PREVALENSI MASTITIS SUBKLINIS DAN PRODUKSI SUSU SAPI FRIES HOLLAND DI KOTA PADANG PANJANG.

PREVALENSI MASTITIS SUBKLINIS DAN PRODUKSI SUSU SAPI FRIES
HOLLAND DI KOTA PADANG PANJANG

SKRIPSI

Oleh :

ARDA HAIRA
0810612121

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012

PREVALENSI MASTITIS SUBKLINIS DAN PRODUKSI SUSU SAPI FRIES
HOLLAND DI KOTA PADANG PANJANG

Arda Haira, dibawah bimbingan
Dr. Ir. Ellyza Nurdin, M.S. dan Hilda Susanty, S.Pt, M.Si
Program Studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan

Universitas Andalas Padang 2012

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui data prevalensi mastitis subklinis dan produksi
susu sapi Fries Holland di Kota Padang Panjang. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah
susu yang diperoleh dari 34 ekor sapi FH produktif di peternakan sapi perah rakyat Kota Padang
Panjang. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data dianalisis secara
deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling dengan kriteria ternak yang digunakan
adalah sapi perah laktasi priode ke 2 (dua) dengan umur laktasi 3 (tiga) hingga 5 (lima) bulan.
Uji mastitis subklinis dilakukan secara langsung dengan penghitungan jumlah sel somatis dan
tidak langsung menggunakan reagen pendeteksi mastitis (PL test). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa prevalensi mastitis subklinis sapi FH di Kota Padang Panjang sebesar 78.67% dan rataan
produksi susu sapi FH di Kota Padang Panjang adalah 2097.18 ± 327.55 kg/ekor/laktasi.
Kata Kunci : Prevalensi Mastitis Subklinis, Produksi Susu, Sapi Fries Holland, Padang Panjang.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................


i

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

iv

I. PENDAHULUAN .....................................................................................

1

A. Latar Belakang .....................................................................................


1

B. Perumusan Masalah ...............................................................................

3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................

3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

4

A. Sapi Fries Holland (FH) .......................................................................

4

B. Mastitis ..................................................................................................


5

C. Produksi Susu ........................................................................................

10

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN ................................................

14

A. Materi Penelitian ...................................................................................

14

B. Metode Penelitian ..................................................................................

14

C. Analisis Data .........................................................................................


19

D. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................

20

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

21

A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian .......................................................

21

B. Prevalensi Mastitis Kota Padang Panjang .............................................

22


C. Produksi Susu Sapi FH di Kota Padang Panjang ..................................

27

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................

33

A. Kesimpulan .............................................................................................

33

B. Saran .......................................................................................................

33

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

34


LAMPIRAN .....................................................................................................

37

RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................

50

ii

ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Susu merupakan salah satu bahan pangan mengandung protein yang sangat penting
dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat serta merupakan komoditas ekonomi yang
mempunyai nilai tinggi. Permintaan masyarakat terhadap susu terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, tahun 2009 penduduk Indonesia berjumlah 229 964 720 jiwa

dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 237 641 326 jiwa dengan laju pertumbuhan mencapai
0.96% per tahun (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2011). Kebutuhan susu Indonesia pada tahun
2009 sebanyak 707 000 ton. Jumlah ini baru mampu dipenuhi 25-30% oleh peternak lokal,
sisanya diimpor dari Australia dan Selandia Baru (Luthan, 2010).
Kota Padang Panjang merupakan sentra produksi susu sapi perah di Sumatera Barat
dengan populasi sapi sebanyak 340 ekor dan produksi susu 1200 liter/hari dengan produksi ratarata 8.66 liter/ekor/hari, jumlah ini masih jauh dari target yang diharapkan pemerintah yaitu 1215 liter/ekor/hari (Dinas Perternakan Sumatera Barat, 2010). Salah satu penyebab rendahnya
produksi susu adalah penyakit. Penyakit utama yang umum menyerang ternak perah sehingga
menyebabkan rendahnya produksi susu adalah mastitis (Lin, 1998).
Mastitis adalah peradangan ambing pada bagian dalam sehingga terjadi gangguan pada
sel alveoli. Peradangan ini bersifat kompleks dengan variasi penyebab, derajat keparahan, lama
penyakit dan akibat penyakit yang beragam. Mastitis subklinis adalah mastitis yang tidak
menampakkan perubahan fisik pada ambing dan susu yang dihasilkan, tetapi menyebabkan
penurunan produksi susu, ditemukannya mikroorganisme patogen dan terjadi perubahan
komposisi susu (Sudarwanto, 1999). Berdasarkan hasil penelitian 60-90% sapi perah di
Indonesia terserang mastitis yang kehadiranya jarang diketahui oleh peternak, namun pada

dasarnya penyakit ini sangat merugikan karena dapat menurunkan produksi dan kualitas susu
bahkan dapat mematikan puting (Nurdin, 2003).
Faktor yang menyebabkan timbulnya mastitis adalah pemerahan yang buruk, kebersihan
mesin pemerah, manajemen pemerahan dan luka pada puting (Endrakasih, 1996). Oleh karena

itu peternak sapi perah

harus mengetahui aspek teknis pemeliharaan yang baik untuk

meningkatkan produksi susu dan juga melakukan pemeriksaan mastitis secara berkala untuk
memperkecil angka kejadian mastitis.
Sampai saat ini data prevalensi mastitis subklinis di Kota Padang Panjang masih belum
ada. Hal ini penting dilakukan untuk memberikan informasi bagi peternak dan pemerintah Kota
Padang Panjang untuk dapat meningkatkan produksi susu dan kualitas susu yang dihasilkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Prevalensi
Mastitis Subklinis Dan Produksi Susu Sapi Fries Holland Di Kota Padang Panjang”

B. Perumusan Masalah
1. Berapa angka prevalensi mastitis subklinis sapi perah Fries Holland yang ada di Kota
Padang Panjang.
2. Berapa produksi susu sapi perah Fries Holland yang ada di Kota Padang Panjang.
3. Bagaimana aspek teknis peternakan sapi Fries Holland yang ada di Kota Padang
Panjang.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data prevalensi mastitis subklinis dan produksi
susu sapi Fries Holland di Kota Padang Panjang. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai sumber informasi bagi peternak sapi perah dan instansi terkait khususnya di Kota Padang
Panjang. Sebagai dasar untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu dalam usaha peternakan
sapi perah selanjutnya.