Studi Deskriptif Mengenai Brand Personality Sepeda Motor Minerva R150 Pada Anggota Minerva Riders Community Region Bandung.

(1)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai Brand Personality sepeda motor Minerva R150 pada anggota Minerva Riders Community Region Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang mengacu pada Teori Brand Personality yang disusun oleh Jennifer L. Aaker (1997) dan diadaptasi serta dimodifikasi oleh peneliti. Beradasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus Rank Spearman dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus reliabilitas Alpha Croncbach, keseluruhan 72 item diterima dengan validitas berkisar antara 0,316 – 0,806 dan realibilitas sebesar 0,750. Dilihat dari rata-rata persentase kesesuaian seluruh facet dalam masing-masing dimensi, didapat hasil bahwa dimensi Excitement adalah dimensi yang paling sesuai dengan rata-rata kesesuaian 66% (Dominan). Setelah itu dimensi Sincerity menempati posisi berikutnya dengan rata-rata kesesuaian 52% (Dominan). Selanjutnya secara berurutan adalah dimensi Ruggedness dengan rata-rata kesesuaian 50% (Cukup Dominan), Competence dengan rata-rata kesesuaian 48% (Tidak Dominan), dan yang terakhir adalah Sophistication dengan rata-rata kesesuaian 47% (Tidak Dominan).

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran kepada pihak PT. Minerva Motor Indonesia agar lebih memfokuskan image produk sepeda motor Minerva R150 sesuai dengan dimensi Excitement dari teori Brand Personality karena dimensi tersebut adalah yang paling menonjol dari dimensi lainnya. Namun apabila dimensi tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh PT. Minerva Motor Indonesia mengenai produk Minerva R150, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus memperhatikan hal-hal lain yang kurang pada produk tersebut yang terlihat dari hasil penelitian mengenai Brand Personality sepeda motor Minerva R150.


(2)

Bandung Region. Selection of the sample using purposive sampling method and sample in this study amounted to 37 people.

Measuring instrument used was a questionnaire which refers to the Theory of Brand Personality compiled by Jennifer L. Aaker (1997) and adapted and modified by researchers. Validity of test results by using the Spearman Rank formula and reliability testing using the formula Croncbach Alpha reliability, the overall 72 items received with validity ranging from 0.316 to 0.806 and the reliability is 0.750. Judging from the average percentage of compliance in all facets of each dimension, we got the result that the dimension Excitement is the dimension that best fits the average suitability of 66% (Dominant). After that Sincerity dimension occupies the next position with an average of 52% compliance (Dominant). Next in order are the dimensions of ruggedness with an average compliance of 50% (Moderately Dominant), Competence with an average compliance of 48% (Not Dominant), and the last is the Sophistication with an average of 47% compliance (Not Dominant).

Based on this study, the researchers propose suggestions to the PT. Minerva Motor Indonesia to better focus the image of Minerva R150 motorcycle products in accordance with the dimensions of the theory of Brand Personality Excitement because the dimensions are the most prominent of the other dimensions. However, if the dimensions are not as expected by the PT. Minerva Minerva Motor Indonesia about R150 product, then the PT. Minerva Motor Indonesia should pay attention to other things is lacking in such products as seen from the results of research on Brand Personality Minerva R150 motorcycle.


(3)

Lembar Pengesahan...i

Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian...ii

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian...iii

Kata Pengantar...iv

Abstrak...viii

Abstract...ix

Daftar Isi...x

Daftar Tabel...xiv

Daftar Lampiran...xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah...10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...10

1.4Kegunaan Penelitian...11

1.4.1Kegunaan Teoretis...11

1.4.2Kegunaan Praktis...11

1.5Kerangka Pemikiran...12

1.6Asumsi...23


(4)

2.1 Brand Personality...24

2.1.1 Pengertian Brand Personality...26

2.1.2 Dimensi-dimensi Brand Personality...26

2.1.2.1 Sincerity...27

2.1.2.2 Excitement...28

2.1.2.3 Competence...29

2.1.2.4 Sophistication...30

2.1.2.5 Ruggedness...31

2.2 Persepsi...32

2.2.1 Pemaparan...32

2.2.2 Perhatian...33

2.2.3 Pemaknaan...34

2.3 Brand / Merk...34

2.4 Brand Image...36

2.5 Personality / Kepribadian...38

2.5.1 Big Five Personality...39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...43

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...44

3.2.1 Variabel Penelitian...44

3.2.2 Definisi Konseptual...44


(5)

3.3 Alat Ukur...45

3.3.1 Kuesioner Brand Personality...46

3.3.2 Identitas Pribadi dan Penunjang...48

3.4 Uji Coba Alat Ukur...48

3.4.1 Uji Validitas Alat Ukur...48

3.4.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur...49

3.5 Populasi Penelitian...50

3.5.1 Teknik Sampling...50

3.5.2 Karakteristik Sampel...50

3.6 Teknik Pengolahan Data...51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...53

4.1.1 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Tujuan Penggunaan Sepeda Motor Minerva R150...53

4.1.2 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Alasan Utama Memilih Sepeda Motor Minerva R150...54

4.2 Hasil Penelitian...55

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...69


(6)

5.2.1 Saran Teoretis...70

5.2.2 Saran Praktis...71

DAFTAR PUSTAKA...72

DAFTAR RUJUKAN...73


(7)

Tabel 3.1 Gambaran Umum Kuesioner Brand Personality...47 Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Tujuan Penggunaan Sepeda Motor Minerva R150...53 Tabel 4.2 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Alasan Utama Memilih

Sepeda Motor Minerva R150...54 Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data Kuesioner Brand Personality...55 Tabel 4.4 Rata-rata Dimensi Brand Personality...56


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER BRAND PERSONALITY LAMPIRAN 2 PENILAIAN PER-RESPONDEN

LAMPIRAN 3 HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR LAMPIRAN 4 ANALISIS DATA PER-RESPONDEN


(9)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia selalu menginginkan kemudahan. Hal tersebut yang mendorong manusia untuk menciptakan alat-alat yang dapat membantu aktivitasnya. Salah satu bidang yang selalu dikembangkan adalah dalam bidang transportasi. Sejak awal terbentuknya kebudayaan, manusia selalu mencoba mencari cara untuk memudahkan proses mobilisasi, dimulai dengan menggunakan tenaga manusia itu sendiri seperti sepeda; tenaga hewan seperti kuda; sampai menggunakan tenaga mesin seperti sepeda motor, mobil, kapal mesin, atau pesawat. Salah satu jenis kendaraan yang umum dipakai adalah sepeda motor. Sepeda motor disukai oleh sebagian orang karena praktis, mudah dalam hal perawatannya, murah biaya operasionalnya, harganya cukup terjangkau, dan berbagai alasan-alasan lainnya.

Hasil penjualan sepeda motor di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2009 yang “hanya” menjual 5.851.962 unit dibandingkan dengan penjualan pada tahun 2010 yang mencapai 6.859.201 unit. Angka tersebut adalah jumlah penjualan sepeda motor yang tercatat oleh AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan konsumen terhadap sepeda motor.

Meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk sepeda motor membuka peluang bagi para pengusaha industri transportasi. Hal ini mendorong para pengusaha untuk saling bersaing menciptakan berbagai produk yang berkualitas


(10)

dan dapat diterima oleh konsumen. Dalam persaingan industri sepeda motor ada beberapa nama yang cukup dikenal, antara lain Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. Selain itu ada pula beberapa produsen sepeda motor yang terbilang baru dalam merintis usahanya di pasar Indonesia, yaitu Minerva, Bajaj, TVS, Kanzen, Viar, dan beberapa merek lainnya.

Nama-nama produsen sepeda motor seperti disebutkan diatas dapat disebut sebagai merek / brand. Menurut American Marketing Association, brand diartikan sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau gabungan dari semuanya, untuk mengidentifikasi benda dan layanan dari penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari pesaing.“ Oleh karena itu agar suatu merek dapat diterima dengan baik oleh konsumen, maka merek tersebut haruslah memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh merek lain.

Dalam perkembangannya, alat-alat transportasi tersebut, khususnya sepeda motor, tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi semata. Sepeda motor juga dapat menjadi suatu gengsi dan juga sarana bagi pengendaranya untuk mengekspresikan diri. Hermawan Kartajaya mengatakan bahwa, “Pelanggan memanfaatkan sebuah produk bukan lagi semata-mata karena fungsinya, tetapi juga kebanggaan, atau ia mencerminkan gaya hidup” (Kartajaya, 2004a). Konsumen tidak lagi mengejar fungsionalitas dari sepeda motor sebagai alat transportasi, tapi juga emosi atau perasaan ketika menggunakan sepeda motor tersebut. Tidak heran apabila ada sebagian orang yang rela membeli sepeda motor sebagai kendaraan pribadi dengan harga yang menurut sebagian orang tidak


(11)

masuk akal hanya untuk mengejar suatu kebanggaan yang didapat ketika memiliki kendaraan tersebut.

Fenomena dari perkembangan fungsi alat transportasi ini adalah ketika pengendara sepeda motor memilih Honda CBR 150 seharga sekitar 30 juta rupiah sebagai kendaraan pribadinya. Padahal jika dilihat dari kualitas produk dan lain-lainnya sebenarnya sama atau bahkan masih dibawah tipe-tipe sepeda motor lain yang berada di kisaran harga 20 juta rupiah. Honda CBR 150 mempunyai keunggulan desain yang sporty sehingga menarik bagi sebagian orang terutama anak muda. Contoh jenis motor lain yang berharga cukup tinggi namun diterima di pasaran adalah Honda PCX, seri Minerva Megelli 250cc, Yamaha Fino, dan yang paling fenomenal adalah seri Kawasaki Ninja. Biasanya motor seperti ini merupakan barang build up (dibuat dan dirakit di negara lain) sehingga biaya produksinya meningkat dan menyebabkan harga jual yang tinggi.

Fenomena lain yang terjadi adalah ketika banyak pengendara sepeda motor yang memodifikasi kendaraannya mulai dari menambah aksesoris seharga puluhan ribu rupiah sampai modifikasi total seharga puluhan juta rupiah. Hal tersebut dilakukan untuk membangun atau memperkuat kebanggaan yang dirasakan ketika memiliki atau mengendarai sepeda motor tersebut. Tidak menjadi masalah apakah hasil dari modifikasi tersebut disukai oleh orang lain atau tidak selama pemilik sepeda motor tersebut merasa bangga dalam menggunakannya.

Kebanggaan yang didapat oleh pengendara ketika memiliki sepeda motor tertentu salah satunya diperoleh dari adanya diferensiasi produk. Diferensiasi merupakan “upaya mengintegrasikan sesuatu yang disebut konten, konteks, dan


(12)

infrastruktur, dari produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan” (Kartajaya, 2004b). Agar suatu merek dapat terdiferensiasi, maka merek tersebut haruslah memiliki keunikan, memperhatikan kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen, serta tidak melupakan unsur inovasi. Motor yang memiliki ciri khas yang lain dari sepeda motor yang biasa dipasarkan dapat menjadi salah satu faktor yang dapat dibanggakan oleh penggunanya. Terlebih lagi apabila ciri khas tersebut sesuai atau lebih dari sesuai dengan yang diharapkan dari penggunanya.

Ciri khas dari suatu merek salah satunya bisa dilihat dari brand image dari merek tersebut. Brand image adalah “kumpulan persepsi konsumen yang terbentuk mengenai suatu merek” (Foxall, 1998). Persepsi seseorang terhadap suatu merek akan mempengaruhi keputusannya dalam memilih merek tersebut untuk dibeli. Brand image terdiri dari beberapa dimensi yang membentuknya. Salah satu dari dimensi tersebut adalah Brand Personality.

Brand personality adalah “karakteristik manusia yang diasosiasikan dengan suatu merek” (Aaker, 1997). Melibatkan unsur personality ke dalam merek berkontribusi kepada diferensiasi identitas merek, yang dapat membuat merek tersebut lebih menarik bagi konsumen (Thomas, 2008).

Beberapa produsen sepeda motor menyadari kebutuhan konsumen untuk mengidentifikasikan karakter dirinya dengan karakter sepeda motor yang dimilikinya. Oleh karena itu mereka mencoba untuk memasukkan karakter-karakter tertentu ketika mengiklankan produk sepeda motornya. Ada beberapa contoh iklan di media televisi yang cukup menonjolkan karakteristik tertentu. Iklan Yamaha Vega menampilkan karakter dari berbagai tingkat usia dari anak


(13)

muda hingga orang tua di suatu desa untuk menunjukkan bahwa produk ini ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah namun memiliki kualitas yang tidak murahan. Iklan Yamaha Vixion menampilkan sosok pengendara sepeda motor yang tidak dapat dikalahkan oleh pengendara sepeda motor lain untuk menunjukkan bahwa produk ini merupakan salah satu andalan Yamaha pada waktu itu dalam menghadapi produk kompetitornya dengan slogannya “Yang lain gak bisa ngikutin”. Iklan Honda Scoopy yang menampilkan anak muda yang ceria menunjukkan bahwa produk ini ditujukan untuk anak muda yang ceria dan berani tampil beda dengan slogannya “uniquely happy”. Iklan Honda Mega Pro menampilkan gambaran laki-laki tangguh yang mampu menghadapi berbagai rintangan menunjukkan bahwa produk ini mencoba untuk menarik pasar laki-laki yang merasa dirinya tangguh dengan slogannya “Motornya lelaki”. Iklan Honda PCX mencoba menampilkan gambaran pengguna motor yang elegan dengan menyandingkan produk sepeda motor ini dengan mobil mewah. Iklan ini mencoba menunjukkan gambaran pengguna motor kelas atas yang elegan. Selain iklan-iklan tersebut, masih banyak lagi iklan-iklan yang mencoba menampilkan karakteristik tertentu dari produk sepeda motor tersebut.

Salah satu penerapan dari konsep Brand Personality selain dengan iklan adalah menggunakan tema dalam pameran mengenai merek tersebut. Contoh dari cara ini adalah ketika Yamaha mengikuti kegiatan Jakarta Motorcycle Show 2010. Pada event ini Yamaha mengambil tema “Yamaha Performance Series”. Disini Yamaha membagi stand miliknya menjadi 4 bagian berdasarkan karakteristik dari produk-produknya. Pertama adalah Intelligent Series yang diwakili oleh motor


(14)

Yamaha Lexam yang menjadi simbol kecanggihan motor Yamaha di kelas bebek matik. Bagian kedua adalah Stylish Series yang mencakup seri Yamaha Mio dan Xeon. Yamaha Mio dianggap sebagai motor lifestyle Yamaha yang mendobrak pasar matik di tanah air. Ketiga adalah Active Series yang diwakili oleh seri Yamaha Jupiter. Bagian ini berisi sepeda motor yang diciptakan bagi biker yang aktif, efisien, menghargai waktu, dan fokus pada karir dan hasil. Bagian yang keempat adalah Sporty Series yang merupakan seri paling sporty, performa tinggi, dan cocok bagi penyuka kecepatan. Seri ini terdiri dari jajaran motor sport Yamaha. “Apapun kepribadian biker, Yamaha memberikan motor yang sesuai dengan karakter dan gaya hidupnya,” menurut Paulus S. Firmanto, GM Promosi dan Motorsport, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia. Cara promosi seperti ini tentu saja dimaksudkan untuk menarik konsumen dari kalangan yang dituju atau bisa disebut target market dari produk tersebut dengan membentuk ciri khas produk. Apabila konsumen sudah merasa sesuai dengan karakter sepeda motornya, maka diharapkan akan muncul perasaan bangga sewaktu mengendarai sepeda motornya tersebut.

Dari beberapa nama produsen sepeda motor di Indonesia salah satunya yang tergolong baru adalah Minerva. Minerva di masa awalnya adalah perusahaan yang memproduksi motor merek Loncin di bawah naungan PT Loncin Penta Jaya Laju Motor Indonesia. Sejak November 2007, merek Loncin secara resmi berganti nama menjadi Minerva dengan alasan untuk memperkuat citra produk yang lebih berkualitas. Meski telah berganti nama, layanan purna jual untuk motor Loncin tetap bisa dilakukan di dealer resmi penyedia jasa servis ini. Suku cadang pun


(15)

tidak ada perbedaan. Hanya saja dari sisi mesin yang pada mulanya menggunakan mesin China diganti mesin asal Jerman. Saat ini PT. Minerva Motor Indonesia memproduksi berbagai jenis produk yang berbeda dengan produk-produk lain dari kompetitornya. Sayangnya meskipun cukup banyak penggemar sepeda motor yang antusias dengan kehadiran produk-produk dari Minerva, masih banyak pula penggemar sepeda motor yang memandang produk-produk tersebut dengan sebelah mata (menurut forum-forum di internet). Hal ini salah satunya disebabkan oleh ketidak percayaan mereka terhadap kualitas sepeda motor non-Jepang, terutama terhadap “pemain” baru.

Hingga saat ini Minerva jarang mengiklankan produk sepeda motornya melalui media televisi. Produk sepeda motor Minerva hanya dipromosikan secara resmi lewat beberapa media cetak dan juga website milik Minerva. Iklan tersebut juga sebagian besar hanya berisi informasi mengenai produk atau acara test ride yang diadakan oleh pihak Minerva dan belum banyak memasukkan unsur karakteristik tertentu pada produk tersebut. Dalam website resmi miliknya, Minerva menjanjikan produk yang dijual sebagai produk yang berkualitas, memiliki performa yang handal, trendy, memiliki desain yang unik, ramah lingkungan, dan memiliki harga yang terjangkau.

Salah satu produk utama PT. Minerva Motor Indonesia adalah seri Minerva R150. Produk ini merupakan produk unggulan dari Minerva apabila dilihat dari jumlah pengguna sepeda motor produk ini. Harganya yang tergolong murah dan desainnya yang sporty dapat menarik minat pengguna sepeda motor. Menurut pengakuan dari salah satu pengguna sepeda motor Minerva, seri R150 telah


(16)

mengalami pengembangan sebanyak tujuh kali yang menandakan perhatian yang penuh dari PT. Minerva Motor Indonesia terhadap sepeda motor tipe ini.

Para pengguna sepeda motor Minerva tergabung dalam Minerva Riders Community (MRC). MRC Pusat sendiri resmi berdiri pada tanggal 20 April 2008. MRC sudah memiliki region di hampir seluruh kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Bandung, Sukabumi, Serang-Banten, Cianjur dan kota-kota lainnya. MRC Bandung sendiri dibentuk pada tanggal 21 Januari 2009 dengan anggota awal sekitar 10 orang, dan diresmikan pada tanggal 22 Februari 2009. MRC Bandung merupakan region dari MRC pusat yang berada di kota Jakarta. Saat ini MRC region Bandung memiliki sekitar 120 anggota yang terdaftar dengan anggota aktif sekitar 40 anggota. Sebagian besar anggota MRC menggunakan sepeda motor Minerva R150 sebagai alat transportasi pribadinya.

Survey awal dari penelitian ini dilakukan pada 10 anggota MRC yang menggunakan sepeda motor Minerva R150 sebagai kendaraan untuk beraktifitas sehari-hari. Survey awal dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner. Responden diminta untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai merek Minerva baik dari segi produk, promosi, pelayanan dealer dan bengkel, dan juga hal-hal lain yang turut mempengaruhi penilaian dari mereka terhadap merek Minerva.

Dari survey awal yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa 4 orang responden (40%) berpendapat bahwa Minerva merupakan merek yang ramah dan bersahabat dengan penggunanya. Responden yang menjawab seperti ini menyatakan bahwa mereka sangat terbantu dengan keberadaan sepeda motor Minerva milik mereka. Mereka semua menggunakan sepeda motor Minerva untuk


(17)

menunjang aktivitas sehari-hari dan telah merasakan manfaat dari menggunakan sepeda motor Minerva. Selain itu dikatakan bahwa motor ini memiliki desain yang menarik tetapi dengan harga yang tergolong murah dan irit bahan bakar sehingga bisa menghemat pengeluaran. Salah satu dari keempat responden ini juga mengatakan bahwa Minerva juga memiliki komunitas yang ramah dan solid.

Tiga orang responden (30%) berpendapat bahwa Minerva adalah merek yang aktif dan enerjik yang menjadi pusat perhatian orang lain. Responden yang memilih jawaban ini mengatakan bahwa Minerva memiliki tampilan yang menarik perhatian orang lain. Mereka mengatakan bahwa sepeda motor Minerva selalu menjadi pusat perhatian dan mendapat banyak tanggapan dari orang lain terlepas dari tanggapan tersebut positif atau negatif. Dari segi perusahaan, merek Minerva sendiri menarik perhatian banyak orang karena berani untuk mengeluarkan sepeda motor dengan desain yang bagus tetapi tetap memiliki harga yang tergolong murah. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penjualan sepeda motor Minerva selama tiga bulan pertama di Bandung yang mencapai 600 unit.

Sebanyak dua responden (20%) berpendapat bahwa Minerva merupakan merek yang memiliki jiwa kompetisi. Menurut kedua responden ini apabila dilihat dari performanya, sepeda motor Minerva mampu untuk bersaing dengan sepeda motor merek lain meskipun seringkali diremehkan. Hal ini dibuktikan ketika mereka sering ditantang untuk melakukan balap liar dan ternyata sepeda motor Minerva mampu untuk mengalahkan sepeda motor dari merek lain tersebut.

Satu orang responden terakhir (10%) berpendapat bahwa Minerva merupakan merek yang tangguh, kuat, dan maskulin. Menurutnya mesin dari


(18)

sepeda motor Minerva cukup kuat. Hal ini sudah dibuktikan dengan cara membawanya touring ke luar kota dan tidak mengalami kerusakan yang berarti setelahnya.

Ketika wawancara dilakukan, para responden cenderung menyetujui pendapat dari rekan-rekannya yang menandakan mereka juga mengalami hal yang sama dengan responden tersebut. Adapun yang membedakan adalah sudut pandang dalam menilai sepeda motor Minerva miliknya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hal tersebut dan menyajikannya dalam suatu karya ilmiah berupa skripsi dengan rencana judul: “Studi Deskriptif Mengenai Brand Personality Sepeda Motor Minerva R150 Pada Anggota Minerva Riders Community Region Bandung”.

1.2Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui dimensi Brand Personality yang paling dominan pada sepeda motor Minerva R150 pada anggota Minerva Riders Community Region Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil mengenai dimensi Brand Personality yang paling dominan pada sepeda motor Minerva R150 pada anggota Minerva Riders Community Region Bandung.


(19)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai Brand Personality sepeda motor Minerva R150 pada anggota Minerva Riders Community Region Bandung. Pada penelitian ini peneliti melihat dimensi Brand Personality yang dominan dan kurang dominan pada produk Minerva R150 yaitu dimensi Sincerity, Excitement, Competence, Sophistication, dan Ruggedness.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoretis

1. Sebagai informasi dan bahan masukan mengenai teori Brand Personality dalam pengembangan ilmu Psikologi, khususnya pada Psikologi Konsumen.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain yang berhubungan dengan Brand Personality.

1.4.2 Kegunaan praktis

1. Memberikan informasi kepada PT. Minerva Motor Indonesia mengenai Brand Personality sepeda motor Minerva R150 berdasarkan persepsi dari para anggota MRC sebagai pengguna setia sepeda motor Minerva.

2. Sebagai bahan masukan dalam perencanaan strategi pemasaran khususnya strategi promosi bagi PT. Minerva Motor Indonesia.


(20)

1.5Kerangka Pemikiran

Pada saat ini terjadi perkembangan manfaat sepeda motor dari hanya sekedar alat transportasi menjadi alat yang juga dapat menunjang gaya hidup dari pemiliknya. Konsumen tidak lagi hanya mengejar fungsi utama dari sebuah sepeda motor tetapi juga emosi yang didapat ketika memiliki dan mengendarai kendaraan tersebut.

Berkembangnya manfaat dari sepeda motor dirasakan oleh berbagai pihak sehingga saat ini muncul berbagai merek sepeda motor. Merek-merek yang cukup dikenal antara lain Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. Selain nama-nama besar tersebut saat ini muncul nama-nama lain yang berusaha mencari celah diantara merek besar tersebut antara lain Bajaj, Kanzen, TVS, Viar, dan Minerva.

Diantara nama-nama diatas, Minerva adalah salah satu merek yang cukup mendapat perhatian karena berusaha mengeluarkan produk-produk yang tidak umum dipasarkan oleh merek lain. Produk-produk tersebut memiliki desain yang tidak seperti motor-motor yang dikeluarkan oleh merek lain dan memiliki harga dengan rentang dari cukup terjangkau hingga sangat mahal. Salah satu produk utama dari Minerva adalah R150 yang banyak disukai karena memiliki desain sporty namun dengan harga terjangkau.

Sebagian dari pengguna sepeda motor kemudian mencoba untuk membentuk perkumpulan pengguna sepeda motor untuk menunjang gaya hidup mereka. Perkumpulan ini dapat didirikan dengan berbagai macam latar belakang, entah itu satu merek sepeda motor, satu tipe sepeda motor, satu tempat kerja, atau hal-hal lainnya. Biasanya perkumpulan-perkumpulan seperti ini mengadakan


(21)

acara kumpul bersama antar anggota-anggotanya dan mengadakan touring dengan menggunakan sepeda motor mereka. Para pengguna sepeda motor Minerva-pun juga membangun komunitasnya sendiri yang diberi nama Minerva Riders Community atau yang biasa disebut dengan singkatan MRC. Salah satu region dari MRC adalah region Bandung.

MRC region Bandung memiliki sekitar 120 anggota yang terdaftar dengan anggota aktif sekitar 40 orang. Para anggota MRC region Bandung memiliki rutinitas untuk berkumpul setiap sabtu malam di salah satu dealer Minerva dan kemudian dilanjutkan dengan touring keliling kota Bandung. Selain untuk berkumpul dan touring, mereka juga menggunakan sepeda motor Minerva untuk keperluan sehari-hari. Sebagian besar anggota MRC menggunakan Minerva R150 sebagai alat transportasi pribadinya.

Dalam pengalamannya selama menggunakan sepeda motor Minerva, anggota MRC akan membentuk persepsi terhadap sepeda motor Minerva miliknya. Persepsi adalah “proses mengenali, memilih, mengatur, dan memaknakan rangsang untuk mengartikan dunia sekitar kita” (Foxall, 1998). Tujuan dari persepsi adalah mengambil informasi tentang dunia sekitar dan kemudian memaknakannya.

Persepsi merupakan gabungan tiga dari empat tahapan pengolahan informasi. Tahapan-tahapan tersebut adalah Pemaparan, Perhatian, Pemaknaan, dan Memori. Tiga tahap pertama tersebut yang membentuk persepsi. Tahap Pemaparan terjadi ketika ada rangsang yang masuk lewat panca indra. Dalam tahap ini pengalaman selama memiliki dan mengendarai sepeda motor Minerva


(22)

R150 menjadi rangsang bagi para anggota MRC. Pengalaman ini dapat berasal dari saat menggunakan sepeda motor Minerva R150, kualitas 3S (Sales, Service, Sparepart), cara pemasaran produk sepeda motor Minerva R150, dan juga pandangan dari orang lain mengenai sepeda motor Minerva R150 miliknya.

Dengan adanya rangsang, maka tahap selanjutnya dari persepsi adalah Perhatian. Tahap ini terjadi ketika rangsang mengaktifkan satu atau lebih indra dan menghasilkan sensasi ke otak untuk diproses. Dalam tahap ini hal-hal yang berkesan bagi para anggota MRC ketika memiliki dan mengendarai sepeda motor Minerva R150 dikirimkan ke otak untuk dimaknakan. Tahap ini ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor rangsang, yang merupakan karakteristik fisik dari sepeda motor Minerva R150; faktor individu, yang merupakan karakteristik dari anggota MRC; dan faktor situasi, yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar anggota MRC ketika memiliki dan mengendarai sepeda motor Minerva R150.

Tahap yang terakhir dari persepsi adalah Pemaknaan. Pemaknaan adalah tugas untuk mengartikan suatu sensasi. Dalam tahap ini, para anggota MRC telah mendapatkan suatu persepsi mengenai sepeda motor Minerva R150 berdasarkan pengalaman mereka dalam memiliki dan menggunakan sepeda motor Minerva R150.

Persepsi dari pengguna sepeda motor terhadap merek sepeda motornya, akan muncul dari beberapa komponen pembangun. Komponen tersebut adalah total give dan total get. Total give adalah semua pengorbanan yang diberikan pelanggan. Total give mencakup price atau harga yang harus dibayarkan pelanggan dan other expenses atau biaya lain yang muncul selama si pelanggan


(23)

menggunakan produk. Total get mencakup dua komponen, yaitu functional benefit atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh sebuah produk dan emotional benefit atau manfaat yang diperoleh pelanggan berupa stimulasi terhadap emosi dan perasaannya (Kartajaya, 2004c). Karena anggota MRC menggunakan sepeda motornya untuk keperluan harian, maka dapat dikatakan anggota MRC telah mengalami total give dan total get dari sepeda motor Minerva R150 sehingga dapat melakukan proses persepsi untuk sepeda motor Minerva R150.

Hasil dari persepsi mengenai sepeda motor Minerva R150 adalah terbentuknya brand personality. Brand Personality adalah “karakteristik manusia yang diasosiasikan dengan suatu merek” (Aaker, 1997). Konsumen akan memilih untuk membeli produk yang memiliki kepribadian yang mirip dengan kepribadian mereka atau yang dapat menguatkan area dimana konsumen merasa lemah. Setiap merek memiliki kepribadian baik diinginkan oleh pemasar maupun tidak (Hawkins, 2001). Oleh karena itu karakteristik tertentu pada suatu produk akan sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk tersebut.

Secara umum Jennifer L. Aaker membagi brand personality menjadi lima dimensi yang terdiri atas 15 facet. Dimensi pertama adalah Sincerity (Ketulusan). Sincerity dapat didefinisikan sebagai atribut yang berhubungan dengan kehangatan dan kejujuran. Dimensi ini terdiri atas empat facet, antara lain Down-to-earth (Realistis), Honest (Jujur), Wholesome (Bermanfaat), dan Cheerful (Ceria). Secara umum, dimensi ini menggambarkan seberapa jauh sepeda motor


(24)

Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang sederhana, jujur, ramah, dan dapat berguna bagi lingkungan di sekitarnya.

Facet Down-to-earth menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang realistis secara fungsi, sederhana dan berorientasi pada hubungan keluarga. Hal yang menggambarkan facet ini adalah ketika anggota MRC sebagai responden menilai benefit yang diperoleh dari penggunaan sepeda motor Minerva R150 sesuai dengan apa yang mereka butuhkan secara fungsi, yaitu sebagai alat transportasi.

Facet Honest menggambarkan seberapa jauh merek Minerva dipandang sebagai merek yang jujur dan tulus dilihat dari kesesuaian antara janji dengan kenyataan. Hal yang menggambarkan facet ini adalah apabila anggota MRC merasa apa yang dijanjikan oleh Minerva ketika mereka akan membeli sepeda motor Minerva R150 sesuai dengan pengalaman ketika mereka mengendarai sepeda motor tersebut.

Facet Wholesome menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sesuatu yang bermanfaat dari segi mental dan tidak berusaha untuk meniru produk dari merek lain. Hal yang sesuai dengan facet ini adalah apabila sepeda motor Minerva R150 dianggap memiliki orisinalitas produk dan menggambarkan ciri khas merek Minerva sehingga menimbulkan kepuasan ketika memiliki dan mengendarai sepeda motor Minerva R150.

Facet Cheerful menggambarkan seberapa jauh Minerva dipandang sebagai merek yang memunculkan kesan ramah dan selalu ceria. Hal ini terwujud apabila Minerva dirasakan oleh anggota MRC melakukan pelayanan 3S (Sales, Service,


(25)

Spare-part) yang ramah dan memuaskan kepada mereka dan juga komunitas pengguna sepeda motor Minerva yang ramah dan bersahabat.

Dimensi kedua adalah Excitement (Menarik). Excitement dapat dikatakan mengambil elemen energi dan keaktifan dari faktor Extraversion dari teori Big-Five Personality. Dimensi ini terdiri atas empat facet, antara lain Daring (Berani), Spirited (Bersemangat), Imaginative (Imajinatif), dan Up-to-date (Mengikuti perkembangan jaman). Secara umum, dimensi ini menggambarkan seberapa jauh merek Minerva dipandang sebagai merek yang berjiwa muda, aktif, dan “gaul” yang tercermin dalam salah satu produknya, yaitu Minerva R150.

Facet Daring menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai produk yang berani untuk tampil berbeda dan membuat anggota MRC sebagai pengguna produk Minerva R150 tampak menarik bagi orang lain. Minerva R150 dikatakan sesuai dengan facet ini apabila memiliki desain sepeda motor yang berbeda dengan produk sepeda motor dari merek lain sehingga menarik perhatian orang lain yang melihatnya.

Facet Spirited menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang memunculkan kesan penuh semangat dan berjiwa muda. Hal ini terwujud apabila Minerva R150 dinilai sebagai produk yang memiliki desain dan juga performa yang sesuai dengan anak muda.

Facet Imaginative menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang unik dan memunculkan imajinasi tertentu bagi orang yang melihatnya. Hal ini dapat dilihat dari cara Minerva


(26)

memasarkan sepeda motor Minerva R150 dengan cara yang unik dan menjadi ciri khas Minerva dari segi pemasaran.

Facet Up-to-date menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang berkembang mengikuti perkembangan jaman. Facet ini terwujud apabila Minerva R150 dianggap memiliki teknologi yang sesuai dengan perkembangan jaman pada saat ini.

Dimensi ketiga adalah Competence (kompetensi). Competence menunjukkan keteguhan dan juga usaha untuk mencapai prestasi. Dimensi ini terdiri dari 3 facet, antara lain Reliable (Dapat diandalkan), Intelligent (Cerdas), dan Successful (Sukses). Secara umum, dimensi ini menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang dapat diandalkan, memiliki jiwa persaingan dan juga menggambarkan tingkat kecerdasan yang tinggi.

Facet Reliable menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang dapat diandalkan oleh penggunanya sesuai dengan fungsi utama dari produk tersebut sebagai alat transportasi dan juga kualitas dari produk tersebut dapat dijamin mutunya. Hal ini terwujud apabila anggota MRC merasa sepeda motor Minerva R150 miliknya menunjang aktivitas sehari-hari mereka dan memiliki daya tahan yang kuat sehingga tidak mudah rusak yang akan menghambat aktivitas mereka.

Facet Intelligent menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang “cerdas” dilihat dari hal-hal teknis dan ilmiah yang muncul dari produk tersebut. Hal ini terlihat apabila Minerva


(27)

R150 memiliki teknologi lebih tinggi dari kompetitornya dan berusaha menonjolkan kelebihan dari teknologi tersebut.

Facet Successful menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai produk yang sukses dan tampil dengan percaya diri dalam usahanya untuk memimpin pasar. Facet ini menjadi ciri Minerva R150 apabila anggota MRC menilai sepeda motor Minerva R150 adalah termasuk salah satu produk sepeda motor yang sukses memimpin pasar sepeda motor di Indonesia dan berusaha menampilkan kesuksesannya tersebut.

Dimensi keempat adalah Sophistication (Mempesona). Sophistication mengambil gambaran yang dapat diasosiasikan dengan kekayaan dan status. Dimensi ini terdiri dari 2 facet, antara lain Upper class (Kelas atas) dan Charming (Mempesona). Secara umum, dimensi ini menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang memiliki status sebagai sepeda motor untuk kalangan ekonomi atas yang elegan dan mempesona.

Facet Upper class menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang menarik dari segi tampilan sehingga memunculkan kesan sebagai sepeda motor yang ditujukan untuk kalangan ekonomi atas. Hal ini terwujud apabila Minerva R150 memiliki penampilan yang rapi dan berkelas sehingga memunculkan kesan bagi para anggota MRC bahwa sepeda motor Minerva R150 sesuai dengan pengendara sepeda motor dari kalangan ekonomi atas.

Facet Charming menggambarkan jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang menampilkan kesan elegan, feminim, dan


(28)

mempesona bagi orang yang melihatnya. Facet ini sesuai dengan sepeda motor Minerva R150 apabila sepeda motor ini dianggap memiliki desain produk yang elegan, mempesona, dan menimbulkan kesan bahwa sepeda motor Minerva R150 cocok digunakan oleh perempuan yang feminim.

Dimensi kelima adalah Ruggedness (Kekuatan). Ruggedness menggambarkan kekuatan dan maskulinitas dari suatu produk. Dimensi ini terdiri dari 2 facet, antara lain Outdoorsy (Luar ruangan) dan Tough (Kuat). Secara umum, dimensi ini menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang menampilkan kesan maskulin yang kuat dan tangguh.

Facet Outdoorsy menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 menampilkan kesan maskulin. Hal ini muncul apabila Minerva R150 dianggap memiliki desain yang menampilkan kesan bahwa sepeda motor ini cocok digunakan oleh pria sejati yang kuat dan kasar.

Facet Tough menggambarkan seberapa jauh sepeda motor Minerva R150 dipandang sebagai sepeda motor yang kuat dan tangguh dari segi kualitas produk. Facet ini sesuai dengan Minerva R150 apabila produk ini dinilai mampu menghadapi berbagai jenis medan tanpa mengalami kerusakan yang tergolong berat.


(29)

Dimensi yang paling dominan dari kelima dimensi Brand Personality produk sepeda motor Minerva R150 akan membentuk gambaran umum dari sepeda motor Minerva R150. Gambaran ini tercermin pada facet-facet dari kelima dimensi Brand Personality tersebut. Dimensi-dimensi ini akan menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis produk sepeda motor Minerva R150 sebagai produk yang akan dipilih oleh calon konsumen.


(30)

(31)

1.6Asumsi

1. Persepsi pengguna sepeda motor Minerva R150 terdiri dari 5 dimensi Brand Personality yaitu dimensi Sincerity, Excitement, Competence, Sophistication, dan Ruggedness.

2. Dimensi-dimensi tersebut muncul karena adanya kesesuaian antara persepsi responden dengan produk sepeda motor Minerva R150.

3. Dimensi yang paling dominan adalah dimensi yang tingkat kesesuaian antara persepsi responden dengan sepeda motor Minerva R150 paling tinggi.


(32)

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Brand Personality sepeda motor Minerva R150 pada anggota Minerva Riders Community Region Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dimensi Excitement merupakan dimensi yang dianggap paling

dominan pada produk Minerva R150, khususnya dari segi desain yang berani untuk tampil berbeda dari kompetitornya, desain yang dianggap sesuai untuk anak muda, dan performa yang cukup sesuai untuk anak muda. Namun Minerva kurang menonjol dari segi promosi terhadap produk-produknya khususnya Minerva R150. Selain itu Minerva juga dianggap kurang dalam pengembangan teknologi sepeda motornya.

2. Dimensi Sophistication merupakan dimensi yang dianggap paling tidak dominan pada produk sepeda motor Minerva R150. Sepeda motor Minerva R150 dianggap cukup sesuai untuk digunakan oleh kalangan ekonomi atas namun desainnya dianggap kurang elegan dan kurang menampilkan sisi feminim.


(33)

5.2Saran

5.2.1 Saran Teoretis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Penelitian ini memiliki kendala dalam hal sampel yang terlalu sedikit dan cenderung homogen. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk lebih mencakup populasi yang lebih luas untuk penelitiannya.

2. Disarankan untuk menghubungkan hasil dari penelitian Brand

Personality dengan teori Big Five Personality.

3. Disarankan untuk dilakukannya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara Brand Personality sepeda motor Minerva R150 dengan Self Concept dari pengguna sepeda motor Minerva R150. 4. Untuk penelitian lain yang menggunakan teori Brand Personality dengan teknik pengolahan data seperti yang ada dalam skripsi ini dapat dipertimbangkan untuk membuat item dengan jumlah yang sama pada masing-masing dimensi.

5. Disarankan untuk menambah metode pengambilan data dengan metode wawancara agar hasilnya lebih mendalam.


(34)

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi PT. Minerva Motor Indonesia agar lebih memfokuskan

image produk sepeda motor Minerva R150 sesuai dengan

dimensi Excitement dari teori Brand Personality karena dimensi tersebut adalah yang paling menonjol dari dimensi lainnya. Hal yang dapat dipertahankan adalah dari segi desain yang berani untuk tampil berbeda dari kompetitornya, desain yang dianggap sesuai untuk anak muda, dan performa yang cukup sesuai untuk anak muda. Namun Minerva juga harus memperhatikan dari segi promosi karena faktor ini kurang menonjol dalam produk-produk Minerva khususnya Minerva R150 antara lain dengan iklan, promosi, dan lain-lain. Selain itu Minerva juga harus terus mengembangkan teknologi sepeda motornya agar tidak tertinggal dari kompetitornya. Hal ini harus dilakukan apabila Minerva ingin menyempurnakan gambaran sepeda motor Minerva R150 sebagai sepeda motor yang ideal untuk anak muda.

2. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Sincerity, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan janji-janji yang diberikan kepada calon konsumen mengenai produk Minerva R150 ketika mereka akan membeli produk tersebut. Apabila Minerva tidak dapat menepati janji, maka hal ini dapat mengurangi kepercayaan dari para pengguna sepeda motor Minerva R150.


(35)

3. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Ruggedness, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan kekuatan dan ketangguhan sepeda motor Minerva R150 dalam menghadapi berbagai medan dan tantangan.

4. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Competence, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan perkembangan teknologi sepeda motor yang lebih maju dari kompetitor lain dan juga kualitas dari produk Minerva R150 yang saat ini masih dianggap kurang dapat diandalkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

5. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Sophistication, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan desain dari sepeda motor Minerva R150 yang dianggap kurang elegan dan kurang menampilkan kesan feminim.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Foxall, Gordon R., Ronald E. Goldsmith, Stephen Brown. 1998. Consumer Psychology for Marketing. Second edition. London : Thomson

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design, Analysis, and Use. Massachusetts : Allyn & Bacon

Guilford, J.P. . 1979. Psychometric Methods. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited

Hawkins, Del I., Roger J. Best, Kenneth A. Coney. 2001. Consumer Behavior : Building Marketing Strategy. United States : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Kartajaya, Hermawan. 2004a. Hermawan Kartajaya On Marketing Mix : Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka

Kartajaya, Hermawan. 2004b. Hermawan Kartajaya On Differentiation : Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka

Kartajaya, Hermawan. 2004c. Hermawan Kartajaya On Brand : Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management. Twelfth Edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES


(37)

DAFTAR RUJUKAN

Aaker, Jennifer L.. 1997. Dimensions of Brand Personality. Journal of Marketing Research. 34(3). 347-356

Azoulay, A. & J-N Kapferer. 2004. Do Brand Personality Scale Really Measure

Brand Personality?. Forthcoming Journal of Brand Management

Thomas, Bejoy Jhon & P C Sekar. 2008. Measurement and Validity of Jennifer

Aaker’s Brand Personality Scale for Colgate Brand. Vikalpa. 33(3). 49-61

Tabloid Motor Plus edisi 611. Yamaha Penuhi Hasrat Beragam Biker, hlm. V

http://www.globalstatistik.com/detail_artikel.php?id=64

http://www.minerva.co.id/

http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=18 872

http://en.wikipedia.org/wiki/Big_Five_personality_traits


(1)

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Brand Personality sepeda motor Minerva R150 pada anggota Minerva Riders Community Region Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Dimensi Excitement merupakan dimensi yang dianggap paling dominan pada produk Minerva R150, khususnya dari segi desain yang berani untuk tampil berbeda dari kompetitornya, desain yang dianggap sesuai untuk anak muda, dan performa yang cukup sesuai untuk anak muda. Namun Minerva kurang menonjol dari segi promosi terhadap produk-produknya khususnya Minerva R150. Selain itu Minerva juga dianggap kurang dalam pengembangan teknologi sepeda motornya.

2. Dimensi Sophistication merupakan dimensi yang dianggap paling tidak dominan pada produk sepeda motor Minerva R150. Sepeda motor Minerva R150 dianggap cukup sesuai untuk digunakan oleh kalangan ekonomi atas namun desainnya dianggap kurang elegan dan kurang menampilkan sisi feminim.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5.2Saran

5.2.1 Saran Teoretis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Penelitian ini memiliki kendala dalam hal sampel yang terlalu sedikit dan cenderung homogen. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk lebih mencakup populasi yang lebih luas untuk penelitiannya.

2. Disarankan untuk menghubungkan hasil dari penelitian Brand Personality dengan teori Big Five Personality.

3. Disarankan untuk dilakukannya penelitian lanjutan mengenai hubungan antara Brand Personality sepeda motor Minerva R150 dengan Self Concept dari pengguna sepeda motor Minerva R150. 4. Untuk penelitian lain yang menggunakan teori Brand Personality

dengan teknik pengolahan data seperti yang ada dalam skripsi ini dapat dipertimbangkan untuk membuat item dengan jumlah yang sama pada masing-masing dimensi.

5. Disarankan untuk menambah metode pengambilan data dengan metode wawancara agar hasilnya lebih mendalam.


(3)

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi PT. Minerva Motor Indonesia agar lebih memfokuskan image produk sepeda motor Minerva R150 sesuai dengan dimensi Excitement dari teori Brand Personality karena dimensi tersebut adalah yang paling menonjol dari dimensi lainnya. Hal yang dapat dipertahankan adalah dari segi desain yang berani untuk tampil berbeda dari kompetitornya, desain yang dianggap sesuai untuk anak muda, dan performa yang cukup sesuai untuk anak muda. Namun Minerva juga harus memperhatikan dari segi promosi karena faktor ini kurang menonjol dalam produk-produk Minerva khususnya Minerva R150 antara lain dengan iklan, promosi, dan lain-lain. Selain itu Minerva juga harus terus mengembangkan teknologi sepeda motornya agar tidak tertinggal dari kompetitornya. Hal ini harus dilakukan apabila Minerva ingin menyempurnakan gambaran sepeda motor Minerva R150 sebagai sepeda motor yang ideal untuk anak muda.

2. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Sincerity, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan janji-janji yang diberikan kepada calon konsumen mengenai produk Minerva R150 ketika mereka akan


(4)

Universitas Kristen Maranatha 3. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Ruggedness, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan kekuatan dan ketangguhan sepeda motor Minerva R150 dalam menghadapi berbagai medan dan tantangan.

4. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Competence, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan perkembangan teknologi sepeda motor yang lebih maju dari kompetitor lain dan juga kualitas dari produk Minerva R150 yang saat ini masih dianggap kurang dapat diandalkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

5. Apabila ingin memfokuskan image produk Minerva R150 pada dimensi Sophistication, maka PT. Minerva Motor Indonesia harus lebih memperhatikan desain dari sepeda motor Minerva R150 yang dianggap kurang elegan dan kurang menampilkan kesan feminim.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Foxall, Gordon R., Ronald E. Goldsmith, Stephen Brown. 1998. Consumer Psychology for Marketing. Second edition. London : Thomson

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing : Design, Analysis, and Use. Massachusetts : Allyn & Bacon

Guilford, J.P. . 1979. Psychometric Methods. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited

Hawkins, Del I., Roger J. Best, Kenneth A. Coney. 2001. Consumer Behavior : Building Marketing Strategy. United States : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Kartajaya, Hermawan. 2004a. Hermawan Kartajaya On Marketing Mix : Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka

Kartajaya, Hermawan. 2004b. Hermawan Kartajaya On Differentiation : Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka

Kartajaya, Hermawan. 2004c. Hermawan Kartajaya On Brand : Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : PT. Mizan Pustaka

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management. Twelfth Edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Jakarta : LP3ES


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Aaker, Jennifer L.. 1997. Dimensions of Brand Personality. Journal of Marketing Research. 34(3). 347-356

Azoulay, A. & J-N Kapferer. 2004. Do Brand Personality Scale Really Measure

Brand Personality?. Forthcoming Journal of Brand Management

Thomas, Bejoy Jhon & P C Sekar. 2008. Measurement and Validity of Jennifer

Aaker’s Brand Personality Scale for Colgate Brand. Vikalpa. 33(3). 49-61

Tabloid Motor Plus edisi 611. Yamaha Penuhi Hasrat Beragam Biker, hlm. V

http://www.globalstatistik.com/detail_artikel.php?id=64

http://www.minerva.co.id/

http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=18 872

http://en.wikipedia.org/wiki/Big_Five_personality_traits