ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU SIAK DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA, DAN MAKNA SIMBOL.

(1)

ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU SIAK DITINJAU

DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA, DAN MAKNA

SIMBOL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SULASTRI

NIM.209151025

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi Ini Diajukan Oleh: Sulastri , NIM: 209151025 Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1 Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Medan, Februari 2014

Panitia Ujian

Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum

NIP. 19641207 199103 2 002

Sekertaris,

Drs. Anam Ibrahim, M.Pd

NIP. 19600618 198903 1 001


(3)

ABSTRAK

SULASTRI, NIM: 209151025, “ ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU SIAK DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA

SIMBOL”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk ornamen, warna dan makna simbol kebudayaan Melayu Siak yang diterapkan pada tenun kain songket yang menjadi ciri khas kebudayaan Melayu Siak di Riau.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah kerajinan tenun songket Melayu Siak yang berada di kota Pekanbaru. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 kain songket yang mewakili dari beberapa kain songket yang berada di kota Pekanbaru yang memiliki ornamen, warna dan makna simbol. Sampel yang diambil dengan tehnik purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan dengan kriteria yang dianggap penting dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menguraikan masing-masing subjek yang akan diteliti, dengan menggunakan dua data yakni data primer diperoleh dari survei lapangan dan dokumentasi yaitu mengamati langsung obyek-obyek yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara.

Hasil penelitian mengkaji 15 kain songket yang menunjukkan bahwa dari karya perajin dalam menenun kain songket Melayu Siak terdapat beberapa ornamen yang sering digunakan perajin dalam menghiasi setiap bagian-bagian dari kain songket yang memiliki warna dan makna simbol. Motif-motif tersebut ialah motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum, motif Tampuk Manggis variasi Petak Silang, motif siku Keluang variasi Siku Kelaung Banji, motif siku-siku variasi Siku Tunggal, motif Siku-siku variasi Berkuntum sudut, motif Pucuk Rebung Variasi Pucuk Rebung Penuh, motif Pucuk Rebung variasi Bertabur, motif Daun Tunggal variasi Daun Tunggal Mata Panah, motif Pasu-pasu variasi Pasu-pasu Berbelah, motif Semut Beriring variasi Semut Beriring Turun, motif Pucuk Rebung variasi Pucuk Rebung Kaluk Pakis, motif Tampuk Manggis variasi Berlapis, Tampuk Manggis variasi Kelopak Mambang, motif Tampuk Manggis variasi Sebelah, motif Wajik-wajik variasi Wajik Sempurna, dan motif Tapak Catur.

Hasil temuan pada penelitian menunjukkan bahwa motif-motif yang terdapat di kota Pekanbaru berasal dari Turunan Kerajaan Trengganu dan kemudian distilir oleh perajin Pekanbaru yang sekarang menjadi hak dan milik mereka. Setiap motif memiliki makna simbol yang memberi ajaran yang berhubungan dengan asas kepercayaan kebudayaan Melayu Siak. Tenunan kain songket di kota Pekanbaru berkembang amat pesat secara estetika tetapi secara etika sangat merosot, hanya para pemuka adat yang masih memahami pakam (aturan) pembuatan kain songket, makna simbol dari motif dan warna.


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Mamfaat Penelitian ... 8

BAB II : KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. KerangkaTeoritis ... 9

1. Pengertian Analisis... 9

2. Pengertian Kain ... 10

a. Serat ... 10

b. Menenun . ... 11

3. Kerajinan tenun Songket ... 17

4. Bentuk ... 22

5. Pengertian Ornamen ... 23

6. Jenis-jenis Motif Melayu... 26

a. Motif Tumbuh-tumbuhan ... 27

b. Motif dari Hewan . ... 33

7. Motif-motif Dalam Tenun Songket Melayu Siak ... 35

8. Pengertian Simbol ... 37

9. Makna Simbol ... 40

10.Pengertian Warna ... 42

a) Arti Pengertian Warna... 43

a. Warna Merah ... 45


(5)

c. Warna Biru ... 45

d. Warna Kuning ... 46

e. Warna Putih ... 46

f. Warna Hitam ... 46

B. Kerangka Konseptual ... 47

BAB III : METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian . ... 52

B. Waktu Penelitian ... 52

C. Metode Penelitian... 52

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

1. Populasi ... 53

2. Sampel ... 53

E. Instrumen Penelitian... 54

F. Tehnik Pengumpulan Data ... 55

1. Studi Pustaka . ... 55

2. Observasi dan Dokumentasi . ... 55

3. Metode Wawancara/Interview . ... 56

G. Tehnik Analisis Data ... 56

BAB IV : ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 59

B. Analisis Hasl Penelitian ... 59

C. Temuan Penelitian ... 143

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 146

B. Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 152 LAMPIRAN ...


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Karya kerajinan Tenun Songket Melayu Siak ... 132 Table 4.2 Daftar Motif-Motif Dan Makna Simbol Pada Kain Songket……... 140


(7)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Tenun ... 14

Gambar 2.2 Alat Tenun Bukan Mesin ... 15

Gambar 2.3 Kain Songket ... 17

Gambar 2.4 Motif Bunga Kiambang dan Motif Bunga Jeraji ... 27

Gambar 2.5 Motif Bunga Kesumba dan Motif Bunga Kundur ... 28

Gambar 2.6 Motif Bunga Melur dan Motif Bunga Jambu ... 28

Gambar 2.7 Motif Bunga Berjajar Kembar dan Motif Bunga Sekawan ... 28

Gambar 2.8 Motif Kuntum Tidur dan Kuntum Sekepal... 28

Gambar 2.9 Motif Kuntum Bersanding dan Motif Bunga Bersandang ... 29

Gambar 2.10 Motif Daun Tunggal Mata Panah dan Kelopak Daun ... 29

Gambar 2.11 Motif Kelopak Jambu dan Sirih Tunggal Kuntum Berawan ... 29

Gambar 2.12 Motif Bintang Sirih Raja ... 30

Gambar 2.13 Motif Tampuk Manggis Bersela Kuntum dan Petak Anak ... 30

Gambar 2.14 Motif Tampuk Manggis Petak Silang dan Bersela ... 30

Gambar 2.15 Motif Tampuk Manggis Sebelah dan Mambang ... 31

Gambar 2.16 Motif Jambu Mawar dan Tampak Manggis Petak Wajik ... 31

Gambar 2.17 Motif Buah Setanding dan Buah Setangkai Kembar ... 31

Gambar 2.18 Motif Kaluk Pakis Kuntum Kelopak dan Kaluk Pakis ... 32

Gambar 2.19 Motif Pucuk Rebung Bersiku Kelung dan Mambang ... 32

Gambar 2.20 Motif Keluk Pakis ... 32

Gambar 2.21 Motif Semut Beriring dan Motif Ikan Bergelut ... 33

Gambar 2.22 Motif Itik Pulang Petang dan Ayam-ayaman ... 33

Gambar 2.23 Motif Naga Berjuang dan Motif Naga Menyamar ... 33

Gambar 2.24 Motif Merpati Sekawan dan Itik Tidur ... 34

Gambar 2.25 Motif Bulan Penuh Berhias dan Bulan Sabit ... 34

Gambar 2.26 Motif Bintang Berdada Wajik dan Bintang Berkuntum ... 34

Gambar 2.27 Motif Bintang Kelopak Empat dan Kembang Kayangan ... 35


(8)

ii

Gambar 4.1 Songket Bergelas Bertampuk Manggis ... 60

Gambar 4.2 Motif Tumpak Manggis dan Potong Wajik ... 62

Gambar 4.3 Motif Tumpak Manggis Bersela Kuntum ... 63

Gambar 4.4 Motif Siku-siku Variasi Kuntum Sudut ... 64

Gambar 4.5 Songket Biru Daun Tunggal Mata Panah ... 65

Gambar 4.6 Motif Daun Tunggal Variasi Mata Panah dan Kuntum Sudut .... 67

Gambar 4.7 Motif Tumpuk Bersela Kuntum ... 68

Gambar 4.8 Motif Daun Tunggal Mata Panah ... 69

Gambar 4.9 Songket Jingga Bersela Kuntum ... 70

Gambar 4.10 Motif Tampuk Manggis Bersela Kuntum dan Siku Kuntum ... 73

Gambar 4.11 Motif Tampuk Manggis Petak Silang Berantai ... 74

Gambar 4.12 Motif Siku Keluang Variasi Siku Keluang Banji ... 75

Gambar 4.13 Motif Siku Variasi Kuntum Sudut dan Daun Tunggal ... 75

Gambar 4.14 Songket Lejo Pucuk Rebung Bertingkat ... 76

Gambar 4.15 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 78

Gambar 4.16 Motif Pucuk Rebung variasi Kaluk Pakis Bertingkat... 79

Gambar 4.17 Songket Merah Muda Bersiku Keluang ... 80

Gambar 4.18 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 82

Gambar 4.19 Motif Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 83

Gambar 4.20 Motif Siku-siku variasi Siku Kuntum Sudut dan Motif Daun ... 84

Gambar 4.21 Songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis ... 85

Gambar 4.22 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 87

Gambar 4.23 Motif Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 88

Gambar 4.24 Motif Siku-siku Variasi Kuntum Sudut dan Motif Wajik ... 88

Gambar 4.25 Songket Biru Tampuk Manggis Petak Anak ... 89

Gambar 4.26 Motif Tampuk Manggis Variasi Kelopak Mambang ... 92

Gambar 4.27 Motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum ... 93

Gambar 4.28 Motif Siku Keluang Variasi Keluang Banji ... 94

Gambar 4.29 Motif Siku-siku variasi Kuntum Sudut dan Daun Tunggal ... 95


(9)

iii

Gambar 4.31 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang ... 98

Gambar 4.32 Motif Tampuk Manggis Bersela Kuntum ... 99

Gambar 4.33 Motif Siku-siku Variasi Kuntum Sudut ... 100

Gambar 4.34 Kain Songket Kuning Potong Wajik Susur ... 101

Gambar 4.35 Motif Tampuk Manggis Variasi Bersela Kuntum ... 103

Gambar 4.36 Motif Tampuk Manggis Petak Silang ... 104

Gambar 4.37 Motif Pucuk Rebung variasi Pucuk Rebung Bertabur ... 105

Gambar 4.38 Motif Siku-siku variasi Kuntum Sudut ... 106

Gambar 4.39 Songket Ungu Pucuk Rebung Penuh ... 107

Gambar 4.40 Motif Pucuk Rebung variasi Rebung Penuh ... 109

Gambar 4.41 Motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum ... 109

Gambar 4.42 Motif Pucuk Rebung variasi Kaluk Pakis ... 110

Gambar 4.43 Songket Lejo Siku Keluang Banji ... 111

Gambar 4.44 Songket Suji Riau ... 114

Gambar 4.45 Motif siku keluang variasi Siku Keluang Banji ... 115

Gambar 4.46 Motif Tampuk Manggis Kelopak Mambang ... 116

Gambar 4.47 Motif Pucuk Rebung Bertabur... 117

Gambar 4.48 Motif Tampuk Manggis Sebelah ... 118

Gambar 4.49 Songket Hulubalang ... 119

Gambar 4.50 Motif Tampuk Manggis Variasi Bersela Kuntum Berantai ... 121

Gambar 4.51 Motif Wajik Variasi Wajik Sempurna... 121

Gambar 4.52 Motif Daun Tunggal Mata Panah dan Kuntum Sudut ... 122

Gambar 4.53 Tampuk Manggis Bersela Kuntum ... 123

Gambar 4.54 Motif Tampuk Manggis Variasi Bersela Kuntum ... 124

Gambar 4.55 Motif Siku Keluang Variasi Siku Keluang Banji ... 125

Gambar 4.56 Motif potong Wajik Variasi Wajik Susur dan Tapak Catur ... 126

Gambar 4.57 Songket Merah... 127

Gambar 4.58 Motif Tampuk Manggis Variasi Petak Silang Berantai ... 128

Gambar 4.59 Motif Siku Keluang Variasi Siku Keluang Banji ... 129


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Provinsi Riau terdiri atas bagian daratan dan kepulauan yang terbentang dari pesisir Timur Pulau Sumatra sampai kekaki Bukit barisan sebelah Barat, sementara itu daerah kepulauan berbatasan dengan negara Malaysia dan Singapura.Wilayah ini didiami oleh berbagai suku dan orang-orang Melayu yang mempunyai tatanan hidup yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, disesuaikan dengan keadaan alam setempat.

Masyarakat Riau pada umumnya hidup dari bercocok tanam, menangkap ikan, dan berniaga. Sebagai pekerjaan yang merupakan usaha sambilan masyarakat pada umumnya mempunyai kegiatan membuat berbagai bentuk barang kerajinan. Salah satu bentuk kerajinan adalah kerajinan tenun songket Siak yang sekarang akrab disebut dengan kerajinan songket Riau.

Tenun Songket Melayu Siak atau songket Melayu Riau merupakan kekayaan asli negeri Melayu Siak, songket Melayu ini amatlah kaya dengan motif, warna, dan makna simbol. Makna simbol yang terdapat pada setiap motif kebudayan Melayu Siak adalah makna ketaqwaan kepada Allah, kerukunan, kearifan, kepahlawanan, kasih sayang, kesuburan, tahu diri, dan tanggung jawab. Seorang pengguna kain songket tidak hanya sekedar memakai sebagai busana hiasan tetapi juga untuk memahami simbol-simbol yang terdapat pada motif yang menghiasi setiap bagian dari kain songket yang dapat dijadikan panutan dan diterapkan dalam menjalani kehidupan


(11)

sehari-hari agar dalam menjalai kehidupan membawa kedamaian bermasyarakat dan berbangsa.

Kerajinan Songket Melayu menampilkan beragam motif, yang mengandung makna. Motif-motif yang lazimnya di angkat dari tumbuh-tumbuhan atau hewan (sebagian kecil) di kekalkan menjadi variasi-variasi yang sarat dengan makna-makna yang mencerminkan ajaran tentang asas kepercayaan dan budaya Melayu. Dahulu setiap, tokoh adat, orang tua kebudayaan Melayu, masyarakat dan pengrajin diharuskan untuk memahami, bentuk motif, warna, makna simbol yang terdapat pada kain songket Melayu Siak. Keharusan itu dimaksudkan agar mereka pribadi mampu memahami makna yang terdapat pada setiap, dan mampu pula menempatkan motif sesuai menurut pakam (aturan) yang telah ada sejak zamana kerajaan Sultan Sahyid Ali.

Sejauh ini, usaha pemerintah untuk mengembangakan dan melestarikan kain songket dikalangan masyarakat adalah membuat peraturan

bahwas setiap hari jum’at PNS, BUMN, Sekolah TK- SMA, dan dilingkupan

pemerintah kota maupun pedesaan diwajibkan menggunakan baju Cekak Musang dengan menggunakan kain sampin kain songket bagi laki-laki, sedangkan untuk wanita menggunakan baju muslim dengan pasangan rok menggunakan kain songket.

Seiring perkembangan zaman makna yang terdapat pada setiap motif yang ditenun pada kain songket sudah tidak dipahami oleh masyarakat dan generasi muda, dikarenakan ketidak pedulian untuk mempelajari dan


(12)

memahami makna yang terdapat pada setiap motif. Adapun resolusi dari nenek moyang mereka adalah mengharapkan generasi kebudayaan Melayu tetap menjunjung tinggi ajaran tentang asas kepercayaan kebudayan Melayu yang mencerminkan ajaran ketaqwaan kepada Allah, kerukunan, kearifan, kepahlawanan, kasih sayang, kesuburan, tahu diri, dan tanggung jawab. Sebagai cerminan kepribadian untuk menuju kehidupan yang lebih baik, membawa kedamaian dalam bermasyrakat dan berbangsa.

Kebanyakan masyarakat kebudayaan Melayu lebih mengutamakan keindahan dari tenunan kain songket dari pada memahami falsafah yang disampaikan pada setiap motif yang terdapat pada bagian-bagian kain songket yang mereka gunakan. Sangat disayangkan jika makna yang terdapat pada setiap motif pelan-pelan memudar dari kehidupan masyarakat melayu dikarenakan ketidak perdulian mereka untuk mempelajari dan memahami makna motif, warna, dan makna simbol. Pada saat ini perajin lebih mengutamakan keindahan tenunan songket, karena mereka lebih mengutamakn selera pasar dari pada mengutamakan aturan dan penempatan motif pada kain songket. Sehingga kain songket yang ditenun oleh para perajin hanya sebagai hiasan dalam berpenampilan, dikarenakan para perajin dalam pembuatan kain songket pada masa ini tidak lagi menggunakan kepala kain, tepi atas, dan kaki atas kain dan perajin lebih banyak memproduksi kain songket Lejo (banyak warna) yang menurut tokoh adat setempat kain songket Lejo tidak memiliki makna khusus selain sebagai hiasan dalam berpenampilan.


(13)

Perajin sudah keliru dan tidak mengetahui aturan dalam penempatan motif pada kain songket. Dimana setiap kain songket terbagi menjadi 4 bagian yaitu, adanya badan kain, kaki kain, tepi kain dan kepala kain, dimana kepala kain ini adalah gabungan dari ketiga bagian tersebut yang memiliki motif dan motif-motif tersebut disatukan dan menjadi kepala motif yang berada ditengah-tengah kain songket. Akan tetapi sekarang perajin sangat enggan sekali membuat kain songket dengan aturan yang telah ada sejak dahulu, dikarenakan mereka menghemat biaya agar lebih irit. Dengan cara seperti ini para perajin akan merusak aturan dalam pembuatan kain songket dan aturan dalam menempatkan motif. Hanya beberapa masyarakat seperti tokoh adat,orang tua-tua Melayu yang disegani, dan Pengrajin tenun kain songket yang masih memahami dan tetap mengikuti aturan-aturan penempatan motif dalam pembuatan kain songket Melayu Siak.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS KAIN SONGKET MELAYU SIAK DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA, DAN MAKNA SIMBOL”. Penelitian ini dilakukan untuk mengangkat kembali bentuk motif, warna, dan makna simbolis yang terdapat pada kain songket yang telah memudar dikalangan masyarakat dan generasi muda kebudayaan Melayu Siak dikota pekanbaru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas terdapat masalah yang terjadi terhadap bentuk ornamen, warna dan makna


(14)

simbolis yang digunakan untuk tenunan kain songket Melayu Siak, maka identifikasi masalah yang ada pada penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah usaha Pemerintah dalam mengembangkan dan melestarikan kerajinan tenun yang kerap disebut dengan kain songket Melayu Siak ?

2. Masyarakat sudah tidak memahami dan tidak mau tahu tentang makna simbol yang terdapat pada setiap motif yang menghiasi bagian dari kain songket Melayu Siak.

3. Bentuk ornamen yang diterapkan pada kain songket Melayu Siak sangat sedikit dan terkesan monoton

4. Makna motif dan warna yang digunakan pada kain songket Melayu Siak tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga sebagai Simbol Status Kebudayaan Melayu Siak dan sebagai penolak bala.

5. Warna dalam kebudayaan Melayu Siak yang memiliki makna dan fungsi khusus ada 6 warna yakni warna hijau, warna putih, warna hitam, warna merah, warna kuning, dan warna biru.

6. Harga kain songket terbilang mahal

7. ATBM (alat tenun bukan mesin) jarang dipakai pada sekolah kejuruan (SMK) dikarenakan harganya yang terbilang mahal

8. Benang sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain songket masih susah didapatkan didalam negeri (Indonesia).


(15)

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas terdapat masalah yang terjadi terhadap Bentuk Ornamen dan Makna Simbolis yang digunakan untuk tenunan kain songket Melayu Siak, maka batasan masalah yang ada pada penelitian ini adalah :

1. Motif-motif apa saja yang terdapat pada kain songket Melayu Siak ?

2. Apakah makna simbol yang terdapat pada setiap jenis motif yang digunakan untuk menghiasi setiap bagian dari kain songket Melayu Siak ? 3. Warna apa saja yang memiliki makna dan kegunaan khusus dalam

kebudayaan Melayu pada kain songket Melayu Siak?

4. Apakah bahan yang digunakan perajin dalam menenun kain songket Melayu Siak ?

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara terarah dan berkesinambungan dengan batasan masalah yang akan diteliti kelapangan, maka rumusan masalah yang akan dipaparkan berkaitan dengan “Analisis Kain Songket Melayu Siak Ditinjau Dari Bentuk Ornamen, Warna Dan Makn Simbol“. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk ornamen , warna, dan makna simbol yang terdapat pada tenunan kain songket Melayu Siak yang berada didaerah kota Pekanbaru Provinsi Riau.


(16)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hal yang paling penting untuk merumuskan suatu kegiatan penelitian guna mencapai tujuan yang disampaikan adalah :

1. Untuk menginvestarisasi jenis-jenis Ornamen yang diterapkan pada kain songket Melayu

2. Untuk mengetahui usaha Pemerintah Siak. dalam mengembangkan dan melestarikan kerajinan tenun yang kerap disebut dengan kain songket Melayu Siak

3. Untuk mengetahui jenis-jenis ornamen yang sering digunakan pada kain songket Melayu Siak.

4. Untuk mengungkapkan makna simbol yang terdapat pada jenis-jenis motif dan warna pada kain songket Melayu Siak.

5. Untuk mengetahui aturan peletakan motif dalam menghiasi setiap bagian-bagian dari kain songket Melayu Siak.

6. Untuk mengetahui tata cara dalam memakai kain songket dalam Kebudayaan Melayu Siak.

7. Untuk mengetahui kain songket yang berkembang dikalangan masyarakat pada saat ini.

8. Untuk mengetahui bahan dan alat yang digunakan Perajin dalam membuat tenunan kain songket Melayu Siak.


(17)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa menjadi pedoman kehidupan dengan memahami makna dan Falsafah yang kerap dituangkan dalam ornamen melayu pada tenun songket melayu Siak dikota Pekanbaru Provinsi Riau

2. Sebagai ilmu pengetahuan, khusus bagi pendidikan seni rupa seperti pendidikan di seni rupa dan lembaga-lembaga lainnya.

3. Bagi masyarakat untuk dapat dengan mudah memahami bentuk ornamen melayu yang mengandung makna dan falsafah pada kain songket melayu. 4. Sebagai sumbangan bahan referensi Perspustakaan Wialayah Pekanbaru,

Dinas pariwisata, dan pemangku adat dalam mengkaji Ornamen melayu dan makna yang terdapat pada kain songket melayu Siak dikota Pekanbaru Provinsi Riau.


(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian yaitu, Kain Songket Melayu Siak, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah:

1. Motif-motif yang ada didearah Melayu Siak (Riau) mulanya berasal dari Trengganu karena yang pertama kali memperkenalkan tenun songket adalah perajin yang didatangkan dari Kerajaan Trengganu. Dikarenakan pada masa kerajaan Sultan Ismail beliau sangat mengagumi tenunan songket dari Trengganu. Motif-motif yang berasal dari trengganu lambat laun distilir oleh seniman Melayu Siak, agar motif yang dilahirkan dari seniman Melayu Siak menjadi ciri khas dan hak milik kebudayaan Melayu Siak yang memiliki falsafah, nilai-nilai asas kepercayaan kebudayaan Melayu siak, makna warna, dan makna simbol. Motif-motif yang telah distilir oleh seniman kebudayaan Melayu sudah berkembang sampai sekarang yang digunakan para perajin sebagai hiasan pada tenunan kain songket Melayu Siak. Jumlah motif yang terdapat pada Kebudayaan Melayu Siak adalah sebanyak 142 motif yang bersumber dari bentuk ornamen hewan ( Fauna ), ornamen tumbuh-tumbuhan ( Flora ), bentuk corak alam, bentuk corak wajik dan Siku-siku.

2. Usaha pemerintah untuk mengembangkan dan melestarikan kain songket dikalangan masyarakat adalah membuat peraturan yang sudah


(19)

diselenggarakan pada tahun 2002 yakni setiap hari jum’at PNS,

BUMN, Sekolah TK- SMA, dan dilingkupan pemerintah kota maupun pedesaan diwajibkan menggunakan baju Cekak Musang dengan menggunakan kain sampin kain songket bagi laki-laki, sedangkan untuk wanita menggunakan baju muslim dengan pasangan rok menggunakan kain songket. Kerajinan kain songket Melayu Siak juga sering diikut sertakan oleh pemerintah dalam acara-acara besar seperti Riau Exspo, hari Ulang Tahun Pekanbaru, pegelaran busana, dan upacara adat. Untuk para perajin pemerintah memberikan perhatian dalam segi memberi alat tenun ATBM untuk satu perusahaan kerajinan Pemerintah memberi 3 unit sampai 5 unit ATBM.

3. Motif yang kerap digunakan perajin dalam menghiasi setiap bagian-bagian dari kain songket Melayu Siak berjumlah 17 motif. Motif-motifnya adalah motif Daun Tunggal varisi Mata Panah, motif siku-siku variasi Kuntum Sudut, motif Pasu-pasu variasi Pasu Berbelah, motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum, motif Tampuk Manggis variasi Petak Silang, motif Potong Wajik variasi Wajik Susur, motif Pucuk Rebung variasi Rebung Bertabur, motif pucuk rebung variasi Kaluk Pakis, motif Tampuk Manggis variasi Tampuk Berlapis, motif Siku Keluang variasi Siku Keluang Banji, motif Siku-siku variasi Siku-siku Tunggal, Motif Tampuk Manggsi variasi Kelopak Mambang, motif Tampuk Manggis variasi Sebelah, motif Tampuk Manggis variasi


(20)

Sebelah, motif Wajik-wajik variasi Wajik Sempurna, dan motif Tapak Catur variasi Petak Ganda.

4. Setiap motif yang menghiasi bagian kain songket Melayu Siak sejauh ini keseluruhanya memiliki makna simbol dan ajaran-ajaran moral yang amat baik untuk diterapkan dalam kepribadian setiap orang. Makna yang terdapat pada setiap motif mengandung makna ketaqwaan kepada Allah, kerukunana, kearifan, kepahlawanan, tahu diri, dan tanggung jawab. Salah satu motif yang memiliki makna adalah motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum memiliki makna yakni sopan santun, sifat rendah hati, bermuka manis, motif Siku-siku variasi Kuntum Sudut memiliki Makna simbol menjaga malu, dan bersikap tahu diri, dan motif Siku Keluang variasi Siku Keluang Banji memiliki makna simbol sifat yang memegang amanah, taat, setia, teguh pendirian.

5. Dalam pembuatan kain songket peletakan motif sangat lah diatur dahulu karena ada empat bagian yang terdapat pada bagian kain songket yakni, Badan kain, Kepala Kain, Kaki kain atas dan bawah, tepi kain atas dan bawah dan motif-motifnya harus berkesinambungan agar makna yang disampaikan berjalan seiring. Akan tetapi perajin pada masa sekarang lebih memilih menghemat benang dikarenakan keberadaan benang yang sulit dan mahal sehingga mereka tidak lagi meghiraukan aturan itu dan kain songket yang mereka buat kebanyakan tidak menggunakan Kepala kain, Tepi kain atas, kaki kain


(21)

atas. Padahal kepala kain pada kain songket amat lah penting karena kepala kain tempat hulu sebuah kain tempat motif utama diletakkan sebagai penanda bidang kain, gunanya dalam kebudayaan Melayu untuk mebedakan status pemakainya dari cara meletakkan kepala kain. 6. Kain songket memiliki aturan dalam cara memakainya adapun setiap

kepala kain bagi wanita diletakkan didepan, sedangkan untuk laki-laki harus dibelakang dan untuk menandakan laki-laki yang sudah menikah harus menggunakan sarung songket dibawah lutut, yang Masih lajang harus lah diatas lutut.

7. Kain songket yang berkembang pada masa sekarang adalah songket Lejo (banyak warna), songket lejo ini kaya akan warna pada bagian kain dan warna-warna yang terdapat pada kain songket lejo tidak memiliki makna khusus selain hanya sebagai hiasan semata, seperti kain songket lejo berikut ini, Songket Lejo Pucuk Rebung Bertingkat memiliki fungsi sebagai, kain sampin dan rok, Songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis berfungsi sebagai kain sampin, songket Lejo Bertampuk manggis Petak Anak berfungsi sebagai kain sampin, songket Lejo Siku Keluang Banji berfungsi sebagai hiasan dinding dan kain sampin, dan songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis Bersela Kuntum berfungsi sebagai kain sampin, rok, sarung dan sampul bantal. 8. Bahan yang digunakan dalam menenun kain songket Melayu Siak adalah benang katun, benang kapas, dan benang emas. Sedangkan untuk alatnya adalah alat tenun ATBM (alat tenun bukan mesin).


(22)

B. SARAN

1. Sebaiknya pemerintah di Provinsi Riau lebih bijak lagi untuk mengambil keputusan dalam melestarikan kebudayaan dengan mengadakan jam pelajaran tambahan untuk memperkenalkan Kekayaan budaya sendiri seperti kebudayaan Melayu yakni berupa kain Songket yang kaya akan motif dan makna simbol yang terkandung pada setiap motif sebagai pedoman hidup untuk diaplikasikan dalam kehidupan dan membentuk kepribadian yang baik dan tetap memegang amanah dan menjaga adat. 2. Pemerintah sebaiknya membuat acara pagelaran dengan memperkenalkan

kain songket, dan membuat seminar-seminar disekolah dan di universitas agar generasi tetap menjunjung tinggi dan mencintai peninggalan dari kebudayaan mereka sendiri yakni tenun songket Melayu Siak yang sangat indah dengan perpaduan warna dan makna simbol.

3. Para Perajin sebaiknya lebih mengutamakan pakam-pakam (aturan) yang telah ada agar kain songket yang dibuat tidak sekedar indah saja melainkan kaya akan makna, dan falsafah. Dimana dalam pembuatan kain songket harus lah memiliki empat bagian yakni, harus memiliki kepala kain, tepi kain atas dan bawah, kaki kain atas dan bawah agar motif yang digunakan tetap berkesinambungan dan makna tetap berjalan searah.

4.

Masyarakat sebaiknya lebih menjaga peninggalan kebudayaan dan memahami makna yang terkandung pada setiap motif yang ditenun pada kain songket. Masyarakat hendaknya tetap menerapkan ajaran-ajaran nilai luhur dari nenek moyang mereka pada kehidupan sehari-hari dan


(23)

mengajarkannya kepada anak-anak mereka dan generasi setelah mereka agar peninggalan kebudayaan yang kaya akan ajaran yang baik sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Atmotjo, Wahyu Tri, dan Misgiya. 2008. Penerapan Ornamen Tradisional Batak Dalam Teknik Batik Untuk Menciptakan Industri Kerajinan Batik Di Sumatera utara. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED.

Azmi. 2008, Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Pendekatan Semiotika. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS – UNIMED.

Cassirer, Ernst.1987. Manusia Dan Kebudayaan. Jakarta : Gramedia.

Cassirer, E. 1989. An Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human Culture.Terjemahan. Alois A. Nugroho. New Heaven Connectient: University Press.

Darmaprawira, Sulasmi. 2002.WARNA. Bandung : ITB.

Dellistone. 2002. The Power Of Simbol. Yogyakarta : Konisius.

Effendy Tenas, Abdul Malik, Auzar Thaher, dan Hasan Junus. 2004. Corak Dan Ragi Tenun Melayu Ria. Yogyakarta : Adi Cita.

Gustami, SP. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : ASRI Hartanto, N Sugiarto. 1980. Teknologi Tekstil. Jakarta: P.T. Pradnya Paramita Herusatoto, Budiono, 2001. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:

Hanindita Graha Widia.

KBBI. 2007. Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Kartiwa, Suwati. 1996. Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan

Nazir,Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Saragi, Daulat. 2007. Dimensi Simbolis Patung Primitif Batak Menurut Susanne Knauth Langer. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED

Subagiyo, Yosep Puji. 2008. Tekstil Tradisional Pengenalan Bahan Dan Tehnik. Bekasi: Studio Primastoria.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.


(25)

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara Semarang : Dahara Prize.

Trisniyati. 2009. Ragam Hias Melayu Riau Sebagai Dasar Penciptaan Karya Seni

Kriya. Ringkasan Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Panggabean, Ratna L, dan Cut Kamaril Wardhani. 2004. TEKSTIL. Jakarta : Desantara Utama

Zulkifli, dkk, 2008. Khazanah Kerajinan Melayu. Pekanbaru: Dewan KerajinanNasional Daerah Provinsi Riau.

________. 1980, Laporan Penelitian Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. Medan : Pemerintah Daerah Tingkat I Privinsi Sumatera Utara.


(1)

Sebelah, motif Wajik-wajik variasi Wajik Sempurna, dan motif Tapak Catur variasi Petak Ganda.

4. Setiap motif yang menghiasi bagian kain songket Melayu Siak sejauh ini keseluruhanya memiliki makna simbol dan ajaran-ajaran moral yang amat baik untuk diterapkan dalam kepribadian setiap orang. Makna yang terdapat pada setiap motif mengandung makna ketaqwaan kepada Allah, kerukunana, kearifan, kepahlawanan, tahu diri, dan tanggung jawab. Salah satu motif yang memiliki makna adalah motif Tampuk Manggis variasi Bersela Kuntum memiliki makna yakni sopan santun, sifat rendah hati, bermuka manis, motif Siku-siku variasi Kuntum Sudut memiliki Makna simbol menjaga malu, dan bersikap tahu diri, dan motif Siku Keluang variasi Siku Keluang Banji memiliki makna simbol sifat yang memegang amanah, taat, setia, teguh pendirian.

5. Dalam pembuatan kain songket peletakan motif sangat lah diatur dahulu karena ada empat bagian yang terdapat pada bagian kain songket yakni, Badan kain, Kepala Kain, Kaki kain atas dan bawah, tepi kain atas dan bawah dan motif-motifnya harus berkesinambungan agar makna yang disampaikan berjalan seiring. Akan tetapi perajin pada masa sekarang lebih memilih menghemat benang dikarenakan keberadaan benang yang sulit dan mahal sehingga mereka tidak lagi meghiraukan aturan itu dan kain songket yang mereka buat kebanyakan tidak menggunakan Kepala kain, Tepi kain atas, kaki kain


(2)

atas. Padahal kepala kain pada kain songket amat lah penting karena kepala kain tempat hulu sebuah kain tempat motif utama diletakkan sebagai penanda bidang kain, gunanya dalam kebudayaan Melayu untuk mebedakan status pemakainya dari cara meletakkan kepala kain. 6. Kain songket memiliki aturan dalam cara memakainya adapun setiap

kepala kain bagi wanita diletakkan didepan, sedangkan untuk laki-laki harus dibelakang dan untuk menandakan laki-laki yang sudah menikah harus menggunakan sarung songket dibawah lutut, yang Masih lajang harus lah diatas lutut.

7. Kain songket yang berkembang pada masa sekarang adalah songket Lejo (banyak warna), songket lejo ini kaya akan warna pada bagian kain dan warna-warna yang terdapat pada kain songket lejo tidak memiliki makna khusus selain hanya sebagai hiasan semata, seperti kain songket lejo berikut ini, Songket Lejo Pucuk Rebung Bertingkat memiliki fungsi sebagai, kain sampin dan rok, Songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis berfungsi sebagai kain sampin, songket Lejo Bertampuk manggis Petak Anak berfungsi sebagai kain sampin, songket Lejo Siku Keluang Banji berfungsi sebagai hiasan dinding dan kain sampin, dan songket Lejo Bertabur Tampuk Manggis Bersela Kuntum berfungsi sebagai kain sampin, rok, sarung dan sampul bantal. 8. Bahan yang digunakan dalam menenun kain songket Melayu Siak adalah benang katun, benang kapas, dan benang emas. Sedangkan untuk alatnya adalah alat tenun ATBM (alat tenun bukan mesin).


(3)

B. SARAN

1. Sebaiknya pemerintah di Provinsi Riau lebih bijak lagi untuk mengambil keputusan dalam melestarikan kebudayaan dengan mengadakan jam pelajaran tambahan untuk memperkenalkan Kekayaan budaya sendiri seperti kebudayaan Melayu yakni berupa kain Songket yang kaya akan motif dan makna simbol yang terkandung pada setiap motif sebagai pedoman hidup untuk diaplikasikan dalam kehidupan dan membentuk kepribadian yang baik dan tetap memegang amanah dan menjaga adat. 2. Pemerintah sebaiknya membuat acara pagelaran dengan memperkenalkan

kain songket, dan membuat seminar-seminar disekolah dan di universitas agar generasi tetap menjunjung tinggi dan mencintai peninggalan dari kebudayaan mereka sendiri yakni tenun songket Melayu Siak yang sangat indah dengan perpaduan warna dan makna simbol.

3. Para Perajin sebaiknya lebih mengutamakan pakam-pakam (aturan) yang telah ada agar kain songket yang dibuat tidak sekedar indah saja melainkan kaya akan makna, dan falsafah. Dimana dalam pembuatan kain songket harus lah memiliki empat bagian yakni, harus memiliki kepala kain, tepi kain atas dan bawah, kaki kain atas dan bawah agar motif yang digunakan tetap berkesinambungan dan makna tetap berjalan searah.

4.

Masyarakat sebaiknya lebih menjaga peninggalan kebudayaan dan

memahami makna yang terkandung pada setiap motif yang ditenun pada kain songket. Masyarakat hendaknya tetap menerapkan ajaran-ajaran nilai luhur dari nenek moyang mereka pada kehidupan sehari-hari dan


(4)

mengajarkannya kepada anak-anak mereka dan generasi setelah mereka agar peninggalan kebudayaan yang kaya akan ajaran yang baik sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atmotjo, Wahyu Tri, dan Misgiya. 2008. Penerapan Ornamen Tradisional Batak Dalam Teknik Batik Untuk Menciptakan Industri Kerajinan Batik Di Sumatera utara. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED.

Azmi. 2008, Memahami Karya Seni Rupa Kontemporer Melalui Pendekatan Semiotika. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS – UNIMED.

Cassirer, Ernst.1987. Manusia Dan Kebudayaan. Jakarta : Gramedia.

Cassirer, E. 1989. An Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human Culture.Terjemahan. Alois A. Nugroho. New Heaven Connectient: University Press.

Darmaprawira, Sulasmi. 2002.WARNA. Bandung : ITB.

Dellistone. 2002. The Power Of Simbol. Yogyakarta : Konisius.

Effendy Tenas, Abdul Malik, Auzar Thaher, dan Hasan Junus. 2004. Corak Dan Ragi Tenun Melayu Ria. Yogyakarta : Adi Cita.

Gustami, SP. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : ASRI Hartanto, N Sugiarto. 1980. Teknologi Tekstil. Jakarta: P.T. Pradnya Paramita Herusatoto, Budiono, 2001. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:

Hanindita Graha Widia.

KBBI. 2007. Kamus BesarBahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Kartiwa, Suwati. 1996. Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan

Nazir,Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Saragi, Daulat. 2007. Dimensi Simbolis Patung Primitif Batak Menurut Susanne Knauth Langer. Medan : Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED

Subagiyo, Yosep Puji. 2008. Tekstil Tradisional Pengenalan Bahan Dan Tehnik. Bekasi: Studio Primastoria.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.


(6)

Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara Semarang : Dahara Prize.

Trisniyati. 2009. Ragam Hias Melayu Riau Sebagai Dasar Penciptaan Karya Seni

Kriya. Ringkasan Skripsi. Medan : Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

Panggabean, Ratna L, dan Cut Kamaril Wardhani. 2004. TEKSTIL. Jakarta : Desantara Utama

Zulkifli, dkk, 2008. Khazanah Kerajinan Melayu. Pekanbaru: Dewan KerajinanNasional Daerah Provinsi Riau.

________. 1980, Laporan Penelitian Pengumpulan Dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. Medan : Pemerintah Daerah Tingkat I Privinsi Sumatera Utara.