007 tetpa sama seperti tahun sebelumnya yaitu 2 hari. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja yang akan diberikan tertanam pada piutang usaha.

Days of Inventory (DOI)

Perputaran persediaan dari perusahaan calon debitur pada tahun 2007 meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan tambahan modal dalam membiayai operasi perusahaan, dikarenakan penjualan yang meningkat sehingga dibutuhkan persediaan barang dagangan yang lebih besar.

Days of Payable (DOP)

Jumlah hari rata-rata pembayaran hutang dagang pada tahun 2007 tetap seperti tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan modal kerja sebagian ditanggulangi oleh hutang dagang dari pemasok.


(60)

c. Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin

Net profit margin perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 1,63 % dan hasil ini lebih tinggi daripada periode sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Return on Assets (ROA)

Return on assets perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 17,5 %.

d. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 6,98 %. Hal ini mengiindikasikan bahwa sumber dana perusahaan tidak tergantung pada hutang.

Equity to Total Assets.

Equity to total assets perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 93,46 %, ini menunjukkan perbaikan yang cukup baik pada kondisi keuangan jangka panjang dimana kemampuan modal dalam membiayai operasional perusahaan cukup baik.

Dari analisis-analisis rasio yang dilakukan, didapat bahawa perusahaan calon debitur mempunyai rasio-rasio keuangan yang cukup baik. Perusahaan calon debitur mempunyai prospek yang bagus untuk mendapat pembiayaan


(61)

berupa tambahan modal. Dari segi rasio keuangan dapat dikatakan perusahaan calon debitur berkinerja baik.

VIII.. Perhitungan Kredit Modal Kerja

Harga Pokok Penjualan = Rp.3.240.100.000

Beban Administrasi & Penjualan = Rp. 288.090.000−

= Rp.3.528.190.000

Collection Period (DOR) = 2 hari

Holding Period(DOI) = 25 hari

Perputaran modal kerja(WCTO) = 27 hari Volume usaha diproyeksikan naik sebesar 130 %

Proyeksi Omzet = (Rp.3.528.190.000 x 27) x 130% Rp.343.998.525 360

Net Working Capital = Rp.224.482.000

Hutang dagang yang diproyeksikan = Rp. 10.000.000−

Kebutuhan modal kerja = Rp.109.516.525

Kredit yang dapat dipertimbangkan = Rp.100.000.000 Asumsi yang digunakan

 Proyeksi kenaikan penjualan diperkirakan sebesar 30 % dari posisi tahun lalu, dikarenakan bertambahnya kebutuhan modal kerja.

 Suku bunga 14,5 % per tahun. IX. Analisis resiko

1. Management Risk

Resiko ini berkaitan dengan latar belakang watak / karakter debitur. Resiko ini berkaitan dengan latar belakang dan pengalaman dari debitur


(62)

dalam mengelola dan memajukan perusahaan. Resiko ini besar berkaitan dengan manajemen yang ada.

Dalam mengelola usahanya, calon debitur telah melakukannya dengan cukup baik dan menempatkan orang-orang dan karyawan-karyawan yang cukup kompeten dalam manajemen usahanya sehingga dalam menghadapi berbagai masalah manajemen dapat menemukan jalan keluar yang baik. 2. Supply Risk

Resiko ini mengenai bagaimana debitur dalam mengelola bahan baku untuk seperti bagaimana memperoleh bahan baku dari supplier, faktor-faktor apa yang mempengaruhi bahan baku, bagaimana kesinambungan pengadaan bahan baku terhadap gejolak sosial, politik, ekonomi dan peraturan pemerintah.

Perusahaan calon debitur memperoleh bahan baku dari supplier lokal, dan sudah mempunyai hubungan yang cukup baik dengan para suppliernya. Pola pengadaan bahan baku yang sudah cukup baik sehingga perusahaan tidak kesulitan dalam menyediakan bahan baku untuk usahanya. Apabila terjadi kerusakan pada saat pengiriman bahan baku, pemasok bersedia untuk menggantinya.

3. Demand Risk

Resiko ini berkaitan dengan proses produksi dari usaha debitur. Segala faktor-faktor yang menjadi pendukung produksi semuanya berkaitan dengan resiko ini.


(63)

Permintaan pasar yang cukup tinggi akan produk yang dipasarkan oleh perusahaan calon debitur membuat produk yang dipasarkan mempunyai daya jual yang cukup tinggi. Produk juga mempunyai daya saing yang cukup tinggi dengan produk sejenis dari perusahaan lain.

4. Marketing Risk

Resiko ini tingkat persaingan barang dagangan yang dimiliki debitur apakah mempunyai daya saing dengan barang sejenis dari perusahaan lain, bagaimana kemungkinan hasil barang dagang sejenis dari perusahaan lain dapat menggantikan pangsa pasar, dan resiko lain yang berhubungan permintaan dan perkembangan pasar.

Usaha calon debitur telah memiliki pelanggan tetap yang terdiri dari banyak pelanggan. Distribusi barang usahanya dipasarkan secara langsung kepada pelanggan dan juga dengan mengadakan promosi barang yang dipasarkan.

5. Collection Risk

Cara pembayaran dari pelanggan adalah dengan cara tunai dan kredit. Piutang usaha rata-rata dapat tertagih pada saat sebelum jatuh tempo yang telah disepakati, dan presentase piutang tak tertagih dinyatakan sangat kecil. Ini berarti kualitas piutang dari usaha calon debitur cukup baik.

6. Rekomendasi Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja

Rekomendasi pemberian keputusan kredit modal kerja merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi. Dalam rekomendasi ini akan diajukan alasan-alasan mengenai disetujui atau ditolaknya permohonan kredit


(64)

modal kerja. Alasan-alasan untuk menolak atau menyetujui permohonan kredit modal kerja dilakukan setelah analisa kredit telah dilakukan, dan disimpulkan apakah calon debitur layak atau tidak menerima kredit modal kerja.

Dalam memberikan rekomendasi terhadap suatu permohonan kredit modal kerja, maka pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain mencakup :

a. Kelayakan pemberian kredit berdasarkan pada kondisi usaha dan keuangan debitur.

 Tujuan penggunaan kredit.

 Jumlah kebutuhan dana.

 Manajemen pemilik dan pengurus.

 Riwayat hidup

 Sumber pengembalian.

 Kondisi keuangan.

 Rasio keuangan.

b. Kelayakan pemberian kredit berdasarkan agunan yang diberikan.

 Karakter.

 Nilai ekonomis.

 Nilai kecukupan agunan.

 Status agunan.

c. Hasil penilaian dari bagian hukum (legal opinion). d. Hasil analisis dari credit analyst.


(65)

Dalam memberikan rekomendasi terhadap suatu permohonan kredit, seorang credit analyst atau pejabat komite kredit harus bertindak secara objektif dengan mengesampingkan unsur individu, dan melakukannya berdasarkan analisa kelayakan pemberian kredit dengan memberikan unsur-unsur pertimbangan yang jelas disertai alasan ataupun persyaratan yang harus dipenuhi debitur terhadap suatu keputusan permohonan kredit (baik disetujui ataupun ditolak).

Rekomendasi keputusan kredit yang diberikan oleh masing-masing pejabat komite kredit harus dituangkan secara tertulis dan singkat dalm lembar ‘catatan keputusan komite kredit’. Namun hal rekomendasi keputusan kredit diperoleh melalui rapat komite kredit maka pejabat komite kredit yang hadir dalam rapat harus memberikan alasan keptusan permohonan kredit tersebut dalam lembar ‘hasil rapat komite kredit’. Dalam hal komite kredit memberikan rekomendasi suatu permohonan kredit maka komite kredit tetap harus mencantumkan alasan penolakannya dalam lembar catatan keputusan komite kredit atau lembar hasil rapat komite kredit, namun jika permohonan tersebut setelah melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu tetap diputuskan untuk disetujui, maka pejabat komite kredit yang menolak diharuskan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada aplikasi kredit.

Credit review analysis dan lembar catatan rekomendasi komite kredit harus selalu diletakkan diatas memorandum proposal dalam file kredit, dengan demikian pada saat melakukan proses permohonan kredit yang baru


(66)

maka para anggota komite kredit dapat mengetahui catatan-catatan rekomendasi kredit yang pernah diberikan sebelumnya.

7. Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja

Semua data atas aplikasi kredit, memorandum proposal kredit, laporan penilaian agunan dan legal opinion disajikan dalam susunan file kredit untuk dimintakan persetujuannya ke komite kredit tingkat wilayah atau kantor pusat sesuai dengan batasan wewenangnya. Persetujuan komite kredit terhadap suatu proposal kredit dilakukan dengan mengedarkan file kredit diantara anggota komite kredit berrurutan menurut jenjang komite kredit, dimulai dari anggota, wakil ketua dan ketua komite kredit tingkat wilayah samapai ke komite kredit tingkat pusat. Setiap keputusan yang diberikan oleh komite kredit didukung dengan analisis dan alasan yang dituliskan dalam lembar ‘Catatan Keputusan Komite Pusat’. Untuk permohonan kredit yang jumlahnya besar, atau jika dipandang perlu oleh ketua komite kredit untuk diputuskan bersama, atau permohonan kredit yang memerlukan keputusan segera, harus diajukan dan dipresentasikan dalam rapat komite kredit kantor. Rapat komite kredit juga dapat dilakukan di tingkat wilayah untuk permohonan kredit yang wewenangnya masih dalam batasan komite kredit wilayah.

Setiap keputusan atas permohonan kredit yang diperoleh melalui rapat komite kredit tingkat wilayah maupun kantor pusat harus dituangkan dalam lembar ‘Hasil Rapat Komite Kredit’, dimana semua pejabat komite kredit hadir dalam rapat tersebut harus menandatangani terhadap hasil


(67)

keputusan rapat disertai dengan alasan persetujuan / penolakan atas permohonan kredit calon debitur. Lembar catatan keputusan komite kredit atau hasil rapat komite kredit harus disimpan dan diletakkan di muka memorandum proposal kredit dalm file kredit, sehingga pada saat review

atau suatu waktu timbul penambahan kredit maka anggota komite kredit mengetahui catatan dan omentar yang telah diberikan sebelumnya.

Jika permohonan kredit sudah disetujui oleh komite kredit (aplikasi kredit telah ditandatangani oleh komite kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku) maka credit analyst memberitahukan kepada marketing officer. Maka pimpinan cabang atas rekomendasi komite kredit memutuskan bahwa permohonan kredit tersebut disetujui. Wewenang dalam memutuskan kredit diputuskan oleh komite kredit dan pimpinan cabang bank yang bersangkutan.

Keputusan pemberian kredit dilakukan oleh pimpinan cabang atau pihak berwenang sesuai dengan keputusan komite kredit.

Putusan kredit modal kerja harus dinyatakan dalam suatu memorandum kredit yang memuat antara lain :

1. Struktur dan tipe kredit.

2. Syarat dan ketentuan kredit modal kerja lainnya.

3. Ketentuan-ketentuan lain yang harus dilakukan bank dalam rangka pembinaan nasabah.


(68)

Dalam memberikan keputusan kredit, Pimpinan cabang dan Komite kredit harus memperhatikan hal-hal meliputi analisis dan evaluasi kredit modal kerja yang dibuat oleh Account Officer.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Terhadap Struktur Organisasi

Dalam sebuah struktur organisasi yang baik diperlukan adanya adanya pemisahan tugas yang jelas serta tepat sesuai dengan sifat, jenis, metode, operasi dan besarnya perusahaan. Pemisahan tugas ini berguna untuk mempermudah melakukan pemeriksaan, pengawasan, meminta pertanggungjawaban, dan melakukan penilaian terhadap prestasi yang dicapai oleh semua karayawan dan bagian yang ada dalam perusahaan. Dalam membentuk suatu struktur organisasi yang terpenting adalah membuat garis-garis tanggung jawab dan wewenang yang diikuti pembagian kerja yang jelas atas masing-masing pekerjaan, sehingga setiap anggota dalam sebuah organisasi dapat mengetahui bidang pekerjaan dan tanggung jawabnya dan dapat melaksanakan pekerjannya dengan semaksimal mungkin diikuti dengan adanya suatu kesatuan perintah pada masing-masing bagian, dan tidak terjadi tumpang tindih pada setiap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi. Strukrur organisasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik dari setiap bagiannya sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Pada struktur organisasi PT. Bank Haga Cabang Medan, pemisahan tugas dan pendelegasian wewenangnya sudah cukup baik dan teratur. Tiap bagian diberikan masing-masing tugas dan tanggung jawab yang rinci


(69)

mengenai pekerjaan mereka sehingga masing-masing bagian dapat dengan baik melaksanakan pekerjaan mereka. Pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah terdapat pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran kas, fungsi pencatatan / akuntansi, fungsi operasional, fungsi pemasaran dan fungsi penyimpanan.

Dalam proses transaksi kredit, setiap pengeluaran dan penerimaan kas atas transaksi kredit ditangani oleh bagian kas atau teller, pencatatannya dilakukan oleh bagian akuntansi. Dalam proses pemberian kredit bagian yang betugas menanganinya adalah komite kredit bersama dengan account officer

kantor cabang. Dengan adanya pemisahan fungsi ini maka akan lebih mempermudah dalam pengawasan pekerjaan juga dalam meminta pertanggungjawaban dan penilaian atas kinerja masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan. Selain itu juga dengan pemisahan fungsi dan pendelegasian wewenang yang jelas dan tegas akan memperkecil peluang untuk terjadinya penyimpangan dan kesalahan, kecurangan dan juga kerjasama yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Pimpinan cabang mempunyai wewenang yang paling besar dalam perusahaan yang membawahi semua fungsi-fungsi yang ada dalam kantor cabang sehingga pimpinan cabang mempunyai tanggung jawab atas seluruh fungsi dalam kantor cabang. Manajer operasional membawahi fungsi customer service, teller, dan back office sehingga manejer opersaional adalah orang yang mengawasi langsung atas kinerja ketiga bagian itu. Dan fungsi lain


(1)

diatur dalam SOP kredit PT. Bank Haga. Prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga Cabang Medan juga senantisa dilaksanakan dengan prinsip kehati-hatian, hal ini dikarenakan perkreditan merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang utama yang memiliki resiko yang dapat merugikan bank dan dapat berakibat pada kepentingan masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa perbankan lainnya. Prinsip kehati-hatian ini tampak pada analisis-analisis kredit yang dilakukan, baik analisis kualitatif maupun kuantitatif.

Proses pemberian kredit modal kerja harus dilaksanakan melalui prosedur yang telah ditetapkan bank yang bersangkutan untuk menghindari terjadinya permasalahan. Bardasarkan pengamatan, secara keseluruhan pelaksanaan prosedur pemberian kredit modal kerja yang dilakukan pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah dilaksanakan secara efektif dalam menentukan apakah calon debitur berhak menerima kredit atau tidak. Hal ini dapat dilihat bahwa setiap tahapan prosedur pemberian kredit yang dilakukan harus mempunyai catatan atau laporan yang dibuat untuk setiap tahapannya. Setiap laporan dari setiap tahapan kemudian dianalisis oleh komite kredit untuk ditindak lanjuti. Pejabat terkait dalam proses pemberian kredit adalah pejabat pemrakasa kredit dan pejabat pemutus kredit dalam hal ini terdiri dari account officer yang bertindak sebagai pemrakarsa kredit, Komite Kredit dan juga pemimpin cabang yang bertindak sebagai pengambil keputusan.

Setiap tahapan dari prosedur pemberian kredit modal kerja telah diuraikan sebelumnya untuk dapat diketahui apakah setiap tahapan telah


(2)

dilaksanakan secara efektif dalam menentukan apakah calon debitur layak menerima kredit atau tidak. Setiap prosedur telah dilakukan dengan baik baik dari awal penyelidikan terhadap calon debitur sampai pada pengambilan keputusan pemberian kredit. Tetap hal-hal yang masih perlu diperhatikan adalah prosedur yang cenderung seragam (homogen) untuk semua calon debitur, padahal kondisi calon debitur memiliki karekteristik yang berbeda-beda (heterogen), baik dari segi karakter, kemampuan, permodalan maupun agunan yang ada. Sehingga diperlukan prosedur yang lebih beragam lagi berdasarkan karekteristik-karekteristik calon debitur yang hendak mengajukan permohonan kredit sehingga prosedur pemberian kredit yang dibuat menjadi lebih efektif lagi dalam memutuskan pemberian kredit modal kerja. Begitu juga bila dilihat dari jumlah kredit yang dimohon, seharusnya dibuat prosedur yang lebih memadai menyangkut jumlah kredit yang dimohon, sehingga nantinya tidak timbul permasalahan-permasalahan yang merugikan pihak bank.

Adapun indikator bahwa prosedur pemberian kredit telah diterapkan dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Setiap prosedur pemberian kredit modal kerja yang dilakukan telah sesuai dengan buku panduam pemberian kredit.

2. Dalam melakukan tinjaun lansung ke tempat calon debitur (on the spot), account officer melakukan penyelidikan secara detail terhadap calon debitur termasuk melihat usaha calon debitur dan juga menilai agunan yang ada.


(3)

3. Analisis kredit modal kerja yang dilakukan cukup detail dalm menghitung kebutuhan kredit calon debitur, baik melalui analisis kualitatif maupun kuantitatif.

4. Analisis resiko terhadap calon debitur yang cukup efektif, dimana dalam analisis resiko telah dianalisis semua resiko-resiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan pemberian kredit modal kerja kepada calon debitur.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Struktur organisasi dari perusahaan telah menggambarkan suatu fungsi pemisahan tugas dan delegasi serta tanggung jawab yang jelas diantara bagian-bagian yang ada begitu juga pada bagian-bagian yang terlibat langsung dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit, dan setiap bagian sudah mempunyai fungsi dan tugas yang dideskripsikan dalam job description sesuai dengan batasan tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki.

2. Prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga Cabang Medan telah diterapkan dengan baik sesuai dengan Sistem Panduan Operasional pemberian kredit yang ditetapkan oleh bank tersebut.

3. Komite kredit yang secara keseluruhan melaksanakan prosedur pemberian kredit telah bekerja secara baik dalam menganalisa setiap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.

4. Secara keseluruhan, prosedur pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Haga cabang Medan telah diterapkan dengan efektif.

B. Saran

1. PT. Bank Haga Cabang Medan sebaiknya meningkatkan mutu karyawannya, terutama account officer, sebab bagian ini memegang peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit.


(5)

2. Analisis kredit yang dilakukan harus lebih selektif dalam menentukan jumlah fasilitas kredit yang akan diberikan. Pemberian kredit harus disesuaikan pada jenis usaha, kondisi usaha dan rencana bisnis calon debitur. Apabila kredit yang diberikan terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan calon debitur maka yang akan terjadi adalah usaha calon debitur tidak akan mencapai sasaran yang mengkibatkan kredit nantinya tidak dapat dikembalikan. Begitu pula apabila kredit yang diberikan terlalu besar, maka hal ini juga akan memberikan dampak yang kurang baik bagi calon debitur itu sendiri.

3. Sebaiknya proses pemberian kredit dibuat lebih cepat dan ringkas sehingga akan tercapai kepuasan dan efesiensi dalam pelayanan terhadap calon debitur.

4. Dalam melakukan peninjauan secara langsung ke tempat usaha calon debitur sebaiknya dibentuk tim khusus, sehingga informasi yang diperoleh informasi yang tepat dan akurat tentang keadaan usaha calon debitur. Karena tujuan langsung ke tempat usaha calon debitur untuk memastikan bahwa objek yang dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam permohonan kredit.

5. Meningkatkan kemampuan karyawan khususnya karyawan yang tugasnya berkaitan dalam proses pemberian kredit. Caranya dapat dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan, seminar tentang prosedur pemberian kredit. Sehingga kinerja karyawan dapat meningkat, dan lebih paham tentang proses pemberian kredit.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, UMM Press, Malang.

Dendawijaya, Lukman, 2001. Manajemen Perbankan, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Harahap, Sofyan syafri, 1999. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT. Rajagrifindo Persada, Jakarta.

Indra Bastian, Suhardjono, 2003. Akuntansi Perbankan, Edidi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Irmayanto, Juli, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.

Jusuf, Jopie, 2005. Analisis Kredit untuk Account Officer, Cetakan Keenam, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir, 2002. Dasar-dasar Perbankan, Cetakan Pertama, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

PT. Bank Haga, 2000. S.O.P Kredit, PT. Bank Haga.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh, CV. Alfabeta, Bandung.

Susilo, Y. Sri, Triandaru, Sigit, Budisantoso, A. Totok, 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Suyatno, Chalik, Sukada, Ananda, Marala, 2007. Dasar-dasar Perkreditan, Cetakan Kesebelas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Peneltian dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2005. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.