PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MOOD-UNDERSTAND-RECALL-DIGEST-EXPAND-REVIEW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MOOD-UNDERSTAND-RECALL-DIGEST-EXPAND-REVIEW (MURDER)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP
(STUDI KUASI EKSPERIMEN DI SMP NUSANTARA RAYA BANDUNG)

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

RIFAHANA YOGA JUANDA
1102589

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013


Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review (MURDER)
Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP

Oleh
RIFAHANA YOGA JUANDA
S.Pd. UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Matematika

© Rifahana Yoga Juanda 2013
Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review (MURDER)
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
Oleh:
Rifahana Yoga Juanda, S.Pd

1102589
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I,

Dr. Dadang Juandi, M.Si

Pembimbing II,

Dr. Tatang Mulyana, M.Pd
Mengetahui
Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika

Turmudi, M. Ed., M. Sc., Ph.D.
NIP. 19610112 198703 1 003

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand-RecallDigest-Expand-Review untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kritis
dan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review
(MURDER) dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional, baik
secara keseluruhan maupun berdasarkan kategori Pengetahuan Awal Matematis
(PAM) siswa (tinggi, sedang, dan rendah), dan mengetahui sikap siswa setelah
belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe MURDER. Desain penelitian
ini adalah quasi eksperiment terdiri dari kelas eksperimen yang belajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe MURDER dan kelompok kontrol yang belajar
dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII SMP
Nusantara Raya Bandung dengan sampel dipilih dua kelas secara acak dari empat
kelas. Instrumen yang digunakan adalah tes Pengetahuan Awal Matematis (PAM);
tes pretes dan postes pada kemampuan berpikir kritis maupun pemecahan masalah

matematis; dan angket sikap. Analisis data dilakukan terhadap pretest, rataan gain
dua kelas sampel berdasarkan keseluruhan maupun PAM, dan angket siswa.
Analisis data pretes menggunakan uji Mann-Whitney, sedangkan rataan gain
menggunakan Anova dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
kemampuan berpikir kritis maupun pemecahan masalah matematis siswa kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sedangkan tidak terdapat perbedaan
peningkatan yang signifikan antara kedua kelas sampel berdasarkan kategori
pengetahuan awal matematika siswa dan sikap siswa setelah belajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe MURDER mendapatkan sikap positif.
Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, Mood-Understand-Recall-Digest-ExpandReview, kemampuan berpikir kritis matematis dan kemampuan
pemecahan masalah matematis, sikap siswa.

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Application of Cooperative Learning Model Type of Mood-UnderstandRecall-Digest-Expand-Review to Enhance Critical Thinking and Problem
Solving Mathematical Junior High School Students.


This study aims to examine the enhancement of critical thinking skills and
mathematical problem solving of students with learning Cooperative Learning
Model Type of Mood - Understand - Recall - Digest - Expand -Review (
MURDER ) and the students who studied with conventional learning , both
overall and by category Knowledge Mathematically early ( PAM ) students ( high
, medium , and low ) , and the attitude of students after studying the Cooperative
Learning Model MURDER type . The study design was a quasi experiment
consists of classroom learning experiments with MURDER type of cooperative
learning and group learning control with conventional learning . The research was
conducted at the eighth grade junior Nusantara Raya Bandung with two classes of
samples selected at random from the four classes . The instrument used was Early
Mathematical Knowledge test ( PAM ) ; tests pretest and posttest on critical
thinking skills and mathematical problem solving , and attitude questionnaires .
Data analysis was conducted on the pretest , the average gain of two classes based
on the entire sample and PAM , and student questionnaires . Pretest data analysis
using the Mann - Whitney test , while the average gain using ANOVA two lanes .
The results showed that an increase in the ability to think critically and grade
students' mathematical problem solving experiment better than the control class ,
whereas there was no significant difference in improvement between the two

classes of samples based on the category knowledge and attitudes of students
beginning math students after studying the type of cooperative learning MURDER
get attitude positive.
Keywords: Cooperative learning, Mood-Understand-Recall-Digest-ExpandReview, critical thinking skills and mathematical ability mathematical problem
solving, students' attitudes.

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
E. Definisi Operasional ...................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ........................................
B. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................................
C. Pembelajaran Kooperatif ...............................................................
D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe MURDER ...........................
E. Sikap Terhadap Pembelajaran Matematika ...................................
F. Penelitian yang Relevan ................................................................
G. Hipotesis Penelitian .......................................................................

BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...........................................................................
B. Populasi dan Sampel .....................................................................
C. Variabel Penelitian ........................................................................
D. Instrumen Penelitian ......................................................................
1. Tes Pengetahuan Awal Matematis (PAM) ...............................
2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Matematis ..................................................................................
a. Analisis Validitas Tes............................................................
b. Analisis Reliabilitas Tes ........................................................
c. Analisis Tingkat Kesukaran ..................................................
d. Analisis Daya Pembeda.........................................................
3. Instrumen Non Tes ....................................................................
a. Lembar Observasi Kegiatan Siswa dan Guru........................
b. Skala Sikap ............................................................................

13
16
18
20

27
29
30

32
32
33
33
34
35
36
39
41
42
44
44
44

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review

(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Teknik Analisis Data ................................................................ 45
a. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah Matematis ........................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...................................
a. Analisis Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ...........................................................................
b. Analisis Skor N-gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Berdasarkan Pembelajaran ...............................
c. Analisis Skor N-gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Berdasarkan PAM ............................................
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ..........................
a. Analisis Skor Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ...........................................................................
b. Analisis Skor N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Berdasarkan Pembelajaran ...............................
c. Analisis Skor N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Berdasarkan PAM ............................................
3. Hasil Penelitian Tentang Skala Sikap ......................................
a. Sikap Siswa Terhadap Matematika dan Pembelajaran
Matematika.........................................................................
b. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe
MURDER ...........................................................................
c. Sikap Siswa Terhadap soal Berpikir Kritis Matematis .....
d. Sikap Siswa Terhadap soal Pemecahan Masalah
Matematis ...........................................................................
4. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran..........
B. Pembahasan ...................................................................................
1. Model Pembelajaran .............................................................
2. Pengetahuan Awal Matematis ...............................................
3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................
4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .......................
5. Sikap (Pendapat) Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif
Tipe MURDER ......................................................................
6. Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran ........................
7. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran .......................

49
49
51
52
54
58
59
60
62
66
66
66
68
69
70
72
72
76
76
78
79
80
80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 82
B. Saran .............................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84
Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1
Persentase Aktivitas Guru ....................................................................... 71
4.2
Persentase Aktivitas Siswa ...................................................................... 71
4.3
Beberapa Contoh Hasil Postes siswa ...................................................... 78

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
3.13
3.14
3.15
3.16
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10

Halaman
Tahap-Tahap Model Pembelajaran Kooperatif ...................................... 20
Kriteria Pengelompokan siswa berdasarkan PAM .................................. 34
Distribusi siswa berdasarkan ketegori PAM ........................................... 34
Indikator Materi dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ..... 35
Indikator Materi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ....................................................................................................... 35
Klasifikasi Koefisien Validitas................................................................ 38
Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................ 38
Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................... 38
Klasifikasi Derajat Reliabilitas................................................................ 40
Reliabilitas Tes pada Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah Matematis ................................................................................. 40
Klasifikasi Tingkat Kesukaran ................................................................ 41
Tingkat Kesukaran Tes pada Kemampuan Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah Matematis .............................................................. 41
Klasifikasi Daya Pembeda....................................................................... 42
Daya Pembeda Tes pada Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah Matematis ................................................................................. 43
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ................................................................................................ 43
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ................................................................................. 44
Klasifikasi Gain Ternormalisasi .............................................................. 46
Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................... 50
Hasil Pengujian Normalisasi Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ................................................................................................ 51
Hasil Uji Mann Whitney Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ................................................................................................ 52
Rataan dan Klasifikasi N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 52
Hasil Pengujian Normalitas Skor N-gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ................................................................................................ 53
Hasil Uji Mann Whitney Skor N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ................................................................................................ 54
Hasil Pengujian Normalitas Skor N-gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Berdasarkan PAM ................................................................. 55
Hasil Pengujian Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan PAM ......................................... 55
Data Hasil Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ................................................................................................ 56
Data Hasil Uji Tamhane’s Rataan Skor N-gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Berdasarkan PAM ....................................................... 57

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24

Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .........
Hasil Pengujian Normalisasi Skor Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis .................................................................................
Hasil Uji Mann Whitney Skor Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis .................................................................................
Rataan dan Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................
Hasil Pengujian Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis .................................................................................
Hasil Uji Mann Whitney Skor N-Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis .................................................................................
Hasil Pengujian Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Berdasarkan PAM ...................................................
Hasil Pengujian Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan PAM ................................
Data Hasil Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................
Data Hasil Uji Scheffe Rataan Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Berdasarkan PAM ...................................................
Distribusi Sikap Siswa Terhadap Matematika ........................................
Distribusi Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif tipe
MURDER ................................................................................................
Distribusi Sikap Siswa Terhadap Soal Berpikir Kritis Matematis ..........
Distribusi Sikap Siswa Terhadap Soal Pemecahan Masalah Matematis

58
59
60
60
61
62
63
64
65
65
67
67
68
69

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
A. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa ............... 89
2. Soal Tes PAM ......................................................................................... 119
3. Kisi-kisi dan Soal Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah Matematis dan kunci Jawaban ................................................. 120
4. Kisi-kisi dan Angket skala sikap siswa ................................................... 124
5. Format Lembar Observasi aktivitas Guru dan Siswapada Model
Pembelajaran Kooperatif tipe MURDER................................................ 127
6. Tabel Rubrik Skoring Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah Matematis ................................................................................ 129
B. ANALISIS HASIL UJI COBA
1. Analisis Data Uji Coba tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...... 133
2. Analisis Data Uji Coba tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................ 136
C. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS MATEMATIS
1. Data Hasil Tes PAM, pretes, postes dan N-Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis kelas Eksperimen ........................................................ 140
2. Data Hasil Tes PAM, pretes, postes dan N-Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis kelas Kontrol .............................................................. 141
3. Pengolahan Data dan Uji Statistik Pretes dan N-Gain Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa ............................................................. 142
D. ANALISIS
DATA
HASIL
PENELITIAN
KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
1. Data Hasil Tes PAM, pretes, postes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis kelas Eksperimen ................................. 152
2. Data Hasil Tes PAM, pretes, postes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis kelas Kontrol ....................................... 153
3. Pengolahan Data dan Uji Statistik Pretes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis .............................................................. 154
E. DATA SKALA SIKAP DAN HASIL OBSERVASI
1. Data Skala Sikap Siswa terhadapa Model Pemebalajaran Kooperatif
tipe MURDER ........................................................................................ 164
2. Data Observasi Aktivitas Guru .............................................................. 166
Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Data Observasi Aktivitas Siswa ............................................................. 167
F. DATA PENUNJANG PENELITIAN
1. Surat Keputusan Penelitian .................................................................... 169
2. Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 171
3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................. 172
4. Photo Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 173

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa, sebagai syarat keberhasilan belajar mulai dari tingkatan Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Buktinya, untuk
menentukan siswa dapat melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya diadakan
Ujian Nasional (UN). Melihat sistem pendidikan di negara Indonesia saat ini yang
menentukan keberhasilan siswa oleh 60 % nilai evaluasi akhir berupa UN dan
40% nilai sekolah (terdiri dari 60% nilai US dan 40% nilai raport), artinya mata
pelajaran yang di Ujian Nasional mempunyai pengaruh dalam penentuan
keberhasilan belajar siswa. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk menguasai
mata pelajaran yang diujiankan harus tinggi, termasuk didalamnya mata pelajaran
matematika.
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas banyak hal yang
menjadi

hambatan

pendidik

untuk

dapat

mensosialisasikan

pentingnya

matematika dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut dilatarbelakangi oleh
rendahnya minat siswa untuk mempelajari matematika, kurangnya kemampuan
siswa menjawab soal-soal ujian dan menanggapi soal tersebut dan mengaitkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi
para pendidik untuk mencari solusi dan dapat mengatasi masalah tersebut.
Tercantum dalam buku yang berjudul „Principles and Standard for School
Mathematics‟ NCTM tahun 2000 menyatakan bahwa lima kemampuan matematis
yang seharusnya dimiliki siswa yaitu (1) belajar untuk berkomunikasi
(mathematical communication); (2) belajar untuk bernalar (mathematical
reasoning); (3) belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem
solving); (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connection); (5) belajar
untuk merepresentasikan ide-ide (mathematical representation).

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Pentingnya siswa mempelajari dan menguasi mata pelajaran matematika
tercantum juga dalam tujuan pembelajaran matematika Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada BSNP (2006) adalah:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma secara akurat, efisien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan berpikir kritis pada pola dan sikap, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi merancang model matematika,
menyelesaikan dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan, simbol, Tabel dan diagram untuk
memperjelas keadaan suatu masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, rasa ingin tahu, perhatian
dan minat dalam mempelajari matematika.
Menurut Baig dan Halai (2006), ketika siswa diberikan pertanyaan masalah
matematika siswa menjawab dengan tanpa menyertakan alasan dari jawabannya,
dikarenakan siswa tidak mengerti maksud dari pertanyaannya dan siswa tidak
mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikannya. Hal tersebut didukung pula
oleh Meel (2007) dalam artikelnya yang menyatakan bahwa siswa menengah
pertama yang sering menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang “dumb”
sehingga menjadi bahan candaan kawannya yang menjadikan suasana
pembelajaran gaduh dan tidak kondusif.
Penulis menemukan fakta tersebut saat melakukan pembelajaran di kelas
dan diperkuat pula ketika mengadakan wawancara dengan beberapa guru yang
mengajar di SMP kota Bandung. Dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan
kesimpulan awal bahwa hal tersebut terjadi karena: (1) Siswa belum mampu
mefokuskan pertanyaan, mengidentifikasi, merumuskan dan mempertimbangkan
jawaban yang mungkin, sehingga pertanyaan yang diberikan guru dijawab dengan
jawaban yang melantur; (2) Siswa belum mampu memberikan alasan pada
jawaban yang diberikan, sehingga siswa menjawab soal dengan tanpa
menyertakan alasan dan langkah-langkahnya; (3) Siswa belum mampu membuat

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

kesimpulan dari jawaban yang disampaikan; (4) Siswa belum mampu menjawab
soal sesuai konteks, menerjemahkan situasi ke dalam bahasa matematika; (5)
Siswa belum mampu melakukan tinjauan kembali atas jawaban keputusan atau
kesimpulan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari faktor-faktor tersebut, bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menanggapi masalah yang berkaitan dengan matematika masih rendah, hal
tersebut didukung oleh hasil penelitian Suryadi (2005) yang menemukan bahwa
siswa kelas dua SMP di kota dan kabupaten Bandung mengalami kesulitan dalam
kemampuan mengajukan argumentasi, menerapkan konsep yang relevan, serta
menemukan pola bentuk umum (kemampuan induksi). Dari hasil penelitian
Kartini (2011) pula menyatakan bahwa kemampuan siswa SMP di Pekanbaru
dalam menjawab soal-soal yang tidak rutin masih rendah. Kesulitan siswa
menyelesaikan soal pembuktian, evaluasi, generalisasi atau konjektur, dan sulit
menemukan hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Sehingga
ketika siswa berhadapan dengan soal yang yang tidak rutin, siswa nampak kesal
karena soal-soal seperti itu belum pernah diberikan di kelas. Siswa

hanya

mengerjakan soal-soal rutin yang cara penyelesaiannya telah diberikan oleh guru
di kelas, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis
siswa masih rendah.
Dari temuan-temuan tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan berpikir
kritis siswa memang tidak dibiasakan untuk diajarkan sejak sekolah dasar,
sehingga tampak dengan jelas ketika siswa beranjak ke tingkat SMP, SMA hingga
perguruan tinggi kemampuan kemampuan berpikir kritis menjadi masalah
terhadap siswa itu sendiri. Hal ini akan menjadi sebuah kekhawatiran yang sangat
besar jika kemampuan berpikir kritis tidak diajarkan sejak sekolah dasar, karena
akan berdampak pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Menyelesaikan masalah matematika dalam bentuk soal-soal non-rutin
merupakan bagian dari kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemampuan
pemecahan masalah diperlukan untuk melatih siswa agar terbiasa menghadapi
Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

berbagai permasalahan dalam kehidupan yang semakin kompleks, bukan hanya
pada masalah dalam matematika itu sendiri tetapi juga masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan seseorang untuk memecahkan
masalah matematis perlu terus dilatih sehingga seseorang itu mampu
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapinya.
Agar siswa menjadi orang-orang terdidik di masa depan diperlukan sistem
pendidikan yang berorientasi pada pemecahan masalah, kemampuan berpikir
kritis, kreatif, sistematis dan logis. Hal ini seiring dengan tujuan dari pembelajaran
matematika (Depdiknas, 2006). Pada penelitan ini peneliti sangat tertarik untuk
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
matematik siswa pada Sekolah Menengah Pertama, khususnya di kota Bandung.
Pentingnya pemecahan masalah ditegaskan juga dalam National Council of
Teachers of Mathematics (NCTM) tahun 2000, menyatakan bahwa pemecahan
masalah merupakan bagian integral dalam pembelajaran matematika, sehingga hal
tersebut tidak boleh dilepaskan dari pembelajaran matematika. Pemecahan
masalah tidak hanya diperlukan dalam matematika saja, dalam bidang studi lain
juga dibutuhkan kemampuan pemecahan masalah.
Menurut Polya (dalam Hasbullah, 2000), pemecahan masalah adalah suatu
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak
dengan segera dapat dicapai. Kemudian Polya lebih lanjut mengemukakan bahwa
di dalam matematika terdapat dua macam masalah, yaitu masalah untuk
menemukan dan masalah untuk membuktikan. Semakin berbeda jenis masalah
yang dihadapi oleh siswa dan semakin besar keinginannya untuk memikirkan
pemecahannya, maka siswa tersebut akan semakin besar kesempatannya untuk
mampu menghadapi soal-soal kehidupan nyata (Slavin, 1991). Siswa pun akan
lebih mampu mentransfer keterampilan dan pengetahuan mereka pada situasi yang
baru. Hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa pemecahan masalah dapat
menumbuhkan kreatifitas siswa.

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku
sekarang lebih fokus dalam pembelajaran matematika hendaknya menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Masalah tersebut mencakup masalah tertutup
dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah
dengan berbagai cara penyelesaian (Depdiknas, 2006). Dari fakta yang ditemukan
sebagai dasar pemasalahan penelitian ini kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa masih rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan Ahmad (2005) menemukan siswa kelas VIII
SMP masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah matematik. Selanjutnya
menurut Anriani (2011) terhadap siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikota
Bandung, secara umum hasil kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
SMP belum memuaskan sekitar 30% - 50% dari skor ideal.
Dari uraian tersebut terdapat faktor-faktor yang mengindikasikan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa rendah, diantaranya adalah : (1)
siswa belum mampu memahami masalah yang diberikan, sehingga dalam
memberikan jawaban tidak sesuai dengan masalah, (2) kurangnya pengetahuan
strategi

menyelesaikan

masalah,

(3)

ketidakmampuan

siswa

untuk

menerjemahkan masalah ke dalam bentuk matematika. Ketiga hal tersebut seiring
dengan kesulitan yang di alami siswa di Singapura Kaur Joseph (2009). Menurut
McGinn dan Boote (dalam Joseph, 2009) faktor utama yang mempengaruhi
persepsi seseorang dalam kesulitan memecahkan masalah, yaitu: (1) kategorisasi,
kemampuan untuk mengkategorikan permasalahan; (2) tujuan interpretasi,
mencari tahu bagaimana solusi dari suatu permasalahan; (3) sumber daya yang
relevan; (4) kompleksitas, penggunaan sejumlah operasi dalam suatu solusi.
Dalam penelitian ini akan mengetahui gambaran sikap siswa terhadap
pelajaran matematika. Menurut NCTM (2000), sikap siswa dalam menghadapi
matematika dan keyakinannya mengenai matematika seringkali mempengaruhi
prestasi mereka dalam matematika. Bahkan dalam standar evaluasinya
Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

menyertakan sikap dan keyakinan merupakan bagian dari lima tujuan pengajaran,
yaitu belajar memaknai nilai-nilai matematika dan memiliki percaya diri
mengenai kemampuan diri sendiri. Oleh karena itu sikap dan keyakinan siswa
perlu dipupuk, dimonitor, dan akses terus dalam kegiatan pembelajaran. Sikap
merefleksikan bagaimana bertindak atau berhubungan dengan matematika.
Sikap positif siswa terhadap matematika maupun pembelajaran matematika,
merupakan hal yang penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Herman (2003), dari hasil tes yang dilakukan TIMSS
umumnya mereka yang bersikap positif terhadap matematika adalah negara yang
nilai kemampuan matematiknya lebih tinggi. Di setiap negara siswa yang
memiliki konsep diri tinggi dalam matematika berkolerasi dengan rata-rata
kemampuan yang tinggi pula, kecuali di negara-negara Asia Pasifik (Singapura,
Hong Kong, Korea, Taiwan, dan Jepang) siswa yang memiliki konsep diri yang
kuat dengan prestasi yang tinggi menunjukkan persentase yang kecil. Dapat
disimpulkan bahwa bahwa sikap dan motivasi siswa terhadap matematika
berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
Menurut Wahyu (2009), bahwa dari hasil wawancara dengan beberapa
siswa, ternyata siswa menyenangi matematika hanya pada permulaan siswa
berkenalan dengan materi yang sederhana, makin tinggi tingkatan sekolahnya dan
makin sukar materi yang dipelajarinya, akan semakin berkurang sikap positif
siswa terhadap matematika. Menurut Lasmanawati (2011) untuk menumbuhkan
sikap positif siswa terhadap matematika, perlu diperhatikan agar penyampaian
materi matematika menyenangkan, mudah dipahami, tidak monoton, tidak
menakutkan, dan tunjukkan bahwa matematika banyak kegunaannya. Matematika
di sekolah sering disebut sebagai suatu hal yang membosankan dan dianggap sulit
bagi siswa, sebagai contoh ketika peneliti melakukan observasi awal kepada siswa
kemudian ditanya “apakah anda menyukai matematika?” siswa menyatakan
bahwa “tidak suka”, “menyeramkan” dan hal tentang pernyataan negatif. Hal

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

demikian merupakan gambaran awal yang menjadi cerminan dalam proses
pembelajaran siswa di kelas.
Sejalan yang disampaikan oleh Dahlan (2007) yang menyatakan bahwa
ketika siswa berhadapan dengan pelajaran matematika, siswa merasa takut,
tegang, gelisah dan ingin menghindar dari pelajaran tersebut. Keadaan tersebut
merupakan ciri siswa yang mengalam kecemasan matematika, dan berimplikasi
pada sikap siswa terhadap matematika. Menurut Gozali (2007), kenyataan yang
terjadi di lapangan menunjukkan bahwa matematika sering dianggap sebagai mata
pelajaran yang menakutkan dan sulit untuk dikuasai. Hal ini mengakibatkan
banyak siswa yang tidak mampu melihat betapa banyak manfaat yang dapat
diperoleh jika mampu menguasai matematika.
Selanjutnya secara umum dari yang telah dipaparkan, maka harus ada
sebuah alternatif untuk dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut dan
sikap siswa agar tujuan pembelajaran di kelas dapat tercapai.Untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir kritis matematik siswa diperlukan model pembelajaran yang
lebih menekankan pada konflik verbal sehingga dapat memberikan stimulus pada
siswa untuk menyampaikan gagasannya dalam menyelesaikan masalah. Pada
faktor yang berkaitan pemfokusan pada pertanyaan yang diberikan, kemampuan
memberikan alasan untuk setiap jawaban yang diberikan harus adanya kegiatan
siswa pada proses pembelajaran yang lebih mengarahkan pada pemahaman dan
pemberian tanda pada materi yang belum dikuasai. Dengan demikian siswa lebih
mengetahui

sendiri

materi

yang

belum

dipahaminya,

sehingga

dalam

penyelesaiannya bertanya soal yang tidak dimengerti tidak melantur begitu pula
saat memberikan jawaban dengan alasan yang relevan dengan pertanyaan.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning dapat dijadikan sebuah
alat yang dapat merangkum dari seluruh kebutuhan tahapan yang dapat
meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut. Suasana pembelajaran pun harus
didesain sedemikian rupa agar sikap siswa dalam proses pembelajaran mengarah
pada tujuan dari penelitian ini. Model yang mampu memberikan kesempatan lebih
Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

untuk siswa melakukan konflik kognitif dalam dirinya, dirasa peneliti dapat
memberikan alternatif awal untuk peningkatan kemampuan yang diharapkan.
Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa terlibat konflik-konflik verbal
yang berkenaan dengan pendapat anggota-anggota kelompoknya. Para siswa akan
terbiasa merasa senang meskipun ada konflik-konflik verbal itu, karena mereka
menyadari konflik semacam itu akan dapat meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang dihadapi atau didiskusikan Suherman (2001). Belajar
kooperatif (cooperative learning) adalah konsep yang lebih luas, yang meliputi
semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum, belajar kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaannya serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu murid
dalam menyelesaikan permasalahan yang dimaksud.
Pembelajaran Kooperatif cukup menyajikan banyak tipe dan teknik,
diantaranya terdapat model pembelajaran kooperatif tipe Mood-UnderstandRecall-Digest-Expand-Review (MURDER) dari rangkaian model pembelajaran
tersebut

terdapat

langkah-langkah

yang

mendukung

pada

peningkatan

kemampuan yang diharapkan peneliti. Model pembelajaran tersebut didasarkan
atas teori psikologi kognitif yang diutarakan oleh Wittrock, Craik dan Lockhart
(dalam Hendriana, 2002) yang menekankan kegiatan memproses informasi secara
luas dan proses berpikir yang mendalam sehingga mampu memberikan penjelasan
tentang informasi tersebut, baik secara verbal maupun non-verbal.
Kooperatif tersebut menekankan pentingnya kemampuan berbahasa atau
keterampilan verbal siswa dalam mengulang dan merekonstruksi informasi dan
ide suatu materi pembelajaran, untuk dipahami dan dijadikan sebagai miliknya
yang kemudian mampu kembali dikomunikasikan dengan baik secara verbal.
Pentingnya kemampuan berpikir dan memproses informasi secara mendalam pada
pembelajaran kooperatif sehingga dapat dimengerti dan diingat dengan lebih baik.

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Selain

model pembelajaran kooperatif tipe Mood-Understand-Recall-

Digest-Expand-Review

(MURDER)

yang

diterapkan

pada

siswa

untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta gambaran
sikap siswa terhadap pelajaran matematika, terdapat hal lain yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran, yaitu PAM (Pengetahuan Awal Matematis).
Pada penelitian ini peneliti mengkategorikan PAM siswa yaitu tinggi (T), sedang
(S), dan rendah (R).
Pengkategorian PAM dianggap penting karena dalam proses pembelajaran
agar pembelajaran tersebut akan lebih bermakna, sehingga diharapkan siswa
dengan kemampuan rendah nantinya juga akan meningkat kemampuan berpikir
kritis

dan

pemecahan

masalah

matematisnya

dengan

diberikan

model

pembelajaran kooperatif tipe MURDER. Selain itu, pengkategorian PAM siswa
digunakan agar dapat mengetahui perlakuan guru dalam pembelajaran terhadap
siswa pada setiap kategori, sehingga dapat diketahui apa harus ada perbedaan
perlakuan terhadap siswa pada setip kategori atau tidak.
Dari uraian tersebut akan dilakukan studi yang lebih dalam tentang
kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah matematik dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand-RecallDigest-Expand-Review (MURDER) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah di atas dan agar lebih terpusat
permasalahan yang akan dibahas maka dapat dibuat suatu rumusanmasalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe MURDER lebih baik daripada
siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional?

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang ditinjau dari pengetahuan awal matematis (tinggi,
sedang dan rendah) untuk siswa yang belajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe MURDER dan siswa yang belajar dengan pembelajaran
konvensional?
3. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe MURDER lebih baik daripada
siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional?
4. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa ditinjau dari pengetahuan awal matematis (tinggi, sedang dan rendah)
untuk siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe MURDER
dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional?
5. Bagaimana sikap siswa terhadap matematika setelah belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER?

C. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER terhadap
kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah matematis siswa SMP. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Menelaah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe MURDER dan siswa yang
belajar dengan pembelajaran konvensional;

2.

Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa ditinjau dari pengetahuan awal matematis (tinggi, sedang dan rendah)
pada siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe MURDER dan
siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional;

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

3.

Menelaah pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan
pembelajaran kooperatif dengan MURDER dan siswa yang belajar dengan
pembelajaran konvensional;

4.

Mengkaji

perbedaan

peningkatan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematis siswa ditinjau dari pengetahuan awal matematis (tinggi, sedang
dan rendah) pada siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe
MURDER dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional;
5.

Mengetahui sikap siswa terhadap matematika setelah belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER.

D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuan penelitian dan diperoleh hasil yang baik,
diharapkan penelitian ini memberikan manfaat pada pihak terkait, antara lain:
1. Bagi siswa: dengan mengikuti pembelajaran matematika menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe MURDER ini diharapkan siswa dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah
matematis siswa, serta memperoleh pengalaman yang baru dalam belajar
dan juga dapat menjadikan siswa bersikap positif terhadap matematika.
2. Bagi sekolah : hasil penelitian ini dijadikan referensi untuk mengembangkan
atau menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe MURDER pada mata pelajaran yang lain.
3. Bagi guru: sebagai informasi dan memberikan kesempatan bagi guru untuk
dapat mengenal serta mengembangkan pembelajaran dengan MURDER
dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah matematis siswa sebagai salah satu metode alternatif dalam
melaksanakan pembelajaran kepada siswa.
4. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai acuan/referensi untuk penelitian lain
dan pada penelitian yang relevan.

Rifahana Yoga Juanda, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mood-Understand_Recall-Digest-Expand-Review
(Murder) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

E. DEFINISI OPERASIONAL
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi konsep dan operasional, agar
mempunyai kesepakatan pemahaman tentang istilah yang digunakan dalam
penelitian ini.
1.

Kemampuan berpikir kritis matematis, dalam penelitian ini menggunakan
indikator sebagai berikut: (1) Focus, siswa mampu mefokuskan pertanyaan,
mengidentifikasi, merumuskan dan mempertimbangkan jawaban yang
mungkin; (2) Reason, siswa mampu memberikan alasan pada jawaban yang
diberikan; (3) Inference, siswa mampu membuat kesimpulan; (4) Situation,
siswa mampu menjawab soal sesuai konteks, menerjemahkan situasi ke
dalam bahasa matematika; (5) Clarify, siswa mampu membuat klasifikasi
atau membedakan konsep dengan jelas tanpa menimbulkan ambiguitas; (6)
Overview, siswa mampu melakukan tinjauan kembali atas jawaban
keputusan atau kesimpulan yang telah ditetapkan sebelumnya

2.

Kemampuan pemecahan masalah matematis, dalam penelitian ini, indikator
yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah meliputi
kegiatan: Memahami masalah; Menyusun rencana/memilih strategi;
Melaksanakan strategi dan mendapat hasil; dan Memeriksa proses dan hasil.

3.

Model pembelajaran tipe Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review
(MURDER), adalah pembelajara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SIKAP POSITIF MATEMATIS SISWA MTS.

0 2 43

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

0 5 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

0 0 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE MOOD UNDERSTAND RECALL DIGEST EXPAND REVIEW (MURDER) PADA MATERI HUBUNGAN GARIS DAN SUDUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 14 PALU | Ariana | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan M

2 8 13

Efektivitas Penerapan Strategi Pembelajaran Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review (Murder) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas VII SMP Negeri 1 Barru - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 112