Studi Deskriptif Mengenai Derajat Organizational Citizenship Behavior pada karyawan Divisi Sales Perusahaan Telekomunikasi "X" di Kota Ambon.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan divisi sales Perusahaan

Telekomunikasi “X” di Kota Ambon. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner. Sampel penelitian ini berjumlah 35 orang.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 35 karyawan, terdapat 77% karyawan yang memiliki derajat Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang rendah dan 23% karyawan memiliki derajat Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang tinggi.

Bagi peneliti selanjutnya dsrankan untuk menggali hubungan antara dimensi Organizational Citizenship Behavior dengan faktor-faktor yang memengaruhi. Bagi manager Perusahan Telekomunikasi “X” di kota Ambon, penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai derajat OCB yang dimiliki oleh karyawan perusahaan tersebut, sehingga perusahaan bisa merancang kegiatan pelatihan atau workshop yang sesuai dengan kebutuhan karyawan agar karywan dapat menunjukan perilaku kerja yang melebihi standart perusahaan.


(2)

Abstract

This study was conducted to obtain an overview of Organizatioan Citizenship Behavior degree on sales division employees at The telecommunications company " X " in Ambon City. The research method used is a quantitative method. The study was a descriptive survey data capture techniques. The sample in this study amounted to 35 people.

Based on the result of data processed can be concluded that of the 35 employees, there are 77 % who havw lower Organizational Citizenship Behavior (OCB) degree and 23% of employees have higher Organizational Citizenship Behavior (OCB) degree.

Researchers propose a suggestions for further research to investigate more about relationship beetween Organizational Citizenship behavior dimensions with the influence factors. For manager of The telecommunications company " X " in Ambon City can be used this research as information about the degree of OCB by employees of the company , so the company could design a training or workshop that in accordance with employees needs so the employees can showing workplace behavior exceeded company standards.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.5 Kerangka Pemikiran ... 9


(4)

x BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Organizational Citizenship Behavior ... 17

2.2 Definisi Perilaku Intra-Role dan Extra-Role ... 19

2.3 Aspek-aspek Organizational Citizenship Behavior ... 19

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior ... 21

2.5 Keuntungan Organizational Citizenship Behavior ... 25

2.6 Manfaat-manfaat Organizational Citizenship Behavior dalam Perusahaan ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 29

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 29

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 29

3.3.1 Variabel Penelitian ... 29

3.3.2 Definisi Konseptual ... 30

3.3.3 Definisi Operasional ... 30

3.4 Alat Ukur Penelitian ... 31

3.4.1 Alat Ukur Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 31

3.4.2 Prosedur Pengisian Item ... 34

3.4.3 Sistem Penilain ... 35

3.4.4 Data Penunjang ... 36

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.4.5.1 Validitas Alat Ukur ... 37


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.5 Populasi dan Karakteristik Sampel ... 38

3.5.1 Populasi Sasaran ... 38

3.5.2 Karakteristik Sampel ... 37

3.6 Teknik Penarikan Sampel ... 38

3.7 Teknis Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 40

4.1.1 Data Demografi ... 40

4.2 Hasil Penelitian dan Tabulasi Silang ... 41

4.3 Pembahasan ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

5.2.1 Saran Teoritis ... 52

5.2.2 Saran Praktis ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

DAFTAR RUJUKAN ... 55 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Alat Ukur Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 32

Tabel 3.2 Sistem Penilaian Alat Ukur ... 35

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Table 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan ... 40

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Status Marital ... 41

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 41

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Mengenai Organizational Citizenship Behavior ... 42

Tabel 4.6 OCB dengan Dimensi Altruisme ... 42

Tabel 4.7 OCB dengan Dimensi Consientiousness ... 43

Tabel 4.8 OCB dengan Dimensi Sportmanship ... 43

Tabel 4.9 OCB dengan Dimensi Courtesy ... 44


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir ... 15 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 29


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Alat Ukur ... L-1 Lampiran 2 Tabel Gambaran Responden ... L-9 Lampiran 3 Tabel Tabulasi Silang antara OCB dengan Data Penunjang ... L-10 Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... L-11 Lampiran 5 Biodata Peneliti ... L-18


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri telekomunikasi adalah industri yang bergerak dibidang jasa dan saat ini menjadi industri yang paling berkembang dalam 10 tahun terakhir di Indonesia, deregulasi pemerintah terhadap industri telekomunikasi pada akhir tahun 1990-an yaitu Undang-Undang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 memberikan dampak yang nyata bagi perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia. Sebelum adanya deregulasi mengenai Telekomunikasi, Perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi hanya ada dua yaitu: PT. Telkom tbk dan PT Indosat tbk. PT Telkom menangani fixed line dan Indosat menangani international direct service.

Banyaknya perusahaan telekomunikasi ditanggapi oleh pemerintah yang diwakili oleh Departemen Telekomunikasi dan Informasi menyatakan bahwa pemerintah tidak akan menganut paham mengurangi jumlah operator dan jumlah pemain yang banyak bukan berarti harus atur akan tetapi proses seleksi operator telekomunikasi akan sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar sehingga hanya operator yang memberikan layanan terbaik yang mampu bertahan. Dengan adanya pernyataan seperti itu membuat perusahaan telekomunikasi harus selalu memikirkan cara dan strategi agar dapat bertahan dan berkembang.

Pada tahun 2010 diketahui bahwa perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan operator seluler yang menjadi pesaing dari PT Telekomunikasi “X”adalah sebanyak 11 perusahaan di Indonesia. Hal ini memberikan persaingan yang sengit antar operator dalam memperebutkan pasar sehingga diperlukan suatu cara dan inovasi produk dan layanan agar dapat tetap bertahan, kemudian jika dibandingkan


(10)

2 dengan negara-negara lain, perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dan telepon seluler maka Indonesia termasuk yang paling banyak dan ketat persaingannya. Sebagai contoh adalah negara Amerika Serikat, Eropa dan Australia tidak sampai lima perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi kemudian di kawasan ASEAN juga demikian.

Persaingan antar operator seluler juga memberikan dampak bagi para

stakeholder seperti pemerintah, direksi, pemegang saham, dan masyarakat. Bagi

perusahaan yang sudah Tbk maka agar para pemegang saham tetap percaya harus meningkatkan kinerja-nya dan laba perusahaan tersebut ditengah persaingan sengit dan juga disatu sisi pemerintah mengharapkan pendapatan dari pajak dan non pajak seperti penciptaan lapangan kerja baru akibat berkembangan pesatnya industri telekomunikasi selama sepuluh tahun terakhir ini. Kemudian masyarakat juga menuntut penurunan tarif telekomunikasi dan peningkatan kualitas pelayanan terhadap operator seluler.

Setiap perusahaan telekomunikasi tersebut haruslah membuat inovasi yang baru agar produk mereka dapat ditrima oleh masyarakat. Untuk menghasilkan inovasi tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Telah banyak diketahui bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya paling terpenting yang dapat menunjang terlaksanakannya kegiatan dalam organisasi atau perusahaan. Berbicara masalah kualitas sumber daya manusia tentunya ada tolak ukur yang dapat kita jadikan patokan atau perbandingan agar kita bisa mengetahui dan menentukan manusia yang berkualitas. Dengan adanya batasan dan tolak ukur ini, dapat dijadikan landasan dalam menentukan kualitas pribadi seseorang karena SDM merupakan unsur terpenting pada perusahaan agar mereka mampu menghasilkan suatu ide yang benar-benar dapat diterima oleh masyarakat mengenai produk mereka.


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha Majunya setiap perusahaan yang ada tidak terlepas dari kontribusi pegawai pada perusahaan tersebut. Berbagai pendapat yang mengemukakan tentang pentingnya perilaku karyawan yang mau bekerja melebihi deskripsi jabatan yang ada antara lain seperti yang dikemukakan oleh Robbins (2001) yang menyatakan bahwa organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan melakukan lebih dari sekedar tugas formal mereka dan mau memberikan kinerja yang melebihi harapan. Dalam dunia kerja yang dinamis seperti saat ini, di mana tugas makin sering dikerjakan dalam tim, fleksibilitas sangatlah penting. Organisasi menginginkan karyawan yang bersedia melakukan tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka (Robbins, 2001). Menurut Robbins dan Judge (2008), fakta menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dari organisasi lain.

Robbins mengatakan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh sikap dan kinerja karyawan dalam organisasi tersebut. Kinerja karyawan yang tinggi dapat dicapai dengan meningkatkan perilaku Intra-role. Perilaku Intra-role ini adalah perilaku yang telah terdeskripsi secara formal yang harus dikerjakan dalam suatu organisasi. Kenyataan yang ada adalah banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh karyawan, misalnya membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhannya dalam mengikuti rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain. Perilaku-perilaku ini dalam organisasi disebut sebagai perilaku extra-role yang lebih ddikenal sebagai istilah

Organizational Citizenhip Behavior (OCB) (Hui, dkk dalam Hardaningtyas, 2004).

Menurut Organ Pengertian OCB atau yang lebih dikenal sebagai

organizational Citizenhip Behavior adalah perilaku yang merupakan pilihan dan


(12)

4 secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi, Hal ini berarti perilaku tersebut tidak termasuk ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan hukuman (dalam Novliadi, 2007). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa OCB cenderung terlihat ketika karyawan memiliki komitmen terhadap organisasi. Dalam OCB terdapat 5 dimensi yaitu

Altruism, Concientiousness, Civic Virtue, Sportmansip, dan Courtesy

Komitmen organisasi merupakan kondisi dimana pegawai sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasinya. Komitmen organisasi ini berarti lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi. Ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi, akan bekerja seolah-olah memiliki organisasi. Hal inilah yang memberikan organisasi kemampuan yang lebih dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Perusahaan Telekomunikasi “X” adalah operator Telekomunikasi kedua di Indonesia setelah Satelindo dengan layanan kartu pascabayar yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Saham perusahaan “X” dimiliki oleh salah satu Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia dimana Perusahaan Telekomunikasi “X”adalah anak perusahaan dari Perusahaan Telekomunikasi tersebut. sebesar 65% dan sisanya oleh Singtel sebesar 35%. Perusahaan telekomunikasi “X” menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan GSM prabayar.

Perusahaan Telekomunikasi “X” mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia dengan 139,3 juta pelanggan per 31 Desember 2014 dan pangsa pasar sebesar 51% per 1 Januari 2007. Jaringan perusahaan “X” telah mencakup 288 jaringan roaming internasional di 155 negara pada akhir tahun 2007.


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha Perusahaan “X” telah menjadi operator seluler ketujuh di dunia yang mempunyai lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara per Mei 2011.

Perusahaan Telekomunikasi “X” memiliki pimpinan tertinggi pada kawasan regional yang diebut General Manager sedangkan untuk area Grapari dipimpin oleh manager kemudian dibawahnya terdapat supervisior untuk tiap-tiap bagian dan dibawahnya terdapat staf-staf yang bertugas pada bagiannya masing-masing. Untuk di Maluku terdapat 2 divisi besar yaitu divisi network yang memiliki sub divisi radio dan teknik, juga divisi sales yang memiliki sub divisi marketing dan keuangan. Setiap divisi dibutuhkan kerjasama anar karyawan karena pekerjaan yang mereka lakukan saling terkait. Target kerja antara pusat dan cabang di Maluku memiliki perbedaan yaitu dalam pencairan piutang.

Perusahaan telekomunikasi “X” juga memiliki cabang di Kota Ambon, Maluku dimana cabang tersebut meraih penghargaan sebagai kantor cabang terbaik dalam "The Best Branch competititon se-wilayah Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan (Pamasuka). Dari 18 kantor cabang perusahaan “X” di wilayah Pamasuka, Ambon meraih penghargaan sebagai kantor cabang terbaik dari manajemen pusat, setelah memenuhi sejumlah kriteria yang ditentukan.

Penghargaan yang di capai oleh perusahaan telekomunikasi “X” tidaklah terlepas dari kerja sama seluruh tim yang bekerja dengan solid untuk melayani pelanggan. Para karyawan saling membantu dalam penyelesaian pekerjaan dan pencapaian target, hingga pertengahan September 2013 jumlah pelanggan perusahaan telekomunikasi “X”di Maluku mencapai satu juta.

Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi yang terbesar di Indonesia dan peringkat ke 7 didunia, tentulah perusahaan telekomunikasi “X” memiliki karyawan yang harus dapat diandalkan dan mau berkontribusi lebih bagi perusahaan. Pegawai


(14)

6 dituntut untuk dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan harus menyelesaikan pekerjaan harian yang ada. Pegawai juga haruslah tertib dengan masalah absen yang ada. Selain itu tidak jarang terlihat masih ada pegawai yang tetap tinggal untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan ketika jam kantor telah usai bahkan ketika hari sabtu pun ada beberapa pegawai yang tetap datang ke kantor untuk bekerja. Para Pegawai Divisi Sales Perusahaan Telekomnikasi “X” di kota Ambon juga tidak hanya menangani pelanggan dan juga memasarkan produk mereka di kota ambon tetapi wilayah cakupan mereka adalah menangani seluruh pelanggan yang berada di Maluku kecuali pulau Tarnate. Mengingat Maluku adalah gugusan kepulauan maka tidak mudah untuk mengontrol dan melayaani para pelanggan yang menggunakan provider dan produk yang dihasilkan oleh Perusahaan Telekomunikasi “X” karena dibutuhkan koordinasi yang baik antar tim agar setiap kendala atau keluhan yang disapaikan oleh pelanggan juga dapat teratasi dengan baik juga pemasaran produk mereka dapat diterima oleh msyarakat maluku.

Dengan tipe pekerjaan seperti itu, perilaku kerja OCB yang sangatlah membantu Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon dalam mencapai setiap target yang telah ditetapkan. Bukan hanya sesuai dengan target yang telah ditentukan, namun dengan adanya perilaku OCB yang ditampilkan oleh Karyawan perusahaan dapat mencapai lebih dari target yang telah ditetapkan dan membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka juga memenuhi tuntutan kerja yang diberikan oleh perusahaan.

Bedasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang karyawan dengan menggunakan kuesioner pada Perusahaan Telekomunikasi “X”di kota Ambon, maka diperoleh 6 orang (60%) karyawan Perusahaan Telekomunikasi


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha “X”di kota Ambon bersedia membantu sesama rekan kerja yang membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan pekerjaan yang overload karena mereka beranggapan bahwa sangat penting untuk saling membantu agar target yang ditetapkan dapat dicapai, sedangkan 4 orang (40)% karyawan yang lain lebih memilih untuk untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing karena mereka menganggap bahwa setiap karyawan sudah memiliki porsi tugasnya masing-masing.

Selanjutnya terdapat 5 orang (50%) Karyawan Perusahaan Telekomunikasi “X”di kota Ambon yang bersedia datang ke kantor sebelum jam masuk agar dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum bekerja dan tidak jarang ketika jam kerja telah usai mereka masih tetap berada di kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan agar keesokan harinya pekerjaan mereka tidak menumpuk sedangkan 5 orang (50%) karyawan yang lain datang dan pulang sesuai jam kerja yang ditetapkan karena mereka harus membagi waktu untuk mengurusi keluarga mereka dan juga urusan pribadi mereka.

Terdapat juga 6 orang (60%) Karyawan Perusahaan Telekomunikasi “X”di kota Ambon yang bersedia menunjukan perilaku sabar dan toleransi yang tinggi dilingkungan kerja. Mereka berusaha untuk tidak mengeluh dengan aktivitas kerja yang harus mereka hadapi karena mereka merasa bahwa hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab mereka sedangkan 4 orang (40%) karyawan yang lain merasa bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan cukup berat sehingga terkadang mereka merasa stress dengan tuntutan kerja dari perusahaan.

Kemudian terdapat juga 10 orang (100%) Karyawan Perusahaan Telekomunikasi “X”di kota Ambon yang berusaha menjalin hubungan yang baik dan berusaha menghindari konflik di tempat kerja baik dengan atasan ataupun dengan rekan kerja mereka karena mereka merasa akan lebih nyaman ketika bekerja pada


(16)

8 lingkungan yang kondusif dan ketika mereka memiliki hubungan yang baik antara satu dengan yang lain, mereka dapat saling menolong dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada, dan terdapat 8 orang (80%) karyawan perusahaan yang bersedia untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat image yang baik mengenai perusahaan tempat mereka bekerja, mereka juga bersedia memberikan waktu mereka seperti terlibat didalam pertemuan-pertemuan penting atau mengikuti kegiatan nonformal yang diadakan oleh perusahaan seperti acara kebersamaan antara karyawan sedangkan 2 orang (20%) memilih untuk hanya sekedar mengikuti jadwal kerja yang sudah ditetapkan karena memiliki urusan yang lain diluar pekerjaan mereka.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui derajat Organizational Citizenship

Behavior yang ditampilkan oleh pegawai divisi sales perusahaan telekomunikasi “X” di kota Ambon.

1.3 Maksud dan Tujun Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai derajat Organizational Citizenship

Behavior yang ditampilkan oleh pegawai perusahaan telekomunikasi “X” di kota

Ambon.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai derajat Organizational Citizenship yang ditampilkan oleh pegawai divisi sales


(17)

9

Universitas Kristen Maranatha perusahaan telekomunikasi “X” di kota Ambon melalui dimensi-dimensi yang mendukung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi mengenai perilaku Organizational Citizenship Behavior ke dalam bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi.

2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai Organizational Citizenship Behavior pada karyawan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi bagi perilaku kerja saat ini bagi pegawai perusahaan telekomunikasi “X” di kota Ambon mengenai perilaku yang mereka tampilkan (Tinggi atau rendah) dan dengan harapan bahwa pegawai perusahaan tersebut dapat meningkatkan kontribusi yang lebih bagi perusahaan.

2. Memberi informasi bagi pihak perusahaan mengenai Organizational Citizenship

Behavior pada karyawan sehingga hasil kerja dapat mencapai hasil maksimal.

1.5 Kerangka Pemikiran

Karyawan adalah penggerak utama dari setiap perusahaan, tanpa mereka peresahaan dan sumber daya lainnya tidak akan pernah menjadi sesuatu yang berarti (Rico Sierma & Eva H. Saragih). Karyawan PT Telekomunikasi “X” di Kota Ambon memiliki tugas dimana para karyawan harus mengejar target yang ditetapkan oleh perusahaan. Para karyawan juga berusaha membantu perusahaan agar menemukan pasar yang baru, membantu perusahaan dalam melakukan inovasi menghasilkan


(18)

10 produk produk yang dapat diterima oleh masyrakat serta melayani setiap pelanggan dengan baik seperti memberikan solusi untuk keluhan-keluhan dari para pelanggan. Jumlah karyawan Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon tidaklah banyak. Untuk itu diperlukan kesadaran tinggi dari karyawan dalam bekerja agar setiap target yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai. Tidak jarang para karyawan harus tinggal dikantor setelah jam kerja usai untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dan juga saling membantu antara sesama mengingat jumlah karyawan yang sedikit pada perusahaan tersebut sehingga dalam proses mereka bekerja dapat menimbulkan perilaku OCB pada karyawan PT Telekomunikasi “X” di kota Ambon.

Perilaku OCB akan muncul apabila kelima dimensinya telah terpenuhi atau telah dilakukan oleh para karyawan. Dimensi pertama yaitu altruism berupa perilaku karyawan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri dengan tujuan membantu orang lain dalam menghadapi masalah yang terkait dengan perusahaan. Misalnya pada pegawai perusahaan telekomunikasi “X” mereka bersedia menampilkan perilaku yang membantu menyelesaikan tugas, memberi pengertian atau penjelasan tentang bagaimana cara penyelesaian tugas ataupun kesediaan karyawan dalam memberikan solusi atau masukan bagi temannya yang memiliki masalah pribadi diluar hubungannya dengan tugas-tugas atau masalah pekerjaan sedangkan para karyawan yang tidak menunjukan perilaku altruism ia akan cenderung menolak apabila dimintai bantuan berkaitan dengan pekerjaan karyawan lain yang overload ataupun membantu menyelesaikan pekerjaan temannya yang tidak masuk kantor meskipun ia memiliki waktu luang.

Dimensi selanjutnya adalah adalah conscientiousness. Perilaku karyawan divisi sales PT Telekomunikasi “X”di kota Ambon yang dilakukan atas kehendaknya sendiri, atau perilaku tersebut melebihi persyaratan minimal dari peraturan


(19)

11

Universitas Kristen Maranatha perusahaan dalam hal kehadiran, kepatuhan terhadap aturan dan tata tertib, waktu istirahat. Selain itu tiba lebih awal setiap akan bekerja sehingga siap untuk bekerja pada saat jadwal kerja dimulai, berbicara seperlunya dalam percakapan di telpon apabila tidak berkaitan dengan pekerjaan. Perilaku lainnya yaitu menghabiskan waktu untuk pembicaraan diluar pekerjaan ketika dalam kondisi sedang mengejakan tugas yang diberikan. Karyawan yang memiliki derajat conscientiousness yang tinggi akan datang dengan segera jika dibutuhkan. Karyawan yang memiliki derajat

conscientiousness rendah akan mengabaikan peraturan perusahaan yang ada, dengan

mengobrol untuk hal-hal yang kurang pentin, dan kurang berkaitan dengan pekerjaan sepanjang waktu, tidak bekerja sesuai dengan posisi yang sudh ditugaskan kemudian selama bekerja asik membuka media sosial dan pergi keluar saat jam bekerja tanpa meminta ijin.

Dimensi yang ketiga adalah Sportmanship yaitu kesediaan karyawan divisi sales PT Telekomunikasi “X” di kota Ambon untuk menoleransi kondisi kondisi yang kurang ideal tanpa mengajukan keberatan – keberatan meskipun keadaan tersebut tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Pegawai yang mempunyai tingkatan yang tinggi dalam spotmanship akan meningkatkan iklim yang positif diantara karyawan, akan lebih sopan dengan sesama karyawan ataupun dengan atasan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Ia akan menghindari situasi-situasi atau hal-hal yang dapat menimbulkan konflik antara sesama karyawan ataupun dengan atasan dan ia tidak akan mencari-cari kesalahan dalam organisasi juga tidak membesar-besarkan permasalah diluar proporsinya. Sedangkan karyawan yang memiliki derajat


(20)

12 kepada atasan, tidak masuk kerja karena sistem jaringan mengalami gangguan, menunjukan perilaku kurang bersemangat saat bekerja.

Dimensi selanjutnya adalah Courtesy yaitu perilaku karyawan divisi sales PT Telekomunikasi “X” di kota Ambon yang dilakukan atas kehendaknya sendiri guna menghindari terjadinya masalah kerja dengan karyawan-karyawan yang lain. Pegawai yang memiliki dimensi ini adalah orang yang menghargai dan memperhatikan orang lain. Ia akan mempu berempati kepada rekan kerjanya ketika sedang mengalami masalah, membantu rekan kerja disaat membutuhkan, dan sabar dalam mengahadapi rekan kerjannya. Ia juga merupakan orang yang mempunyai toleransi terhadap sikap-sikap yang kurang menyenangkan dari rekan kerja akan lebih tinggi karena ia menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan konflik antara sesama rekan kerja. Karyawan tersebut juga akan memberikan, serta melaporkan informasi yang dapat membantu keefektifan proses produksi tanpa diminta terlebih dahulu. Karyawan yang memiliki courtesy rendah akan mengabaikan setiap informasi yang ia ketahui meskipun ia tahu bahwa informasi tersebut penting bagi perusahaan.mengambil keputusan secara sepihak tanpa mendiskusikan dengan atasan atau rekan kerjanya yang lain.

Dimensi yang terakhir adalah civic virtue yaitu perilaku karyawan divisi salas Perusahaan Telekomunikasi “X”di kota Ambon yang menunjukan rasa tanggung jawab, kesediaan berpartisipasi serta peduli terhadap kehidupam perusahaan, menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian maupun perubahan dalam perusahaan. Selain itu mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan dalam perusahaan. Pegawai yang memiliki dimensi ini biasanya akan menyukai untuk mengikuti training atau pelatihan yang diadakan dikantor maupun diluar kantor untuk dapat mengembangkan dirinya menjadi lebih baik. Selain itu juga


(21)

13

Universitas Kristen Maranatha ia akan lebih inisiatif dalam membuat suatu keputusan dalam pekerjaan. Ia juga dapat memberikan perhatian pada pertemuan-pertemuan penting misalnya mengikuti rapat yang sudah ditetapkan (tidak bolos) ataupun kegiatan-kegiatan resmi kantor sampai selesai. Sedangkan karyawan yang memiliki derajat civic virtue yang rendah adalah karyawan yang kurang peduli terhadap proses perkembangan perusahaan, kurang mau berpartisipasi daam kegiatan perusahaan.

Selain dari kelima dimensi tersebut, terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhi OCB karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon, yaitu faktor internal dari karakteristik karyawan, serta faktor eksternal yang berupa karakteristik dari tugas, karakteristik kelompok, karakteristik perusahaan dan karakteristik pemimpin. Karakteristik karyawan yang mendukung adalah sikap dimana karyawan tersebut memiliki rasa ingin tahu, memiliki kreatifitas dalam bekerja, responsive terhadap lingkungan, dapat diandalkan, terencana dan juga memiliki kestabilan emosi seprti tidak mudah marah. Apabila karyawan memiliki sikap tersebut maka akan sangan membantu perusahaan sehingga kemungkinan pekerja untuk melakukan OCB menjadi semakin luas.

Selanjutnya adalah OCB karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon juga dipengaruhi oleh karakteristik tugas. Karakteristik tugas ini berkaitan dengan karyawan yang beranggapan bahwa tugas yang ia terima merupakan bagian dari drinya, dengan demikian karyawan tersebut mengerjakan setiap tugasnya sesuai dengan prosedur dalam penyelesaian tugas, dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas tersebut. Penyelesaian tugas tersebut berpengaruh pada pekerjaan karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota ambon yang lain mengenai baik atau buruknya penyelesaian tugas yang telah ia lakukan sehingga memudahkan karyawan untuk melakukan self evaluation. Hal tersebut dapat


(22)

14 menibulkan kedekatan antara karyawan dan dapat menimbulkan kerja sama antara kelompok, juga dapat memberikan motivasi bagi karyawan dalam bekerja di masa yang akan datang sehingga hal ini dapat meningkatkan OCB. Menurut Organ (2006) karakteristik kelompok dapat mewarnai OCB karyawan divisi sales Perusahaan Telekominikasi “X” di kota Ambon karena adanya keterkaitan antar karyawan sehingga rasa saling percaya dan komitmen dalam kelompok.

Berikutnya adalah karakteristik organisasi yang juga dapat mewarnai OCB karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon. Perusahaan yang terlalu kaku atau tidak flexibel akan menghambat karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota ambon untuk mengambil inisiatif dalam bekerja membantu karyawan yang lain karena menganggap bahwa setiap karyawan telah memiliki tugasnya masing-masing. Sebaliknya apabila perusahaan menekankan dukungan antar karyawan makan akan timbul rasa saling percaya diantara karyawan dan mereka akan memiliki keinginan untuk saling membantu satu dengan yang lain.

Karakteristik pemimpin juga akan mempengaruhi OCB Karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota ambon. Apabila komunikasi dan interaksi yang terjalin atara pemimpin dan karyawan baik maka akan tercipta rasa saling percaya antara karyawan dan pemimpin perusahaan. Para karyawan akan merasa bahwa mereka memiliki pemimpin yang selalu mendukung dan memperhatikan mereka sehingga mereka akan memiliki kinerja yang baik di perusahaan dan bahkan mereka dapat termotivasi untuk meningkatkan kualitas kerja mereka.

Para karyawan divisi sales Perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon terdiri atas beragam variasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi para karyawan untuk menampilkan perilaku OCB. Setiap dimensi pada karyawan pastilah memiliki variasi yang berbeda-beda tingkatannya. Faktor-faktor yang telah dijelaskan


(23)

15

Universitas Kristen Maranatha tadi berhubungan dan saling mempengaruhi dalam kesediaan seseorang melakukan perilaku OCB.


(24)

16

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir Organizational

Citizenship Behavior

Karyawan Divisi Sales Perusahaan Telekomunikasi “X”di kota Ambon

Tinggi

Rendah

Dimensi: - Altruism

- Conscientousness - Sportmaship - Courtesy - Civic Virtue

Faktor Eksternal

- Karakteristik Tugas - Karakteristik Perusahaan - Karakteristik Kelompok - Karakteristik Pemimpin Faktor Internal


(25)

17

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

1. Dalam menyelesaikan pekerjaan karyawan divisi sales di PT Telekomunikasi “X” kota Ambon membutuhkan kerja sama.

2. Karyawan yang memiliki derajat Organizational Citizenship Behavior yang tinggi dapat berkontribusi dalam kemajuan PT Telekomunikasi “X” di kota Ambon. 3. Derajat Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PT Telekomunikasi

“X” di kota Ambon berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Derajat

Organizational Citizenship Behavior pada Pegawai Perusahaan Telekomunikasi di Kota Ambon”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar pegawai perusahaan telekomunikasi di Kota Ambon memiliki derajat Organizational Citizenship Behavior yang rendah dalam pengerjaan tugas dan tanggung-jawabnya dalam perusahaan.

2. Hampir semua Karyawan Divisi Sales Perusahaan Telekomunikasi “X”di Kota Ambon memiliki derajat yang rendah pada dimensi conscientiousness.

3. Faktor-faktor yang memengaruhi derajat OCB tidak terlalu berdampak pada Karyawan Divisi Sales Perusahaan “X” di kota Ambon, karena baik karyawan yang derajat OCB nya tinggi ataupun rendah sama-sama memiliki skor yang tinggi dalam faktor-faktor yang memengaruhi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi ilmu psikologi, terutama pada kajian Psikologi Industri Organisasi yaitu dengan memberikan informasi khususnya yang berkaitan dengan organizational citizenship behavior pada pegawai perusahaan telekomunikasi di Kota Ambon.


(27)

55

Universitas Kristen Maranatha 2. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan penelitian lain yang berkaitan dengan organizational citizenship

behavior dalam bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertartik untuk melakukan penelitian ini, disarankan untuk menggali hubungan antara dimensi organizational citizenship behavior dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi Manager Perusahaan Telekomunikasi “X” di Kota Ambon penelitian ini dapat menjadi masukan dan memberikan informasi mengenai derajat OCB yang dimiliki oleh karyawan perusahaan tersebut, sehingga perusahaan bisa merancang kegiatan pelatihan atau workshop yang sesuai dengan kebutuhan karyawan agar karywan dapat menunjukan perilaku kerja yang melebihi standart perusahaan.

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Pegawai Perusahaan Telekomunikasi “X”di Kota Ambon untuk bisa meningkatkan semangat dalam bekerja dan bersedia untuk menampilkan perilaku yang melebihi apa yang diharapkan oleh perusahaan.

3. Memberikan informasi kepada perusahaan telekomunikasi di Kota Ambon, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi derajat organizational citizenship behavior memiliki kaitan yang kuat dalam menentukan tinggi-rendahnya organizational


(28)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA

KARYAWAN DIVISI SALES PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI “X”

DI KOTA AMBON

SKIRPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sidang Skirpsi Pada Fakultas Pikologi Universitas Kristen Maranata

Oleh

ORATRI CHRISTY GLORIA SESA 1030023

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(29)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENETITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NRP

Fakultas

:

ORATRI CHRISW GLORIA SESA

:

1030023

:

PSIKOLOGI

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima

sanki

yang diberikan dengan segala konsekuensi sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Rl No. 17 Tahun 2010.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandung,

3

ASustus

9o

lb


(30)

PERI\TYATAA}I PUBLIKASI LAPORAN PENELITAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

NRP

Fakuhas

: ORATRI CHRISTY GLORIA SESA :1O30O23

: PSIKOLOGI

menyatakan bahwa :

1.

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royahi Non-Eksklusrt {No*Exlusive fioyslty Free Right) atas karya ilmiah saya

yang berjudul :

"STUDI DES|(Rlmf MENGENAI DERA,tAil ORGAtttZATIOttAL CtTlZ:E?tSHtP BEHAWOf, PADA XARYAWAI{ DIVISI SATES PTRUSAHAAI{ TET"TXOMUNII(ASI'X' DI I(OTA AMBOII".

2.

Universitas

Kristen

Maraaatha

Bandung

berhak

menyimBan, mengalihmediakan /mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ldoto bosel, mendistrihusikannya dan menampilkaa/mempublikasikannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama s;tya sebagai penulis / pencipta.

3.

Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilrniah

saya ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(31)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas Kasih-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penulisan Skripsi, Fakultas Psikologi Maranatha. Adapun judul dari Skripsi ini adalah STUDI DESKRIPTIF MENGENAI

DERAJAT ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA

KARYAWAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI “X” DI KOTA AMBON Saya menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan dapat diberikan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan kedepan juga dapat menambah wawasan penulis

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR. Irene Prameswari Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dra. Juliati Ardhi Santoso, M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing pertama yang telah banyak memberikan masukan dan arahan juga kemudahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ni Luh Ayu Vivekananda, M.Psi, Psikolog sebagai dosen pembimbing kedua yang banyak memberikan arahan, bantuan dan juga kemudahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Mama dan Papa, terima kasih atas segala support baik materi maupun moril, serta doa yang selalu kalian berikan kepada saya.

5. Teman-teman peneliti di fakultas Psikologi terima kasih atas segala bantuan dan support yang kalian berikan kepada peneliti.


(32)

6. Basudara Amboness yang juga sedang menyelesaikan pendidikan di Bandung terima kasih karena selalu membantu dan memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. David Victor Bagenda, S.H., yang selalu memberikan dukungan dan waktu juga bantuan kepada saya dalam pembuatan skripsi.

8. Bethano Arleno Rarsina (S.H., wanna be) yang selalu memberikan semangat dan menyediakan waktu untuk menemani peneliti ketika akan melakukan bimbingan dan juga kepada Benettia A Rarsina (S.Psi., wanna be) yang selalu memberikan waktu, semangat dan masukan kepada peneliti selama proses pengerjaan skripsi. 9. Yunia Gracia Sesa (dr. wanna be) yang selalu memberikan semangat dan juga meluangkan waktu untuk menemani peneliti selama melakukan bimbingan revisi setelah siding akhir.

10. Jemaat GKII Joshua Ambon dan GKIM Tong Majesty Bandung terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

11. Pimpinan Perusahaan Telekomunikasi “X” Ambon yang sudah bersedia memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian pada Perusahaan tersebut.

12. Karyawan divisi sales pada perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon yang telah berpartisipasi dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Akhir kata, semoga Tuhan Yesus membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam bentuk apapun kepada peneliti dan semoga penelitian ini dapat berguna dan memberikan nilai tambah serta wacana baru kepada semua pihak yang membacanya.

Bandung, Juni 2016 Peneliti


(33)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Organ, P.M. (2006). Organizational Citizienship Behavior: It's Nature,

Antecendents and Concequenes. California: Sage Publications, inc.

Sudjana, M.A. (2002). Metode Statistika. Tarsito: Bandung

Nazir, M. (2003). Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta

Robbins, S.P. (2003). Organizational Behavior, Tenth Ed. Pearson Education, Inc Guilford J.P., Benjamin Fruchte. (1956). Fundamental Statistic in Psychology and


(34)

DAFTAR RUJUKAN

Christina Pertiwi. (2010). Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship

Behavior Pada Karyawan Bagian Produksi “X”Di Kota Bandung: Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Fakultas Psikologi. (2015). Panduan Penulisan Sripsi Sarjana. Bandung Universitas Kristen Maranatha.

Pusvita Sari. Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior Pada

Karyawan Customer Service PT.Telkom di Kota Pangkalpinang: Skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Renita Enggrid Sitindaon. Studi Deskriptif Mengenai Oraganizational Citizenship

Behavior pada Karyawan Bagian Pengolahan PT “X” Medan.

Rosalina Puspita Dewi. Studi Komparatif Mengenai Self-Compassion Pada

Penyandang Disabilita Fisik Bawaan dengan Penyandang Disabilitas Fisik Karena Kecelakaan di SLB-D “X” Kota Bandung.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33591/4/Chapter%20II.pdf (Diakses pada tanggal 8 sepetember 2015).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17652/4/Chapter%20II.pdf (Diakses pada tanggal 8 september 2015).

http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-

sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-nurfrizaer-20651/1-babi.doc/pdf/1-babi.pdf

(Diakses pada tanggal 10 september 2015).

https://belajarjadiekonom.wordpress.com/2010/01/30/persaingan-operator-seluler-di indonesia-memberikan-manfaat-bagi-stakeholder/

(Diakses pada tanggal 23 agustus 2015).

Telkomsel Ambon Raih “Best Branch competition” (http://www.tribun-maluku.com/2014/02/telkomsel-ambon-raih-best-branch.html, Diakses pada tanggal 2 september 2015).


(1)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENETITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama NRP Fakultas

:

ORATRI CHRISW GLORIA SESA

:

1030023

:

PSIKOLOGI

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri

dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima

sanki

yang diberikan dengan segala konsekuensi sesuai dengan

peraturan Menteri Pendidikan Nasional Rl No. 17 Tahun 2010. Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandung,

3

ASustus

9o

lb


(2)

PERI\TYATAA}I PUBLIKASI LAPORAN PENELITAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama

NRP

Fakuhas

: ORATRI CHRISTY GLORIA SESA

:1O30O23 : PSIKOLOGI

menyatakan bahwa :

1.

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royahi Non-Eksklusrt {No*Exlusive fioyslty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

"STUDI DES|(Rlmf MENGENAI DERA,tAil ORGAtttZATIOttAL CtTlZ:E?tSHtP BEHAWOf, PADA XARYAWAI{ DIVISI SATES PTRUSAHAAI{ TET"TXOMUNII(ASI'X' DI I(OTA AMBOII".

2.

Universitas

Kristen

Maraaatha

Bandung

berhak

menyimBan, mengalihmediakan

/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data ldoto bosel, mendistrihusikannya dan menampilkaa/mempublikasikannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama s;tya sebagai penulis / pencipta.

3.

Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilrniah saya ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas Kasih-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penulisan Skripsi, Fakultas Psikologi Maranatha. Adapun judul dari Skripsi ini adalah STUDI DESKRIPTIF MENGENAI DERAJAT ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI “X” DI KOTA AMBON

Saya menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan dapat diberikan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan kedepan juga dapat menambah wawasan penulis

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR. Irene Prameswari Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dra. Juliati Ardhi Santoso, M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing pertama yang telah banyak memberikan masukan dan arahan juga kemudahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Ni Luh Ayu Vivekananda, M.Psi, Psikolog sebagai dosen pembimbing kedua yang banyak memberikan arahan, bantuan dan juga kemudahan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Mama dan Papa, terima kasih atas segala support baik materi maupun moril, serta doa yang selalu kalian berikan kepada saya.

5. Teman-teman peneliti di fakultas Psikologi terima kasih atas segala bantuan dan support yang kalian berikan kepada peneliti.


(4)

6. Basudara Amboness yang juga sedang menyelesaikan pendidikan di Bandung terima kasih karena selalu membantu dan memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. David Victor Bagenda, S.H., yang selalu memberikan dukungan dan waktu juga bantuan kepada saya dalam pembuatan skripsi.

8. Bethano Arleno Rarsina (S.H., wanna be) yang selalu memberikan semangat dan menyediakan waktu untuk menemani peneliti ketika akan melakukan bimbingan dan juga kepada Benettia A Rarsina (S.Psi., wanna be) yang selalu memberikan waktu, semangat dan masukan kepada peneliti selama proses pengerjaan skripsi. 9. Yunia Gracia Sesa (dr. wanna be) yang selalu memberikan semangat dan juga meluangkan waktu untuk menemani peneliti selama melakukan bimbingan revisi setelah siding akhir.

10. Jemaat GKII Joshua Ambon dan GKIM Tong Majesty Bandung terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

11. Pimpinan Perusahaan Telekomunikasi “X” Ambon yang sudah bersedia memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian pada Perusahaan tersebut.

12. Karyawan divisi sales pada perusahaan Telekomunikasi “X” di kota Ambon yang telah berpartisipasi dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Akhir kata, semoga Tuhan Yesus membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam bentuk apapun kepada peneliti dan semoga penelitian ini dapat berguna dan memberikan nilai tambah serta wacana baru kepada semua pihak yang membacanya.

Bandung, Juni 2016 Peneliti


(5)

56 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Organ, P.M. (2006). Organizational Citizienship Behavior: It's Nature, Antecendents and Concequenes. California: Sage Publications, inc.

Sudjana, M.A. (2002). Metode Statistika. Tarsito: Bandung

Nazir, M. (2003). Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta

Robbins, S.P. (2003). Organizational Behavior, Tenth Ed. Pearson Education, Inc Guilford J.P., Benjamin Fruchte. (1956). Fundamental Statistic in Psychology and


(6)

57 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Christina Pertiwi. (2010). Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship

Behavior Pada Karyawan Bagian Produksi “X”Di Kota Bandung: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Fakultas Psikologi. (2015). Panduan Penulisan Sripsi Sarjana. Bandung Universitas Kristen Maranatha.

Pusvita Sari. Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Customer Service PT.Telkom di Kota Pangkalpinang: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Renita Enggrid Sitindaon. Studi Deskriptif Mengenai Oraganizational Citizenship Behavior pada Karyawan Bagian Pengolahan PT “X” Medan.

Rosalina Puspita Dewi. Studi Komparatif Mengenai Self-Compassion Pada Penyandang Disabilita Fisik Bawaan dengan Penyandang Disabilitas Fisik Karena Kecelakaan di SLB-D “X” Kota Bandung.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33591/4/Chapter%20II.pdf (Diakses pada tanggal 8 sepetember 2015).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17652/4/Chapter%20II.pdf (Diakses pada tanggal 8 september 2015).

http://dir.unikom.ac.id/laporan-kerja-praktek/fakultas-

sospol/ilmukomunikasi/2009/jbptunikompp-gdl-nurfrizaer-20651/1-babi.doc/pdf/1-babi.pdf

(Diakses pada tanggal 10 september 2015).

https://belajarjadiekonom.wordpress.com/2010/01/30/persaingan-operator-seluler-di indonesia-memberikan-manfaat-bagi-stakeholder/

(Diakses pada tanggal 23 agustus 2015).

Telkomsel Ambon Raih “Best Branch competition” (

http://www.tribun-maluku.com/2014/02/telkomsel-ambon-raih-best-branch.html, Diakses pada tanggal 2 september 2015).