EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

SEVIA GUSMITA

Pendekatan matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bermula dari berbagai situasi dan persoalan riil bagi siswa serta siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas PMR ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik Clusster Random Sampling dan diperoleh VIII-B dan VIII-C sebagai sampel. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik (PMR) efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: efektivitas, kemampuan pemecahan masalah matematis, Pendekatan Matematika Realistik


(2)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa :

jar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepriba-dian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mas-ya

Pendidikan merupakan proses interaksi antar individu maupun individu dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada individu yang ber-sangkutan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses interaksi tersebut dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Kegiatan pokok dalam keseluruhan pendidikan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan, salah satunya bergantung pada kegiatan pembelajaran yang dialami siswa. Oleh karena itu, tuntutan mendasar yang diperlukan dunia pendidikan adalah peningkatan mutu pembelajaran.


(3)

Dewasa ini, usaha untuk meningkatkan mutu pembelajaran telah banyak dila-kukan, termasuk dalam pembelajaran matematika. Peningkatan mutu pembel-ajaran matematika dapat dilakukan dengan menciptakan kegiatan pembelpembel-ajaran yang bermakna, dimana materi matematika dikaitkan dengan kehidupan nyata dan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran yang bermakna siswa akan memperoleh pengalaman-pengalaman belajar. Dengan adanya pengalaman belajar tersebut, siswa akan merasa lebih mudah dalam memecahkan masalah matematika.

Dalam pembelajaran matematika ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa sulit untuk mempelajari matematika yaitu ketidakbermaknaan pembelajaran dan objek kajian matematika yang abstrak. Ketidakbermaknaan pembelajaran terjadi apabila selama pembelajaran berlangsung guru tidak menghadirkan masalah-masalah kontekstual dan realistik, yaitu masalah-masalah yang sudah dikenal dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini terjadi karena guru bertindak sebagai pemberi informasi, sedangkan siswa hanya menerima informasi dengan cara men-dengarkan, mencatat atau menyalin, dan menghafal. Pembelajaran yang demikian membuat siswa cepat merasa bosan dan mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Tidak hanya itu, pengetahuan yang telah diperoleh siswa di dalam kelas akan mudah dilupakan dan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembel-ajaran matematika selanjutnya.

Penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika selanjutnya adalah objek kajian matematika yang abstrak. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika hendaknya diawali dengan hal yang konkret ke abstrak, dan dari yang mudah ke


(4)

sulit. Pembelajaran matematika yang disajikan dengan mengaitkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat siswa termotivasi dalam memecahkan masalah matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Van de Henvel-Panhuizen (dalam Abidin, 2010: 1) bahwa bila siswa belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka siswa akan cepat lupa dengan materi yang telah dipelajari dan tidak dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui dengan guru bidang studi matematika, diperoleh informasi bahwa pada proses pembelajaran guru menggunakan pembelajaran konvensional. Proses pem-belajarannya dimulai dari guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, memberikan contoh soal, dan mengerjakan latihan soal. Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam mengikuti pembelajaran masih sangat kurang, terlihat dari sebagian besar siswa cenderung menghafal langkah penyelesaian yang diberikan guru namun kurang memaknainya. Hal ini dikarenakan siswa kurang dilatih mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan masalah. Selain itu, siswa juga kurang percaya diri dan tidak berani mengemukakan pendapat sehingga menyebabkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah. Memahami kondisi yang terjadi di atas, maka perlu ada usaha yang nyata untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah melalui pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik atau yang sering disebut dengan PMR.

PMR merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bermula dari berbagai situasi dan persoalan riil bagi siswa dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan


(5)

pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Menurut Gravenmeijer (dalam Hadi, 2003: 1), dalam pembelajaran siswa harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali matematika melalui bimbingan guru. Pada hakekatnya guru tidak berdiam diri tetapi guru tetap aktif melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa, memberikan bimbingan, memotivasi siswa selama pembelajaran sehingga tercipta

Penerapan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi matematika dengan kehidupan nyata akan mempermudah siswa dalam memahami materi tersebut, Karena materi yang diberikan bersifat konkrit. Menurut Piaget (dalam Hawa, 2006: 185), siswa usia pendidikan dasar dan menengah pertama berada pada fase perkembangan operasional konkret dan kepada siswa sebaiknya diberikan pel-ajaran yang bersifat konkret dengan contoh-contoh yang mudah dipahami olehnya. Hal ini akan membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran dan mampu memecahkan masalah matematika.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang keefektifan penerapan PMR ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam peneli-Bagaimanakah efektivitas penerapan PMR ditinjau dari


(6)

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional ?

Dari rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan pertanyaan penelitian secara rinci Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas PMR ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pendidikan berkaitan dengan pembelajaran dengan menggunakan PMR.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

b. Bagi guru, memperoleh wawasan dalam penerapan pendekatan pembel-ajaran yang efektif dilihat dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

c. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian yang sejenis.


(7)

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1. Efektivitas

Efektivitas pembelajaran adalah ketepatgunaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran dikatakan efektif jika kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

Pendekatan matematika realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bermula dari berbagai situasi dan persoalan riil bagi siswa dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang didominasi oleh guru, dimana guru berperan untuk menjelaskan dan mempresentasikan materi, memberikan latihan, dan memberikan tugas.

4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang berbentuk masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematis yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari empat indikator, yaitu memahami masalah yang ada, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai dengan perencanaannya, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.


(8)

(9)

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang di-harapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh.

Hal senada juga dikemukakan oleh Mulyasa (2006: 193) yang menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik secara penuh agar aktif dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran


(10)

betul-betul kondusif, dan terarah pada tujuan serta pembentukan kompetensi peserta didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran yang diwujudkan pada hasil belajar merupakan hal utama dalam menilai efek-tivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini, efekefek-tivitas dikatakan tercapai bila rata-rata nilai pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik dari pada rata-rata nilai pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

B. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuannya (Syamsudin ,2004: 156) . Dari definisi di atas, jelas bahwa terjadinya perilaku dalam proses pembelajaran tidak berlangsung dalamone way system(satu arah) melainkan terjadi secarainteractive to way traffic system (timbal balik), kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif dalam berpikir yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan interaksi merupakan titik temu dan bersifat mengikat dan mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria keberhasilan dari rangkaian keseluruhan (proses) interaksi (pembelajaran) tersebut hendaknya dipertimbang kan atau dievaluasikan pada tercapai tidaknya tujuan bersama tersebut.

Matematika memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Soedjadi (2000:13) mengemukakan karakteristik matematika, yakni: 1. Memiliki objek kajian abstrak.

2. Bertumpu pada kesepakatan. 3. Berpola pikir deduktif.


(11)

5. Memperhatikan semesta pembicaraan. 6.

Pemahaman akan karakteristik-karakteristik matematika dapat membantu siswa dalam mempelajari matematika yang sedang dipelajari. Pemahaman ini dimaksud-kan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang diharapdimaksud-kan

Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru dalam me-ngajarkan matematika kepada para peserta didik, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik dalam mempelajari matematika tersebut (Suyitno, 2004:2).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan serangkaian proses kegiatan dalam suatu rangkaian interaksi antara siswa dengan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika yang meliputi kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika.

C. Pemecahan Masalah

Menurut Polya (dalam Warli, 2006 : 390 ) menjelaskan bahwa:

pemecahan suatu masalah adalah menemukan makna yang dicari sampai akhirnya dapat dipahami dengan jelas. Untuk memecahkan suatu masalah adalah menemukan suatu cara terhadap yang ditanyakan, mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, menemukan cara dari sekitar rintangan, mencapai suatu akhir yang

Sedangkan The National Council of Supervisor of Mathematics (dalam Warli, 2006 :390) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai proses penerapan


(12)

pengetahuan yang diperoleh sebelumnya kepada yang baru dan situasi yang tidak lazim.

Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah jika seseorang tidak mempunyai aturan/hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Secara rinci pertanyaan akan menjadi masalah bagi peserta didik jika :

a. Pertanyaan yang diberikan pada seorang peserta didik harus dapat dimengerti oleh peserta didik tersebut, namun pertanyaan tersebut harus merupakan tan-tangan baginya untuk menjawabnya;

b. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui peserta didik. Karena itu faktor waktu untuk menyelesaikan masa-lah janganmasa-lah dipandang sebagai hal yang esensial (Hudoyo, 2003:149).

Menurut Polya (dalam Hudoyo, 2003:150), terdapat dua macam masalah yaitu sebagai berikut ini.

a. Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Bagian utama dari suatu masalah adalah apa yang dicari, bagaimana data yang diketahui, dan bagaimana syaratnya. Ketiga bagian uta-ma tersebut merupakan landasan untuk dapat menyelesaikan uta-masalah jenis ini.

b. Masalah untuk membuktikan adalah menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar, salah, atau tidak kedua-duanya. Bagian utama dari masalah ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya. Kedua bagian utama tersebut sebagai landasan utama untuk dapat menyelesaikan masalah jenis ini.


(13)

Menurut Suyitno (2004:8) syarat suatu soal pemecahan masalah bagi peserta didik adalah sebagai berikut.

a. Memiliki pengetahuan/materi prasyarat untuk menyelesaikan soalnya. b. Diperkirakan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan soal tersebut. c. Belum mempunyai algoritma atau prosedur untuk menyelesaikannya. d. Mempunyai keinginan untuk menyelesaikannya.

Selanjutnya, Polya (dalam Suyitno, 2010: 6) menjelaskan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu: a. Memahami masalah

b. Merencanakan pemecahannya

c. Menyelesaikan masalah sesuai perencanaan d.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan upaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai tujuan dengan memahami masalah yang ada, kemudian merencanakan penyelesaiannya, melaksanakan perencanaan tersebut sehingga diperoleh hasil yang terbaik, dan yang terakhir memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

D. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda sejak tahun 70-an oleh Institute Freudenthal. PMR


(14)

merupakan suatu pendekatan yang bertujuan memotivasi siswa untuk memecahkan masalah matematika dengan mengaitkan ide-ide matematika terhadap permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, permasala-han yang digunakan dalam pembelajaran dengan PMR harus mempunyai keterkaitan dengan situasi nyata yang mudah dipahami dan dibayangkan oleh siswa. Sesuatu yang dibayangkan tersebut digunakan sebagai starting point (titik tolak atau titik awal) dalam memecahkan masalah matematika.

Hal ini di pertegas oleh Soedjadi (dalam Abidin, 2010: 1) yang mengemukakan sebagai berikut.

faatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika

Realitas yang dimaksud adalah hal-hal nyata atau konkret yang dapat diamati atau dipahami oleh siswa. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan tempat siswa berada, seperti lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat yang mudah dibayangkan oleh siswa.

Zulkardi (2003: 14) mengatakan sebagai berikut.

matematika yang berdasarkan ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan sekaligus sebagai aplikasi melalui

Treffers (dalam Hadi, 2005: 20), menjelaskan dua tipe matematisasi tersebut sebagai berikut.

a. Matematisasi Horizontal

Tahap ini dimulai dengan penyajian permasalahan kontekstual (riil) dan siswa diberi kesempatan untuk mencoba menguraikan dengan bahasa dan simbol


(15)

yang dibuat sendiri. Pada tahap ini, siswa menggunakan pengetahuan matematika yang dimiliki untuk mengorganisasikan dan memecahkan masalah kontekstual yang disajikan. Aktivitas yang dapat dilakukan siswa pada tahap ini adalah pengidentifikasian masalah, mengubah masalah nyata ke masalah matematika.

b. Matematisasi Vertikal

Pada tahap ini, siswa melakukan proses pengorganisasian kembali meng-gunakan sistem matematika itu sendiri. Pada tahap ini, aktivitas yang dapat dilakukan siswa adalah memperlihatkan hubungan dalam rumus, membuktikan aturan, dan membuat generalisasi.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang menekankan dua hal penting yaitu matematika harus dikaitkan dengan situasi nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan siswa diberikan kebebasan untuk memecahkan masalah matematika sesuai dengan cara dan pemikirannya.

Selanjutnya, Hadi (2005: 4) menyebutkan urutan pembelajaran dengan Pen-dekatan Matematika Realistik adalah sebagai berikut.

1. Memahami masalah kontekstual

Guru menyajikan masalah kontekstual dengan memperhatikan pengalaman, tingkat pengetahuan siswa, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penyajian masalah kontekstual tersebut dapat dilakukan dengan memberikan soal/pertanyaan yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selanjutnya guru meminta siswa menelaah permasalahan yang terkan-dung di dalam soal yang diberikan. Pada kegiatan ini guru memberikan penjelasan pada bagian-bagian tertentu yang belum dipahami oleh siswa

2. Menyelesaikan masalah kontekstual

Siswa secara individu menyelesaikan masalah kontekstual yang disajikan. Guru memotivasi siswa agar mampu menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

3. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran atau mendiskusikan jawabannya dengan siswa lain dalam kelompok kecil yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas.

4. Menyimpulkan

Siswa diminta menyimpulkan jawaban dari masalah kontekstual yang disajikan. Guru memberikan arahan sehingga diperoleh kesimpulan yang


(16)

Mencermati uraian di atas, pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik memiliki kelebihan antara lain:

a. Siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang disajikan sering dijumpai dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.

b. Pengetahuan yang diperoleh oleh siswa akan lebih lama membekas dalam pikirannya karena siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan kekurangannya antara lain:

a. Memerlukan kreativitas yang tinggi untuk dapat menyajikan topik atau pokok bahasan secara riil bagi siswa

b. Membutuhkan waktu yang cukup lama agar siswa dapat memecahkan suatu masalah yang sedang dipelajar.

E. Pembelajaran Konvensional Pendekatan pembelajaran konvensional

Dijelaskan bahwa pengajaran tradisional yang berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Pengajaran model ini dipandang efektif, terutama untuk berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain, menyampaikan informasi dengan cepat, membangkitkan minat akan informasi, mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan (Institute of Computer Technology dalam Sunartombs, 2009).

Menurut Roestiyah (2008:136), pembelajaran konvensional adalah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Pendapat senada juga dikemukakan oleh


(17)

Djamarah (1995:97), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembel-ajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Pembelajaran konvensional mempunyai beberapa kelemahan yaitu tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan dan hanya memperhatikan penjelasan guru, sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari, pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis, dan mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi.

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pem-belajaran yang digunakan disekolah yang sedang diteliti. Metode mengajar yang lebih banyak digunakan guru dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori. Metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa (tradisional) dipakai pada pengajaran matematika. Kegiatan selanjutnya guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, kemudian memberi soal-soal latihan, dan siswa mengerjakan soal tersebut. Jadi kegiatan guru yang utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang disampaikan guru.

F. Kerangka Pikir

Penelitian tentang efektivitas pendekatan matematika realistik ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui ini merupakan penelitian yang terdiri dari variabel bebas dan


(18)

variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah PMR, sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebagai variabel terikat.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa merupakan permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius dari guru. Permasalahan ini dapat terjadi karena pembelajaran masih menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini terpusat pada guru. Guru aktif dalam menyampaikan informasi sedangkan siswa hanya bertugas untuk menerima informasi, yang akibatnya siswa menjadi pasif. Siswa juga sering merasa jenuh dan perhatiannya kurang karena selama pembelajaran matematika hanya terjadi komunikasi satu arah sehingga mengakibatkan siswa tidak dapat memecahkan masalah secara optimal.

Untuk meningkatkan pemecahan masalah matematis siswa dapat dilakukan bebe-rapa hal, salah satunya adalah memilih pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam memilih pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, guru hendaklah lebih selektif. Pemilihan pendekatan yang tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. pendekatan yang dipilih hendaklah yang dapat menciptakan suasana pembelajaran siswa aktif, kreatif, dan dapat mempelajari matematika dengan mudah. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan adalah PMR.

PMR merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang bermula dari berbagai situasi dan persoalan riil bagi siswa dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembelajaran PMR siswa dituntut untuk


(19)

memecahkan masalah melalui diskusi kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang kemampuanya heterogen untuk setiap kelompok. Dengan diskusi kelompok tersebut, siswa yang kurang mampu dalam kelompok tersebut dapat dibantu oleh anggota lain pada kelompok yang sama yang sudah memahami masalah yang dihadapi. Dengan demikian setiap siswa dalam kelompok terlibat aktif dalam diskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan dalam lembar kerja kelompok. Hal ini dikarenakan setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam presentasi hasil diskusi, siswa harus berani menyampaikan hasil diskusi dan siswa lain memperhatikan serta memberikan tanggapan. Melalui diskusi kelompok, pembelajaran menjadi lebih aktif karena adanya interaksi antar siswa dan antara siswa dan guru.

Pembelajaran dengan PMR juga mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan adanya diskusi kelompok dalam menyelesaikan masalah matematis yang dekat dengan kehidupan siswa. Penyajian masalah yang mengaitkannya dengan kehidupan nyata siswa dan didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan membantu siswa untuk memahami masalah matematis yang bersifat abstrak. Masalah yang telah dipahami akan lama membekas dalam diri siswa. Hal ini dikarenakan pemahaman tersebut diperoleh dari hasil mengkonstruksi sendiri, bukan sekedar menerima penjelasan dari guru. Pengkonstruksian masalah ini dilakukan oleh siswa melalui keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan PMR terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu: memahami masalah kontekstual, menjelaskan masalah kontekstual, menyelesaikan masalah kontekstual, membandingkan dan


(20)

mendis-kusikan jawaban, serta menyimpulkan. Dengan adanya langkah-langkah tersebut siswa tidak hanya dapat memecahkan masalah melainkan siswa juga akan mampu menjelaskan masalah yang ada baik secara lisan maupun secara tertulis sehingga siswa akan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematisnya.

G. Hipotesis

1. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik (PMR) efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

2. Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.


(21)

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui yang terdiri dari tujuh kelas, satu diantaranya kelas unggulan. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui yang terdiri dari 6 kelas tanpa mengikutsertakan kelas unggulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Clusster Random Sampling yaitu mengambil dua kelas secara acak dari populasi yang ada dan diperoleh kelas VIII B dan VIII C sebagai sampel penelitian. Setelah itu kedua kelas diundi untuk menentukan kelas yang eksprimen dan kontrol dan diperoleh kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan VIII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah keseluruhan 67 siswa dengan 20 siswa laki-laki dan 47 siswa perempuan.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain post-test only. Pada penelitian ini kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan PMR sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Setelah pokok bahasan selesai, dilakukan tes akhir. Tes akhir adalah tes kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan pada kedua


(22)

kelas sampel dengan soal tes yang sama. Desain penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

E PMR O1

P Konvensional O2

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

P = Kelas pengendali atau kontrol O1 = Skorpost-testpada kelas ekperimen O2 = Skorpost-testpada kelas control

C. Langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan

a. Mengambil data nilai tes formatif materi sebelumnya sebagai nilai awal siswa.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Mempersiapkan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

d. Membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan nilai tes formatif materi sebelumnya sehingga terbentuk kelompok yang heterogen.

e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes pemecahan masalah beserta aturan penskorannya.


(23)

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Urutan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.

2.1 Kegiatan Awal

a. Mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan.

b. Memberikan motivasi dan apersepsi yaitu melakukan tanya jawab untuk menggali kemampuan prasyarat siswa mengenai materi yang akan dibahas.

2.2 Kegiatan Inti

a. Guru menyajikan masalah riil yang memiliki keterkaitan dengan materi yang akan dibahas.

b. Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok, meminta siswa berdiskusi mengerjakan LKK dalam kelompok dan memantau jalannya diskusi.

c. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan siswa dari kelompok lain menanggapi presentasi.

d. Guru menyempurnakan hasil diskusi. 2.3 Kegiatan Penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan PR dan menginformasikan materi yang akan di-bahas pada pertemuan berikutnya.

3. Pengumpulan data 4. Analisis Data


(24)

5. Penyusunan Laporan

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diperoleh melalui tes formatif pada pokok bahasan kubus dan balok setelah mengikuti pembelajaran. Data ini merupakan data kuantitatif.

E. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, baik dalam pembelajaran yang menggunakan PMR maupun pembelajaran konvensional. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemecahan masalah yang berbentuk esai. Penyusunan soal tes ini diawali dengan menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku pada populasi, menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang dipilih, menyusun butir tes berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Hal ini dilakukan untuk menjamin validitas isi soal tes yang diujikan.

Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui memahami kurikulum SMP, maka penilaian terhadap kesesuaian butir tes dengan indikator pembelajaran dilakukan oleh guru tersebut. Dengan demikian valid atau tidaknya tes ini didasarkan pada penilaian guru tersebut. Guru tersebut menyatakan butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sehingga tes tersebut dikategorikan valid.

Setelah tes dinyatakan valid, tes tersebut diuji coba di luar sampel tetapi masih dalam populasi yaitu pada kelas VIII D. Uji coba tes dimaksudkan untuk


(25)

mengetahui tingkat reliabilitas tes, daya beda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes.

a. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan instrumen dalam menilai apa yang dinilai. Untuk menentukan tingkat reliabilitas tes digunakan rumus Alpha dalam Sudijono (2008: 208) sebagai berikut:

dimana:

11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 2

Si

= Jumlah varians skor dari tiap butir item Si2 = Varian total

Menurut Sudijono, suatu tes dikatakan baik apabila koefisien reliabilitasnya sama dengan atau lebih besar dari 0,70 (

rumus Alpha diperoleh koefisien reliabilitas instrument tes sebesar 0,89. Karena koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70 maka soal tersebut dikatakan reliabel.

a. Tingkat Kesukaran (TK)

2 2

11 1

1 Si

Si n

n r


(26)

Tingkat kesukaran butir tes adalah peluang untuk menjawab benar suatu butir tes pada tingkat kemampuan tertentu. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus berikut:

maks i

S S TK

Dengan

TKi : tingkat kesukaran butir tes ke-i

S : rataan skor siswa pada butir ke-i Smaks: skor maksimum butir ke-i

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) seperti Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Besarnya TKi Interpretasi Kurang dari 0,30 Sangat Sukar

0,30-0,70 Cukup (Sedang) Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah

Dalam penelitian ini digunakan butir-butir soal dengan kriteria sedang dan membuang butir-butir soal dengan kategori sangat sukar dan terlalu mudah. Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan perhitungan tingkat kesukaran soal sebagai berikut.

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes No. Soal Tingkat kesukaran


(27)

IA

JB

JA

DP

2 0,51 (sedang)

3 0,60 (sedang)

4 0,63 (sedang)

b. Daya Pembeda (DP)

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 50% siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas) dan 50% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Daya pembeda ditentukan dengan rumus:

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA = Rata-rata kelompok atas pada butir soal yang diolah JB = Rata-rata kelompok bawah pada butir soal yang diolah

Menurut Sudijono (2008: 388) hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

20 , 0

DP

negatif Lemah Sekali (Jelek)

40 , 0 20

,

0 DP Cukup (Sedang)

70 , 0 40

,


(28)

00 , 1 70

,

0 DP Baik Sekali

Untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini digunakan butir soal dengan daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,30. Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan perhitungan daya pembeda soal sebagai berikut.

Tabel 3.5 Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes

No. Soal Daya Pembeda

1 0,31 (sedang)

2 0,45 (baik)

3 0,45 (baik)

4 0,44 (baik)

Dari perhitungan uji coba instrumen tes yang telah dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Data Tes Uji Coba

Berdasarkan tabel hasil tes uji coba di atas, diperoleh bahwa seluruh butir soal telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

F. Teknik Analisis Data Test

Nomor

Soal Validitas Reliabilitas

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda 1 Valid 0,89

0,68 (Sedang) 0,31 (Sedang)

2 Valid 0,51 (Sedang) 0,45 (Baik)

3 Valid 0,60 (Sedang) 0,45 (Baik)


(29)

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan teknik uji kesamaan dua rata-rata menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas yang digunakan adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana

(2005: 273) sebagai berikut a) Hipotesis Uji:

H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b)

c) Statistik uji : k i i i i E E O x 1 2 2 dengan : i

O = frekuensi pengamatan

i

E = frekuensi yang diharapkan d) Keputusan uji :

Tolak H0 jika 1 3 2

k

x

x dengan taraf = taraf nyata untuk pengujian.

Dalam hal lainnya H0diterima.


(30)

Uji homogenitas varians dilakukan antara dua kelompok data. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa memiliki varians yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians ini digunakan uji Bartlet (Sudjana, 2005: 261).

a) Hipotesis uji:

H0: 12 22 (variansi homogen) H1: (variansi tidak homogen) b) Taraf signifikansi : = 5%

Untuk uji Bartlett digunakan statistik chi-kuadrat :

2 2

log 1 10

ln B ni si

x

dengan :

B = logs2 ni 1

2 s = 1 1 2 i i i n s n i

n = ukuran sampel ke-i

2

i

s = variansi sampel ke-i i = 1, 2

ln 10 = 2,3026

c) Keputusan uji

Tolak H0 jika x2 x21 k 1 dan terima H0 jika x2 x21 k 1 , dimana 1

1 2

k

x didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 ) dan dk = (k 1) = 2-1 = 1


(31)

Setelah data tersebut berdistribusi normal dan homogen selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t untuk pengujian hipotesis. Adapun uji-t menurut Sudjana (2005: 239) sebagai berikut.

1) Hipotesis uji H0:

H1: 1 2

2) Taraf signifikansi : = 5 % 3) Statistik uji

2 1 2 1 1 1 n n s x x t ; 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s dengan : 1

x = rata-rata sampel ke-1

2

x = rata-rata sampel ke-2 2

1

s = variansi sampel ke-1 2

2

s = variansi sampel ke-2

1

n = ukuran sampel ke-1

2

n = ukuran sampel ke-2 4) Keputusan uji

Terima H0 jika

2 1 1 2

1

1 t t

t , dimana

2 1 1

t didapat dari daftar distribusi t

dengan dk = (n1+ n2 2) dan peluang (1 ½ ). Untuk harga-harga t lainnya H0ditolak.

Uji hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:

2 1


(32)

H0: 1 2 (kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran PMR sama dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional). H1: 1 2 (kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran PMR tidak sama dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konven-sional).

Catatan:

: 1 2

>

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran PMR lebih tinggi daripada ke

mampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

<

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran PMR lebih rendah daripada ke

mampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional


(33)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PMR lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, pendekatan matematika realistik (PMR) efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru dapat menerapkan pendekatan matematika realistik (PMR) dalam pembelajaran matematika di kelas, dalam upaya mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa guna memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.

2. Diharapkan peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang pendekatan metematika realistik (PMR) dapat mempersiapkan dan melaksanakan penelitian dengan lebih baik.


(34)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran... 8

B. Pembelajaran Matematika ... 9

C. Pemecahan Masalah ... 10

D. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)... 13

E. Pembelajaran Konvensional... 15

F. Kerangka Fikir ... 17

G. Hipotesis... 19


(35)

B. Desain Penelitian... 21

C. Langkah Penelitian... 22

D. Data Penelitian ... 24

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 24

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 39

B. Saran... 39 DAFTAR PUSTAKA


(36)

xiv

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian... 22

3.2 Interprestasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 26

3.3 Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes... 27

3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 28

3.5 Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes ... 28

3.6 Rekapitulasi Hasil Data Tes Uji Coba ... 28

4.1 Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa... 33

4.2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa... 34

4.3 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... 34


(37)

Abidin, M. Zainal. 2010. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik Setting Kooperatif. http://meetabied.wordpress.com/tag/pmr/. 1 hlm Diakses tanggal 31 Januari 2012

Djamarah, Syaiful Bahri. 1995.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta. Furchan, Arief. 1982.Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional :

Surabaya

Hadi, Sutarto. 2005.Pendekatan Matematika Realistik. Tulip. Banjarmasin

Hawa, Siti. 2006. Kegiatan Eksperimen Pada Pengajaran Matematika Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Forum Kependidikan

Hudoyo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: JICA.

Mulyasa. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Roestiyah, N.K. 1998.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta. Safari. 2004.Teknik Analisis Butir Soal Instrumen Tes dan Non tes. Jakarta:

Depdiknas.

Sardiman, A.M.2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali. Pers Jakarta.

Soedjadi, R. 2000.Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sudijono, Anas. 2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sunartombs. 2009.Pembelajaran Konvensional Banyak Dikritik Namum Paling Disukai. [on line]. Tersedia: http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/ pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/


(38)

Suyitno. 2004.Menjelajahi Pembelajaran Inovatif. Mass Media Buana Pustaka: Sidoarjo.

Tim Penyusun Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah. Unila: Bandar Lampung

UU RI No 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : CV Karya Gemilang

Warli. 2006.Prosiding konferensi nasional matematika XIII,Unes. Semarang : Universitas Diponegoro

Zulkardi. 2003.Realistic Mathematics Education Theory Meets Web Technology. Makalah Prosiding Konferensi Nasional X Matematika. Majalah Ilmiah Himpunan Matematika Indonesia. ITP. Bandung.


(39)

DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

SEVIA GUSMITA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2 0 1 2


(40)

DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh Sevia Gusmita

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(41)

MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Sevia Gusmita Nomor Pokok Mahasiswa : 0743021047

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Rini Asnawati, M.Pd. Dra. Nurhanurawati, M.Pd. NIP 196202101985032003 NIP 196708081991032001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(42)

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Rini Asnawati, M.Pd. ____________

Sekretaris : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Arnelis Djalil, M.Pd. ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(43)

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar

baginya dan Dia akan memberi rizki yang tidak disangka-sangka

(At-Thalaq : 2-3)

Orang yang berdoa tanpa disertai perbuatan (amal), bagaikan orang yang memanah

tanpa busur (Ali bin Abi Thalib AS)


(44)

Alhamdulillahirobbil Alamin

Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas Rahmat dan Nikmat yang

tak terhitung. Shalawat dan Salam kepada Rasululloh

Muhammad SAW

Dengan kerendahan hati kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Emakku tersayang (

Rohma Wati

)

yang selalu ada untuk mendoakan keberhasilanku, memberikan

motivasi, dan nasehat

Ayahku tersayang (

Indra Gunawan

)

yang telah memberikan segalanya demi keberhasilanku

Adik-adikku tersayang

(

Rio, Riko dan Radit

)

Terima kasih untuk doa dan dukungannya.

Seluruh keluarga besar, yang terus memberikan doanya, terima kasih.

Joksan Arif

Terima kasih tak pernah lelah membantu dan memberi semangat.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Sahabat-sahabatku yang selalu tersenyum untukku

Almamaterku tercinta


(45)

Penulis dilahirkan di Desa Sukanegara, Kecamatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 9 September 1989. Penulis merupakan anak pertama pasangan Bapak Indra Gunawan dan Ibu Rohma Wati. Penulis memiliki tiga saudara yaitu Rio Pratama, Riko Guntara, dan Radit Putra Gunanta.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Asyiah pada tahun 1995. kemudian dilanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) yakni di SD Negeri Sukanegara dan selesai tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2007.

Melalui jalur seleksi Non SPMB Universitas Lampung tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Program Studi Pendidikan Matematika. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi yaitu sebagai anggota organisasi Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI). Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Yayasan Pendidikan Unila (YP Unila).


(46)

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menya-dari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas menya-dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan selaku Dosen pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan nasihat, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(47)

dengan penuh kesabaran, memberikan nasihat, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan bimbingan, saran serta arahan kepada penulis.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

8. Bapak Hi. M. Rifai, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Ibu Oppini, S.Pd., sebagai guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

10. Siswa/siswi kelas VIII-B, VIII-C, dan VIII-D SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012 atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

11. Ibu dan Bapak tercinta, ketiga adikku (Rio, Riko dan Radit), serta semua keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

12. Joksan Arif yang tak pernah lelah memberi motivasi dan semangat..

13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam LF (Nesha, Ratna, Reni, Resia) serta Komang Wihat yane. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini. 14. Temen-temen kosan ku: Candra, Gustin, Ayu dan Lia Tak akan pernah terlupa


(48)

Matematika: Dina N, Cwie, Devi, Sri, Fitri, Berta, Vera, Vina, Lia, Indah, Yulva, mbak Leni, Fiska, Vivi, Marista, Yesi, Dwi, Tanti, Uya, Robert, Indri, Bily, Bang Lihin, Dhea, Haris, Tina, Ana, Nana, Rita, Mb Eva, Mira, Mbak Yemi, Dina A, Monmon, Ali, Ifan, Dani, Mbak Endah, Heru, Bank Ken, Adi, Munif, atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah dan takkan pernah terlupakan untuk selamanya.

16. Teman-teman seperjuangan PPL di SMP Negeri 14 Bandarlampung (Nana, akank, Lina, Vira, Ani, mbak Deki, Adis, Dian, memei, Ralek, Sehan, bang Eko, dan Septian) atas kebersamaan selama tiga bulan yang luar biasa.

17. Teman-teman angkatan 2007 reguler, kakak-kakakku angkatan 2004 sampai 2006 dan adik-adikku angkatan 2008 sampai 2011 terima kasih atas kebersamaannya.

18. Almamater yang telah mendewasakanku.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, Mei 2012 Penulis


(1)

Motto

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar

baginya dan Dia akan memberi rizki yang tidak disangka-sangka

(At-Thalaq : 2-3)

Orang yang berdoa tanpa disertai perbuatan (amal), bagaikan orang yang memanah

tanpa busur (Ali bin Abi Thalib AS)


(2)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil Alamin

Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas Rahmat dan Nikmat yang

tak terhitung. Shalawat dan Salam kepada Rasululloh

Muhammad SAW

Dengan kerendahan hati kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Emakku tersayang (

Rohma Wati

)

yang selalu ada untuk mendoakan keberhasilanku, memberikan

motivasi, dan nasehat

Ayahku tersayang (

Indra Gunawan

)

yang telah memberikan segalanya demi keberhasilanku

Adik-adikku tersayang

(

Rio, Riko dan Radit

)

Terima kasih untuk doa dan dukungannya.

Seluruh keluarga besar, yang terus memberikan doanya, terima kasih.

Joksan Arif

Terima kasih tak pernah lelah membantu dan memberi semangat.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Sahabat-sahabatku yang selalu tersenyum untukku

Almamaterku tercinta


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukanegara, Kecamatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 9 September 1989. Penulis merupakan anak pertama pasangan Bapak Indra Gunawan dan Ibu Rohma Wati. Penulis memiliki tiga saudara yaitu Rio Pratama, Riko Guntara, dan Radit Putra Gunanta.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Asyiah pada tahun 1995. kemudian dilanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) yakni di SD Negeri Sukanegara dan selesai tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2007.

Melalui jalur seleksi Non SPMB Universitas Lampung tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Program Studi Pendidikan Matematika. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi yaitu sebagai anggota organisasi Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI). Pada tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Yayasan Pendidikan Unila (YP Unila).


(4)

SANWACANA

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menya-dari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas menya-dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan selaku Dosen pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan nasihat, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

5. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan nasihat, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan bimbingan, saran serta arahan kepada penulis.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

8. Bapak Hi. M. Rifai, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Ibu Oppini, S.Pd., sebagai guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

10. Siswa/siswi kelas VIII-B, VIII-C, dan VIII-D SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012 atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

11. Ibu dan Bapak tercinta, ketiga adikku (Rio, Riko dan Radit), serta semua keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.

12. Joksan Arif yang tak pernah lelah memberi motivasi dan semangat..

13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam LF (Nesha, Ratna, Reni, Resia) serta Komang Wihat yane. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini. 14. Temen-temen kosan ku: Candra, Gustin, Ayu dan Lia Tak akan pernah terlupa


(6)

15. Teman-teman seperjuangan seluruh angkatan 2007 Non Reguler Pendidikan Matematika: Dina N, Cwie, Devi, Sri, Fitri, Berta, Vera, Vina, Lia, Indah, Yulva, mbak Leni, Fiska, Vivi, Marista, Yesi, Dwi, Tanti, Uya, Robert, Indri, Bily, Bang Lihin, Dhea, Haris, Tina, Ana, Nana, Rita, Mb Eva, Mira, Mbak Yemi, Dina A, Monmon, Ali, Ifan, Dani, Mbak Endah, Heru, Bank Ken, Adi, Munif, atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah dan takkan pernah terlupakan untuk selamanya.

16. Teman-teman seperjuangan PPL di SMP Negeri 14 Bandarlampung (Nana, akank, Lina, Vira, Ani, mbak Deki, Adis, Dian, memei, Ralek, Sehan, bang Eko, dan Septian) atas kebersamaan selama tiga bulan yang luar biasa.

17. Teman-teman angkatan 2007 reguler, kakak-kakakku angkatan 2004 sampai 2006 dan adik-adikku angkatan 2008 sampai 2011 terima kasih atas kebersamaannya.

18. Almamater yang telah mendewasakanku.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, Mei 2012 Penulis


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI SIKAP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 18 60

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pesisir Tengah Krui Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 10 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas V SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 68

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 33

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Cermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015)

1 5 58

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60