MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI BUKU ELAJARAN SEKOLAH DASAR DI JAWA BARAT : Studi Kasus Sekolah Dasar Di Kotamadya Bandung.

MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI BUKU
ELAJARAN SEKOLAH DASAR DI JAWA BARAT
(Studi Kasus Sekolah Dasar Di Kotamadya Bandung)

T E S I S

Diajukan untuk mernenuhi sebagian syarat
Memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Adminitrasi Pendidikan

m

1^fASC^s^
Oleh:
DADANG IRADI
NIM. 979609

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2 0 0 0

DISETU.TUI DAN DISYAHKAN
OLEH PEMBIMBING TESIS

PROF.DR.H. ACHMAD SANUSl S.H.. M.P.A.
PEMBIMBING I

PROF. DR.H. TB. ABIN^YAMSUDDIN MAKMUN. M.A.
PEMBIMBING II

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2000

LEMEAR PENGESAHAN
MENGIKUTI SIDANG PENYELESAIAN STUDI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PROF. DR.H. TB.

SUDDIN MAKMUN. M.A.
JURUSAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UPI/IKIP BANDUNG
2000

ABSTRAK

Sarana Pendidikan adalah fasilitas atau perlengkapan di sekolah yang terdiri atas peralatan dan

erabot sekolah, yaitu antara lain kursi dan meja siswa, perangkat laboratorium, buku wajib (pelajaran),
>uku pelengkap, buku bacaan, buku referensi, buku sumber, mesin-mesin praktek, alat-alat olahraga
an Iain-lain. Fungsi utama sarana Pendidikan adalah sebagai penunjang proses belajar mengajar
alam upaya meningkatkan daya serap materi kurikulum dalam meningkatkan efektivitas dan effisiensi
elajar mengajar.


Buku adalah salah saru sarana untuk mendukung siswa dalam Proses Belajar Mengajar guna
lemperoleh wawasan dan pengetahuan., oleh karenanya buku pelajaran memegang peranan sangat
enting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Buku pelajaran yang diterbitkan
leh Depdikbud ditetapkan kedudukannya sebagai pegangan wajib (utama) siswa dalam kegiatan
elajar mengajar di sekolah.

Jntuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran yang mengacu pada pelaksanaan kurikulum 1994.sampai
ihun 1997 pemerintah telah menyediakan dan mendistribusikan buku pelajaran SD sebanyak 218 juta
ksemplar, SLTP 53 juta eksemplar dan buku SLTA sebanyak 37 juta ekslemplar dengan total dana
angsudah terserap kurang lebih 238 milyar rupiah.

asaran pengadaan dan pendistribusian buku adalah terpenuhinya kebutuhan buku pelajaran sesuai
engan jumlah murid yang ada. Untuk buku tingkat SD, Depdikbud secara bertahap telah
lemprogramkan pengadaan buku teks (utama) mengacu pada kurikulum 1994 meliputi lima mata
elajaran, yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
osial, dengan ketentuan ratio perbandingan berkisar antara 1 buku untuk 1 siswa.

Penelitian dilaksanakan di Kotamadya Bandung, dengan pertimbangan bahwa :
Lotamadya Bandung sebagai salah saru wilayah yang luas dan padat dan memiliki jumlah sekolah dan


lurid yang relatif banyak, sehingga Bandung termasuk sebagai salah saru wilayah yang memperoleh
itah pengiriman buku dalam jumlah cukup besar, karens besarnya jumlah murid yang ada. Selain itu
ebagai ibukota propinsi, Kotamadya Bandung memiliki potensi pendukung toko buku dan penerbit
ukii (swasta) yang jumlahnya yang cukup banyak. Pada tahun 1997 tercatat jumlah penerbit buku di
:otamadya Bandung mencapai 103 buah, dan sebagian besar toko buku di Jawa Barat yang berjumlah
24 berada di wilayah kotamadya Bandung. Oleh karenanya penelitian ini diberi judul :

Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran Tingkat Sekolah Dasar DiJawa Barat
(studi kasus pada sekolah dasar dikotamadya Bandung)

Data dan informasi yang dihimpun diperoleh secara langsung dan terbuka melalui taknik

wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara secara mendalam (in-depth interview). Untuk
lemperoleh informasi lebih lengkap dilakukan wawancara dengan selunih pihak yang terkait dengan
engelolaan distribusi buku pelajaran, jadi bersifat snowball sampling, disamping itu dilakukan juga
bservasi partisipasi dan studi dokumentasi.

etelah pengolahan data dilakukan. hasilnya dideskripsikan dan kemudian dianalisis dengan pendekatan
ualitatif untuk lebih memahami dan memperoleh makna secara mendalam tentang fokus permasalahan
Berdasarkan hasil studi lapangan dan pembahasannya maka diperoleh gambaran bahwa sistem


istribusi yang dilakukan masih lemah, seperti misalnya perhitungan alokasi buku, tempat penyimpanan
arang, teknis/pola pengiriman, pendataan/pemetaan, waktu penerimaan, ketidaksesuaian jumlah buku
engan jumlah murid, bantuan biaya transpot sampai pemanfaatannya dalam PBM di sekolah yang
erbaur dengan buku terbitan swasta. Selain itu pada kajian manajemen menunjukan belum berjalan
xara optimal, baik yang menyangkut tahap perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
elaksanaan, pengawasan dan pendayagunaannya di sekolah, sehingga mekanisme kerja dalam
engelolaan distribusi buku belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah.

lenyangkut personil pelaksana (SDM) nampak belum sepenuhnya memahami ketentuan ataupun
ebijakan mengenai pengelolaan perbukuan khususnya dalam pekerjaan distribusi buku, sehingga

IX

ecenderungannya pelaksanaan pekerjaan berlangsung secara situasional, artinya bagaimana keadaan
ang terjadi di lokasi. Mengingat dalam pengelolaan Distribusi diperiukan hubungan kolektif dan

srpadu diantara pihak pengirim dan penerima, maka peneliti memberikan rekomendasi untuk

engelolaan distribusi buku di masa datang diantaranya perlu kesamaan persepsi dan pemahaman

lengenai ketentuan dan kebijakan yang dilakukan pemerintah agar tercapai pengiriman tepat waktu

;pat sasaran dan tepat jumlah. Menyangkut mekanisme kerja perlu dikondisikan pola penyaluran yang
?bih simpel dengan jangkauan langsung antara sumber pengirim dengan pemakai (sekolah), namun
dak terjadi hubungan langsung antara pengirim (sebagai atasan) dan penerima (sebagai bawahan),

ehmgga diperiukan pihak ketiga sebagai pelaksana pengiriman.

Walaupun sudah disampaikan beberapa catatan dalam rekomendasi, sehubungan penelitian ini
ilakukan melalui teknik studi kasus, maka memungkinkan bagi peneliti lain yang berminat untuk
lenelaah dan mencari solusi yang lebih baik, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan distribusi
ingga pemanfaatan buku dalam PBM di sekolah.

DAFTAR ISI

Haiaman

JUDUL
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN


i
a

KATA PENGANTAR
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAKSI

"

.

iv
vi

1X

ABSTRACT
PERNYATAAN
DAFTARISI
DAFTAR BAGAN/GAMBAR


xi
xii
xiii
xv

DAFTAR TABEL

xvi

BAB. I.PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang

i

B. Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran
C. Rumusan MasalahDan Pertanyaan Penelitian


6
12

1. Masalah
2. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan/manfaat Hasil Penelitian
F. Konsep Dan Kerangka Berfikir
1. Konsep
2. Kerangka Berfikir

12
12
13
13
14
14
16


BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

25

A. Kedudukan Buku di Sekolah
1. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
2. Kedudukan Buku di Sekolah Dasar
3. Keterkaitan Ilmu Administrasi Pendidikan

25
25
25

dengan pengelolaan distribusi barang/buku
B. Manajemen Sistem Distribusi Barang
C. Pengelolaan Distribusi Buku Depdikbud

27
30
41


D. Kaj ianTerhadap Penelaahan (studi) yang relevan

48

E. Kesimpulan Tinjauan Teoritis

50

Xlll

BAB. Ill METODE PENELITIAN

52

A. Metode Penelitian yang digunakan

52

B. Data Yangdiperiukan
C. Teknik Pengumpulan Data

52
52

D. Teknik Pengambilan Data (Sampel dan Informan)

53

E. Teknik Pengolahan Data
F. Teknik Analisisdan Interpretasi Data
G. Instrumen Penelitian
H. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
I. Penentuan lokasi penelitian
J. Tahap dan Jadwal Penelitian

54
54
57
59
61
62

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

64

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
B. KeadaanBuku

64
66

C. Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran

72

1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pengorganisasian
3. Tahap Pengkoordinasian
4. Tahap Pelaksanaan
5. Tahap Pengawasan
6. Tahap Pendayagunaan

73
79
85
86
91
92

D. Hambatan-hambatan dalam Pengelolaan
Pendistribusian Buku

93

BAB. V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi

117
117
118
119

DAFTAR PUSTAKA

121

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

124

xiv

DAFTAR BAGAN

Nomor:
1 : Keterkaitan PBM, Fasilitas Belajar dan Kegiatan
Distribusi

Halaman
18

2 : Proses Pengelolaan Pengadaan dan Pendistribusian
Buku Pelajaran Depdikbud

20

3 : Kerangka Berfikir Penelitian

23

4 : Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

29

5 : Macam-macam Saluran Pemasaran

37

6: MarketingMix

39

7:Analisa Posisi (SWOT)

57

8 : Kisi-kisi penelitian

59

9: Matriks Wots-Up

104

10 : Peta Lokasi Penelitian

193

xv

DAFTAR TABEL

Nomor:

Halaman

1 : Hasil Monitoring Pendistribusian Buku

10

2 : Isu dan Kesenjangan Distribusi Buku

11

3 : Ruang Lingkup dan Fungsi Administrasi Pendidikan ....

30

4 : Keadaan Penerbit Swasta dan Toko Buku

61

5 : Keadaan Jumlah Siswa SD di Kotamadya Bandung

64

6 : Keadaan Buku di Jawa Barat s.d. Tahun 1998/1999

65

7 : Keadaan Jumlah Siswa di Kecamatan (penelitian)

66

8 : Keadaan Buku di Kecamatan (penelitian)

67

9 : Keadaan Jumlah di SD (penelitian)

69

10.1 : Keadaan BukudiSD (penelitian 1)

70

10.2 : Keadaan BukudiSD (penelitian 2)

71

11 : Pembahasan Masalah Penelitian

97

12 : PembahasanPosisi Manajemen Sistem

108

xvi

BAB. I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sarana Pendidikan di sekolah adalah fasilitas atau perlengkapan yang terdrri atas

alatan dan perabot sekolah, yaitu antara lain kursi dan meja siswa, perangkat laboratonum,
cuwajib (pelajaran), bukupelengkap, buku bacaan, buku referensi, buku sumber, mesin-mesin

ktek, alat-alat olahraga dan Iain-lain. Menurut Soenarya, sarana dan prasarana pendidikan
ilah salah satu instrumental input dalam proses belajar mengajar (1999) yang jenisnya adalah
t peraga/praktek, media pendidikan dan buku, selanjutnya dalam sistem administrasi dengan

idaannya sebagai barang-barang yang dapat dipindahtempatkan tempat pemanfaatannya dan
lyimpanannya dikategorikan sebagai dengan istilah "barang bergerak". (Soenarya, Endang,
?9). Prasarana pendidikan adalah seperti gedung/ruang belajar, tanah lapangan Olah Raga,
angpraktek dikategorikan sebagai "barang tidak bergerak".

ngsi utama sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai penunjang proses belajar mengajar
am upaya meningkatkan daya serap maten kurikulum dalam meningkatkan efektivitas dan
isiensi belajar mengajar

Secara garis besar dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan terdiri atas 7

juh) kegiatan yaitu : Perencanaan kebutuhan, Pengadaan, Pendistribusian, pemanfaatan,
neliharaan, penginventarisasian danpenghapusan. (Soenarya, 1999).

lah satu masalah krusial dalam penyediaan sarana pendidikan adalah kegiatan pendistribusian
[rang) agar sampai pada pihak pemakai (sekolah). Komponen utama yang harus diperhatikan
am pekerjaan pendistribusian ini adalah yang menyangkut pada aspek jumlah, mutu dan
ktu.

Seiring dengan kebijaksanaan Departemen Penddikan dan Kebudayaan dalam REPELITA

engenai pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang dicanangkan
tanggal 2 Mei 1994, berarti jenjang Pendidikan Dasar merupakan jenjang yang harus diikuti
anak usia sekolah, sekaligus mengandung konsekuensi perlunya perhatian serius dan
rrntah untuk memenuhi segala kebutuhan

yang menyangkut

seluruh sumber daya

ukung, termasuk dari aspek piranti atausarana pendidikannya.

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun ini merupakan perwujudan dan amanat
>1945, GBHN, UU No. 2 tahun 1989 dan PP No. 28 tahun 1990 yang bertujuan untuk
berikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya

gai pribadi, anggota masyarakat, warganegara dan anggota umat manusia serta roempersiapkan
rta didik untuk mengikuti Pendidikan Menengah. (Buletin WAJAR, Dirjen Dikdasmen, 1994).

: anak usia 7-15 tahun dapat mengikuti Pendidikan Dasar 9 tahun maka diperiukan antara lain

iga kependidikan yang memenuhi syarat, sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan
iisi yang kondusif untuk mencapai tujuan. (Brosur WAJAR, Dirjen Dikdasmen, 1994).
caitan dengan itu menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2/1989 pasal 13 ayat 1 yang

yatakan bahwa pendidikan dasar identik dengan pendidikan di tingkat SD dan SLTP, yang
mya 6 tahun di SD dan 3 tahun di SLTP, disebutkan :

yang mana tingkat Pendidikan Dasar adalah (jenjang) pendidikan yang memberi
dasar-dasar pendidikan untuk segala pendidikan sesudahnya (berikutnya).
(Mardiatmadja, 1990).

Berdasarkan laporan Asian Development Bank tahun 1992 di Indonesia terdapat 48 %

isan SD/setara yang tidak melanjutkan sekolahnya, serta ditemukan lebih dan 4 juta anak

Dmpok usia 13-15 tahun tidak mendafiarkan din pada pedidikan SMP/sekolah setara, hal ini
lunjukan Depdikbud senantiasa menghadapi tantangan berat antara lain :

Kondisi sarana/prasarana pendidikan yang belum memadai yang menyangkut antara lain buku

5 wajib dan bahan belajar, (2). Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang berbeda-beda

ira daerah perkotaan dan pedesaan, (3). Kondisi geografis laut, sungai, gunung dan sebagamya
g menghambat kelancaran komunikasi dan transportasi (Balai Pustaka, 1992)
am ketetapan Nomor H/MPR/1988 tentang Garis-Besar Haluan Negara disebutkan antara lain

media pendidikan serta fasilitas lainnya perlu terus disempumakan, ditingkatkan dan
lebih didayagunakan.

.am UU SPN Nomor 2 tahun 1989 pasal 35 disebutkan :

Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah
maupun masyarakatharus menyediakan sumberbelajar

nerintah memberi perhatian khusus pada jenjang Pendidikan Dasar, tenuasuk dan terutama

>kat Sekolali Dasar seperti tertuang dalam penjelasan UU SPN (Mardiatmadja,1990) disebutkan
wa

" Sistem Pendidikan Nasional harus dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga
negara, agar masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan
kemampuan dasar...."

dan

ri gambaran tersebut, maka faktor sarana pendidikan adalah salah satu komponen utama yang
idukung kegiatan belajar mengajar, sehingga keberadaan buku pelajaran di sekolah termasuk
jritas utama untuk tersedia di sekolah.

Buku adalah salah satu sarana utama untuk mencerdaskan bangsa; memberikan
empatan untukmemperoleh pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional.(Pattakaeng,

buk, 1994), oleh karenanya buku pelajaran dan buku perpustakaan memegang peranan sangat
iting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan (Rakor, 1994)

Dalam hal penyediaan buku pelajaran, sejak tahun anggaran 1973/1974 secara bertahap
:rintah telah menyediakan buku-buku pelajaran dn perpustakaan untuk SD, SLTP dan SLTA
an dana yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran yang mengacu pada
csanaan kurikulum 1994, pemerintah telah menyediakan dan mendistribusikan buku pelajaran

ebanyak 218 juta eksemplar, SLTP 53juta eksemplar dan bukuSLTA sebanyak 37 ekslempiar
an total clana yang sudah terserap kurang lebih 238 milyar rupiah (Sekjen Depdikbud rakor
uk, 1997).

3enas pada tahun 1995 dalam prograrruiya menyatakan bahwa rencana penggunaan biaya
lidikan untuk pembinaan pendidikan dasar di lingkungan Depdikbud berkisar untuk :
itaran guru dan pembina, Pengadaan buku pelajaran pokok, Pengadaan buku bacaan,
jadaan alat peraga, Pengadaan alat ketrampilan kaseman dan olahraga
ik itu sesuai dengan kebijakan pemerintah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

)dikbud) telah merencanakan dan mengadakan buku-buku pelajaran pokok tertentu (Pusat
lukuan, 1994).

Menyangkut pengelolaan buku di lingkungan Depdikbud, berdasarkan Surat Keputusan
tdikbud Nomor 0274/0/1987 tanggal 8 Mei 1987, telah dibentuk suatu lembaga di lingkungan
dikbud yaitu Pusat Perbukuan (PUSBUK) dengan tugas pokok sebagai pelaksana tugas
sdikbud) di bidang Perbukuan yang berada langsung di bawah Mendikbud ( Buletin Pusat
jukuan.1997).

ng lingkup dan sasaran tugas serta fungsi pokok Pusat Perbukuan nieliputi pengelolaan buku

dikbud mencakupperencanaan, pengadaan, penyaluran serta pengawasan pendayagunaan buku
xiikbud.

Pelaksanaan pengadaan buku dengan pertimbangan lebih mendekatkan kepada pihak
pengguna (user) di sekolah, serta dalam rangka mendorong perkembangan industri perbukuan di

wilayah (daerah), maka pelaksanaan pencetakan buku pelajaran diserahkan kepada wilayah yang
telah memiliki kemampuan (pencetakan) yang memadai (Pusat Perbukuan, 1994).
Keseluruhan dari program penyediaan buku pelajaran dimaksud sasaran akhirnya adalah Sekolah

dan Madrasah, baik negeri maupun swasta, misalnya Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Negeri maupun swasta.

Program Pengadaan buku sasaran utamanya adalah terpenuhinya kebutuhan buku pelajaran

sesuai dengan jumlah murid yang ada. Oleh karenanya diperiukan data yang akurat mengenai

keadaan jumlah murid yang ada pada setiap sekolah, setiap Kecamatan, setiap
Kabupaten/Kotamadya dan setiap propinsi, yang menjadi dasar pemenuhan kebutuhan buku
pelajaran di sekolah.

Dari data tahun anggaran 1996/1997 dengan sasaran siswa tercatat keadaan murid SD/MI

di Jawa Barat dari Bidang Pendidikan Dasar Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat diperoleh
kuantum siswa terdiri atas 4.953.952 siswa sekolah Negeri dan 177.769 siswa sekolah swasta jadi
jumlah keseluruhannya adalah 5.131.721 siswa (sumber : Pemda TK I Jawa Barat dari Dikdes,
1996), kemudian pada tahun pelajaran 1997/1998 jumlah siswa itu berkembang 5.122.844 siswa

sekolah negeri dan 721.553 siswa sekolah swasta (Kanwil Depdikbud Jabar, 1998), menunjukan
bahwa Jawa Barat termasuk daerah yang berpotensi besar menghasilkan ouput pendidikan tingkat
sekolah dasar.

Menurut Endang Soenarya (1997), dinyatakan bahwa pengadaan buku teks pokok SD/MI

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD/MI dengan cara meningkatkan produksi dan

distribusi buku teks yang lebih bermutu, menjamin ketersediaan di kelas serta pemanfaatannya

sediaan di kelas serta pemanfaatannya secara maksimal oleh para guru dan siswa, hal ini
ukan dengan cara meningkatkan jumlah bukusesuai dengan jumlah siswa di setiap sekolah.
karena itu Pemerintah melalui Depdikbud telah memprogramkan pengadaan buku teks
aa) untuk tingkat SD sejak tahun anggaran 1993/1994 dengan mengacu pada kurikulum 1994
Duti lima mata pelajaran, yaitu Buku PPKn, Buku Bahasa Indonesia, Buku Matematika, Buku

i, Buku IPS, dengan perencanaan yang sudah dilakukan yaitu ratio perbandingan berkisar
a 1 buku untuk 1 siswa.

Sinyalemen menarik yang disampaikan Soenarya (1997) adalah berdasarkan pemantauan
dilakukan oleh pihak Dirjen Dikdasmen, maka pada 42 %sekolah (SD) yang disurvei, buku
;dipakai sebagai buku utama dalam KBM adalah buku terbitan swasta.

keadaan tersebut 55,6 % sekolah menentukan sendiri buku yang akan dipakainya, sedangkan
% penentuan bukunya ditentukan oleh Kaneam/Kandep/Kanwil.

urut Endang, keadaan itu berbanding terbalik dengan sekolah yang berada di lingkungan
;saan, yang mana penggunaan buku yang diterbitkan oleh Depdikbud lebih banyak
mfaatkan, sedangkan buku-buku swastanya kurang dipakai, faktor penentunya setelah
cukan penelaahan secara mendalam adalah :

lah buku paket memenuhi kebutuhan, tingkat kemudahan akses (memperoleh) terhadap buku
ttan swasta dan status sosial (ekonomi).

Manajemen Sistem Distribusi Buku Pelajaran di lingkungan Depdikbud.
Memperhatikan perihal penyaluran atau pendistribusian sebagai salah satu faktor penting

m Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan , sebagaimana Keputusan Mendikbud Nomor
l/U/1988 tanggal 29 Pebruari 1988 tentang pedoman pergudangan buku di lingkungan
dikbud, maka sebelum dilaksanakan proses distribusi buku ke sekolah,

pengelolaan

pendistribusian buku dilakukan oleh aparat Kanwil di tingkar propinsi, yaitu bagian perlengkapan
dan di tingkat Kandepdikbud oleh Sub bagian perlengkapan.

Pengelola perbukuan umumnya bertugas di gudang dan menjadi pelaksana secara

operasional penyaluran buku, mulai tahap penerimaan buku dari institusi/unit suraber pengadaan
buku, pengalokasian, pengepakan ulang (re-packing) hingga pengiriman buku ke lokasi sasaran.

Khusus untuk penyaluran buku pelajaran Sekolah Dasar dilibatkanjuga Kandepdikbud Kecamatan
untuk menyalurkan buku ke sekolah SD dan ML

Berdasarkan laporan analisis hasil pemantauan yang dilakukan oleh Pusat Perbukuan

(1997) yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang obyektif mengenai realisasi pengiriman
buku pelajaran pokok SD, SLTP dan SMU di masing-masing sekolah yang dipantau, maka khusus
untuk buku SD diperoleh temuan antara lain dari 120 sekolah (SD/MI) yang dipantau sekolah yang
menerima buku kelas 1 sebanyak 111 sekolah (92,5%) dan tidak menerima buku sebanyak 9
sekolah (7,5%), buku kelas 2 yang menerima sebanyak 108 sekolah (90%) dan yang tidak
menerima sebanyak 12 sekolah (10%), untuk buku kelas 6yang menerima buku sebanyak 89 judul
(74,16%) dan 31 sekolah tidak menerima (25,84%).

Menyangkut penyampaian buku di sekolah, dari 120 sekolah yang dipantau , 82 sekolah atau

88,33% menyatakan buku diambil oleh pihak sekolah ke Kandepdikbud Kecamatan, 31 sekolah (

25,83%) diantar oleh petugas Kandepdikbud Kecamatan, 4 sekolah (3,33%) dibagi dalam rapat
Kepala sekolah di Kandepdikbud Kecamatan, dan ?sekolah (2,49%) diantar oleh ekspeditur.
Menyangkut rasio jumlah buku dengan jumlah siswa, diperoleh hasil pemantauan dari 99 sekolah

antara lain buku kelas 1sebanyak 37 sekolah rasio perbandingannya 1buku untuk 1-3 murid (i . 1
s.d. 1:3) dan 62 sekolah 1buku untuk 1murid (1:1), buku kelas 5sebanyak 40 sekolah rasio

perbandingannya 1buku untuk 1-3 murid (1 :1s.d 1:3)dan 59 sekolah 1buku untuk 1murid (1

ouku kelas 6 sebanyak 36 sekolah rasio perbandingannya 1buku untuk 1-3 murid (1 : 1s.d. 1 :
an 63 sekolah 1 buku untuk 1 murid (1 : 1),

;n hai penerimaan buku di sekolah, dari 120 sekolah yang dipantau, diperoleh hasil 55 sekolah
3%) menyatakan menerima buku Depdikbud setelah tahun ajaran baru dimulai Oberjalan), 48
lah ( 49%) menenma buku pada saat tahun ajaran baru dimulai, dan 16 sekolah (13,33%)

jrima buku sebelum tahun ajaran dimulai, secara keseluruhan aspek-aspek yang dipantau dapat
at dalam tabel 1.

Dari hasil pemantauan lainnya, Pusbuk mengemukakan adanya Issues dan kesenjangan
masih memprihatinkan antara kebijaksanaan dan kenyataan yang terjadi di lapangan, yaitu
laksanaan perolehan buku 1 buku untuk satu siswa, temyata belum semua murid mendapatkan
t pegangan belajar, kebijaksanaan agar buku yang diterbitkan oleh pemerintah menjadi buku
ngan pokok temyata yang lebih banyak dipakai adalah buku terbitan swasta, pelaksanaan

ibusi buku disampaikan secara merata, kenyataannya masih ada sekolah yang tidak
iperoleh sama sekali, buku seharusnya diterima di sekolah harus tepat waktu (sebelum tahun
aran baru dimulai) temyata banyak buku yang tidak sampai pada waktunya dan bahkan ada

; tidak menenma buku, buku harusnya sampai di sekolah dalam keadaan baik, utuh dan siap
i, namun masih ada bukuyang diterima sekolah dalam keadaan rusak, kurang dan tidak layak
:i, hasil pemantauan tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.

Apabiia terjadi keberadaan buku yang tidak merata maupun yang tidak tepat sasaran,
a sudah dapat diprediksi bahwa aktifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah dilaksanakan

: secara optimal, yang akhimya dikhawatirkan tidak mampu mencapai target dan daya scrap
;ri pelajaran sesuai tuntutan kurikulum. Dengan pola kebijakan yang sentralistik dalam hal

ukuan di lingkungan Depdikbud melalui mstitusi Pusat Perbukuan, maka peranan pihak
ksana di daerah (propinsi dan kabupaten/kotamadya) peranannya cenderungsebagaipelaksana

(kebijakan) pihak pusat. Termasuk pola apapun yang diterapkaii dalam pengelolaan distribusi buku
icebijakannya ditetapkan olehPusatPerbukuan.

Beberapa pola pengiriman buku di lingkungan Depdikbud yang dilakukan sampa, tahun
anggaran 1998/1999 antara lain :

1. Untuk sumberr*ngelola(proyek) ada diP^

buku

pelajaran SD dikirim ke Kecamatan yang selanjutnya mengirim ke sekolah, adapun propinsi
dsn Kabupaten/Kotamadya tidak dilibatkarr,

2. Untuk sumber pengelola (proyek) ada di Propinsi, maka pola pengiriman buku pelajaran SD
mempergunakan polajenjanghirarki yaitu Kanwil - Kandep Dikbud KabupatenTKotamadya Kecamatan

Sekolah;

3. Untuk penyaluran buku bacaan SD, dengan pengelola pihak Pemerintah Daerah (Dinas Pdan
K) propinsi, Kepala SD memilih judul buku yang disediakan oleh pusat, selanjutnya Kepala
SD menerima transfer dana untuk proses pembeliannya;

4. Untuk buku SLTP dan SMU dengan sumber pengelola (proyek) ada di Propinsi, maka pola
pengiriman buku pelajaran mempergunakan pola jenjang struktural yaitu Kanwil - Kandep
Dikbud Kabupaten/Kotamadya

Sekolah, namun mulai tahun 1997/1998 buku SLTP

bantuanBank Dunia (WorldBank) pengirimannya dari unit pengadaan (propinsi) langsung ke
sekolah.

Problematik yang terjadi di lapangan digambarkan dari hasil pengamatan Dirjen
Dikdsamen (1997) antara lain bahwa untuk mencapai sekolah sasaran, dari sekolah yang disurvei,
57,7 %buku diambil sendrri oleh sekolah (SD) dan hanya 12,3% buku pelajaran yang dikirim oleh

)ihak Kancam/Kandep,.disamping itu 51,4 %buku ditenma di sekolah setelah tahun pelajaran
limulai dan hanya 21,4 %sekolah yang menenma buku sebelum tahun pelajaran dimulai.Namun
.ada dasamya buku-buku itu telah disalurkan dengan prinsip "bagi habis" ke sekolah-sekolah.

10

Tabel 1

Hasil Monitoring Pendistribusian Buku 1994/1995 s.d. 1995/1996
o

ASPEK YANG DITELITI

JUMLAH
SEKOLAH

Penerimaaan Buku :

PERSEN

Buku Pelajaran kelas 1

a.

Menerima

111

b.

tidak menerima

9

92,5
7,5

Penerimaaan Buku :
a.

KETERANGAN

TASE(%)

Buku Pelajaran kelas 3

Menerima

98

b. tidak menerima
Penerimaaan Buku :

22

81,6
18,4

Buku Pelajaran kelas 6

a.

Menerima

89

b.

tidak menerima

31

74,16
25,84

Ratio Buku 1 siswa : 1 buku
a.

Buku kelas 1

62

b.

Buku kelas 3

47

c.

Buku kelas 6

63

62,62
47,47
63,63

Ratio Buku s.d. 3 siswa : 1 buku
a.
b.

Buku kelas 1
Buku kelas 3

37

c.

Buku kelas 6

36

52

Cara Penyampaian:
a.

Diantar Kancam

31

b. DiantarEkspeditur
c. Dibagi dalamrapat

3
4

d. Diambil sekolah
Waktu Penerimaan :

82

a. Sebelum Tahun pelajaran
b. Saattahun pelajaran

48

c.

55

Pelajaran sudah dimulai

16

Biaya Bantuan:
a. Menerima biaya

38

Tidak menerima

82

b.

37,38
52,53
36,37
25,83
2,49
3,33
68,33
13,44
40,33
46,23

31,66
68,34

KesesuaianBuku dengan faktur
pengiriman :
a.

Sesuai

104

b. tidak pakai surat/faktur
Fisik Buku saat diterima :
a. Terbungkus terikat

70

b. Terikat tanpa pembungkus

38

c.

12

Terbungkus dalam karton

16

86,66
13,34

58,33
31,66
10,01

Pemanfaatan Buku :

a. Dimanfaatkan sepenuhnya

75

b.

Bersama buku swasta

41

c.

Tidak dimanfaatkan

4

62,5
34,6
2,9

Surat Edaran Penggunaan Buku :
a.

Menerima

75

62,5

b.

tidak menerima

45

37,5

Sumber Data : Pusat Perbukuan 1997, diolah oleh Peneliti

Menyangkut Isu dan Kesenjangan dalam pelaksanaan Distnbusi Buku pelajaran dapat
iusun dalam tabel berikut:

Tabel. 2

Issues dan Kesenjangan Distribusi Buku

ISU/KEBIJAKAN

KESENJANGAN

Rasio Keadaan buku di sekolah (SD) satu Rasio Buku yang ada mencapai satu buku

buku untuk satu siswa

untuk 3-4 siswa

Buku diterima di sekolah pada saat tahun Buku diterima di sekolah tidak jelas
pelajaran dimulai
waktunya, pengirman bertahap dan
setelah pelajaran (PBM) dimulai

Seluruh

sekolah

menerima buku

(SD/MI) Negeri/swasta Belum semua sekolah secara merata
memperoleh buku Depdikbud

Buku pegangan Depdikbud adalah Buku Pegangan belajar siswa berbaur dengan
buku swasta atau buku Depdikbud tidak

pegangan utama dalam PBM

Buku dikirim sampai ke sekolah

dipakai

Pihak sekolah harus mengambil buku
sendiri

Biaya

Distribusi

pemerintah

Buku

ditanggung Kadang-kadang sekolah turut dibebani

biaya pengiriman buku
Surat Edaran/petunjuk teknis pengiriman Pihak sekolah sebagai pemakai tidak

buku dan pemanfaatannya diterima oleh menerima petunjuk teknis dan petunjuk

sekolah

pemanfaatan buku

Sumber : Pusat Perbukuan, 1997, diolah oleh peneliti

Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka terdapat indikasi adanya sistem
distribusi buku pelajaran yang lemah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan buku

pelajaran, yang mana tergambar ketidak sesuaian antara judul dan jumlah buku pelajaran
yang ada dengan jumlah siswa yang membutuhkannya.

Menyangkut mekanisme kerja distribusi buku pelajaran terdapat gambaran sistem

pendistribusian yang lemah diantaranya belum konsistennya pola yang dipakai sehingga
tidak menganut satu pola dan satu "pintu", sehingga diperkirakan belum dapat mencapai
sasaran sekolah secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran.

Disamping itu unsur pelaksana pekerjaan diperkirakan kurang mampu
melaksanakan pendistribusian buku pelajaran sehubungan dengan tidak dimilikinya
kompetensiyang memadai untuk mengelolapekerjaan pendistribusian buku pelajaran.
Berdasarkan hal-hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah pengelolaan distribusi buku pelajaran sekolah dasar telah memenuhi kebutuhan
buku pelajaran di sekolah ?

2. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi fokus pembahasan adalah :

a.

Apakah Sistem distribusi buku pelajaran dapat memenuhi kebutuhan buku pelajaran
di sekolah dasar ?

13

b. Apakah mekanisme kerja pendistrbusian buku pelajaran dapat memenuhi aspek ketepatan
waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran secara merata di sekolah ?

c. Apakah pengelola pendistribusian buku dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya ?
. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan di telaah menyangkut manajemen sistem distribusi pelajaran
tingkat sekolah dasar maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

I Untuk memperoleh gambaran Sistem Distribusi buku pelajaran dalam rangka memenuhi
kebutuhan buku pelajaran di sekolah.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang mekanisme kerja dalam rangka memenuhi aspek
ketepatan waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran secara merata pendistribusian buku ke
sekolah.

3. Untuk memperoleh gambaran peranan pengelola yang melaksanakan pendistribusian buku
sesuai tugas pokok dan fungsinya .
Kegunaan/Manfaat Hasil Penelitian

Penelaahan manajemen sistem distribusi buku pelajaran sekolah dasar diharapkan akan
anberi kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

1. Memberi sumbangan pengetahuan terhadap ilmu administrasi , khususnya

dalam

pengelolaan pendistribusian buku pelajaran sebagai bagian dari pengelolaan fasilitas
pendidikan di sekolah

2. Memberi sumbangan praktis dalam pengelolaan distribusi buku agar dapat memenuhi
kebutuhan buku di sekolah, baik bagi unit atau instansi maupun para pelaksana/pengelola
yang terkait.

3. Memberi kejelasan menyangkut problematik dalam pengelolaan pendistribusian buku untuk

dilakukan pembenahan maupun peningkatkan kerja bagi setiap unit maupun
pelaksana/pengelola yang terkait.

14

msep Dan Kerangka Berfikir
>nsep

Untuk lebih memberi kejelasan menyangkut pokok-pokok pembahasan pada fokus

tian, maka diperiukan dukungan konsep yang akan memben kejelasan makna dan lingkup
jahan fokus penelitian tentang manajemen sistem distribusi buku pelajaran sekolah dasar

Menyangkut tentang pengertian sistem, diartikan sebagai suatu kebulatan keseluruhan yang

leks atau terorgamsir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
lentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh (Tatang M. Amirin, 1992 : 10).
tgkan Distribusi adalah aktivitas, usaha atau industri yang berhubungan dengan tindakan
nbulkan suatu perubahan dalam hak milik atas barang-barang antara produsen dan konsumen
>embeli yang menggunakanbarang tersebut.

ut Corey (dalam Kotler, terjemahan Heryati, 1988:172)

"sistem distribusi merupakan sumber ekstern yang penting. sistem mi sama pentingnya
dengan sumber daya intern penting lainnya seperti pengolahan, penelitian, rekayasa dan
karyawan penjualan serta fasilitasnya"

"sistem ini mencerminkan suatu ikatan yang penting dari perusahaan yang bertugas
melaksanakan distribusi dengan pasar khusus yang mereka layani. sistem ini juga
mencerminkan suatu ikatan terhadap seperangkat kebijakan dan praktek yang membentuk
struktur dasar sebagai landasan suatu hubungan yang berjangka panjang"
dari pengertian itu, Sistem Distribusi Buku diartikan sebagai keseluruhan proses yang terhirnpun
i proses pekerjaan yang menimbulkan terjadinya perpindahan barang atau buku (pelajaran) dan
pengirim kepada pihakpenerima dan atauperantara sampai padapihakpemakai (user).

Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaart pengorganisasian,

nimpman dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
.pkan (Pola Kerja Teq^adu, 1992), sedangkan menurut Henry Fayol, fungsi-fungsi manajemen

15

i atas Planning (perencanaan), Organizing (organisasi), Commanding (kepemimpinan),
dinanng (koordinasi) dan Controling (pengawasan•pengendalian).

G. Glover mengartikan manajemen sebagai kepandaian manusia menganaiisa, merencanakan.
otivasi, menilai dan mengawasi penggunaan secara efektif sumber-sumber manusia dan bahan
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu (Buchari alma, 1997)

F. Drucker (dalam Fakri Gaffar dan Yoyon, 1996) menyebutkan bahwa terdapat lima fungsi
k manajemen, yaitu:

.-lenentukan apa yang akan menjadisasaran organisasi
.lengorganisir suatu kegiatan

^emotivasi dan berkomunikasi dalam pelaksanaan kegiatan

/Teiaksanakan pengukuran terhadap setiap kegiatan
iengembangkan kemampuan dan ketrampilan orang-orang.

i dari beberapa pengertian Manajemen tersebur dalam kaitannya dengan pengelolaan distribusi
pelajaran adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordmasian, pelaksanaan,

awasan dan pendayagunaannya sesuai tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan
busi buku pelajaran

Buku Pelajaran yang dimaksud adalah Buku pelajaran yang diterbitkan oleh Depdikbud dan
ipkan kedudukannya sebagai pegangan wajib (utama) siswa dalam kegiatan belajar mengajar di
ah. Menyangkut program pengadaan dan pendistribusiannya hingga ke sekolah, merupakan tolok
yang sudah ditetapkan melalui program pembangunan (proyek) sebagaimana tertuang dalam

/LK Bagian proyek penyediaan buku pelajaran pokok sekolah dasar. Sehingga keberadaan buku

aran ini cuma-cuma atau gratis untuk dibagikan ke sekolah dasar negeri ataupun swasta, hingga
-asah Ibtidaiyah negeri maupun swasta.

^angkut mekanisme kerja dalam pengelolaan distribusi buku teknis pelaksanaan pekerjaan yang
m meliputi penerimaan buku dari unit pengadaan buku, penyimpanan buku di gudang,

16

;anaan dan perhitungan pengalokasian buku per Kabupaten/Kotamadya, pelaksanaan
lokasian per kabupaten/Kotamadya, pengepakan ulang (re-packing), penginman/transportasi dan
walan buku menuju sasaran, serta pengawasan setiap tahap pekerjaan pengiriman.

Dalam teknis penyaluran buku ini kebijakan (Depdikbud) adalah dengan pendekatan
ural (hirarki), yang mana penyaluran buku berlangsung secara bertahap mulai dari pihak unit
daan buku dikirim ke Gudang Buku Kanwil di Propinsi kemudian dikirim ke Kandepdikbud
rraten/Kotamadya, kemudian dikirim ke Kandepdikbud Kecamatan dan tujuan terakhir adalah ke

ih (SD/MT), namun ada pula pola langsung yang mana buku itu sumbemya dari pusat (Jakarta)
dikirim langsung ke Kandep Kodya/Kabupaten dan atau dikirim langsung ke Kancam-kancam
dibagikan ke sekolah-sekolah.

-pihak pengelola pekerjaan distribusi ini mengikuti jenjang strukturaL yaitu adalah aparat rutin
bertugas pada unit pengadaan buku, yaitu petugas atau tim di gudang buku tingkat propinsi
vi\), tingkat Kabupaten/Kotamadya (Kandep) dan kecamatan (Kancam), termasuk sekolah

iping itu peranan aparat rutin mempunyai keterkaitan dengan program pembangunan atau
:lolaproyek pengadaanbuku

ara aparat rutin dan aparat proyek tersebut terdapat jalinan kerja sama yang diharapkan terjalin
intukmendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Sedangkan menyangkut peranan pihak pengelola akan meliputi pekerjaan pendataan jumlah

perkelas pada setiap sekolah, jumlah per kecamatan, jumlah per Kabupaten/'Kotamadya, jumlah
aropinsi, perhitungan pengalokasian setiap Kabupaten/'Kotamadya hingga alokasi per sekolah
M Negeri dan Swasta), koordinasi dengan pihak unit pengadaan buku , pengaturan jadwal

erangkatan ke lokasi, pengawalan setiap pemberangkatan, mengatur alat/sarana transportasi,
itatan'administrasi barang/buku yang masuk dan keluar.

17

rangka Berfikir

Kuahtas pengajaran selain dipengaruhi oleh faktor guru, juga dipengaruhi oleh karakteristik

yaitu besamya kelas (class size), artinya banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar,
inya dipakai rasio 1: 40, atau 1guru menangani 40 orang siswa, Suasana belajar, artinya suasana
Iihadapi siswa adalah suasana yang demokratis, kebebasan siswa untuk belajar dan fasilitas serta

?r belajar yang tersedia, yang mana sering ditemukan anggapan bahwa sosok guru adalah satu/a sumber belajar di kelas, oleh karena itu agar diusahakan kelas sebagai laboratorium belajar

iiswa, artinya kelas harus menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku pelajaran, alat
i dan sebagainya (Sudjana, 1987).

ignya fasilitas dikemukakan pula oleh Wijaya (1991) yang menyatakan bahwa hal-hal yang
menghambat pengelolaan kelas adalah faktor guru, siswa, fasilitas dan keluarga. Selain itu All,
) menyatakan bahwa sumber belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan

membantu guru maupun siswa dalam upaya mencapai tujuan, misalnya bahan cetak berupa
buku teks atau acuan, dengan kelengkapan bahan belajar dapat meningkatkan keaktifan dan
ctifan dalam belajar.

Dalam konteks Administrasi Logistik sebagai bagian integral dari kerangka dasar Ilmu

nistrasi, Sondang P. Siagian (1992), menyatakan bahwa aspek-aspek yang menjadi lingkup
annya adalah kegiatan perencanaan (kebutuhan), pengadaan (logistik), penyimpanan, distribusi,

piaan dan penghapusan. Keseluruhan aspek-aspek tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak

dipisahkan dan harus dapat berjalan baik, sehingga harapan tercapamya administrasi logistik
serdaya dan berhasil guna dapat diraih.

Winardi (1994:82) menyatakan bahwa Pekerjaan Distribusi adalah aktivitas, usaha atau

tri yang berhubungan dengan tindakan menimbulkan suatu perubahan dalam hak milik atas

g-barang antara para produsen dan para konsumen atau pembeli yang menggunakan barangg tersebut.

rtian lam menurut Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum bahwa distribusi adalah
luran barang-barang ke beberapa tempat.

Dan uraian maupun pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat digamharkan
ahubungan antara Proses Belajar Mengajar (PBM), Fasilitas belajar (Buku pelajaran) dan faktor

busmya, yang mana terdapat kaitan yang sangat berarti bagi keberhasilan PBM, yang mana
mendukung PBM di sekolah diperiukan fasilitas pendidikan, menyangkut ketersediaan fasilitas

pelajaran (Depdikbud) sangat tergantung kepada pelaksanaan distribusi buku dengan penekanan
caidah tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran.
Secara skematik gambarannya adalah :

Bagan 1.

KETERKATTAN PBM, FASILITAS DAN KEGIATAN DISTRIBUSI

Menyangkut keberadaan buku pelajaran telah ditetapkan dalam Undang-undang Sistem
dikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pasal 34 yang menyatakan bahwa :

(1)Buku pelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Jalur pendidikan sekolah disusun
berdasarkan pedoman yang ditetapkan olehpemerintah
(2) Buku pelajaran dapat diterbitkan olehpemerintah ataupun swasta

i dengan ketentuan itu maka penyediaan buku pelajaran selain oleh pemerintah dapat pula
ikan oleh pihak swasta, yaitu pihak penerbit atau perusahaan penerbitan. Oleh karenanya
a pemasaran bukuoleh penerbit-penerbit swasta yang langsung terjun ke lokasi konsumen tidak

ng bagi penerbit buku swasta sebagai

lembaga berorientasi mendapat keuntun?

19

fokuskan lahan garapannya di bidang usaha penerbitan buku, termasuk buku pelajaran, sejauh
;acu pada landasan Keputusan Mendikbud Nomor 013/U/1989 tanggal 6Januan 1989 tentang
bitan buku teks utama oleh penerbit swasta, yang pada intinya buku pelajaran yang dibuat oleh
penerbit swasta harus teriebih dahulu dilakukan pemilihan dan pemlaian pemerintah melalui
ikbud.

ibaran buku pelajaran ke sekolah dilaksanakan secara aktif melalui penawaran dari Diliak
bit swasta, di satu sisi hai ini baik ditinjau sisi keragaman buku pelajaran di sekolah.

in memperhatikan posisinya, maka aktifitas pihak swasta ini merupakan ancaman dan sekaligus

igan bagi pihak Depdikbud untuk lebih meningkatkan kmerjanya sehingga mampu bersaing
in pihak swasta, artinya agar buku pelajaran yang diterbitkan Depdikbud kedudukannya adalah
utama sedangkan terbitan swasta adalah sebagai pelengkap.

Buku Pelajaran yang diterbitkan Depdikbud perencanaan naskahnya dilakukan oleh Pusat

ikuan Berdasarkan penetapan judul buku, maka setiap pertengahan tahun anggaran dtadakan
: koordinasi Perbukuan tingkat NasionaL yang mana pesertanya adalah pengelola perbukuan
dan pembangunan) pada setiap Kantor Wilayah.

^i hasil Rakor tersebut, maka setiap propinsi menetapkan judul dan jumlah buku yang akan
kan di daerahnya sesuai dengan alokasi anggaran dalam SKO (surat keputusan otorita) dan LK
ar kerja) yang tersedia, selanjutnya dilaksanakan pengadaan (pencetakan) dan pendistribusian

dengan jenjang penginman Kandep, Kancam sampai ke sekolah., secara skematik garabarannya
i sebagai berikut:

20

PERENCANAAN DAN PENGADAAN NASKAH
/FILM BUKU DEPDIKBUD PER JUDUL BUKU
DfSUSUN PUSAT PERBUKUAN JAKARTA
RAPAT KOORDINASI
NASIONAL DI JAKARTA

PERENCANAAN PENGADAAN BUKU DISUSUN
OLEH KANWIL DEPDIKBUD JAWA BARAT
( TOLOK UKUR DALAM DIP/PO ATAU SKO/LK

PER TAHUN ANGGARAN)

PROSES PENGADAAN BUKU TINGKAT PROPINSI

I

OLEH PEMEGANGMATA ANGGARAN

(PROYEK/PEMBANGUNAN)

'ENYIMPANAN/PENYERAHVNHASIL PEKERJAAN DI
GUDANG KANWIL

PENDISTRIBUSIAN BUKU KE DAERAH
(KANDEPDIKBUD) KAB/KOD
•ENYTMPANAN/PENYERAHVN BUKU DI GUDANG KODy
CABUPATEN

PENDISTRIBUSIAN KE KECAMATAN

(KANDEPDIKBUD KECAMATAN)
'ENYIMPANAN/PENYERAH^NBUKU DI KECAMATAN

PENDISTRIBUSIAN BUKU KE SEKOLAH
ENYIMPANAN DI KELAS/
ERPUSTAKAAN

PBM/PENGAJARAN

Bagan 2.

PROSES PENGADAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BUKU

21

aran tersebut menjelaskan rangkaian yang terjadi dalam pengelolaan buku pelajaran yang ada di
ingan Depdikbud mulai dari tingkat pusat hingga terminal terakhir sekolah guna menunjang
Dari Gambaran itu diharapkan mampu menegaskan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian
ntang rangkaian proses distribusi buku pelajaran, yang akan memadukan antara pemikiran

ignya fasilitas belajar (buku pelajaran) untuk mendukung dan mencapai tujuan Proses belajar
ijar (PBM), tentang fasilitas belajar yang akan ditinjau adalah mengenai pengadaan, terutama
;(pengelolaan) penyebaran atau pendistnbusiannya agar sampai pada pihak pemakai (siswa) di
ih.

enekanan pembahasan terletak pada aspek Distribusi yang merupakan salah satu kegiatan utama

engelolaan Manajemen Sarana Pendidikan yang dilaksanakan oleh pihak Depdikbud, yang mana
penelaahannya menyangkut sistem distnbusi buku sekolah dasar pada lingkup Kandep, Kancam
kolah.

Menurut Mulyadi (1989), setiap sistem mesti terdiri dari struktur dan proses, yang mana
or sistem adalah elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem
iyang menjelaskan cara kerja tiap elemen sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem.

*ga pendekatan Sistem, memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan, yana;
tha untuk menjelaskan sesuatu dan sudut pandangan sistem, yang berusaha menemukan struktur
ti yang membentuk sistem dan mengidentifikasi proses bekerjanya tiap elemen yang membentuk
i tersebut.

in pemahaman tentang sistem, baik menyangkut struktur sistem maupun proses sistem, maka

pkan dapat mengidenfifikasi pertanyaan mengapa tujuan suatu sistem tidak tercapai ?

Landasan lain yang mendukung pembahasan fokus penelitian adalah pendekatan konsep ilmu
aran, yang secara konsepsional banyak kaitannya dengan pekerjaan distrbusi barang, salah

katan yang dirasakan relevan dengan pembahasan ini adalah pendekatan Marketing Mix (bauran

asaran), yang mencakup pada 4P, yaitu product (produk) barang Price (harga,biava), Promotion
nunikasi dalam upaya pendekatan pada pasar). Place (tempat. distnbusi).

pendekatan itu menunjukan bahwa pekerjaan Distnbusi termasuk dalam cakupan Konsep
asaran., khususnya menyangkut unsur "Place', yang mencakup penempatan dan pendistribusian
Menurut Donald J. Bowersox, (1995:24), dalam kattan konsep pemasaran dalam mteraksi
ra operasional akan melibatkan :kelompok lembaga pemasaran bagian dan fungsi-fungsi dari
«ga tersebut, adanya arah pergerakan produk serta pemilikannya dari produsen ke konsumen.

mupaya memberi gambaran, baik melalui kajian empins maupun teoritis mengenai keberadaan

ipelajaran sebagai fasilitas pendidikan dalam kaitannya dengan PBM, maka penelitian ini akan

kus pada sejauhmana manajemen sistem distribusi buku pelajaran hingga sampai di sekolah, hal
igambaran sebagai berikut:

23

£

PBM/PENGAJARAN

FASILITAS DAN SUMBER
BELAJAR :

BUKU PELAJARAN

AJIAN EMPIR1S:
TANAJEMEN SARANA/
OGISTK SEKOLAH :

KAJIAN TEORITIS

MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI
BUKU PELAJARAN

ENYIMPANAN, PENGALOASI, PENGIRIMAN, PENDAAAN, PEMBIAYAAN DAN

EMANFAATAN (PBM)

BIDANG KAJIAN SISTEM DISTRIBUSI •
PERENCANAAN,PENGORGANISASIAN

PENGKOORDINASIAN, PELAKSANAAN,
PENGAWASAN DAN PENDAYAGUNAAN

FOKUS

MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI BUKU
PELAJARAN SD DI JAWA BARAT

KEBUTUHAN BUKU PELAJARAN
DI SEKOLAH

Bagan 3.

KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN

24

Konsep pemikiran yang mendasan penelaahan fokus pembahasan diilhami oleh pendapat Kotler
dalam istilah pemasaran yaitu "nothing happens until asale is made-, yang artinya tak satupun
yang terjadi sampai ada penjualan duma industn atau bisnis dapat mengmvestasi uang dalam

produksi tetapi jrka tidak dapat menyediakan produk yang sesuai buat pasar, pada waktu, tempat
dan harga yang tepat, maka usaha bisnisnya akan sia-sta. Begitupula dengan pengelolaan distribusi

buku pelajaran apabila jika tidak dapat menyediakannya sesuai yang dituntut knrikulum, pada
waktu, tempat dan kondisi yang tepat, maka pengelolaan dan pemanfaatannya akan kurang optimal

^DID/^
A?

5

M>

A*t PASCA ^'

BAB.III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desknptif analistis yang
^erasionalkan dengan studi kasus. Pendekatan Desknftif lalah suatu prosedur atau cara yang
Jnakan oleh penelitian dalam ilmu pengetahuan untuk menerangkan suatu gejala yang terjadi di
mmasyarakat, menurut Cohn (dalam Ace Suryadi dan Tilaar, 1993) pendekatan desknptif lalah

dekatan posiufyang diwujudkan dalam bentuk upaya ilmu pengetahuan dalam menyajikan suatu
eofthe art atau keadaan apa adanya dan suatu gejala yang sedang diteliti dan yang perlu
*ahui oleh para pemakai. Selain itu penelitian desknptif merupakan penelitian non hipotesis
ngga tidak perlu merumuskan hipotesis (Ace Suryadi dan Tilaar, 1993 ::245)
arsimi menyatakan (1994 : 89) dengan pendekatan desknptif, dikumpulkan data sebanyak/aknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung fokus penelitian, kemudian
ikukan analisis faktor-faktor tersebut untuk dican perannya terhadap fokus penelitian
alui studi kasus penelitian akan memusatkan secara intensif terhadap fungsi manajemen sistem
ibusi buku pelajaran pada tingkat sekolah dasar di Kotamadya Bandung. Selain itu Suharsimi
4:131) menyatakan bahwa penelitian kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif,

ci dan mendalam terhadap suatu orgamsasi, lembaga atau gejala tertentu. Jadi, penelitian hanya
imengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu (1994:245)

mpenelitian non hipotesis peneliti mengadakan komparasi antara status fenomena dengan
larnya (1994:249)

52

53

lanjutnya dilakukan pembahasan masalah dengan metodologi kualitatif yang dalam analisisnya
mbahasan secara mendalam terhadap suatu masalah (kebijakan), sehingga pendekatan metodologi
alitatif dengan menggunakan teknik analisa mendalam (in-depth analysis) , yaitu mengkaji
isalah secara kasus per kasus, diharapkan dapat dipahami secara mendalam terhadap suatu
isalah. (Ace dan Tilaar, 1993:49)

Data yang diperiukan

Data yang dikumpulkan meliputi hal-hal yang menyangkut pada bidang kajian fungsi-fungsi

majemen pada sistem distribusi buku pelajaran tingkat sekolah dasar yang meliputi tahap
rencanaan, tahap pengorgamsasian, tahap pelaksanaan, tahap koordinasi hingga tahap
ngendalian dan pengawasannya, baik yang dilakukan di lingkungan Kanwil, Kandep, Kancam
igga sekolah, hingga pendayagunaannya dalam menunjang kegiatan Belajar Mengajar di sekolah,

samping itu akan ditelaah keadaan unsur personil pengelola dan mekanisme kerja pada setiap
ata pengelolapekerjaan

telah data-data ini terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi keiompok data kualitatif dan kuantitaif.
uharsimi 1994:245)

Teknik pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

snurut Suharsimi Arikunto (1994:131), sumber data adalah objek penelitian yang diantaranya
patberupa benda, manusia, tempat.

knik pengumpulan data primer dilakukan peneliti terhadap responden penelitian melalui observasi
rtisipasi dan wawancara mendalam (in-depth) dengan menggunakan pedoman wawancara.

54

Wawancara dllakukan dengan faMatm mmbaU sumpi,ng ^ mM ^ ^
*n» belum membenkan data yang kngkap, „,aka afcan daiu„pun M^ ^ ^
aktenstrk ya„g sama, dlsampingJuga dapat me]ms ^ ^.^ ^ ^ ^ ^ ^
.gelola dtstnbusi b*u pelajaran Seto,ahta yang terkait> ya„u &ndep ^ ^ ^
apan eta sekunder dikumpulkan melalu, l,,era,ur kepustakaan (Uirar, research dan data atau
»nipelaksanaan penyaluran dan pengalokastan buku SD setiap lokasr sasanan dan Itngkungan
.wil Depdflcbud tingkat propms, sampat fngkat kecamatan dengan cara mencatat pada buku
-an pene.it, dan raendokumentastkannya, serta mengmventansir berbagat data yang terka,. dengan
:alah peneMan, yattu berupa pencatatan dokumen, batk yang sumbemya dan mdividu maupun
itusi pencatat

Sumber Pengambilan Data

Penentuan sumber data dilakukan dengan teknik pengambilan sample purposive sampling
.arsimi Ankunto, 1994:128), yang mana penentuan sample sebagai sumber data dilakukan
;an cara mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik mi dilakukan karena

mbangan waktu, tenaga dan dana. Menurut Ankunto, syarat-syaratnya yang harus ditempuh
ah