Analisis Pengaruh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) Terhadap Pendapatan Petani Ternak di Kabupaten Wonogiri JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ANALISIS PENGARUH KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN
ENERGI (KKP-E) TERHADAP PENDAPATAN PETANI TERNAK DI
KABUPATEN WONOGIRI
Eko Budi Utomo1, Joko Sutrisno2, Minar Ferichani2
Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Surakarta, 57126. Telp/Fax (0271)632450
E-mail: bangoke79@yahoo.co.id
Abstract: This research aimed to analyze the effect of Credit Food and Energy
(KKP-E) to income of the cattle fattening business in Wonogiri District. Basic
method of research is descriptive analysis method and implementation of research
conducted by survey method. This research will be conducted in Wonogiri
District. Sampling technique was used multistage cluster random sampling
method. The results showed that relationship between the factors with cattle
farmers’s income can be expressed in multiple linear regression models as follows:
Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 + 362495.26 X2 + 169794.77 X3 + 315220.14
X4 - 125964.84 X5 - 451.03 X6 - 151.90 X7 + 2183539.09 D1 - 2157838.42 D2 + e.

The results of the regression analysis showed that number of livestock ownership,
Breeding experience, Cost of feed, Cost of drugs and use of KKP-E have
significant effect on cattle farmers' income, whereas the number of family
members, Level of education, age of farmers and Land ownership factor did not
significantly affect tocattle farmers' income.
Keywords: Income, KKP-E, Cattle breeding.

Abstrak: Penelitaan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pemberian Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) terhadap
pendapatan petani ternak di Kabupaten Wonogiri. Metode dasar
penelitian adalah metode analisis deskriptif dan pelaksanaannya dengan
metode survey. Penelitian dilakukan di Kabupaten Wonogiri.
Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hubungan faktor-faktor dengan
pendapatan peternak dinyatakan dalam model fungsi regresi linier
berganda yaitu: Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 + 362495.26 X2 +
169794.77 X3 + 315220.14 X4 - 125964.84 X5 - 451.03 X6 - 151.90 X7 +
2183539.09 D1 - 2157838.42 D2 + e. Hasil analisis regresi menunjukkan
bahwa jumlah ternak, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan,
pengalaman berternak, umur peternak, biaya pakan, biaya obat,

penggunaan kredit, dan penguasaan lahan secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap pendapatan
commit to userpetani ternak. Secara individu

1) Mahasiswa S2 Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
2) Dosen Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

faktor jumlah ternak, pengalaman berternak, biaya pakan, biaya obat dan
pengguaan kredit berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani ternak,
sedangkan jumlah anggota keluarga, tigkat pendidikan, umur peternak,
dan penguasaan lahan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan
petani ternak.
Kata Kunci : Pendapatan, KKP-E, Peternakan Sapi Potong.
PENDAHULUAN
Pembangunan


menyediakan

lapangan

kerja,

pertanian

serta memelihara keseimbangan

memiliki peran yang strategis

sumberdaya alam dan lingkungan

dalam

nasional.

hidup


Peran strategis pertanian tersebut

2014).

perekonomian

digambarkan melalui kontribusi
yang

nyata

bahan

pada

pangan,

penyediaan

bahan


(Kementrian

Sub

sektor

Pertanian,

peternakan

merupakan bagian integral dari

baku

sektor pertanian. Pembangunan

industri, pakan dan bioenergi,

sub sektor peternakan bertujuan


penyerap tenaga kerja, sumber

untuk meningkatkan pendapatan

devisa

negara,

sumber

dan taraf hidup peternak melalui

pendapatan,

serta

pelestarian

usaha peningkatan produksi baik


lingkungan

melalui

praktek

secara kualitas maupun kuantitas.

usahatani

yang

ramah

Selain

lingkungan.

Berbagai


peran

sektor peternakan

strategis

pertanian

itu

pembangunan

sub

merupakan

yang

bagian pembangunan pertanian


dimaksud sejalan dengan tujuan

secara umum yang diarahkan

pembangunan

perekonomian

untuk mengembangkan pertanian

nasional

meningkatkan

yang maju dan efisien.

yaitu

kesejahteraan

Indonesia,
pertumbuhan
mengurangi

masyarakat
mempercepat

Usaha
potong

di

peternakan
Indonesia

sapi

sebagian

ekonomi,

besar (90%) merupakan usaha
commit to user
kemiskinan,
peternakan
rakyat.
Kegiatan

2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

usaha peternakan sapi potong

penghambat

yang diusahakan oleh masyarakat

pertanian.

khususnya di daerah

dalam

mengelola

Sementara itu, di kalangan

pedesaan

memiliki kemampuan dan andil

petani

dalam

kebutuhan

sumber permodalan non-formal

berbagai

yang mudah mereka akses karena

pemenuhan

masyarakat
lapisan.

untuk

Nilai

disumbangkan

manfaat
dalam

yang

kegiatan

kecil

terdapat

prosedurnya
dan

sangat

sumber-

sederhana

persyaratannya

mudah

usaha ternak sapi potong ini

dipenuhi petani karena hanya

cukup

mengandalkan

besar

berupa

protein

kepercayaan.

hewani, tenaga kerja dan limbah

Walaupun tingkat bunga yang

asal ternak.

dikenakan

Kegiatan usaha

ternak sapi potong

melibatkan

debitur

terhadap
sangat

tinggi, petani

banyak pihak seperti masyarakat,

kecil

petani

dengan memanfaatkan sumber-

ternak,

importir

sapi

bakalan, industri pakan ternak,
lembaga

keuangan,

ilmuwan

dan

Bagi petani umumnya modal

dihadapi

petani

dalam

tersebut,

maka

pemerintah berupaya membantu

identik dengan pembiayaan yang

meringankan

sangat sulit untuk ditanggulangi

dengan menetapkan

khususnya

skim

dalam

nyaman

Melihat permasalahan yang

permodalan

pemerintah.

lebih

sumber modal non-formal.

konsumen,
tentunya

merasa

petani

beban

pembiayaan

petani
berbagai

bagi

petani

mengembangkan usaha tani di

kecil yang lebih mudah diakses

pedesaan.

oleh petani kecil. Kebijakan ini

Akses

sumber-sumber

petani

pada

pembiayaan

resmi masih sangat terbatas. Oleh

diharapkan dapat
dampak

memberikan

positif

bagi

karena itu modal menjadi faktor
perkembangan usahatani bagi
commit to user
petani kecil di Indonesia. Jenis3

perpustakaan.uns.ac.id

jenis

digilib.uns.ac.id

kredit

program

untuk

fasilitas kredit yang diberikan

pembiayaan pertanian yang saat

untuk

ini

rangka mendukung pelaksanaan

diluncurkan

Pertanian

Kementerian

adalah

usaha

produktif

dalam

Kredit

program ketahanan pangan dan

Ketahanan Pangan dan Energi

program pengembangan tanaman

(KKP-E), Kredit Usaha Mikro dan

bahan baku dan bahan bakar

Kecil

nabati.

(KUMK),

Kredit

Usaha

KKP-E

dapat

diakses

Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit

melalui Kantor Cabang BRI di

Usaha

dan

seluruh wilayah Indonesia, dan

Bina

salah satunya ada di Kabupaten

Rakyat

Program

(KUR),

Kemitraan

Lingkungan (PKBL). Disamping
itu

masih

ada

Wonogiri.
Mayoritas

sumber

penduduk

di

pembiayaan syariah dan sumber

Kabupaten Wonogiri bekerja di

pembiayaan lainnya.

sektor

Salah

satu

menjadikan

bank

agribisnis

yang
sebagai

pertanian,

utamanya

tanaman pangan dan peternakan.
Sub

sektor

peternakan

di

salah satu sektor unggulan adalah

Kabupaten

Bank

potensial untuk dikembangkan,

Rakyat

Indonesia

(BRI).

Wonogiri

sangat

Salah satu bentuk kontribusi BRI

terutama

adalah

pendapatan petani. Cara yang

dengan

menerapkan

untuk

meningkatkan

kebijakan pembiayaan di sektor

dapat

agribisnis (Aviliani, 2008). Salah

meningkatkan

satu

yang

pendapatan petani adalah dengan

terkait

meningkatkan akses permodalan

pertanian

petani yang salah satunya dengan

program

digulirkan
program

oleh

kredit
BRI

revitalisasi

adalah Kredit Ketahanan Pangan
dan

Energi

(KKP-E).

KKP-E

ditempuh
produksi

untuk
dan

KKP-E.
Berdasarkan

dengan

latar

belakang yang telah diuraikan di
merupakan salah satu program
commit to user
atas, maka dapat dirangkum
Kementerian Pertanian berupa
4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tujuan penelitian, antara lain: (1)

8

Untuk

Mandiri, BNI,

mengetahui

biaya

dan

Bank

Umum:

Bank

BRI,

Bukopin, CIMB

pendapatan usaha penggemukan

Niaga, Agroniaga, BCA, dan BII

sapi

serta 14 Bank

potong

di

Kabupeten

Pembangunan

Wonogiri. (2) Untuk mengetahui

Daerah

pengaruh

Kredit

Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Ketahanan Pangan dan Energi

Sumatera Selatan, Jawa Barat,

(KKP-E)

Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta,

pemberian

terhadap

pendapatan

(BPD)

yaitu:

BPD

usaha penggemukan sapi potong

Jawa

di Kabupaten Wonogiri.

Selatan,

Program

Papua , Riau, Nusa Tenggara

Kredit

Ketahanan

Pangan dan Energi (KKP-E)
Kredit

Ketahanan

Timur,

Bali,

Sulawesi

Kalimantan

Selatan,

Barat dan Jambi. Resiko KKP-E

Pangan

ditanggung

sepenuhnya

oleh

dan Energi (KKP-E) adalah kredit

Bank

investasi/modal

yang

pemerintah dalam hal ini antara

rangka

lain menyediakan subsidi suku

pelaksanaan

bunga dan risk sharing untuk

diberikan

kerja

dalam

mendukung

Pelaksana,

peran

Program Ketahanan Pangan dan

komoditas

Program

Pengembangan

kedelai. Keputusan akhir kredit

Tanaman Baku

Bahan

ada pada bank mengingat resiko

Nabati

Bakar

(Kementerian Pertanian,

kredit

2014). KKP-E ditujukan untuk

bank.

membantu

permodalan

petani

padi,

sepenuhnya

Besarnya

jagung

dan

ditanggung

tingkat

bunga

dan peternak dengan suku bunga

kredit bank untuk KKP-E tebu

bersubsidi sehingga mereka dapat

adalah sebesar 12% dan KKP-E

menerapkan

teknologi

lainnya sebesar 13%, sedangkan

Sumber

tingkat bunga kepada peserta

rekomendasi budidaya.

dana KKP-E berasal dari Bank
KKP-E adalah sebesar 7,5% untuk
commit to user
Pelaksana, meliputi 22 Bank yaitu
KKP-E tebu dan 5,5% untuk KKP5

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

E lainnya dengan subsidi bunga

Biaya Usahatani

4,5% untuk KKP-E tebu dan 7,5%

Biaya

dalam

kegiatan

untuk KKP-E lainnya.

usahatani oleh petani ditujukan

Usahatani Ternak Sapi Potong

untuk menghasilkan pendapatan

Sunandar,
Subandi,

Rusnandi,

Subiharta

yang tinggi bagi usahatani yang

dan

dikerjakan. Dengan mengeluarkan

Wartiningsih (1995) menyatakan

biaya maka petani mengharapkan

bahwa usaha peternakan sapi

pendapatan

potong di Indonesia secara garis

tingginya

besar digolongkan menjadi dua

produksi yang tinggi. Suratiyah

bentuk usaha yaitu peternakan

(2015) menyatakan, biaya dan

rakyat dan perusahaan komersil.

pendapatan dipengaruhi oleh dua

Sembilan

faktor

puluh persen usaha

peternakan

di

merupakan

usaha

Indonesia
peternakan

yang

setinggi-

melalui

yaitu

faktor

tingkat

internal,

eksternal dan faktor manajemen.
Dalam

sifat-sifat

biaya

Ilmu

rakyat yang berciri: (1) Skala

Usahatani ada juga yang disebut

usaha kecil, (2) Usaha sambilan,

dengan biaya yang dibayarkan

(3)

(4)

dan biaya yang tidak dibayarkan.

produktivitas

Biaya yang dibayarkan terdiri dari

Teknologi

sederhana,

Produksi

dan

rendah.

Parakkasi

(1985)

harga

bahwa

pembelian obat, pembelian bibit,

pemeliharaan ternak sapi potong

pembelian makanan ternak, dan

dibedakan menjadi dua bagian

upah tenaga kerja, dan biaya yang

yaitu : 1) cara pemeliharaan sapi

tidak

potong

pemakaian tenaga kerja keluarga,

mengemukakan

penghasil

anak,

2)

pemeliharaan sapi bakalan untuk

pembelian

dibayarkan

pupuk,

terdiri

dari

bunga modal dan penyusutan.

digemukkan.

Menurut
commit to user

(1973)

Hadisapoetra
dalam

Suratiyah

6

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

(2015), Pendapatan kotor atau

Wonogiri dipilih sebagai lokasi

penerimaan

seluruh

penelitian karena kelompok tani

pendapatan yang diperoleh dari

ternak yang mengakses KKP-E

usahatani selama satu periode

cukup banyak dari tahun 2012

diperhitungkan

sampai dengan 2014 sebanyak 32

adalah

penjualan

dari

atau

hasil

penakisran

kelompok

dan

11

peternak,

kembali. Penerimaan usahatani

dengan jumlah kredit yang cukup

adalah perkalian antara produksi

tinggi.

yang diperoleh dengan harga jual
(Rahim

dan

Pendapatan
selisih

Hastuti,
usahatani

antara

2007).
adalah

penerimaan

Teknik penetapan sampel
menggunakan
Random

metode

Simple
yaitu

Sampling,

pengambilan

contoh

acak

usahatani dengan semua biaya

sederhana,

setiap

usahatani.

mempunyai

kesempatan

peternak
yang

sama untuk dipilih, peternak yang
METODE PENELITIAN
Metode
dalam

yang

penelitian

digunakan
ini

adalah

metode deskripsi analisis yaitu
penelitian yang didasarkan pada
pemecahan
aktual

yang

sekarang.

masalah-masalah
ada

pada

Data

dikumpulkan

masa
yang

mula-mula

disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis.

sengaja

tidak mengakses program KKP-E
setelah sampel dipilih secara acak,
sehingga terpilih jumlah sampel
sebanyak 60 orang yang terdiri
dari 30 orang peternak yang
mengakses program KKP-E dan
30 orang peternak yang tidak
mengakses program KKP-E.
Untuk pengumpulan data
digunakan tiga macam teknik

Metode penentuan daerah
penelitian

mengakses Program KKP-E dan

dilakukan
(purposive).

yaitu:

Observasi,

teknik

ini

secara

dilakukan dengan mengadakan
commit to user
Kabupaten
pengamatan langsung terhadap
7

perpustakaan.uns.ac.id

obyek

yang

digilib.uns.ac.id

akan

diteliti

sehingga didapatkan gambaran

BU

yang jelas mengenai daerah yang
akan

diteliti

teknik

ini

dan

digunakan

untuk

data

primer

mendapatkan
melalui

wawancara,

wawancara

pertanyaan

Y

langsung

dengan responden berdasarkan
daftar

H

BE

yang telah

memanfaatkan kredit
KKP-E (Rp)
= Biaya usahatani ternak
yang/tidak
memanfaatkan kredit
KKP-E (Rp)
= Harga produksi dari
usahatani ternak (Rp)
= Hasil produksi dari
usahatani ternak (ekor)
= Biaya eksplisit dari usaha
usahatani ternak (Rp)
Guna mengetahui pengaruh

dipersiapkan terlebih dahulu serta

program

pencatatan, teknik ini digunakan

pendapatan

petani

ternak,

untuk

mengumpulkan

data

merupakan

analisis

terhadap

primer

dan

yaitu

pendapatan

sekunder,

KKP-E

petani

terhadap

ternak

dengan mencatat hasil wawancara

pengguna KKP-E dan peternak

dengan responden dan data yang

bukan pengguna KKP-E. Analisis

ada pada instansi pemerintah atau

ini menggunakan metode analisis

lembaga

regresi linier berganda, dengan

yang

terkait

dengan

penelitian ini.
Untuk

model penduga sebagai berikut :
mengetahui

Y=

+

1 X1

+ 2X2 + 3X3 + 4X4
+ 5X5 + 6X6 + 7X7 +
8
pendapatan usahatani ternak
D1+ 9 D2+e
penggemukan sapi menggunakan
dimana :
= konstanta,
rumus :
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 =
PdU
= PrU – BU
koefisien variabel,
= (H x Y) – BE
Y = jumlah pendapatan peternak
sapi potong (Rp)
Keterangan
X1 = jumlak ternak (ekor)
PdU = Pendapatan usahatani
X2 = jumlah anggota keluarga
ternak yang/tidak
(orang)
memanfaatkan kredit
X3 = tingkat pendidikan (tahun)
KKP-E (Rp)
X4 = pengalaman berternak
PrU = Penerimaan usahatani commit to user (tahun)
ternak yang/tidak
X5 = umur peternak (tahun)
8

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

X6 = biaya pakan (Rp/ekor/hari)
X7 = biaya obat (Rp/ekor /
periode)
D1 = Penggunaan kredit (D = 1,
pengguna KKP-E, D = 0,
bukan pengguna KKP-E).
D2 = Penguasaan lahan pertanian
(D = 1, Punya lahan
pertanian/sewa, D = 0, tidak
punya lahan pertanian)
e = Standar error, yaitu pengaruh
variabel lain yang tidak
masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Peternak Sapi Potong di
Kabupaten Wonogiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Peternak Sampel
Karakteristik
sampel

merupakan

peternak

umum mengenai latar belakang
dan

keadaan

yang

berkaitan

dengan usaha penggemukan sapi
potong peternak pengguna KKP-E
BRI

dan

pengguna

KKP-E

Kabupaten
sebagai

peternak

BRI

Wonogiri.

pengelola,

bukan
di

Peternak

merupakan

faktor penentu dalam mencapai
keberhasilan usaha. Karakteristik
sosial peternak yang dianalisis
meliputi

umur,

pendidikan,

tingkat
pengalaman

beternak, jumlah keluarga dan
jumlah ternak yang dipelihara.

gambaran

Tabel 1. Karakteristik Sampel Peternak Pengguna KKP-E dan Peternak
Bukan Pengguna KKP-E di Kabupaten Wonogiri
No
1
2
3

4
5
6

Uraian
Jumlah peternak responden (orang)
Rata-rata umur peternak (tahun)
Pendidikan peternak
a. Tidak tamat SD – SD (orang)
b. SLTP (orang)
c. SLTA (orang)
d. Perguruan Tinggi (orang)
Rata-rata jumlah anggota keluarga
peternak (orang)
Rata-rata
pengalaman
berternak
(tahun)
Rata-rata
jumlah
ternak
yang
dipelihara (ekor)
Sumber: Analisis Data commit
Primerto user

KKP-E

Bukan
KKP-E

30
47,8

30
47,9

8
6
11
5
4

6
7
16
1
4

17

15

5

2

9

perpustakaan.uns.ac.id

Rata-rata
pengguna

digilib.uns.ac.id

umur

KKP-E

pengguna

peternak

dan

KKP-E

bukan

tergolong

KKP-E

memiliki

pengalaman
selama

rata-rata

dalam

17

berternak

tahun,

sedangkan

dalam usia produktif yaitu rata-

Peternak bukan pengguna KKP-E

rata usia 47,7 tahun bagi peternak

memiliki rata-rata pengalaman

pengguna KKP-E dan 47,9 tahun

dalam berternak selama 15 tahun.

bagi peternak bukan pengguna

Jumlah

KKP-E. Tingkat pendidikan yang

dipelihara

ditamatkan peternak bervariasi.

KKP-E

Peternak pengguna KKP-E dan

pengguna KKP-E terpaut 3 ekor.

Peternak bukan pengguna KKP-E

Rata-rata ternak yang dipelihara

paling

Peternak

banyak

pendidikannya

menamatkan

ternak

Peternak

dan

yang

pengguna

Peternak

pengguna

bukan

KKP-E

tingkat

adalah 5 ekor dan rata-rata ternak

SLTA. Rata-rata jumlah anggota

yang dipelihara Peternak bukan

keluarga

pengguna KKP-E adalah 2 ekor.

KKP-E

pada

rata-rata

Peternak
dan

pengguna

Peternak

pengguna

KKP-E

empat

orang.

sama

bukan
yaitu

Rata-rata

Penerimaan

dan

Pendapatan

Berternak Sapi
Rata-rata

pendapatan

pengalaman Peternak pengguna

peternak pengguna KKP-E dan

KKP-E

peternak bukan pengguna KKP-E

dan

pengguna
berbeda.

peternak

KKP-E
Peternak

tidak

bukan
jauh

dapat dilihat pada Tabel 2.

pengguna

Tabel 2. Rata-rata Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi
Pengguna KKP-E dan Peternak Bukan Pengguna KKP-E di
Kabupaten Wonogiri
Uraian

KKP-E (rupiah)

Penerimaan (penjualan ternak)
119.660.000,Biaya
109.832.000,Pendapatan
9.828.000,commit to user
Sumber: Analisis Data Primer

Bukan KKP-E
(rupiah)
56.743.333,53.339.667,3.403.667,-

10

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Rata-rata pendapatan usaha

Faktor-faktor

yang

ternak sapi peternak pengguna

Mempengaruhi

KKP-E

Peternak

adalah

Rp.

9.828.000,-

sedangkan rata-rata pendapatan
usaha ternak sapi peternak bukan

Pendapatan

Sapi

Potong

di

Kabupaten Wonogiri
Dalam

mengestimasi

pengaruh

program

KKP-E

3.403.667,-. Pendapatan peternak

terhadap

pendapatan

petani

pengguna

tinggi

ternak sapi potong di Kabupaten

dikarenakan rata-rata penerimaan

Wonogiri menggunakan bantuan

yang lebih tinggi dan ternak yang

program

dipelihara lebih banyak. Ternak

Estimasi menggunakan metode

yang

Ordinary

pengguna

KKP-E

KKP-E

adalah

lebih

dipelihara

Rp.

peternak

software

Least

Eviews

Square

9.0.

(OLS)

pengguna KKP-E lebih banyak

dilakukan dengan cara menguji

karena adanya tambahan modal

setiap

yang di akses dari kredit KKP-E.

menghitung nilai t statistik dan

Tingkat

pendapatan

yang

nilai F

diperoleh

peternak

hasil

tersebut

dari

parameter

statistik.
diolah

dengan

Setelah data
dengan

usaha peternakan sapi potong

menggunakan software Eviews 9.0,

memberikan gambaran terhadap

maka diperoleh persamaan umum

kondisi

dimana

sebagai berikut:

tingkat

Y = 15178510.19 + 3713035.14 X1 +
362495.26 X2 + 169794.77 X3 +
315220.14 X4 - 125964.84 X5 451.03 X6 - 151.90 X7 +
2183539.09 D1 - 2157838.42 D2
+ e.
dimana :

produksi,

semakin

tinggi

pendapatan

peternak

akan

memberikan

gambaran

bahwa

usaha peternakannya berhasil dan
ini

akan

berdampak

kesejahteraan peternak.

pada

Y = jumlah pendapatan peternak
sapi potong (Rp/periode)
X1 = jumlak ternak (ekor)
X2 =
jumlah anggota keluarga
(orang)
commit to user

11

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

X3 = tingkat pendidikan (tahun)
X4 =
pengalaman
berternak
(tahun)
X5 = umur peternak (tahun)
X6 = biaya pakan (Rp/ekor/hari)
X7 = biaya obat (Rp/ekor /
periode)
D1 = Penggunaan kredit (D = 1,
pengguna KKP-E, D = 0,
bukan pengguna KKP-E).
D2 = Penguasaan lahan pertanian
(D = 1, Punya lahan
pertanian/sewa, D = 0, tidak
punya lahan pertanian)

e = Standar error, yaitu pengaruh
variabel lain yang tidak
masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi
Tingkat
Pendapatan
Peternak Sapi Potong di
Kabupaten Wonogiri.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Beberapa Faktor terhadap
Pendapatan Petani Ternak Sapi Potong di Kabupaten
Wonogiri
No

Koefisien
Regresi
3713035
362495.3
169794.8
315220.1
-125964.8
-451.0363
-151.9007
2183539.
-2157838.
0.927151
84.43309
0.000000

Variabel

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

t-hitung

Probabilitas
Signifikansi
0.0000***
0.5496ns
0.3212ns
0.0053***
0.1783ns
0.0011***
0.0338**
0.0211**
0.1376ns

Jumlah Ternak (X1)
16.87243
Jumlah Anggota Keluarga (X2)
0.602410
Tingkat Pendidikan (X3)
1.001839
Pengalaman Berternak (X4)
2.917799
Umur Peternak (X5)
-1.365095
Biaya Pakan (X6)
-3.478970
Biaya Obat (X7)
-2.182840
Penggunaan Kredit (D1)
2.381983
Penguasaan Lahan (D2)
-1.508949
Adjusted R-Square
F-Statistik
F-Sig
Sumber: Analisis Data Primer
Keterangan: **): berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
***): berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%
ns): tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% dan 99%
R2

menghitung

ditujukan
seberapa

untuk
besar

dapat dijelaskan oleh variasi dari
variabel

variasi dari variabel dependen
statistik
commit to user

independen.
koefisien

Nilai

determinasi

12

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang telah disesuaikan (adjusted

Jumlah kepemilikan ternak

dari

ternyata secara statistik sangat

sebesar

signifikan mempengaruhi variabel

0.927. Ini berarti bahwa 92.7

pendapatan petani ternak dengan

persen

tingkat kepercayaan 99%. Pada

R-squared) yang diperoleh
hasil

estimasi

adalah

variasi

variabel

Pendapatan Petani Ternak dapat

koefisien

dijelaskan

oleh

kepemilikan ternak menunjukkan

variabel

independen

dimaksudkan

variasi

dalam

dari
yang

angka

model,

berarti

parameter

(3.713.035).

jumlah

Angka

menunjukkan

ini

adanya

sedangkan sisanya sebesar 7.3

pengaruh atau hubungan yang

persen dijelaskan oleh variasi dari

positip antara jumlah kepemilikan

variabel lain yang tidak termasuk

ternak di Kabupaten wonogiri

dalam model.

dengan pendapatan petani ternak

Hasil

estimasi

dengan

di Kabupaten Wonogiri. Artinya

metode OLS diperoleh nilai F-

apabila

hitung

ternak

sebesar

84.431

dengan

jumlah

kepemilikan

meningkat

maka

probabilitas signifikansi sebesar

pendapatan petani ternak juga

0,000, lebih besar daripada nilai F-

meningkat, begitu pula sebaliknya

tabel 2.12 pada tingkat  5%. Hal

jika jumlah kepemilikan ternak

tersebut

menurun

menunjukkan

bahwa

maka

pendapatan

semua variabel independen secara

petani ternak juga akan menurun.

serentak

secara

Ternak sapi merupakan salah satu

variabel

komponen penting bagi penyedia

dependen pada tinngkat  5%

daging dimasyarakat. Banyaknya

atau derajat keyakinan 95%.

permintaan

Pengaruh Masing-masing Faktor

mempengaruhi harga ternak sapi

Terhadap Pendapatan Peternak

dipasaran. Naiknya harga ternak

signifikan

(Uji t)

berpengaruh
terhadap

daging

akan

sapi
akan
meningkatkan
commit to user
pendapatan petani ternak dan

13

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

semakin banyak jumlah sapi yang

pendapatan usaha tani. Rata-rata

dimiliki petani semakin banyak

pendidikan

juga pendapatan yang diterima

cukup tinggi yaitu sampai tahap

petani ternak.

SLTA.

Parameter jumlah anggota

formal

peternak

Umumnya

pendidikan

akan

tingkat

berpengaruh

keluarga ternyata secara statistik

pada

tidak signifikan mempengaruhi

informasi dan inovasi. Namun

variabel

petani

demikian, informasi dan inovasi

ternak. Berdasarkan banyaknya

yang dibutuhkan oleh peternak

jumlah

keluarga

tidak didapatkan dari pendidikan

diharapkan banyak pula anggota

formal. Informasi dan inovasi

keluarga yang aktif pada usaha

dalam hal peternakan justru lebih

peternakan sapi. Namun pada

sering didapatkan peternak dari

kenyataannya,

pendidikan

pendapatan

anggota

rata-rata

dalam

satu rumah tangga petani hanya

tingkat

penyerapan

non-formal

seperti

kursus dan penyuluhan.
Parameter

ada dua orang saja yang aktif

pengalaman

dalam usaha peternakan sapi,

berternak ternyata secara statistik

yaitu pasangan suami-istri saja.

signifikan mempengaruhi variabel

Sebagian dari anggota keluarga

pendapatan petani ternak dengan

lebih memilih untuk bekerja di

tingkat kepercayaan 99%. Pada

luar usaha tani seperti di pabrik

koefisien parameter pengalaman

atau sebagai buruh bangunan,

berternak

dan sebagian lagi masih sekolah.

(315.220,1).

Parameter jumlah anggota

menunjukkan
Angka

ini

angka
berarti

menunjukkan adanya pengaruh

keluarga ternyata secara statistik

atau

tidak signifikan mempengaruhi

antara pengalaman berternak di

variabel

Kabupaten

pendapatan

petani

hubungan

yang

wonogiri

positip

dengan

pendapatan petani ternak di
ternak. Pendidikan formal tidak
commit to user
Kabupaten Wonogiri. Artinya
terlalu berpengaruh terhadap

14

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

berternak

signifikan mempengaruhi variabel

pendapatan

pendapatan petani ternak. Faktor

petani ternak juga meningkat.

umur biasanya lebih diidentikkan

Semakin

beternak

dengan produktivitas kerja, dan

yang

diperoleh

jika seseorang masih tergolong

banyak,

sehingga

usia produktif ada kecenderungan

pengelolaan

usaha

peternakan

semakin

baik.

apabila

Pengalaman

Bertambah

maka

lama

pengalaman
semakin

produktivitasnya

juga

tinggi.

Dengan

Chamdi (2003) mengemukakan,

pengalaman beternak yang cukup

semakin muda usia peternak (usia

lama memberikan indikasi bahwa

produktif 20-45 tahun) umumnya

pengetahuan

ketrampilan

rasa

manajemen

sesuatu semakin tinggi dan minat

peternak

dan

terhadap

keingintahuan

terhadap

pemeliharaan ternak mempunyai

untuk

kemampuan

introduksi

teknologi

Menurut Abidin dan Simanjuntak

tinggi.

Tarmidi

(1997),

menyatakan,

yang

lebih

faktor

baik.

penghambat

mengadopsi

terhadap
semakin
(1992)

orang

muda

berkembangnya peternakan pada

memiliki kemampuan fisik yang

suatu

kuat

daerah

tersebut

dapat

juga

mempunyai

faktor-faktor

kemampuan berfikir lebih tajam

topografi, iklim, keadaaan sosial,

serta lebih mudah menerima hal-

tersedianya

hal

berasal

dari

makanan

bahan-bahan
rerumputan

atau

baru

ada

pengalaman

pengetahuan

peternak

masyarakat

dimiliki
sangat

menentukan pula perkembangan
peternakan didaerah itu.
Parameter
ternyata

secara

mampu

mengembangkan usahanya dan

penguat, disamping itu faktor
yang

serta

kemungkinan

menambah

serta

metode

budidaya di bidang usaha ternak
sapi potong.
Parameter

biaya

pakan

ternyata secara statistik signifikan
peternak
commit to user
mempengaruhi
variabel
statistik tidak

umur

15

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pendapatan petani ternak dengan

jumlah

pakan

tingkat kepercayaan 99%. Pada

akan

dapat

koefisien parameter biaya pakan

pendapatan, karena sejalan akan

menunjukkan angka (-451,0363).

menyebabkan capaian tambahan

Angka ini berarti menunjukkan

bobot badan harian yang lebih

adanya pengaruh atau hubungan

tinggi pula. Namun pada sisi yang

yang negatif antara biaya pakan

lain menurut Basuno, dkk., (1995)

di Kabupaten wonogiri dengan

dan Bambang Winarso, (2004)

pendapatan

petani

apabila

Kabupaten

Wonogiri.

ternak

di

yang

diberikan

meningkatkan

waktu

pemeliharaan

Artinya

dilakukan semakin panjang (lama)

apabila biaya pakan meningkat

maka biaya pakan juga cenderung

maka pendapatan petani ternak

akan

akan turun. Kenaikan kompenen

sehingga pada akhirnya malah

bahan pakan akan menyebabkan

akan

mengurangi

pembengkaan

yang

diperoleh

untuk

biaya

produksi

pemeliharaan

ternak,

semakin

dari total biaya.

pandapatan yang akan diterima

Parameter

akan

pendapatan

karena

biaya

pakan adalah komponen terbesar

mengurangi

sehingga

meningkat,

biaya

obat

ternyata secara statistik signifikan

peternak.
Peranan

faktor

jumlah

mempengaruhi

variabel

usaha

pendapatan petani ternak dengan

potong

tingkat kepercayaan 95%. Pada

umumnya sangat signifikan dan

koefisien parameter biaya obat

kontribusinya juga cukup besar

menunjukkan angka (-151,9007).

terhadap pendapatan yang akan

Angka ini berarti menunjukkan

diperoleh peternak. Pada usaha

adanya pengaruh atau hubungan

pemeliharaan

yang negatif antara biaya obat di

pemberian

pakan

pemeliharaan

pada

sapi

sapi

potong

Kabupaten
(kereman) dalam batas waktu
commit to user
pendapatan
tertentu peningkatan kualitas dan

Wonogiri
petani

dengan

ternak

di

16

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Artinya

yang positif antara penggunaan

meningkat

kredit di Kabupaten Wonogiri

maka pendapatan petani ternak

dengan pendapatan petani ternak

akan turun. Pemberian obat yang

di Kabupaten Wonogiri. Artinya

dimaksud pada analisis ini terdiri

apabila peternak menggunakan

dari (obat cacing dan vitamin),

Kredit KKP-E maka pendapatan

dengan

untuk

petani ternak akan meningkat,

meningkatkan tingkat kesehatan

bila tidak menggunakan kredit

ternak, melindungi dari penyakit

KKP-E tidak akan menambah

serta

pendapatan.

Kabupaten

Wonogiri.

apabila Biaya obat

tujuan

memberikan

untuk

dorongan

meningkatkan

produksi

melalui

vitamin.

Bilamana

penggunaan
komponen

harga obat dan vitamin naik akan
mempengaruhi

akan

statistik

tidak

pendapatan petani ternak.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
pada

usaha

peternakan

sapi

peternak pengguna KKP-E dan

diterima.
Parameter

penggunaan

kredit ternyata secara statistik
signifikan mempengaruhi variabel
pendapatan petani ternak dengan
tingkat kepercayaan 95%. Pada

(penggunaan

secara

signifikan mempengaruhi variabel

mempenagruhi

pendapatan peternak yang akan

koefisien

ternyata

pengeluaran

untuk biaya kesehatan ternak,
sehingga

Parameter penguasaan lahan

hasil

parameter

D1
kredit)

menunjukkan angka (2.183.539).

peternak bukan pengguna KKP-E
di Kabupaten Wonogiri dapat
ditarik kesimpulan bahwa hasil
analisis

variabel

modal

penggunaan kredit diperoleh thitung sebesar 2,381 lebih besar
daripada

t-tabel

sebesar

1,168

dengan nilai signifikansi 0,021

lebih kecil dari batas kesalahan
Angka ini berarti menunjukkan
commit to yang
user dapat terjadi yaitu 0,050
adanya pengaruh atau hubungan

17

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

variabel

kredit

berpengaruh

nyata

pemerintah

melalui

petugas

pendapatan

petani

kecamatan

kepada

semua

terhadap

penggunaan

sosialisasi mengenai KKP-E oleh

sehingga

ternak pada tingkat kepercayaan

kelompok tani sehingga seluruh

95%.

petani anggota kelompok tani

Koefisien

menunjukkan

angka

regresi
2183539,

menjadi

paham

mengenai

angka ini berarti menunjukkan

program pemerintah dalam hal

adanya pengaruh atau hubungan

kredit atau bantuan permodalan

yang positif antara penggunaan

utamanya

kredit di Kabupaten Wonogiri

pengaruh dan manfaatnya dalam

dengan pendapatan petani ternak

pengembangan usahatani.

KKP-E

beserta

di Kabupaten Wonogiri. Artinya
apabila peternak menggunakan

DAFTAR PUSTAKA

Kredit KKP-E maka pendapatan

Abidin, A dan Simanjuntak, D.
1997. Ternak Sapi Potong.
petani ternak akan meningkat,
Direktorat
Jenderal
bila tidak menggunakan kredit
Peternakan, Jakarta
Aliman.
2000. Modul Ekonometrika
KKP-E tidak akan menambah
Terapan. PAU Studi Ekonomi
pendapatan.
UGM, Yogyakarta.
Ashari. 2009. Peran Perbankan
Berdasarkan hasil penelitian
Nasional dalam Pembiayaan
dan kesimpulan, dapat diketahui
Sektor
Pertanian
di
Indonesia. Forum Penelitian
bahwa
KKP-E
memberikan
Agro Ekonomi. 27 (1): 13-27.
manfaat dan pengaruh terhadap
Pusat
Analisis
Sosial
Ekonomi dan Kebijakan
pendapatan petani ternak, namun
Pertanian.
demikian, belum banyak petani
Asri, M. Dan M. Hidayat, 1984.
Linier Programming. Edisi
ternak yang mengetahui adanya
Kedua BPFE, Jogyakarta.
KKP-E sehingga tidak banyak
Aviliani. 2008. Peran BRI dalam
Membangun
Ekonomi
petani yang mengakses program
Berbasis
Agribisnis
yng
KKP-E.
Hal
yang
dapat
Tangguh dan Kompetitif.
commit to user
Agrimedia. 13 (1): 7-12.
disarankan
adalah
adanya

18

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Basuno, E., Sabrani. M., dan
Ruminansia.
UI
Press,
Sunandar, N. 1995. Diskripsi
Jakarta.
dan analisis produksi usaha
Rahim, A dan Hastuti, DRW.
sapi perah di Pujon, Malang,
2007. Ekonomi Pertanian.
Jawa
Timur.
Seminar
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nasional
Sains
dan
Siregar, A.P., 1984. Peranan Ternak
Teknologi
Peternakan.
dan Pakan Dalam Usahatani.
Balitnak, Bogor.
Risalah Lokakarya Teknologi
Chamdi, AN. 2003. Kajian Profil
dan Dampak Penelitian Pola
Sosial Ekonomi Usaha Kambing
Tanam
dan
Usahatani,
di
Kecamatan
Kradenan
Bogor.
Kabupaten
Grobogan.
Soekartawi, A. Soehardjo, J.L.
Prosiding Seminar Nasional
Dillon, J.B. Hardaker, 1986.
Teknologi Peternakan dan
Ilmu Usahatani dan Penelitian
Veteriner.
Puslitbang
untuk Pengembangan Petani
Peternakan
Departemen
Kecil. UI – Press, Jakarta.
Pertanian, Bogor.
Soetriono. Suwandari, A. Rijanto.
Gujarati,
Damodar,
1999.
2006.
Pengantar
Ilmu
Ekonometrika
Dasar,
Pertanian.
Bayumedia
Terjemahan Sumarno Zain,
Publishing, Malang.
Cetakan 6 Gelora. Aksara
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani.
Pratama, Jakarta.
Edisi
Revisi.
Penebar
Kementerian Pertanian, 2012.
Swadaya, Jakarta.
Pedoman Teknis Skim Kredit
Susanti, I., Arief Daryanto,
Ketahanan Pangan dan Energi
Muladno, 2012. Kebijakan
(KKP-E).
Direktorat
Pemerintah
Dalam
Pembiayaan
Pertanian
Pembiayaan
Usaha
Direktorat
Jenderal
Pembibitan Ternak Sapi.
Prasarana
dan
Sarana
Jurnal
Manajemen
dan
Pertanian,
Kementerian
Agribisnis. 9 (3): 137-145.
Pertanian, Jakarta.
Manajemen dan Bisnis, IPB.
__________________,
2014.
Tarmidi, Lepi T.(1992). Ekonomi
Pedoman Teknis Skim Kredit
Pembangunan. Pusat Antar
Ketahanan Pangan dan Energi
Universitas, Studi Ekonomi,
(KKP-E).
Direktorat
Universitas Indonesia.
Pembiayaan
Pertanian
Winarso,
2004.
Prospek
Direktorat
Jenderal
Pengembangan Usaha Ternak
Prasarana
dan
Sarana
Sapi Potong di Kalimantan
Pertanian,
Kementerian
Timur. Working Paper. Pusat
Pertanian, Jakarta.
Penelitian
dan
Parakkasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi
Pengembangan
Sosial
dan
Makanan
Ternak
commit to user Ekonomi Peternakan, Bogor.

19