PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH Peningkatan Penalaran Dan Komunikasi Matematika Dalam Memecahkan Masalah Melalui Strategi Think-Talk-Write (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII B Semester Genap SMP Negeri 2 Colo

PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH
MELALUI STRATEGI THINK-TALK-WRITE
(PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII B Semester Genap
SMP Negeri 2 Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Disusun oleh:
YULIA ULFAH
A.410 090 099

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI
STRATEGI THINK-TALK-WRITE
( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII B Semester Genap
SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Ajaran 2012/2013 )
Oleh:
Yulia Ulfah1, Budi Murtiyasa2
1

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, uleridjo_92@yahoo.co.id
2

Staf Pengajar UMS Surakarta, bdmurtiyasa@yahoo.com

This research has purpose to improve students' reasoning and mathematics
communication of VIII B grade, SMP Negeri 2 Colomadu in problem solving by
using Think-Talk-Write Strategy on the circle. Type of research is a classroom
action research. The subject of this research the researcher as a teacher that
provides classroom actions research and the actions receiver are the students of
class VII B who are amount 31 students. Technique of collecting data are
observation, record field, documentation and test methods. The approach of the

research is descriptive qualitative by using groove method that is analyzed from
action learning implemented and developed during the learning process. The
results of the research showed an increasing in mathematics reasoning and
communication. The findings of the research show: 1) the students are able to
present a written statement to the math and drawing 90.32%, 2) the students are
able to develop a proof of the validity of the solution 90.32%, 3) the students are
able to perform mathematics manipulations 90.32%, 4) the students able to draw
conclusions from statements 77.42%, 5) the students able to use mathematics
language and symbols 80.64%, 6) the students listen to and discuss mathematics
83.88%, 7) the students are able to read comprehension 90.32%, 8) mathematics
students written or oral presentations 70.97%. This research has conclusion that
is by using Think-Talk-Write Strategy can improve students' mathematics
reasoning and communication in problems solving.

Keywords: Mathematics Reasoning, Mathematics Communication, and ThinkTalk-Write

PENDAHULUAN
Pengajaran metematika di sekolah bertujuan untuk menjadikan siswa
mengetahui gagasan serta terampil dalam penggunaan rumus yang cukup dan
dapat membuat siswa mengikuti pelajaran. Sedangkan sebagai sebuah upaya sadar

dan terencana terhadap pengembangan kualitas pendidikan, seharusnya perhatian
khusus diberikan oleh keseluruhan potensi manusia pada kompetensi dasar yang
dipadupadankan dengan kemampuan penalaran serta komunikasi matematika.
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,
maka diperlukan sumber daya manusia yang kreatif dalam mengkomunikasikan
gagasan atau memecahkan masalah ketrampilan intelektual serta melibatkan
kemampuan penalaran yang logis, kritis, cermat, dan sistematis.
Pada aspek penalaran, materi matematika adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dengan penalaran. Materi matematika dipahami melalui
penalaran sedangkan penalaran dilatihkan dan dipahami melalui belajar materi
matematika. Masalah yang dihadapi oleh siswa dapat diatasi melalui berlatih cara
berfikir dan bernalar, karena hal ini bagian terpenting yang harus dikuasai oleh
siswa. Pada pembelajaran matematika, sebuah penalaran erat kaitannya dengan
komunikasi matematika siswa. Komunikasi dalam matematika bertujuan agar
kemampuan menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide
matematika, mendengarkan, berdiskusi, menulis tentang matematika siswa
meningkatkan. Dengan latihan pada diri siswa itu sendiri kualitas komunikasi
siswa dapat ditingkatkan, sehingga hal ini menjadikan siswa mempunyai skill
komunikasi yang tepat dan jelas
Pentingnya kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa

dapat ditumbuh kembangkan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan
strategi Think-Talk-Write yang berfokus pada siswa. Sangat disayangkan apabila
masih ada guru yang menganut pembelajaran konvensional dalam proses
pembelajaran, karena dengan strategi tersebut dapat mengakibatkan siswa pasif
dan tidak mempunyai pengalaman belajar.

Menyadari kenyataan dilapangan khususnya pada siswa kelas VIII B
SMP Negeri 2 Colomadu,

bahwa kemampuan penalaran dan komunikasi

matematika siswa masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dalam buku
penilaian guru kelas VIII B, dimana dari 31 siswa hanya 10 siswa yang mampu
menyajikan pernyataan matematika dengan tertulis dan gambar serta mampu
menyusun bukti terhadap kebenaran solusi, siswa yang mampu melakukan
manipulasi matematika hanya ada 6 siswa, hanya 9 siswa yang mampu menarik
kesimpulan dari pernyataan, ada 12 siswa yang mampu menggunakan bahasa
matematika dan simbol, 15 siswa yang mendengarkan dan berdiskusi tentang
matematika, siswa yang membaca dengan pemahaman hanya ada 9 siswa,
kemudian siswa yang presentasi matematika terttulis atau lisan hanya ada 5

siswa.dapat disimpulkan bahwa tingkat penalaran dan komunikasi siswa kelas
VIII B masih sangat rendah.
Melihat kenyataan yang seperti itu, maka diperlukan suatu konsep
pembelajaran yang mampu memberikan rangsangan kapada siswa kelas VIII B
SMP Negeri 2 Colomadu agar siswa mempunyai kemampuan bernalar dan
komunikasi matematika yang baik. Berpedoman pada pentingnya kemampuan
penalaran dan komunikasi matematika, tentunya penulis tergugah untuk
melakukan suatu terobosan baru yaitu pembelajaran dengan menggunakan strategi
Think-Talk-Write dalam upaya meningkatkan penalaran dan komunikasi
matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Colomadu.
METODE PENELITIAN
Menurut Arikunto (2010:130), bahwa “PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas”. Jadi dapat dikatakan
bahwa PTK merupakan penelitian yang fokusnya pada masalah yang dihadapi
guru terhadap proses pembelajaran di kelas. Langkah dari PTK ini adalah sebagai
berikut ini: a) dialog awal, b) perencanaan tindakan, c) pelaksanaan tindakan dan
observasi, d) refleksi dan evaluasi, e) penyimpulan.

Dialog awal dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan umum

siswa pada proses pembelajaran metamatika. Dialog ini menghasilkan
kesepakatan bahwa: a) usaha untuk meningkatkan penalaran dan komunikai
matematika siswa dalam memecahkan masalah, b) mengidentifikasi masalahmasalah yang diduga menjadi penghambat dalam meningkatkan penalaran dan
komunikai matematika siswa dalam memecahkan masalah, c) alternatif
pembelajaran yang dipraktekan dalam upaya peningkatan penalaran dan
komunikai matematika dalam memecahkan masalah bagi siswa SMP Negeri 2
Colomadu adalah dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write. Perencanaan
tindakan ini mengacu pada hasil dialog awal yang telah dirumuskan fokus
permasalahannya, kemudian dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan dan
tindakan ini tidak mutlak dikendalikan oleh perencanaan. Rencana tindakan ini
bersifat fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan kondisi yang ada. Dilakukan
juga observasi sebagai usaha kearah perbaikan. Observasi dilakukan dengan
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
kepada siswa, apakah rencana yang telah dibuat berjalan dengan baik atau tidak.
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru matematika yang dibekali
dengan pedoman observasi. Kemudian dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan
tindakan yang selanjutnya dilakukan evaluasi yang berdasarkan pada hasil refleksi
itu sendiri. Terakhir diambil kesimpulan apakah penalaran dan komunikasi
matematika siswa dalam memecahkan masalah mengalami peningkatan setelah
diberikan tindakan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Januari 2013
sampai 25 Januari 2013. Subjek penelitian berjumlah 31 siswa, dengan proporsi
17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dalam penelitian ini, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah: a) observasi, metode ini digunakan
untuk mengetahui perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa, b) catatan
lapangan, catatan lapangan ini berguna untuk mencatat peristiwa penting yang ada
pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung, c) dokumentasi,
dokumentasi ini berguna untuk mendapatkan data sekolah, nama siswa, serta foto-

foto selama proses penelitian, d) metode tes, metode ini berupa soal uji
kemampuan siswa berbentuk uraian serta beberapa pertanyaan secara lisan yang
digunakan untuk mendapatkan data penalaran dan komunikasi belajar matematika
siswa sebelum maupun sesudah penelitian. Strategi pembelajaran Think-TalkWrite ini diaplikaikan terhadap pembelajaran lingkaran pada siswa kelas VIII B
SMP Negeri 2 Colomadu dengan melibatkan guru matematika.
Analisis dari fokus penelitian yang ditujakan

pada siswa dari segi

penalaran matematika dengan indikator: a) siswa menyajikan pernyataan
matematika dengan tertulis dan gambar, b) siswa menyusun bukti terhadap

kebenaran solusi, c) siswa melakukan manipulasi matematika, d) siswa menarik
kesimpulan dari pernyataan. Kemudian evaluasi dilakukan dari segi komunikai
matematika siswa dengan indikator: a) siswa menggunakan bahasa matematika
dan simbol, b) siswa mendengarkan dan berdiskusi tentang matematika c)
kemampuan siswa membaca dengan pemahaman, d) siswa presentasi matematika
tertulis atau lisan. Hasil analisis tindakan kelas akan didukung dengan analisis
deskriptif kualitatif tentang pendapat guru terhadap strategi pembelajaran ThinkTalk-Write yang telah diujicobakan pada pokok bahasan lingkaran. Setiap akhir
putaran atau tindakan, peneliti melakukan observasi serta wawancara untuk
mengetahui pendapat guru selama pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Strategi pembelajaran Think-Talk-Write terlebih dahulu menanamkan rasa
ketertarikan siswa terhadap matematika dengan memperhatikan kepada siswa cara
mempelajari

matematika,

dengan

jalan


mengekspolorasi

pikiran

serta

mengungkapkan hasil pemikiran yang secara tidak langsung memberikan kegiatan
positif pada diri siswa. Pada penelitian ini tindakan yang diberikan oleh guru
untuk para siswa adalah sebagi berikut: a) guru mengkondisikan kelas terlebih
dahulu, b) guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan apersepsi
tentang materi, c) guru memberikan waktu kepada siswa untuk membaca secara
ringkas mengenai materi yang akan dipelajari dengan pemahamannya sendiri, d)
guru menyampaikan materi dan latian soal, e) guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 3 - 4 siswa, f) guru
memberikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok, h) guru
memberikan waktu diskusi untu maasing-masing kelompok selama ±15 menit, i)
guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secara tertulis
atau lisan j) guru memberikan arahan terhadap hasil kerja siswa yang masih
mempunyai kekurangan, k) guru memberikan soal uji kemampuan siswa untuk

dikerjakan secara individu, l) guru melakukan refleksi dan kemudian mengakhiri
pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru lebih menjadi fasilitator dan
motivator. Selain itu dalam proses belajar mengajar guru mengaitkan materi yang
dipelajari dengan masalah sehari-hari yang dihadapi siswa.
Penelitian yang menerapkan strategi Think-Talk-Write pada pelajaran
matematika materi lingkaran, pada putaran I peneliti mengambil kompetensi dasar
menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran dengan indikatornya menyebutkan
unsur-unsur dan bagian lingkaran, serta memahami pengertian keliling lingkaran
dan pendekatan nilai Phi. Putaran II kompetensi dasar yang diambil peneliti
adalah menghitung keliling dan luas lingkaran, indikatornya menemukan dan
menghitung keliling lingkaran, serta menemukan dan menghitung luas lingkaran.
Pada putaran III, peneliti mengambil kompetensi dasar melukis lingkaran dalam
dan lingkaran luar suatu segitiga, indikatornya yaitu menemukan dan menghitung
jari-jari, luas lingkaran dalam segitiga dan lingkaran luar segitiga. Berikut dapat
dilihat salah satu hasil pekerjaan siswa dari soal ( diketahui sebuah ▲ PQR sikusiku di Q dengan PQ=8 cm dan QR=15 cm. Tentukan luas lingkaran dalam
segitiga tersebut) pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Hasil Pekerjaan Siswa

Pada gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa dalam memecahkan masalah

siswa mampu menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan gambar,
kemudian siswa mampu menyusun langkah dari masalah matematika serta
melakukan manipulasi matematika sehingga dapat menemukan solusi. Kemudian
siswa pun memberikan kesimpulan dari masalah matematika yang ada. Pada hasil
pekerjaan siswa pula dapat dilihat bagaimana siswa menggunakan bahasa maupun
simbol matematika serta pemahamannya mengenai masalah matematika yang
diberikan. Sedangkan berikut pada gambar 2 adalah salah satu pekerjaan siswa
yang belum baik mengenai kemampuan penalaran dan komunikasi matematikanya
dalam memecahkan soal (hitunglah panjang tali pita untuk mengikat tiga buah
pipa berbentuk lingkaran yang disusun secara vertikal dan jari-jari pipa tersebut
adalah 7 cm! ).

Gambar 2 Hasil Pekerjaan Siswa
Pada hasil pekerjaan siswa tersebut terlihat dimana siswa belum mampu
menyajikan pernyataan matematika dengan gambar dan menarik kesimpulan dari
pernyataan matematika yang ada. Akan tetapi siswa telah mampu menyusun bukti
terhadap kebenaran solusi, memanipulasi matematika. Siswa dalam pekerjaannya
tersebut dikatakan mampu menyusun bukti karena jelas menuliskan langkah
mendapatkan solusi atau jawaban dari masalah matematika, kemudian siswa dapat

mencari apa yang ditanyakan dengan apa yang telah diketahui di dalam soal
sehingga siswa dikatakan dapat melakukan manipulasi matematika.
Penerapan strategi Think-Talk-Write terbukti dapat meningkatkan
penalaran matematika siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat
dari pencapaian indikator yang mampu melebihi harapan peneliti. Hasil penelitian
ini ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 3 Grafik Data Peningkatan Penalaran Matematika Siswa
Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan penalaran matematika
siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan sesudah tindakan menggunakan
strategi

Think-Talk-Write.

Indikator

kemampuan

menyajikan

pernyataan

matematika dengan tertulis dan gambar meningkat menjadi 28 siswa (90,32 %),
indikator kemampuan menyusun bukti terhadap kebenaran solusi meningkat
menjadi 28 siswa (90,32 %), indikator kemampuan melakukan manipulasi
matematika meningkat menjadi 28 siswa (90,32 %), indikator kemampuan
menarik kesimpulan dari pernyataan meningkat menjadi 24 siswa (77,42%).
Penerapan strategi Think-Talk-Write terbukti dapat meningkatkan
komunikasi matematika siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat
dari pencapaian indikator yang mampu melebihi harapan peneliti. Hasil penelitian
ini ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 4 Grafik Data Peningkatan Komunikasi Matematika Siswa
Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan komunikasi matematika
siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan sesudah tindakan menggunakan
strategi

Think-Talk-Write.

Indikator

kemampuan

menggunakan

bahasa

matematika dan simbol meningkat menjadi 25 siswa (80,64 %), indikator
kemampuan mendengarkan dan berdiskusi tentang matematika meningkat
menjadi 26 siswa (83,88 %), indikator kemampuan membaca dengan pemahaman,
meningkat menjadi 22 siswa (90,32 %), indikator kemampuan presentasi
matematika tertulis atau lisan meningkat menjadi 22 siswa (70,97 %).
Dilihat secara keseluruhan setelah penerapan tindakan kelas mulai dari
putaran I sampai dengan putaran III dengan menggunakan strategi pembelajaran
Think-Talk-Write dapat meningkatkan penalaran dan komunikasi matematika
dalam memecahkan masalah bagi siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Colomadu.
Hal ini dapat dilihat dari indikator penalaran dan komunikasi matematika antara
lain: a) siswa menyajikan pernyataan matematika dengan tertulis dan gambar, b)
siswa menyusun bukti terhadap kebenaran solusi, c) siswa melakukan manipulasi
matematika, d) siswa menarik kesimpulan dari pernyataan, e) siswa menggunakan
bahasa matematika dan simbol, f) siswa mendengarkan dan berdiskusi tentang
matematika, g) siswa membaca dengan pemahaman, h) siswa presentasi
matematika tertulis atau lisan.

Proses pembelajaran matematika terhambat akibat dari kurangnya
ketertarikan perhatian siswa terhadap pelajaran. Hal ini disebabkan karena proses
belajar mengajar yang dilakukan disekolah masih menggunakan pendekatan
konvensional pada proses pembelajaran. Untuk itu strategi pembelajaran ThinkTalk-Write dirasa tepat untuk menumbuhkan rasa ketertarikan dan perhatian siswa
terhadap pelajaran matematika.
Istiqomah Prasetyaningsih (2005), menyimpulkan bahwa gaya mengajar
dengan menggunakan strategi Scaffolding dalam PTK mempunyai peranan yang
sangat

penting

dalam

peningkatan

kemampuan

bernalar

siswa

dalam

pembelajaran matematika. Yanin Kongthip dkk (2012), menyimpulkan bahwa
komunikasi matematika siswa dapat meningkat dengan menggunakan Lesson
Study serta Open Approach Context. Ahmad Yazid (2012), menyimpulkan bahwa
perangkat pembelajaran matematika model kooperatif dengan strategi Think-TalkWrite dapat meningkatkan kemampuan representasi matematik siswa. Riasat Ali
(2010), menyimpulkan bahwa prestasi siswa lebih baik yang diajarkan melalui
metode pemecahan masalah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan
metode tradisional.
Berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, maka penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan penelitian sebelumnya. Penggunaaan
strategi Think-Talk-Write dapat meningkatkan penalaran dan komunikasi
matematika siswa dalam memecahkan masalah.
Kesimpulan
Pada penelitian kali ini, peneliti menerapkan strategi pembelajaran ThinkTalk-Write. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang
berkolaborasi dengan guru matematika kelas VIII B SMP Negeri 2 Colomadu,
dilihat dari indikator dapat disimpulkan sebagai berikut ini: a) Indikator
kemampuan menyajikan pernyataan matematika dengan tertulis dan gambar
sebelum tindakan 32,26 % dan meningkat menjadi 90,32 % setelah dilakukan
tindakan, b) indikator kemampuan menyusun bukti terhadap kebenaran solusi

sebelum tindakan 32,26 % dan meningkat menjadi 90,32 % setelah dilakukan
tindakan, c) indikator kemampuan melakukan manipulasi matematika sebelum
tindakan 19,35 % dan meningkat menjadi 90,32 % setelah dilakukan tindakan, d)
indikator kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan sebelum tindakan
29,03 % dan meningkat 77,42 % setelah dilakukan tindakan, e) Indikator
kemampuan menggunakan bahasa matematika dan simbol sebelum tindakan 38,71
% dan meningkat menjadi 80,64 % setelah dilakukan tindakan, f) indikator
kemampuan mendengarkan dan berdiskusi tentang matematika sebelum tindakan
dan meningkat menjadi 83,88 % setelah dilakukan tindakan, g) indikator
kemampuan membaca dengan pemahaman sebelum tindakan 29,03 % dan
meningkat menjadi 90,32 % setelah dilakukan tindaakan, h) indikator kemampuan
presentasi matematika tertulis atau lisan sebelum tindakan 16,13 % dan meningkat
menjadi 70,97 % setelah dilakukan tindakan.
Daftar Pustaka
Ali, Riasat. 2010. Effect of Using Problem Solving Method in Teaching
Mathematics on the Achievement of Mathematics Students. Asian Social
Science. Vol 6 No 2. Download 5 oktober 2012.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kongthip, Yanin dkk. 2012. Mathematical Communication by 5th Grade Students’
Gestures in Lesson Study and Open Approach Context .Scientific
Research. Vol 3 No 8: 632-637. Download 5 oktober 2012.
Yazid, Ahmad. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model
Kooperatif dengan Strategi TTW ( Think Talk Write) pada Materi Volime
Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal of Primary Educational. 1(1). Download
5 oktober 2012.
Prasetyaningsih, Istiqomah. 2005. Peningkatan Kemampuan Bernalar Siswa
dalam Pembelajaran Matematika melalui Strategi Scaffolding (PTK
Pembelajaran Matematika Kelas 1 SMP Negeri 1 Wonosegoro Boyolali
Pada Pokok Bahasan Persegi PAnjang). Skripsi: UMS (Tidak diterbitkan)