RESEPSI PEMBACA TERHADAP NOVEL LASKAR PELANGI DALAM KOMUNITAS CYBERSASTRA.

(1)

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… v

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR GRAFIK ……….viii

DAFTAR LAMPIRAN ………ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 13

C. Tujuan Penalitian ………14

D. Asumsi ………15

E. Hipotesis ………... 15

F. Metode Penelitian ………... 17

G. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ………... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalitas Guru ……….. 20

B. Efektivitas Manajemen Pembelajaran ……… 29

C. Etos Kerja ………... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……….54

B. Definisi Operasional Variabel ……….56

C.Instrumen Penelitian ……….58

D. Penentuan Sampel ………... 61

E. Pengumpulan Data ……….. 62

F. Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ……… 64

G. Tempat dan Jadwal Penelitian ……… 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 74

B. Pembahasan Penelitian ………. 115

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………124

B. Implikasi ………125

B. Rekomendasi ……….126

DAFTAR PUSTAKA ……….129

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….131

RIWAYAT HIDUP ………179


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana ilmu pengetahuan bidang lain, sastra sebagai ilmu memiliki karakteristiknya sendiri. Abrams (Teeuw, 1988: 50) dalam bukunya yang berjudul The Mirror and the Lamp merumuskan sebuah kerangka kerja yang mengandung empat pendekatan kritis terhadap sastra. Keempat pendekatan tersebut dikenal sebagai pendekatan objektif, pendekatan ekspresif, pendekatan mimetik, dan pendekatan pragmatik. Apabila pendekatan objektif berpusat pada karya sastra, pendekatan ekspresif berfokus pada penulis, pendekatan mimetik berorientasi pada semesta, maka pendekatan pragmatik menitikberatkan kajian sastra terhadap pembaca, terutama dalam tataran fungsinya.

Horatius (Luxemburg, 1989: 76) seorang penyair latin yang hidup pada masa 65 sM - 8 M berpandangan bahwa fungsi sastra hendaknya docere (memberikan ajaran) dan delectare (memberikan kenikmatan). Dengan kata lain, sastra mestilah berfaedah dan menyenangkan bagi pembaca.

Penelitian pembaca sebagai fokus kajian sastra senantiasa berkembang. Perkembangannya mulai dari resepsi strukturalisme dinamik Mukarovsky, teori konkretisasi Ingarden dan Vodicka, sampai estetika resepsinya Jauss dan Iser.

Iser dalam Endraswara (2008: 125) menyebutkan adanya dua kutub dalam karya sastra, yakni kutub artistik sebagai kutub penulis, dan kutub estetik sebagai realisasi yang diberikan pembaca. Aktualisasi terjadi pada saat adanya kontak antara pembaca dengan teks sastra, yakni tatkala proses resepsi terjadi.


(3)

Resepsi sastra merupakan pendekatan penelitian yang menitikberatkan pada bagaimana suatu karya sastra diterima oleh pembaca. Oleh karena itu, kajian ini mengalihkan studi sastra yang biasanya berorientasi pada teks sastra menjadi terarah pada pembaca dengan dasar pemikiran bahwa teks sastra ditulis untuk disajikan kepada pembaca. Jauss mengunakan istilah “cakrawala harapan”, baik yang bersifat estetik maupun nonestetik sebagai pengalaman literer, yakni penerimaan dan pengolahan dalam batin pembaca. Dengan kata lain, konkretisasi pembaca terhadap teks sastra sebagaimana dipahami pembaca yang bersangkutan menjadi objek penelitian.

Penghayatan dan pemahaman pembaca terhadap teks sastra tidak dapat dilepaskan dari cakrawala harapan dan pengalamannya. Hal ini mengimplikasikan bahwa pembaca dalam kaca mata resepsi sastra bisa berbeda-beda. Segers (2000: 47) membedakan pembaca ke dalam tiga tipe, yakni pembaca ideal atau pembaca ahli; pembaca implisit atau pembaca yang kompeten, dan pembaca riil yakni pembaca sesungguhnya yang kontemporer. Seperti halnya Segers, penulis berpendapat bahwa pembaca riil memberikan arti individual terhadap struktur yang direpresentasikan oleh pengarang sehingga tipe pembaca ini lebih penting bagi penelitian resepsi sastra daripada dua tipe pembaca lainnya.

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban manusia berkembang dengan cepat. Salah satu kemajuan pesat terjadi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, yakni lahirnya internet. Budaya internet atau budaya antarjaringan dikenal pula dengan istilah cyberspace, yaitu kombinasi teknologi informasi,


(4)

penyimpanan, dan pencarian data dengan telekomunikasi global melalui perangkat komputer yang saling terjalin.

Cyberspace membentuk dunia tersendiri yang dinamakan dunia virtual. Dunia yang menghubungkan antara satu manusia dengan manusia lain melalui perangkat teknologi. Dunia internet dengan perangkat teknologi informasi dan komunikasinya begitu terbatas sekaligus sangat tak terbatas. Internet terbatas karena hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki perangkat teknologinya. Internet sangat tak terbatas karena memungkinkan setiap orang yang memiliki perangkat teknologi tersebut untuk mengakses setiap informasi, tak peduli di manapun dan kapanpun.

Sastra menurut Yus Rusyana (1984: 311) adalah kegiatan kreatif manusia sebagai hasil proses pengamatan, tanggapan, fantasi, perasaan, pikiran, dan kehendak yang bersatu padu serta diwujudkan dalam medium bahasa. Menurut Putu Wijaya (2007: 1) sastra adalah segala bentuk ekspresi dengan memakai bahasa sebagai basisnya. Pengertian yang luas mengenai sastra membuat jangkauannya demikian melebar. Sastra tidak dimaknai sebagai suatu karya tulis yang indah semata. Pada satu kondisi sastra dapat muncul sebagai ekspresi yang berupa catatan, doa, bahkan mantra yang semuanya berkelindan dan membentuk makna, serta menjelma menjadi sastra dalam segala bentuknya. Kedua pendapat tersebut mewadahi pengertian sastra secara luas.

Persentuhan internet dengan dunia sastra melahirkan cybersastra, yakni aktivitas sastra yang memanfaatkan teknologi komunikasi internet (Endraswara, 2008: 183). Teks-teks sastra bertebaran di berbagai situs dunia maya. Ada yang


(5)

diorientasikan sebagai ruang sastra secara utuh, seperti www.cybersastra.com, sehingga isi situs di dalamnya didominasi karya sastra. Ada pula karya sastra yang tidak diwadahi dalam suatu situs secara khusus. Karya sastra tersebut tersebar dalam berbagai milis, portal, dan blog, baik berupa situs pribadi maupun situs institusi. Meski demikian, karya sastra tersebut memanfaatkan teknologi komunikasi internet sehingga dinamakan cybersastra.

Cybersastra tidak hanya berisi karya sastra, namun juga memuat berbagai pembicaraan tentang sastra, termasuk resensi dan tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Situs pribadi Dewi Lestari (penulis Supernova, Filosofi Kopi, dan Rectoverso) misalnya, www.dee-idea.blogspot.com memuat berbagai tanggapan pembaca terhadap karya sastra yang ditulisnya. Situs www.goodreads.com bahkan mengkhususkan diri sebagai situs untuk komunitas pembaca buku. Di dalam situs ini pembaca menanggapi (meresepsi) berbagai karya sastra, dan salah satu karya yang ditanggapi komunitas cybersastra ini adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Dalam perspektif pendidikan, tujuan pembelajaran sastra merupakan bagian dari tujuan pendidikan secara keseluruhan (Rusyana, 1984: 313). Oleh karena itu, pengajaran sastra dikembangkan. Namun, sastra sebagai salah satu moda pengajaran kerap dikeluhkan. Seorang praktisi pendidikan sastra, Mukhlis A. Hamid (2007: 1) menyatakan bahwa pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal sarat dengan berbagai persoalan, termasuk dalam hal model pembelajaran dan pemilihan bahan ajarnya. Berbagai kendala tersebut tentu perlu diupayakan jalan keluarnya.


(6)

Model pembelajaran dan pemilihan bahan ajar sastra yang inovatif mutlak perlu dikembangkan. Salah satunya, dengan merancang model pembelajaran sastra yang menyajikan bahan ajar yang kontekstual. Pemilihan bahan ajar yang kontekstual dapat memanfaatkan resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra sebagai alternatif, sehingga pembelajaran sastra dalam perspektif pendidikan menjadi suatu hal yang relevan dengan perkembangan dan peradaban zaman.

Uraian di atas menunjukkan adanya kesempatan dan peluang yang menantang untuk dilakukannya suatu penelitian. Penelitian sastra yang lebih banyak diorientasikan pada teks sastra, membuka peluang untuk dilakukannya lebih banyak penelitian yang berfokus terhadap peran pembaca dan resepsi mereka terhadap suatu karya dalam mewarnai perkembangan sastra. Kehadiran komunitas cybersastra dan posisinya sebagai ruang bagi pembaca untuk menpublikasikan resepsi mereka terhadap suatu karya, merupakan ranah baru dalam dunia sastra yang belum banyak mendapat perhatian peneliti sastra. Keunikan dan ketidakterbatasan aksesibilitas cybersastra membuka kemungkinan sekaligus merupakan tantangan untuk memberdayakan cybersastra tersebut sebagai inovasi dalam pembelajaran sastra, salah satunya dengan mengupayakan perancangan model pembelajaran dan pemilihan bahan ajarnya.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, diajukan penelitian dengan judul “Resepsi Pembaca terhadap Novel Laskar Pelangi dalam Komunitas Cybersastra (Pemilihan Bahan dan Perancangan Model Pembelajaran Apresiasi Novel sebagai Wahana Berbagi Pengalaman Sastra)”.


(7)

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan di atas dibatasi pada beberapa hal berikut ini.

a. Teks resepsi pembaca yang dianalisis adalah teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari tetralogi dalam judul yang sama. Novel ini pertama kali terbit pada tahun 2005 dan disambut baik oleh masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan naik cetak sebanyak delapan belas kali dalam kurun waktu tiga tahun. Secara spesifik analisis dibatasi pada resepsi pembaca terhadap unsur intrinsik novel dan kesan pembaca secara umum terhadap novel tersebut.

b. Komunitas cybersastra dibatasi hanya pada satu situs komunitas pembaca, yakni situs www.Goodreads.com. Situs ini mewadahi anggotanya khusus dalam hal-ihwal perbukuan, termasuk buku-buku sastra. Situs ini menyediakan berbagai fasilitas yang berhubungan dengan buku untuk para anggotanya, salah satunya terdapat menu “review” terhadap buku tertentu. c. Pendekatan Analisis terhadap teks resepsi dibatasi pada dua pendekatan,

yakni pragmatik dan objektif. Pendekatan pragmatik dilakukan untuk memperoleh data teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra dan data resepsi siswa. Pendekatan objektif dilakukan untuk menganalisis dan mencandrakan struktur intrinsik novel yang diresepsi oleh pembaca dalam komunitas cybersastra.


(8)

d. Hasil analisis terhadap teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra digunakan untuk merumuskan dan menyusun angket dalam menjaring resepsi siswa MA Darul Arqam terhadap unsur intrinsik novel Laskar Pelangi. e. Pembatasan pada rancangan model apresiasi, perancangan modelnya

digunakan teori model pembelajaran dari Joyce dkk serta tahapan-tahapan (sintak) apresiasi dari Moody; sedangkan pemilihan bahan ajarnya dibatasi pada hasil analisis teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra.

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Apakah terdapat resepsi pembaca terhadap struktur intrinsik novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra?

b. Apakah terdapat kecenderungan tertentu pada resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra?

c. Apakah terdapat kesesuaian teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra dengan kriteria pemilihan bahan apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra?

d. Bagaimana rancangan model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra?


(9)

e. Bagaimana proses implementasi model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di MA Darul Arqam yang dijadikan sampel penelitian?

f. Bagaimana hasil implementasi model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di MA Darul Arqam yang dijadikan sampel penelitian? g. Apakah model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di

MA Darul Arqam yang dijadikan sampel penelitian efektif?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra (perancangan model dan bahan apresiasi). Secara rinci tujuan penelitian ini adalah:

a. memberikan deskripsi dan hasil analisis tentang resepsi pembaca terhadap struktur intrinsik novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra;

b. memberikan deskripsi dan hasil analisis tentang kecenderungan resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra; c. memberikan deskripsi dan hasil analisis tentang kesesuaian teks resepsi

pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra dengan kriteria pemilihan bahan apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra;


(10)

e. memberikan deskripsi dan hasil analisis tentang proses implementasi model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di MA Darul Arqam yang dijadikan sampel penelitian;

f. memberikan deskripsi hasil implementasi model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di MA Darul Arqam seta analisisnya; g. memberikan deskripsi dan hasil analisis tentang keefektifan model apresiasi

novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di MA Darul Arqam.

2. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian ini tercapai, diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi positif bagi perkembangan dunia sastra dan pembelajarannya. Dipandang dari segi sastra, penelitian ini bermanfaat karena mengkaji tentang resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra terhadap struktur teks sastra, serta kecenderungan resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra terhadap suatu novel. Dengan kata lain, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang komunitas cybersastra di Indonesia, terutama mengenai respons pembacanya, mengingat penelitian dalam bidang ini, sepengetahuan penulis belum dilakukan masyarakat peneliti.

Dipandang dari segi pembelajaran sastra, penelitian ini bermanfaat karena merumuskan dan mendeskripsikan model pembelajaran sastra berdasarkan resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra serta menyajikan implementasi model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra berikut hasilnya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran sastra, khususnya


(11)

apresiasi novel. Dengan demikian, para pendidik dan peserta didik memperoleh peluang untuk memberdayakan cybersastra dalam proses pembelajaran.

D. Definisi Operasional

Guna menghindari perbedaan penafsiran terhadap penelitian ini, maka penulis mendefinisi operasionalkan hal-hal berikut ini.

1. Resepsi adalah tanggapan atau respons pembaca terhadap suatu karya sastra, yakni berupa konkretisasi. Tanggapan tersebut dapat berupa penilaian, keberterimaan, penolakan, atau juga berupa pengaruh. Yang dimaksud dengan resepsi pembaca pada penelitian ini adalah teks resepsi atau tanggapan para pembaca dalam komunitas cybersastra.

2. Pembaca dalam komunitas cybersastra adalah pembaca novel Laskar Pelangi yang menyampaikan resepsi atau tanggapannya terhadap novel tersebut dalam situs www.Goodreads.com, sebagai salah satu komunitas cybersastra.

3. Cybersastra adalah kegiatan, penggiat, teks (karya), serta hal-ihwal sastra, baik seluruh maupun sebagian, yang memanfaatkan teknologi komunikasi cyberspace atau internet sebagai medianya.

4. Model apresiasi adalah pola atau acuan rencana kegiatan apresiasi yang melibatkan guru dan siswa serta kelengkapannya (termasuk bahan apresiasi) dalam upaya membelajarkan siswa untuk memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan cara menyatakan diri; dalam konteks ini dikaitkan dengan kegiatan apresiasi terhadap novel yang bahannya


(12)

diperoleh berdasarkan penelitian terhadap teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra.

5. Berbagi pengalaman sastra adalah proses interaksi mengemukakan, membicarakan (mendiskusikan) resepsi terhadap suatu karya sastra sehingga terjadi pertukaran gagasan yang menguatkan pengalaman tersebut.

E. Asumsi Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada anggapan sebagai berikut.

1. Kajian pada resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra dapat merepresentasikan respons, tanggapan, atau penerimaan masyarakat terhadap struktur karya sastra tersebut.

2. Penelitian terhadap pembaca sastra penting dilakukan sebagai salah satu fokus kajian, selain penelitian terhadap teks sastra.

3. Penelitian terhadap fenomena cybersastra penting dilakukan sebagai salah satu bidang garapan dalam perkembangan dunia sastra.

4. Perancangan model apresiasi yang didasarkan pada teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra dapat diberdayakan sebagai alternatif dalam pembelajaran sastra.

F. Hipotesis

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, penelitian ini, memiliki beberapa tujuan. Perumusan hipotesis diperlukan untuk tujuan ke-5 dan ke-6. Hipotesisnya adalah: terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pengalaman/resepsi siswa antara sebelum dan setelah mengikuti penyajian model.


(13)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode eksperimen. Metode deskriptif digunakan pada penelitian tentang bahan, yaitu pada saat peneliti menganalisis teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra.

Metode deskriptif dipilih karena penelitian dilakukan pada kondisi dan objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relatif banyak, sehingga perlu ditata, dikaji, dan diklasifikasikan sedemikian rupa yang dalam hal ini lebih sesuai dilakukan melalui penelitian kualitatif.

Penelitian deskriptif bersifat mengungkapkan keadaan yang nyata dan berlangsung di lapangan. Data yang ada mula-mula kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis (Surakhmad, 1982: 139). Dengan kata lain, metode ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan pemerian data, tetapi meliputi analisis, interpretasi, dan pemberian makna terhadap data.

Metode eksperimen dilakukan pada saat mengimplementasikan model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra di MA Darul Arqam Garut yang menjadi sampel penelitian. Adapun rancangan penelitian eksperimen yang dugunakan adalah one group pretest-postest design yang menggunakan satu kelompok subjek. Penelitian diawali dengan pengukuran, pemberian perlakuan, dan diakhiri dengan pengukuran kembali.


(14)

O

1 X

O

2

Keterangan:

O

1

: Pengukuran kemampuan apresiasi awal (prates)

X

: Perlakuan (penyampaian bahan apresiasi berupa teks resepsi pembaca

terhadap novel Laskar Pelangi dalam Komunitas Cybersastra)

O

2

: Pengukuran kemampuan apresiasi akhir (postes)

B. Langkah-langkah Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini terdiri atas dua langkah utama, yakni pemilihan bahan ajar dan perancangan model. Namun, secara rinci penelitian dibangun berdasarkan langkah-langkah:

1. mengidentifikasi masalah berdasarkan bacaan dan pengamatan;

2. menelaah isi berbagai pustaka yang mendukung terungkapnya masalah penelitian dan teori landasan penelitian;

3. menetapkan dan merumuskan masalah penelitian; 4. menetapkan tujuan penelitian;

5. menetapkan sumber data penelitian, yakni teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra; dan siswa kelas 4 MA Darul Arqam Garut;

6. menentukan pendekatan, metode, dan instrumen penelitian;

7. mengumpulkan dan menganalisis teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra sesuai dengan pendekatan, metode, dan instrumen penelitian yang telah ditetapkan;


(15)

8. merumuskan bahan ajar apresiasi berdasarkan hasil analisis teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra;

9. merancang model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra untuk menyajikan bahan ajar apresiasi berdasarkan hasil analisis teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra;

10. mengimplementasikan model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra;

11. menganalisis proses dan hasil implementasi model tersebut; 12. membuat simpulan;

13. menyusun laporan penelitian ke dalam bentuk tesis.

Secara umum, alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Bahan Apresiasi

Novel

Kemampuan Apresiasi Awal

Perlakuan

Kemampuan Apresiasi Akhir

IMPLEMENTASI MODEL

Analisis Teks RPNLPKC

Rancangan Model Apresiasi

ANALISIS IMPLEMENTASI

MODEL

MODEL APRESIASI


(16)

C. Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data utama. Pertama, data resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra. Data yang dikumpulkan berupa dokumen tanggapan atau teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra, yakni situs www.goodreads.com.

Sumber data kedua adalah proses dan hasil implementasi model apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra terhadap siswa MA Darul Arqam Garut yang bahan ajarnya dipilih dari teks resepsi pembaca hasil analisis dengan menggunakan kriteria kesesuaian yang telah ditentukan. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara purposif (bertujuan) sesuai dengan tuntutan model.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain studi pustaka, penelusuran online, dan pemberian tes skala sikap. 1. Studi Pustaka

Teknik studi pustaka dilakukan untuk menggali teori-teori yang relevan dari bahan-bahan pustaka berupa hasil pengamatan, pemikiran dan penelitian sebelumnya tentang hal-hal yang dikaji dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain teori tentang pendekatan pragmatik, resepsi sastra, cyberspace, cybersastra, pembaca sastra, novel, struktur intrinsik karya sastra, model pembelajaran, apresiasi sastra dan tahapan-tahapannya, pengalaman sastra, prosedur penyajian apresiasi, dan model pembelajaran.


(17)

2. Penelusuran Online

Teknik penelusuran online merupakan tata cara melakukan penelusuran data melalui media internet (Bungin, 2007: 125). Secara teknis dikenal dengan istilah pengunduhan (download). Penelusuran online dilakukan untuk mengumpulkan teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi yang akan dianalisis dari komunitas cybersastra, yaitu situs www.goodreads.com. Karakteristik utama dunia cyber adalah kecepatan akses informasi yang berkorelasi dengan perubahan data. Dalam penelitian ini, pengunduhan data teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dilakukan pada kurun waktu bulan Maret-April 2009.

3. Observasi

Teknik observasi dilakukan pada proses implementasi model pembelajaran apresiasi novel untuk memperoleh gambaran mengenai proses pelaksanaan model tersebut. Data hasil observasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data melalui tes. Dengan adanya observasi, diharapkan dapat diperoleh simpulan penelitian yang akurat dan komprehensif.

4. Tes Skala Sikap

Teknik tes yang dilakukan berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) terhadap siswa yang menjadi sampel penelitian. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sikap siswa dalam meresepsi novel Laskar Pelangi sebelum disampaikan bahan apresiasi berupa teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra. Sedangkan tes akhir digunakan untuk mengetahui sikap siswa dalam meresepsi novel Laskar Pelangi setelah disajikankan bahan berupa teks resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra. Tes ini selain sebagai evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana perubahan resepsi siswa pada kelas tersebut.


(18)

E. Teknik Pengolahan Data

Terdapat tiga teknik pengolahan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Pertama, teknik pengolahan data untuk menganalisis teks resepsi pembaca novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra. Kedua, teknik pengolahan data untuk menganalisis pemilihan bahan apresiasi novel berdasarkan teks resepsi. Ketiga, teknik pengolahan data untuk menganalisis data proses dan hasil implementasi model.

1. Teknik Pengolahan Data Teks Resepsi

Untuk mengetahui deskripsi resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra teks dianalisis dengan menggunakan pendekatan pragmatik dan objektif. Dalam hal ini, analisis difokuskan pada bagaimana pembaca meresepsi dan menanggapi unsur-unsur intrinsik novel Laskar Pelangi.

Tabel 3.1

Teknik Kajian Teks Resepsi Pembaca Pendekatan Disiplin/

operasionalisasi

Unsur-unsur Analisis

Tekanan Keterangan Pragmatik (pembaca) Objektif (Struktur) Resepsi pembaca/unsur-unsur instrinsik karya sastra

tema, tokoh, latar, alur, sudut

pandang, bahasa.

unsur-unsur intrinsik teks novel dalam cakrawala harapan pembaca (ruang kosong yang digenapi pembaca)

Secara umum a. positif atau

negatif;

b. homogen atau heterogen; c. komprehensif


(19)

2. Teknik Pengolahan Data Pemilihan Bahan Apresiasi

Untuk menentukan bahan sebagai materi apresiasi novel berdasarkan resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra digunakan teknik analisis kesesuaian teks resepsi pembaca dengan kriteria pemilihan bahan apresiasi novel tersebut.

Tabel 3.2

Teknik Analisis Kesesuaian

3. Teknik Pengolahan Data Implementasi Model

Berdasarkan observasi dideskripsikan proses atau kegiatan implementasi model apresiasi novel yang sudah dilakukan untuk kemudian dianalisis dan digambarkan kesesuaiannya dengan model pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Analisis data proses implementasi model dilakukan terhadap keseluruhan proses pembelajaran, dalam hal ini interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar atau pengamatan umum terhadap apa yang terjadi selama penelitian dilaksanakan di lapangan.

Resepsi pembaca dalam komunitas cybersastra (situs

www.Goodreads.com)

Teks yang berisi resepsi pembaca terhadap unsur intrinsik novel Laskar Pelangi berdasarkan cakrawala harapan yang diungkapkan/diisi oleh yang bersangkutan.

Kriteria pemilihan bahan apresiasi novel

berdasarkan teks resepsi pembaca dalam

komunitas cybersastra Mengandung resepsi terhadap unsur-unsur intrinsik, yaitu:

1. Tema 2. Tokoh 3. Plot 4. Latar

5. Sudut pandang 6. Bahasa

k e s e s u a i a n


(20)

Pengolahan data hasil implementasi model berupa tes dilakukan secara statistik dengan menempuh langkah-langkah berikut ini.

a. Mengumpulkan lembar jawaban tes dari peserta didik pada pengukuran pertama (pretes) dan kedua (postes).

b. Memberikan skor terhadap jawaban yang diberikan siswa pada tes skala sikap esuai dengan penskoran Skala Thurstone sesuai dengan kriteria penskoran yang telah ditetapkan.

c. Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai penulis terlebih dahulu menguji normalitas sebaran data dengan menggunakan Chi Kuadrat (X2) dengan kriteria uji: suatu distribusi skor dikatakan normal apabila X2 hitung lebih kecil daripada X2 tabel. Adapun langkah-langkah sebagai berikut.

1) mencari rata-rata hitung nilai/skor variabel X1 dan X2, dengan rumus: =

2) mencari standar deviasi (s) masing-masing variabel dengan rumus:

Sx =

3) menghitung panjang kelas interval masing-masing variabel dengan rumus: P =

P = panjang kelas

R = rentang skor tertinggi – skor terendah Bk = banyak kelas (1+3,3 log n)


(21)

4) memasukan hasil perhitungan ke dalam tabel Chi Kuadrat seperti berikut.

P Xti X Z Y ft fh ft' fh' (ft'-fh') (ft'-fh')2

Keterangan:

P = kelas interval

Xti = titik tengah tiap kelas interval X = Xti - mean

Z = , S = standar deviasi

Y = dicari dari Tabel Daerah Ordinat Distribusi Normal (Daftar Ordinat) ft = frekuensi tampak yang benar-benar terjadi

fh = ( )Y, (fh = frekuensi yang diharapkan)

ft’ = frekuensi yang tampak setelah menggabungkaqn ft yang kurang dari 3 ke frekuensi yang terdekat

fh’ = frekuensi yang tampak setelah menggabungkan fh dari ft yang telah digabungkan pula

5) mencari X2 tabel pada dk = bk – 3 dan taraf nyata tertentu, kemudian mengujinya dengan kriteria : jika X2 hitung lebih kecil daripada X2 tabel maka distribusi skor tersebut dikatakan normal.


(22)

d. Menguji homogenitas variasi dengan menggunakan rumus kesamaan varians dua populasi yaitu:

F = (Sudjana, 1992:242)

Kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis H jika F (1-1/2α)( n1-1, n2-1) < F < F (1-1/2α)( n1-1, n2-1). Untuk taraf nyata α, dimana Fβ(m,n) diperoleh tabel nilai persentil untuk distribusi F dengan peluang β, derajat kebebasan pembilang = m, dan derajat kebebasan penyebut = n.

e. Menguji hipotesis dengan cara menentukan signifikansi hasil perbedaan rata-rata pretes dan postes melalui uji t dengan tingkat kepercayaan 95 %. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) menentukan jumlah skor dari data kedua kelompok yang diuji;

2) mencari mean atau rata-rata hitung masing-masing data yang telah dijumlahkan;

=

3) mencari simpangan baku dari data kedua kelompok;

Sx = (Sudjana, 1992:200)

4) mencari simpangan baku gabungan dari kedua kelompok berdasarkan masing-masing standar deviasinya, dengan rumus:

Sg2 = (Sudjana, 1992:232)

5) mencari thitung


(23)

6) menentukan taraf signifikan dan menentukan derajat kebebasan dengan dk = (n1+n2 - 2), sehingga ttabel = t(1-1/2α) didapat dari distribusi t;

7) pengujian hipotesis: H : 1 = 2

A : 1 2

Kriteria pengujian adalah: Terima H jika - t(1-1/2α) = t(1-1/2α)

Untuk harga-harga t lainnya ditolak (Sudjana, 1992:232)

F. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan teknik pengolahan data di atas, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga hal, yakni (1) instrumen penganalisisan teks dan model penganalisisannya yang dapat dijadikan pedoman dalam menganalisis teks (resepsi pembaca); (2) kisi-kisi kriteria pemilihan bahan apresiasi novel berdasarkan estetika resepsi pembaca novel dalam komunitas cybersastra; dan (3) instrumen implementasi model yang meliputi kisi-kisi soal tes skala sikap yang merupakan apresiasi terhadap novel, dan pedoman observasi implementasi model.

1. Pedoman Analisis Teks Resepsi Pembaca

Untuk mengetahui deskripsi resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra yang menjadi kajian dalam penelitian ini, dilakukan langkah-langkah berikut ini.

a. menyebutkan identitas pembaca, di antaranya nama, penilaian berdasarkan skala bintang, dan tanggal penulisan teks resepsi oleh pembaca;


(24)

b. menganalisis teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra yang difokuskan pada bagaimana pembaca meresepsi unsur tema, tokoh, plot, latar, sudut pandang, dan bahasa; serta mengkaji bagaimana pembaca mengisi “ruang kosong” dalam unsur-unsur tersebut berdasarkan cakrawala harapannya. Agar proses analisis efektif dan efisien, kajian dilakukan dengan mengacu pada tabel berikut ini;

Tabel 3.3

Pedoman Analisis Teks Resepsi Pembaca No

Pokok-Pokok Analisis Penjelasan Kajian Resepsi Sastra 1 Tokoh Bagaimana resepsi pembaca terhadap karakter

tokoh (tokoh utama atau tokoh tambahan).

Menganalisis bagaimana resepsi pembaca terhadap penamaan, pemerian, pernyataan/ tindakan tokoh, dialog dan monolog, serta tingkah laku tokoh.

Adakah dalam setiap unsur

tersebut terdapat “ruang kosong yang diisi

pembaca berdasarkan cakrawala harapannya. 2 Plot Bagaimana resepsi pembaca terhadap plot.

Menganalisis bagaimana resepsi pembaca terhadap peristiwa, konflik, dan klimaks cerita.

3 Latar Bagaimana resepsi pembaca terhadap latar.

Menganalisis bagaimana resepsi pembaca terhadap latar tempat, latar sosial, dan latar waktu cerita. 4 Tema Bagaimana resepsi pembaca terhadap tema.

Menganalisis bagaimana resepsi pembaca terhadap makna, ide/gagasan dasar cerita.

5 Sudut Pandang

Bagaimana resepsi pembaca terhadap sudut pandang.

Menganalisis bagaimana resepsi pembaca terhadap sudut pandang orang pertama atau orang ketiga 6 Bahasa Bagaimana resepsi pembaca terhadap bahasa.

Menganalisis bagaimana resepsi pembaca terhadap gaya bahasa (style) dan bentuk penuturan cerita (narasi dan dialog).

c. menganalisis kecenderungan teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra tersebut secara umum berdasarkan kesan, penilaian skala bintang yang diberikan pembaca terhadap novel Laskar


(25)

Pelangi, serta kecenderungan lain yang tampak pada resepsi pembaca di antaranya apakah resepsi tersebut cenderung homogen atau heterogen;

d. menarik simpulan tentang resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra.

2. Kisi-kisi Kriteria Pemilihan Bahan Apresiasi Novel sebagai Wahana Berbagi Pengalaman Sastra

Kisi-kisi kriteria pemilihan bahan apresiasi novel berdasarkan resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra adalah memuat resepsi terhadap unsur-unsur intrinsik karya sastra.

3. Intrumen Implementasi Model

Instrumen implementasi model terdiri atas pedoman observasi dan kisi-kisi tes skala sikap (apresiasi novel). Berikut instrumen tersebut.

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi sebagai acuan dalam mengamati proses implementasi model ialah bagaimana interaksi antara guru dan siswa terjadi. Pengamatan dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dirancang dalam model.

b. Kisi-kisi Tes Skala Sikap

Adapun kisi-kisi tes skala sikap apresiasi novel disusun berdasarkan resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra. Dengan demikian, tes skala sikap tersebut menjaring resepsi siswa terhadap novel Laskar Pelangi, yang dirumuskan sebagai berikut.


(26)

Bagian I

Tabel 3.4 Penilaian Umum

No Materi No

Soal

Bobot Nilai

SB B CB TB TBS 1 Kesan umum terhadap novel

Laskar Pelangi

1

Keterangan:

SB : Sangat Bagus B : Bagus

CB : Cukup Bagus TB : Tidak Bagus

TBS: Tidak Bagus Sama sekali

Bagian II

Tabel 3.5

Kisi-kisi Tes Apresiasi Novel

No Materi No Soal Bobot Nilai

BS B CB TB TBS

1 Tokoh 1,2 5 4 3 2 1

2 Plot (alur) 3, 5, 12 5 4 3 2 1

3 Latar (Setting) 4, 15 5 4 3 2 1

4 Sudut Pandang 6 1 2 3 4 5

5 Bahasa 7, 8 5 4 3 2 1

6 Tema 9 5 4 3 2 1

7 Minat 10 5 4 3 2 1

8 Pesan 11 5 4 3 2 1

9 Keterlibatan emosi 13 5 4 3 2 1

10 Orisinalitas 14 5 4 3 2 1

Keterangan: BS : Benar Sekali B : Benar

CB : Cukup Benar TB : Tidak Benar


(27)

BAB V

PEMILIHAN BAHAN DAN RANCANGAN MODEL APRESIASI NOVEL SEBAGAI WAHANA BERBAGI PENGALAMAN SASTRA

A. Pemilihan Bahan

Sebagaimana diuraikan dalam Bab II, resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra akan dijadikan bahan apresiasi novel sebagai buah pengalaman para pembacanya. Teks resepsi tersebut dikaji dan diolah terlebih dahulu sebagai bahan apresiasi novel yang menjadi wahana bertukar pengalaman sastra.

Pada Bab IV, teks resepsi sebagai sumber data penelitian telah dikaji berdasarkan muatan unsur instrinsik dan unsur lain yang dikandungnya. Untuk kepentingan bahan ajar apresiasi novel sebagai wahana berbagi pengalaman sastra, teks resepsi tersebut perlu dikaji kesesuaianya dengan kriteria di atas. Kriteria yang dimaksud adalah apakah teks tersebut memuat resepsi pembaca terhadap unsur-unsur intrinsik novel Laskar Pelangi, yaitu tema, tokoh, plot, alur, sudut pandang, dan bahasa sesuai dengan cakrawala harapan mereka.

Berdasarkan kajian pada bab IV, diperoleh data bahwa dari seratus teks yang dianalisis hanya terdapat satu teks resepsi yang memuat keenam unsur intrinsik, yaitu resepsi pada data 2. Teks resepsi lainnya memuat kurang dari enam unsur intrinsik, bahkan ada yang tidak meresepsi unsur intrinsik sama sekali. Apabila dirata-ratakan persentase resepsi terhadap unsur intrinsik tergolong kecil, yakni 2,01. Artinya, setiap pembaca hanya merespons terhadap dua dari enam unsur intrinsik saja. Dengan demikian, teks resepsi utama yang disajikan sebagai materi bahan ajar adalah teks resepsi data 2 yang diperkaya dengan teks lainnya.


(28)

B. Rancangan Model Apresiasi Novel Berdasarkan Resepsi Pembaca dalam Komunitas Cybersastra

1. Nama Model

Sesuai dengan proses yang akan dilakukan dan tujuan pembuatan model, model ini dinamakan “Model Apresiasi Novel sebagai Wahana Berbagi Pengalaman Sastra”.

2. Orientasi Model

Perancangan model ini bertitik tolak dari keadaan empiris di lapangan, yakni adanya teks resepsi pembaca terhadap novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra yang merupakan penerimaan pembaca terhadap karya sastra sekaligus pengalaman otentik pembaca yang bersangkutan.

Salah satu cara mengapresiasi sastra, termasuk novel ialah dengan bertukar pengalaman (Rusyana: 1982: 20). Teks resepsi pembaca novel Laskar Pelangi dalam komunitas cybersastra dapat menjadi wahana bertukar pengalaman sastra.

3. Tahapan Model (Sintak)

Model ini mengadopsi prosedur pengajaran sastra dari Moody, yakni pelacakan pendahuluan, penemuan sikap praktis, introduksi, penyajian karya, diskusi, dan pengukuhan. Tahap pertama dan kedua dilakukan pada tahap persiapan dan pemilihan bahan.


(29)

TABEL 5.1

TAHAP DAN LANGKAH KEGIATAN MODEL APRESIASI NOVEL SEBAGAI WAHANA BERBAGI PENGALAMAN SASTRA 1 No (1) Tahap (2) Langkah-langkah Kegiatan (3)

1 Introduksi Menyampaikan informasi tentang tujuan apresiasi/resepsi novel, langkah-langkah, dan pengantar materi teks resepsi komunitas cybersastra yang akan disajikan (pemandu/guru).

2 Penyajian Karya Membaca/menyimak teks resepsi pembaca novel dalam komunitas cybersastra dengan saksama (peserta/siswa).

3 Diskusi a. Mengemukakan kesan umum terhadap teks resepsi. b. Mengemukakan pengalaman membaca novel,

keterlibatan membaca, pemahaman, perasaan, dan pemikiran terhadap terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik novel tersebut.

c. Mengemukakan kaitan antara pengalaman dalam novel dengan pengalaman pribadi, atau pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mendiskusikan isi teks resepsi pembaca tentang unsur intrinsik dalam komunitas cybersastra dan membandingkan dengan pengalaman peserta/siswa.

4 Pengukuhan Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang penerimaan peserta/siswa/ terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.

4. Sistem Sosial yang Diharapkan dalam Model

Model ini menuntut peserta/siswa yang telah membaca novel Laskar Pelangi sebelumnya. Peserta/siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir operasional yang menuntut keterbukaan dalam menerima pendapat dan pengalaman orang lain. Proses bertukar pengalaman antarsiswa terjadi dalam kerangka penerimaan terhadap karya. Oleh karena itu, peserta/siswa bertindak aktif, sedangkan guru atau pemandu bertindak sebagai pengarah diskusi agar tetap berfokus pada proses bertukarnya pengalaman penerimaan peserta/siswa terhadap karya.


(30)

Kegiatan implementasi model sebaiknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan tidak formal sehingga menarik minat peserta/siswa.

5. Dampak Intruksional dan Penyerta

Dampak intruksional yang diharapkan dari model ini adalah (1) meningkatnya pemahaman terhadap novel, (2) berkembangnya interpretasi terhadap karya, dan (3) tumbuhnya kreativitas berpikir dalam mengemukakan pengalaman sastra dari sudut pandang yang berbeda sehingga pengalaman apresiasi siswa/peserta menjadi semakin kaya.

Adapun dampak penyerta dari model ini ialah (1) menumbuhkan kesadaran untuk menggali pengalaman diri, (2) membiasakan bersikap toleran terhadap perbedaan sikap, (3) menumbuhkan penghargaan terhadap karya orang lain, (4) menumbuhkan sikap kritis, dan (5) .


(31)

238

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1981. A Glosary of Literary Terms. New York: Harcourt, Brace & World, Inc.

Aisyah, Nenden Lilis. 2003. “Representasi Ideologi Gender dalam Cerpen-Cerpen Karya Wanita pada Cerpen Pilihan Kompas 1992-1996”. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Antariksa. 2007. Cyberculture. [Online]. Tersedia: http://kunci.or.id/ [17 November 2008].

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Dahlan, M.Djawad. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro

Departemen Pendidikan. 2002. KBBI Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Jacob Sumardjo. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Penerbit Alumni.

Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Budiman, Hikmat. 2008. Menarasikan Cyberspace, Sebuah Pemetaan Teoretis Awal. [Online]. Tersedia: http://interseksi.org/ [17 November 2008].

Buick, Joanna & Zoran Jevtic. 2001. Mengenal Cyberspace for Beginner. Bandung: Mizan.


(32)

239

Eagleton, Terry. 2007. Teori Sastra, Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, Epistimologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Fokkema, D.W., dan Elrud Kunne-IBSCH. 1998. Teori Sastra Abad Kedua Puluh. Terjemahan Praptadiharja. Jakarta: Gramedia

Iser, Wolfgang. 1978. The Act of Reading. London: The Johns Hopkins University Press.

Jauss, Hans Robert. 1982. Toward an Aesthetic of Reception. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Luxemburg, Jan Van. et al. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Hamid, Mukhlis A. 2007. Mencari Solusi Pengajaran Sastra. [Online]. Tersedia: http://gemasastrin.wordpress.com/ [6 Oktober 2008].

Hasanudin, WS. 2007. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu.

Mulyana, Yoyo, dkk. 1997. Sanggar Sastra. Jakarta: Depdikbud.

Nurgiyantoro, B. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda sebelum Perang. Jakarta: P3B.


(33)

240

___________. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro.

Pradopo, R. D. 1995. Beberapa Teori sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Segers, Rien T. 2000. Evaluasi Teks Sastra, Sebuah Penelitian Eksperimental berdasarkan Teori Semiotik dan Estetika Resepsi. Yogyakarta: Adicita. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Sulaiman, Wahid. 2002. Statistik Nonparametrik. Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Sumardjo, Jakob dan Saini KM. 1986. Apresiasi Kesusasraan. Jakarta: Gramedia.

Sumardjo, Jakob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni.

Surakhmad, W. 1982. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung: Tarsito.

Tarigan, H.G. 1984. .Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa. Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Wijaya, Putu. 2007. Pengajaran Sastra. [Online]. Tersedia: http://putuwijaya.wordpress.com/ [6 Oktober 2008].


(34)

(1)

199

TABEL 5.1

TAHAP DAN LANGKAH KEGIATAN MODEL APRESIASI NOVEL SEBAGAI WAHANA BERBAGI PENGALAMAN SASTRA 1 No (1) Tahap (2) Langkah-langkah Kegiatan (3)

1 Introduksi Menyampaikan informasi tentang tujuan apresiasi/resepsi novel, langkah-langkah, dan pengantar materi teks resepsi komunitas cybersastra yang akan disajikan (pemandu/guru).

2 Penyajian Karya Membaca/menyimak teks resepsi pembaca novel dalam komunitas cybersastra dengan saksama (peserta/siswa).

3 Diskusi a. Mengemukakan kesan umum terhadap teks resepsi. b. Mengemukakan pengalaman membaca novel,

keterlibatan membaca, pemahaman, perasaan, dan pemikiran terhadap terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik novel tersebut.

c. Mengemukakan kaitan antara pengalaman dalam novel dengan pengalaman pribadi, atau pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mendiskusikan isi teks resepsi pembaca tentang unsur intrinsik dalam komunitas cybersastra dan membandingkan dengan pengalaman peserta/siswa.

4 Pengukuhan Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang penerimaan peserta/siswa/ terhadap unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.

4. Sistem Sosial yang Diharapkan dalam Model

Model ini menuntut peserta/siswa yang telah membaca novel Laskar Pelangi sebelumnya. Peserta/siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir operasional yang menuntut keterbukaan dalam menerima pendapat dan pengalaman orang lain. Proses bertukar pengalaman antarsiswa terjadi dalam kerangka penerimaan terhadap karya. Oleh karena itu, peserta/siswa bertindak aktif, sedangkan guru atau pemandu bertindak sebagai pengarah diskusi agar tetap berfokus pada proses bertukarnya pengalaman penerimaan peserta/siswa terhadap karya.


(2)

200

Kegiatan implementasi model sebaiknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan tidak formal sehingga menarik minat peserta/siswa.

5. Dampak Intruksional dan Penyerta

Dampak intruksional yang diharapkan dari model ini adalah (1) meningkatnya pemahaman terhadap novel, (2) berkembangnya interpretasi terhadap karya, dan (3) tumbuhnya kreativitas berpikir dalam mengemukakan pengalaman sastra dari sudut pandang yang berbeda sehingga pengalaman apresiasi siswa/peserta menjadi semakin kaya.

Adapun dampak penyerta dari model ini ialah (1) menumbuhkan kesadaran untuk menggali pengalaman diri, (2) membiasakan bersikap toleran terhadap perbedaan sikap, (3) menumbuhkan penghargaan terhadap karya orang lain, (4) menumbuhkan sikap kritis, dan (5) .


(3)

238

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1981. A Glosary of Literary Terms. New York: Harcourt, Brace & World, Inc.

Aisyah, Nenden Lilis. 2003. “Representasi Ideologi Gender dalam Cerpen-Cerpen Karya Wanita pada Cerpen Pilihan Kompas 1992-1996”. Tesis. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Antariksa. 2007. Cyberculture. [Online]. Tersedia: http://kunci.or.id/ [17 November 2008].

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Dahlan, M.Djawad. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro

Departemen Pendidikan. 2002. KBBI Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Jacob Sumardjo. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Penerbit Alumni.

Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Budiman, Hikmat. 2008. Menarasikan Cyberspace, Sebuah Pemetaan Teoretis Awal. [Online]. Tersedia: http://interseksi.org/ [17 November 2008].

Buick, Joanna & Zoran Jevtic. 2001. Mengenal Cyberspace for Beginner. Bandung: Mizan.


(4)

239

Eagleton, Terry. 2007. Teori Sastra, Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra, Epistimologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.

Fokkema, D.W., dan Elrud Kunne-IBSCH. 1998. Teori Sastra Abad Kedua Puluh. Terjemahan Praptadiharja. Jakarta: Gramedia

Iser, Wolfgang. 1978. The Act of Reading. London: The Johns Hopkins University Press.

Jauss, Hans Robert. 1982. Toward an Aesthetic of Reception. Minneapolis: University of Minnesota Press.

Luxemburg, Jan Van. et al. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Hamid, Mukhlis A. 2007. Mencari Solusi Pengajaran Sastra. [Online]. Tersedia: http://gemasastrin.wordpress.com/ [6 Oktober 2008].

Hasanudin, WS. 2007. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu.

Mulyana, Yoyo, dkk. 1997. Sanggar Sastra. Jakarta: Depdikbud.

Nurgiyantoro, B. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusyana, Yus. 1979. Novel Sunda sebelum Perang. Jakarta: P3B.


(5)

240

___________. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV. Diponegoro.

Pradopo, R. D. 1995. Beberapa Teori sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Segers, Rien T. 2000. Evaluasi Teks Sastra, Sebuah Penelitian Eksperimental berdasarkan Teori Semiotik dan Estetika Resepsi. Yogyakarta: Adicita. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Sulaiman, Wahid. 2002. Statistik Nonparametrik. Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Sumardjo, Jakob dan Saini KM. 1986. Apresiasi Kesusasraan. Jakarta: Gramedia.

Sumardjo, Jakob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Alumni.

Surakhmad, W. 1982. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung: Tarsito.

Tarigan, H.G. 1984. .Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa. Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Wijaya, Putu. 2007. Pengajaran Sastra. [Online]. Tersedia: http://putuwijaya.wordpress.com/ [6 Oktober 2008].


(6)