SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

No. Daftar/FPEB/009/UN.40.FPEB.1.PL/2014

SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PEGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh:

Muhammad Isnan (0901914)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRASUAHA

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Bandung, Januari 2014 Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 196104201987031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 196104201987031002


(3)

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Muhammad Isnan NIM.0901914


(4)

SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRASUAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh:

MUHAMMAD ISNAN

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Muhammad Isnan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desmber 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(5)

Muhammad Isnan, 2014

ABSTRAK

Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi Berwirausaha

(Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)

Pembimbing : Dr. Ikaputera Wasapada, MM Oleh

Muhammad Isnan 0901914

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu intensi berwirausaha yang dimiliki mahasiswa termasuk cukup. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar mahasiswa lebih memilih mencari pekerjaan dari pada menciptakan lapangan pekerjaan (berwirausaha) setelah lulus kuliah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa .

Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (FPEB UPI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Sampel sebanyak 242 mahasiswa yang diambil secara proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, hasil tes dan analisis data menggunakan Methode Succesive Interval (MSI) dan uji persamaan regresi berganda dengan program SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa angkatan 2010 FPEB UPI tergolong cukup. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa angkatan 2010 FPEB UPI.

Kata kunci : sikap kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan, intensi berwirasuaha


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 7

1.3. Tujuan Penelitian 8

1.4. Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

9

2.1. Tinajuan Pustaka 9

2.1.1. Konsep Kewirausahaan 9

2.1.2. Intensi Berwirausaha 11

2.1.2.1. Konsep Intensi Berwirausaha 11

2.1.2.2. Pengukuran Intensi Berwirausaha 13

2.1.3. Sikap Kewirausahaan 14

2.1.3.1. Konsep Sikap Kewirausahaan 14

2.1.3.2. Pengukuran Sikap Kewirausahaan 21

2.1.4. Pengetahuan Kewirausahaan 22

2.1.4.1. Konsep Pengetahuan Kewirausahaan 22 2.1.4.2. Pengukuran Pengetahuan Kewirasuahaan 26

2.2. Penelitian Terdahulu 30

2.3. Kerangka Pemikiran 32

2.4. Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

3.1. Objek penelitian 37

3.2. Metode penelitian 37

3.3. Populasi dan Sampel 38

3.3.1. Populasi 38

3.3.2. Sampel 38

3.3.2.1. Sampel Angkatan 39

3.3.2.2. Sampel Kelas 41

3.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin 40

3.4. Operasional Variabel 43


(7)

3.6. Teknik Pengumpulan Data 46

3.7. Instrumen Penelitian 47

3.8. Pengujian Instrumen Penelitian 47

3.8.1. Validitas 48

3.8.2. Reliabilitas 49

3.9. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 50

3.9.1. Teknik Analisis Data 50

3.9.2. Pengujian Hipotesis 51

3.9.2.1. 3.9.2.2.

Pengujian Secara Parsial (Uji t) Penguian Secara Parsial (Uji F)

52 52 3.9.2.3. Uji R2 (Koefisien Determinasi) 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54

4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 54

4.2. Deskripsi Umum Responden 55

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi 55 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin 56 4.2.3. Karakteristik Responden Berdasrkan Usia 56

4.3. Analisis Instrumen Penelitian 57

4.3.1. Uji Validitas 58

4,3,2. Uji Realibilitas 58

4.3.3. Uji Daya Pembeda 59

4.4. Hasil Pengujian Prasayarat Analisis 61

4.4.1. Hasil Uji Normalitas Data 61

4.4.2. Hasil Uji Multikolonieritas 63

4.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas 63

4.4.4. Hasil Uji Autokorelasi 64

4.5. Deskripsi Varibel Penelitian 65

4.5.1. Variabel Sikap Kewirasuahaan (X1) 66

4.5.2. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X2) 70

4.5.3. Variabel Intensi Berwirasuaha (Y) 71

4.6. Hasil Hipotesis 74

4.6.1. Pengujian Hipotesis 76

4.6.1.1. Analisis Regresi Secara Parsial (Uji t) 76 4.6.1.2. Analisis Regresi Secara Simultan (Uji F) 77

4.6.1.3. Koefisien Determinasi 77

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian 78

4.7.1 Sikap Kewirausahaan (X1) 78

4.7.2. Pengetahuan Kewirausahaan (X2) 79

4.7.3. Intensi Berwirausaha (Y) 80


(8)

Berwirasuaha

4.7.5. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha

81

4.8 Implikasi pendidikan 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 89

5.1 Kesimpulan 89

5.2 Saran 90

DAFTAR PUSTAKA 91


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011–2012

2

Tabel 1.2. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner 4

Tabel 1.3. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner 6

Tabel 2.1. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan 16

Tabel 2.2. Kompetensi Mata Kuliah Kewirausahaan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

27

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu 30

Tabel 3.1. Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

38 Tabel 3.2. Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis UPI

40

Tabel 3.3 Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas 40

Tabel 3.4. Sampel Menurut Jenis Kelamin 41

Tabel 3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian 43 Tabel 3.6. Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert 47 Tabel 3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 48

Tabel 4.1. Jumlah Item Angket 57

Tabel 4.2. Uji Reliabilitas Variabel 59

Tabel 4.3. Uji Daya Pembeda Variabel Pengetahuan Kewirausahaan 60

Tabel 4.4 Correlation Statistics 63

Tabel 4.5. Uji Autokorelasi – Model Summary 64 Tabel 4.6. Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan

Dimensi Percaya diri

66 Tabel 4.7. Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan

Dimensi Berorientasi pada Tugas dan Hasil

67 Tabel 4.8. Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan

Dimensi Berani Mengambil Resiko dan Kepemimpinan

68 Tabel 4.9. Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan

Dimensi Keorisinilan dan Berorientasi pada Masa Depan

69 Tabel 4.10. Deskripsi Variabel Sikap Kewirausahaan 70 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirasuahaan

Mahasiswa

70 Tabel 4.12. Tingkat Pegethuan Kewirausahaan Mahasiswa Angkatan

2010 FPEB UPI

71 Tabel 4.13. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha

Dimensi Tekad yang Kuat

72 Tabel 4.14. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirasuaha Dmensi

Persispan Diri


(10)

Tabel 4.15. Gamabran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirasuaha Dimensi Berani Mencoba

73 Tabel 4.16. Deskripsi Variabel Intensi Berwirausaha 74

Tabel 4.17. Coefficients 75

Tabel 4.18. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) 76 Tabel 4.19. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) 77


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Theory of Planned Behavior 12

Gambar 2.2. Hubungan antara Nilai, Sikap, dan Intensi 20 Gambar 2.3. Entrepreneurial Intention-Based Model 25 Gambar 2.4. Theory of Planed Behavior, Icek Ajzen 33

Gambar 2.5. Entrepreneurial Intention Model 34

Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran 36

Gambar 4.1. Deskripsi Program Studi Responden 55 Gambar 4.2. Deskripsi Jenis Kelamin Responden 56 Gambar 4.3. Deskripsi Berdasarkan Usia Responden 57 Gambar 4.4. Grafik Uji Normalitas Data Pengetahuan Kewirausahaan 61 Gambar 4.5. Grafik Uji Normalitas Data Persepsi tentang

Kewirausahaan 62

Gambar 4.6. Grafik Uji Normalitas Data Intensi Berwirausaha 62

Gambar 4.7. Uji Heteroskedasrisitas 64

Gambar 4.8. Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson 65 Gambar 4.9. Model Program Mahasiswa Wirausaha 84 Gambar 4.10. Model Pengembangan Intensi Berwirausaha Mahasiswa 85


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Tarbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia telah meningkatkan jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi baik yang telah memiliki gelar diploma maupun sarjana. Dalam sebuah surat kabar Jakarta-Suara Pembaharuan (http://www.atmajaya.ac.id) diberitakan bahwa jumlah pengangguran tingkat sarjana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, sarjana yang menganggur sebanyak 183.629 orang. Setahun kemudian, yakni 2006 tercatat 409.890 lulusan sarjana tidak memiliki pekerjaan. Pada tahun 2007, jumlahnya sekitar 740.000, dan awal tahun 2009 bertambah mendekati angka satu juta atau lebih dari 900.000 sarjana yang menganggur. Pertumbuhan pengangguran ini memiliki tren kenaikan rata-rata sebesar 20% setiap tahunnya (Reni, 2012 : 1).

Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator). Tingginya tingkat pengangguran menjadikan keadaan Indonesia semakin memburuk, hal ini akan bertambah buruk jika hal ini tidak segera diatasi. Menurut Badan Penelitian Nasional (Bappenas) pemuda yang menganggur di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 4,2 juta orang, oleh karena itu harus ada upaya serius untuk menanggulangi masalah ini. Lebih rincinya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada lima tahun terakhir dapat dilihat dari Tabel 1.1. sebagai berikut :


(13)

2

Tabel 1.1.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011–

2012

No .

Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

2008 2009 2010 2011 2012

1 Tidak/belum pernah

sekolah 103,206 90,471 157,586 190,370 82,411

2 Belum/tidak tamat

SD 443,832 547,430 600,221 686,895 503,379

3 SD 2,099,968 1,531,671 1,402,858 1,120,090 1,449,508

4 SLTP 1,973,986 1,770,823 1,661,449 1,890,755 1,701,294

5 SLTA Umum 2,403,394 2,472,245 2,149,123 2,042,629 1,832,109

6 SLTA Kejuruan 1,409,128 1,407,226 1,195,192 1,032,317 1,041,265

7 Diploma

I,II,III/Akademi 362,683 441,100 443,222 244,687 196,780

8 Universitas 598,318 701,651 710,128 492,343 438,210

Total 9,394,515 8,962,617 8,319,779 7,700,086 7,244,956

Sumber: www.bps.go.id

Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa masih tingginya tingkat pengangguran dikalangan terdidik, bahkan lulusan universitas yang merupakan jenjang pendidikan tertinggi menyumbangkan 438,210 pengangguran pada tahun 2012. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit dan ini menandakan bahwa ternyata lulusan perguruan tinggi tidak menjamin seseorang memiliki pekerjaan. Menurut Wijaya (2007:117) berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional mengingat sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan lapangan kerja yang ada. Pendapat yang dikemukakan oleh Syafie dalam Wiedy (2009:6) “perekonomian dunia menawarkan tantangan dan kesempatan kerja, sehingga dibutuhkan para entrepreneur yang mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang dikawasan free trade yang akan dimulai tahun 2020 untuk wilayah Asia Pasifik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneur merupakan salah satu alternative dalam mengurangi permasalahan pengangguran.

Menurut Zulfadhli dalam TribunNews.com menyatakan bahwa:

“Tingkat kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha di negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki


(14)

3

sebanyak 2 persen dari total penduduk, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta jiwa, maka Indonesia membutuhkan sekitar 4,5 juta lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 0, 24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target minimal sebesar 2 persen atau 4,5 juta wirausahawan”. (http://id.berita.yahoo.com)

Menurut Wijaya dalam Reni (2012:3) “Salah satu faktor pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini oleh Fishbein dan Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu”.

Zimmerer, et all (2008), menyatakan bahwa salah satu factor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu Negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Untuk menumbuhkan keinginan berwirausahaan di kalangan mahasiswa, peran pendidikan menjadi sangat penting, mahasiswa tidak bisa lepas dari aktivitas berpendidikan. Oleh sebab itu pendidikan menjadi salah satu faktor penggerak bagi tumbuhnya wirausaha muda. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk merubah persepsi dan tingkah laku mahasiswa agar memiliki motivasi kuat dalam menciptakan kreativitas dan inovasi demi terwujudnya wirausaha yang handal. Pemahaman yang baik mengenai pengetahuan kewirausahaan dapat menumbuhkan keberanian dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian usaha. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Akan tetapi berdasarkan hasil survei tahun 2010 (http://id.berita.yahoo.com) dalam Reni (2012 : 3) sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen. Data ini menunujukkan bahwa tingkat ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha masih sangat rendah. Lebih lanjut, menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan pada knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada


(15)

4

kelompok orang muda terdidik (intelektual). Mahasiswa yang calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha (Interpreneurial intention).

Seharusnya sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri. Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki motivasi di dalam menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan dalam mengatasi masalah perekonomian negara dengan cara menciptakan lapangan kerja. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia sudah seharusnya mampu menciptakan lulusan sarjana yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis yang diharapkan mampu menciptakan pendidik serta para ekonom yang dapat meningkatkan perekonomian negara.

Untuk memperkuat fakta tersebut, dilakukan prapenelitian mengeni intensi berwirausaha di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yaitu, di enam fakultas di antaranya, FIP, FPMIPA, FPBS, FPTK, FPOK dan FPEB. Dari pra penelitian tersebut diambil sampel dari masing-masing fakultas sebanyak 30 mahasiswa dari tiap masing-masing fakulats, hasilnya pada Tabel 1.2. sebagai berikut :

Tabel 1.2.

Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner

Sumber : Pra Penelitian

No. Pernyataan FIP FPMIPA FPBS FPTK FPOK FPEB

Skor (%)

1.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.

9,8 % 11,7% 11% 9,9% 11% 12,8%

2.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan

pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.


(16)

5

Berdasarkan Tabel 1.2. di atas terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki keinginan atau niat paling tinggi untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah sebesar 12,8% yaitu, mahasiswa FPEB dan yang paling rendah 9,8% yaitu, mahasiswa FIP. Selanjutnya, dilihat dari pertanyaan kedua mahasiswa yang paling rendah memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah sebanyak 8,4% yaitu mahasiswa FPEB sedangkan mahasiswa yang paling banyak memiliki keinginan berwirausaha yaitu mahasiswa FPTK sebanyak 11,5%.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa FPEB memiliki masalah pada intensi berwirausaha, yang seharusnya mahasiswa FPEB memiliki intensi yang tinggi. Faktanya pada fakultas FPEB, kewirausahaan itu disusun lebih terstruktur dan mahasiswanya banyak diberikan beberapa mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan di antaranya, mata kuliah pengantar bisnis, mata kuliah manajemen, dan mata kliah kewirausahaan itu sendiri. Seharunsya fakultas FPEB bisa menjadi salah satu pelopor lahirnya wirausaha baru. Dibandingkan dengan fakultas FIP dari data di atas memiliki presentase lebih kecil dibandingkan dengan FPEB, yang memang pada fakultas FIP lebih menekankan mahasiswanya untuk bekerja di instansi pendidikan, sebagai guru maupun bukan sebagai guru.

Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FPEB memiliki masalah dalam intensi berwirausaha. Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa FPEB masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan pada mahasiswa disalah satu program studi yang ada di FEPB. Hasil prapenelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3. :


(17)

6

Tabel 1.3.

Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner

No. Pertanyaan SS S KS TS STS

1.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.

63,3 % 23,3% 13% - -

2.

Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaan/usaha sendiri setelah lulus kuliah.

16,6% 20% - 53,3% 10%

Sumber : Prapenelitian (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.3. diketahui 63,3% mahasiswa sangat setuju merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari pekerjaan sebagai karyawan swasta atau negeri, dari pada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha hanya 16,6% yang menjawab sangat setuju. Dari data pra penelitian tersebut terdapat masalah pada intensi kewirausahaan mahasiswa FPEB. Rendahnya intensi kewirausahaan mahasiswa FPEB tersebut dikarenakan, bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.Sehubungan dengan pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of change, mahasiswa harus dapat menjadi wirausaha demi perubahan yang lebih baik bagi negaranya.

Menurut Indarti (2008:3) rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat disayangkan, karena berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa “keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan”. Salah satu faktor penting dalam menciptakan wirausaha adalah niat. Niat atau intensi merupakan kesungguhan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha. Semakin besar niat seseorang ingin berwirausaha maka akan semakin baik dalam memulai usahanya. Niat seseorang yang di imbangi dengan pengetahuan kewirausahaan dan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya akan berdampak


(18)

7

baik terhadap lahirnya wirausaha baru sehingga dapat menciptakan peluang atau lapangan kerja.

Banyak faktor yang mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan wirausaha. Baik faktor yang terdapat pada diri pribadi/personal maupun faktor lingkungan. Icek Ajzen menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensi seseorang yaitu sikap, norma subjektif serta kontrol yang dimiliki. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave dalam Suryana (2006:63) menyatakan „bahwa proses kewirausahaan dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi‟

Penelitian empiris yang dilakukan oleh Wijaya (2008:102) menemukan “bahwa sikap kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap intensi berwirausaha”.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu cara mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia, terutama pengangguran yang berasal dari perguruan tinggi. Terlebih lagi dengan program kewirausahaan yang diberikan Dikti kepada mahasiswa untuk menggali kemampuan wirausaha yang mereka miliki sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri mahasiswa. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis ingin menilti mengenai faktor yang mempengaruhi keinginan atau intensi berwirausaha mahasiswa yang dibatasi pada sikap dan pengetahuan sehingga dalam penelitian ini penulis memberi judul “SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTESI BERWIRAUSAHA (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI)”.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, banyak faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha diatas, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan.


(19)

8

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran sikap kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan dan intensi kewirausahaan?

2) Bagaimana pengaruh sikap kewiraushaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis?

3) Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan bisnis? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui gambaran sikap kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan dan intensi kewirausahaan.

2) Untuk menegtahui pengaruh sikap kewiarausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. 3) Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi

berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan bisnis. 1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1) Secara teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya kewirausahaan.

2) Secara praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN 3. 1 Objek Penelitian

Daerah yang akan dijadikan penelitian yaitu Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Pendidikan Indonesia kota Bandung. Dan variabel penelitian ini meliputi intensi wirausaha sebagai variabel dependent, Sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan sebagai varibel independent.

3. 2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel Kerlinger dalam Riduwan (2012:49). Atau dengan kata lain, penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sedangkan explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui hipotesa.


(21)

38

3. 3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Dalam buku prosedur penelitian yang ditulis Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek peneliian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis yang sebanyak Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table dibawah ini:

Tabel 3.1.

Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

NO. PRODI JUMLAH

1. Pendidikan Akuntansi – S1 106

2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98

4. Pendidikan Ekonomi – S1 99

5. Manajmen – S1 89

6. Akuntansi – S1 97

Jumlah 575

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

Berdasarkan Tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 575 mahasiswa.

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 174) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.

Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan, 2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut:


(22)

39

Keterangan:

S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05

X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1) Dalam penelitian ini, jumlah populasi 575 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 230 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:

230,16 dibulatkan menjadi 230

Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa dengan karakteristik mahasiswa yang telah lulus mengontrak mata kuliah kewirausahaan..

3.3.2.1. Sampel Angkatan

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230 mahasiswa. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus:

n x N N n  i

i (Riduwan, 2012 : 45) Keterangan :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum


(23)

40

Tabel 3.2.

Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

No. Jurusan Jumlah

Mahasiswa

Perhitungan Sampel Mahasiswa

Jumlah Sampel

1. Pendidikan Akuntansi 106

42

2. Pendidikan Manajmen Bisnis 86

34

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran 98

40

4. Pendidika Ekonomi 99

40

5. Manajmen 89

36

6. Akuntansi 97

39

JUMLAH 575 231

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

3.3.2.2.Sampel Kelas

Dari Tabel 3.3. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan proporsional. Dengan demikian maka penulis memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.

Tabel 3.3.

Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas

Nama

Jurusan Kelas

Jumlah Mahasiswa

Perhitungan Sampel

aMahasiswa Per Kelas Jumlah

Pendidikan

Akuntansi (S1) 1. Kelas A 52

21

2. Kelas B 54

22

Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)

1. Kelas A

45

18

2. Kelas B

44 18 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1)

1. Kelas A

49

20

2. Kelas B

49 20 Pendidikan 1. Kelas A

52


(24)

41

Ekonomi (S1) 2. Kelas B

49

20

Manajemen (S1)

1. Kelas A

44

18

2. Kelas B

45

19

Akuntansi (S1) 1. Kelas A

44

18

2. Kelas B

43

18

Jumlah Sampel 575 233

Ada pun untuk menentukan sampel tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setiap subjek yang terdaptar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek.

2. Selanjutnya penulis mengundi nomor secara acak sebanyak sampel yang diperlukan, setiap nomor yang muncul itu lah yang berhak menjadi sampel.

3.3.2.3.Sampel Jenis Kelamin

Dari Tabel 3.2. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan demikian maka penulis memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.

Tabel 3.4.

Sampel Menurut Jenis Kelamin

Jurusan Kelas Jenis

Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

Pendidikan Akuntansi

(S1)

A

P 39

16

L 13

6

B

P 40

16

L 14

6

Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)

A

P 29

12

L 16

7

B P 16


(25)

42

L 28

12 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1) A

P 34

14

L 15

6

B

P 33

14

L 16

7

Pendidikan Ekonomi

(S1)

A

P 37

15

L 15

6

B

P 31

13

L 17

7

Manajemen (S1)

A

P 28

12

L 16

7

B

P 28

12

L 17

7

Akuntansi (S1)

A

P 27

11

L 17

11

B

P 29

12

L 15

6

Jumlah 575 242

Ada pun untuk menentukan sampel tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Setiap subjek yang terdaptar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek.

2. Selanjutnya penulis mengundi nomor secara acak sebanyak sampel yang diperlukan, setiap nomor yang muncul itu lah yang berhak menjadi sampel.


(26)

43

3. 4 Operasional Variabel

Untuk memudahkan dalam pengukuran serta pengumpulan data, maka perlu dikemukakan batas – batas mengenai variabel atau hal – hal yang berhubungan dengan variabel tersebut. Adapun batasan pengertian masing – masing variabel dan pengukuran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5.

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

(1) (2) (3) (4)

Intensi Berwirausaha (Y)

Intensi adalah komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan atau tekad yang kuat terhadap dirinya untuk melakukan suatu tindakan menajdi

seorang wirausaha’ Fishbein dan Ajzen (1991:181) dan Linan (2004); Katz & Gartner (1998).

1. Tekad yang kuat 1. Keyakinan diri untuk menjadi seorang wirausaha. 2. Memilih karir

sebagai wirausaha akan lebih baik dibandingkan sebagai karyawan.

Ordinal

1. Persiapan diri 1. Mencari segala informasi

kewirausahaan dan rela mengeluarkan dana.

2. Mengikuti seminar-seminar

kewirausahaan. 3. Mengikuti segala

pelatihan-pelatihan kewirausahaan. 4. Memperluas jaringan

sosial untuk menjadi wirausahawan sukses. 5. Mencari segala

informasi tentang bagaimana memperoleh dana (modal) usaha.

Ordinal

3. Berani mencoba 1. Mempersiapkan atau menabung modal berwirausaha. 2. Berani mencoba

berwirausaha

Ordinal

Sikap Kewirausahaan (X1)

1.Percaya diri 1. Percaya pada kemampuan diri


(27)

44

Sikap Kewirausahaan adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk

berwirausaha, mengacu pada respon individu terhadap resiko dalam berbisnis dan mampu menghadapi rintangan dalam dunia usaha

(Wijaya,2008:96)

sendiri untuk membuka usaha dan memajukan usaha tersebut

2. Tidak tergantung kepada orang lain dalam memecahkan permasalahan 3. Memiliki semangat

dan harapan yang besar untuk sukses dengan berwirausaha 2. Berorientasi pada

Tugas dan Hasil

1. Menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya 2. Dengan berwirausaha

akan mendapat lebih banyak keuntungan 3. Percaya dapat

melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang baik Ordinal

3.Berani Mengambil Resiko

1. Menyukai pekerjaan yang memiliki resiko tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (moderat)

Ordinal

4.Kepemimpinan 1. Senang memberikan contoh perilaku yang baik bagi orang lain 2. Senang menerima

kritik dan saran bagi perbaikan diri 3. Suka bersosialisasi

dan berinteraksi dengan orang lain

Ordinal

5.Keorisinilan 1. Senang melakukan

eksperimen/percobaa n-percobaan untuk mendapatkan produk yang unik dan disenangi konsumen 2. Mempunyai gagasan

dan cara baru

3. Senang menampilkan produk yang beda dan


(28)

45

unik

4. Mengikuti perubahan dalam menciptakan produk yang digemari konsumen

6. Berorientasi Masa Depan 1. Memiliki perencanaan untuk kemajuan usaha 2. Menyusun perencanaan kewirausahaan yang akan dilakukan Ordinal Pengetahuan Kewirausahaan (X2) Pengetahuan kewirausahaan ialah pengetahuan segala informasi yang didapat dari proses pembelajaran kewirausahaan. Proses didalamnya yaitu

pengetahuan kewirausahaan, pengetahuan tentang ide dan peluang usaha, pengetahuan tentang aspek-aspek

perencanaan usaha dan pengetahuan menyusun proposal usaha (merintis usaha). (Suriasumatri, Suryana, 2006)

1. Pengetahuan dasar

kewirausahaan

1. Tingkat pengetahuan tentang konsep kewirausahaan 2. Tingkat pengetahuan

tentang karakteristik kewirausahaan 3. Tingkat pengetahuan

tentang faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha. Interval 2. Pengetahuan tentang ide dan peluang usaha

1. Tingkat pengetahuan dalam memanfaatkan peluang secara kratif dan inovatif.

2. Tingkat pengetahuan tentang menilai resiko usaha

Interval

3. Pengetahuan tentang aspek-aspek

perencanaan usaha

1. Tingkat pengetahuan tentang organisasi usaha

2. Tingkat pengetahuan tentang proses produksi dan hasil produksi

3. Tingkat pengetahuan tentang administrasi usaha

4. Tingkat pengetahuan tentang pemasaran 6. Tingkat pengetahuan

tentang modal usaha


(29)

46

3.5. Sumber dan Jenis Data

Menurut Arikunto (2010:172) yang dimaksud dengan sumber data dalam

penelitian adalah “subjek dari mana data dapat diperoleh”. Adapun sumber data

yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

 Direktorat Akademik dan Kemahasiswaan UPI  Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.

Sedangkan jenis data yang dgunakan adalah dalam penelitian ini adalah :  Data primer yang diperoleh dari mahasiswa fakultas pendidika ekonomi dan

bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

 Data sekunder diperoleh dari Direktorat Akademik dan Kemahasiswaan UPI. 3.6. Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui: 1) Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan

maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan mengenai sikap kewirausahaan (X1), Pengetahuan kewirausahaan (X2) dan intensi berwirausaha (Y).

2) Dokumentasi, yaitu digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3) Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu intensi berwirausaha.

4. Pengetahuan menyusun

proposal usaha (merintis usaha baru)

1. Tingkat pengetahuan tentang menyusun proposal usaha


(30)

47

3.7. Instrumen Penelitain

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang sikap kewirausahaan, pengatahuan kewirausahaan dan intensi berwirausaha.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert, dengan ketentuan skala jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju/ Sangat Sesuai 5

S = Setuju/ Sesuai 4

KR = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju/ Tidak Sesuai 2

STS = Sangat Tidak Setuju/ Sangat tidak sesuai 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh sikap

kewirausahaan (X1), pengatahuan kewirausahaan (X2) terhadap intensi berwirausaha mahasiswa (Y).

2. Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dn Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

4. Memperbanyak angket. 5. Menyebarkan angket.

6. Mengelola dan menganalisis hasil angket. 3.8. Pengujian Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.


(31)

48

3.8.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

 

 

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rXY

(Arikunto, 2010:213) Keterangan :

= Koefisien korelasi

X = Nilai faktor tertentu Y = Skor total

N = Jumlah Responden

Dalam korelasi PPM ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi (r) dapat dilihat pada Tabel. 3.7.

Tabel 3.7

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,800 – 1,000 Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199

: sangat tinggi : tinggi : cukup tinggi : rendah


(32)

49

Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :

thit= √

(Riduwan, 2012:81)

Dimana :

t = Nilai t hitung

r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: jika t hitung > t Tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t Tabel tidak valid.

3.8.2 Uji Reabilitas

Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:               

2 2 11 1 1 t b k k r   (Arikunto, 2010:239) dimana : 11

r = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan

2 i


(33)

50

2 t

 = varians total

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan

distribusi tabel (tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11 > r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel.

3.9.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu menggunakan regresi linier sederhana. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menyeleksi data 2) Mentabulasi data 3) Analisis data 4) Pengujian hipotesis

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).

Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.

Setelah data ordinal di transformasi ke data interval, selanjutnya data tersebut di analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut Riduwan dan Sunarto (2012:2) mengatakan bahwa “model path analysis digunakan untuk Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian


(34)

51

dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).

Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam program miscrosoft excel.

Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:

Y = β0+ β1X + e Keterangan:

Y = intensi kewirausahaan kewirausahaan

β0 = konstanta regresi

β1 = koefisien regresi X1 X1 = sikap kewirausahaan

X2 = pengetahuan kewirausahaan E = adalah faktor pengganggu 3.9.2. Pengujian Hipotesis

Menurut Rohmana (2010 : 48-50), hipotesis yang dinyatakan dikenal dengan hipotesis nul (H0) yang diuji melalui hipotesis alternatif (Ha). Adapaun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.9.2.1Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t statistik bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis dari data sampel. Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data sebagai berikut :

 Jika nilai t hitung > nilai t kritis (tabel) maka H0 ditolak atau menerima Ha, artinya variable itu signifikan.

 Jika nilai t hitung < nilai t kritis (tabel) maka H0 diterima atau menolak Ha, artinya variable itu tidak signifikan.


(35)

52

3.9.2.2Pengujian Secara Parsial (Uji F )

Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis :

Ho : semua variabel xi secara bersama-sama tidak berpengaruh i terhadap Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : semua variabel xi secara bersama-sama berpengaruh i terhadap Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus sebagai beritkut :

Fk-1, n-k = =

k n R 1

) 1 (k R

2 2

 

(Sudjana,2005:385) Kaidah keputusan;

Tolak Ho jika F hit > F tabel dan terima Ho jika F hit< F tabel 3.9.2.3 Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2010:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

̀ ̀

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh sikap kewirausahaan dan pengeahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sikap kewirausahaan mahasiswa FPEB UPI secara keseluruhan berada pada

kategori tinggi, mereka sudah memahami bagaimana memiiki sikap percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan sikap beroreintasi pada masa depan. Secara umum, mereka memiliki pnegtahuan kewirausahaan yang sangat tinggi, dan sedangkan mahasiswa memiliki intensi tekad yang cukup dari dalam dirinya sendiri untuk mengikuti aktivitas kewirausahaan, karena persiapan diri akan adanya peluang untuk berhasil menjadi seorang wirausaha terhadap kegiatan tersebut memiliki keberanian yang tinggi untuk berwirasuaha. Intensi berwirausaha termasuk ke dalam kategori tinggi.

2. Sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi sikap kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila sikap kewirausahaan rendah, maka intensi berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kewirausahaan maka semakin tinggi pula intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila pengetahuan mahasiswa tentang kewirausahaan rendah, maka intensi berwirausaha juga akan rendah atau menurun.


(37)

90

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Sebaiknya untuk meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa dengan cara mempelajari literatur-literatur kewirausahaan, atau mengikuti kegiatan pembelarajan di kelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, pelatihan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), KKN-Usaha, magang kewirausahaan, dan sebagainya.

2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi intensi berwirausaha mahasiswa, baik dalam jalur akademik maupun non-akademik. Hal ini karena mengingat bahwa lowongan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang wirausaha.

3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha, dapat menggunakan faktor lain seperti yang tertulis pada Theory Planned Behavior yang menyebutkan bahwa intensi adalah fungsi dari tiga determinan dasar yaitu keyakinan atau sikap berprilaku (attitude), norma subjektif (subjective norm) dan efikasi diri.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Banadicta Prihatin, Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.

Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010 .

Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior Introduction to Theory and Research. Philippines: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Longenecker, et.all. (2001). Kewirausahaan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: PT Salemba Empat

Mar’at.(1984). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Surabaya :Usaha Nasional.

Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.

Mery, Citra S. (2010). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia (http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal 23 Februari 2012.

Moko P, Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. 20112. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :


(39)

Muhammad Isnan, 2014

Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan (Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Zimmerer, Thomas dan M. Scarborough, Norman, (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes Story. Surakarta: . LPP UNS.

Rohmana, Yana 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

B. Jurnal dan Karya Ilmiah

Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processer 50. 179-211.

Citra, Merry S. (2007). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia (http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal April 2013.

Endi, Sarwoko.(2011). Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang”. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, 126-135.

Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

Indarti, Nurul. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.

Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.


(40)

Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M. (2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For

Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI

10.1007/s11365-010-0154-z.

Lastariwati, Badrianingsih. (2012). Pentingnya Kelas Kewirausahaan pada SMK Pariwisata. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2, Nomor 1, Februari 2012.

Maskan, Muhammad (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam menghasilkan Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol. 8, No. 10, 92-102.

Siswoyo, Bambang Banu 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.

Wijaya, Tony,. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.

Wijaya, Tony. (2008). “Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.2, 93-104.

Wardoyo. (2012). Pengaruh Pendidikan dan Karakteristik Kewirausahaan terhadao Intensi Berwirasuaha Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. (SNKIB II 2012): ISSN No: 2098-1040.

A.

Skripsi, Tesis dan Disertasi

Erlina, Nina. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan Vokasional terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada SMK Bidang Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bangka). Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Helmi, Yosepa. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan SMA Non Unggulan. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diunduh tanggal 20 Desember 2011. Iskandar. (2012). Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan dalam Mengembangkan

Intensi Kewirausahaan Mahasiswa. Disertasi. SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Reni, Ani Yulia. (2012). PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA(Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi UPI) Skripsi pada Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan.


(41)

Muhammad Isnan, 2014

B. Internet

...,(2012/2013). Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia(http//labschool.com. 2012 .Diunduh tanggal (2013)

...,(...), Kewirausahaan sebagai pendidikan(id.yahoo.com). Diunduh tanggal 10 April 2013.

...,(2012). Pengaruh Pendidikan Kewirasuahaan. (http://jpn.com). Diunduh tanggal 05 April 2013.

.(2013). Berita Resmi Statistik. Tersedia (http://www.bps.go.id). Diunduh tanggal 04 Mei 2013

...,(2010). Nasional Pimpin Hari Guru Nasional dan PGRI. (http://www.beritasatu.com) Diunduh tanggal 10 April 2013.

Zakarija, Achmat. (2010). Theory of Planned Behaviour Masihkah Relevan. (tersedia:http://zakarija.staff.umm.ac.id).diunduh pada tanggal 20 Juni 2013.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh sikap kewirausahaan dan pengeahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sikap kewirausahaan mahasiswa FPEB UPI secara keseluruhan berada pada

kategori tinggi, mereka sudah memahami bagaimana memiiki sikap percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan sikap beroreintasi pada masa depan. Secara umum, mereka memiliki pnegtahuan kewirausahaan yang sangat tinggi, dan sedangkan mahasiswa memiliki intensi tekad yang cukup dari dalam dirinya sendiri untuk mengikuti aktivitas kewirausahaan, karena persiapan diri akan adanya peluang untuk berhasil menjadi seorang wirausaha terhadap kegiatan tersebut memiliki keberanian yang tinggi untuk berwirasuaha. Intensi berwirausaha termasuk ke dalam kategori tinggi.

2. Sikap kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi sikap kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila sikap kewirausahaan rendah, maka intensi berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

3. Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kewirausahaan maka semakin tinggi pula intensi mahasiswa untuk berwirausaha. Atau sebaliknya, bila pengetahuan mahasiswa tentang kewirausahaan rendah, maka intensi berwirausaha juga akan rendah atau menurun.


(2)

90

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Sebaiknya untuk meningkatkan intensi berwirausaha pada mahasiswa dengan cara mempelajari literatur-literatur kewirausahaan, atau mengikuti kegiatan pembelarajan di kelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, pelatihan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), KKN-Usaha, magang kewirausahaan, dan sebagainya.

2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi intensi berwirausaha mahasiswa, baik dalam jalur akademik maupun non-akademik. Hal ini karena mengingat bahwa lowongan pekerjaan semakin berkurang, sedangkan para pencari kerja terus bertambah. Sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran ketika lulusan dari Universitas menjadi seorang wirausaha.

3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha, dapat menggunakan faktor lain seperti yang tertulis pada Theory Planned Behavior yang menyebutkan bahwa intensi adalah fungsi dari tiga determinan dasar yaitu keyakinan atau sikap berprilaku (attitude), norma subjektif (subjective norm) dan efikasi diri.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Banadicta Prihatin, Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.

Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010 .

Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior Introduction to Theory and Research. Philippines: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Gujarati, Damodar, dan Dawn C Porter. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat Ihsan A. Fuad. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Longenecker, et.all. (2001). Kewirausahaan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: PT Salemba Empat

Mar’at.(1984). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Surabaya :Usaha Nasional.

Meredith, Geoffrey. G. at.al.. 2002. Kewirausahaan ; Teori dan Praktek. Jakarta : PPM.

Mery, Citra S. (2010). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna

Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia (http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal 23 Februari 2012.

Moko P, Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. 20112. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :


(4)

Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis :Kiat dan ProsesMenuju Sukses Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan (Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Zimmerer, Thomas dan M. Scarborough, Norman, (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes Story. Surakarta: . LPP UNS.

Rohmana, Yana 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.

B. Jurnal dan Karya Ilmiah

Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processer 50. 179-211.

Citra, Merry S. (2007). “Mendorong Pilihan Berkarir pada Mahasiswa guna

Mengentaskan Pengangguran Terdidik di Indonesia”. Tersedia

(http://pustaka.unpad.ac.id) diunduh tanggal April 2013.

Endi, Sarwoko.(2011). Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa

Universitas Kanjuruhan Malang”. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, 126-135.

Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.

Indarti, Nurul. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan

Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.

Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.


(5)

Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M.

(2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For

Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.

Lastariwati, Badrianingsih. (2012). Pentingnya Kelas Kewirausahaan pada SMK Pariwisata. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol 2, Nomor 1, Februari 2012. Maskan, Muhammad (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam menghasilkan

Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol. 8, No. 10, 92-102.

Siswoyo, Bambang Banu 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa Jurnal Ekonomi Bisnis. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, tahun 14, nomor 2, Juli 2009, 114-123.

Wijaya, Tony,. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.

Wijaya, Tony. (2008). “Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.2, 93-104.

Wardoyo. (2012). Pengaruh Pendidikan dan Karakteristik Kewirausahaan terhadao Intensi Berwirasuaha Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. (SNKIB II 2012): ISSN No: 2098-1040.

A.

Skripsi, Tesis dan Disertasi

Erlina, Nina. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan Vokasional terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada SMK Bidang Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bangka). Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Helmi, Yosepa. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian Nasional (UN) antara Guru SMA Unggulan dan SMA Non Unggulan. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia (www.lontar.ui.ac.id). Diunduh tanggal 20 Desember 2011. Iskandar. (2012). Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan dalam Mengembangkan

Intensi Kewirausahaan Mahasiswa. Disertasi. SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Reni, Ani Yulia. (2012). PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA(Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi UPI) Skripsi pada Fakultas


(6)

B. Internet

...,(2012/2013). Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia(http//labschool.com. 2012 .Diunduh tanggal (2013)

...,(...), Kewirausahaan sebagai pendidikan(id.yahoo.com). Diunduh tanggal 10 April 2013.

...,(2012). Pengaruh Pendidikan Kewirasuahaan. (http://jpn.com). Diunduh tanggal 05 April 2013.

.(2013). Berita Resmi Statistik. Tersedia (http://www.bps.go.id). Diunduh tanggal 04 Mei 2013

...,(2010). Nasional Pimpin Hari Guru Nasional dan PGRI. (http://www.beritasatu.com) Diunduh tanggal 10 April 2013.

Zakarija, Achmat. (2010). Theory of Planned Behaviour Masihkah Relevan. (tersedia:http://zakarija.staff.umm.ac.id).diunduh pada tanggal 20 Juni 2013.


Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA : Survey pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

3 13 43

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA: survey pada mahasiswa universitas pendidikan indonesia.

11 72 40

PERILAKU KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : Studi Deskriptif pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 32

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

0 1 47

PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 38

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEWIRAUSAHAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA : Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

0 9 47

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

0 2 38

PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS MAHASISWA TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

0 0 35

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN KESIAPAN INSTRUMEN TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN.

1 2 38

PENGARUH EFIKASI DIRI, NORMA SUBYEKTIF, SIKAP BERPERILAKU, DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 1 141