Analisis Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) Terhadap Pendapatan Petani Ternak di Kabupaten Wonogiri JURNAL
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN
ENERGI (KKP-E) TERHADAP PENDAPATAN PETANI TERNAK DI
KABUPATEN WONOGIRI
Eko Budi Utomo1, Joko Sutrisno2, Minar Ferichani2
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta, 57126. Telp/Fax (0271)632450
E-mail: bangoke79@yahoo.co.id
Abstract: This research aimed to analyze the effect of Credit Food and Energy
(KKP-E) to income of the cattle fattening business in Wonogiri District. Basic
method of research is descriptive analysis method and implementation of research
conducted by survey method. This research will be conducted in Wonogiri
District. Sampling technique was used multistage cluster random sampling
method. The results showed that relationship between the factors with cattle
farmers’s income can be expressed in multiple linear regression models as follows:
Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 + 362495.26 X2 + 169794.77 X3 + 315220.14
X4 - 125964.84 X5 - 451.03 X6 - 151.90 X7 + 2183539.09 D1 - 2157838.42 D2 + e.
The results of the regression analysis showed that number of livestock ownership,
Breeding experience, Cost of feed, Cost of drugs and use of KKP-E have
significant effect on cattle farmers' income, whereas the number of family
members, Level of education, age of farmers and Land ownership factor did not
significantly affect tocattle farmers' income.
Keywords: Income, KKP-E, Cattle breeding.
Abstrak: Penelitaan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pemberian Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) terhadap
pendapatan petani ternak di Kabupaten Wonogiri. Metode dasar
penelitian adalah metode analisis deskriptif dan pelaksanaannya dengan
metode survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Wonogiri.
Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hubungan faktor-faktor dengan
pendapatan peternak dinyatakan dalam model fungsi regresi linier
berganda yaitu: Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 + 362495.26 X2 +
169794.77 X3 + 315220.14 X4 - 125964.84 X5 - 451.03 X6 - 151.90 X7 +
2183539.09 D1 - 2157838.42 D2 + e. Hasil analisis regresi menunjukkan
bahwa jumlah ternak, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,
pengalaman berternak, umur peternak, biaya pakan, biaya obat,
penggunaan kredit, dan penguasaan lahan secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap pendapatan
commit to userpetani ternak. Secara individu
1) Mahasiswa S2 Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
2) Dosen Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
faktor jumlah ternak, pengalaman berternak, biaya pakan, biaya obat dan
pengguaan kredit berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani ternak,
sedangkan jumlah anggota keluarga, tigkat pendidikan, umur peternak,
dan penguasaan lahan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan
petani ternak.
Kata Kunci : Pendapatan, KKP-E, Peternakan Sapi Potong.
PENDAHULUAN
Pembangunan
menyediakan
lapangan
kerja,
pertanian
serta memelihara keseimbangan
memiliki peran yang strategis
sumberdaya alam dan lingkungan
dalam
nasional.
hidup
Peran strategis pertanian tersebut
2014).
perekonomian
digambarkan melalui kontribusi
yang
nyata
bahan
pada
pangan,
penyediaan
bahan
(Kementrian
Sub
sektor
Pertanian,
peternakan
merupakan bagian integral dari
baku
sektor pertanian. Pembangunan
industri, pakan dan bioenergi,
sub sektor peternakan bertujuan
penyerap tenaga kerja, sumber
untuk meningkatkan pendapatan
devisa
negara,
sumber
dan taraf hidup peternak melalui
pendapatan,
serta
pelestarian
usaha peningkatan produksi baik
lingkungan
melalui
praktek
secara kualitas maupun kuantitas.
usahatani
yang
ramah
Selain
lingkungan.
Berbagai
peran
sektor peternakan
strategis
pertanian
itu
pembangunan
sub
merupakan
yang
bagian pembangunan pertanian
dimaksud sejalan dengan tujuan
secara umum yang diarahkan
pembangunan
perekonomian
untuk mengembangkan pertanian
nasional
meningkatkan
yang maju dan efisien.
yaitu
kesejahteraan
Indonesia,
pertumbuhan
mengurangi
masyarakat
mempercepat
Usaha
potong
di
peternakan
Indonesia
sapi
sebagian
ekonomi,
besar (90%) merupakan usaha
commit to user
kemiskinan,
peternakan
rakyat.
Kegiatan
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha peternakan sapi potong
penghambat
yang diusahakan oleh masyarakat
pertanian.
khususnya di daerah
dalam
mengelola
Sementara itu, di kalangan
pedesaan
memiliki kemampuan dan andil
petani
dalam
kebutuhan
sumber permodalan non-formal
berbagai
yang mudah mereka akses karena
pemenuhan
masyarakat
lapisan.
untuk
Nilai
disumbangkan
manfaat
dalam
yang
kegiatan
kecil
terdapat
prosedurnya
dan
sangat
sumber-
sederhana
persyaratannya
mudah
usaha ternak sapi potong ini
dipenuhi petani karena hanya
cukup
mengandalkan
besar
berupa
protein
kepercayaan.
hewani, tenaga kerja dan limbah
Walaupun tingkat bunga yang
asal ternak.
dikenakan
Kegiatan usaha
ternak sapi potong
melibatkan
debitur
terhadap
sangat
tinggi, petani
banyak pihak seperti masyarakat,
kecil
petani
dengan memanfaatkan sumber-
ternak,
importir
sapi
bakalan, industri pakan ternak,
lembaga
keuangan,
ilmuwan
dan
Bagi petani umumnya modal
dihadapi
petani
dalam
tersebut,
maka
pemerintah berupaya membantu
identik dengan pembiayaan yang
meringankan
sangat sulit untuk ditanggulangi
dengan menetapkan
khususnya
skim
dalam
nyaman
Melihat permasalahan yang
permodalan
pemerintah.
lebih
sumber modal non-formal.
konsumen,
tentunya
merasa
petani
beban
pembiayaan
petani
berbagai
bagi
petani
mengembangkan usaha tani di
kecil yang lebih mudah diakses
pedesaan.
oleh petani kecil. Kebijakan ini
Akses
sumber-sumber
petani
pada
pembiayaan
resmi masih sangat terbatas. Oleh
diharapkan dapat
dampak
memberikan
positif
bagi
karena itu modal menjadi faktor
perkembangan usahatani bagi
commit to user
petani kecil di Indonesia. Jenis3
perpustakaan.uns.ac.id
jenis
digilib.uns.ac.id
kredit
program
untuk
fasilitas kredit yang diberikan
pembiayaan pertanian yang saat
untuk
ini
rangka mendukung pelaksanaan
diluncurkan
Pertanian
Kementerian
adalah
usaha
produktif
dalam
Kredit
program ketahanan pangan dan
Ketahanan Pangan dan Energi
program pengembangan tanaman
(KKP-E), Kredit Usaha Mikro dan
bahan baku dan bahan bakar
Kecil
nabati.
(KUMK),
Kredit
Usaha
KKP-E
dapat
diakses
Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit
melalui Kantor Cabang BRI di
Usaha
dan
seluruh wilayah Indonesia, dan
Bina
salah satunya ada di Kabupaten
Rakyat
Program
(KUR),
Kemitraan
Lingkungan (PKBL). Disamping
itu
masih
ada
Wonogiri.
Mayoritas
sumber
penduduk
di
pembiayaan syariah dan sumber
Kabupaten Wonogiri bekerja di
pembiayaan lainnya.
sektor
Salah
satu
menjadikan
bank
agribisnis
yang
sebagai
pertanian,
utamanya
tanaman pangan dan peternakan.
Sub
sektor
peternakan
di
salah satu sektor unggulan adalah
Kabupaten
Bank
potensial untuk dikembangkan,
Rakyat
Indonesia
(BRI).
Wonogiri
sangat
Salah satu bentuk kontribusi BRI
terutama
adalah
pendapatan petani. Cara yang
dengan
menerapkan
untuk
meningkatkan
kebijakan pembiayaan di sektor
dapat
agribisnis (Aviliani, 2008). Salah
meningkatkan
satu
yang
pendapatan petani adalah dengan
terkait
meningkatkan akses permodalan
pertanian
petani yang salah satunya dengan
program
digulirkan
program
oleh
kredit
BRI
revitalisasi
adalah Kredit Ketahanan Pangan
dan
Energi
(KKP-E).
KKP-E
ditempuh
produksi
untuk
dan
KKP-E.
Berdasarkan
dengan
latar
belakang yang telah diuraikan di
merupakan salah satu program
commit to user
atas, maka dapat dirangkum
Kementerian Pertanian berupa
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tujuan penelitian, antara lain: (1)
8
Untuk
Mandiri, BNI,
mengetahui
biaya
dan
Bank
Umum:
Bank
BRI,
Bukopin, CIMB
pendapatan usaha penggemukan
Niaga, Agroniaga, BCA, dan BII
sapi
serta 14 Bank
potong
di
Kabupeten
Pembangunan
Wonogiri. (2) Untuk mengetahui
Daerah
pengaruh
Kredit
Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Ketahanan Pangan dan Energi
Sumatera Selatan, Jawa Barat,
(KKP-E)
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta,
pemberian
terhadap
pendapatan
(BPD)
yaitu:
BPD
usaha penggemukan sapi potong
Jawa
di Kabupaten Wonogiri.
Selatan,
Program
Papua , Riau, Nusa Tenggara
Kredit
Ketahanan
Pangan dan Energi (KKP-E)
Kredit
Ketahanan
Timur,
Bali,
Sulawesi
Kalimantan
Selatan,
Barat dan Jambi. Resiko KKP-E
Pangan
ditanggung
sepenuhnya
oleh
dan Energi (KKP-E) adalah kredit
Bank
investasi/modal
yang
pemerintah dalam hal ini antara
rangka
lain menyediakan subsidi suku
pelaksanaan
bunga dan risk sharing untuk
diberikan
kerja
dalam
mendukung
Pelaksana,
peran
Program Ketahanan Pangan dan
komoditas
Program
Pengembangan
kedelai. Keputusan akhir kredit
Tanaman Baku
Bahan
ada pada bank mengingat resiko
Nabati
Bakar
(Kementerian Pertanian,
kredit
2014). KKP-E ditujukan untuk
bank.
membantu
permodalan
petani
padi,
sepenuhnya
Besarnya
jagung
dan
ditanggung
tingkat
bunga
dan peternak dengan suku bunga
kredit bank untuk KKP-E tebu
bersubsidi sehingga mereka dapat
adalah sebesar 12% dan KKP-E
menerapkan
teknologi
lainnya sebesar 13%, sedangkan
Sumber
tingkat bunga kepada peserta
rekomendasi budidaya.
dana KKP-E berasal dari Bank
KKP-E adalah sebesar 7,5% untuk
commit to user
Pelaksana, meliputi 22 Bank yaitu
KKP-E tebu dan 5,5% untuk KKP5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E lainnya dengan subsidi bunga
Biaya Usahatani
4,5% untuk KKP-E tebu dan 7,5%
Biaya
dalam
kegiatan
untuk KKP-E lainnya.
usahatani oleh petani ditujukan
Usahatani Ternak Sapi Potong
untuk menghasilkan pendapatan
Sunandar,
Subandi,
Rusnandi,
Subiharta
yang tinggi bagi usahatani yang
dan
dikerjakan. Dengan mengeluarkan
Wartiningsih (1995) menyatakan
biaya maka petani mengharapkan
bahwa usaha peternakan sapi
pendapatan
potong di Indonesia secara garis
tingginya
besar digolongkan menjadi dua
produksi yang tinggi. Suratiyah
bentuk usaha yaitu peternakan
(2015) menyatakan, biaya dan
rakyat dan perusahaan komersil.
pendapatan dipengaruhi oleh dua
Sembilan
faktor
puluh persen usaha
peternakan
di
merupakan
usaha
Indonesia
peternakan
yang
setinggi-
melalui
yaitu
faktor
tingkat
internal,
eksternal dan faktor manajemen.
Dalam
sifat-sifat
biaya
Ilmu
rakyat yang berciri: (1) Skala
Usahatani ada juga yang disebut
usaha kecil, (2) Usaha sambilan,
dengan biaya yang dibayarkan
(3)
(4)
dan biaya yang tidak dibayarkan.
produktivitas
Biaya yang dibayarkan terdiri dari
Teknologi
sederhana,
Produksi
dan
rendah.
Parakkasi
(1985)
harga
bahwa
pembelian obat, pembelian bibit,
pemeliharaan ternak sapi potong
pembelian makanan ternak, dan
dibedakan menjadi dua bagian
upah tenaga kerja, dan biaya yang
yaitu : 1) cara pemeliharaan sapi
tidak
potong
pemakaian tenaga kerja keluarga,
mengemukakan
penghasil
anak,
2)
pemeliharaan sapi bakalan untuk
pembelian
dibayarkan
pupuk,
terdiri
dari
bunga modal dan penyusutan.
digemukkan.
Menurut
commit to user
(1973)
Hadisapoetra
dalam
Suratiyah
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2015), Pendapatan kotor atau
Wonogiri dipilih sebagai lokasi
penerimaan
seluruh
penelitian karena kelompok tani
pendapatan yang diperoleh dari
ternak yang mengakses KKP-E
usahatani selama satu periode
cukup banyak dari tahun 2012
diperhitungkan
sampai dengan 2014 sebanyak 32
adalah
penjualan
dari
atau
hasil
penakisran
kelompok
dan
11
peternak,
kembali. Penerimaan usahatani
dengan jumlah kredit yang cukup
adalah perkalian antara produksi
tinggi.
yang diperoleh dengan harga jual
(Rahim
dan
Pendapatan
selisih
Hastuti,
usahatani
antara
2007).
adalah
penerimaan
Teknik penetapan sampel
menggunakan
Random
metode
Simple
yaitu
Sampling,
pengambilan
contoh
acak
usahatani dengan semua biaya
sederhana,
setiap
usahatani.
mempunyai
kesempatan
peternak
yang
sama untuk dipilih, peternak yang
METODE PENELITIAN
Metode
dalam
yang
penelitian
digunakan
ini
adalah
metode deskripsi analisis yaitu
penelitian yang didasarkan pada
pemecahan
aktual
yang
sekarang.
masalah-masalah
ada
pada
Data
dikumpulkan
masa
yang
mula-mula
disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis.
sengaja
tidak mengakses program KKP-E
setelah sampel dipilih secara acak,
sehingga terpilih jumlah sampel
sebanyak 60 orang yang terdiri
dari 30 orang peternak yang
mengakses program KKP-E dan
30 orang peternak yang tidak
mengakses program KKP-E.
Untuk pengumpulan data
digunakan tiga macam teknik
Metode penentuan daerah
penelitian
mengakses Program KKP-E dan
dilakukan
(purposive).
yaitu:
Observasi,
teknik
ini
secara
dilakukan dengan mengadakan
commit to user
Kabupaten
pengamatan langsung terhadap
7
perpustakaan.uns.ac.id
obyek
yang
digilib.uns.ac.id
akan
diteliti
sehingga didapatkan gambaran
BU
yang jelas mengenai daerah yang
akan
diteliti
teknik
ini
dan
digunakan
untuk
data
primer
mendapatkan
melalui
wawancara,
wawancara
pertanyaan
Y
langsung
dengan responden berdasarkan
daftar
H
BE
yang telah
memanfaatkan kredit
KKP-E (Rp)
= Biaya usahatani ternak
yang/tidak
memanfaatkan kredit
KKP-E (Rp)
= Harga produksi dari
usahatani ternak (Rp)
= Hasil produksi dari
usahatani ternak (ekor)
= Biaya eksplisit dari usaha
usahatani ternak (Rp)
Guna mengetahui pengaruh
dipersiapkan terlebih dahulu serta
program
pencatatan, teknik ini digunakan
pendapatan
petani
ternak,
untuk
mengumpulkan
data
merupakan
analisis
terhadap
primer
dan
yaitu
pendapatan
sekunder,
KKP-E
petani
terhadap
ternak
dengan mencatat hasil wawancara
pengguna KKP-E dan peternak
dengan responden dan data yang
bukan pengguna KKP-E. Analisis
ada pada instansi pemerintah atau
ini menggunakan metode analisis
lembaga
regresi linier berganda, dengan
yang
terkait
dengan
penelitian ini.
Untuk
model penduga sebagai berikut :
mengetahui
Y=
+
1 X1
+ 2X2 + 3X3 + 4X4
+ 5X5 + 6X6 + 7X7 +
8
pendapatan usahatani ternak
D1+ 9 D2+e
penggemukan sapi menggunakan
dimana :
= konstanta,
rumus :
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 =
PdU
= PrU – BU
koefisien variabel,
= (H x Y) – BE
Y = jumlah pendapatan peternak
sapi potong (Rp)
Keterangan
X1 = jumlak ternak (ekor)
PdU = Pendapatan usahatani
X2 = jumlah anggota keluarga
ternak yang/tidak
(orang)
memanfaatkan kredit
X3 = tingkat pendidikan (tahun)
KKP-E (Rp)
X4 = pengalaman berternak
PrU = Penerimaan usahatani commit to user (tahun)
ternak yang/tidak
X5 = umur peternak (tahun)
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X6 = biaya pakan (Rp/ekor/hari)
X7 = biaya obat (Rp/ekor /
periode)
D1 = Penggunaan kredit (D = 1,
pengguna KKP-E, D = 0,
bukan pengguna KKP-E).
D2 = Penguasaan lahan pertanian
(D = 1, Punya lahan
pertanian/sewa, D = 0, tidak
punya lahan pertanian)
e = Standar error, yaitu pengaruh
variabel lain yang tidak
masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Peternak Sapi Potong di
Kabupaten Wonogiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Peternak Sampel
Karakteristik
sampel
merupakan
peternak
umum mengenai latar belakang
dan
keadaan
yang
berkaitan
dengan usaha penggemukan sapi
potong peternak pengguna KKP-E
BRI
dan
pengguna
KKP-E
Kabupaten
sebagai
peternak
BRI
Wonogiri.
pengelola,
bukan
di
Peternak
merupakan
faktor penentu dalam mencapai
keberhasilan usaha. Karakteristik
sosial peternak yang dianalisis
meliputi
umur,
pendidikan,
tingkat
pengalaman
beternak, jumlah keluarga dan
jumlah ternak yang dipelihara.
gambaran
Tabel 1. Karakteristik Sampel Peternak Pengguna KKP-E dan Peternak
Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Wonogiri
No
1
2
3
4
5
6
Uraian
Jumlah peternak responden (orang)
Rata-rata umur peternak (tahun)
Pendidikan peternak
a. Tidak tamat SD – SD (orang)
b. SLTP (orang)
c. SLTA (orang)
d. Perguruan Tinggi (orang)
Rata-rata jumlah anggota keluarga
peternak (orang)
Rata-rata
pengalaman
berternak
(tahun)
Rata-rata
jumlah
ternak
yang
dipelihara (ekor)
Sumber: Analisis Data commit
Primerto user
KKP-E
Bukan
KKP-E
30
47,8
30
47,9
8
6
11
5
4
6
7
16
1
4
17
15
5
2
9
perpustakaan.uns.ac.id
Rata-rata
pengguna
digilib.uns.ac.id
umur
KKP-E
pengguna
peternak
dan
KKP-E
bukan
tergolong
KKP-E
memiliki
pengalaman
selama
rata-rata
dalam
17
berternak
tahun,
sedangkan
dalam usia produktif yaitu rata-
Peternak bukan pengguna KKP-E
rata usia 47,7 tahun bagi peternak
memiliki rata-rata pengalaman
pengguna KKP-E dan 47,9 tahun
dalam berternak selama 15 tahun.
bagi peternak bukan pengguna
Jumlah
KKP-E. Tingkat pendidikan yang
dipelihara
ditamatkan peternak bervariasi.
KKP-E
Peternak pengguna KKP-E dan
pengguna KKP-E terpaut 3 ekor.
Peternak bukan pengguna KKP-E
Rata-rata ternak yang dipelihara
paling
Peternak
banyak
pendidikannya
menamatkan
ternak
Peternak
dan
yang
pengguna
Peternak
pengguna
bukan
KKP-E
tingkat
adalah 5 ekor dan rata-rata ternak
SLTA. Rata-rata jumlah anggota
yang dipelihara Peternak bukan
keluarga
pengguna KKP-E adalah 2 ekor.
KKP-E
pada
rata-rata
Peternak
dan
pengguna
Peternak
pengguna
KKP-E
empat
orang.
sama
bukan
yaitu
Rata-rata
Penerimaan
dan
Pendapatan
Berternak Sapi
Rata-rata
pendapatan
pengalaman Peternak pengguna
peternak pengguna KKP-E dan
KKP-E
peternak bukan pengguna KKP-E
dan
pengguna
berbeda.
peternak
KKP-E
Peternak
tidak
bukan
jauh
dapat dilihat pada Tabel 2.
pengguna
Tabel 2. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi
Pengguna KKP-E dan Peternak Bukan Pengguna KKP-E di
Kabupaten Wonogiri
Uraian
KKP-E (rupiah)
Penerimaan (penjualan ternak)
119.660.000,Biaya
109.832.000,Pendapatan
9.828.000,commit to user
Sumber: Analisis Data Primer
Bukan KKP-E
(rupiah)
56.743.333,53.339.667,3.403.667,-
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rata-rata pendapatan usaha
Faktor-faktor
yang
ternak sapi peternak pengguna
Mempengaruhi
KKP-E
Peternak
adalah
Rp.
9.828.000,-
sedangkan rata-rata pendapatan
usaha ternak sapi peternak bukan
Pendapatan
Sapi
Potong
di
Kabupaten Wonogiri
Dalam
mengestimasi
pengaruh
program
KKP-E
3.403.667,-. Pendapatan peternak
terhadap
pendapatan
petani
pengguna
tinggi
ternak sapi potong di Kabupaten
dikarenakan rata-rata penerimaan
Wonogiri menggunakan bantuan
yang lebih tinggi dan ternak yang
program
dipelihara lebih banyak. Ternak
Estimasi menggunakan metode
yang
Ordinary
pengguna
KKP-E
KKP-E
adalah
lebih
dipelihara
Rp.
peternak
software
Least
Eviews
Square
9.0.
(OLS)
pengguna KKP-E lebih banyak
dilakukan dengan cara menguji
karena adanya tambahan modal
setiap
yang di akses dari kredit KKP-E.
menghitung nilai t statistik dan
Tingkat
pendapatan
yang
nilai F
diperoleh
peternak
hasil
tersebut
dari
parameter
statistik.
diolah
dengan
Setelah data
dengan
usaha peternakan sapi potong
menggunakan software Eviews 9.0,
memberikan gambaran terhadap
maka diperoleh persamaan umum
kondisi
dimana
sebagai berikut:
tingkat
Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 +
362495.26 X2 + 169794.77 X3 +
315220.14 X4 - 125964.84 X5 451.03 X6 - 151.90 X7 +
2183539.09 D1 - 2157838.42 D2
+ e.
dimana :
produksi,
semakin
tinggi
pendapatan
peternak
akan
memberikan
gambaran
bahwa
usaha peternakannya berhasil dan
ini
akan
berdampak
kesejahteraan peternak.
pada
Y = jumlah pendapatan peternak
sapi potong (Rp/periode)
X1 = jumlak ternak (ekor)
X2 =
jumlah anggota keluarga
(orang)
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X3 = tingkat pendidikan (tahun)
X4 =
pengalaman
berternak
(tahun)
X5 = umur peternak (tahun)
X6 = biaya pakan (Rp/ekor/hari)
X7 = biaya obat (Rp/ekor /
periode)
D1 = Penggunaan kredit (D = 1,
pengguna KKP-E, D = 0,
bukan pengguna KKP-E).
D2 = Penguasaan lahan pertanian
(D = 1, Punya lahan
pertanian/sewa, D = 0, tidak
punya lahan pertanian)
e = Standar error, yaitu pengaruh
variabel lain yang tidak
masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Peternak Sapi Potong di
Kabupaten Wonogiri.
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap
Pendapatan Petani Ternak Sapi Potong di Kabupaten
Wonogiri
No
Koefisien
Regresi
3713035
362495.3
169794.8
315220.1
-125964.8
-451.0363
-151.9007
2183539.
-2157838.
0.927151
84.43309
0.000000
Variabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
t-hitung
Probabilitas
Signifikansi
0.0000***
0.5496ns
0.3212ns
0.0053***
0.1783ns
0.0011***
0.0338**
0.0211**
0.1376ns
Jumlah Ternak (X1)
16.87243
Jumlah Anggota Keluarga (X2)
0.602410
Tingkat Pendidikan (X3)
1.001839
Pengalaman Berternak (X4)
2.917799
Umur Peternak (X5)
-1.365095
Biaya Pakan (X6)
-3.478970
Biaya Obat (X7)
-2.182840
Penggunaan Kredit (D1)
2.381983
Penguasaan Lahan (D2)
-1.508949
Adjusted R-Square
F-Statistik
F-Sig
Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: **): berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
***): berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%
ns): tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%
R2
menghitung
ditujukan
seberapa
untuk
besar
dapat dijelaskan oleh variasi dari
variabel
variasi dari variabel dependen
statistik
commit to user
independen.
koefisien
Nilai
determinasi
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang telah disesuaikan (adjusted
Jumlah kepemilikan ternak
dari
ternyata secara statistik sangat
sebesar
signifikan mempengaruhi variabel
0.927. Ini berarti bahwa 92.7
pendapatan petani ternak dengan
persen
tingkat kepercayaan 99%. Pada
R-squared) yang diperoleh
hasil
estimasi
adalah
variasi
variabel
Pendapatan Petani Ternak dapat
koefisien
dijelaskan
oleh
kepemilikan ternak menunjukkan
variabel
independen
dimaksudkan
variasi
dalam
dari
yang
angka
model,
berarti
parameter
(3.713.035).
jumlah
Angka
menunjukkan
ini
adanya
sedangkan sisanya sebesar 7.3
pengaruh atau hubungan yang
persen dijelaskan oleh variasi dari
positip antara jumlah kepemilikan
variabel lain yang tidak termasuk
ternak di Kabupaten wonogiri
dalam model.
dengan pendapatan petani ternak
Hasil
estimasi
dengan
di Kabupaten Wonogiri. Artinya
metode OLS diperoleh nilai F-
apabila
hitung
ternak
sebesar
84.431
dengan
jumlah
kepemilikan
meningkat
maka
probabilitas signifikansi sebesar
pendapatan petani ternak juga
0,000, lebih besar daripada nilai F-
meningkat, begitu pula sebaliknya
tabel 2.12 pada tingkat 5%. Hal
jika jumlah kepemilikan ternak
tersebut
menurun
menunjukkan
bahwa
maka
pendapatan
semua variabel independen secara
petani ternak juga akan menurun.
serentak
secara
Ternak sapi merupakan salah satu
variabel
komponen penting bagi penyedia
dependen pada tinngkat 5%
daging dimasyarakat. Banyaknya
atau derajat keyakinan 95%.
permintaan
Pengaruh Masing-masing Faktor
mempengaruhi harga ternak sapi
Terhadap Pendapatan Peternak
dipasaran. Naiknya harga ternak
signifikan
(Uji t)
berpengaruh
terhadap
daging
akan
sapi
akan
meningkatkan
commit to user
pendapatan petani ternak dan
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin banyak jumlah sapi yang
pendapatan usaha tani. Rata-rata
dimiliki petani semakin banyak
pendidikan
juga pendapatan yang diterima
cukup tinggi yaitu sampai tahap
petani ternak.
SLTA.
Parameter jumlah anggota
formal
peternak
Umumnya
pendidikan
akan
tingkat
berpengaruh
keluarga ternyata secara statistik
pada
tidak signifikan mempengaruhi
informasi dan inovasi. Namun
variabel
petani
demikian, informasi dan inovasi
ternak. Berdasarkan banyaknya
yang dibutuhkan oleh peternak
jumlah
keluarga
tidak didapatkan dari pendidikan
diharapkan banyak pula anggota
formal. Informasi dan inovasi
keluarga yang aktif pada usaha
dalam hal peternakan justru lebih
peternakan sapi. Namun pada
sering didapatkan peternak dari
kenyataannya,
pendidikan
pendapatan
anggota
rata-rata
dalam
satu rumah tangga petani hanya
tingkat
penyerapan
non-formal
seperti
kursus dan penyuluhan.
Parameter
ada dua orang saja yang aktif
pengalaman
dalam usaha peternakan sapi,
berternak ternyata secara statistik
yaitu pasangan suami-istri saja.
signifikan mempengaruhi variabel
Sebagian dari anggota keluarga
pendapatan petani ternak dengan
lebih memilih untuk bekerja di
tingkat kepercayaan 99%. Pada
luar usaha tani seperti di pabrik
koefisien parameter pengalaman
atau sebagai buruh bangunan,
berternak
dan sebagian lagi masih sekolah.
(315.220,1).
Parameter jumlah anggota
menunjukkan
Angka
ini
angka
berarti
menunjukkan adanya pengaruh
keluarga ternyata secara statistik
atau
tidak signifikan mempengaruhi
antara pengalaman berternak di
variabel
Kabupaten
pendapatan
petani
hubungan
yang
wonogiri
positip
dengan
pendapatan petani ternak di
ternak. Pendidikan formal tidak
commit to user
Kabupaten Wonogiri. Artinya
terlalu berpengaruh terhadap
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berternak
signifikan mempengaruhi variabel
pendapatan
pendapatan petani ternak. Faktor
petani ternak juga meningkat.
umur biasanya lebih diidentikkan
Semakin
beternak
dengan produktivitas kerja, dan
yang
diperoleh
jika seseorang masih tergolong
banyak,
sehingga
usia produktif ada kecenderungan
pengelolaan
usaha
peternakan
semakin
baik.
apabila
Pengalaman
Bertambah
maka
lama
pengalaman
semakin
produktivitasnya
juga
tinggi.
Dengan
Chamdi (2003) mengemukakan,
pengalaman beternak yang cukup
semakin muda usia peternak (usia
lama memberikan indikasi bahwa
produktif 20-45 tahun) umumnya
pengetahuan
ketrampilan
rasa
manajemen
sesuatu semakin tinggi dan minat
peternak
dan
terhadap
keingintahuan
terhadap
pemeliharaan ternak mempunyai
untuk
kemampuan
introduksi
teknologi
Menurut Abidin dan Simanjuntak
tinggi.
Tarmidi
(1997),
menyatakan,
yang
lebih
faktor
baik.
penghambat
mengadopsi
terhadap
semakin
(1992)
orang
muda
berkembangnya peternakan pada
memiliki kemampuan fisik yang
suatu
kuat
daerah
tersebut
dapat
juga
mempunyai
faktor-faktor
kemampuan berfikir lebih tajam
topografi, iklim, keadaaan sosial,
serta lebih mudah menerima hal-
tersedianya
hal
berasal
dari
makanan
bahan-bahan
rerumputan
atau
baru
ada
pengalaman
pengetahuan
peternak
masyarakat
dimiliki
sangat
menentukan pula perkembangan
peternakan didaerah itu.
Parameter
ternyata
secara
mampu
mengembangkan usahanya dan
penguat, disamping itu faktor
yang
serta
kemungkinan
menambah
serta
metode
budidaya di bidang usaha ternak
sapi potong.
Parameter
biaya
pakan
ternyata secara statistik signifikan
peternak
commit to user
mempengaruhi
variabel
statistik tidak
umur
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendapatan petani ternak dengan
jumlah
pakan
tingkat kepercayaan 99%. Pada
akan
dapat
koefisien parameter biaya pakan
pendapatan, karena sejalan akan
menunjukkan angka (-451,0363).
menyebabkan capaian tambahan
Angka ini berarti menunjukkan
bobot badan harian yang lebih
adanya pengaruh atau hubungan
tinggi pula. Namun pada sisi yang
yang negatif antara biaya pakan
lain menurut Basuno, dkk., (1995)
di Kabupaten wonogiri dengan
dan Bambang Winarso, (2004)
pendapatan
petani
apabila
Kabupaten
Wonogiri.
ternak
di
yang
diberikan
meningkatkan
waktu
pemeliharaan
Artinya
dilakukan semakin panjang (lama)
apabila biaya pakan meningkat
maka biaya pakan juga cenderung
maka pendapatan petani ternak
akan
akan turun. Kenaikan kompenen
sehingga pada akhirnya malah
bahan pakan akan menyebabkan
akan
mengurangi
pembengkaan
yang
diperoleh
untuk
biaya
produksi
pemeliharaan
ternak,
semakin
dari total biaya.
pandapatan yang akan diterima
Parameter
akan
pendapatan
karena
biaya
pakan adalah komponen terbesar
mengurangi
sehingga
meningkat,
biaya
obat
ternyata secara statistik signifikan
peternak.
Peranan
faktor
jumlah
mempengaruhi
variabel
usaha
pendapatan petani ternak dengan
potong
tingkat kepercayaan 95%. Pada
umumnya sangat signifikan dan
koefisien parameter biaya obat
kontribusinya juga cukup besar
menunjukkan angka (-151,9007).
terhadap pendapatan yang akan
Angka ini berarti menunjukkan
diperoleh peternak. Pada usaha
adanya pengaruh atau hubungan
pemeliharaan
yang negatif antara biaya obat di
pemberian
pakan
pemeliharaan
pada
sapi
sapi
potong
Kabupaten
(kereman) dalam batas waktu
commit to user
pendapatan
tertentu peningkatan kualitas dan
Wonogiri
petani
dengan
ternak
di
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Artinya
yang positif antara penggunaan
meningkat
kredit di Kabupaten Wonogiri
maka pendapatan petani ternak
dengan pendapatan petani ternak
akan turun. Pemberian obat yang
di Kabupaten Wonogiri. Artinya
dimaksud pada analisis ini terdiri
apabila peternak menggunakan
dari (obat cacing dan vitamin),
Kredit KKP-E maka pendapatan
dengan
untuk
petani ternak akan meningkat,
meningkatkan tingkat kesehatan
bila tidak menggunakan kredit
ternak, melindungi dari penyakit
KKP-E tidak akan menambah
serta
pendapatan.
Kabupaten
Wonogiri.
apabila Biaya obat
tujuan
memberikan
untuk
dorongan
meningkatkan
produksi
melalui
vitamin.
Bilamana
penggunaan
komponen
harga obat dan vitamin naik akan
mempengaruhi
akan
statistik
tidak
pendapatan petani ternak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
pada
usaha
peternakan
sapi
peternak pengguna KKP-E dan
diterima.
Parameter
penggunaan
kredit ternyata secara statistik
signifikan mempengaruhi variabel
pendapatan petani ternak dengan
tingkat kepercayaan 95%. Pada
(penggunaan
secara
signifikan mempengaruhi variabel
mempenagruhi
pendapatan peternak yang akan
koefisien
ternyata
pengeluaran
untuk biaya kesehatan ternak,
sehingga
Parameter penguasaan lahan
hasil
parameter
D1
kredit)
menunjukkan angka (2.183.539).
peternak bukan pengguna KKP-E
di Kabupaten Wonogiri dapat
ditarik kesimpulan bahwa hasil
analisis
variabel
modal
penggunaan kredit diperoleh thitung sebesar 2,381 lebih besar
daripada
t-tabel
sebesar
1,168
dengan nilai signifikansi 0,021
lebih kecil dari batas kesalahan
Angka ini berarti menunjukkan
commit to yang
user dapat terjadi yaitu 0,050
adanya pengaruh atau hubungan
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
variabel
kredit
berpengaruh
nyata
pemerintah
melalui
petugas
pendapatan
petani
kecamatan
kepada
semua
terhadap
penggunaan
sosialisasi mengenai KKP-E oleh
sehingga
ternak pada tingkat kepercayaan
kelompok tani sehingga seluruh
95%.
petani anggota kelompok tani
Koefisien
menunjukkan
angka
regresi
2183539,
menjadi
paham
mengenai
angka ini berarti menunjukkan
program pemerintah dalam hal
adanya pengaruh atau hubungan
kredit atau bantuan permodalan
yang positif antara penggunaan
utamanya
kredit di Kabupaten Wonogiri
pengaruh dan manfaatnya dalam
dengan pendapatan petani ternak
pengembangan usahatani.
KKP-E
beserta
di Kabupaten Wonogiri. Artinya
apabila peternak menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Kredit KKP-E maka pendapatan
Abidin, A dan Simanjuntak, D.
1997. Ternak Sapi Potong.
petani ternak akan meningkat,
Direktorat
Jenderal
bila tidak menggunakan kredit
Peternakan, Jakarta
Aliman.
2000. Modul Ekonometrika
KKP-E tidak akan menambah
Terapan. PAU Studi Ekonomi
pendapatan.
UGM, Yogyakarta.
Ashari. 2009. Peran Perbankan
Berdasarkan hasil penelitian
Nasional dalam Pembiayaan
dan kesimpulan, dapat diketahui
Sektor
Pertanian
di
Indonesia. Forum Penelitian
bahwa
KKP-E
memberikan
Agro Ekonomi. 27 (1): 13-27.
manfaat dan pengaruh terhadap
Pusat
Analisis
Sosial
Ekonomi dan Kebijakan
pendapatan petani ternak, namun
Pertanian.
demikian, belum banyak petani
Asri, M. Dan M. Hidayat, 1984.
Linier Programming. Edisi
ternak yang mengetahui adanya
Kedua BPFE, Jogyakarta.
KKP-E sehingga tidak banyak
Aviliani. 2008. Peran BRI dalam
Membangun
Ekonomi
petani yang mengakses program
Berbasis
Agribisnis
yng
KKP-E.
Hal
yang
dapat
Tangguh dan Kompetitif.
commit to user
Agrimedia. 13 (1): 7-12.
disarankan
adalah
adanya
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Basuno, E., Sabrani. M., dan
Ruminansia.
UI
Press,
Sunandar, N. 1995. Diskripsi
Jakarta.
dan analisis produksi usaha
Rahim, A dan Hastuti, DRW.
sapi perah di Pujon, Malang,
2007. Ekonomi Pertanian.
Jawa
Timur.
Seminar
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nasional
Sains
dan
Siregar, A.P., 1984. Peranan Ternak
Teknologi
Peternakan.
dan Pakan Dalam Usahatani.
Balitnak, Bogor.
Risalah Lokakarya Teknologi
Chamdi, AN. 2003. Kajian Profil
dan Dampak Penelitian Pola
Sosial Ekonomi Usaha Kambing
Tanam
dan
Usahatani,
di
Kecamatan
Kradenan
Bogor.
Kabupaten
Grobogan.
Soekartawi, A. Soehardjo, J.L.
Prosiding Seminar Nasional
Dillon, J.B. Hardaker, 1986.
Teknologi Peternakan dan
Ilmu Usahatani dan Penelitian
Veteriner.
Puslitbang
untuk Pengembangan Petani
Peternakan
Departemen
Kecil. UI – Press, Jakarta.
Pertanian, Bogor.
Soetriono. Suwandari, A. Rijanto.
Gujarati,
Damodar,
1999.
2006.
Pengantar
Ilmu
Ekonometrika
Dasar,
Pertanian.
Bayumedia
Terjemahan Sumarno Zain,
Publishing, Malang.
Cetakan 6 Gelora. Aksara
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani.
Pratama, Jakarta.
Edisi
Revisi.
Penebar
Kementerian Pertanian, 2012.
Swadaya, Jakarta.
Pedoman Teknis Skim Kredit
Susanti, I., Arief Daryanto,
Ketahanan Pangan dan Energi
Muladno, 2012. Kebijakan
(KKP-E).
Direktorat
Pemerintah
Dalam
Pembiayaan
Pertanian
Pembiayaan
Usaha
Direktorat
Jenderal
Pembibitan Ternak Sapi.
Prasarana
dan
Sarana
Jurnal
Manajemen
dan
Pertanian,
Kementerian
Agribisnis. 9 (3): 137-145.
Pertanian, Jakarta.
Manajemen dan Bisnis, IPB.
__________________,
2014.
Tarmidi, Lepi T.(1992). Ekonomi
Pedoman Teknis Skim Kredit
Pembangunan. Pusat Antar
Ketahanan Pangan dan Energi
Universitas, Studi Ekonomi,
(KKP-E).
Direktorat
Universitas Indonesia.
Pembiayaan
Pertanian
Winarso,
2004.
Prospek
Direktorat
Jenderal
Pengembangan Usaha Ternak
Prasarana
dan
Sarana
Sapi Potong di Kalimantan
Pertanian,
Kementerian
Timur. Working Paper. Pusat
Pertanian, Jakarta.
Penelitian
dan
Parakkasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi
Pengembangan
Sosial
dan
Makanan
Ternak
commit to user Ekonomi Peternakan, Bogor.
19
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN
ENERGI (KKP-E) TERHADAP PENDAPATAN PETANI TERNAK DI
KABUPATEN WONOGIRI
Eko Budi Utomo1, Joko Sutrisno2, Minar Ferichani2
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta, 57126. Telp/Fax (0271)632450
E-mail: bangoke79@yahoo.co.id
Abstract: This research aimed to analyze the effect of Credit Food and Energy
(KKP-E) to income of the cattle fattening business in Wonogiri District. Basic
method of research is descriptive analysis method and implementation of research
conducted by survey method. This research will be conducted in Wonogiri
District. Sampling technique was used multistage cluster random sampling
method. The results showed that relationship between the factors with cattle
farmers’s income can be expressed in multiple linear regression models as follows:
Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 + 362495.26 X2 + 169794.77 X3 + 315220.14
X4 - 125964.84 X5 - 451.03 X6 - 151.90 X7 + 2183539.09 D1 - 2157838.42 D2 + e.
The results of the regression analysis showed that number of livestock ownership,
Breeding experience, Cost of feed, Cost of drugs and use of KKP-E have
significant effect on cattle farmers' income, whereas the number of family
members, Level of education, age of farmers and Land ownership factor did not
significantly affect tocattle farmers' income.
Keywords: Income, KKP-E, Cattle breeding.
Abstrak: Penelitaan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pemberian Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) terhadap
pendapatan petani ternak di Kabupaten Wonogiri. Metode dasar
penelitian adalah metode analisis deskriptif dan pelaksanaannya dengan
metode survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Wonogiri.
Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hubungan faktor-faktor dengan
pendapatan peternak dinyatakan dalam model fungsi regresi linier
berganda yaitu: Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 + 362495.26 X2 +
169794.77 X3 + 315220.14 X4 - 125964.84 X5 - 451.03 X6 - 151.90 X7 +
2183539.09 D1 - 2157838.42 D2 + e. Hasil analisis regresi menunjukkan
bahwa jumlah ternak, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,
pengalaman berternak, umur peternak, biaya pakan, biaya obat,
penggunaan kredit, dan penguasaan lahan secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap pendapatan
commit to userpetani ternak. Secara individu
1) Mahasiswa S2 Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
2) Dosen Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
faktor jumlah ternak, pengalaman berternak, biaya pakan, biaya obat dan
pengguaan kredit berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani ternak,
sedangkan jumlah anggota keluarga, tigkat pendidikan, umur peternak,
dan penguasaan lahan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan
petani ternak.
Kata Kunci : Pendapatan, KKP-E, Peternakan Sapi Potong.
PENDAHULUAN
Pembangunan
menyediakan
lapangan
kerja,
pertanian
serta memelihara keseimbangan
memiliki peran yang strategis
sumberdaya alam dan lingkungan
dalam
nasional.
hidup
Peran strategis pertanian tersebut
2014).
perekonomian
digambarkan melalui kontribusi
yang
nyata
bahan
pada
pangan,
penyediaan
bahan
(Kementrian
Sub
sektor
Pertanian,
peternakan
merupakan bagian integral dari
baku
sektor pertanian. Pembangunan
industri, pakan dan bioenergi,
sub sektor peternakan bertujuan
penyerap tenaga kerja, sumber
untuk meningkatkan pendapatan
devisa
negara,
sumber
dan taraf hidup peternak melalui
pendapatan,
serta
pelestarian
usaha peningkatan produksi baik
lingkungan
melalui
praktek
secara kualitas maupun kuantitas.
usahatani
yang
ramah
Selain
lingkungan.
Berbagai
peran
sektor peternakan
strategis
pertanian
itu
pembangunan
sub
merupakan
yang
bagian pembangunan pertanian
dimaksud sejalan dengan tujuan
secara umum yang diarahkan
pembangunan
perekonomian
untuk mengembangkan pertanian
nasional
meningkatkan
yang maju dan efisien.
yaitu
kesejahteraan
Indonesia,
pertumbuhan
mengurangi
masyarakat
mempercepat
Usaha
potong
di
peternakan
Indonesia
sapi
sebagian
ekonomi,
besar (90%) merupakan usaha
commit to user
kemiskinan,
peternakan
rakyat.
Kegiatan
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha peternakan sapi potong
penghambat
yang diusahakan oleh masyarakat
pertanian.
khususnya di daerah
dalam
mengelola
Sementara itu, di kalangan
pedesaan
memiliki kemampuan dan andil
petani
dalam
kebutuhan
sumber permodalan non-formal
berbagai
yang mudah mereka akses karena
pemenuhan
masyarakat
lapisan.
untuk
Nilai
disumbangkan
manfaat
dalam
yang
kegiatan
kecil
terdapat
prosedurnya
dan
sangat
sumber-
sederhana
persyaratannya
mudah
usaha ternak sapi potong ini
dipenuhi petani karena hanya
cukup
mengandalkan
besar
berupa
protein
kepercayaan.
hewani, tenaga kerja dan limbah
Walaupun tingkat bunga yang
asal ternak.
dikenakan
Kegiatan usaha
ternak sapi potong
melibatkan
debitur
terhadap
sangat
tinggi, petani
banyak pihak seperti masyarakat,
kecil
petani
dengan memanfaatkan sumber-
ternak,
importir
sapi
bakalan, industri pakan ternak,
lembaga
keuangan,
ilmuwan
dan
Bagi petani umumnya modal
dihadapi
petani
dalam
tersebut,
maka
pemerintah berupaya membantu
identik dengan pembiayaan yang
meringankan
sangat sulit untuk ditanggulangi
dengan menetapkan
khususnya
skim
dalam
nyaman
Melihat permasalahan yang
permodalan
pemerintah.
lebih
sumber modal non-formal.
konsumen,
tentunya
merasa
petani
beban
pembiayaan
petani
berbagai
bagi
petani
mengembangkan usaha tani di
kecil yang lebih mudah diakses
pedesaan.
oleh petani kecil. Kebijakan ini
Akses
sumber-sumber
petani
pada
pembiayaan
resmi masih sangat terbatas. Oleh
diharapkan dapat
dampak
memberikan
positif
bagi
karena itu modal menjadi faktor
perkembangan usahatani bagi
commit to user
petani kecil di Indonesia. Jenis3
perpustakaan.uns.ac.id
jenis
digilib.uns.ac.id
kredit
program
untuk
fasilitas kredit yang diberikan
pembiayaan pertanian yang saat
untuk
ini
rangka mendukung pelaksanaan
diluncurkan
Pertanian
Kementerian
adalah
usaha
produktif
dalam
Kredit
program ketahanan pangan dan
Ketahanan Pangan dan Energi
program pengembangan tanaman
(KKP-E), Kredit Usaha Mikro dan
bahan baku dan bahan bakar
Kecil
nabati.
(KUMK),
Kredit
Usaha
KKP-E
dapat
diakses
Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit
melalui Kantor Cabang BRI di
Usaha
dan
seluruh wilayah Indonesia, dan
Bina
salah satunya ada di Kabupaten
Rakyat
Program
(KUR),
Kemitraan
Lingkungan (PKBL). Disamping
itu
masih
ada
Wonogiri.
Mayoritas
sumber
penduduk
di
pembiayaan syariah dan sumber
Kabupaten Wonogiri bekerja di
pembiayaan lainnya.
sektor
Salah
satu
menjadikan
bank
agribisnis
yang
sebagai
pertanian,
utamanya
tanaman pangan dan peternakan.
Sub
sektor
peternakan
di
salah satu sektor unggulan adalah
Kabupaten
Bank
potensial untuk dikembangkan,
Rakyat
Indonesia
(BRI).
Wonogiri
sangat
Salah satu bentuk kontribusi BRI
terutama
adalah
pendapatan petani. Cara yang
dengan
menerapkan
untuk
meningkatkan
kebijakan pembiayaan di sektor
dapat
agribisnis (Aviliani, 2008). Salah
meningkatkan
satu
yang
pendapatan petani adalah dengan
terkait
meningkatkan akses permodalan
pertanian
petani yang salah satunya dengan
program
digulirkan
program
oleh
kredit
BRI
revitalisasi
adalah Kredit Ketahanan Pangan
dan
Energi
(KKP-E).
KKP-E
ditempuh
produksi
untuk
dan
KKP-E.
Berdasarkan
dengan
latar
belakang yang telah diuraikan di
merupakan salah satu program
commit to user
atas, maka dapat dirangkum
Kementerian Pertanian berupa
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tujuan penelitian, antara lain: (1)
8
Untuk
Mandiri, BNI,
mengetahui
biaya
dan
Bank
Umum:
Bank
BRI,
Bukopin, CIMB
pendapatan usaha penggemukan
Niaga, Agroniaga, BCA, dan BII
sapi
serta 14 Bank
potong
di
Kabupeten
Pembangunan
Wonogiri. (2) Untuk mengetahui
Daerah
pengaruh
Kredit
Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Ketahanan Pangan dan Energi
Sumatera Selatan, Jawa Barat,
(KKP-E)
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta,
pemberian
terhadap
pendapatan
(BPD)
yaitu:
BPD
usaha penggemukan sapi potong
Jawa
di Kabupaten Wonogiri.
Selatan,
Program
Papua , Riau, Nusa Tenggara
Kredit
Ketahanan
Pangan dan Energi (KKP-E)
Kredit
Ketahanan
Timur,
Bali,
Sulawesi
Kalimantan
Selatan,
Barat dan Jambi. Resiko KKP-E
Pangan
ditanggung
sepenuhnya
oleh
dan Energi (KKP-E) adalah kredit
Bank
investasi/modal
yang
pemerintah dalam hal ini antara
rangka
lain menyediakan subsidi suku
pelaksanaan
bunga dan risk sharing untuk
diberikan
kerja
dalam
mendukung
Pelaksana,
peran
Program Ketahanan Pangan dan
komoditas
Program
Pengembangan
kedelai. Keputusan akhir kredit
Tanaman Baku
Bahan
ada pada bank mengingat resiko
Nabati
Bakar
(Kementerian Pertanian,
kredit
2014). KKP-E ditujukan untuk
bank.
membantu
permodalan
petani
padi,
sepenuhnya
Besarnya
jagung
dan
ditanggung
tingkat
bunga
dan peternak dengan suku bunga
kredit bank untuk KKP-E tebu
bersubsidi sehingga mereka dapat
adalah sebesar 12% dan KKP-E
menerapkan
teknologi
lainnya sebesar 13%, sedangkan
Sumber
tingkat bunga kepada peserta
rekomendasi budidaya.
dana KKP-E berasal dari Bank
KKP-E adalah sebesar 7,5% untuk
commit to user
Pelaksana, meliputi 22 Bank yaitu
KKP-E tebu dan 5,5% untuk KKP5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E lainnya dengan subsidi bunga
Biaya Usahatani
4,5% untuk KKP-E tebu dan 7,5%
Biaya
dalam
kegiatan
untuk KKP-E lainnya.
usahatani oleh petani ditujukan
Usahatani Ternak Sapi Potong
untuk menghasilkan pendapatan
Sunandar,
Subandi,
Rusnandi,
Subiharta
yang tinggi bagi usahatani yang
dan
dikerjakan. Dengan mengeluarkan
Wartiningsih (1995) menyatakan
biaya maka petani mengharapkan
bahwa usaha peternakan sapi
pendapatan
potong di Indonesia secara garis
tingginya
besar digolongkan menjadi dua
produksi yang tinggi. Suratiyah
bentuk usaha yaitu peternakan
(2015) menyatakan, biaya dan
rakyat dan perusahaan komersil.
pendapatan dipengaruhi oleh dua
Sembilan
faktor
puluh persen usaha
peternakan
di
merupakan
usaha
Indonesia
peternakan
yang
setinggi-
melalui
yaitu
faktor
tingkat
internal,
eksternal dan faktor manajemen.
Dalam
sifat-sifat
biaya
Ilmu
rakyat yang berciri: (1) Skala
Usahatani ada juga yang disebut
usaha kecil, (2) Usaha sambilan,
dengan biaya yang dibayarkan
(3)
(4)
dan biaya yang tidak dibayarkan.
produktivitas
Biaya yang dibayarkan terdiri dari
Teknologi
sederhana,
Produksi
dan
rendah.
Parakkasi
(1985)
harga
bahwa
pembelian obat, pembelian bibit,
pemeliharaan ternak sapi potong
pembelian makanan ternak, dan
dibedakan menjadi dua bagian
upah tenaga kerja, dan biaya yang
yaitu : 1) cara pemeliharaan sapi
tidak
potong
pemakaian tenaga kerja keluarga,
mengemukakan
penghasil
anak,
2)
pemeliharaan sapi bakalan untuk
pembelian
dibayarkan
pupuk,
terdiri
dari
bunga modal dan penyusutan.
digemukkan.
Menurut
commit to user
(1973)
Hadisapoetra
dalam
Suratiyah
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2015), Pendapatan kotor atau
Wonogiri dipilih sebagai lokasi
penerimaan
seluruh
penelitian karena kelompok tani
pendapatan yang diperoleh dari
ternak yang mengakses KKP-E
usahatani selama satu periode
cukup banyak dari tahun 2012
diperhitungkan
sampai dengan 2014 sebanyak 32
adalah
penjualan
dari
atau
hasil
penakisran
kelompok
dan
11
peternak,
kembali. Penerimaan usahatani
dengan jumlah kredit yang cukup
adalah perkalian antara produksi
tinggi.
yang diperoleh dengan harga jual
(Rahim
dan
Pendapatan
selisih
Hastuti,
usahatani
antara
2007).
adalah
penerimaan
Teknik penetapan sampel
menggunakan
Random
metode
Simple
yaitu
Sampling,
pengambilan
contoh
acak
usahatani dengan semua biaya
sederhana,
setiap
usahatani.
mempunyai
kesempatan
peternak
yang
sama untuk dipilih, peternak yang
METODE PENELITIAN
Metode
dalam
yang
penelitian
digunakan
ini
adalah
metode deskripsi analisis yaitu
penelitian yang didasarkan pada
pemecahan
aktual
yang
sekarang.
masalah-masalah
ada
pada
Data
dikumpulkan
masa
yang
mula-mula
disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis.
sengaja
tidak mengakses program KKP-E
setelah sampel dipilih secara acak,
sehingga terpilih jumlah sampel
sebanyak 60 orang yang terdiri
dari 30 orang peternak yang
mengakses program KKP-E dan
30 orang peternak yang tidak
mengakses program KKP-E.
Untuk pengumpulan data
digunakan tiga macam teknik
Metode penentuan daerah
penelitian
mengakses Program KKP-E dan
dilakukan
(purposive).
yaitu:
Observasi,
teknik
ini
secara
dilakukan dengan mengadakan
commit to user
Kabupaten
pengamatan langsung terhadap
7
perpustakaan.uns.ac.id
obyek
yang
digilib.uns.ac.id
akan
diteliti
sehingga didapatkan gambaran
BU
yang jelas mengenai daerah yang
akan
diteliti
teknik
ini
dan
digunakan
untuk
data
primer
mendapatkan
melalui
wawancara,
wawancara
pertanyaan
Y
langsung
dengan responden berdasarkan
daftar
H
BE
yang telah
memanfaatkan kredit
KKP-E (Rp)
= Biaya usahatani ternak
yang/tidak
memanfaatkan kredit
KKP-E (Rp)
= Harga produksi dari
usahatani ternak (Rp)
= Hasil produksi dari
usahatani ternak (ekor)
= Biaya eksplisit dari usaha
usahatani ternak (Rp)
Guna mengetahui pengaruh
dipersiapkan terlebih dahulu serta
program
pencatatan, teknik ini digunakan
pendapatan
petani
ternak,
untuk
mengumpulkan
data
merupakan
analisis
terhadap
primer
dan
yaitu
pendapatan
sekunder,
KKP-E
petani
terhadap
ternak
dengan mencatat hasil wawancara
pengguna KKP-E dan peternak
dengan responden dan data yang
bukan pengguna KKP-E. Analisis
ada pada instansi pemerintah atau
ini menggunakan metode analisis
lembaga
regresi linier berganda, dengan
yang
terkait
dengan
penelitian ini.
Untuk
model penduga sebagai berikut :
mengetahui
Y=
+
1 X1
+ 2X2 + 3X3 + 4X4
+ 5X5 + 6X6 + 7X7 +
8
pendapatan usahatani ternak
D1+ 9 D2+e
penggemukan sapi menggunakan
dimana :
= konstanta,
rumus :
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 =
PdU
= PrU – BU
koefisien variabel,
= (H x Y) – BE
Y = jumlah pendapatan peternak
sapi potong (Rp)
Keterangan
X1 = jumlak ternak (ekor)
PdU = Pendapatan usahatani
X2 = jumlah anggota keluarga
ternak yang/tidak
(orang)
memanfaatkan kredit
X3 = tingkat pendidikan (tahun)
KKP-E (Rp)
X4 = pengalaman berternak
PrU = Penerimaan usahatani commit to user (tahun)
ternak yang/tidak
X5 = umur peternak (tahun)
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X6 = biaya pakan (Rp/ekor/hari)
X7 = biaya obat (Rp/ekor /
periode)
D1 = Penggunaan kredit (D = 1,
pengguna KKP-E, D = 0,
bukan pengguna KKP-E).
D2 = Penguasaan lahan pertanian
(D = 1, Punya lahan
pertanian/sewa, D = 0, tidak
punya lahan pertanian)
e = Standar error, yaitu pengaruh
variabel lain yang tidak
masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Peternak Sapi Potong di
Kabupaten Wonogiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Peternak Sampel
Karakteristik
sampel
merupakan
peternak
umum mengenai latar belakang
dan
keadaan
yang
berkaitan
dengan usaha penggemukan sapi
potong peternak pengguna KKP-E
BRI
dan
pengguna
KKP-E
Kabupaten
sebagai
peternak
BRI
Wonogiri.
pengelola,
bukan
di
Peternak
merupakan
faktor penentu dalam mencapai
keberhasilan usaha. Karakteristik
sosial peternak yang dianalisis
meliputi
umur,
pendidikan,
tingkat
pengalaman
beternak, jumlah keluarga dan
jumlah ternak yang dipelihara.
gambaran
Tabel 1. Karakteristik Sampel Peternak Pengguna KKP-E dan Peternak
Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Wonogiri
No
1
2
3
4
5
6
Uraian
Jumlah peternak responden (orang)
Rata-rata umur peternak (tahun)
Pendidikan peternak
a. Tidak tamat SD – SD (orang)
b. SLTP (orang)
c. SLTA (orang)
d. Perguruan Tinggi (orang)
Rata-rata jumlah anggota keluarga
peternak (orang)
Rata-rata
pengalaman
berternak
(tahun)
Rata-rata
jumlah
ternak
yang
dipelihara (ekor)
Sumber: Analisis Data commit
Primerto user
KKP-E
Bukan
KKP-E
30
47,8
30
47,9
8
6
11
5
4
6
7
16
1
4
17
15
5
2
9
perpustakaan.uns.ac.id
Rata-rata
pengguna
digilib.uns.ac.id
umur
KKP-E
pengguna
peternak
dan
KKP-E
bukan
tergolong
KKP-E
memiliki
pengalaman
selama
rata-rata
dalam
17
berternak
tahun,
sedangkan
dalam usia produktif yaitu rata-
Peternak bukan pengguna KKP-E
rata usia 47,7 tahun bagi peternak
memiliki rata-rata pengalaman
pengguna KKP-E dan 47,9 tahun
dalam berternak selama 15 tahun.
bagi peternak bukan pengguna
Jumlah
KKP-E. Tingkat pendidikan yang
dipelihara
ditamatkan peternak bervariasi.
KKP-E
Peternak pengguna KKP-E dan
pengguna KKP-E terpaut 3 ekor.
Peternak bukan pengguna KKP-E
Rata-rata ternak yang dipelihara
paling
Peternak
banyak
pendidikannya
menamatkan
ternak
Peternak
dan
yang
pengguna
Peternak
pengguna
bukan
KKP-E
tingkat
adalah 5 ekor dan rata-rata ternak
SLTA. Rata-rata jumlah anggota
yang dipelihara Peternak bukan
keluarga
pengguna KKP-E adalah 2 ekor.
KKP-E
pada
rata-rata
Peternak
dan
pengguna
Peternak
pengguna
KKP-E
empat
orang.
sama
bukan
yaitu
Rata-rata
Penerimaan
dan
Pendapatan
Berternak Sapi
Rata-rata
pendapatan
pengalaman Peternak pengguna
peternak pengguna KKP-E dan
KKP-E
peternak bukan pengguna KKP-E
dan
pengguna
berbeda.
peternak
KKP-E
Peternak
tidak
bukan
jauh
dapat dilihat pada Tabel 2.
pengguna
Tabel 2. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi
Pengguna KKP-E dan Peternak Bukan Pengguna KKP-E di
Kabupaten Wonogiri
Uraian
KKP-E (rupiah)
Penerimaan (penjualan ternak)
119.660.000,Biaya
109.832.000,Pendapatan
9.828.000,commit to user
Sumber: Analisis Data Primer
Bukan KKP-E
(rupiah)
56.743.333,53.339.667,3.403.667,-
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rata-rata pendapatan usaha
Faktor-faktor
yang
ternak sapi peternak pengguna
Mempengaruhi
KKP-E
Peternak
adalah
Rp.
9.828.000,-
sedangkan rata-rata pendapatan
usaha ternak sapi peternak bukan
Pendapatan
Sapi
Potong
di
Kabupaten Wonogiri
Dalam
mengestimasi
pengaruh
program
KKP-E
3.403.667,-. Pendapatan peternak
terhadap
pendapatan
petani
pengguna
tinggi
ternak sapi potong di Kabupaten
dikarenakan rata-rata penerimaan
Wonogiri menggunakan bantuan
yang lebih tinggi dan ternak yang
program
dipelihara lebih banyak. Ternak
Estimasi menggunakan metode
yang
Ordinary
pengguna
KKP-E
KKP-E
adalah
lebih
dipelihara
Rp.
peternak
software
Least
Eviews
Square
9.0.
(OLS)
pengguna KKP-E lebih banyak
dilakukan dengan cara menguji
karena adanya tambahan modal
setiap
yang di akses dari kredit KKP-E.
menghitung nilai t statistik dan
Tingkat
pendapatan
yang
nilai F
diperoleh
peternak
hasil
tersebut
dari
parameter
statistik.
diolah
dengan
Setelah data
dengan
usaha peternakan sapi potong
menggunakan software Eviews 9.0,
memberikan gambaran terhadap
maka diperoleh persamaan umum
kondisi
dimana
sebagai berikut:
tingkat
Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 +
362495.26 X2 + 169794.77 X3 +
315220.14 X4 - 125964.84 X5 451.03 X6 - 151.90 X7 +
2183539.09 D1 - 2157838.42 D2
+ e.
dimana :
produksi,
semakin
tinggi
pendapatan
peternak
akan
memberikan
gambaran
bahwa
usaha peternakannya berhasil dan
ini
akan
berdampak
kesejahteraan peternak.
pada
Y = jumlah pendapatan peternak
sapi potong (Rp/periode)
X1 = jumlak ternak (ekor)
X2 =
jumlah anggota keluarga
(orang)
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X3 = tingkat pendidikan (tahun)
X4 =
pengalaman
berternak
(tahun)
X5 = umur peternak (tahun)
X6 = biaya pakan (Rp/ekor/hari)
X7 = biaya obat (Rp/ekor /
periode)
D1 = Penggunaan kredit (D = 1,
pengguna KKP-E, D = 0,
bukan pengguna KKP-E).
D2 = Penguasaan lahan pertanian
(D = 1, Punya lahan
pertanian/sewa, D = 0, tidak
punya lahan pertanian)
e = Standar error, yaitu pengaruh
variabel lain yang tidak
masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Peternak Sapi Potong di
Kabupaten Wonogiri.
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap
Pendapatan Petani Ternak Sapi Potong di Kabupaten
Wonogiri
No
Koefisien
Regresi
3713035
362495.3
169794.8
315220.1
-125964.8
-451.0363
-151.9007
2183539.
-2157838.
0.927151
84.43309
0.000000
Variabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
t-hitung
Probabilitas
Signifikansi
0.0000***
0.5496ns
0.3212ns
0.0053***
0.1783ns
0.0011***
0.0338**
0.0211**
0.1376ns
Jumlah Ternak (X1)
16.87243
Jumlah Anggota Keluarga (X2)
0.602410
Tingkat Pendidikan (X3)
1.001839
Pengalaman Berternak (X4)
2.917799
Umur Peternak (X5)
-1.365095
Biaya Pakan (X6)
-3.478970
Biaya Obat (X7)
-2.182840
Penggunaan Kredit (D1)
2.381983
Penguasaan Lahan (D2)
-1.508949
Adjusted R-Square
F-Statistik
F-Sig
Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: **): berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
***): berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%
ns): tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%
R2
menghitung
ditujukan
seberapa
untuk
besar
dapat dijelaskan oleh variasi dari
variabel
variasi dari variabel dependen
statistik
commit to user
independen.
koefisien
Nilai
determinasi
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang telah disesuaikan (adjusted
Jumlah kepemilikan ternak
dari
ternyata secara statistik sangat
sebesar
signifikan mempengaruhi variabel
0.927. Ini berarti bahwa 92.7
pendapatan petani ternak dengan
persen
tingkat kepercayaan 99%. Pada
R-squared) yang diperoleh
hasil
estimasi
adalah
variasi
variabel
Pendapatan Petani Ternak dapat
koefisien
dijelaskan
oleh
kepemilikan ternak menunjukkan
variabel
independen
dimaksudkan
variasi
dalam
dari
yang
angka
model,
berarti
parameter
(3.713.035).
jumlah
Angka
menunjukkan
ini
adanya
sedangkan sisanya sebesar 7.3
pengaruh atau hubungan yang
persen dijelaskan oleh variasi dari
positip antara jumlah kepemilikan
variabel lain yang tidak termasuk
ternak di Kabupaten wonogiri
dalam model.
dengan pendapatan petani ternak
Hasil
estimasi
dengan
di Kabupaten Wonogiri. Artinya
metode OLS diperoleh nilai F-
apabila
hitung
ternak
sebesar
84.431
dengan
jumlah
kepemilikan
meningkat
maka
probabilitas signifikansi sebesar
pendapatan petani ternak juga
0,000, lebih besar daripada nilai F-
meningkat, begitu pula sebaliknya
tabel 2.12 pada tingkat 5%. Hal
jika jumlah kepemilikan ternak
tersebut
menurun
menunjukkan
bahwa
maka
pendapatan
semua variabel independen secara
petani ternak juga akan menurun.
serentak
secara
Ternak sapi merupakan salah satu
variabel
komponen penting bagi penyedia
dependen pada tinngkat 5%
daging dimasyarakat. Banyaknya
atau derajat keyakinan 95%.
permintaan
Pengaruh Masing-masing Faktor
mempengaruhi harga ternak sapi
Terhadap Pendapatan Peternak
dipasaran. Naiknya harga ternak
signifikan
(Uji t)
berpengaruh
terhadap
daging
akan
sapi
akan
meningkatkan
commit to user
pendapatan petani ternak dan
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin banyak jumlah sapi yang
pendapatan usaha tani. Rata-rata
dimiliki petani semakin banyak
pendidikan
juga pendapatan yang diterima
cukup tinggi yaitu sampai tahap
petani ternak.
SLTA.
Parameter jumlah anggota
formal
peternak
Umumnya
pendidikan
akan
tingkat
berpengaruh
keluarga ternyata secara statistik
pada
tidak signifikan mempengaruhi
informasi dan inovasi. Namun
variabel
petani
demikian, informasi dan inovasi
ternak. Berdasarkan banyaknya
yang dibutuhkan oleh peternak
jumlah
keluarga
tidak didapatkan dari pendidikan
diharapkan banyak pula anggota
formal. Informasi dan inovasi
keluarga yang aktif pada usaha
dalam hal peternakan justru lebih
peternakan sapi. Namun pada
sering didapatkan peternak dari
kenyataannya,
pendidikan
pendapatan
anggota
rata-rata
dalam
satu rumah tangga petani hanya
tingkat
penyerapan
non-formal
seperti
kursus dan penyuluhan.
Parameter
ada dua orang saja yang aktif
pengalaman
dalam usaha peternakan sapi,
berternak ternyata secara statistik
yaitu pasangan suami-istri saja.
signifikan mempengaruhi variabel
Sebagian dari anggota keluarga
pendapatan petani ternak dengan
lebih memilih untuk bekerja di
tingkat kepercayaan 99%. Pada
luar usaha tani seperti di pabrik
koefisien parameter pengalaman
atau sebagai buruh bangunan,
berternak
dan sebagian lagi masih sekolah.
(315.220,1).
Parameter jumlah anggota
menunjukkan
Angka
ini
angka
berarti
menunjukkan adanya pengaruh
keluarga ternyata secara statistik
atau
tidak signifikan mempengaruhi
antara pengalaman berternak di
variabel
Kabupaten
pendapatan
petani
hubungan
yang
wonogiri
positip
dengan
pendapatan petani ternak di
ternak. Pendidikan formal tidak
commit to user
Kabupaten Wonogiri. Artinya
terlalu berpengaruh terhadap
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berternak
signifikan mempengaruhi variabel
pendapatan
pendapatan petani ternak. Faktor
petani ternak juga meningkat.
umur biasanya lebih diidentikkan
Semakin
beternak
dengan produktivitas kerja, dan
yang
diperoleh
jika seseorang masih tergolong
banyak,
sehingga
usia produktif ada kecenderungan
pengelolaan
usaha
peternakan
semakin
baik.
apabila
Pengalaman
Bertambah
maka
lama
pengalaman
semakin
produktivitasnya
juga
tinggi.
Dengan
Chamdi (2003) mengemukakan,
pengalaman beternak yang cukup
semakin muda usia peternak (usia
lama memberikan indikasi bahwa
produktif 20-45 tahun) umumnya
pengetahuan
ketrampilan
rasa
manajemen
sesuatu semakin tinggi dan minat
peternak
dan
terhadap
keingintahuan
terhadap
pemeliharaan ternak mempunyai
untuk
kemampuan
introduksi
teknologi
Menurut Abidin dan Simanjuntak
tinggi.
Tarmidi
(1997),
menyatakan,
yang
lebih
faktor
baik.
penghambat
mengadopsi
terhadap
semakin
(1992)
orang
muda
berkembangnya peternakan pada
memiliki kemampuan fisik yang
suatu
kuat
daerah
tersebut
dapat
juga
mempunyai
faktor-faktor
kemampuan berfikir lebih tajam
topografi, iklim, keadaaan sosial,
serta lebih mudah menerima hal-
tersedianya
hal
berasal
dari
makanan
bahan-bahan
rerumputan
atau
baru
ada
pengalaman
pengetahuan
peternak
masyarakat
dimiliki
sangat
menentukan pula perkembangan
peternakan didaerah itu.
Parameter
ternyata
secara
mampu
mengembangkan usahanya dan
penguat, disamping itu faktor
yang
serta
kemungkinan
menambah
serta
metode
budidaya di bidang usaha ternak
sapi potong.
Parameter
biaya
pakan
ternyata secara statistik signifikan
peternak
commit to user
mempengaruhi
variabel
statistik tidak
umur
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendapatan petani ternak dengan
jumlah
pakan
tingkat kepercayaan 99%. Pada
akan
dapat
koefisien parameter biaya pakan
pendapatan, karena sejalan akan
menunjukkan angka (-451,0363).
menyebabkan capaian tambahan
Angka ini berarti menunjukkan
bobot badan harian yang lebih
adanya pengaruh atau hubungan
tinggi pula. Namun pada sisi yang
yang negatif antara biaya pakan
lain menurut Basuno, dkk., (1995)
di Kabupaten wonogiri dengan
dan Bambang Winarso, (2004)
pendapatan
petani
apabila
Kabupaten
Wonogiri.
ternak
di
yang
diberikan
meningkatkan
waktu
pemeliharaan
Artinya
dilakukan semakin panjang (lama)
apabila biaya pakan meningkat
maka biaya pakan juga cenderung
maka pendapatan petani ternak
akan
akan turun. Kenaikan kompenen
sehingga pada akhirnya malah
bahan pakan akan menyebabkan
akan
mengurangi
pembengkaan
yang
diperoleh
untuk
biaya
produksi
pemeliharaan
ternak,
semakin
dari total biaya.
pandapatan yang akan diterima
Parameter
akan
pendapatan
karena
biaya
pakan adalah komponen terbesar
mengurangi
sehingga
meningkat,
biaya
obat
ternyata secara statistik signifikan
peternak.
Peranan
faktor
jumlah
mempengaruhi
variabel
usaha
pendapatan petani ternak dengan
potong
tingkat kepercayaan 95%. Pada
umumnya sangat signifikan dan
koefisien parameter biaya obat
kontribusinya juga cukup besar
menunjukkan angka (-151,9007).
terhadap pendapatan yang akan
Angka ini berarti menunjukkan
diperoleh peternak. Pada usaha
adanya pengaruh atau hubungan
pemeliharaan
yang negatif antara biaya obat di
pemberian
pakan
pemeliharaan
pada
sapi
sapi
potong
Kabupaten
(kereman) dalam batas waktu
commit to user
pendapatan
tertentu peningkatan kualitas dan
Wonogiri
petani
dengan
ternak
di
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Artinya
yang positif antara penggunaan
meningkat
kredit di Kabupaten Wonogiri
maka pendapatan petani ternak
dengan pendapatan petani ternak
akan turun. Pemberian obat yang
di Kabupaten Wonogiri. Artinya
dimaksud pada analisis ini terdiri
apabila peternak menggunakan
dari (obat cacing dan vitamin),
Kredit KKP-E maka pendapatan
dengan
untuk
petani ternak akan meningkat,
meningkatkan tingkat kesehatan
bila tidak menggunakan kredit
ternak, melindungi dari penyakit
KKP-E tidak akan menambah
serta
pendapatan.
Kabupaten
Wonogiri.
apabila Biaya obat
tujuan
memberikan
untuk
dorongan
meningkatkan
produksi
melalui
vitamin.
Bilamana
penggunaan
komponen
harga obat dan vitamin naik akan
mempengaruhi
akan
statistik
tidak
pendapatan petani ternak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
pada
usaha
peternakan
sapi
peternak pengguna KKP-E dan
diterima.
Parameter
penggunaan
kredit ternyata secara statistik
signifikan mempengaruhi variabel
pendapatan petani ternak dengan
tingkat kepercayaan 95%. Pada
(penggunaan
secara
signifikan mempengaruhi variabel
mempenagruhi
pendapatan peternak yang akan
koefisien
ternyata
pengeluaran
untuk biaya kesehatan ternak,
sehingga
Parameter penguasaan lahan
hasil
parameter
D1
kredit)
menunjukkan angka (2.183.539).
peternak bukan pengguna KKP-E
di Kabupaten Wonogiri dapat
ditarik kesimpulan bahwa hasil
analisis
variabel
modal
penggunaan kredit diperoleh thitung sebesar 2,381 lebih besar
daripada
t-tabel
sebesar
1,168
dengan nilai signifikansi 0,021
lebih kecil dari batas kesalahan
Angka ini berarti menunjukkan
commit to yang
user dapat terjadi yaitu 0,050
adanya pengaruh atau hubungan
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
variabel
kredit
berpengaruh
nyata
pemerintah
melalui
petugas
pendapatan
petani
kecamatan
kepada
semua
terhadap
penggunaan
sosialisasi mengenai KKP-E oleh
sehingga
ternak pada tingkat kepercayaan
kelompok tani sehingga seluruh
95%.
petani anggota kelompok tani
Koefisien
menunjukkan
angka
regresi
2183539,
menjadi
paham
mengenai
angka ini berarti menunjukkan
program pemerintah dalam hal
adanya pengaruh atau hubungan
kredit atau bantuan permodalan
yang positif antara penggunaan
utamanya
kredit di Kabupaten Wonogiri
pengaruh dan manfaatnya dalam
dengan pendapatan petani ternak
pengembangan usahatani.
KKP-E
beserta
di Kabupaten Wonogiri. Artinya
apabila peternak menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Kredit KKP-E maka pendapatan
Abidin, A dan Simanjuntak, D.
1997. Ternak Sapi Potong.
petani ternak akan meningkat,
Direktorat
Jenderal
bila tidak menggunakan kredit
Peternakan, Jakarta
Aliman.
2000. Modul Ekonometrika
KKP-E tidak akan menambah
Terapan. PAU Studi Ekonomi
pendapatan.
UGM, Yogyakarta.
Ashari. 2009. Peran Perbankan
Berdasarkan hasil penelitian
Nasional dalam Pembiayaan
dan kesimpulan, dapat diketahui
Sektor
Pertanian
di
Indonesia. Forum Penelitian
bahwa
KKP-E
memberikan
Agro Ekonomi. 27 (1): 13-27.
manfaat dan pengaruh terhadap
Pusat
Analisis
Sosial
Ekonomi dan Kebijakan
pendapatan petani ternak, namun
Pertanian.
demikian, belum banyak petani
Asri, M. Dan M. Hidayat, 1984.
Linier Programming. Edisi
ternak yang mengetahui adanya
Kedua BPFE, Jogyakarta.
KKP-E sehingga tidak banyak
Aviliani. 2008. Peran BRI dalam
Membangun
Ekonomi
petani yang mengakses program
Berbasis
Agribisnis
yng
KKP-E.
Hal
yang
dapat
Tangguh dan Kompetitif.
commit to user
Agrimedia. 13 (1): 7-12.
disarankan
adalah
adanya
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Basuno, E., Sabrani. M., dan
Ruminansia.
UI
Press,
Sunandar, N. 1995. Diskripsi
Jakarta.
dan analisis produksi usaha
Rahim, A dan Hastuti, DRW.
sapi perah di Pujon, Malang,
2007. Ekonomi Pertanian.
Jawa
Timur.
Seminar
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nasional
Sains
dan
Siregar, A.P., 1984. Peranan Ternak
Teknologi
Peternakan.
dan Pakan Dalam Usahatani.
Balitnak, Bogor.
Risalah Lokakarya Teknologi
Chamdi, AN. 2003. Kajian Profil
dan Dampak Penelitian Pola
Sosial Ekonomi Usaha Kambing
Tanam
dan
Usahatani,
di
Kecamatan
Kradenan
Bogor.
Kabupaten
Grobogan.
Soekartawi, A. Soehardjo, J.L.
Prosiding Seminar Nasional
Dillon, J.B. Hardaker, 1986.
Teknologi Peternakan dan
Ilmu Usahatani dan Penelitian
Veteriner.
Puslitbang
untuk Pengembangan Petani
Peternakan
Departemen
Kecil. UI – Press, Jakarta.
Pertanian, Bogor.
Soetriono. Suwandari, A. Rijanto.
Gujarati,
Damodar,
1999.
2006.
Pengantar
Ilmu
Ekonometrika
Dasar,
Pertanian.
Bayumedia
Terjemahan Sumarno Zain,
Publishing, Malang.
Cetakan 6 Gelora. Aksara
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani.
Pratama, Jakarta.
Edisi
Revisi.
Penebar
Kementerian Pertanian, 2012.
Swadaya, Jakarta.
Pedoman Teknis Skim Kredit
Susanti, I., Arief Daryanto,
Ketahanan Pangan dan Energi
Muladno, 2012. Kebijakan
(KKP-E).
Direktorat
Pemerintah
Dalam
Pembiayaan
Pertanian
Pembiayaan
Usaha
Direktorat
Jenderal
Pembibitan Ternak Sapi.
Prasarana
dan
Sarana
Jurnal
Manajemen
dan
Pertanian,
Kementerian
Agribisnis. 9 (3): 137-145.
Pertanian, Jakarta.
Manajemen dan Bisnis, IPB.
__________________,
2014.
Tarmidi, Lepi T.(1992). Ekonomi
Pedoman Teknis Skim Kredit
Pembangunan. Pusat Antar
Ketahanan Pangan dan Energi
Universitas, Studi Ekonomi,
(KKP-E).
Direktorat
Universitas Indonesia.
Pembiayaan
Pertanian
Winarso,
2004.
Prospek
Direktorat
Jenderal
Pengembangan Usaha Ternak
Prasarana
dan
Sarana
Sapi Potong di Kalimantan
Pertanian,
Kementerian
Timur. Working Paper. Pusat
Pertanian, Jakarta.
Penelitian
dan
Parakkasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi
Pengembangan
Sosial
dan
Makanan
Ternak
commit to user Ekonomi Peternakan, Bogor.
19