PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN.

(1)

Ade Suyitno, 2013

No. Daftar/FPEB/436 /UN.40.7.DI/LT/2013 PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP

KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN (Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam

di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh Ade Suyitno

0906576

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN

TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN (Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam

di Kota Bandung)

Oleh: ADE SUYITNO

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ade Suyitno 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ade Suyitno, 2013

ADE SUYITNO

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP

INTENSI KEWIRAUSAHAAN

(Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam di Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman, MS

NIP. 19590209 198412 1 001

Pembimbing II

Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si

NIP. 19641203 199302 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM


(4)

Ade Suyitno, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan dan Kesiapan Instrumen Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (Survei pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam di Kota Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar – benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, 2013

Yang membuat pernyataan,

Ade Suyitno NIM. 0906576


(5)

Ade Suyitno, 2013

BERITA ACARA SIDANG

Skripsi ini diuji pada :

Hari / Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2013

Waktu : 08.00 – Selesai

Tempat : Program Studi Pendidikan Ekonomi gedung Garnadi-FPEB UPI

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, MSi NIP.19600412 198603 1 002 2. Sekretaris : Dr. Dr. Ikaputera Waspada, M.M.

NIP.19610420 198703 1 002 3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, MS

NIP.19600122 198403 1 003 2. Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si. NIP.19641203 199302 1 001 4. Penguji : 1. Dr. Ikaputera Waspada, MM

NIP.19610420 198703 1 002

2. Dr. H. Amir Machmud. SE., M.Si NIP.1971041 1201012 1 001

3. Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si NIP.19760111 200912 2 003 5. Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Disman, MS.

NIP. 19590209 198412 1 001 2. Dr. A Jajang W Mahri, M.Si NIP.19641203 199302 1 001


(6)

Ade Suyitno, 2013

ABSTRAK

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan dan Kesiapan Instrumen Terhadap Intensi Kewirausahaan. (Survei Pada Mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam di Kota Bandung), Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Disman, MS dan Pembimbing II : Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.

Ade Suyitno 0906576

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya intensi kewirausahaan mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Kota Bandung. Idealnya dengan pendidikan tinggi, mahasiswa setelah lulus bisa bekerja atau menciptakan lapangan pekerjaan namun faktanya pengangguran terdidik cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa KSEI di Kota Bandung. Survei ekplanatori dilakukan pada 255 reponden dari 5 perguruan tinggi yang memiliki unit kegiatan mahasiswa KSEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa tergolong tinggi. Kemudian kesiapan instrumen dan intensi kewirausahaan ada pada tingkat sedang. Baik secara simultan maupun parsial pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen berpengaruh secara siginifikan. Orisinalitas dan nilai khusus dari penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan dalam perkuliahan dan pendidikan ekonomi Islam mendukung dalam peningkatan intensi kewirausahaan. Kegiatan organisasi pada KSEI mendukung dalam peningkatan sikap kewirausahaan mahasiswa dan adanya dukungan program pemerintah dan lembaga keuangan islam meningkatkan kesiapan instrumen bisnis mahasiswa yang berpengaruh terhadap peningkatan intensi kewirausahaan. Adanya intensi kewirausahaan mahasiswa pada penemuan penelitian ini dan didukung sintesis Islamic Entrepreneurial Intention Model dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi, prkatisi, institusi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menstimulus serta mendukung pengembangan kewirausahaan dikalangan mahasiswa di Indonesia.

Kata kunci : intensi kewirausahaan mahasiswa, KSEI, islamic entrepreneurship


(7)

Ade Suyitno, 2013

ABSTRACT

The Influence of Entrepreneurial Knowladge, Entrepreneurail Attitudes, and Readiness Instrumen Toward Entrepreneurial Intension (Case on Students of

Islamic Economics Community in Bandung City)

Under Guidance of Prof. Dr. H. Disman, Ms and Dr. A Jajang. W Mahri

Ade Suyitno 0906576

The issue of this research is the lack of students’ entrepreneurial intention

students of islamic economics study community (KSEI). It can be seen that graduated from university, most of the students choose to be a worker than an entrepreneur. This study aimed to determine the effect of entrepreneurial knowledge, entrepreneurial attitude and readiness instruments to the entreprneurial intention of KSEI students in Bandung, Indonesia. Ekplanatori survey conducted on 255 respondents from 5 colleges that have student activity unit KSEI . The results showed that entrepreneurial attitudes and knowledge of student is high. Then the instrument readiness and entrepreneurial intentions exist at a moderate level. Simultaneous affect and partially beside variable, knowledge of entrepreneurship, entrepreneurial attitude and readiness instruments significantly to entrepreneurial intention. Originality and special values of this research is entrepreneurship education support increased entrepreneurial intentions. Activities of the organization in KSEI support increased student entrepreneurial attitude and government programs and financial institutions to support student readiness instrument to entrepreneurial intention. The support of the existence of entrepreneurial intentions of students on study findings and the Entrepreneurial Intention Model Islamic synthesis expect to be input for colleges, trainer, government institutions and policy makers to stimulate and support the development of entrepreneurship among students in Indonesia.

Keywords : Students Entrepreneurial Intention, KSEI, islamic entrepreneurship


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN BERITA ACARA

KATA PENGANTAR...………... i

UCAPANTERIMAKASIH ………. ii

ABSTRAK………... iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR……….... xi

DAFTAR LAMPIRAN………... lxxv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Rumusan Masalah………... 6

1.3 Tujuan Penelitian………... 6

1.4 Manfaat Penelitian………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka………... 8

2.1.1. Intensi Kewirausahaan...……….. 8

2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan………... 12

2.1.3 Sikap Kewirausahaan...……….. 14

2.1.4 Kesiapan Instrumen………... 16

2.2 Kajian Empiris Hasil-hasil Penelitian... 18

2.3 Kerangka Berfikir………... 19

2.4 Hipotesis………... 25

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….. 26

3.2 Metode Penelitian……… 26

3.3 Populasi dan Sampel………... 27

3.4 Operasionalisasi Variabel……… 30

3.5. Jenis dan Sumber Data……… 32

3.6 Teknik Pengumpulan Data………... 33

3.7 Instrumen Penelitian...………... 33

3.8 Analisis Instrumen Penelitian………... 34

3.9 Teknik analisa data... 35


(9)

vii

3.10.1 Multikolinearitas... 37

3.10.2 Heteroskedatis... 38

3.7 Pengujian Hipotesis... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian... 41

4.2 Gambaran Responden... 43

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 48

4.3.1 Deskripsi Pengetahuan Kewirausahaan... 50

4.3.2 Deskripsi Sikap Kewirausahaan... 54

4.3.3 Deskripsi Kesiapan Instrumen... 58

4.3.4 Deskripsi Intensi Kewirausahaan... 63

4.4 Hasil Analisis Instrumen Penelitian... 66

4.4.1 Uji Validitas... 66

4.4.2 Uji Reabilitas... 68

4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis... 67

4.5.1 Uji Normalitas... 69

4.5.2 Uji Multikoliniearitas... 70

4.5.3 Uji Heteroskedastis... 71

4.6 Hasil Penelitian... 72

4.6.1 Pengujian Hipotesis dan Determinasi... 74

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 77

4.7.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan... 77

4.7.2 Pengaruh Sikap Kewirausahaan... 78

4.7.3 Pengaruh Kesiapan Instrumen... 79

4.8 Implikasi Pada Pendidikan Kewirausahaan... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 83

5.2 Saran……….. 84

DAFTAR PUSTAKA lxxv


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengangguran Terbuka di Indonesia... 2

Tabel 1.2 Pemilihan Karir Mahasiswa KSEI di Kota Bandung... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 19

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa KSEI di Kota Bandung... 28

Tabel 3.2 Sampel Mahasiswa KSEI di Kota Bandung... 30

Tabel 3.3 Operasional Variabel Tabel 3.3 Operasional Variabel... 31

Tabel 4.1 Daftar KSEI pada Perguruan Tinggi di Bandung... 41

Tabel 4.2 Daftar Objek Penelitian KSEI di Bandung... 42

Tabel 4.3 Objek Penelitian KSEI pada Perguruan Tinggi di Bandung... 43

Tabel 4.4 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Angkatan... 44

Tabel 4.5 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia... 45

Tabel 4.6 Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin... 47

Tabel 4.7 Gambaran Dimensi Konsep Dasar Kewirausahaan... 50

Tabel 4.8 Gambaran Dimensi Pengetahuan Rencana Usaha... 51

Tabel 4.9 Gambaran Dimensi Pengetahuan Aspek Usaha... 51

Tabel 4.10 Deskripsi Skor Pencapaian Pengetahuan Kewirausahaan... 52

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan... 54

Tabel 4.12 Gambaran Dimensi Percaya Diri... 55

Tabel 4.13 Gambaran Dimensi Kepemimpinan dalam Pengelolaan Resiko... 55

Tabel 4.14 Gambaran Dimensi Inovasi, Visi dan Misi Usaha... 55

Tabel 4.15 Deskripsi Skor Pencapaian Sikap Kewirausahaan Dimensi... 56

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Skor Sikap Kewirausahaan... 58

Tabel 4.17 Gambaran Instrumen Kewirausahaan Dimensi Akses Modal... 58

Tabel 4.18 Gambaran Instrumen Kewirausahaan Dimensi Jaringan Sosial... 59

Tabel 4.19 Gambaran Dimensi Akses Informasi... 59

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi SkorKesiapan Instrumen... 60

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Skor Kesiapan Instrumen Mahasiswa... 62

Tabel 4.22 Gambaran Dimensi Tindakan Mahasiswa dalam Kewirausahaan.... 62

Tabel 4.23 Gambaran Dimensi Target Mahasiswa dalam Kewirausahaan... 63

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Intensi Kewirausahaan dari setiap Dimensi.... 64

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Skor Intensi Kewirausahaan... 75

Tabel 4.26 Uji Validitas Intensi Berwirausah... 66

Tabel 4.27 Uji Validitas Pengetahuan Kewirausahaan... 66

Tabel 4.28 Uji Validitas Sikap Kewirausahaan... 67

Tabel 4.29 Uji Validitas Instrumen Kewirausahaan... 67

Tabel 4.30 Uji Reliabilitas Variabel... 68

Tabel 4.31 Corelation Statistics... 71

Tabel 4.32 Coefficientsa... 73

Tabel 4.33 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 74

Tabel 4.34 Koefisien Determinasi... 75

Tabel 4.35 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t 1) ... 75

Tabel 4.36 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t 2) ... 76


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Theory of Planned Behaviour... 20

Gambar 2.2 Skema Entrepreneurial Intention Based Models... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir... 24

Gambar 4.1 Proporsi Objek Penelitian... 43

Gambar 4.2 Responden Tiap Angkatan dari Seluruh Perguruan Tinggi.. 45

Gambar 4.3 Responden berdasar Usia dari Seluruh Perguruan Tinggi.... 46

Gambar 4.4 Responden berdasar Jenis Kelamin... 48

Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan dari Tiap Perguruang Tinggi... 52

Gambar 4.6 Tingkat Sikap Kewirausahaan Tiap Perguruang Tinggi... 57

Gambar 4.7 Tingkat Kesiapan Instrumen Tiap Perguruang Tinggi... 61

Gambar 4.8 Tingkat Intenisi Kewirausahaan Tiap Perguruang Tinggi.... 64

Gambar 4.9 Uji Normalitis... 70


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan berkelanjutan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya. Generasi muda sebagai garda depan pembangunan dimasa depan dan estafet kepemimpinan akan berada pada tanggung jawabnya. Berkenaan dengan hal ini berarti golongan muda mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan diberbagai bidang. Asumsinya jika kalangan muda siap menghadapi tantangan global, apabila tidak maka hanya akan menjadi beban dan menghambat pembangunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tentang kependudukan pada Sensus 2010 menyatakan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok generasi muda yaitu kelompok umur 14-22 tahun menempati jumlah yang banyak sebesar 64 juta jiwa. Jumlah generasi muda Indonesia yang sangat melimpah adalah potensi terbesar untuk pembangunan bangsa ini kedepan namun jika generasi muda Indonesia rusak maka hancurlah bangsa ini secara perlahan di masa depan.

Harapan besar perbaikan Indonesia melalui agen perubahan dari generasi muda menyisakan ironi tersendiri, hal ini didasari banyaknya fakta terjadinya beberapa kemunduran dan kenakalan dikalangan remaja. Berdasarkan outlook Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tahun 2010 dalam Kebijakan Nasional Pengembangan Karakter Bangsa memperlihatkan bahwa masalah utama bangsa ini adalah bergesernya nilai etika dalam berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa dan melemahnya kemandirian bangsa.

Pernyataan di atas diperkuat oleh data yang disajikan BPS tahun 2013 memperlihatkan bahwa tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan di Indonesia memperlihatkan jumlah yang tinggi pada golongan terdidik yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diploma dan universitas. Data dapat dilihat di Tabel 1.1 beikut :


(13)

2

Tabel 1.1

Jumlah Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011-2013 Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan

2011 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus Februari

Tidak/belum sekolah 92,142 190,370 123,213 82,411 109,865 Belum/tidak tamat SD 552,939 686,895 590,719 503,379 513,534

SD 1,275,89 1,120,090 1,415,11 1,449,508 1,421,653

SLTP 1,803,00 1,890,755 1,716,45 1,701,294 1,822,395

SLTA Umum 2,264,37 2,042,629 1,983,59 1,832,109 1,841,545 SLTA Kejuruan/SMK 1,082,10 1,032,317 990,325 1,041,265 847,052 DiplomaI,II,III/Akademi 434,457 244,687 252,877 196,780 192,762

Universitas 612,717 492,343 541,955 438,210 421,717

Total 8,117,631 7,700,086 7,614,241 7,244,956 7,170,523

Sumber : Badan Pusat Statistik 2013

Pada Tabel 1.1 terlihat tren menurun berkenaan dengan jumlah pengangguran namun dari segi jumlah masih cukup tinggi yaitu 7.170.523 jiwa dan hal ini akan berakibat pada masalah sosial ekonomi negara. Masalah yang cukup jelas terlihat pada data adalah masih tingginya pengangguran dikalangan terdidik. Tingginya tingkat pengangguran ini disebabkan tidak hanya kurangnya soft skill tetapi juga pola pikir job seeker pada generasi muda lulusan pendidikan tinggi. Dampaknya jumlah pengangguran yang ada akan terus bertambah dan terakumulasi. Kalangan terdidik yang seharusnya dapat membuat lapangan pekerjaan baru dengan ilmunya ironinya menjadi beban negara dan berkontribusi besar terhadap tingkat pengangguran secara agregat. Hal ini ditagaskan juga oleh Penasihat Dewan Pendidikan Jawa Timur Daniel Rosyid,

Jumlah pengangguran intelektual di Indonesia cukup tinggi. Hal ini dinilai akibat dari dua faktor. Pertama, karena kompetensi mahasiswa yang kurang. Kedua, jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia memang tidak terlalu banyak. Sistem pendidikan di Indonesia yang terlalu berorientasi ke bidang akademik juga menjadi masalah. Kurikulum S1 terlalu menekankan pada pengajaran akademik. Hasil akhirnya membuat mental sarjana hanya mencari kerja (Republika, 12/12/03).


(14)

3

Tingginya jumlah pengangguran di Indonesia juga disebabkan jumlah entrepreneur Indonesia saat ini juga sangat sedikit. Menurut data AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia) pada lansiran online Sekertariat Kabinet 2013 entrepreneur di Indonesia baru 0,18% atau sejumlah 400.000 dari jumlah ideal 4,4 juta (2%). Saat jumlah ideal entrepreneur di Indonesia terpenuhi maka akan membuka labih banyak lapangan pekerjaan. Sebagai perbandingan entrepreneur di Amerika Serikat mencapai 11,5%, Cina 10%, dan Singapura 7,2%,

Fenomena nasional tentang tingkat pengangguran dan sedikitnya jumlah entrepreneur juga terjadi di Jawa Barat sebagai salah satu provinsi tiga besar penyumbang PDB Indonesia. Tingkat Pangangguran Terbuka (TPT) berdasarkan data BPS Jawa Barat pada bulan Februari 2013 tercatat penganggur sebanyak 1.815.266 orang dan TPT sebesar 8,90 persen. Hal ini lebih besar dari TPT nasional yang hanya 5,92 persen. Ironinya di Jawa Barat tingkat TPT dikalangan terdidik juga masih tinggi yaitu sebesar 12,84%. Fakta berikutnya yang mengiringi tingginya penganggur dikalangan terdidik adalah rendahnya jumlah entrepreneur di Jawa Barat khususnya dikalangan generasi muda. Menurut Ahmad Heryawan, jumlah pengusaha muda di Jawa Barat masih relatif kecil hanya mencapai 0,8 persen dari jumlah penduduk usia muda (Ekonomi/Okezone, 04/06/2013).

Data nasional dan regional tentang sedikitnya entrepreneur didukung juga oleh fakta dari pra penelitian yang menunjukan intensi kewirausahaan mahasiswa di Kota Bandung cukup rendah, terlihat pada survei yang dilakukan pada mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Padjajaran (UNPAD). Indikator intensi kewirausahaan pada pra penelitian mengadopsi dari Fransisco Linan dan Wen Chen (2006:20) yaitu, tujuan karir professional seseorang, usaha untuk mulai menjalankan bisnis dengan waktu yang jelas dan mempunyai rencana usaha. Hal inilah yang mendasari pra penelitian yang di lakukan penulis pada awal bulan Januari 2013. Data hasil pra penelitian yang di peroleh mengenai perencanaan mahasiswa dalam memilih karir setelah menyelesaikan pendidikan adalah sebagai berikut:


(15)

4

Tabel 1.2

Pemilihan Karir Mahasiswa KSEI SCIEmics Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan KSEI ISEG Universitas Padjajaran (UNPAD)

Pemilihan Karir

UPI UNPAD

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Mencari pekerjaan

(Pegawai swasta/ negeri)

31 68,89% 29 70,73%

Menciptakan pekerjaan (wirausaha)

14 31,11% 12 29,27%

Total 45 100% 41 100%

Sumber : Pra Penelitian (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa yang diteliti di UPI merencanakan mencari pekerjaan daripada berwirausaha. Pekerjaan yang diinginkan adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau bekerja di lembaga keuangan Islam. Kemudian sepertiga mahasiswa yang diteliti berniat ingin berwirausaha sebagai karir profesionalnya. Deskripsi berikutnya dari jumlah mahasiswa UPI yang ingin berwirausaha 57% di antaranya masih belum mempunyai produk yang jelas dan sisanya akan berwirausaha dengan produk-produk di bidang kuliner, jasa dan pakaian. Berdasarkan hasil pra penelitian dapat disimpulkan dengan Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) intensi mahasiswa KSEI fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia masih rendah untuk berwirausaha.

Deskripsi berikutnya berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa KSEI UNPAD merencanakan untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan di perusahaan multinasional daripada sebagai wirausaha. Kemudian hampir semuanya berniat untuk bekerja di lembaga keuangan Islam sebagai pilihan alternatif. Fakta berikutnya 29,27% mahasiswa yang diteliti berniat ingin berwirausaha, hampir setengah diantaranya masih belum mempunyai produk yang jelas. Berdasarkan hasil pra penelitian dapat disimpulkan dengan Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ) intensi mahasiswa KSEI UNPAD masih rendah.


(16)

5

Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat menghawatirkan, karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa akan berpengaruh terhadap prilaku. Choo dan Wong dalam Nurul Indarti dan Rostianti (2008:4) menyatakan bahwa intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha dimasa depan. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan berdasarkan penelitian Indarti diantaranya adalah kebutuhan akan prestasi, efikasi diri dan kesiapan instrumen dalam bisnis.

Wirausaha baru mempunyai peran penting sebagai motor penggerak perekonomian di era global. Jika intensi kewirausahaan dikalangan generasi muda rendah maka dimasa depan semakin sedikit muncul wirausaha baru dan akibatnya berpengaruh negatif terhadap penciptaan lapangan kerja baru serta daya saing ekonomi pada Sumber Daya Manusia (SDM).

Intensi sebagai prediktor terbaik dalam melihat perilaku kewirausahaan mahasiswa. Hal ini sangat sesuai dengan Theory of Reasoned Behavior (TPB), dimana menjadi faktor sentral dalam TPB adalah intensi individu untuk melakukan sesuatu yang kemudian ditampilkan dalam perbuatan. Intensi diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi seseorang dan indikasi seberapa keras orang yang bersedia untuk mencoba serta berapa banyak dari upaya mereka untuk menjalankan rencana. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi adalah sikap berprilaku, norma subjektif dan kontrol sikap. (Icek Ajzen, 1991: 181).

Mengembangkan pendidikan kewirausahaan untuk menumbuh- kembangkan entrepreneur muda dibutuhkan sebuah intensi kewirausahaan yang kuat tertanam pada generasi muda. Niat (intention) dapat digunakan untuk meramal seberapa kuat keinginan individu untuk menampilkan tingkah laku dan seberapa banyak usaha yang akan dilaksanakan untuk menampilkan tingkah laku tersebut. Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam memulai usaha. Oleh karena itu penulis tertarik ingin meniliti dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Sikap Kewirausahaan, Kesiapan Instrumen terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa di Kota Bandung.


(17)

6

1.2 Rumusan Masalah

Lingkup masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan, kesiapan instrumen dan intensi kewirausahaan mahasiswa KSEI di Kota Bandung?

2. Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa ?

3. Bagaimana pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa ?

4. Bagaimana pengaruh kesiapan instrumen kewirausahaan terhadap terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa ?

5. Bagaimana pengaruh secara simultan pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap kewirausahaan dan intensi kewirausahaan mahasiswa KSEI di Kota Bandung.

2. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.

3. Untuk menganalisis pengaruh sikap kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.

4. Untuk menganalisis pengaruh kesiapan instrumen kewirausahaan terhadap terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.

5. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.


(18)

7

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya inetnsi kewirausahaan pada mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) dalam bidang pendidikan dan kewirausahaan.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa di kota Bandung. Hal ini dapat berguna bagi pemerintah dalam menetapkan program pendidikan kewirausahaan dan bagi praktisi dalam melakukan pelatihan serta pembinaan wirausaha baru.


(19)

Ade Suyitno, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana intensi kewirausahaan sebagai variabel terikat, sedangkan pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan, dan kesiapan instrumen sebagai variabel bebas. Adapun populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Masyhuri dan Zainuddin (2008: 34) menjelaskan bahwa metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual berkenaan dengan permasalahan pada objek yang diteliti.

Sependapat dengan pernyataan diatas Daneil Moehardi (2003:44) menjelaskan survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu didalam daerah atau suatu lokasi dengan studi yang ekstensif terpola untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Kemudian penelitian survey dalam hal ini dengan survey explanatory menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Masri Singarimbun (1995:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Jadi metode survai explanatory ini yaitu metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner dibatasi oleh sampel yang dapat mewakili polulasi dengan cara menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian hipotesis.


(20)

27

Ade Suyitno, 2013

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Masyhuri dan Zainudding (2008:151-152) populasi dalam metode penelitian merupakan sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karena itu, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Dalam penelitian sosial ekonomi, populasi didefinisikan sebagai sekelompok subjek yang hendak diteliti yang kemudian digenerelisasikan sebagai hasil penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung Populasi terdiri dari 6 Perguruan tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Islam Bandung, STIE Ekuitas, STIE Muhammdiyah Bandung dan UIN Bandung yang total jumlahnya 255 mahasiswa. Alasan pemilihan objek mahasiswa KSEI adalah ingin menganalisis mahasiswa yang aktif di KSEI mendapatkan pendidikan kewirausahaan dalam perkuliahan (kurikuler) dan pada unit kegiatan mahasiswa (ektrakulikuler) dan pengaruhnya terhadap intensi kewirausahaan.

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel di sini adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini, teknik sampling dilakukan sebanyak dua tahap yaitu teknik sampling Purposif dan teknik sampling secara acak/random.

Teknik pengambilan sampel secara proporsionate random sampling yaitu teknik yang dilakukan berdasarkan proporsi tertentu kemudian dilakukan secara random. Peneliti akan berusaha agar dalam dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi. Berkenaan dengan hal ini maka sampel memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap representatif. Ciri-ciri-ciri


(21)

28

Ade Suyitno, 2013

esensial, strata apa yang harus diwakili, bergantung pada penilaian atau pertimbangan.

Adapun yang menjadi sampel yaitu KSEI dari 5 Perguruan tinggi yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Islam Bandung, STIE Ekuitas, UIN Bandung. Kelima perguruan tinggi yang dipilih karena selain memberikan kuliah kewirausahaan ada UKM ekonomi islam yang aktif juga dalam pendidikan kewirausahaan. Kemudian berdasarkan sebaran/letak geografis dan akreditasi UKM ekonomi islam tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam penelitian juga sampel yang diambil dapat menggambarkan keadaan intensi kewirausahaan mahasiswa populasi dari berbagai bagian lokasi di Kota Bandung.

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa UKM/Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang terdaftar di masing-masing Perguruan Tinggi Tahun 2012-2013

Nama KSEI Universitas Jumlah Mahasiswa

SCIEMICS Universitas Pendidikan Indonesia 148

ISEG Universitas Padjajaran 145

FORMAIS STIE Ekuitas 67

YOCIE Universitas Islam Bandung 50

FORDES UIN Bandung 140

Jumlah Populasi 550

Sumber : Data Base FoSSEI JABAR dan FoSSEI Nasional

Selanjutnya teknik pengambilan sampling tahap kedua yaitu menentukan unit analisis dengan teknik proportionate random sampling. Karena banyaknya jumlah populasi, dan waktu yang terbatas maka penentuan jumlah sampel mahasiswa dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2008: 45).

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

1

2

Nd

N

n


(22)

29

Ade Suyitno, 2013

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel mahasiswa sebagai berikut:

Dari perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini di bulatkan menjadi adalah 255 orang. Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

 Mendata seluruh mahasiswa di Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Kota Bandung pada Perguruan Tinggi yang menjadi unit analisis.  Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing fakultas sebagai

berikut:

n x N N n  i

i (Riduwan, 2008 : 45)

Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum.

ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Dalam penarikan sampel mahasiswa dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 :


(23)

30

Ade Suyitno, 2013

Tabel 3.2

Sampel Mahasiswa UKM/Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) yang di masing-masing Perguruan Tinggi

No Universitas Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa 1. Universitas Pendidikan

Indonesia

148

s= 550 148

X 255 = 68

2. Universitas Padjadjaran 145

s= 550 145

X 255 = 67

3. STIE Ekuitas 67

s= 550

67

X 255 = 32

4. Universitas Islam Bandung

50

s= 550

50

X 255 = 23

5. UIN Bandung 140

s= 550 140

X 255 = 65

Jumlah 550 255

Sumber : Data Base FoSSEI JABAR dan FoSSEI Nasional (diolah)

3.4 Operasional Variable

Untuk memudahkan dalam pengukuran serta pengumpulan data, maka perlu dikemukakan batas – batas mengenai variabel atau hal – hal yang berhubungan dengan variabel tersebut. Pada operasional variabel akan dijelaskan konsep berkenaan dengan variabel yang diteliti. Kemudian dari konsep akan diturunkan pada dimensi dan indikator yang akan diturunkan kepada butir-butir pertanyaan pada saat instrumen penelitian dibuat. Adapun batasan pengertian masing – masing variabel dan pengukuran adalah sebagai berikut :


(24)

31

Ade Suyitno, 2013

3.3 Tabel Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Intensi Berwirausaha (Y)

Niat/keinginan kuat seseorang untuk membangun suatu usaha dengan waktu dan target yang jelas

(Wijaya,2007:124) (Linan dan Wen Chen,2006: 20)

Kecenderungan untuk berpartisipasi pada kegiatan

kewirausahaan

Kecenderungan untuk berpartisipasi dengan mengikuti : mata kuliah, seminar, pelatihan dan perlombaan kewirausahaan

Ordinal

Target atau sasaran

karir 

Target atau sasaran akhir karir ingin menjadi wirausahawan dengan

menentukan pilihan karir dengan yakin Pencapaian target

waktu 

Memulai berwirausaha

selambat-lambatnya pada tahun begitu lulus kuliah

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1) Pengetahuan dari hasil pembelajaran dalam bidang usaha untuk mengenali dan merancang produk usaha yang inovatif dan paham terhadap organisasi bisnis

Linan (2008: 25), Suryana (2006: 4-5) DIKTI dan Harvey & Ksatria (1996)

Pengetahuan dasar kewirausahaan Pengetahuan bidang usaha yang akan dijalani dan rencana produk

Pengetahuan konsep kewirausahaan

Pengetahuan kelebihan dan kekurangan menjadi wirausaha

Mempunyai rencana usaha pada suatu bidang usaha

Interval

Mempunyai rencana produk unggulan untuk usaha

Pengetahuan membuat business plan Pengetahuan tentang

aspek usaha 

Pengetahuan tentang organisasi usaha

Pengetahuan proses produksi

Pengetahuan administrasi usaha

Pengetahuan manajemen pemasaran

Pengetahuan tentang asosiasi bisnis

Sikap Kewirausahaan (X2) Konsep individu tentang kewirausahaan, penilaian, dan kecenderungan terhadap perilaku. Geoffrey Meredith (1996) dalam Suryana (2006: 24) dan (Greenberger & Sexton, 1988) dalam Chen & Chuan Lai, 2010:3)

Percaya diri Percaya pada kemampuan diri sendiri untuk membuka usaha dan memajukan usaha tersebut

Ordinal

Berorientasi pada

Tugas dan Hasil 

Menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

Dengan berwirausaha akan mendapat lebih banyak keuntungan

Berani Mengambil

Resiko 

Menyukai pekerjaan yang memiliki resiko dan tantangan

Kepemimpinan Senang memberikan contoh perilaku yang baik bagi orang lain

Keorisinilan Senang melakukan eksperimen untuk mendapatkan produk yang unik untuk konsumen


(25)

32

Ade Suyitno, 2013

3.5 Sumber dan Jenis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini Mahasisea Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung adalah :

 Fakultas Ekonomi dari UPI, Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Negeri Bandung dan STIE Ekuitas.

 Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.

Sedangkan jenis data yang dgunakan adalah dalam penelitian ini adalah : 1) Data primer yang diperoleh dari mahasiswa dari KSEI Universitas

Pendidikan Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Islam Negeri Bandung, STIE Ekuitas dan UNISBA.

2) Data sekunder diperoleh dari kantor Fakultas Ekonomi dari UPI, Universitas Padjadjaran, Universitas Islam Negeri Bandung dan STIE Ekuitas, Badan Pusat Statistik (BPS), Sekerteriat KSEI/FoSSEI dan Internet.

Berorientasi Masa

Depan 

Mempunyai Visi dan Misi dalam bisnis

Kesiapan Istrumen (X3) Kesiapa tiga instrumen penting

dalam penunjang bisnis yaitu akses modal, akses informasi dan jaringan sosial Mazzarol et al (1999) dan

Indarti (2008: 13 )

Akses Modal Mempunyai jaringan dan akses terhadap modal usaha

Mempunyai barang berharga untuk menjadi modal usaha

Interval

Jaringan Sosial Mempunyai lingkungan pertemanan yang menunjang dalam berwirausaha

Mempunyai banyak kenalan pengusaha

Mempunyai kerabat keluarga yang berwirausaha

Akses Informasi Mempunyai media akses informasi untuk menunjang bisnis

Mempunyai pengetahuan untuk akses informasi

Mempunyai jaringan/komunitas pertemanan untuk akses informasi


(26)

33

Ade Suyitno, 2013

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan melalui :

1) Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. 2) Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

3) Dokumentasi, yaitu ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan.

3.7 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang intensi kewirausahaan. Suharsaputra (2012: 94) menjelaskan bahwa instrument penelitian merupakan alat yang dipakai untuk menjebatani antara subjek dan objek (secara substansial antara hal-hal teoritis dengan empiris, antara konsep dengan data), sejauh mana data mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung pada konsep yang diukur.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1) Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh

lingkungan sosial, sikap, kesiapan instrumen dan pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa universitas di kota bandung.

2) Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para mahasiswa Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Pendidikan Ekonomi universitas di Kota Bandung.

3) Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 4) Memperbanyak angket.

5) Menyebarkan angket.


(27)

34

Ade Suyitno, 2013

3.8 Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian yaitu angket/ kuesioner, di uji menggunakan uji validitas dan reabilitas

Berikut langkah-langkah untuk melakukan uji validitas, uji reabilitas.

3.8.1 Uji Validitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur, uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan) tiap bulir/item instrumen. Dalam uji validitas ini digunakan teknik Korelasi Product Moment dari Karl Person, yaitu :

√{ } { }

(Riduwan, 2010: 110)

Dimana :

r hitung = koefisien korelasi = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan pengujian taraf signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :

√ √


(28)

35

Ade Suyitno, 2013 Dimana :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil t hitung

n = jumlah responden

Distribusi ( tabel t ) untuk dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah keputusan adalah jika t hitung lebih besar dari t tabel berarti valid, dan sebaliknya

jika t hitung lebih kecil dari t tabel berarti tidak valid.

3.8.2 Uji Reabilitas

Tes reliabilitas adalah tes yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah rumus Spearman Brown yaitu :

(Riduwan, 2010: 113) Dimana :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 lebih besar dari r tabel berarti reliabel dan

sebaliknya jika r11 lebih kecil dari r tabel berarti tidak reliabel.

3.9 Tekhnik Analisis Data

Tehnik pertama yang dilakukan adalah pengujian normalitas data dalam peneitian ini menggunakan bantuan software SPSS 17 dengan menganalisis Q Q

Plot dengan kriteria menurut Tri Cahyono (2006:38) “Normalitas data ditunjukkan juga pada tampilan Normal Q-Q Plot. Pada tampilan Normal Q-Q Plot, bila titik- titik yang ditampilkan menempel atau berdekatan dengan garis


(29)

36

Ade Suyitno, 2013

pengujian hipotesis dapat menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka pengujiannya dapat menggunakan statistik non parametrik.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Hal ini didasarkan pada sifat data yang akan diperoleh yaitu data interval dengan bantuan pengolahan data melalui program SPSS atau menggunakan uji statistiknya dengan rumus sebagai berikut: Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi intensi kewirausahaan.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS 21. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pemilihan model fungsi regresi. Apakah akan menggunakan regresi model linier atau model log-linier.Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan model Persamaan Regresi Linier Ganda, sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4D4+ e

Dimana :

Y = Intensi Kewirausahaan β0 = konstanta regresi

β1 = koefisien regresi X1 β2 = koefisien regresi X2 β3 = koefisien regresi X3 β4 = koefisien regresi X4

X1= Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Sikap Kewirausahaan

X3 = Kesiapan Instrumen

D5= 1, untuk Perempuan e =adalah faktor pengganggu


(30)

37

Ade Suyitno, 2013

3.10 Uji Asumsi Klasik 3.10.1 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel bebas antara satu variabel dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel-variabel yang nilai korelasi antara sesamanya sama dengan nol. Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan Multikolinearitas dalam model regresi OLS (Gujarati, 2001:166), yaitu:

1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas. 2) Melakukan uji kolerasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi,

perlu dicurigai adanya masalah multikolinieritas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinieritas.

3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika

nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan

tertentu, maka terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.

5) Variance inflation factor dan tolerance.

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas.

Apabila terjadi Multikolinearitas menurut Yana Rohmana (2010: 149-154) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Tanpa ada perbaikan 2) Dengan perbaikan:

o Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori).

o Menghilangkan salah satu variabel independen.

o Menggabungkan data Cross-Section dan data Time Series. o Transformasi variabel.


(31)

38

Ade Suyitno, 2013

3.10.2 Heterokedastis

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variable-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

δ2

. inilah yang disebut sebagai asumsi heterokedastisitas (Gujarati, 2001:177). Heteroskedastisitas berarti setiap varian disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan atau varian yang sama. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Keadaan heteroskedastis tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :

 Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

 Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar. Salah satu asumsi pokok lain dalam model regresi linier klasik ialah bahwa varian dari setiap kesalahan pengganggu Ɛi untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan suatu bilangan konstan dengan symbol 2. Inilah yang disebut sebagai asumsi homoskeditas, (Yana Rohmana, 2010 : 158).

Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastis adalah menjadi tidak efisiennya estimator OLS akibat variansnya tidak lagi minimum. Pada akhirnya dapat menyesatkan kesimpulan, apalagi bila dilanjutkan untuk meramalkan. Heteroskedastisitas dapat dideteksi melalui beberapa cara antara lain : melalui metode grafik, test park (uji park), uji glejser (glejser test), uji korelasi spearmant, uji goldfield-Quandt, uji Breusch-Pagan-Godfrey, uji umum heteroskedastis white, uji heteroskedastis berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika linier.


(32)

39

Ade Suyitno, 2013

3.11 Pengujian Hipotesis

Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.

Uji t statistik ini menggunakan rumus :

̂ ̂

Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:

(Gujarati, 2001:74) Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis

H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y Ha : β 0 artinya ada pengaruh antara variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan

Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.

Uji Simultan (Uji f)

Uji F ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel Y dengan cara membandingkan nilai F hitung dan F tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Persamaan uji f adalah :

) 1 /( ) 1 ( / 2 2     k n R k R F (Sudjana, 2005:385) Dimana:

r = nilai koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel F = nilai F yang dihitung


(33)

40

Ade Suyitno, 2013

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis

H0: β1 = β2 0 artinya variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel Y

Ha : β1 = β2 0 artinya variabel X secara bersama-sama berpengaruh pada variabel Y

2. Ketentuan:

Jika F hitung < F tabel , maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara

keseluruhan terhadap variabel terikat adalah tidak signifikan (H0 diterima, Ha

ditolak).

Jika Fhitung > Ftabel , maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara

keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan (H0 ditolak, Ha diterima).

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

̀ ̀

(Gujarati, 2001:99) Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terika jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi berwirausaha mahasiswa perguruan tinggi di Kota Bandung yang aktif di KSEI adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan kewirausahaan dan sikap kewirausahaa mahasiswa tergolong tinggi, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa mempunyai pengetahuan dan sikap kewirausahaan yang tinggi. Kemudian kesiapan instrumen kewirausahaan dan Intensi kewirausahaan mahasiswa pada tingkat sedang. 2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin tinggi.

3. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin baik sikap kewirausahaan seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin tinggi.

4. Kesiapan instrumen kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin tinggi efikasi diri seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin tinggi.

5. Secara simultan pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen berpengaruh secara bersamaan terhadap intensi kewirausahaan.


(35)

84

5.2Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan ada beberapa hal rekomendasi yaitu :

1. Pendidikan kewirausahaan hendaknya dilakukan juga upaya pendampingan dalam praktik bisnis start up mahasiswa dan dalam kesiapan modal serta jaringan.

2. Pendidikan kewirausahaan dalam kurikuler dan non-kurikuler sebaiknya terjadi integrasi agar pendidikan kewirausahaan memberikan pengetahuan kewirausahaan yang semakin baik untuk mahasiswanya

3. Kegiatan organisasi mahasiswa dapat dijadikan wadah self development mahasiswa dalam mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan dan pihak perguruan tinggi mendukung hal ini.

4. Kesiapan instrumen dalam akses modal harus di dukung oleh keluarga. Kemudian dalam akses informasi dan jaringan kampus mempunyai peran untuk lebih optimal dalam mengadakan kegiatan yang membangun jaringan bisnis secara regional dan nasional.

5. Pendidikan kewirausahaan harus holistik tidak hanya dalam faktor internal mahasiswa dalam pengetahuan dan pengembangan jiwa kewirausahaan namun juga perlu upaya dukungan eksternal dalam modal, informasi bisnis dan jaringan. Kemudian adanya pendampingan dari pihak kampus, paraktisi bisnis dan pemerintah akan semakin menstimulus mahasiswa berjuang dengan ide usahanya dan hal ini akan meningkatkan entrepreneurial activity for students.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1975. Attitudes, Personality and Behaviour Second Edition. New York. Open University Pers.

Ajzen, I. (1991): “The theory of planned behavior”, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, 179-211.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Buchari, Alma. (2011). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Chen Yu-Fen dan Ming-Chuan Lai. 2010. Factors Influencing The Entrepreneurial Attitude Of Taiwanese Tertiary-Level Business Students. Social Behavior And Personality - Society for Personality Research. Damodar,Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.

Daniel Moehardi. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta

Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. (2008). Niat (itention) Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4. Indarti, N., 2004. “Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian

students”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 19 (1): 57-70. Kasmir. 2012. Kewirausahaan. Raja Grafindao : Jakarta

Liñán F. 2008. Intention-based models of entrepreneurship education. University of Seville, Spain.

Liñán, F. And Chen, Y.W., 2009. Development and Cross Cultural Application of a Specific Instrument to Measure Entrepreneurial Intentions. Entrepreneurship Theory and Practice, 33(3), pp. 593-617.

Masyhuri dan Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : Refika Aditama

Mazzarol, T., T. Volery, N. Doss, dan V. Thein, 1999. “Factors influencing small business start-ups”. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63.


(37)

Mehta. 2012. Knowledge Entrepreneurship: An Innovative Integrated Process of Organizational Learning, Learning Organization & Knowledge Management for Indian SMEs. International Journal of Electronic Governance and Research Vol 1 Issue 1.

Nasution. 2009. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : bumi Kasara Natoatmodjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Rohmana,Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews. Bandung:

Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sarwoko, E. (2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa”. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16, (2), 126 – 135

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba, Jakarta.

Titik Purnawati dan Lestari. 2006. Faktor Pendorong Minat untuk Berwirausaha. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.5 No.1. 39-46

Wijaya, Toni. (2008). Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,Vol.10, No.2. Wijaya, Tony, 2007. Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi

berwirausaha (Sudi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9, 117-127

Selain Jurnal dan Buku

Haryani, Y.(2012).” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Sekolah, dan Pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap Intensi Berwirausaha : Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung”.Tesis pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

DIKTI & UPI. 2013. Buku Panduan Program Mahasiswa Wirusaha. DIKTI dan Universitas Pendidikan Indonesia.


(38)

Wulandari, S. “Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas

XII di Smk Negeri 1 Surabay”. Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang

Surabaya.

Sumber Internet :

Badan Pusat Statistik. 2013. Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://www.bps.go.id/aboutus.php?news=1010

Badan Pusat Statistik. 2010. Data Sensus Penduduk 2010 Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://sp2010.bps.go.id/

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2013. Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat pendidikan. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://jabar.bps.go.id/system/files_force/publikasi/Tenaga%20kerja. pdf?download=1

Kemenko Kesra. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta. Diakses Diakses pada tanggal 25 Januari 2013. Sumber : http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/03/1-pembangunan-karakter-bangsa-menko-kesra-kesra-26-mei-2010-jam-16.ppt

Okezone. 2013. Pembangunan RI Lambar Karena Kurang Pengusaha. Diakses Diakses pada tanggal 21 Januari 2013. Sumber :http://economy.okezone.com /read/2013/04/06/320/787461/redirect

Republika. 2012. Pengangguran terdidik karena sarjana bermental akademik. Diakses

pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber :

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/03/megkng-banyak-pengangguran-terdidik-karena-sarjana-bermental-akademik

Sekertariat Kabinet RI. 2013. Perpres 27 Tahun 2013: Mendukung UMKM Sambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://www.setkab.go.id/mobile/artikel-8679-perpres-27-tahun-2013-mendukung-umkm-sambut-masyarakat-ekonomi-asean-2015.html


(1)

40

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis

H0: β1 = β2 0 artinya variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel Y

Ha : β1 = β2 0 artinya variabel X secara bersama-sama berpengaruh pada

variabel Y

2. Ketentuan:

Jika F hitung < F tabel , maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara

keseluruhan terhadap variabel terikat adalah tidak signifikan (H0 diterima, Ha

ditolak).

Jika Fhitung > Ftabel , maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara

keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan (H0 ditolak, Ha diterima).

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

̀ ̀

(Gujarati, 2001:99) Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:  Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terika jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.


(2)

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen terhadap intensi berwirausaha mahasiswa perguruan tinggi di Kota Bandung yang aktif di KSEI adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan kewirausahaan dan sikap kewirausahaa mahasiswa tergolong tinggi, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa mempunyai pengetahuan dan sikap kewirausahaan yang tinggi. Kemudian kesiapan instrumen kewirausahaan dan Intensi kewirausahaan mahasiswa pada tingkat sedang. 2. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin tinggi.

3. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin baik sikap kewirausahaan seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin tinggi.

4. Kesiapan instrumen kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini menujukan semakin tinggi efikasi diri seseorang, maka intensi berwirausaha mahasiswa akan semakin tinggi.

5. Secara simultan pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan kesiapan instrumen berpengaruh secara bersamaan terhadap intensi kewirausahaan.


(3)

84

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

5.2Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan ada beberapa hal rekomendasi yaitu :

1. Pendidikan kewirausahaan hendaknya dilakukan juga upaya pendampingan dalam praktik bisnis start up mahasiswa dan dalam kesiapan modal serta jaringan.

2. Pendidikan kewirausahaan dalam kurikuler dan non-kurikuler sebaiknya terjadi integrasi agar pendidikan kewirausahaan memberikan pengetahuan kewirausahaan yang semakin baik untuk mahasiswanya

3. Kegiatan organisasi mahasiswa dapat dijadikan wadah self development mahasiswa dalam mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan dan pihak perguruan tinggi mendukung hal ini.

4. Kesiapan instrumen dalam akses modal harus di dukung oleh keluarga. Kemudian dalam akses informasi dan jaringan kampus mempunyai peran untuk lebih optimal dalam mengadakan kegiatan yang membangun jaringan bisnis secara regional dan nasional.

5. Pendidikan kewirausahaan harus holistik tidak hanya dalam faktor internal mahasiswa dalam pengetahuan dan pengembangan jiwa kewirausahaan namun juga perlu upaya dukungan eksternal dalam modal, informasi bisnis dan jaringan. Kemudian adanya pendampingan dari pihak kampus, paraktisi bisnis dan pemerintah akan semakin menstimulus mahasiswa berjuang dengan ide usahanya dan hal ini akan meningkatkan entrepreneurial activity for students.


(4)

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 1975. Attitudes, Personality and Behaviour Second Edition. New York. Open University Pers.

Ajzen, I. (1991): “The theory of planned behavior”, Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, 179-211.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Buchari, Alma. (2011). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Chen Yu-Fen dan Ming-Chuan Lai. 2010. Factors Influencing The Entrepreneurial Attitude Of Taiwanese Tertiary-Level Business Students. Social Behavior And Personality - Society for Personality Research. Damodar,Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar.Jakarta :Erlangga.

Daniel Moehardi. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta

Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. (2008). Niat (itention) Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4. Indarti, N., 2004. “Factors affecting entrepreneurial intentions among Indonesian

students”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 19 (1): 57-70. Kasmir. 2012. Kewirausahaan. Raja Grafindao : Jakarta

Liñán F. 2008. Intention-based models of entrepreneurship education. University of Seville, Spain.

Liñán, F. And Chen, Y.W., 2009. Development and Cross Cultural Application of a Specific Instrument to Measure Entrepreneurial Intentions. Entrepreneurship Theory and Practice, 33(3), pp. 593-617.

Masyhuri dan Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : Refika Aditama

Mazzarol, T., T. Volery, N. Doss, dan V. Thein, 1999. “Factors influencing small business start-ups”. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63.


(5)

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mehta. 2012. Knowledge Entrepreneurship: An Innovative Integrated Process of Organizational Learning, Learning Organization & Knowledge Management for Indian SMEs. International Journal of Electronic Governance and Research Vol 1 Issue 1.

Nasution. 2009. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : bumi Kasara Natoatmodjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta. Rohmana,Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews. Bandung:

Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sarwoko, E. (2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa”. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16, (2), 126 – 135

Singarimbun, M. dan Sofyan, E. (1995). Metode Penelitian Survei Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba, Jakarta.

Titik Purnawati dan Lestari. 2006. Faktor Pendorong Minat untuk Berwirausaha. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.5 No.1. 39-46

Wijaya, Toni. (2008). Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,Vol.10, No.2. Wijaya, Tony, 2007. Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi

berwirausaha (Sudi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9, 117-127

Selain Jurnal dan Buku

Haryani, Y.(2012).” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Sekolah, dan Pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap Intensi Berwirausaha : Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandung”.Tesis pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

DIKTI & UPI. 2013. Buku Panduan Program Mahasiswa Wirusaha. DIKTI dan Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Ade Suyitno, 2013

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wulandari, S. “Pengaruh Efikasi Diri terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas XII di Smk Negeri 1 Surabay”. Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya.

Sumber Internet :

Badan Pusat Statistik. 2013. Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://www.bps.go.id/aboutus.php?news=1010

Badan Pusat Statistik. 2010. Data Sensus Penduduk 2010 Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://sp2010.bps.go.id/

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2013. Data Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Tingkat pendidikan. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://jabar.bps.go.id/system/files_force/publikasi/Tenaga%20kerja. pdf?download=1

Kemenko Kesra. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta. Diakses Diakses pada tanggal 25 Januari 2013. Sumber : http://himcyoo.files.wordpress.com/2012/03/1-pembangunan-karakter-bangsa-menko-kesra-kesra-26-mei-2010-jam-16.ppt

Okezone. 2013. Pembangunan RI Lambar Karena Kurang Pengusaha. Diakses Diakses pada tanggal 21 Januari 2013. Sumber :http://economy.okezone.com /read/2013/04/06/320/787461/redirect

Republika. 2012. Pengangguran terdidik karena sarjana bermental akademik. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/03/megkng-banyak-pengangguran-terdidik-karena-sarjana-bermental-akademik

Sekertariat Kabinet RI. 2013. Perpres 27 Tahun 2013: Mendukung UMKM Sambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Diakses pada tanggal 17 Januari 2013. Sumber : http://www.setkab.go.id/mobile/artikel-8679-perpres-27-tahun-2013-mendukung-umkm-sambut-masyarakat-ekonomi-asean-2015.html