PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON.

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA

KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh AISAH 1007407

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA

KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

Oleh Aisah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Aisah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto copi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis


(3)

AISAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA

KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

(ttd)

Drs. H. DEDE TATANG SUNARYA, M.Pd NIP : 19570325 198503 1 005

Pembimbing II

(ttd)

REGINA LICHTERIA P, M.PFis NIP : 19780123 200912 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Kelas UPI Kampus Sumedang

(ttd)

RIANA IRAWATI, M.Si NIP : 19801125 200501 2 002


(4)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………

LEMBAR PERNYATAAN……….… i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….…. v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL………..….... x

DAFTAR GAMBAR……….…... xi

DAFTAR DIAGRAM ……….………… xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah……… 6

1. Perumusan Masalah……… 6

2. Pemecahan Masalah.……….. 6

C. Tujuan penelitian ……… 8

D. Manfaat penelitian……….. 9

E. Batasan Istilah ……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 11

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam…………..……… 11

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ……….. 11

2. Tujuan pembelajaran IPA di SD ………... 12

3. Fungsi pembelajaran IPA di SD ……….………... 14

4. Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD ………... 15

B. Teori belajar yang mendukung metode inkuiri….. 16

1. Teori belajar Jean Piaget ……… 16

2. Teori belajar penemuan ………..……... 16


(5)

vii

C. Hakikat metode pembelajaran inkuiri ………. 18

1. Pengertian metode pembelajaran inkuiri …...…… 18

2. Keunggulan metode pembelajaran inkuiri ……… 19

3. Langkah penerapan metode inkuiri ………... 21

D. Benda cair ………...……..……….. 21

1. Pengertian benda cair ……… 21

2. Wujud benda cair ………..………… 22

3. Sifat-sifat benda cair ………….……… 23

E. Penelitian yang relevan………... 24

F. Hipotesis tindakan………... 25

BAB III METODE PENELITIAN………. 26

A. Lokasi dan Waktu penelitian……….. 26

1. Lokasi penelitian………. 26

2. Waktu penelitian………. 27

B. Subjek penelitian………. 27

C. Metode dan desain penelitian………. 27

1. Metode penelitian ……….. 27

2. Desain penelitian……… 28

D. Prosedur penelitian………. 31

1. Tahap perencanaan………. 31

2. Tahap pelaksanaan……….. 31

3. Tahap observasi……….. 32

4. Tahap analisis dan refleksi……….. 32

E. Instrumen penelitian………... 33

1. Tes ………….………. 33

2. Pedoman wawancara……….. 32

3. Pedoman observasi………. 34

4. Catatan lapangan……… 34

F. Teknik pengolahan data……… 35


(6)

viii

2. Teknik pengolahan data hasil belajar……….. 36

3. Teknik pengolahan data wawancara……… 37

G. Validasi data………. 37

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN……….. 39

A. Paparan Data Awal……….. 39

B. Paparan Data Tindakan……….. 42

1. Paparan Data Tindakan siklus I……… 42

a. Paparan data perencanaan siklus I……….. 42

b. Paparan data proses siklus I……… 45

c. Paparan data hasil siklus I……….. 52

d. Analisis dan refleksi siklus I……….. 53

2. Paparan data Tindakan siklus II………... 57

a. Paparan data perencanaan siklus II………. 57

b. Paparan data proses siklus II………... 61

c. Paparan data hasil siklus II………. 67

d. Analisis dan refleksi siklus II……….. 70

3. Paparan data Tindakan siklus III……….. 73

e. Paparan data perencanaan siklus III……… 73

f. Paparan data proses siklus III………. 77

g. Paparan data hasil siklus III……… 83

h. Analisis dan refleksi siklus III……… 86

C. Paparan pendapat siswa dan guru……….... 88

1. Paparan pendapat siswa……….. 88

2. Paparan pendapat guru………. 89

D. Pembahasan 90 1. Perencanaan ……….. 90

2. Kinerja guru tahap pelaksanaan ……… 91

3. Aktivitas siswa ………. 91


(7)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 94

A. Kesimpulan……….... 94

B. Saran ………. 96

DAFTAR PUSTAKA………... 98

LAMPIRAN – LAMPIRAN………... 100


(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data awal hasil belajar siswa ….……….. 4 3.1 Data kepala sekolah dan guru SDN I Astana …….. 26 3.2 Jumlah siswa SDN I Astana ………. 27 4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ……… 41 4.2 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus I……… 45 4.3 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus I……… 49 4.4 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus I……. 50 4.5 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus I……….. 52 4.6 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus I………. 56 4.7 Paparan Data Proses Kinerja Guru tahap

Perencanaan siklus II……… 60 4.8 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus II……… 64 4.9 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus II…… 66 4.10 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus II………. 68 4.11 Rangkuman Hasil Pelaksanaan Siklus II…………. 72 4.12 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus III……….. 76 4.13 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus III………. 80 4.14 Paparan Data Proses Aktivitas Siswa Siklus III….. 82 4.15 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus III……… 84 4.16 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus III…………. 88 4.17 Rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa …….. 93


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(10)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Paparan Data Kinerja Guru Tahap Perencanaan

Siklus I ……….. 45 4.2 Paparan Data Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Siklus I ……….. 50

4.3 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktivitas Siswa Siklus I………. 51 4.4 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum

Tuntas Pada Data Awal Dengan Siklus I ……….. 53 4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil

Belajar Siswa Pada Data Awal Dan Siklus I…….. 53 4.6

Perbandingan persentase paparan data Proses Kinerja Guru Tahap Perencanaan siklus I dan

Siklus II………. 60

4.7

Perbandingan persentase paparan data Proses Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I dan

Siklus II………. 65

4.8 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktivitas Siswa Siklus I dan II………….. 67 4.9 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum

Tuntas Pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II….. 69 4.10

Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal Siklus I dan Siklus

II………. 69

4.11

Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap perencanaan siklus I, Siklus II dan Siklus

III……… 76

4.12 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I, Siklus II dan Siklus


(11)

xiii

III……… 81

4.13

Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada Proses Aktivitas Siswa Siklus I, Siklus II dan

Siklus III………. 83

4.14

Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II dan

Siklus III………. 85

4.15

Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal Siklus I, Siklus II


(12)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. LAMPIRAN DATA AWAL

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran ……….. 100

2. Tabel pengolahan nilai hasil belajar siswa ………… 102

3. Sampel soal hasil belajar siswa ………. 103

4. Catatan lapangan ………... 106

B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 108

6 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan... 113

7 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 114

8 Lembar observasi aktivitas siswa………... 118

9 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 120

10 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 121

11 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 125

12 Catatan Lapangan……… 128

13 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus I..………. 129

C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 132

15 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan... 137

16 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 138

17 Lembar observasi aktivitas siswa………... 142

18 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 144

19 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 145

20 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 149

21 Catatan Lapangan……… 152

22 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus II..………. 153

D. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 156


(13)

xv

25 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan….. 162

26 Lembar observasi aktivitas siswa………... 166

27 Lembar pengolahan data hasil belajar siswa ……….. 168

28 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 169

29 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 173

30 Catatan Lapangan……… 176

31 Foto Kegiatan Pelaksanaan Siklus III..………. 177

E. DATA WAWANCARA 32 Pedoman Wawancara Guru……….……… 180

33 Pedoman Wawancara Siswa………... 182

34 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Wawancara…. 184 F LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN (FORMAT ISIAN KOSONG) 35 Lembar observasi kinerja guru tahap perencanaan ….. 186

36 Lembar observasi kinerja guru tahap pelaksanaan ….. 187

37 Lembar observasi aktivitas siswa ………. 191

38 Tabel pengolahan nilai hasil belajar ………. 193

39 Lembar kerja siswa siklus I ……….. 194

40 Lembar kerja siswa siklus II ……… 196

41 Lembar kerja siswa siklus III ……….. 198

42 Lembar soal siklus I ………. 201

43 Lembar soal siklus II………. 202

44 Lembar soal siklus III..………. 203

45 Catatan lapangan ……….. 205

46 Lembar pedoman wawancara guru ………. 206

47 Lembar pedoman wawancara siswa ……… 207

F. LAIN-LAIN 48 SK Direktur UPI Kampus Sumedang perihal pengangkatan pembimbing penulisan skripsi………... 208


(14)

xvi

49 Surat permohonan ijin penelitian dari UPI Kampus

Daerah Sumedang……… 209

50 Surat Keterangan Kepsek SD Negeri I Astana Perihal Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas……….. 210


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam yang merupakan bagian dari mata pelajaran di tingkat sekolah dasar mempunyai suatu bentuk karakteristik dalam memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam memahami konsep dasar materi pembelajaran, khususnya dalam memahami segala bentuk alam semesta beserta isinya, proses yang dilakukan dalam mengkaji materi ilmu pengetahuan alam adalah dengan mencoba memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mencari tahu dan berbuat sesuai dengan pemahaman yang akan dikembangkan pada materi pembelajaran. Konsep dasar ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan kajian dari Depdiknas (2004: 1) mengenai konsep dasar dari IPA adalah sebagai berikut

Ilmu pengetahuan alam menekankan kepada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu siswa utnuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Berdasarkan kajian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ilmu pengetahuaan alam memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk dalam mengembangkan kemampuan atau potensi yang berada didalam dirinya secara langsung dan ilmiah, hal ini didukung oleh adanya konsep penemuan dan ujicoba dalam proses pembelajaran IPA sehingga siswa mendapatkan pemahaman yang bermakna dari hasil pembelajaran.

Proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang disajikan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menemukan pengalaman langsung dan pemahaman ilmiah, dilakukan tidak hanya dengan kajian teoritis saja akan tetapi dilakukan serangkaian proses ilmiah dimulai dari adanya pengamatan sampai kepada penentuan kesimpulan hasil pengamatan. Hal ini berkaitan dengan pendapat dari Sujana (2009: 92) bahwa


(16)

2

Ilmu pengetahuan alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis dan sistematis tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti : pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan pengajuan gagasan.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahamai bahwa proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam selain dilakukan sisi teoritis tetapi juga dilakukan dengan adanya proses pengamatan yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan proses, salah satunya melalui pengamatan dan penentuan kesimpulan berdasarkan data hasil ujicoba.

Keterampilan proses yang dikembangkan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu fungsi dari mata pelajaran tersebut, hal ini dikarenakan proses pengamatan adalah indikator dari peningkatan keterampilan proses dan sikap ilmiah, hal ini sesuai dengan kajian dari Depdiknas (2004: 2) bahwa “fungsi mata pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan keterampilan proses dan mengembangkan sikap ilmiah”, berdasarkan kajian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung secara analisis dan ilmiah untuk mendapatkan pemahaman pembelajaran.

Melihat pentingnya pembelajaran ilmu pengetahuan alam pada tingkat sekolah dasar maka dilakukan proses penelitian dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, materi yang di observasi adalah materi mengenai sifat benda cair. Dari hasil observasi awal tersebut ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Adapun permasalahan yang didapat dalam proses observasi awal tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kinerja Guru

a. Guru selama proses pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan interaksi dengan siswa lain dalam menemukan sifat benda cair.


(17)

3

b. Guru dalam proses pembelajaran hanya memberikan penjelasan materi pembelajaran secara verbal tanpa adanya proses pengalaman langsung serta ujicoba dalam menemukan sifat benda cair.

c. Guru dalam proses pembelajaran tidak menerapkan proses pembelajaran ilmiah, dengan adanya proses ujicoba dengan menggunakan benda atau alat yang dapat digunakan sebagai bentuk pembuktian sifat benda cair.

d. Guru tidak mengembangkan proses pembelajaran yang mengarah kepada proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan ilmiah tetapi hanya sebatas pemahaman verbal.

2. Aktivitas Siswa

a. Proses aktivitas siswa pada saat pembelajaran lebih terlihat pasif, hal ini dikarenakan siswa tidak mendapatkan ruang dan kesempatan dalam memahami materi pembelajaran melalui interaksi aktif dengan siswa lain. b. Siswa hanya diam mendengarkan materi pembelajaran, sehingga siswa tidak

mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami materi pembelajaran sifat benda cair.

c. Siswa tidak mempunyai kesempatan dalam melakukan proses pembuktian atau ujicoba dalam menemukan secara mandiri konsep dari sifat benda cair, sehingga kemampuan siswa dalam proses pengamatan tidak tercapai.

d. Siswa tidak aktif, kreatif dan inovatif yang disebabkan karena proses pembelajaran yang disajikan hanya bersifat verbal tanpa adanya proses ilmiah dan berpikir kritis.

3. Hasil Belajar

Dari permasalahan yang terjadi pada kinerja guru dan aktivitas siswa, maka mempengaruhi pula terhadap nilai hasil belajar siswa, pada data awal hasil belajar siswa terdapat delapan orang siswa yang mencapai ketuntasan dengan persentase ketuntasan 40%, dan untuk jumlah siswa yang belum tuntas adalah 12 orang siswa dengan persentase 60%. Dari perolehan jumlah dan persentase ketuntasan yang dicapai, maka perlu dilakukan penelitian sebagai bentuk perbaikan pembelajaran, Untuk lebih jelasnya mengenai paparan data hasil belajar pada data awal maka akan dipaparkan nilai hasil belajar siswa dalam bentuk tabel.


(18)

4

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Jumlah skor Nilai Akhir KKM : 75 T BT

1 Ahmad K 4 80 √

2 Asyifa Nurul H. 3 60 √ 3 Cici Fitria 3 60 √ 4 Citra Maulida 4 80 √

5 Deni Anggara 2 40 √ 6 Fitriningsih 5 100 √

7 Gina Ristinia 3 60 √ 8 Gunawansyah 5 100 √

9 Heni Elisa B. 2 40 √ 10 Intan Nuraini 3 60 √ 11 Junaedi 4 80 √

12 Kiki Fadilah 2 40 √

13 Lisna 2 40 √

14 Mutia Santi 1 20 √ 15 Nuri Santika 4 80 √

16 Ridwan M. 2 40 √

17 Riski Sunarto 3 60 √ 18 Sandi Wildan 4 80 √

19 Tuti Malia 2 40 √

20 Zaenal Bahar 4 80 √

Jumlah 8 12

Persentase (%) 40% 60% Berdasarkan uraian pada permasalahan yang terjadi pada observasi awal, baik itu pada kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar, memiliki suatu karakteristik permasalahan yang mengarah pada satu karakteristik permasalahan yaitu tidak digunakannya suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi aktif dan melakukan pengamatan sebagai bentuk proses pemahaman terhadap materi sifat benda cair secara mandiri dan lebih bermakna.

Dari karakteristik permasalahan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran, maka dilakukan suatu proses analisis terhadap karakteristik permasalahan yang mengacu kepada penggunaan metode pembelajaran, metode yang diajukan adalah metode inkuiri, hal ini dikarenakan metode inkuiri merupakan slaah satu metode


(19)

5

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dalam memahami materi pembelajaran dan menentukan sendiri jawaban atas permasalahan yang dikaji berdasarkan proses pengamatan. Hal ini berkaitan dengan pendapat dari Sanjaya (2006: 194) bahwa

Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu intisari bahwa metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya melalui proses pengamatan dan analisis terhadap permasalahan yang disajikan, sehingga siswa akan lebih mandiri dalam menentukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam rposes pembelajaran.

Selain digunakan sebagai bentuk metode pmeblajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, metode inkuiri juga berguna untuk memberikan pengetahuan baru kepada siswa yang dapat dimungkinkan untuk diujicoba lebih lanjut dan lebih cermat oleh siwa dalam pengamatan yang berkelanjutan. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Wena (2011: 76) bahwa

Keunggulan dari metode inkuiri dikarenakan metode inkuiri tercipta melalui konfrontasi intelektual, di mana siswa dihadapkan pada suatu situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir metode ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya penerapan metode pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran maka dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan pengamatan yang bersifat berkelanjutan yang dapat mendukung terhadap proses pembelajaran aktif dan penemuan baru dalam proses pemahaman dan pembelajaran.


(20)

6

Berdasarkan uraian pada permasalahan yang diperoleh dari hasil observasi awal dan juga uraian mengenai metode pembelajaran inkuiri beserta keterkaitannya dengan materi sifat benda cair, maka diajukan judul penelitian sebagai berikut

“Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Sifat Benda Cair di Kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan dan juga mengkaji terhadap fokus penelitian, maka ditentukan rumusan masalah, adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a) Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

c) Bagaimana aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

d) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi sifat benda cair dengan penerapan metode inkuiri di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon?

2. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah pada penelitian ini adalah dengan penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, hal ini dikarenakan metode inkuiri merukan metode pembelajaran yang dapat


(21)

7

memberikan peluang bagi siswa untuk belajar secara mandiri, sehingga tidak hanya sebagai penerima pesan akan tetapi siswa akan berperan sebagai pencari dari jawaban atas permasalahan secara mandiri, dengan proses ini maka dapat mendukung terjadinya interaksi aktif dalam proses pembelajaran menentukan sifat benda cair, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sanjaya (2006: 194) bahwa

Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inkuri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebgai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menmekan sendiri dari materi pembelajar itu sendiri.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri dapat memberikan peluang bagi siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan permasalahan atau memahami materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran metode inkuiri menurut pendapat dari Sanjaya (2006: 200) adalah “orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut aplikasi pembelajarannya dilakukan dengan memberikan gambaran kasus mengenai sifat benda cair dalam kehidupan sehari-hari, menentukan kalimat pertanyaan sebagai bentuk dari rumusan masalah, mengumpulkan data melalui proses ujicoba, menguji hipotesis melalui diskusi kelas dan ujicoba dan merumuskan kesimpulan dengan menentukan kesimpulan dari hasil ujicoba dan diskusi kelas.

Dalam proses penelitian ini memiliki target pencapaian, target proses pada kinerja guru tahap perencanaan dalah 100% pencapaian indikator penilaian, target proses pada kinerja guru tahap pelaksanaan 90% pencapaian indikator penilaian, target proses akitivitas siswa 90% siswa pada tafsiran baik dan target hasil belajar 90% siswa tuntas.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri terdiri dari tahap orientasi terhadap permasalahan yang akan dikaji, menentukan rumusan masalah, mengumpulkan data dan menentukan jawaban akhir sebagai bentuk kesimpulan hasil penelitian, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sanjaya (Maulana, 2009: 36-37) menjelaskan bahwa “langkah-langkah inkuiri adalah


(22)

8

orientasi, merumusakan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri pada materi menentukan sifat benda cair adalah sebagai berikut.

Tahap orientasi dimulai dengan pengenalan terhadap materi pembelajaran, selanjutnya penentuan rumusan masalah yang akan dikaji dan dicari pemecahannya dalam proses pengamatan menentukan sifat benda cair dengan menggunakan kalimat tanya sebagai bentuk rumusan masalah, setelah rumusan masalah ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah proses penentuan hipotesis yang dilakukan dengan menentukan jawaban sementara mengenai sifat benda cair. Tahap berikutnya adalah pengambilan data dalam proses pengamatan atau ujicoba, data-data yang didapatkan dalam pengamatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai data dan fakta mengenai konsep materi sifat benda cair yang akan digunakan sebagai bentuk penguatan hipotesis, dan hipotesis harus diujicobakan secara publisitas untuk menentukan kesimpulan dari proses pengamatan dan penemuan dalam metode inkuiri melalui diskusi kelas.

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah ditentukan, maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai bentuk jawaban pengembangan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran penerapan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada


(23)

9

materi sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi sifat benda cair dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari proses penelitian dengan menerapkan metode inkuiri adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Mengembangkan kemampuan proses mengamati dan memahami unsur konsep pengamatan.

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan analisis permasalahan yang dikaji.

c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan eksplorasi kemampuan yang dimilikinya melalui proses ujicoba.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Mengembangkan kemampuan guru dalam melakukan proses perbaikan dan penelitian pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan konsep metode pembelajaran inkuiri pada proses pembelajaran.

c. Menambah pengalaman bagi guru dalam proses penelitian. 3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi peningkatan keprofesionalan tenaga pengajar.

b. Menambah pembendaharaan metode pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.

c. Menambah tingkat kemampuan tenaga pendidik dalam melakukan variasi pembelajaran.

4. Manfaat Bagi Peneliti Lain


(24)

10

b. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dan sumber bagi proses penelitian yang memiliki karakteristik yang sama, yaitu dalam materi sifat benda cair.

E. Batasan Istilah

1. Metode pembelajaran inkuiri adalah upaya mempersiapkan situasi bagi anak didik untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. Iskandar (Kartadinata, 2011: 113).

2. Hasil belajar adalah suatu bentuk hasil gambaran yang dituangkan dalam bentuk skor maupun angka dan tingkatan dari subjek pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 200).

3. Benda Cair adalah salah satu bentuk dari zat yang mempunyai tingkat kelenturan yang tinggi dan mempuanyai bentuk yang nampak, di mana seluruh partikelnya tersusun dengan cukup rapat (Rianti, 2009: 1).


(25)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang ditentukan dalam proses penelitian adalah SD Negeri I Astana Kecamatan Gunung jati. Adapun alasan memilih SDN I Astana sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut.

a. Permasalahan yang terjadi dalam proses dan hasil belajar siswa berawal dari siswa kelas IV SDN I Astana, sehingga proses tindakan penelitian dan penerapannya harus dilakukan pada siswa kelas IV SDN I Astana.

b. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN I Astana, sehingga akan lebih mudah dalam mengenali karakteristik lingkungan dan peserta didik.

c. Adanya ijin dari kepada sekolah SDN I Astana untuk melakukan penelitian yang disertai dengan surat ijin penelitian dari UPI Kampus Sumedang, dan juga dukungan secara moril dari guru-guru SDN I Astana.

Adapun data guru dan siswa SD Negeri I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon adalah sebgai berikut.

Tabel 3.1

Data Kepala Sekolah dan Guru SDN I Astana

No Nama NIP Tugas Mengajar

1 Aan Maryamah, S.Pd 196001301978032001 Kepsek, Budi Pekerti (4-6A/B) 2 Sri Suharyati 195801011977042001 Guru kelas 3B

3 Samasi 195302181980111002 Guru PAI 4,5,6 A/B 4 Tati Nurhayati, S.Pd 196205101982042003 Guru kelas IV A 5 Eni Nuraeni, S.Pd 196307281983052003 Guru kelas V A 6 Hj. Aslinda AR. 195308281987032001 Guru kelas II A 7 Dra. Hartati 196612301988032012 Guru kelas V B 8 Lili Sutari, S.Pd.SD 196609081991032004 Guru kelas VI A 9 Duna Saduna, S.Pd 196111101983081004 Guru PAI Kelas 1,2,3 A/B 10 Sarjono, S.Pd 197001151999031007 Guru kelas VI B 11 Umimin, S.Pd.SD 196610182005012004 Guru kelas I A/B 12 Judianto 196901202008011004 Guru penjasorkes 1-6

13 Gugun Gumelar - Guru Kelas III A

14 Aisah - Guru kelas II B

15 Eka Ayu Setyaningsih - Guru B.Inggris dan SBK 4,5,6 26


(26)

27

Tabel 3.2

Jumlah Siswa SDN I Astana

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 IA 10 orang 9 orang 19 orang 2 IB 13 orang 9 orang 22 orang 3 IIA 11 orang 16 orang 27 orang 4 IIB 11 orang 17 orang 28 orang 5 IIIA 13 orang 10 orang 23 orang 6 IIIB 14 orang 11 orang 25 orang 7 IVA 11 orang 15 orang 26 orang 8 IVB 9 orang 11 orang 20 orang 9 VA 16 orang 11 orang 27 orang 10 VB 11 orang 20 orang 31 orang 11 VIA 18 orang 17 orang 35 orang 12 VIB 13 orang 19 orang 32 orang

Jumlah 150 orang 165 orang 315 orang

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan selama lima bulan, dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan November 2013. Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan dalam bentuk tabel waktu penelitian di bawah ini.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN I Astana. Adapun alasan penentuan subjek penelitian tersebut dikarenakan awal mula permasalahan pembelajaran berasal dari siswa kelas IV SDN I Astana, sehingga perlu dilakukan tindakan pada siswa tersebut, dan juga dilihat dari sisi fase perkembangan kognitif siswa, maka siswa kelas IV sudah bisa untuk mendapatkan bentuk tindakan yang berkaitan dengan adanya hal yang bersifat konkrit dalam memahami pembelajaran, salah satunya dengan adanya penerapan metode pembelajaran.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Hal ini dikarenakan konsep permasalahan yang terjadi mendapatkan tindakan


(27)

28

langsung bersamaan dengan proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan pengertian dari penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008: 3)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa metode penelitian tindakan kelas adalah metode penelitian yang memberikan tindakan perbaikan terhadap proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan bersamaan pada saat proses pembelajaran dalam ruang lingkup kelas.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas mengacu kepada model penelitian spiral dari Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan desain tersebut menurut pendapat dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66-67) adalah sebagai berikut

Langkah-langkah proses yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart adalah dengan tahap perencanaan (Plan), tahap tindakan (Act), tahap pengamatan (Observe) dan refleksi (Reflect).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa desain penelitian model spiral terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi terhadap hasil penelitian, untuk lebih jelasnya mengenai alur desain tersebut akan digambarkan dalam bentuk gambar di bawah ini.


(28)

29

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66) Adapun pembahasan dari tahapan yang dilakukan pada proses penelitian tindakan kelas ini berdasarkan desain penelitian adalah sebagai berikut.

a. Rencana (Plan)

Arikunto (2008: 17) menjelaskan bahwa. “Dalam tahap ini (perencanaan) peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan

bagaimana tindakan kelas tersebut dilakukan”.

Mengacu kepada pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa tahap perencanaan berkaitan dengan beberapa tahapan yang dilakukan oleh penelitian untuk mempersiapkan proses penelitian, diawali dengan kajian permasalahan apa yang akan dikaji dan dteliti sampai kepada bagaimana proses dari pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan adanya penerapan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran.

b. Tindakan (Act)

Pendapat dari Arikunto (2008: 18) tentang tahap kedua dari penelitian tindakan kelas ini, adalah, “tahap kedua dari penelitian tindakan adalah


(29)

30

pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

mengenakan tindakan di kelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa dalam tahap pelaksanaan tindakan, dilakukan dengan mengaplikasikan atau menerapkan tindakan perbaikan yang telah ditentukan dan direncanakan dalam proses pembelajaran secara nyata.

c. Observasi (Observe)

Pendapat Suhardjono (2008: 78) tentang tahap ketiga pada proses penelitian tindakan kelas ini adalah

Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun ,termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan kajian tersebut, maka dapat dipahami bahwa tahap observasi adalah suatu tahapan dalam penelitian untuk mengumpulkan dan mengoreksi data yang didapatkan dalam proses penelitian. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data serta menentukan kriteria penilaian dari data yang dihasilkan dalam proses penelitian sebagai bahan perbandingan.

d. Refleksi (Reflect)

Pendapat dari Suhardjono (2008: 80) tentang tahapan refleksi adalah sebagai berikut

Pada tahap refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

Mengacu kepada pendapat tersebut, maka dapat diambil suatu pemahaman bahwa dalam tahap refleksi dilakukan dengan mengkaji ulang permasalahan yang terjadi dalam proses penelitian untuk ditentukan tindakan yang paling tepat dalam memperbaiki permasalahan tersebut pada siklus berikutnya.


(30)

31

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengacu kepada desain yang digunakan, sehingga pada tahap penerapannya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan langkah-langkah perencanaan sebagai berikut.

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengacu kepada kurikulum dan penerapan metode inkuiri.

b. Membuat LKS dengan menerapkan metode inkuiri dalam memahami sifat sifat benda cair.

c. Menyediakan dan membuat media pembelajaran yang diperlukan dalam proses penelitian untuk menetukan sifat benda cair.

d. Menyusun dan membuat instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen pengumpul data proses dan pengumpul data hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara menerapkan metode inkuiri dalam menentukan sifat benda cair. Adapun inti dari proses pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Pada tahap orientasi siswa dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu menyimak contoh kasus yang diuraikan oleh guru mengenai konsep dari sifat benda cair, dimulai dari adanya peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan air menempati ruang, air mempunyai berat, air menngalir dari daerah tinggi ke daerah rendah, air mempunyai tekanan, dan air dapat melarutkan benda padat. Tahap perumusan masalah siswa dengan bimbingan guru menentukan konsep permasalahan yang akan dikaji dan diamati dalam proses pengamatan, yaitu dengan menentukan kalimat tanya yang berkaitan dengan materi pembelajaran sifat air. Pada tahap pengumpulan data siswa dengan bimbingan guru menentukan konsep permasalahan yang akan dikaji dan diamati dalam proses pengamatan, yaitu dengan menentukan kalimat tanya yang berkaitan dengan materi


(31)

32

pembelajaran sifat air. Pada tahap menguji hipotesis dilakukan dengan diskusi kelas mengenai hasil pengamatan dan pada tahap terakhir yaitu menentukan kesimpulan siswa dengan bimbingan guru menentukan kesimpulan atas beberapa data dari hasil pengamatan dan diskusi kelas.

3. Tahap Observasi

Yang dilakukan pada tahap observasi adalah mengumpulkan data proses dan hasil menggunakan alat penumpul data. Hal ini mengacu kepada pendapat dari Mulyasa (2009: 71) bahwa “Observasi mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil implimentasi tindakan. Penggunaan pedoman atau

instrumen yang telah disiapkan perlu diungkap”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam tahap observasi dilakukan dengan proses pengumpulan dan pengolahan data proses dan data hasil belajar, data tersebut akan digunakan sebagai data pembanding akan pelaksanaan tindakan perbaikan yaitu dengan metode inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk menentukan sifat benda cair.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi a. Tahap Analisis

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 151) pada tahap kajian analisis adalah sebagai berikut.

1) Kode atau coding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.

2) Catatan reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saaat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengkaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya.

3) Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.

4) Matriks, pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini proses analisis data yang dilakukan yaitu dengan pengkodean, hal ini dikarenakan proses penentuan


(32)

33

tindakan perbaikan dilakukan dengan pemfokusan terhadap permasalahan yang terjadi dalam proses penelitian.

b. Tahap Refleksi

Tahap refleksi adalah tahapan penentuan tindakan perbaikan terhadap hasil analisis permasalahan. Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Mulyasa (2009: 71) bahwa

Refleksi adalah suatu kegiatan menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dalam tahap refleksi dilakukan pengkajian permasalahan dari hasil analisis yang untuk selanjutnya ditentukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan dari hasil analisis.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes merupakan salah satu dari instrumen yang dignakan dalam proses penelitian yang ditujukan kepada siswa sebagai bentuk pemantauan terhadap tingkat pemahaman. Hal ini berkaitan dengan pendapat dari Arikunto (2008: 32) bahwa. “Tes adalah suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dipahami bahwa tes digunakan dalam proses penelitian untuk mengumpulkan data hasil belajar, selain itu tes juga digunakan sebagai bentuk dari pemantauan terhadap ada atau tidaknya hasil belajar yang diterima oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(33)

34

2. Pedoman Wawancara

Pendapat dari Mulyasa (2009: 69) menyebutkan bahwa “pedoman wawancara merupakan salah satu instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data

atau subjek penelitian secara langsung”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam hal ini pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data deskriptif dari narasumber yaitu guru dan siswa dalam mencari data perbandingan mengenai proses dan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

3. Pedoman Observasi

Pendapat dari Mulyasa (2009: 69) menyebutkan bahwa “pedoman obsevasi adalah instrumen yang digunakan untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses, baik itu dari kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru tahap pelaksanaan dan juga aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk memfokuskan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, hal ini sejalan dengan pendapat dari Wiriaatmadja (2005: 125) yang mengemukakan

bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas,

iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa

lainnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa catatan lapangan merupakan instrumen penelitian yang berfungsi untuk mengetahui situasi kelas dan proses pembelajaran dengan mencatat bagian penting dalam proses pembelajaran, baik itu dalam bentuk permasalahan maupun ketercapaian tujuan.


(34)

35

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam proses penelitian terdiri dari dua teknik pengolahan data yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik pengolahan data hasil belajar, adapun penjelasan pada teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru pada saat pelaksanaan, dan aktivitas siswa. Adapun pembahasan mengenai teknik pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Teknik Pengolahan Data Proses Kinerja Guru

1) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap perencanaan Skor Ideal = 12

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian Baik (B) : Jika skor yang didapat 9-12

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 5-8 Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-4

Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

2) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan Skor Ideal = 14 x 3 = 42

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian Baik (B) : Jika skor yang didapat 31-42

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 15-30 Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-14

Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal


(35)

36

3) Teknik pengolahan data proses aktivitas siswa Deskriptor Penilaian :

a. Aspek partisipasi siswa selama proses pengamatan

1. Siswa membantu dalam menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pengamatan.

2. Siswa melakukan interaksi secara aktif dalam proses pengamatan untuk menentukan hasil dari proses percobaan.

3. Siswa memberikan bantuan penjelasan kepada siswa lain yang masih belum mengerti mengenai hasil proses percobaan.

b. Aspek komunikasi siswa dalam menentukan hasil pengamatan

1. Siswa melakukan interaksi dengan siswa yang berada dalam kelompok belajar secara aktif untuk menentukan proses percobaan.

2. Siswa mengajak diskusi teman lain dalam melakukan analisis dan penentuan hasil ujicoba.

3. Siswa mampu untuk memberikan uraian jawaban sebagai bentuk pertangungjawaban dari hasil pengamatan.

Setiap aspek penilaian mempunyai skor : 3 apabila terdapat 3 indikator penilaian; 2 apabila terdapat 2 indikator penilaian; 1 apabila terdapat 1 indikator penilaian;

Tafsiran Baik (B) apabila jumlah skor : 5-6 Tafsiran Cukup (C) apabila jumlah skor : 3-4 Tafsiran Kurang (K) apabila jumlah skor : 1-2 Skor ideal : 6

Persentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Deskriptor Penilaian :

Soal mempunyai skor 5 apabila terdapat 5 jawaban benar, skor 4 apabila terdapat 4 jawaban benar, skor 3 apabila terdapat 3 jawaban benar, skor 2 apabila terdapat


(36)

37

2 jawaban benar, skor 1 apabila terdapat 1 jawaban benar, dan skor 0 apabila tidak ada jawaban benar atau tidak terdapat jawaban.

Skor Ideal : 5

Nilai akhir : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

Persentase : Jumlah siswa yang di dapat x 100 % Jumlah siswa keseluruhan

3. Teknik Pengolahan Data Wawancara

Teknik pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pedoman wawancara. Data yang dikumpulkan berupa data deskriptif berdasarkan hasil penguraian hasil wawancara, pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara merupakan unsur pengumpul data dan uraian jawaban dari narasumber merupakan data hasil wawancara, data hasil wawancara tersebut dibandingkan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dalam proses penelitian dan pembelajaran, sehingga dengan hal ini dapat ditentukan data ketercapaian dari proses penelitian.

G. Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk kepada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja. 2008: 168-171), yaitu sebagai berikut.

1. Member Check

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 168)

Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi yang

diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat ditentukan kesimpulan bahwa dalam kegiatan member check dapat dilakukan dengan proses wawancara antara guru dan siswa untuk menentukan validasi data yang telah peneliti dapatkan selama proses penelitian.


(37)

38

2. Triangulasi

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 169) “Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa triangulasi dilakukan dengan membandingkan data yang terdapat di dalam proses penelitian dan instrumen pengumpul data, dengan mitra peneliti, sehingga akan terjadi proses perbandingan kesesuiaan data pada setiap unsur pengumpul data.

3. Audit Trail

Menurut pendapat dariWiriaatmadja (2008: 170) “Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka beberapa data yang dihasilkan dalam proses penelitian dilakukan konfirmasi ulang terhadap pembimbing sebagai bentuk masukan melalui diskusi bimbingan. Adapun dosen pembimbing tersebut adalah Drs H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd dan Regina Lichteria P., M.PFis.

4. Expert Opinion

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008: 171) “Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kasahihan temuan peneliti kepada pakar

professional”, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada dosen.

Mengacu kepada pendapat tersebut maka dalam hal ini dilakukan suatu pengecekan akhir terhadap hasil penelitian dengan para ahli yang dipandang sesuai dengan bidang dan proses penelitian, di antaranya ahli dalam bidang IPA, bidang pendidikan dan juga bidang penelitian. Adapun dosen yang ditunjuk sebagai ahli dalam bidangnya diantaranya Drs. Dede Tatang S. M.Pd dan Regina Lichteria., M.PFis.


(38)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ditentukan berdasarkan penerapan langkah-langkah metode inkuiri untuk menentukan sifat benda cair. Tahapan berikutnya adalah membuat LKS yang disesuaikan dengan proses pengamatan terhadap penentuan sifat benda cair, menentukan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pengamatan dan membuat alat evaluasi pembelajaran dalam bentuk soal isian yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.

Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar 100% pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III target telah tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.

2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode eksperimen pada materi menentukan faktor yang mempengaruhi gaya. Adapun proses pembelajarannya diawali dengan tahap pertama yaitu orientasi yaitu dengan memberikan pemahaman awal kepada siswa mengenai sifat benda cair yang sering siswa temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tahap kedua yaitu merumuskan masalah, dilakukan dengan menentukan bahan kajian dalam bentuk kalimat tanya. Tahap ketiga yaitu menentukan hipotesis, dilakukan dengan menentukan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Tahap ke empat yaitu mengumpulkan data penguat hipotesis, dilakukan dengan melakukan pengamatan


(39)

95

terhadap media pembelajaran untuk menentukan sifat benda cair. Tahap kelima yaitu menguji hipotesis, dilakukan dengan menjelaskan hasil kerja kelompok mengenai sifat benda cair dalam diskusi kelas, dan tahap keenam yaitu menentukan kesimpulan, dilakukan dengan menentukan kesimpulan akhir mengenai sifta benda cair berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelas. Dari adanya penerapan metode inkuiri tersebut maka kinerja guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan khususnya dalam melakukan variasi pembelajaran dan menyajikan pembelajaran yang lebih efektif dan menunjang terhadap kreatifitas siswa. Proses ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai sifat benda cair. Data yang dihasilkan pada siklus I 78% pencapaian indikator penilaian, siklus II 92% pencapaian indikator penilaian dan siklus III 98% pencapaian indikator penilaian, target telah tercapai dan penelitian diberhentikan pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat partisipasi siswa pada proses pengamatan dan komunikasi siswa pada proses pengamatan, dari aktivitas siswa tersebut maka tingkat kreativitas dan keaktifan siswa pada proses pembelajaran lebih meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa sebelum penerapan tindakan yang lebih bersifat pasif.

Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% siswa dengan tafsiran baik, siklus II 85% tafsiran baik dan pada siklus III 95% tafsiran baik, dan untuk aktivitas siswa telah mencapai target yang ditentukan yaitu 90% siswa dengan tafsiran baik, sehingga dengan adanya pencapaian target pada tahap pelaksanaan, maka penelitian diberhentikan pada siklus III.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan perolehan nilai hasil belajar pada data awal maupun pada setiap pelaksanaan siklus, yaitu siswa mampu untuk menuliskan sifat benda cair dengan benar, dari peningkatan hasil belajar siswa ini dapat membuktikan bahwa pemahaman siswa mengenai sifat benda cair meningkat. Data yang dihasilkan pada siklus I 70% siswa tuntas, siklus II 85% siswa tuntas dan siklus III 95% siswa tuntas, target telah tercapai


(40)

96

dan penelitian diberhentikan pada siklus III. peningkatan dari data awal ke siklus I 30%, siklus I ke siklus II 15%, siklus II ke siklus III 10%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Guru dalam memberikan proses pembelajaran hendaknya menyajikan konsep pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga pemahaman yang dimiliki oleh siswa lebih bermakna, artinya pemahaman yang dimiliki oleh siswa lebih bertahan lama dan dapat digunakan oleh siswa pada konsep permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru dalam proses pembelajaran sebaiknya menempatkan dirinya tidak sebagai pusat pembelajaran akan tetapi lebih menempatkan dirinya sebagai fasilitator bagi siswa untuk memberikan kesempatan bagi siswa dalam memahamai materi pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya lebih berperan aktif.

b. Dalam proses pengamatan, siswa hendaknya lebih tetiti dan bersikap hati-hati untuk menggunakan media pembelajaran sehingga proses pengamatan berjalan dengan baik dan aman.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam melakukan proses penelitian pembelajaran peneliti hendaknya terlebih dahulu menentukan karakteristik permasalahan selanjutnya menentukan tindakan perbaikan yang perlu disesuaikan dengan keberadaan sarana dan prasarana pendukung di sekolah masing-masing.

b. Setelah proses pembelajaran sebaiknya peneliti tidak hanya menghentikan penelitian pada saat itu juga akan tetapi dilakukan pembiasaan penerapan tindkan dari berbagai permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran.


(41)

97

4. Bagi Lembaga UPI

Konsep dasar dan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai bentuk data perbandingan untuk mengembangkan konsep perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas dan pembaharuan pembelajaran.


(42)

98

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2008). Kurikulum tingkat Satuan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Dirdjosumarto, Sudjojo. (1996). Materi Pokok Pendidikan IPA 2. Jakarta.Universitas Terbuka.

Panitia Sertifikasi Guru. (2011). Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI.

Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press.

Maryati et al. (2004). SAINS 4 Mengamati Alam Semesta Untuk SD Kelas 4.

Bandung.Sinergi Pustaka Indonesia.

Maulana. (2009). Pembelajaran Matematika yang Konstruktif di Sekolah Dasar.

Dalam “Model Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung.Universitas

Pendidikan Indonesia. UPI Press.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Oktafia, Tina. (2010). Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan struktur batang dengan fungsinya di kelas IV SDN Citimun I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Patmawati, Ipat. (2010). Penerapan model inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai stuktur daun tumbuhan dan fungsinya dalam IPA di kelas IV SDN Gunasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.


(43)

99

Purnomo.a(2009).aJenis-jenis bentuk Zat. [Online].

http//wordpers.com.//2009/03/11/ pengertian_benda_cair. [29 september

2013].

Rianti, Lusiana . (2009). Karakteristik Zat PAdat, Zat Cair dan Zat Gas .

[Online].http//sainsjendela.com.//2009/10/02/ pengertian_benda_cair. [21 Juli 2013].

Rusdianto.a(2011).aAnalisis Pembelajaran dan kajiannya.

[Online].http//ilmumutakhir.com.//2011/01/07/ hasil_belajar. [06 Januari 2014].

Sanjaya, Wina. (2006). Model pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.

Sujana,Atep.a(2009).Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. dalam “Model

Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung. Universitas Pendidikan

Indonesia Kampus Sumedang. UPI Press.

Suparina, Nuraeni. (2010). Penerapan model inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Wahyana. (1999). Pendidikan IPA 4. Jakarta. Universitas Terbuka.

Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya.a(2008).aPenelitian Tindakan

Kelas.Jakarta. Universitas Terbuka.

Wena, Made. (2011). Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan sifat benda cair di kelas IV SDN I Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ditentukan berdasarkan penerapan langkah-langkah metode inkuiri untuk menentukan sifat benda cair. Tahapan berikutnya adalah membuat LKS yang disesuaikan dengan proses pengamatan terhadap penentuan sifat benda cair, menentukan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pengamatan dan membuat alat evaluasi pembelajaran dalam bentuk soal isian yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.

Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar 100% pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III target telah tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.

2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan metode eksperimen pada materi menentukan faktor yang mempengaruhi gaya. Adapun proses pembelajarannya diawali dengan tahap pertama yaitu orientasi yaitu dengan memberikan pemahaman awal kepada siswa mengenai sifat benda cair yang sering siswa temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tahap kedua yaitu merumuskan masalah, dilakukan dengan menentukan bahan kajian dalam bentuk kalimat tanya. Tahap ketiga yaitu menentukan hipotesis, dilakukan dengan menentukan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Tahap ke empat yaitu mengumpulkan data penguat hipotesis, dilakukan dengan melakukan pengamatan


(2)

terhadap media pembelajaran untuk menentukan sifat benda cair. Tahap kelima yaitu menguji hipotesis, dilakukan dengan menjelaskan hasil kerja kelompok mengenai sifat benda cair dalam diskusi kelas, dan tahap keenam yaitu menentukan kesimpulan, dilakukan dengan menentukan kesimpulan akhir mengenai sifta benda cair berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelas. Dari adanya penerapan metode inkuiri tersebut maka kinerja guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan khususnya dalam melakukan variasi pembelajaran dan menyajikan pembelajaran yang lebih efektif dan menunjang terhadap kreatifitas siswa. Proses ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai sifat benda cair. Data yang dihasilkan pada siklus I 78% pencapaian indikator penilaian, siklus II 92% pencapaian indikator penilaian dan siklus III 98% pencapaian indikator penilaian, target telah tercapai dan penelitian diberhentikan pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat partisipasi siswa pada proses pengamatan dan komunikasi siswa pada proses pengamatan, dari aktivitas siswa tersebut maka tingkat kreativitas dan keaktifan siswa pada proses pembelajaran lebih meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa sebelum penerapan tindakan yang lebih bersifat pasif.

Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% siswa dengan tafsiran baik, siklus II 85% tafsiran baik dan pada siklus III 95% tafsiran baik, dan untuk aktivitas siswa telah mencapai target yang ditentukan yaitu 90% siswa dengan tafsiran baik, sehingga dengan adanya pencapaian target pada tahap pelaksanaan, maka penelitian diberhentikan pada siklus III.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan perolehan nilai hasil belajar pada data awal maupun pada setiap pelaksanaan siklus, yaitu siswa mampu untuk menuliskan sifat benda cair dengan benar, dari peningkatan hasil belajar siswa ini dapat membuktikan bahwa pemahaman siswa mengenai sifat benda cair meningkat. Data yang dihasilkan pada siklus I 70% siswa tuntas, siklus II 85% siswa tuntas dan siklus III 95% siswa tuntas, target telah tercapai


(3)

dan penelitian diberhentikan pada siklus III. peningkatan dari data awal ke siklus I 30%, siklus I ke siklus II 15%, siklus II ke siklus III 10%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Guru dalam memberikan proses pembelajaran hendaknya menyajikan konsep pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga pemahaman yang dimiliki oleh siswa lebih bermakna, artinya pemahaman yang dimiliki oleh siswa lebih bertahan lama dan dapat digunakan oleh siswa pada konsep permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru dalam proses pembelajaran sebaiknya menempatkan dirinya tidak sebagai pusat pembelajaran akan tetapi lebih menempatkan dirinya sebagai fasilitator bagi siswa untuk memberikan kesempatan bagi siswa dalam memahamai materi pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya lebih berperan aktif.

b. Dalam proses pengamatan, siswa hendaknya lebih tetiti dan bersikap hati-hati untuk menggunakan media pembelajaran sehingga proses pengamatan berjalan dengan baik dan aman.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam melakukan proses penelitian pembelajaran peneliti hendaknya terlebih dahulu menentukan karakteristik permasalahan selanjutnya menentukan tindakan perbaikan yang perlu disesuaikan dengan keberadaan sarana dan prasarana pendukung di sekolah masing-masing.

b. Setelah proses pembelajaran sebaiknya peneliti tidak hanya menghentikan penelitian pada saat itu juga akan tetapi dilakukan pembiasaan penerapan tindkan dari berbagai permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran.


(4)

4. Bagi Lembaga UPI

Konsep dasar dan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai bentuk data perbandingan untuk mengembangkan konsep perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas dan pembaharuan pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Departemen pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2008). Kurikulum tingkat Satuan Pembelajaran. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Dirdjosumarto, Sudjojo. (1996). Materi Pokok Pendidikan IPA 2. Jakarta.Universitas Terbuka.

Panitia Sertifikasi Guru. (2011). Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press.

Maryati et al. (2004). SAINS 4 Mengamati Alam Semesta Untuk SD Kelas 4. Bandung.Sinergi Pustaka Indonesia.

Maulana. (2009). Pembelajaran Matematika yang Konstruktif di Sekolah Dasar. Dalam “Model Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung.Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Press.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Oktafia, Tina. (2010). Penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang hubungan struktur batang dengan fungsinya di kelas IV SDN Citimun I Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Patmawati, Ipat. (2010). Penerapan model inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai stuktur daun tumbuhan dan fungsinya dalam IPA di kelas IV SDN Gunasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Purnomo.a(2009).aJenis-jenis bentuk Zat. [Online].

http//wordpers.com.//2009/03/11/ pengertian_benda_cair. [29 september

2013].

Rianti, Lusiana . (2009). Karakteristik Zat PAdat, Zat Cair dan Zat Gas . [Online].http//sainsjendela.com.//2009/10/02/ pengertian_benda_cair. [21 Juli 2013].

Rusdianto.a(2011).aAnalisis Pembelajaran dan kajiannya. [Online].http//ilmumutakhir.com.//2011/01/07/ hasil_belajar. [06 Januari 2014].

Sanjaya, Wina. (2006). Model pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media.

Sujana,Atep.a(2009).Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. dalam “Model

Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Bandung. Universitas Pendidikan

Indonesia Kampus Sumedang. UPI Press.

Suparina, Nuraeni. (2010). Penerapan model inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda di kelas V SDN Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.

Wahyana. (1999). Pendidikan IPA 4. Jakarta. Universitas Terbuka.

Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya.a(2008).aPenelitian Tindakan Kelas.Jakarta. Universitas Terbuka.

Wena, Made. (2011). Startegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung. PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 METRO PUSAT

3 16 69

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BENDA CAIR DI KELAS III SDN CIKAMUNING KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 40

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 35

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT- SIFAT CAHAYA.

0 1 45

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT WUJUD BENDA DI KELAS IV SDN SUKAMULYA KECAMATAN CIBEBER.

0 0 27

METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SUMBERDAYA ALAM : Penelitian Tindakan Kelas Di SDN Puncakwangi Kelas IV Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur.

0 6 28

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT-SIFAT BENDA PADAT,CAIR DAN GAS.

0 0 21

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SD : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Cidomba Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur.

0 0 29

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT – SIFAT CAHAYA.

0 0 36

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6