STUDI TENTANG EFEKTIVITAS MANAJEMEN KEGIATAN MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTAMADYA BANDUNG.

STUDI TENTANG EFEKTIVITAS MANAJEMEN

KEjIj^TAN MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI
KOTAMADYA BANDUNG

TESTS

Diajukan kepada

Panitia

Ujian

Tesis

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Program
Pascasarjana BidangStudi Administrasi Pendidikan

O


1 e h

:

PRS. AHMAD ABAS
391 / A / XVI - 8

FAKULTAS

PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG

1988

DIStiTLUUi D/^H DIs.A'hKA!', 0LEI4 PaM»IMBIWC

PJpQF HP


#?j _

^ j i ! )U ft'! i

pCrMDTMDTU!-

7

Jiuii'iiJiftu

LL

Hi *mi

INSTITUT KEGORUftN OAH ILHU
BANDUHG

i

fi.fl*


MOTO :

1. Dal am bidang Perencanaan
Idza arodta an tafala amron fatadabbar aqibatahu

Jika engkau akan mengerjakan sesuatu urusan

atau pekerjaan, lebih dahulu kaji akibatnya.
(Hadis Risalah Ibnu al Mubarok.Jalaludin
As Sayuthi : 18).

2. Dal am segi Kualitas

Inna lloha ta'ala yuhibbu minal'amili idza'amila an yuhsina'amalahu

Sesungguhnya Allah Taala menyukai orang
melakukan sesuatu pekerjaan dengan

yang


sebaik -

baiknya.

(Hadis Risalah Baehaki. Ibid : 75)

3. Dal am bidang Profesionalisasi
Idza wusida 'amru ila gqeri ahlihi fantadhiris sa'ata

Apabila sesuatu urusan atau pekerjaan

di-

serahkan kepada orang yang bukan ahlinya,
maka tunggulah kehancurannya.

(Hadis Risalah Buchori. Ibid : 36)

A ff S T R A K


Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa kebijaksanaan pembangunan pendidikan di Indonesia yang telah

dijabarkan

dalam landasan ideal (Pancasila), landasan struktural (UUD-1945),
dan landasan operasional (GBHN).

Kebijaksanaan itu

dilakukan

untuk mengisi kemerdekaan dengan tujuan mencerdaskan bangsa.
Sal ah satu pokok kebijaksanaan pendidikan dalam
IV adalah memantapkan sistem pengelolaan dan pelayanan

Repelita
adminis-

trasi pendidikan. Agar sampai pada tahap itu, perlu ada


upaya

pengontrolan terhadap kualitas manajemen. Sejauh mana pelaksana-

an manajemen kegiatan mengajar (KM) dilakukan oleh g_uru_ kelas 2,
£, dan 6 ?(Selanjutnya istilah kegiatan mengajar disingkat dengan

istilah K'M dan istilah kegiatan belajar mengajar disingkat KBM).

Studi ini difokuskan pada manajemen K M,yaitu faktor yang
mengungkap pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka ke-

pala sekolah dan guru kelas melakukan prilaku berorganisasi. Ke-

pala sekolah melakukan kegiatan supervisi pengajaran, sedangkan
guru kelas melaksanakan tiga fungsi manajemen yaitu ; persiapan,
pelaksanaan/penyajian, dan hubungan pribadi dalam KM yang

me-


nekankan pada bantuan guru kepada murid di kelas. Keempat

ke

giatan itulah yang diuji efektivitasnya.

Manajemen tidak sama dengan KBM. Manajemen merupakan unsur

pemberi bantuan (supporting) terhadap KBM, agar kegiatannya dapat
mencapai keberhasilan yang optimal, yaitu mencapai setiap tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya (efe^ktif). Manajemen
iii

K M merupakan kegiatan guru kelas mengelola kerja sama

dengan

murid dan kepala sekolah dengan guru kelas.


Salah satu kelemahan manajemen di SDN terletak pada

se-

bagian guru kelas yang kurang tanggap pada waktu menerima

ide-

ide pembaharuan. Dalam melaksanakan kode etik profesional,

ada

guru yang kurang memahami arti manajemen, kurang memahami

arti

produktivitas, dan kurang memahami karakteristik murid.
pula

kepribaiiiannya


Begitu

ada yang kurang bertanggung jawab

dan

be!urn dewasa.

Faktor yang mempengaruhi produk KM guru berdasarkan hasil

belajar murid adalah keqiatan mengajar (teaching service)

dan

pelayanan administrasi (administration service). Titik tekan penelitian ini terletak pada efektivitas manajemen. Masaiahnya da
pat dirumuskan sebagai berikut. Hingga mana tingkat efektivitas
manajemen

KM yang dilakukan guru kelas mempunyai kaitan


dengan

produk KM guru kelas tersebut berdasarkan hasil belajar

murid

SDN dan hingga mana pula tingkflt efektivitas supervisi pengajar
an berkaitan dengan manajemen

KM (persJapan , pelaksanaan/ pe-

nyajian, dan hu bungan antairpribadi dalam K M) yang

dilakukan

oleh guru kelas 2, A_, dan 6_ ?

Penelitian dengan judul "Studi tentang Efektivitas Manaje


men Kegiatan

Mengajar di Sekolah Dasar Negeri

Kotamadya

Bandung", bertujuan ingin mendapat gambaran tentang tingkat efek
tivitas manajemen

KM yang dilakukan oleh guru kelas 2, 4, dan 6

dan tingkat efektivitas pelaksanaan supervisi pengajaran

yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Tingkat-tingkat efektivitas

di-

ukur dengan dua cara : (1) koefisien korelasi hasil perhitungan

^rhit ^dibandingkan dengan koefisien korelasi
iv

yang

dibuat

sebagai kriteria (rkritelajar (learning resources)

dan

evaluasi.

Proses semacam itu di tingkat mikro (kelas) biasa di-

sebut dengan istilah kegiatan belajar mengajar (dalam tu-

lisan ini istilah kegiatan belajar mengajar

disingkat

menjadi KBM

dan istilah kegiatan

mengajar

men-

jadi KM)«,

Agar yang belajar Imurid) mau belajar

sehingga renampakkan perubahan tingkah laku sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan (efektif) maka yang menga
jar (guru) perlu mengelola segala aspek yang erat kaitan
nya dengan belajar, sehingga pembentukan dinamika

bel -

ajar murid tercapai. Untuk menciptakan dinamika belajar

murid ini, fasilitator (guru) perlu mempunyai keterampilan manajemen KM yang telah dijabarkan dalam pendidikan

guru berdasarkan kompetensi (PGBK). Guru merupakan tenaga kependidikan yang sangat menentukan dalam

sistem

pendidikan. la mengelola KBM. Dial ah sebagai

ujung

tombak yang dapat mempengaruhi murid untuk

melakukan

perubahan tingkah'laku. Ja melakukan kcntak komunikasi
dua arah. Dalam usaha menyampaikan ranah kognitif, afek-

tif dan psikomotor ia melakukan manajemen KM
semua komponen

sistem

dalam sistem

terhadap
pendidikan.

Dalam melaksanakan KM , guru membedakan tiga tahap yaitu.'

(1)

tahap persiapan/perencanaan (2) tahap pelaksanaan/

penyajian dan (3)

tahap penggerakan.

Berdasarkan keputusan Mendikbud No. 008 C/U/1975—se-

karang dikembangkan menjadi Kurikulum SD 1984 Bab I Umum,

Pasal 1 ~ sekolah dasar (selanjutnya dipakai istilah SD

atau SDN) adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
program pendidikan dasar untuk menghasilkan murid

dapat melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat

yang

pertama

(SLTP) untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional Republik Indonesia.

Pada Pasal 4, Keputusan Mendikbud tersebut di jelaskan

tujuan

umum

pendidikan

dasar

yaitu :

(1) memiliki sifat dasar sebagai warga negara yang baik,,
(2) sehat jasmani dan rokhani, (3) memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk me-

lanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat dan mengem-

bangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup..
Dalam Pasal 5 terungkap adanya 26 butir tujuan khusus pendidikan dasar sebagai berikut :
a.

Bidang Pengetahuan :

1) memiliki pengetahuan dasar yang fungsional
tentang : (a) dasar-dasar kewargaan negara dan
pemerintahan sesuai dengan Pancasila dan

1945, (b) agama yang dianutnya, (c) bahasa

UUD-

In

donesia dan penggunaannya sebagai a!at komuni-

kasi, (d) prinsip-prinsip dasar Matematika, (e)

gejala dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya,
(f) gejala dan peristiwa sosial baik di

masa

lampau, maupun di masa sekarang.

2) memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi nasional.

3) memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga, kependudukan dan kesehatan.

4) memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai bi
dang pekerjaan yang terdapat di masyarakat
kitarnya.

se

b.

Bidang Keterampilan :

1)

menguasai cara-cara belajar yang baik,

2)

terampil menggunakan bahasa Indonesia lisan maupun
tulisan,

3)

rnampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan menggunakan prinsip ilmu

pengetahuan

yang telah diketahuinya.

4)

rnampu bekerja sama dengan orang lain dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat,

5)

memiliki keterampilan berolah raga,

6)

terampil sekurang-kurangnya dalam satu cabang

ke-

senian,

7)

memiliki keterampilan dasar dalam segi

kesejah-

teraan keluarga dan usaha pembinaan kesehatan.

8)

menguasai sekurang-kurangnya satu jenis keterampil
an khusus yang sesuai dengan minat kebutuhan lingkungannya, sebagai bekal untukmencari nafkah.

c.

Bidang Nilai dan Sikap :

1)

menerima dan melaksanakan Pancasila dan UUD-1945,

2)

menerima dan melaksanakan ajaran agama tlan

keper-

cayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa yang dianutnya,

serta menghormati ajaran agama dan

kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Mahaesa yang dianut orang lain,
3)

mencintai sesama manusia, bangsa dan
sekitarnya,

lingkungan

4)

memiliki sikap demokratis, tenggang rasa,

5)

memiliki rasa tanggung jawab,

6)

dapat menghargai kebudayaan dan tradisi nasional
termasuk bahasa Indonesia,

7)

percaya pada diri sendiri dan bersikap makarya,

8)

memiliki minat dan sikap positif terhadap

ilmu

pengetahuan,

9)

memiliki kesadaran akan disi pi in dan patuh

pada

peraturan yang berlaku, bebas dan jujur,

10)

memiliki inisiatif, daya kreatif sikap .kritis,
rasional dan objektif dalam memecahkan persoalan,

11)

memiliki sikap hemat dan produktif,

12)

memiliki minat dan sikap yang positif dan

kon-

struktif terhadap olah raga dan hidup sehat,

13)

menghargai setiap jenis pekerjaan dan

prestasi

kerja di masyarakat tanpa memandang tinggi ren
dahnya nilai sosial/ekonomi tiap-tiap j-enis
> kerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian

pe-

kepada

masyarakat,

14)

memiliki kesadaran mengenai waktu.

Pada Pasal 6, diutarakan susunan kurikulum

sebagai

berikut : (1) Agama, (2) Pendidikan Moral Pancasila,
Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial, (5)

(3)
Mate-

matika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olah Raga dan kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan.
Pada Pasal 7, disebutkan alokasi waktu sebagai

kut : (1) k.elas 1 = 26 jam,

(2)

beri

k.elas 2 = 26 jam

(3) kelas 3 = 33 jam, (4) kelas 4 = 36 jam (5) kelas 5
= 36 jam, dan (6) kelas 6 = 36 jam per minggu.
Guru SD pada umumnya lulusan SGA/SPG, yang mempunyai

kemampuan manajemen belajar murid untuk mencapai

tujuan

khusus SD tersebut di atas. Mereka bertanggung jawab da
lam melaksanakan KBM.

Pembangunan pendidikan berjalan terus demikian
upaya pembaharuan sistem pengajaran. Sal ah

satu

pula
upaya

yang telah dirintis dalam pembaharuan itu adalah penerapan cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA diartikan bahwa
muridlah sebagai pihak yang aktif dan betul-betul terli-

bat dalam KBM. CBSA dan PGBK merupakan sal ah satu

wujud

pembaharuan dewasa ini yang menuntut guru selaku fasili-

tator melaksanakan manajemen KM (planning, organizing ,
actuating dan control 1ing) di kelas secara efektif

dan

efisien, sehingga hasil belajar murid (perubahan tingkah
laku) dapat dicapai.
Hasil belajar murid yang berupa perubahan
laku dibentuk berdasarkan GBPR yang diatur dan
oleh guru kelas dan sebagian oleh guru

(Orkes

tingkah
ditata

bidang

studi

& Agama); sedangkan guru kelas memperoleh stimu

lus-stimulus dari kepala sekolah dalam bentuk

bantuan-

bantuan untuk memecahkan kesulitan belajar mengajar

da

lam rangka pelaksanaan pengajaran di sekolah. Kepala se
kolah mendapat stimulus-stimulus dari penilik yang memberikan

bantuannya dalam rangka pelaksanaan supervisi.

Dengan

demikian secara tidak langsung kepala sekolah

selaku

administrator di sekolah mempengaruhi pula terhadap pen

capaian hasil belajar-murid (student outcomes).
Walaupun perubahan dan pembaharuan

di atas

dilakukan, sampai sekarang masih terdapat

telah

kesenjangan

antara harapan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang
berlaku di sekolah.

Lontaran-lontaran dalam

bentuk

kritik tentang manajemen KM yang dilakukan guru

kelas

dan hasil belajar murid SDN muncul lewat berbagai media
massa.

Muncul kritik tajam bahwa kepala sekolah tidak

lakukan kegiatan supervisi pengajaran.

la hanya

me

me

lakukan supervisi birokrasi yang ditujukan kepada penye
lesaian kenaikan pangkat, memberi kesempatan kepada guru
untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan

Kandepdikbud

kotamadya, penerapan di si pi in kerja dan sebagainya.

Para

kepala sekolah dewasa ini diangkat berdasarkan

kriteria

daftar urut k.epangkatan (DUK) tanpa melalui

saringan

yang ketat dalam segi akademik kepemimpinan.

Tidak me

lalui pendidikan khusus untuk jabatan kepala

sekolah;

Demikian juga guru diberitakan mengajar tanpa

.pegangan

satuan pelajaran
hal

yang

itu ada, satuan

garapan

orang

lain.

kelas terus-menerus

dibuatnya
pelajaran
Selama

mengajar

sendiri.
yang

satu
di

Walaupun

dipakainya

hasil

tahun ajaran

guru

kelas

yang

sama

dengan murid itu-itu juga.
murid-murid.
rasa

Hal yang demikian itu akan

jemu

guru

bagi

mendatangkan

yang akibatnya akan melunturkan semangat

belajar murid
para

Demikian pula halnya

dan semangat mengajar guru kelassehingga
perlu

memiliki kemampuari manajemen dalam

rangka melakukan prilaku berorganisasi.

Dalam strategi

pengajaran/strategi instruksional guru kelas pada umumnya melakukan metode klasikal dengan pendekatan

3-D

(duduk, dengar, diam) dan TC (talk-chalk)yaitu memper gunakan metode mengajar tunggal (ceramah

melulu).

Muncul pula kritik-kritik tentang mutu lulusan yang tergambar pada pencapaian Nilai EBTANAS Mumi (NEM)

yang

rendah.

Berdasarkan pada latar belakang masalah itu, peneli
tian dengan judul, "Studi tentang Efektivitas Manajemen
Kegiatan -

Mengajar

di Sekolah Dasar Negeri Kota

madya Bandung", perlu dilakukan.
B.

Permasalahan

Masalah penelitian ini difokuskan pada tingkat pro-

duktivitas yang ditandai dengan

efektivitas manajemen

KM dalam mencapai tujuan pengajaran di kelas.
Masalah produktivitas sangat dipengaruhi oleh

dua

faktor, yaitu :

1.

Efektivitas

(hasil)

yang

dapat dilihat

pada

10

pencapaian setiap tujuan pengajaran dengan ditancai

cleh

adanya output, yang mempunyai hasil belajar yang

baik.

2.

Efisiensi (proses) yang berarti dalam melaksanakan KBM

diwarnai oleh semangat kerja (motivasi) yang baik. sehing
ga terciptanya KBM yang optimal(Engkoswara IS 84- =11') .

Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar murid

SDN,

kedua faktor tersebut memegang peranan. Agar mencapai ta
hap itu guru menempuh serangkaian tindakan yang dapat mem-

bangkitkan dinamika belajar murid, sehingga tindakan guru
selaku individu yang mengajar dapat mewarnai tingkah laku

yang belajar. Produktivitas belajar murid serta mengajar
guru tercapai.

Dalam kegiatan manajemen KM terdapat banyak variabel
serta subvariabel yang mempengaruhinya.

Manajemen KM

erat sekali kaitannya dengan perubahan tingkah laku

yang

belajar (behavioral change). Ada variabel yang erat

hu

bungannya dengan karakteristik murid, lingkungan belajar,
pribadi guru, serta karakteristik lainnya.

Guru melakukan

kontrol terhadap kegiatan belajar murid, seperti mengarahkan, membimbing, memeriksa pekerjaan, menyediakan

patan untuk membantu murid.

kesem-

Dengan demikian dalam manaje

men KM peran dan tugas guru merupakan faktor yang

sangat

penting. Tingkah laku guru dalam berorganisasi di kelas me
rupakan perangsanq (stimulus) yang dapat mempengaruhi res-

pon murid untuk belajar.

Murid selalu memperhatikan setiap

11

pola tingkah laku guru, sehingga dari pola-pola

tingkah

laku guru tersebut murid dapat mengambil kesimpulan ten
tang kepribadian guru.

Oleh karena itu, setiap

tingkah laku guru dalam melakukan kegiatan

(KM')

pola

mengajar

sangat diharapkan oleh murid dan dapat mem-

pengaruhi hasil belajarnya.

Hubungan guru dengan murid

di kelas akan menimbulkan urutan kejadian tingkah

(yang dilakukan guru maupun yang dilakukan

murid).

Bentuk-bentuk tingkah laku seperti itu sangat!ah-

pleks; oleh karena itu memerlukan manajemen

laku

kom-

(planning,

organizing, actuitinq dan" centre 11 ing *) yang sadar'akan"
tujuan.

Penelitian yang dilakukan ini, erat hubungannya de
ngan faktor efektivitas manajemen KM.

Faktor itu

me

rupakan faktor penentu yang dapat mempengaruhi pencapai
an produktivitas pada tingkat mikro (kelas). Efektivitas

manajemen KM sangat dipengaruhi pula oleti beberapa sub-

variabel, seperti.: (1)'persiapan KM ,(2)

pelaksanaan/

penyajian.KM , (3) hubungan antarpribadi;dalam KM

(4)

supervisi pengajaran.

Subvariabel persiapan KM f pelaksanaan/penyajian KM
hubungan aiitarprtbadi dalam KM ;, supervisi
yang dilakukan oleh

kepala sekolah

pengajaran
'dipengaruhi

12

oleh berbagai aspek. Keempat subvariabel beserta aspeknya sangat mempengaruhi variabel manajemen KM yang di-

laksanakan oleh guru kelas.

Faktor yang

mempengaruhi

hasil belajar murid (the student outcome) adalah pelayanan mengajar (teaching service).

Teaching

service

ini perlu mendapat bantuan pelayanan administrasi ( ad

ministration

service).

Titik tekan penelitian

letak pada efektivitas manajemen

ter

KM (tercapainya

se

tiap tujuan pengajaran) yang dilakukan guru SDN.

yang
KM.

diukur

adalah tingkat efektivitas

Jadi

manajemen

Secara khusus masalah penelitian ini tertuju pada

manajemen KM yang dilakukan guru SDN.

Dengan demikian

permasalahan pokoknya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sejauh mana tinakat efektivitas manajemen KM yang

lakukan guru kelas mempunyai kaitan dengan.

di

produk KM

t

9ur" berdasarkan hasil belajar murid

dan bagaimana

hubungan tingkat efektivitas supervisi pengajaran yang
dilakukan
siapan

kepala sekolah terhadap manajemen

KM

, pelaksanaan , dan hubungan antarpribadi)

dilakukan guru , kelas 2,

(per
yang

4 dan 6 ?" Dari permasalahan

pokok tersebut dapat dijabarkan submasalah sebagai ber

ikut : (1) persiapan KM ,(2) pelaksanaan/penyajian KM.,
(3) hubungan antarpribadi dalam km/4) pelaksanaan
supervisi pengajaran. Submasalahnya

sebagai berikut :

13

Submasalah 1 : Seberapa jauh efektivitas -persiapan

berkaitan dengan; produk KM guru berdasarkan hasil

ajar

murid

KM

bel

, yang tergambar pada : a) menyiapkan ke

las, b) menyiapkan bahan pengajaran yang akan dipakai, c)
menyiapkan kegiatan mengajar, d) menyiapkan alat

peraga,

bahan latihan, dan sumber belajar, e),menyusun jadwal bim-

bingan, f) menyiapkan tes formatif dan sumatif, g) menyi
apkan kegiatan ekstrakurikuler ?

Submasalah 2 : Seberapa jauh efektivitas

KM_ berkaitan
hasil

dengan

belajar murid

produk KM

pelaksanaan

guru berdasarkan

yang tergambar pada : a) memberi

kan penjelasan (introduksi) mengenai bahan yang diajarkan,

b) mengajar dengan memakai metode, alat peraga, bahan la
tihan, dan sumber belajar, c) membangkitkan peran

serta

murid pada setiap pelajaran, d) menata waktu yang tersedia.
e) melakukan evaluasi formatif dan sumatif ?

Submasalah 3 : Seberapa jauh efektivitas.

antarpribadi dalam KiM berkaitan
guru

berdasarkan

dengam

hubungan

produk

!KM

hasil belajar murid yang tergam

bar pada : a) membantu murid mengembangkan sikap positif,

b) bersikap terbuka, c) mengadakan interaksi pribadi

de

ngan murid di kelas ?

Submasalah 4 : Seberapa jauh efektivitas.pelaksanaan

sunervisi pengajaran berkaitan dengan manajemen JCM yang
dilakukan guru kelas 2, 4,.;dan

6 yang tergambar pada :

14

a; pengsrnbangan kurikulum (menyusun program sekolah, me

nentukan kebijaksanaan, membantu

guru kelas, mengadakan

pertemuan, mendorong pertumbuhan guru, menyediakan ling_
kungan belajar, melakukan pengamatan), b) kunjungan kelas

(melakukan pengamatan kepada guru yang sedang mengajar.
pengamatan terhadap situasi belajar),

c).pembicaraan

individual dengan guru kelas, d) pertemuan kelompok dengan

guru-guru kelas, dan e) demonstrasi - mengajar sebagai
contoh untuk guru-guru kelas di sekolahnya ?

SutoaSalah 5:^berapa jauh produk KM guru berdasar
kan hasil belajar murid (skor rata-rata yang sudah ter-

cantum di dalam buku rapor salah satu catur ^ ^
akhir ketika penelitian dilakukan) dapat dicapai o]g.
tingkat pendidikan dasar di Kotamadya Bandung dalam bi
dang studi Bahasa Indonesia, RMP, IPS, Matematika, dan
IPA ?

Apabila ditelaah, yang menjadi masalah ketidakefektifan manajemen KM terletak pada salah satu

instrumental-

input yaitu guru, sebagai pelaksana manajemen KM . Ber-

dasar pada hal itu, mungkin ada guru yang lebih

cepat

menerima ide-ide pembaharuan dan mungkin pula ada yang
bersikap lebih lamban dalam menerima pembaharuan. Da

pat pula dieksplisitkan kemungkinan lainnya sebagai be

rikut :(1) sikap dan prilakunya yang belum

dipedomani

15

oleh kode etik profesional, (2) be!urn memahami

fungsi

dan tugas manajemen, (3) kurang memahami arti

produk

tivitas,(4) kurang dewasa baik dalam kepribadian maupun
tindakannya waktu melakukan manajemen KM, (5)

kurang

menyadari tangguno jawabnya selaku director of learning
dalam pencapaian setiap tujuan pengajaran, (belum sadar
akan tujuan pendidikan), (6) kurang memahami

vtariasi

karakteristik murid (slow learner versus gifted,; quick

learner versus retarted). Keadaan demikian itu mengundang penelaahan lebih Ianjut sampai di mana tingkat efek
tivitas

manajemen KM yang dilakukan guru-guru

Untuk menjawab masalah itu perlu dilakukan studi
tang efektivitas manajemen kegiatan

SDN.
ten

mengajar

di

SDN Kotamadya Bandung.

Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini ada

lah

tingkat efektivitas manajemen KM yang dilakukan

oleh guru SD kelas 2, 4, dan 6.

adalah : (1) persiapan KM
nyajian

KM

Faktor manajemn

KM

, (2) pelaksanaan / pe~

, (3) hubungan Antarpribadi dalam KM'.

Ruang lingkup murid SDN dalam penelitian ini adalah

murid SDN kelas 2, 4, dan 6. Murid kelas 1,

dan

2,

merupakan satu kelompok murid yang masih menampakkan

sifat awal belajar di SDN,sedangkan murid kelas 3 dan

4 merupakan kelompok peralihan, kelas 5 dan 6 me
rupakan kelompok lanjutan* Oleh karena itu

da

lam penelitian ini diambil kelompok kelas 2, 4, dan 6>

16

yang mewakili tiap kelompok murid tersebut. Ke

siapan belajar murid kelas 2 tidak sama

dengan

kesiapan belajar murid kelas 4, demikian
kesiapan belajar murid kelas 6. Menurut

pula
Bruner

kelas 2 ada pada kesiapan belajar secara senso-

ri motorik, kelas 4 ada pada praoperasional. dan
kelas 6 ada pada kesiapan operasional kongkrit.

Ruang lingkup guru SDN adalah guru kelas yang mem

punyai tanggung jawab dalam pelaksanaan KM di kelas 2,

4, dan 6. (pada umumnya guru SDN adalah guru kelas).
Ruang lingkup SDN adalah SD Negeri lama yang

non-

Inpres yang berada di Kotamadya Bandung.
Ruang lingkup produk KM guru berdasarkan hasil bel
ajar murid SDN adalah skor
studi yaitu, Bahasa

rata-rata dari lima bidang

Indonesia, PMP, IPS, Matematika,

dan IPA yang sudah diadministrasikan dalam buku .rapor
salah satu catur wuIan

sebagai hasil penilaian akhir

terhadap produk KM guru berdasarkan

hasil belajar

murid(nilai catur wulan pada buku rapor ketika pene
litian ini dilaksanakan).

C- J/ayiabel-variabel Penelitian nan Definisi Operasional
Variabel-variabel penelitian yang akan dikaji melalui penelitian dengan judul : " Studi tentang Efektivi
tas Manajemen Kegiatan

Mengajar

di Sekolah Dasar

Negsri Kotamadya Bandung" ini adalah sebagai
berikut

:

17

1. Variabel Tergantuna (dependent) atau terikat/tak be-

bas (criterion), adalah produk KM guru berdasarkan

hasil belajar murid SDN di

Kotamadya Bandung dalam

bentuk nilai rata-rata yang

dilambangkan dengan

huruf Y.

2. Variabel Bebas (independent) atau predictor

ya

itu: 1):manajemen KM yang dilakukan oleh guru kelas
2, 4, dan 6 pada SDN di Kotamadya Bandung, yang

di-

lambanakan denaan huruf X, densan subvariabel :
1

a), persiapan KM (X^a),
b). pelaksanaan/lpenyajian KM

(X-.b),

c). hubuncan antarpribadi dalam KM(5J«c).
.

..

..

i

*

2) pelaksanaan supervisi pengajaran CU).
Agar variabel yang dikaji mempunyai arti

secara

operasional perlu dirumuskan. Rumusannya sebagai berikut:
1. Manajemen KM I yang efektif adalah kegiatan

mencapai tujuan bersama

untuk

melalui usaha-usaha kerja

sama dengan orang lain(guru, murid dan kepala sekolah)dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar meng

ajar

(KBM) di kelas, dengan menitikberatkan

tugas-tugas manajemen yaitu :

(1) piersiapan/perencanaan KM
(2) pelaksanaan/ penyajian KM

(3),hubungan antarpribadi dalam KM

pada

18

Tingkat-tingkat efektivitasnya diukur

dengan

dua cara: (1) koefisien korelasi hasil

nerhi-

tungan dibandingkan dengan koefisien
yang dibuat sebagai kriteria. Bila

korelasi
koefisien

korelasi tersebut ada pada skala 0,200-0,400,
berarti cukup efektif; (2) rata-rata nilai pro
duk K Mguru berdasarkan hasil belajar
murid
dibandingkan dengan rata-rata nilai
kriteria

(dibuat peneliti). Bila nilai tersebut ada pa
da skala 7,01-8,00, berarti cukup efektif.
2. Produk KM guru berdasarkan hasil belajar murid SDN ialah

sekumpulan skor rata-rata yang dinyatakan dengan angka-

angka dalam bentuk bilangan satuan (1-10) yang merupa
kan hasil belajar murid SD kelas 2, 4, dan 6 dari bidang
studi Bahasa Indonesia, PMP, IPS, Matematika

dan. IPA,

yang telah diadministrasikan dalam buku rapor setiap catur.
wulan dan diperkirakan yang telah mencakup skor gabungan
dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

3. Persiapan KM ialah penataaB awal m ^^ ^ ^
kan guru Sm kelas 2,4, dan 6 sebelum m dilaksana-

kan dalam acara tatap muka di kelas yang ^.^ . &)
menyiapkan kelas, b) menyiapkan bahan pengajaran yano akan

^•Pakai,c) menyiapkan kegiatan mengajar, d) m.nyiapkan
a^t peraga, bahan latihan, dan sumber belajar, e)menyusun
jadwal bimbingan, f) meny1apkan tes formatif dan sumatif

9) menyiapkan kegiatan ekstrakurikuler yang diukur dengan',

19

(1) koefisien korelasi hasil perhitungan diban
dingkan dengan koefisien korelasi yang
sebagai kriteria. Bila koefisien korelasi

dibuat
ter

sebut ada pada skala 0,200-0,400, berarti cukup

efektif; (2) rata-rata nilai produk

berdasarkan hasil belajar murid ,

KM

guru

dibandingkan

dengan rata-rata nilai kriteria (dibuat peneli

ti). Bila nilai tersebut ada

pada

skala

7,01-8,00, berarti cukup efektif.

4. Pelaksanaan/penyajian KM ialah melakukan kegiatan dari
segala yang telah dipersiapkan/direncanakan mengenai KM

dalam kegiatan tatap muka di

memberikan penjelasan

kelas, yang meliputi : a)

(introduksi) mengenai bahan yang

diajarkan, b)mengajar dengan memakai metode, alat peraga,
bahan latihan, dan sumber belajar, c) membangkitkan peran
serta murid pada setiap pelajaran, d) mienata waktu yang
tersedia, dan e) melakukan evaluasi formatif dan sumatif,

yang diukur dengarr(1.)koefisien korelasi hasil perhi
tungan dibandingkan dengan koefisien
yang dibuat sebagai kriteria. Bila

korelasi
koefisien

korelasi tersebut ada pada skala 0,200-0,400,
bararti cukup_ efektif; (2) rata-rata nilai pro
duk .KM guru berdasarkan hasil belajar
murid
dibandingkan dengan rata-rata nilai
kriteria

(dibuat peneliti).Bila nilai tersebut ada pa
da skala 7,01-8,00, berarti cukup_ efektif.

20

5. Hubungan antar-Pribadi dalam KM

ialah membantu murid

untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif di kelas

yang meliputi :a)

membantu murid mengembangkan sikap

positif, b) bersikap terbuka terhadap murid,c) mengadakan
interaksi pribadi dengan murid di kelas,,

dengan

yang diukur

(1) koefisien korelasi hasil

tungan dibandingkan dengan koefisien
yang dibuat sebagai kriteria. Bila

nexhikorelasi
koefisien

korelasi tersebut ada pada skala 0,200-0,400,
berarti cukup efektif; (2) rata-rata nilai pro
duk KM; guru berdasarkan hasil belajar
dibandingkan dengan rata-rata nilai

murid
kriteria

(dibuat peneliti). Bila nilai tersebut ada pa
da skala 7,01-8,00, berarti cukup efektif.
6.

Pelaksanaan Fungsi Supervisi Pengajaran ialah kegiatan ke-

pala sekolah membantu dan melaksanakan pembinaan akademik

bagi seluruh stafnya terutama guru-guru kp]a^ y*ng meli
puti : a) pengembangan kurikulum (menyusun"program sekolah,
menentukan kebijaksanaan, membantu guru kelas, mengadakan
pertemuan, mendorong pertumbuhan guru,menyediakan'lingkungan belajar, melakukan pengamatan), b) kunjungan k;elas
(melakukan pengamatan kepada guru yang sedang mengajar,
pengamatan terhadap situasi mengajar,

pengamatan terhadap

situasi belajar), c) pembicaraan individual, d) pertemuan
kelompok, dan e) demonstrasi mengajar sebagai contoh untuk

guru-guru kelas di SON; yang. diukur dengan dua

cara:

21

(1) koefisien korelasi hasil perhitungan diban
dingkan dengan koefisien korelasi yang

dibuat

sebagai kriteria. Bila koefisien korelasi

ter

sebut ada pada skala 0,200-0,400, berarti cukup

efektif; (2) rata-rata nilai produk

berdasarkan hasil belajar murid

:KMi

guru

dibandingkan

dengan rata-rata nilai kriteria (dibuat peneli

ti). Bila nilai tersebut ada

pada

skala

7,01-8,00, berarti cukup efektif.
D.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang tingkat efektivitas manajemen KM'yang dilakukan

guru kelas 2, 4, dan 6 dan pelaksanaan supervisi pengajar
an yang dilaksanakan oleh

kepala sekolah.

Tingkat-tingkat efektivitasnya diukur
dua cara: (1) koefisien korelasi hasil
tungan dibandingkan dengan koefisien
yang dibuat sebagai kriteria. Bila

dengan
perhi
korelasi

koefisien

korelasi tersebut ada pada skala 0,200-0,400,
bararti cukup efektif; (2) rata-rata nilai pro
duk KM guru berdasarkan hasil belajar
dibandingkan dengan rata-rata nilai

murid
kriteria

(dibuat peneliti).Bila nilai tersebut ada pa
da skala 7,01-8,00,( berarti cukup efektif.
(Lihat kriteria penilaian him. 95),

22

2.

Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khususnya adalah untuk men

dapatkan gambaran mengenai tingkat

efektivitas per

siapan KM t pelaksanaan/penyajian KM^ hubungan antar

pribadi dalam KM, pelaksanaan supervisi pengajaran.,
dan produk KM guru berdasarkan hasil belajar murid

SDN kelas 2, 4, dan 6di Kotamadya Bandung yang di •rinci

sebagai berikut :

i. Ingin mendapatkan gambaran mengenai tingkat efektivitas
persiapan KM.. yang

diukur dengan dua. cara:

(1) koefisien korelasi hasil perhitungan diban
dingkan dengan koefisien korelasi yang

dibuat

sebagai kriteria. Bila koefisien korelasi' ter

sebut ada pada skala 0,200-0,400, berarti cukup

efektif; (2) rata-rata nilai produk

berdasarkan hasil belajar murid '

KB' guru

dibandingkan

dengan rata-rata nilai kriteria (dibuat peneli

ti). Bila nilai tersebut ada

pada

skala

7,01-8,00, berarti cukup efektif.
.

Ingin mendapatkan gambaran mengenai tinc'kat

pelaksanaan / penyajian KM yang

diukur

dua cara: (1) koefisien korelasi hasil
tungan dibandingkan dengan koefisien
yang dibuat sebagai kriteria. Bila

korelasi tersebut ada pada skala

efektivitas

dengan
perhi
korelasi
koefisien

0,200-0,400,

berarti cukup efektif; (2) rata-rata nilai pro
duk KM guru berdasarkan hasil belajar

murid

23

dibandingkan dengan rata-rata nilai

-kriteria

(dibuat peneliti). Bila nilai tersebut ada pa
da skala 7,01-8,00, berarti cukup efektif.
c

Ingin mendapatkan gambaran mengenai tingkat efektivitas

hubungan. antarpribadi dalam KM yang diukur

dengan

dua cara: (1) koefisien korelasi hasil

perhi

tungan dibandingkan dengan koefisien korelasi
yang dibuat sebagai kriteria. Bila
koefisien

korelasi tersebut ada pada skala 0,200-0,400,
bararti cukup efektif; (2) rata-rata nilai pro
duk KM guru berdasarkan hasil belajar
murid
dibandingkan dengan rata-rata nilai
kriteria

(dibuat peneliti).Bila nilai tersebut ada pa
da skala 7,01-8,00, berarti cukup efektif.
d. Ingin mendapatkan gambaran mengenai tingkat efektivitas

pelaksanaan supervisi pengajaran, yang dlukur dengan
dua cara: -(1) koefisien korelasi hasil perhi
tungan dibandingkan dengan koefisien korelasi
yang dibuat sebagai kriteria. Bila

koefisien

korelasi tersebut ada pada skala 0,200-0,400,
berarti cukup efektif: (2) rata-rata nilai pro
duk KM guru berdasarkan hasil belajar
murid
dibandingkan dengan rata-rata nilai
kriteria

(dibuat peneliti). Bila nilai tersebut ada pa

da skala^7,01-8,00, berarti cukup efektif.
e,. Inginjnendapatkan gambaran mengenai rata- rata nilai
produk KM guru berdasarkan hasil belajar murid Id? kelas

24

2, 4, dan 6 di Kotamadya Bandung dalam 5 bidang studi
(Bahasa Indonesia, PMP.IPS, Matematika, dan IPA).
E.

Pentinanva Penelitian
1.

Secara Teori tis

Bila dilihat dari sudut teori, penelitian ini sangat
berguna untuk menerapkan dan sekaligus untuk mengana-

lisis konsep-konsep administrasi pendidikan. Ruang ling
kup administrasi pendidikan terdiri atas tiga aspek ya
itu manusia, sarana/fasilitas dan sumber belajar.
sangat berguna untuk menguji konsep/teori

Jadi

administrasi

pendidikan melalui kegiatan belajar-mengajar,(dengan me

lakukan fungsi manajemen, dan melakukan supervisi penga
jaran). Selain itu pula penelitian ini berguna untuk me

lihat keterhubungan (korelasi) antara persiapan KM de
ngan produk KM guru berdasarkan hasil belajar murid,
pelaksanaan/penyajian KM dengan produk KM guru ber-dasarkan hasil belajar murid, hubungan antarpribadi de

ngan produk KM" guru berdasarkan hasil belajar murid,
demikian pula pelaksanaan supervisi pengajaran dengan
manajemen kegiatan
mengajar (KM) yang dilakukan
guru kelas. Jadi,jelasnya penelitian ini melakukan sua-

tu pendekatan administrasi lewat pengajaran (kurilukum).
Boleh disebut.dengan istilah meta approach jn_ admin iitration untuk melihat tingkat efektiv.tas manajemen
KM. di tingkat mikro (kelas pada SDN).

25

2.

Secara Praktis

Hasil penelitian ini memberi petunjuk kepada supervisor

tingkat SDN untuk menata kembali kegiatan supervisi
ajaran. Penelitian ini mengungkap

tingkat

peng

efektivitas

manajemen m yang dikaitkan dengan produk KM guru ber da
sarkan hasil" belajar murid.

Bila dilihat dari produknya, hasil penelitian

ini

sekurang-kurangnya menambah koleksi buku di perpustakaan.
P.

Paradiama dan Kerangka Analisi:

PELAISANAAN
SUPERVISI
PS11G AJARAN

(22)

KEGIATAN KEPALA

MA3AJEMES KM

•PRODUK KM
GURU
BERDASAR

X1a=pefsiapan
2-b=penyajian

KAN" HASIL

X^c-hub.prib#

BELAJAR Ml

RID ( Y )

KEGIATAN GURU KELAS

SEKOLAH

DAN MURID

Ket.: hub. prib. berarti hubungan
KM

Gambar 1 : Paradigma Penelitian

antarpribadi dalam

26

GURU KELAS DAN MURID

KEPALA SEKOLAH

iX1a \

Umoan balik

Keterangan : X1 = Manajemen Kegiatan Mengajar (KM}
X^= Persiapan KM
X^= Pelaksanaan/Penyajian KM

X.,c= Hubungan antar-Pribadi dalam

KM

X2 = Kegiatan Supervisi Pengajaran
Y

= Produk

KM-Guru Berdasarkan Hasil Belajar

Murid

v2,4, dan 6 = Kelas-yang diteliti.

Gambar 2 : Kerangka Analisis Model Efektivitas
Manajemen K M

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Populasi dan Sampel

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah ke
seluruhan karakteristik dan unsur yang erat kaitannya de

ngan persiapan KM , pelaksanaan/ penyajian KM ,.hubungan
antarprihadi dalam KM

, dan

pelaksanaan

supervisi

pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan
ajaran untuk mencapai produktivitas lembaga

peng

pendidikan

tingkat dasar (SD) yang tersebar di 16 kecamatan sebagai
perwujudan layanan pendidikan untuk mencerdaskan

bangsa

bagi murid-murid SDN di Kotamadya Bandung.
Yang menjadi unit populasinya adalah 547 buah

SDN,

sedangkan anggota populasinya adalah guru kelas 2 (547),

kelas 4 (547) dan kelas 6 (547), yang

berjumlah

guru (data Dinas ? & K Cabang Kotamadya Bandung).

62

1641

63
TABEL

NO.
URUT

2

POPULASI PENELITIAN

^^~~~~~^^SD + GURU

KECAMATAN ^"^--^^

SD

GURU

KETERANGAN

1

Andir

17

51

* Sebuah SD

2

Astanaanyar

59*

77

dikembangkan

3

Bandung Kulon

15

45

menjadi 6 SD

4

Babakan Ciparay

21

63

dan ada yang

5

Bandung Wetan

28

84

menjadi 15 SD

6

Batununggal

40

120

7

Bojong Loa

23

69

8

Cibeunying

57

171

9

Cicendo

30

90

10

Cidadap

13

39

11

Coblong

58

174

12

Kiaracondong

56

168

13

Lengkong

29

87

14

Regol

46

138

15

Sukajadi

32

96

16

Sukasari

23

69

547

1641

JUMLAH

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara gugus (cluster), acak
(random) sederhana dengan teknik undian (cluster random sampling)

64

Dari populasi diketahui bahwa di Kotamadya Bandung

ter-

dapat 16 kecamatan, 547 buah SDN dan 1641 orang guru (2,
4, dan 6).

Untuk keperluan penelitian ini ditentukan 10 %sampel
dari unit populasi (547 di 16 kecamatan) didapat sejumlah

55 SDN dengan anggota sampelnya (55 guru kelas 2, 55 guru
kelas 4, 55 guru kelas 6, dan 55 kepala sekolah), jumlah

keseluruhannya adalah 165 orang guru kelas dan 55 kepala
sekolah.

Alasan pengambilan unit sampel dibatasi pada sejumlah
itu adalah : (1) menyangkut soal pembiayaan, (2) masalah

luasnya area yang dijadikan kencah penelitian (16 kecamat

an), (3) keterbatasan tenaga, (4) masalah waktu yang mendesak, (5) tidak terlepas dari tugas rutin kantor,
pelaksanaan administrasi di SDN uniform. Alasan

(6)
peng

ambilan anggota sampel guru kelas adalah sampai sekarang
diketahui guru-guru SDN pada umumnya merupakan guru kelas,
yang mempunyai tugas mengajarkan mata pelajaran yang ber

beda pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga ke
terikatan disiplin secara keorganisasian akan

relatif tidak longgar.

dirasakan

Alasan pemilihan kelas, 2, 4, dan

6 yang merupakan kelompok belajar murid SDN adalah

sesuaikan dengan pembagian kesiapan belajar

di-

berdasarkan

psikologi pendidikan sebagaimana telah diketengahkan oleh
Piaget melalui Jerome S. Bruner (sensorimotorik, praopra-

sional, dan oprasional kongkrit). Murid-murid SDN
umumnya masih berada pada tahap-tahap kesiapan

pada
belajar

65

seperti tersebut di atas.

Alasan pemilihan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PMP,
IPS, Matematika dan IPA adalah : (1) Bahasa Indonesia

me

rupakan bahasa resmi negara Indonesia yang dipakai sebagai
bahasa pengantar di seluruh Indonesia (khususnya pada lem

baga pendidikan), hal tersebut merupakan landasan

pokok

untuk berkembangnya daya nalar manusia, (2) Pendidikan Mo

ral Pancasila (PMP) merupakan landasan pokok yang

menjadi

dasar untuk terwujudnya kesatuan bangsa dalam kondisi yang

bhineka, (3) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan

lan

dasan pokok untuk mengembangkan gejala dan peristiwa

so

sial, baik di masa lampau maupun di masa sekarang,

agar

mampu bekerja sama dengan orang lain, berpartisipasi dalam

kegiatan masyarakat, (4) Matematika merupakan landasan po
kok untuk pengembangan daya nalar secara eksak, (5)

Pengetahuan Alam (IPA) merupakan landasan pokok untuk

Ilmu

me

lihat gejala dan peristiwa alam di sekitarnya, serta untuk
memecahkan masalah kealaman.

Setelah

dilakukan pembersihan terhadap data, terutama

untuk kebutuhan korelasi karena mutlak diperlukan data yang

berpasangan, maka didapatkan 52 unit sampel dengan

data

lengkap berpasangan (data angket) sedangkan untuk data observasi mengajar guru hanya didapat 37 data

berpasangan

mengingat pelaksanaan hanya dilakukan oleh peneliti

diri.

sen

Tanggal pengumpulan datanya dapat dilihat padalabel

3, di bawah setiap kecamatan (halaman 67)-

66-

Keseluruhan unit sampel dengan para anggota sampel ter

sebut dianggap dapat mencerminkan usaha peneropongan per
masalahan manajemen kegiatan

mengajar

(KM)

me-

ngingat unit dan anggota sampel berada dalam satu kotama

dya yang secara struktural kelembagaan bernaung di

bawah

aturan-aturan yang ditetapkan oleh para penentu kebijak sanaan, seperti Kepala Kandepdikbud kotamadya dan

keca

matan. Sudah barang tent

Dokumen yang terkait

Persepsi kepala sekolah Dasar Tentang Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Tanah Sareal Bogor

1 35 66

KONTRIBUSI PEDOMAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA GURU : Studi Pendayagunaan Guru Mata Pelajaran di Sekolah Menengah Umum Negeri Kotamadya Bandung.

0 0 55

MANAJEMEN SISTEM DISTRIBUSI BUKU ELAJARAN SEKOLAH DASAR DI JAWA BARAT : Studi Kasus Sekolah Dasar Di Kotamadya Bandung.

0 5 55

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN SEKOLAH DASAR :Studi Deskriptif tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Manajemen Pembiayaan Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

0 2 66

PENGELOLAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH UNTUK MENUNJANG KEGIATAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR PROPINSI RIAU : Studi Deskriptif Analitik di Sekolah Dasar Negeri Kotamadya Pekanbaru.

1 4 35

EFEKTIVITAS PEMBINAAN OLEH KEPALA SEKOLAH DILIHAT DARI KUALITAS KINERJA GURU SEKOLAH DASAR: Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri di Kotamadya Bandung.

0 2 81

STUDI TENTANG KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP GURU-GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTAMADYA PEKANBARU.

0 0 93

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR : Studi tentang Koordinasi antar Instansi Pengelola Sekolah Dasar di Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

0 0 75

STUDI EVALUATIF TERHADAP EFEKTIVITAS AKADEMI SEKRETARI DAN MANAJEMEN DI KOTAMADYA BANDUNG.

0 0 60

STUDI TENTANG MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH(BOS): Kontribusi Manajemen BOS dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMP Negeri Se-Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka).

0 2 51