Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung.

(1)

No Skripsi : 500/SKRIPSI/PSI/FIP-UPI.04.2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh : M. Husni. Habibi

1000695

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

No Skripsi : 500/SKRIPSI/PSI/FIP-UPI.04.2015

Hubungan

Brand Community

dengan Perilaku Prososial

Komunitas Sepeda Motor di Bandung

Oleh: M Husni Habibi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©M Husni Habibi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

M Husni Habibi (1000695). Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda motor di Bandung. Skripsi. Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui data empiris Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Anggota Aktif Tiger Association Bandung (TAB). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik studi populasi, yang mana seluruh anggota aktif TAB digunakan sebagai sampel yaitu sebanyak 145 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner menggunakan instrumen brand community yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Muniz& O’Guinn (2001) dan instrumen perilaku prososial yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Mussen (1989). Brand community

memiliki hubungan yang cukup signifikan dan positif dengan perilaku prososial anggota aktif TAB. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,408 menunjukkan hubungan yang sedang dan Sig. (2-tailed) menunjukkan nilai signifikasi 0.000. Selain itu hasil dari koefisien determinasi menunjukan besarnya kontribusi variabel brand community terhadap variabel prososial sebesar 16,6%, itu menjelaskan bahwa variabel brand community hanya memberikan kontribusi 16,6% terhadap perilaku prososial, sebanyak 83,4% perilaku prososial dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil dari penelitian, peneliti menyarankan anggota aktif TAB untuk meningkatkan keterikatan antar anggota komunitas honda Tiger dengan cara memberikan kesempatan yang berbeda dengan orang diluar komunitas, seperti akses khusus untuk anggota komunitas honda tiger. Selain itu, peneliti menyarankan anggota TAB untuk meningkatkan kesediaan meningkatkan kesediaan bertindak jujur, kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang terhadap orang lain.


(7)

ABSTRAC

M Husni Habibi (1000695). Brand Community Relations with Prosocial Behavior Motorcycle community in Bandung. Thesis. Department of Psychology, Faculty of Education, University of Indonesia. Bandung, 2015.

This research aimed to know the empirical data Brand Community Relations with Member Prosocial Behavior Active Tiger Association Bandung (TAB). This study uses a quantitative approach to the correlation technique. The samples in this study using the technique of the study population, which means all active members of the TAB is used as a sample as many as 145 people. Data was collected through questionnaire method using community brand instruments made by the researcher based on the theory from Muniz and O'Guinn (2001) and prosocial behavior instrument made by the researchers based on the theory from Mussen (1989). Brand community has a positive significant relationship and prosocial behavior of active members TAB. Correlation coefficient of 0.408 showed a moderate and Sig. (2-tailed) showed significant value 0.000. In addition, the results of the determination coefficient indicates the contribution of the variable to variable prosocial community brand by 16.6%, it is clear that the variable of brand community contributes only 16.6% of prosocial behavior, as many as 83.4% of prosocial behavior is influenced by other variables. Based on the results of the study , the researchers suggest active members TAB to increase engagement among community members honda Tiger by providing different opportunities to people outside the community , such as special access for community members honda tiger . In addition, the researchers suggest members TAB to increase the willingness of improving willingness to act honestly , willingness to do something as it is, do not cheat on others .


(8)

DAFTAR ISI

LEMBARPENGESAHAN...

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR BAGAN... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Struktur Organisasi Skripsi... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Brand Community 1. Pengertian Brand Community... 6

2. Dimensi-dimensi Brand Community... 3. Model Brand Community... 8 11 B. Perilaku Prososial 1. Pengertian Perilaku Prososial... 11

2. Bentuk-bentuk perilaku prososial... 13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial... 14

C. Kerangka Pemikiran... 17

D. Hipotesis Penelitian... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian... 21

2. Populasi dan Sampel Penelitian... 21

B. Pendekatan Penelitian... 21

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian... 22


(9)

D. Teknik Pengumpulan Data... 22

E. Instrumen Penelitian... 23

F. Pengembangan Insturumen... 26

G. Teknik Analisis Data... 30

H. Prosedur Penelitian... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Brand Community Anggota Aktif Tiger Association Bandung (TAB)... 34

2. Gambaran Umum Perilaku Prososial Anggota Tiger Association Bandung (TAB)... 38

3. Hasil Uji Korelasi... 43

B Pembahasan... . 44

1. Pembahasan Brand community... 44

2. Pembahasan Perilaku prososial... 48

3. Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 53

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 55

LAMPIRAN... 58


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Market Share Penjualan Sepeda Motor di Indonesia... 1

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Brand Community... 23

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Prososial... 23

Tabel 3.3 Skoring Instrumen... 24

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Analisis Instrumen Brand Community.... 26

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Analisis Instrumen Perilaku Prososial... 27

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas menurut Guildford... 28

Tabel 3.7 Reliabilitas Instrumen Brand Community... 28

Tabel 3.8 Reliabilitas Instrumen Perilaku Prososial... 29

Tabel 3.9 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ... 30

Tabel 4.1 Tabel 4.2 Kategori Skala Brand Community... Nilai Mean Dimensi Brand Community ... 34 35 Tabel 4.3 Skala Brand Community Anggota Aktif Tiger Association Bandung (TAB) pada setiap dimensi... 36

Tabel 4.4 Tabel 4.5 Kategori Skala Perilaku Prososial... Nilai Mean Dimensi Perilaku Prososial... 38 39 Tabel 4.6 Skala Perilaku Prososial Anggota Aktif Tiger Association Bandung (TAB) pada setiap dimensi... 40


(11)

DAFTAR BAGAN

Halaman Gambar 2.1

Gambar 2.2

Brand Community Triad... Perilaku Menolong Bierhoff...

11 12 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran... 18 Grafik 4.1 Presetase Brand Community Anggota Aktif Tiger Association

Bandung (TAB)... 35 Grafik 4.2

Grafik 4.3

Dimensi Dominan Variabel Brand Community... Presentase Brand Community Anggota Aktif Tiger Association Bandung (TAB)...

36 37 Grafik 4.4 Perilaku Prososial Anggota Aktif Tiger Association Bandung

(TAB)... 38 Grafik 4.5 Dimensi Dominan Variabel Perilaku Prososial... 39 Grafik 4.6 Perilaku Prososial Anggota Aktif Tiger Association Bandung


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Sebelum Uji Coba 2. Kuesioner Setelah Uji Coba 3. Tabulasi Data Brand Community 4. Tabulasi Data Perilaku Prososial 5. Lampiran Analisis Data Uji Coba 6. Lampiran Analisis Data

7. Surat Pernyataan Expert Judgment 8. Surat Izin Pengumpulan Data


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sepeda motor merupakan andalan utama dan kendaraan paling terjangkau bagi mayoritas masyarakat Indonesia (Sindhuwinata, dalam Kurniawan 2013). Berdasarkan pernyataan ketua Asosiasi Indusstri Sepeda Motor Indonesia (AISI) tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih sepeda motor dibandingkan kendaraan lainnya. Banyaknya pengguna sepeda motor, dapat dilihat dari total penjualan sepeda motor sepeda yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Berikut data penjualan sepeda motor yang dikeluarkan oleh AISI :

Tabel 1.1 Market Share Penjualan Sepeda Motor di Indonesia

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Banyaknya pengguna sepeda motor di Indonesia, diikuti pula dengan bertambahnya komunitas pecinta merek sepeda motor. Hampir setiap merek sepeda motor di Indonesia memiliki komunitas pecinta merek. Komunitas merek atau brand Community merupakan suatu bentuk komunitas yang terspesialisasi, komunitas yang memiliki ikatan yang tidak berbasis pada ikatan secara geografis, namun lebih didasarkan pada seperangkat struktur hubungan sosial di antara penggemar merek tertentu


(14)

2

merek dapat berbagi informasi satu sama lain mengenai merek yang digunakan dan juga berfungsi untuk menggambarkan apa yang bukan merek dan siapakah yang bukan anggota komunitas merek. Selain itu, komunitas merek dapat memberikan hal positif bagi perusahaan pemilik merek, yaitu produsen dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan merek tersebut dari informasi yang berasal dari brand community.

Sadar akan pentingnya peran dari brand community, produsen pelopor industri sepeda motor di Indonesia yaitu PT. AHM (Astra Honda Motor), menjalin hubungan baik dengan brand community dari Honda. Salah satu komunitas sepeda motor yang menjalin hubungan baik dengan PT. AHM adalah Tiger Association Bandung (TAB) yang merupakan brand community dari Honda Tiger. PT. AHM menjalin hubungan baik dengan cara selalu mendukung setiap kegiatan yang diadakan oleh TAB. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pelatihan safety riding, kegiatan sosial dan event ulang tahun TAB. Begitu juga TAB, mendukung setiap kegiatan PT. AHM baik dalam promosi Honda Tiger maupun produk Honda yang lain.

Selain TAB, terdapat banyak brand community dari Honda Tiger di Indonesia. Tercatat sudah lebih dari sekitar 580 komunitas Honda Tiger dengan total sekitar 10.000 orang anggota di seluruh Indonesia, menjadikan Honda Tiger sebagai sepeda motor terpopuler di kelasnya dan menjadi impian masyarakat Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun (Ferdian, 2013). Banyaknya komunitas Honda Tiger membuat setiap anggota komunitas Honda Tiger memiliki keterikatan satu sama lain (Panca, 2010). Salah satu bentuk keterikatan pada anggota brand community Honda Tiger dapat dilihat dengan perilaku menolong. Beberapa perilaku menolong yang ditunjukan oleh anggota TAB diantaranya adalah ketika ada anggota komunitas Honda Tiger lain yang sedang mengalami masalah pada motornya, memberikan pertolongan ketika ada anggota dari klub Honda Tiger yang berasal dari luar kota yang sedang melakukan touring tidak memiliki tempat beristirahat, menolong


(15)

3

anggota klub Honda Tiger lain yang sedang mengalami masalah dengan pihak kepolisian, dan sebagainya. Perilaku menolong yang ditunjukkan oleh anggota brand community tersebut merupakan indikator dari perilaku prososial (prosocial behavior), Baron dan Byrne (2004) menjelaskan perilaku prososial sebagai segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut.

Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Anggota Aktif Tiger Association Bandung (TAB).

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang perilaku prososial anggota TAB dan Brand Community TAB maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara brand community dengan perilaku prososial anggota aktif TAB?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui data empiris hubungan brand community dengan perilaku prososial anggota aktif Tiger Association Bandung (TAB).

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian brand community dan perilaku prososial ini, diharapkan dapat memperkaya bidang keilmuan psikologi industri dan organisasi. Khususnya dalam hal brand community dan perilaku prososial.


(16)

4

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak anggota Tiger Association Bandung (TAB) atau organisasi sepeda motor lainnya, dalam menumbuhkan perilaku prososial di jalan raya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dan bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi tambahan informasi untuk mengadakan penelitian mengenai brand community dan perilaku prososial.

E. Struktur organisasi skripsi

Guna melengkapi keseluruhan pembahasan penelitian ini, penulis akan membaginya dalam beberapa bab, sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Brand Community

B. Dimensi-dimensi Brand Community C. Definisi Perilaku Prososial

D. Bentuk-bentuk Perilaku Prososial E. Faktor-faktor perilaku Prososial F. Kerangka Pemikiran

G. Hipotesis Penelitian

3. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

B. Lokasi Penelitian C. Populasi dan Sampel


(17)

5

D. Variabel dan Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data

F. Instrumen Penelitian

G. Proses Pengembangan Instrumen H. Kategorisasi Skala

I. Teknik Analisis Data J. Prosedur Penelitian

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan sekertariat TAB Jl. Surapati no. 235 Bandung dan tempat berkumpul malam minggu di Jl. Ir. H. Juanda No.51, Bandung. Peneliti memilih lokasi tersebut agar memudahkan subjek dalam mengisi angket yang diberikan oleh peneliti.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Tiger Association Bandung (TAB), yang telah melakukan registrasi ulang pada tahun 2015 yaitu berjumlah 145 orang. Jumlah populasi tersebut ditentukan dikarenakan setiap tahun TAB melakukan registrasi ulang bagi setiap anggota, hal tersebut dilakukan agar mengetahui jumlah anggota aktif TAB pada setiap tahunnya. Sedangkan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode non probability sampling dengan studi populasi. Maka sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 145 orang.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur hubungan brand community TAB dengan perilaku prososial yang ditunjukan anggota TAB. Pengukuran kuantitatif dalam penelitian ini melalui angket yang dibuat oleh peneliti dan disebarkan kepada anggota TAB. Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik korelasional dimana teknik ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya


(19)

22

hubungan antara dua variabel atau lebih (Arikunto, 2009). Pada penelitian ini berusaha mengetahui ada tidaknya hubungan dari brand community dengan perilaku prososial anggota Tiger Association Bandung (TAB).

C. Varibel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Varibel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, Hubungan Brand Community dan Perilaku Prososial anggota Tiger Association Bandung (TAB). Variabel dalam penelitian ini adalah Brand Community sebagai variabel X, sedangkan Perilaku Prososial sebagai variabel Y.

2. Definisi Operasional

a. Brand Community

Brand Community adalah perilaku anggota komunitas yang dibentuk atas dasar kedekatan dalam kesamaan penggunaan suatu merek. Kedekatan yang terjalin dalam brand community didasarkan pada kedekatan antara konsumen dengan produsen, konsumen dengan konsumen dan konsumen dengan lingkungan sekitar

b. Perilaku Prososial

Perilaku prososial merupakan perilaku positif dari seorang individu yang memberikan sesuatu manfaat bagi individu lain, baik dalam bentuk materi, fisik ataupun psikologis. Aspek-aspek dari perilaku tersebut adalah Berbagi (Sharing), Menolong (helping), Kerjasama (cooperating), Bertindak jujur (Honesty) dan Berderma (Donating).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hubungan Brand community dengan Perilaku Prososial Anggota Tiger Association Bandung (TAB). Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner


(20)

23

secara langsung kepada subjek penelitian (anggota aktif TAB), dengan cara peneliti mengunjungi sekretariat dan tempat kumpul anggota TAB di Jl. Ir. H. Juanda No.51. Sebelum responden mengisi kuesioner, terlebih dahulu peneliti memberikan instruksi cara pengisian kuesioner tersebut. Kuesioner yang terdiri dari pernyataan-pernyataan tersebut harus dijawab oleh subjek dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya.

E. Instrumen Penelitian

1. Spesifikasi instrument

Untuk mengetahui hubungan brand community dengan perilaku prososial pada sampel penelitian, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa skala dari teori brand community Muniz dan O’Guinn (2001) dan teori perilaku prososial Mussen (1989). Item-item dari instrumen penelitian ini disusun sesuai dengan indikator-indikator Muniz dan O’Guinn (2001) dan Mussen (1989).

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen brand community dan perilaku prososial:


(21)

24

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Brand community

Dimensi Indikator No Item ∑ Item

Consciousness of a kind

Legitimacy 1, 3 dan 6 3

Opposotional

Brand Loyalty 2 dan 5

2 Shared Rituals

and Traditions

Celebrating The History Of The Brand

4, 10 dan 13 3

Sharing Brand

Stories 7, 11 dan 14

3 Moral

Responsibility

Integrating and retaining

members

8, 9, 12, 17 dan 18

5

Assisting in the

use of the brand 15, 16 dan 19

3


(22)

25

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Perilaku Prososial

Indikator No Item ∑ Item

Berbagi (Sharing) 2, 4, 9 dan 19 4

Menolong (helping)

1, 6, 10 dan 14 4

Kerjasama (cooperating)

3, 11, 15 dan 18 4

Bertindak jujur (Honesty)

5, 7, 12 dan 13 4

Berderma (Donating)

8, 16 dan 17 3

Jumlah 19

2. Pengisian kuesioner

Dalam pengisian kuesioner, responden memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh responden. Pemilihan jawaban oleh responden dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban. Instrumen ini menggunakan skala empat dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

3. Penyekoran

Penyekoran dilakukan dengan memberikan skor untuk masing-masing pernyataan yang dipilih oleh responden. Pemberian skor dilakukan dengan mengacu pada tabel dibawah ini. setelah diperoleh skor dari masing-masing pernyataan, selanjutnya skor dijumlahkan sehingga diperoleh skor total dari setiap responden.


(23)

26

Table 3.3 Skoring Instrumen

Pilihan Jawaban Nilai

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai(SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (TP) 1 4

F. Pengembangan Instrumen

Alat ukur yang akan digunakan oleh peneliti diujicobakan (try out) terlebih dahulu sebelum digunakan kepada subjek yang sebenarnya. Uji coba instrumen dilakukan kepada anggota dari brand community sepeda motor yang ada di Indonesia, jumlah responden dalam uji coba instrumen brand community dan perilaku prososial adalah sebanyak 229 orang anggota brand community sepeda motor.

1. Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan terlebih dahulu dengan menguji validitas isi (content validity), yaitu dengan meneliti sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut (Gregory, 2000). Artinya tes mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Uji validitas isi dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga professional judgement, yaitu Dr. Hj. Rahayu Ginintasasi, M.Si. (dosen Psikologi sosial), Anastasia Wulandari, M.Psi. (dosen Psikologi industri dan organisasi) dan Gemala Nurendah, S,Pd., M.A. (dosen Psikologi industri dan organisasi).


(24)

27

Selanjutnya dilakukan uji validitas konstruk dan analisis item yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0, kriteria item yang digunakan dalam penelitian ini adalah item yang memiliki korelasi item total sama dengan atau lebih besar dari 2,50. Berikut merupakan hasil dari uji validitas konstruk dan analisis item sebagai berikut :

a. Validitas dan analisis item Instrumen brand community

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 19 item dalam instrumen brand community, diperoleh hasil 16 item yang digunakan sebagai item final dalam penelitian ini. Secara rinci item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


(25)

28

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Analisis Instrumen Brand community

Dimensi Indikator No Item final

No Item tidak layak Consciousness of

a kind

Legitimacy 1 dan 3 6

Opposotional

Brand Loyalty 5

2 Shared Rituals

and Traditions

Celebrating The History Of The Brand

10 dan 13 4

Sharing Brand

Stories 7, 11 dan 14

- Moral

Responsibility

Integrating and

retaining members 8, 9, 12, 17 dan 18

- Assisting in the

use of the brand 15, 16 dan 19

-

Jumlah 16 3

b. Validitas dan analisis item instrumen perilaku prososial

Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 19 item dalam instrument perilaku prososial, diperoleh hasil 17 item yang digunakan sebagai item final dalam penelitian ini. Secara rinci item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:


(26)

29

Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas dan Analisis Instrumen Perilaku Prososial

Dimensi No Item final No Item tidak layak

Berbagi (Sharing) 2, 4, 9 dan 19 -

Menolong (helping)

1, 6 dan 14 10

Kerjasama (cooperating)

3, 11, 15 dan 18 -

Bertindak jujur (Honesty)

5, 7 dan 12 13

Berderma (Donating)

8, 16 dan 17 -

Jumlah 17 2

2. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan melalui uji coba instrumen terlebih dahulu menggunakan formula Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 20.0 untuk menghitung item-item yang sudah valid.

Berikut ini adalah kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford: [ ] [ ∑ ]

Keterangan:

= Koefisien Reliabilitas Instrumen

n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Vi = Jumlah varians butir


(27)

30

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti dengan bantuan program SPSS 20.0 :

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas menurut Guildford Derajat Reliabilitas Interpretasi

0,91 - 1,00 Sangat Tinggi

0,71 - 0,90 Tinggi

0,41 - 0,70 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

< 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas peneliti dengan bantuan program SPSS, dapat diketahui bahwa reliabilitas instrumen brand community adalah sebesar 0,709 dan reliabilitas instrumen perilaku prososial sebesar 0,882. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik non-parametrik, karena data penetilian berupa data ordinal dan teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh yang termasuk ke dalam non probability sampling. Statistik yang digunakan dalam uji korelasi antara brand community dengan perilaku prososial ini menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Analisis rank spearman merupakan pengujian statistik non parametrik yang digunakan untuk menganalisis hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama (Sugiyono, 2008). Adapun rumus korelasi Rank Spearman adalah:


(28)

31

1

6 1 2 2   

n n d

rs i

Keterangan :

rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman

di = Selisih Setiap Rank

n = Banyaknya Pasangan Data

Untuk mengetahui interpretasi seberapa besar tingkat korelasi 2 variabel dalam penelitian ini, peneliti melihat pedoman di bawah ini.

Tabel 3.9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Sugiyono

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terbagi menjadi 4 tahap, di antaranya adalah :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya meliputi: a. Memilih topik permasalahan

Fenomena yang terjadi menjadi dasar permasalahan penelitian yang akan diteliti.

b. Melakukan studi kepustakaan

Untuk mendapatka gambaran yang jelas berkaitan dengan variabel yang akan diteliti, diperlukan studi literatur/kepustakaan.


(29)

32

c. Penyusunan proposal penelitian

Menyusun proposal penelitian merupakan tahap awal penelitian yang diajukan pada saat mengontrak mata kuliah Seminar Psikologi Perkembangan.

d. Mengajukan proposal kepada Dewan Skripsi

Proposal diajukan kepada dewan skripsi dan kemudian disetujui ketua dewan skripsi dan dosen pembimbing, tentunya setelah melakukan beberapa kali revisi.

e. Menyusun instrumen penelitian

Alat pengumpul data berupa angket/kuesioner yang disusun sendiri dan adaptasi, juga dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh ahli, kemudian melakukan judgment instrumen yang telah dibuat kepada 3 orang dosen.

f. Uji coba instrumen

Uji coba instrumen dilakukan kepada 229 orang anggota brand community sepeda motor.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti datang ke lokasi pengambilan data di sekretariat dan tempat berkumpul anggota TAB di Jl. Ir. H. Juanda No.51. Sebelum responden mengisi angket tersebut, terlebih dahulu peneliti memberikan instruksi cara pengisian angket tersebut. Angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan tersebut harus dijawab oleh subjek dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya.. Selanjutnya, peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud penelitian dan cara pengisian kuesioner, setelah itu meminta kepada responden mengisi kuesioner.

3. Tahap Pengolahan Data


(30)

33

a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan jumlah kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah proses dimana peneliti merekap semua data yang telah diperoleh di lapangan.

c. Pengolahan Data secara Statistik

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS versi 20.0 for Windows dengan melakukan pengujian yaitu uji coba instrumen dan uji perbandingan.

4. Tahap Penyelesaian

Tahap Penyelsaian terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: a. Menampilkan hasil dan analisis penelitian.

b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan hasil penelitian tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah peneliti paparkan di bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Brand community memiliki hubungan yang cukup signifikan dan positif dengan perilaku prososial anggota aktif TAB. Nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang sedang dan nilai signifikansi menunjukkan bahwa penilitian ini signifikan. Brand community anggota TAB berada pada kategori tinggi, dapat diketahui dari jumlah persentase kategori sangat tinggi dan tinggi yaitu sebesar lima puluh empat persen. Perilaku prososial anggota TAB berada pada kategori tinggi, dapat diketahui dari jumlah persentase kategori sangat tinggi dan tinggi yang berjumlah sebesar lima puluh satu persen.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, saran dari peneliti bagi anggota aktif TAB dan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi anggota aktif TAB

Dari hasil pengolahan data setiap dimensi brand community, nilai mean terendah berada pada dimensi Consciousness of a kind yaitu sebesar 9,18. Maka peneliti menyarankan anggota aktif TAB untuk meningkatkan keterikatan antar anggota komunitas honda Tiger. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang berbeda dengan orang diluar komunitas, seperti akses khusus untuk anggota komunitas honda tiger ketika diadakan event oleh PT. AHM. Sedangkan pengolahan data setiap dimensi perilaku prososial, nilai mean terendah berada pada dimensi bertindak jujur (honesty) yaitu sebesar 9,08. Maka peneliti menyarankan anggota aktif TAB, untuk


(32)

54

meningkatkan kesediaan bertindak jujur, kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang terhadap orang lain.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menggunakan variabel lain seperti variabel bystander dalam mencari hubungan dengan perilaku prososial, hal ini dikarenakan dari hasil koefisien determinasi menunjukan besarnya kontribusi variabel brand community terhadap variabel prososial sebesar 16,6%, itu menjelaskan bahwa variabel brand community hanya memberikan kontribusi 16,6% terhadap perilaku prososial, sebanyak 83,4% perilaku prososial dipengaruhi oleh variabel lain.


(33)

Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Baron, R.A dan Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Jilid 1. Edisi 10. Alih Bahasa: Ratna. Juwita, dkk. Jakarta: Erlangga

Bierhoff, Werner. 2002. Prosocial Behavior. Canada: Psychology Press Dahrani, Adria. 2007. Perilaku Prososial terhadap Pengguna Jalan (studi

fenomenologis pada polisi lalu lintas). Jakarta : Universitas Indonesia Dwitya, Juwita Adriana. 2012. Hubungan antara Keterlibatan Ayah dan

Perilaku Prososial Pada Anak Sulung Usia Prasekolah Terhadap Adik Bayi. Depok : Universitas Indonesia

Eisenberg, N. & Mussen. 1989. The Roots Of Prosocial Behavior In Children. Cambridge : Cambridge University Press

Ferdian, Azwar. 2013. Ribuan Macan Kumpul di Prambanan. Yogyakarta :

Okezone. Tersedia: desember 2014

http://news.okezone.com/read/2013/10/21/199/884397/

Fitrulloh. 2012. Peran Brand Community Pada Komunitas Pengguna Honda Nova Sonic Jakarta. Depok: Universitas Indonesia

Gibran. 2013. Dari Prososial Hingga Agresi : Kajian Perilaku Sosial Warga Ngadas. Malang. Universitas Brawijaya.

Janita, Ike. 2009. Creating & Sustaining Brand Equity. Jakarta:Amara Books. Kotler, Philip. 2003, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas. Jakarta. PT.

Indeks Gramedia, Jakarta

Keller, K. L. 2006. Branding and Brand Equity In B. A. Weitz and R.Wendsley (EDS), Handbook of Marketing. London : Sage


(34)

56

Kurniawan, Agung. 2013. 94,2 Juta Sepeda Motor dan Mobil Berseliweran di jalan Indonesia. Jakarta: Kompas Otomotif. Tersedia:

http://otomotif.kompas.com/read/2013/02/26/6819/94.2.juta.Mobil.dan

.Sepeda.Motor.Berseliwer

Muniz, A.M. Jr. And T.C. O’Guinn. 1995. Brand Community, Journal of Consumer Research, 27(4): 412-32.

Muniz, & Thomas C.O. Guinn (2001). Brand Community, The Journal of Cosumer Research, Vol. 27, No.4 (Mar.,2001),pp. 412-432. Tersedia: Desember, 2014 http://www.jstor.org?stable/254335

McAlexander, James H. Dkk. 2002. Building Brand Community. Journal of Marketing Vol. 66

Myer, David. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Pranatasari, Fransisca Desiana & Shellyana Junaedi (2014). Pengaruh Komunitas Merek pada Loyalitas Penggemar : Studi pada Komunitas Penggemar Group Band Sheila On7. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Pudyastomo. 2011. Pengaruh Keterlibatan Konsumen dan Brand trust dalam Brand community terhadap Brand loyalty khususnya pada Merek Sony Alpha. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Tersedia: Mei, 2015 e-journal.uajy.ac.id/1824/2/1KOM02660.pdf

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, edisi 10. Penerbit Andi, Yogyakarta

Sarwono, S.W & Meinarno, E.A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sears, dkk, 1994. Psikologi Sosial Jilid 1, Ed 5. Jakarta.

Staub, E. 1978. Positive Social Bahavior and Morality, Social and Personal Influence,Volume 1. New York: Academic Press inc

Sugyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta


(35)

57

Wahyudi, Andi. 2013. Sambangi Puncak, Tiger Riders Club Agendakan Sahur Bersama Yatim Piatu. Bogor : motor.sportku.com

Yudianto, yefri. 2010. Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha. Medan : Universitas Sumatra Utara


(1)

33

M. Husni. Habibi, 2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kembali kelengkapan jumlah kuesioner yang terkumpul dan kelengkapan pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah proses dimana peneliti merekap semua data yang telah diperoleh di lapangan.

c. Pengolahan Data secara Statistik

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS versi 20.0 for Windows dengan melakukan pengujian yaitu uji coba instrumen dan uji perbandingan.

4. Tahap Penyelesaian

Tahap Penyelsaian terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: a. Menampilkan hasil dan analisis penelitian.

b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan hasil penelitian tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(2)

M. Husni. Habibi, 2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah peneliti paparkan di bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Brand community memiliki hubungan yang cukup signifikan dan positif dengan perilaku prososial anggota aktif TAB. Nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang sedang dan nilai signifikansi menunjukkan bahwa penilitian ini signifikan. Brand community anggota TAB berada pada kategori tinggi, dapat diketahui dari jumlah persentase kategori sangat tinggi dan tinggi yaitu sebesar lima puluh empat persen. Perilaku prososial anggota TAB berada pada kategori tinggi, dapat diketahui dari jumlah persentase kategori sangat tinggi dan tinggi yang berjumlah sebesar lima puluh satu persen.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, saran dari peneliti bagi anggota aktif TAB dan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi anggota aktif TAB

Dari hasil pengolahan data setiap dimensi brand community, nilai mean terendah berada pada dimensi Consciousness of a kind yaitu sebesar 9,18. Maka peneliti menyarankan anggota aktif TAB untuk meningkatkan keterikatan antar anggota komunitas honda Tiger. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang berbeda dengan orang diluar komunitas, seperti akses khusus untuk anggota komunitas honda tiger ketika diadakan event oleh PT. AHM. Sedangkan pengolahan data setiap dimensi perilaku prososial, nilai mean terendah berada pada dimensi bertindak jujur (honesty) yaitu sebesar 9,08. Maka peneliti menyarankan anggota aktif TAB, untuk


(3)

54

M. Husni. Habibi, 2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

meningkatkan kesediaan bertindak jujur, kesediaan untuk melakukan sesuatu seperti apa adanya, tidak berbuat curang terhadap orang lain.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menggunakan variabel lain seperti variabel bystander dalam mencari hubungan dengan perilaku prososial, hal ini dikarenakan dari hasil koefisien determinasi menunjukan besarnya kontribusi variabel brand community terhadap variabel prososial sebesar 16,6%, itu menjelaskan bahwa variabel brand community hanya memberikan kontribusi 16,6% terhadap perilaku prososial, sebanyak 83,4% perilaku prososial dipengaruhi oleh variabel lain.


(4)

M. Husni. Habibi, 2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Baron, R.A dan Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Jilid 1. Edisi 10. Alih Bahasa: Ratna. Juwita, dkk. Jakarta: Erlangga

Bierhoff, Werner. 2002. Prosocial Behavior. Canada: Psychology Press Dahrani, Adria. 2007. Perilaku Prososial terhadap Pengguna Jalan (studi

fenomenologis pada polisi lalu lintas). Jakarta : Universitas Indonesia Dwitya, Juwita Adriana. 2012. Hubungan antara Keterlibatan Ayah dan

Perilaku Prososial Pada Anak Sulung Usia Prasekolah Terhadap Adik Bayi. Depok : Universitas Indonesia

Eisenberg, N. & Mussen. 1989. The Roots Of Prosocial Behavior In Children. Cambridge : Cambridge University Press

Ferdian, Azwar. 2013. Ribuan Macan Kumpul di Prambanan. Yogyakarta :

Okezone. Tersedia: desember 2014

http://news.okezone.com/read/2013/10/21/199/884397/

Fitrulloh. 2012. Peran Brand Community Pada Komunitas Pengguna Honda Nova Sonic Jakarta. Depok: Universitas Indonesia

Gibran. 2013. Dari Prososial Hingga Agresi : Kajian Perilaku Sosial Warga Ngadas. Malang. Universitas Brawijaya.

Janita, Ike. 2009. Creating & Sustaining Brand Equity. Jakarta:Amara Books. Kotler, Philip. 2003, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas. Jakarta. PT.

Indeks Gramedia, Jakarta

Keller, K. L. 2006. Branding and Brand Equity In B. A. Weitz and R.Wendsley (EDS), Handbook of Marketing. London : Sage


(5)

56

M. Husni. Habibi, 2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

Kurniawan, Agung. 2013. 94,2 Juta Sepeda Motor dan Mobil Berseliweran di jalan Indonesia. Jakarta: Kompas Otomotif. Tersedia:

http://otomotif.kompas.com/read/2013/02/26/6819/94.2.juta.Mobil.dan .Sepeda.Motor.Berseliwer

Muniz, A.M. Jr. And T.C. O’Guinn. 1995. Brand Community, Journal of Consumer Research, 27(4): 412-32.

Muniz, & Thomas C.O. Guinn (2001). Brand Community, The Journal of Cosumer Research, Vol. 27, No.4 (Mar.,2001),pp. 412-432. Tersedia: Desember, 2014 http://www.jstor.org?stable/254335

McAlexander, James H. Dkk. 2002. Building Brand Community. Journal of Marketing Vol. 66

Myer, David. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Pranatasari, Fransisca Desiana & Shellyana Junaedi (2014). Pengaruh Komunitas Merek pada Loyalitas Penggemar : Studi pada Komunitas Penggemar Group Band Sheila On7. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Pudyastomo. 2011. Pengaruh Keterlibatan Konsumen dan Brand trust dalam Brand community terhadap Brand loyalty khususnya pada Merek Sony Alpha. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Tersedia: Mei, 2015 e-journal.uajy.ac.id/1824/2/1KOM02660.pdf

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, edisi 10. Penerbit Andi, Yogyakarta

Sarwono, S.W & Meinarno, E.A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sears, dkk, 1994. Psikologi Sosial Jilid 1, Ed 5. Jakarta.

Staub, E. 1978. Positive Social Bahavior and Morality, Social and Personal Influence,Volume 1. New York: Academic Press inc

Sugyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta


(6)

M. Husni. Habibi, 2015

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung

Wahyudi, Andi. 2013. Sambangi Puncak, Tiger Riders Club Agendakan Sahur Bersama Yatim Piatu. Bogor : motor.sportku.com

Yudianto, yefri. 2010. Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha. Medan : Universitas Sumatra Utara