METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SUMBERDAYA ALAM : Penelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas IV Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur.

(1)

METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI

SUMBERDAYA ALAM

( Pnelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas IV Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Guru Sekolah Dasar

Oleh

Ade Kurniawan 0904552

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI

SUMBERDAYA ALAM

( Pnelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas IV Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur)

Oleh :

Ade Kurniawan 0904552

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ade Kurniawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

IPA PADA MATERI SUMBERDAYA ALAM

( Pnelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas IV Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur)

ABSTRAK

Yang menjadi latar belakang masalah yaitu ketika dilapangan siswa lebih banyak menerima bahan ajar yang bersifat verbal yang menjadi pemahaman polapikir bersifat abstrak termasuk dalam memahami konsep-konsep dalam matapelajaran IPA seperti sumberdaya alam, sehingga siswa merasa sukar memahami pelajaran dan siswa merasa jenuh berada di dalam kelas. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggaret. Desain Kemis ini menggunakan model yang dikenal dengan system sepiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran di sekolahdassar. instumen yang dipakai yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi, lembar tes.dan teknik pengolahan data diantaranya yaitu: teknik pengolahan data observasi,Teknik pengolahan data hasil tes. Hasil penelitian dalam siklus I menghasilkan nilai rata-rata 67 pada kategori sedang dan aktvitas guru menghasilkan 69,pada kategori sedangsiswa menghasilkan KKM sebanyak 40%.sedangkan pada siklus II terdapat kenaikan yaitu nilai rata-rata pada siswa 80 dan ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM yaitu 90% sedangkan aktivitas guru menghasilkan 85.Kesimpulan dan rekomendasi Perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inkuiri, Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri, meliputi aktifitas guru dansiswa. Berdasarkan hasil observasi, Aktifitas guru dan siswa oleh observer, Hasil belajar siswa setelah diterapkan metode inkuiri, menunjukan peningkatan dalam setiap siklusnya, Rekomendasi Bagi Guru, Bagi Sekolah, dan bagi peneliti.


(5)

LEMBAR PENGESAHAN………i

LEMBAR PERNYATAAN………...ii

KATA PENGANTAR………..iii

UCAPAN TERIMAKASIH………..iv

ABSRAK………v

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR TABEL………..vii

DAFTAR GAMBAR……….viii

DAFTAR LAMPIRAN………ix

BAB I PENDAHULUAN……….1

A. Latar belakang Masalah………..…1

B. Rumusan masalah………3

C. Tujuan Penelitian……….4

D. Manfaaat hasil penelitian……….4

E. Definisi Oprasional………..5

F. Hipotesis tindakan………6

BAB II KAJIAN PUSTAKA………...7

A. Metode Inkuiri………7

B. Hasil Belajar………..17

C. Pembelajaran IPA DI SD………..17

D. Tujuan Mata Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar……….18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...23

A. Metode Penelitian………23

B. Model penelitian………..23

C. Lokasi Penelitian……….25


(6)

F. Instrument Penelitian……….29

G. Teknik Pengolahan Data………...30

BAB IV HASIL PENELITIAN………..34

A. Hasil penelitian……….34

1. Tindakan Siklus I……….34

a. Perencanaan Pembelajaran………...34

b. Pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran………....35

c. Observasi Pembelajaran………..39

d. Analisis Observasi Siklus I……….44

e. Refleksi Pembelajaran………45

2. Tindakan Siklus II……….47

a. Pelaksanan pembelajaran………...47

b. Pelaksanaan Pengamatan pembelajaran………48

c. Observasi pembelajaran……….53

d. Refleksi Pembelajaran………58

3. Pembahasan………..58

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI.………..64

A. SIMPULAN……….64

B. REKOMENDA………65

DAFTAR PUSTAKA………..67


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan sisten yang menyelenggarakan pendidikan memiliki kontribusi langsung pada keberhasilan mutu penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu pengelola pendidikan dapat di capai yang di buktikan dengan kualitas meningkat dalam proses belajar dan pembelajaran, Pembelajaran sekolah dianggap menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan. Sedangkan Sekolah merupakan institusi yang dianggap paling berpengaruh. Karena pendidikan itu merupakan suatu sistem yang sangat memiliki keterkaitan antara sub-sub sistemnya, sehingga keberhasilannya tentu harus didukung oleh seluruh komponen-komponen pendidikan seperti halnya kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai serta iklim pembelajaran yang kondusif.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semua siswa dituntut untuk mampu menghadapi tantangan hidup dalam dunia kompetitif.Selain itu juga siswa dituntut pula untuk dapa mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengetahuan. Sehingga mereka senantiasa mampu turut serta dalam menyerap, memilih dan mengelola informasi untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya seperti bakat, minat dan kemampuannya serta peduli terhadap lingkungannya melalui pengamaatan, penelitian, penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir yang kritis. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuannya, nilai dan sikap, serta keterampilannya.

Hal ini sesuai dengan ketentuan umum Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 No 20 pada pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif


(8)

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas, 2003 : 3)

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pendidikan dasar merupakan tempat yang paling utama bagi siswa guna memperoleh pengetahuan dasar, yang menjadi awal untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.Artinya semua materi mata pelajaran bekl awal bagi siswa untuk dikembangkan pada jenjang sekolah selanjutnya.

Untuk pengembangan kemampuan siswa dalam bidang ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan penyempurnaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan tuntutan jaman yang cenderung berubah-ubah.

Adanya perubahan kurikulum menginginkan perubahan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di Sekolah dasar dirasakan masih kurang oftimal karena kurang memperhatikan karakteristik siswa serta tujuan pendidikan dasar.

Menurut Rutherford (Nana Sujana : 1987) ”bahwa dengan melibatkan siswa kedalam pembelajaran sains sejak dini, akan menghasilkan generasi dewasa yang melekat sains pada dirinya dan dapat menghadapi berbagai tantangan hidup yang semakin kompetetif.

Pembelajaran mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar semua siswa memahami konsep IPA, mempunyai keterampilan proses IPA, mempunyai kemauan untuk mempelajari alam sekitar, serta dapat menguasai konsep IPA untuk menerapkan dan menjelaskan gejala-gejala alam dalam kehidupan sehari-hari, yang bersikap ilmiah serta mencintai alam semesta. Oleh karena itu hendaknya guru sebagai pelaksana mempergunakan berbagai macam pendekatan yang banyak melibatkan siswanya dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman langsung dalam setiap pembelajaran.


(9)

Sedangkan dalam suasana proses pembelajaran di sekolah guru selalu berhadapan dengan siswa yang mempunyai kemampuan dasar, potensi, kreativitas dan perkembangan fisik serta mental yang berbeda-beda. Secara umum siswa TK, SD dan SMP yang berusia antara 5 – 15 tahun masih pendidik yang “power-for” dengan kata lain pendidik yang memperhatikan peningkatan proses pembelajaran siswa dan selalu berusaha menyediakan kegiatan yang relevan, menimbang, mengarahkan, serta memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran pembelajaran yang diinginkan oleh semua pihak.

Dalam pembelajaran “guru harus menghindari sikap yang “fower-of”

yang dapat digambarkan sebagai pendidik yang selalu merasa mempunyai kemampuan lebih dibanding siswa sehingga tidak memandang siswa sebagai individu yang memiliki potensi” Bell (Budiningsih, 2008 : 43). Hal serupa diutarakan oleh Ausuble (C. Asri Budiningsih, 2008 : 44).

Faktor yang paling penting untuk mempengaruhi belajar bsiswa adalah konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa itu sendiri. Maka pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, epektif, dan menyenangkan maka hasil belajar akan lebih bermakna dan lebih berkualitas.

Kenyataan dilapangan siswa lebih banyak menerima bahan ajar yang bersifat verbal yang menjadi pemahaman pola piki r bersifat abstrak termasuk dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA seperti sumber daya alam, sehingga siswa merasa sukar memahami pelajaran dan siswa merasa jenuh berada di dalam kelas.

Salah satu faktor penyebab keadaan siswa seperti itu, diantaranya adalah tepatnya pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA pada sumberdaya alam dengan metode inkuiri, pasa kelas IV SDN Puncakwangi?


(10)

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam dengan menggunakan metode inkuiri, pada kelas IV SDN Puncakwangi? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa tentang sumberdaya alam

setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan metode inkuiri, pada kelas IV SDN Puncakwangi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui:

1. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran yang sesuai dengan metode inkuiri pada materi sumberdaya alam

2. Pelaksanaan pada saat pembelajaran, sumberdaya alam, berlangsung melalui metode inkuiri

3. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran sumberdaya alam melalui metode inkuiri

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan hasil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar siswa agar lebih bermakna dan termotivasi melalui konflik kognitifnya sendiri.

b. Mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir siswa dalam menentukan dan membangun konsep sendiri yang dipelajari.

2. Bagi Guru

a. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar.

b. Meningkatkan keterampilan dalam mengelola perencanaan dan melaksanakan metode inkuiri pada materi tentang sumberdaya alam. 3. Bagi Peneliti

a. Bisa mengetahui karakter dan kemauan serta kebiasaan siswa.

b. Untuk mengetahui model dan bentuk pembelajaran yang cocok akan digunakan.


(11)

Meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindarinya kesalahan pahaman dalam penapsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan tentang istilah tertentu dari judul penelitian.

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah nilai hasil belajar siswa setelah tes atau ulangan atau postes. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 3) jadi suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran, setelah menerima pengetahuan belajar yang telajh diberikan. Setelah melaksanakan ulangan atau tes siswa akan mendapatkan hasilnya dan diharapkan hasilnya lebih baik.

2. Metode inkuiri

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi tanpa bantuan guru, menurut Mulyani Sumantri (1999).

Metode inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena metode inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru

jadi Inkuiri adalah pembinaan guru dalam pembelajaran yaitu sebagai

pembimbing dan fasilitator.

3. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkt SD/MI dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang:

Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses. Berdasarkan uraian diatas bahwa Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam


(12)

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

4. Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam adalah semua potensi lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia.Kebutuhan manusia yang berasal dari sumberdaya alam hampir semuanya bersumber dari alam diantaranya makanan, pakaian, udara, sinar matahari dan tanah.

Hasil sunberdaya alam: 1. Hasil dari laut 2. Hasil dari hutan

3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormone, vitamin dan asam-asam organik; antibiotic dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara.

4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman.

Bahan-bahan yang bersumber dari sumberdaya alam diantaranya:kursi, meja, kusen jendela, pegangan pintu, sendok, dan lain-lain.

F. Hipotesis Tindakan

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantara salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan, pada pembelajaran sumberdaya alam diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang menurut siswa aktif secara mental dan terlibat langsung dalam pembelajaran.Adapun hipotesis peneliti rumuskan adalah “Terdapat peningkatan peserta didik dengan menggunakan pendekatan inkuiri tentang sumberdaya alam pada pelajaran IPA kelas IV”.


(13)

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa inggris yaitu

Clasroom Action Research yang berarti prnrlitian yang dilakukan pada sebuah

kelas untuk mengetahui akibat yang diterapkan pada suatu objek penelitian dikelas tersebut.

Penelitian adalah kegiatan mencari suatu oobjek menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Sedangkan kelas adalah kelompok siswa yang dalam waktu yang sama dann tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama.

Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa PTK penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Menurut Suyanto, dkk (Kasbolah 1998/1999:32) tujuan akhir dari penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran disekolah, revansi pendidikan dan revensi pengelolaan pendidikan.

PTK ini dilaksanakan sebagai upaya guru meningkatkan aktivitas dan kualitas hasil belajar siswa sangat lemah, aktivitas siswa kurang berkembang dan pada umumnya hanya mampu memenuhi materi secara verbal.

B. Model Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggaret. Desain Kemis ini menggunakan model yang dikenal dengan sistem sepiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan


(15)

perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran di sekolah dassar.

Untuk lebih jelasnya berikut ini dikembangkan bentuk desain sebagai berikut:

Siklus I

Identifikasi Permasalahan

perencanaann Aksi

observasi Refleksi

Permasalahan

baru hasil refleksi Perencanaan Aksi

Observasi Refleksi

Dilanjutkan ke siklus

selanjutnya dengan tahapan yang sama dengan siklus sebelumnya

Apabila permasalahan

belum terselesaikan


(16)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Puncakwangi Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Puncakwangi semester II tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 33 orang. Adapun yang menjadi latar belakang pilihan sekolah yang ditetapkan oleh peneliti didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut.

1. Lokasi sekolah yang digunakan merupakan tempat peneliti melaksanakan tugas sehari-hari

2. Jumlah peserta didiknya adalah 33 orang 3. Jumlah peserta didik laki-laki 22 orang 4. Jumlah peserta didik perempuan 11 orang

E. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan perencanaan ini merupakan pemilihan strategi pembelajaran yang dapat menanggulangi pemasalahan yang ada dalam konteks pembelajaran di kelas dan menetapkan instrument penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data dari hasil tindakan.

1. Tahap Perencanaan

Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan. Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam perencanaan tindakan yaitu berupa observasi awal, diantaranya:

a. Mengkaji kurikulum kelas IV semester genap pada materi sumberdaya alam untuk dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan waktu penelitian.


(17)

b. Merancang atau merumuskan rencana pembelajaran materi sumberdaya alam menggunakan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. c. Menyusun dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk

masing-masing rencana pembelajaran pada siklus I, II dan III untuk diselesaikan dan dibahas oleh masing-masing kelompok belajar siswa.

d. Menyusun dan menyiapkan instrument observasi aktivitas belajar siswa selama penggunaan inkuiri dalam mata pelajaran IPA. e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi (tes) untuk

masing-masing rencana pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap yang kedua adalah pelaksanaan atau aksi yang merupakan tahap penerapan dari perencanaan yang telah disusun. Pada tahap ini guru harus melaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dirumuskannya dalam perencanaan penelitian.

3. Tahap Observasi

Tahap yang ketiga adalah tahap observasi atau pengamatan. Tahap observasi tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, karena observasi dilakukan ketika tindakan atau aksi berlangsung. Oleh karena itu, guru dapat dibantu oleh seorang observer untuk mengamati tindakan yang sedang dilaksanakan. Dan jika guru yang berstatus sebagai pelaksana sekaligus pengamat agar melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Dan tahap yang keempat adalah refleksi. Tahap refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan dan kelebihan yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran


(18)

di diskusikan dengan observer atau pengamat jika dalam pelaksanaan penelitian guru dibantu oleh observer sebagai pengamat ketika tindakan berlangsung. Tetapi, jika guru tidak dibantu observer maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan dialog untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang perlu diperbaiki.

Jika siklus I belum dapa mencapai hasil yang diinginkan, maka guru harus melaksanakan siklus II. Perencanaan yang disusun pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama mengenai hal-hal yang harus dipertahankan dalam penerapan strategi pembelajaran yang telah dipilih. Tahapan yang dilaksanakan pada siklus II ini sama dengan pada siklus I.

PTK yang akan dilaksanakan terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan peneliti adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan seperti media gambar untuk diamati siswa, serta mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi dan lembar evaluasi.

Pada tahap pelaksanaan, skenario pembelajaran yang telah direncanakan dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan pengamatan oleh observer. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan. Observer memfokuskan pada kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Setelah selesai pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tahap refleksi. Pada kegiatan ini peneliti berdiskusi dengan observer untuk membahas hasil pengamatan (observasi) selama kegiatan pembelajaran. Peneliti juga melakukan tanya jawab dengan siswa dan peneliti melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran dengan merujuk pada data hasil nalisis yang telah dilakukan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai


(19)

bahan pertimbangan dan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Ada beberapa tahap penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan merujuk pada strategi yang akan diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Selanjutnya diajukan kepada dosen pembimbing untuk diberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai rencana-rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti membuat instrument yang akan digunakan diantaranya adalah lembar observasi, LKS dan catatan lapangan.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklus. Pelaksanaan siklus berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya. Temuan-temuan pada siklus I akan dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada pelaksanaan siklus II dan apabila belum diselesaikan maka dilanjutkan lagi ke siklus III dan begitu selanjutnya. Tahap observasi.

c. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan egiatan evaluasi mengnai perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai dampak dari tindakan yang telah dirancang, dilaksanakan, dan diamati. Dalam refleksi dibahas evaluasi terhadap keseluruhan proses dan dampak tindakan yang dapat mengarahkan pada identifikasi masalah-masalah baru untuk merancang siklus baru. Pada intinya tahap refleksi ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru sebagai peneliti untuk mengkaji seluruh kelemahan dan kelebihan yang harus diperbaiki dan dipertahankan untuk pembelajaran selanjutnya.


(20)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan peneliti dan observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrument penelitian yang dipergunakan yaitu alat yang terbukti efektif untuk memberi gambaran mengenai penerapan strategi atau metode yang digunakan pada proses pembelajaran. Hal yang diamati meliputi sikap guru dalam memberikan pelajaran, sikap peserta didik dalam belajar, interaksi antara guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Kegiatan inti bertujuan untuk mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang harus dipertahankan pada proses pembelajaran selanjutnya. Dalam penelitian ini digunakan yaitu:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran memiliki peran penting dan strategi dalam kegiatan pembelajaran, terutama sebagai alat proyeksi kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. Dengan demikian perencanaan pembelajaran memiliki banyak fungsi antara lain sebagai pedoman atau panduan kegiatan menggambarkan hasil yang akan dicapai sebagai alat control dan sebagai alat evaluasi.

Dalam menyusun rencana pembelajaran harus sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku yaitu KTSP. KTSP digunakan sebagai panduan dalam menyusun RPP. Perencanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta skenario dan pelaksanaan tindakan.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai alat untuk mempermudah siswa dalam belajar dan mempermudah guru dalam mengarahkan siswa selama proses pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah permasalah soal yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok dalam kegiatan pembelajaran sumberdaya alam secara berkelompok. Kemudian dari hasil LKS guru bisa


(21)

merefleksikan sejauh mana LKS dapat memudahkan siswa memahami konsepnya.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk melihat kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan sesuai dengan tahapan-tahapan metode inkuiri.

Lembar observasi pada penelitian ini terdiri atas lembar observasi aktifitas siswa dan observasi interaksi siswa dalam kelompok. Lembar observasi merupakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dilapangan terhadap aktivitas siswa selama berlangsung proses pembelajaran, selama ini observasi dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

Kegiatan observasi difokuskan pada aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran baik ketika guru menyampaikan informasi maupun ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

4. Lembar Tes

Lembar tes terdiri dari lembar tes awal dan lembar pos tes. Lembar tes awal digunakan pada waktu sebelum pelaksanaan penelitian. Lembar evaluasi merupakan alat bantu yang diberikan kepada siswa yang berisi butir soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang dicapai siswa setelah melakukan proses.

G. Teknik Pengelolaan Data

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi

a. Reduksi Data

Menyeleksi data dengan cara memilih dan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

b. Klasifikasi Data

Mengklasifikasi data yang diperoleh dari tiap siklus dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi juga untuk


(22)

mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dan untuk mempermudah data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengann jenis datanya, misalnya:

1) Data tentang aktifitas siswa 2) Data tentang sktifitas guru 3) Data tentang hasil belajar c. Disflay Data

Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi, uraian atau bentuk label juga grafik.

d. Interprestasi Data

Menafsirkan data-data yang sudah di disflay baik data dalam bentuk label atau data bentuk grafik.

e. Refleksi

Perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan dengan cara memilih kekuatan yang sudah diperoleh atau kelemahan yang masih harus ditingkatkan. Kemudian kekuatan dan kelemahan tersebut dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang kemudian ditingkalkan pada tindakan berikutnya.

2. Teknik Pengolahan Hasil Tes

a. Scoring

Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa isian yang berjumlah 5 soal dan pilihan ganda 10 soal. Untuk isisan mempunyai bobot 20 dan pilihan ganda 10 apabila dapat menjawab dengan benar akan berjumlah 200 dibagi 2 sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100 skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap benar dengan rumus:

b. Menghitung rata-rata

1) Rata-rata dihitung hasil beajar (pos tes) dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini:


(23)

2) Nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingkan dengan KKM

3) Nilai rata-rata hasil belajar pada tiap siklus dibandingkan dengan rata-rata nilai belajar konvensional/pra siklus

4) Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rata hitung. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penilaian ini. Maka dibuat grafik yang menunjukan efektivitas pembelajaran sebagai hasil penelitian sehingga akan tampak jenis pola kecendrungan perubahan hasil belajar tiap siklus.

c. Analisis Data Hasil Tes 1.Scoring

Kriteria penilaian pada pos tes pada tiap siklus yaitu berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana tiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar siswa sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100.

2.Nilai Rata-rata

Hasil akhir pos tes (nilai rata-rata) dikelompokan menjadi beberapa kategori yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Nilai Rata-rata siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 90 – 100 Sangat baik

2 70 – 89 Baik

3 50 – 69 Cukup

4 30 – 49 Kurang


(24)

Sedangkan untuk presentase KKM dapat dikelompokan menurut kategori sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori perolehan Presentase KKM Siswa

No Presentase Kategori

1 69% - 100% Berhasil (Tuntas)


(25)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I sampai siklus II mengenai Sumberdaya alam, kelas IV SA Negeri Puncakwangi Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur, semester II Tahun pelajaran 2012-2013, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inkuiri, disusun pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan sistematika sebagai berikut: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (SK), Indikator, Tujuan pembelajaran,Bahan ajar, Metode Pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP disusun sebagai berikut:bertanya (ask), penyelidikan (investigate), menghasilkan (create), Diskusi (Discuss), dan Refleksi (Reflect), yang pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), sehingga dalam pembelajarannya siswa dituntut aktif dalam proses penemuan dan mengetahuinya.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri, meliputi aktifitas guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi,Aktifitas guru dan siswa oleh observer, dari catatan lapangan, peneliti didapatkan data bahwa data aktifitas siswa meningkat terlihat dari perkembangan aktifitas siswa yang semakin meningkat dari setiap siklusnya, antara lain: (a). siswa terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan sendiri. (b). siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan teliti. (c). dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur. (d). siswa memperhatikan dan menghadapi diskusi kelas dengan disiplin.(e). siswa mendemontrasikan hasil percobaannya berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa.(f). melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat pembahasan awal, proses percobaan dan pengamatan serta merumuskan simpulan. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri guru lebih membingbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran.


(26)

Sehingga metode inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam dapat memotivasi siswa. Dengan pelaksanaan metode inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam pembelajaran yang evektif dan evesien. 3. Hasil belajar siswa setelah diterapkan metode inkuiri, menunjukan

peningkatan dalam setiap siklusnya, pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata nilai yaiti 67 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang terdapat nilai diatas KKM daari 33 siswa ada 18 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai kelas naik menjadi 80, dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM dari 33 siswa sebanyak 28 siswa, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode inkuiri pada Pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masulan atau memberikan pemikiran dalam upaya meninhkatkan kualitas pembelajaran IPA, di sekolah dasar:

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menggunakan metode inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, ada yang harus dipelajari yaitu teori-teori dan prinsif-prinsif mengenai metode inkuiri

2. Bagi Sekolah

Dari pihak sekolah khususnya kepada sekolah sebaiknya memberikan binbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunah=kan metode inkuiri sebagai upaya meninhkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Kepada sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktifitas siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya dan dapat berlangsung proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti

Penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian


(27)

peneliti yang lain pun dapat menggunakan metode inkuiri sebagai metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang lainnya.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rkataineka Cipta. Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Fatturohman, Pupuh. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika

Aditama.

Hilgard and Bowner. (1987). Komisi Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Media Group.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Parera, (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Rahayu and Nuryata. (2010). Pilar Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2007). Stategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syful. (2007). Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta Karya

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia


(1)

2) Nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingkan dengan KKM

3) Nilai rata-rata hasil belajar pada tiap siklus dibandingkan dengan rata-rata nilai belajar konvensional/pra siklus

4) Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rata hitung. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penilaian ini. Maka dibuat grafik yang menunjukan efektivitas pembelajaran sebagai hasil penelitian sehingga akan tampak jenis pola kecendrungan perubahan hasil belajar tiap siklus.

c. Analisis Data Hasil Tes 1.Scoring

Kriteria penilaian pada pos tes pada tiap siklus yaitu berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana tiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar siswa sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100.

2.Nilai Rata-rata

Hasil akhir pos tes (nilai rata-rata) dikelompokan menjadi beberapa kategori yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Nilai Rata-rata siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 90 – 100 Sangat baik

2 70 – 89 Baik

3 50 – 69 Cukup

4 30 – 49 Kurang


(2)

Sedangkan untuk presentase KKM dapat dikelompokan menurut kategori sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori perolehan Presentase KKM Siswa

No Presentase Kategori

1 69% - 100% Berhasil (Tuntas)


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I sampai siklus II mengenai Sumberdaya alam, kelas IV SA Negeri Puncakwangi Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur, semester II Tahun pelajaran 2012-2013, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inkuiri, disusun pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan sistematika sebagai berikut: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (SK), Indikator, Tujuan pembelajaran,Bahan ajar, Metode Pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP disusun sebagai berikut:bertanya (ask), penyelidikan (investigate), menghasilkan (create), Diskusi (Discuss), dan Refleksi (Reflect), yang pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), sehingga dalam pembelajarannya siswa dituntut aktif dalam proses penemuan dan mengetahuinya.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri, meliputi aktifitas guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi,Aktifitas guru dan siswa oleh observer, dari catatan lapangan, peneliti didapatkan data bahwa data aktifitas siswa meningkat terlihat dari perkembangan aktifitas siswa yang semakin meningkat dari setiap siklusnya, antara lain: (a). siswa terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan sendiri. (b). siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan teliti. (c). dalam pengisian LKS, siswa mengumpulkan data dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur. (d). siswa memperhatikan dan menghadapi diskusi kelas dengan disiplin.(e). siswa mendemontrasikan hasil percobaannya berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh siswa.(f). melakukan refleksi pembelajaran, dengan melihat pembahasan awal, proses percobaan dan pengamatan serta merumuskan simpulan. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri guru lebih membingbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran.


(4)

Sehingga metode inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam dapat memotivasi siswa. Dengan pelaksanaan metode inkuiri dapat berkontribusi kepada guru dalam pembelajaran yang evektif dan evesien. 3. Hasil belajar siswa setelah diterapkan metode inkuiri, menunjukan

peningkatan dalam setiap siklusnya, pada pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata nilai yaiti 67 dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM adalah 60%. Yang terdapat nilai diatas KKM daari 33 siswa ada 18 siswa. Pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata nilai kelas naik menjadi 80, dan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan nilai KKM dari 33 siswa sebanyak 28 siswa, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan metode inkuiri pada Pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masulan atau memberikan pemikiran dalam upaya meninhkatkan kualitas pembelajaran IPA, di sekolah dasar:

1. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menggunakan metode inkuiri dalam perencanaan pembelajaran IPA, ada yang harus dipelajari yaitu teori-teori dan prinsif-prinsif mengenai metode inkuiri

2. Bagi Sekolah

Dari pihak sekolah khususnya kepada sekolah sebaiknya memberikan binbingan dan motivasi kepada guru dalam menggunah=kan metode inkuiri sebagai upaya meninhkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Kepada sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung aktifitas siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya dan dapat berlangsung proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti

Penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sumberdaya alam dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian


(5)

peneliti yang lain pun dapat menggunakan metode inkuiri sebagai metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rkataineka Cipta. Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Fatturohman, Pupuh. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika

Aditama.

Hilgard and Bowner. (1987). Komisi Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Media Group.

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Parera, (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

Rahayu and Nuryata. (2010). Pilar Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2007). Stategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syful. (2007). Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta Karya

Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MATERI GAYA PADA SISWA KELAS IV SDN SUTOJAYAN KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

0 8 25

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA: Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN Jenet Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012-2

0 1 36

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN METODE DEMONSTRASI DI SDN CIKALONGKULON IV CIANJUR : Penelitian Tindakan kelas Pada Siswa Kelas V SDN Cikalongkulon IV Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

0 0 41

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI SIKLUS AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

0 3 45

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI BAGIAN- BAGIAN TUMBUHAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas IV SDN Bojong Karangtengah Cianjur Pada Materi pokok bagian- bagian t

0 0 42

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SD : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Cidomba Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur.

0 0 29

SKRIPSI PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA PADA SISWA KELAS

0 0 22

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7