HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU Hubungan antara kepercayaan diri dengan Penyesuaian sosial pada mahasiswa baru Angkatan 2013 universitas muhammadiyah Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
AISA DWI OCTABRIANI
F 100 090 101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Oleh :
AISA DWI OCTABRIANI
F 100 090 101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
AISA DWI OCTABRIANI
F100090101
ABSTRAKSI
Penyesuaian sosial sangat dibutuhkan oleh mahasiswa baru. Mahasiswa
baru diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang baik, agar mereka mampu
menjalankan aktifitasnya tanpa ada kendala dari lingkungan sosialnya. Pada
kenyataannya tidak semua mahasiswa dapat melakukan penyesuaian sosial
dengan baik. Beberapa mahasiswa terlihat menyendiri dan tidak bergabung
dengan teman baru mereka. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap berbagai kelompok di lingkungan sosialnya, baik kelompok teman
sebaya maupun kelompok orang dewasaTujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial pada
mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis
yang diajukan yaitu: Ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan
penyesuaian sosial pada mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
cluster random Sampling yaitu melakukan random pada fakultas yang akan
dikenai penelitian, sehingga terpilihlah 4 fakultas dengan jumlah subjek 100
orang. Karakteristik sampelnya adalah mahasiswa baru angkatan 2013 yang
berusia 18-21.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari
pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,704 dengan p < 0,01
artinya ada hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan
penyesuaian sosial. Hasil menunjukkan hipotesis diterima. Sumbangan efektif
variabel kepercayaan diri terhadap penyesuaian sosial sebesar 49,6% yang
ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,496. Hasil penelitian tersebut tidak
hanya dipengaruhi oleh kepercayaan diri saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar kepercayaan diri yaitu sebesar 50,4%. Rerata empirik variabel
kepercayaan diri sebesar 85,78 dan rerata hipotetik sebesar 65 yang berarti
kepercayaan diri subjek tergolong tinggi. Rerata empirik penyesuaian sosial
sebesar 115,42 dan rerata hipotetik sebesar 87,5 yang berarti penyesuaian sosial
subjek tergolong tinggi.
Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Penyesuaian Sosial
v
yakni jenjang pendidikan perguruan
PENDAHULUAN
tinggi.
Manusia adalah mahluk sosial,
yang berarti manusia tidak dapat
Ketika remaja masuk kedalam
hidup sendiri. Didalam situasi dan
perguruan tinggi, mereka juga masuk
keadaan seperti apapun manusia
ke dalam lingkungan baru yang
selalu
tentunya sangat
membutuhkan
keberadaan
berbeda dengan
hidupnya.
lingkungan dimana mereka berasal.
Dorongan atau motif sosial pada
Dalam lingkungan baru tersebut
manusia,
mendorong
banyak terdapat mahasiswa baru
mencari
orang
orang
lain
dalam
manusia
lain
yang
untuk
berasal
dari
yang
kebiasaan
dan
mengadakan hubungan atau interaksi
berbeda,
sehingga
terjadi
norma yang berbeda pula. Bukan
interaksi antara manusia satu dengan
hanya itu banyak mahasiswa baru
manusia yang lain. (Walgito, 2000).
tersebut juga harus menyesuaikan
memungkinkan
Menurut
Apollo
diri
(dalam
di
dengan
daerah
lingkungan
kost
yang
Santoso dan Brotowidagdo, 2012)
notabene merupakan tempat tinggal
dalam hal pencarian jati diri selain
mereka sementara ketika mereka
dimasyarakat,
menempuh
sekolah
juga
pendidikan
di
suatu
memberikan andil yang cukup besar
perguruan tinggi yang jauh dari
dalam membentuk kepribadian dan
daerah asal. Dengan adanya situasi
pola pikir remaja. Karena banyak
tersebut mahasiswa baru diharapkan
waktu yang dilalui oleh remaja salah
dapat
satunya di lingkungan sekolah. Tidak
dilingkungan sosial dimana mereka
berbeda halnya dengan masalah yang
berada.
terjadi
di
lingkungan
menyesuaikan
Penyesuaian
perguruan
sosial
diri
sangat
tinggi. Maka dari itu remaja harus
diperlukan oleh mahasiswa baru agar
mampu beradaptasi dan berinteraksi
mereka dapat diterima dan dapat
dengan lingkungan dan keadaan
menjalani
yang baru. Salah satu hal baru yang
baik. Didunia perguruan tinggi atau
ditemui remaja adalah masuknya
dunia perkuliahan individu akan
remaja ke lingkungan baru mereka
menemui lingkungan dan metode
1
kehidupannya
dengan
belajar yang berbeda pada saat
sosial
mereka
(Budiman,
dalam
Maharani
dan
Andayani
1999).
Dapat
juga
berada
di
lingkungan
sekolah.
dalam
lingkungannya
diketahui dari berbagai berita atau
Penyesuaian diri merupakan
satu proses yang mencakup proses
ulasan
proses mental dan tingkah laku yang
perilaku menyimpang remaja dalam
merupakan
berbagai media, baik media cetak
berhasil
usaha
individu
mengatasi
agar
mengenai
maupun
kebutuhan,
masalah
elektronik.
dan
Penggunaan
ketegangan, konflik dan frustasi yang
NAPZA, perkelahian antar pelajar,
dialami
dan pergaulan bebas merupakan
dalam
dirinya.
Usaha
individu tersebut bertujuan untuk
beberapa
memperoleh
maladjustment
remaja
keharmonisan antara tuntutan dalam
menunjukkan
ketidakmampuan
diri dengan apa yang diharapkan oleh
melakukan penyesuaian baik dengan
lingkungan,
dirinya sendiri maupun penyesuaian
keselarasan
hal
dan
tersebut
di
bentuk
Remaja-remaja
Agustiani, 2009). Oleh sebab itu
remaja yang baru saja lulus Sekolah
mengalami
Menengah
menyesuaikan
dan
baru
yang
terhadap lingkungan sosialnya.
ungkapkan oleh Schneiders (dalam
Atas
perilaku
saja
yang
kesulitan
dalam
diri
dengan
memasuki dunia pergguruan tinggi
lingkungan sosialnya tampak dengan
ini di tuntut mampu menyelaraskan
banyaknya
harapan
dan
yang
dengan
tuntutan
kebutuhan
yang
mereka
ada
perilaku
dilakukan
menyimpang
remaja,
seperti
misalnya pergaulan bebas (Budiman,
di
lingkungan baru, agar mereka dapat
dalam
Maharani
dan
Andayani
menjalani kehidupan dilingkungan
1999). Seperti contoh kasus yang
barunya dengan baik.
terdapat pada harian surat kabar
pengamatan
Kompas yang terbit pada tanggal 25
sehari-hari,
januari 2001 menyebutkan bahwa
kenyataan memperlihatkan bahwa
tidak semua remaja, sebagai pelajar
tidak semua remaja berhasil atau
mampu
mampu
penyesuaian sosial dalam lingkungan
Berdasarkan
dalam
kehidupan
melakukan
penyesuaian
2
melaksanakan
tugas
belajarnya. Hal ini terbukti dengan
dengan kepercayaan diri yang cukup,
banyaknya kasus-kasus di sekolah
seseorang
seperti pelanggaran terhadap aturan
mengaktualisasikan
sekolah, perkelahian antara pelajar,
dimilikinya
siswa yang tidak dapat bekerja sama
mantap. Oleh sebab itu kepercayaan
atau berinteraksi dengan teman, dan
diri yang tinggi sangat dibutuhkan
sebagainya (Kompas, 2001)
oleh mahasiswa baru agar mereka
Salah
satu
faktor
mampu
yang
individu
akan
dapat
potensi
yang
dengan
yakin
mengoptimalkan
dan
potensi
mempengaruhi penyesuaian sosial
yang mereka miliki dan agar mereka
individu adalah kepercayaan diri. Ali
menyesuaikan diri dengan metode
(2009) mengatakan proses dalam
belajar dan lingkungan baru yang
mencapai penyesuaian sosial secara
berbeda dengan metode belajar dan
positif ditandai oleh kepercayaan
lingkungan mereka berasal.
Adapun tujuan dari penelitian
terhadap diri sendiri, orang lain, dan
segala
sesuatu
di
luar
ini adalah sebagai berikut:
dirinya,
sehingga tidak pernah merasa tersisih
1. Mengetahui
dan kesepian. Salah satu faktor yang
kepercayaan
perlu
apabila
penyesuaian sosial mahasiswa
mahasiswa tersebut ingin melakukan
baru Universitas Muhammadiyah
interaksi
Surakarta
dikembangkan
dengan
lingkungan
hubungan
antara
diri
dengan
sosialnya adalah kepercayaan diri,
2. Mengetahui tingkat kepercayaan
karena dengan adanya kepercayaan
diri mahasiswa baru Universitas
diri
Muhammadiyah Surakarta
akan
membuat
mahasiswa
3. Mengetahui tingkat penyesuaian
tersebut berhasil dalam menjalani
suatu proses penyesuaian sosial,
sosial
meskipun masih banyak lagi faktor
Universitas
faktor yang mendukung lainnya, hal
Surakarta
tersebut dikemukakan oleh Kenneth
4. Mengetahui
seberapa
pengaruh
kepercayaan
(1992).
Agung,
2005)
mengatakan
3
baru
Muhammadiyah
terhadap penyesuaian sosial
Burns (dalam Iswidharmanjaya
dan
mahasiswa
besar
diri
Gerungan (2000), menjelaskan
dengan orang lain, terbebas dari
bahwa secara umum penyesuaian
konflik dan perasaan yang menekan,
adalah mengubah diri sesuai dengan
sehingga
keadaan
perasaan puas, superior, manambah
lingkungan
ataupun
akan
mengubah lingkungan sesuai dengan
harga
keadaan
aktivitas psikis.
dirinya
sehingga
ada
yang
yaitu
lingkungan
a. Penampilan nyata
Perilaku
yang
mempengaruhi indivudu. Sedangkan
sesuai
menurut
kelompok
Chaplin
(2006)
memperlancar
aspek penyesuaian sosial, yaitu:
mempengaruhi
lingkungan dan penyesuaian bersifat
pasif
serta
Hurlock (2002) ada empat
penyesuaian yang bersifat aktif, yaitu
individu
diri,
menimbulkan
dalam
sosial
individu
dengan
standart
atau
memenuhi
kamus psikologi menjelaskan bahwa
harapan
penyesuaian sosial adalah penjalinan
individu akan diterima sebagai
hubungan secara harmonis atau relasi
anggota kelompok. Bentuk dari
dengan
penampilan nyata ini adalah
lingkungan
sosial,
kelompok
maka
mempelajari pola tingkah laku yang
aktualisasi
diri,
diperlukan atau mengubah kebiasaan
menjalin
hubungan
yang ada sedemikian rupa sehingga
manusia, dan kesediaan untuk
cocok bagi masyarakat sosial.
terbuka pada orang lain.
Diungkapkan
oleh
b. Penyesuaian
Hurlock
seseorang
diri
antar
terhadap
berbagai kelompok
(2006) penyesuaian sosial sebagai
keberhasilan
ketrampilan
Individu
untuk
dapat
menyesuaiakan diri dengan orang
menyesuaikan diri dengan baik
lainpada umumnya dan terhadap
terhadap
kelompoknya pada khususnya.
baik kelompok teman sebaya
berbagai
kelompok
juga
maupun
kelompok
orang
menambahkan, bahwa bila individu
dewasa.
Bentuk
dari
berhasil
penyesuaian
Meichiati
penyesuaian
(1983)
dalam
sosial,
melakukan
maka
akan
terbentuk relasi sosial yang baik
4
diri
kerjasama
dengan
tanggung
jawab
adalah
kelompok
dan
setia
kawan.
Individu
kepercayaan
yang
terhadap
diri
mempunyai kesanggupan untuk
sendiri, orang lain dan segala
bertindak secara terbuka dan
sesuatu di luar dirinya, sehingga
sanggup menerima kritik, serta
tidak pernah merasa tersisih dan
tindakannya
kesepian.
murni
dapat
sehingga
bersifat
Baron dan Byrne (Sarwono,
sanggup
memperbaiki tindakan-tindakan
2000)
aspek
penyesuaian
sosial
yang tidak sesuai lagi dengan
muncul dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Perilaku
berbagai kelompok sosial.
Pengeruh sosial normatif
c. Sikap sosial
Individu
menunjukkan
sikap
dapat
akan
membawa
yang
perilaku
sikap
individu
dan
untuk
menyenangkan terhadap orang
menyesuaiakan dirinya dengan
lain, terhadap partisipasi sosial
orang lain atau kelompok.
b. Penampilan
serta terhadap perannya dalam
kelompok maka individu akan
Penyesuaian terhadap apa
menyesuaikan diri dengan baik
yang berlaku yang berkenaan
secara sosial. Bentuk dari sikap
dengan penampilan. Hal ini
ini adalah ikut dalam kegiatan
terjadi karena individu enggan
sosial
disebut orang yang menyimpang
dalam
masyarakat,
atau terkucil dan merasa takut
empati, dan ringan tangan.
terhadap ketidaksamaan.
d. Kepuasan pribadi
c. Pandangan
Individu harus merasa puas
dengan
kontak
sosial
Individu
dan
akan
mulai
perannya dalam situasi sosial.
mempertanyakan
Bentuk dari kepuasan pribadi
orang tentang dirinya, sehingga
adalah kehidupan bermakna dan
individu harus punya ciri khas
terarah,
sendiri.
keterampilan,
dan
pandangan
yang
Schneider (dalam Agustiani,
mempunyai kepuasan pribadi
2009) mengemukakan, penyesuaian
secar
sosial yang dilakukan oleh individu
percaya
diri.
positif
Individu
ditandai
oleh
5
b. Faktor
dapat dipengaruhi oleh berbagai
sekolah
faktor. Sebagai berikut:
a. Faktor
kondisi
meliputi
fisik
faktor
sekolah,
mempunyai
sebagai
yang
lingkungan
peranan
media
untuk
mempengaruhi
keturunan,
kehidupan
kesehatan, bentuk tubuh dan hal-
intelektual, sosial, dan moral para
hal lain yang berkaitan dengan
siswa.
c. Faktor
fisik
b. Faktor
perkembangan
kematangan,
yang
masyarakat,
keadaan
lingkungan masyarakat dimana
dan
individu
meliputi
berada
merupakan
perkembangan intelektual, sosial,
kondisi yang menentukan proses
moral dan kematangan emosional
penyesuaian
sosial
karena
masyarakat
merupakan
suatu
c. Faktor psikologis, yang meliputi
pengalaman
kelompok sosial yang paling
individu, frustasi dan konflik,
besar dan sangat mempengaruhi
dan kondisi-kondisi psikologis
pola hidup anggotanya
faktor-faktor
seseorang dalam penyesuaian diri
d. Faktor kepercayaan diri, faktor
d. Faktor lingkungan, yaitu kondisi
keberhasilan penyesuaian sosial
lingkungan,
secara positif ditandai dengan
seperti kondisi keluarga, kondisi
adanya kepercayaan diri terhadap
rumah dan sebagainya.
diri sendiri, kepercayaan diri
yang
ada
pada
terhadap
e. Faktor budaya, termasuk adat
orang
lain
dan
istiadat yang turut mempengaruhi
kepercayaan diri terhadap segala
penyesuaian diri seseorang.
sesuatu diluar dirinya, sehingga
individu tidak merasa tersisih dan
Ali (2009) ada empat faktor
yang
mempengaruhi
kesepian
penyesuaian
Kepercayaan diri secara bahasa
sosial individu, yaitu:
lingkungan
menurut Vandenbos (2006) adalah
keluarga merupakan faktor yang
percaya pada kapasitas kemampuan
paling utama bagi perkembangan
diri dan terlihat sebagai kepribadian
penyesuaian
yang
a. Faktor
keluarga,
individu
untuk
positif.
Pendapat
itu
menunjukkan bahwa orang yang
hidup layak dan berhasil.
6
percaya diri memiliki keyakinan
dan
untuk
mencoba
sukses.
Lautser
(2002)
kemudian
lagi
dengan
mantap
(Widarso,
2005).
menyatakan bahwa kepercayaan diri
Seperti yang dikemukan oleh Hakim
salah
(2002), yaitu percaya diri setiap
satu
kepribadian
mengganti
pengembangan
seseorang
orang merupakan salah satu kekuatan
untuk
kelemahan
jiwa
dengan
yang
sangat
menentukan
kelebihan dalam diri serta menerima
berhasil
tidaknya orang tersebut
sesuai kenyataan yang ada.
dalam mencapai berbagai tujuan
hidupnya.
Kepercayaan
diri
satu aspek kepribadian yang paling
merupakan
kepercayaan
akan
penting
kemampuan
Kepercayaan diri adalah salah
pada
seseorang.
yang
dimiliki
serta
Kepercayaan diri merupakan atribut
dapat memanfaatkannya secara tepat
yang paling berharga pada diri
(Hasan,
seseorang
2004)
dalam
kehidupan
dalam
Lauster
bermasyarakat, dikarenakan dengan
2010)
Iswidharmanjaya,
(Ghufron
dan
kepercayaan diri, seseorang mampu
Risnawita,
mengaktualisasikan segala potensi
aspek-aspek kepercayaan diri , yaitu:
dirinya. Kepercayaan diri merupakan
a. Keyakinan akan kemampuan diri,
sikap
mengemukakan
sesuatu yang urgen untuk dimiliki
yaitu
positif
setiap individu. Kepercayaan diri
tentang
diperlukan baik oleh seorang anak
mengerti sungguh-sungguh akan
maupun orangtua, secara individual
apa yang dilakukan.
dirinya
individu
bahwa
ia
b. Optimisme, yaitu sikap positif
maupun kelompok (Risnawati &
Ghufron, 2010).
individu
Dengan memiliki percaya diri,
berpandangan
yang
baik
selalu
dalam
seseorang dapat melakukan apa pun
menghadapi segala hal tentang
dengan keyakinan bahwa itu akan
diri, harapan, dan kemampuan.
berhasil,
apabila
gagal,
c. Objektif , yaitu sikap individu
seseorang tidak lantas putus asa,
yang memandang permasalahn
tetapi
ataupun segala sesuatu sesuai
tetap
ternyata
masih
mempunyai
semangat, tetap bersikap realistis,
7
d. Memiliki
dengan kebenaran pribadi atau
bersoasialisasi
menurut dirinya sendiri benar.
d. Bertanggung
kesediaan
jawab,
individu
e. Tahan
yaitu
realistis,
menghadapi
f. Selalu bereaksi positif dalam
telah menjadi konsekuensinya.
dan
dalam
tantangan
untuk
menanggung segala sesuatu yang
e. Rasional
kemampuan
menghadapi berbagai masalah,
yaitu
misalnya dengan tetap tegar,
kemampuan menganalisa suatu
sabar
masalah, sesuatu hal, sesuatu
menghadapi masalah
kejadian dengan menggunakan
dan
Karakteritik
tabah
dalam
individu
yang
pemikiran yang dapat diterima
memiliki kepercayaan diri rendah
oleh akal dan sesuai dengan
menurut Hakim (2002) yaitu :
kenyataan.
a. Mudah cemas dalam menghadapi
Kumara (Yulianto dan Nashori,
2006) bahwa ada
empat
persoalan
aspek
b. Sulit
c. Gugup dan terkadang berbicara
menghadapi masalah, bertanggung
terhadap
keputusan
timbulnya
ketegangan dalam situasi
kepercayaan diri yaitu, kemampuan
jawab
menetralisasi
terbata bata
dan
dalam
d. Kurang memiliki kelebihan pada
bergaul, dan kemampuan menerima
bidang tertentudan tidak tahu
kritik.
cara mengembangkan diri untuk
tindakannya,
Menurut
kemampuan
Hakim
memiliki kelebihan tertentu
(2002)
e. Sering menyendiri dari kelompok
karakteristik individu yang memiliki
kepercayaan diri tinggi antara lain :
yang memiliki kemampuan lebih,
a. Selalu bersikap tenang di dalam
mudah putus asa dan cenderung
tergantung pada orang lain dalam
mengejakan segala sesuatu
mengatasi masalah
b. Mampu menetralisasi ketegangan
f. Sering bereaksi negatif dalam
yang muncul dalam berbagai
menghadapi masalah, misalnya
situasi
dengan menghindari tanggung
c. Mampu menyesuaikan diri dan
jawab atau mengisolasi diri, yang
berkomunikasi diberbagai situasi
8
menyebabkan rasa tidak percaya
membentuk rasa percaya diri
diri pada individu semakin buruk
sehingga mempengaruhi pikiran
Lauster
(2002)
dan
kepercayaan
tingkah
laku
individu
tersebut.
diri dipengaruhi oleh beberapa faktor
Inge Pudjiastuti (2010) Rasa
di antaranya adalah:
percaya diri (self confidence) adalah
a. Kondisi fisik
Kondisi
fisik
keyakinan
seseorang
seseorang
akan
perasaan
kemampuan yang dimiliki untuk
percaya diri berkembang lebih
menampilkan perlaku tertentu atau
kuat namun ada juga yang
untuk
kurang
berkembang.
tertentu.Kepercayaan diri merupakan
Apabila rasa percaya diri kurang
hal yang penting dalam melakukan
kuat
penyesuaian sosial. Mahasiswa baru
dapat
menimbulkan
kuat
berkembang,
tergantung
hal
seseorang
mengatasi
ini
yang
dalam
mencapai
memiliki
mudah
diri
berinteraksi
dengan
sosialnya.
Mampu
kelompok
b. Cita-cita
Seseorang yang bercita-
menyesuaikan
normal
berkomunikasi
akan
kepercayaan
tinggi akan mudah diterima dah
kelemahan-
kelemahnnya.
cita
target
memiliki
diri
dan
diberbagai
menghadapi
situasi,
kepercayaan diri karena tidak
mampu
ketegangan
ada perlunya untuk menutupi
yang muncul dalam situasi tertentu,
kekurang percayaan pada diri
bersikap
tenang,
mampu
sendiri dengan cita-cita yang
bersosialisasi
dengan
lingkungan
berlebihan.
sekitarnya. Hal hal tersebut menjadi
pendukung seorang mahasiswa baru
c. Sikap hati-hati
Seseorang yang percaya
dalam
diri tidaklah bersikap hati-hati
sosial.
secara berlebihan.
Sebaliknya mahasiswa baru yang
penyesuaian
memiliki kepercayaan diri rendah
d. Pengalaman
Pengalaman
dalam
melakukan
kehidupan
seseorang
seperti kurang mampu bersosialisasi,
dapat
sering menyendiri dari kelompok
9
yang memiliki kemampuan lebih,
hubungan yang baik di lingkungan
mudah putus asa dan cenderung
baru mereka baik dengan teman
tergantung pada orang lain dalam
sebaya
mengatasi masalah, mudah cemas,
orang dewasa. Begitu juga dengan
sikap sikap seperti itulah yang dapat
mahasiswa
membuat seorang mahasiswa susah
penyesuaian
atau sulit melakukan penyesuaian
ditandai dengan sikap tingkah laku
sosial.
yang salah, tingkah lakunya tidak
Seorang
mahasiswa
maupun
baru
yang
sosial
dengan
memiliki
rendah
akan
remaja
ataupun
terarah, sering emosional, sikap yang
yang
memiliki
tidak realistis, dan agresif (Surya,
baru
kepercayaan
mereka
diri
yang
dalam Nurdin 2009).
baik,
Ada hubungan positif antara
mahasiswa baru akan mampu dan
diri
kepercayaan diri dengan penyesuaian
biasa
sosial pada mahasiswa baru angkatan
disebut penyesuaian social (social
2013 UMS. Artinya, semakin tinggi
adjustment). Karena mahasiswa baru
kepercayaan diri pada mahasiswa,
yang dapat melakukan penyesuaian
maka akan semakin tinggi pula
sosial
penyesuaian sosial yang dimiliki dan
berhasil
menyesuaikan
dilingkungan
dengan
sosial
yang baik
sikap
atau
akan ditandai
tidak
sebaliknya
menunjukan
semakin
rendah
adanya ketegangan emosional, tidak
kepercayaan diri pada mahasiswa,
menunjukan
maka
mekanisme
adanya
mekanisme-
psikologis,
semakin
rendah
pula
penyesuaian sosial yang dimiliki
tidak
mahasiswa.
menunjukan adanya frustasi pribadi,
memiliki pertimbangan rasional dan
pengarahan
diri,
mampu
dalam
METODE PENELITIAN
Sampel
belajar, menghargai pengalamannya,
penelitian
bersikap realistis dan objektif (Surya,
subjek,
dalam
Dengan
diambil 25 mahasiswi yang berumur
kepercayaan diri yang tinggi mereka
18-21 dan aktif kuliah. Tekhnik
akan mampu berinteraksi dengan
pengambilan sampel menggunakan
orang lain, akan mampu membina
purposive sampling.
Nurdin
2009).
10
masing-masing
100
fakultas
Pengumpulan
data
kepercayaan
diri
yang
dimiliki
menggunakan skala kepercayaan diri
mahasiswa tinggi, maka penyesuaian
dan skala penyesuaian sosial. Teknik
sosialnya juga baik atau positif.
analisis data menggunakan korelasi
Hasil penelitian kepercayaan
product moment.
diri menunjukkan bahwa rata-rata
subjek memiliki kepercayaan diri
yang tinggi dengan rerata empirik
HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil
sebesar 85,78. Hasil ini ditunjukkan
perhitungan diperoleh nilai koefisien
dengan 38% kepercayaan diri yang
rxy = 0,704 dengan p ≤ 0,01 sehingga
sangat tinggi, 59% kepercayaan diri
dapat
hasil
yang tinggi, dan 3% kepercayaan diri
penelitian ini menunjukkan adanya
dalam kategori sedang. Subjek dalam
hubungan positif yang signifikan
penelitian ini yakni mahasiswa baru
antara
angkatan
Berdasarkan
disimpulkan
bahwa
kepercayaan
diri
dan
2013
di
Universitas
penyesuaian sosial mahasiswa baru
Muhammadiyah
di
menunjukkan bahwa rata-rata subjek
Universitas
Muhammmadiyah
surakarta
Surakarta, dalam artian semakin
memiliki
tinggi kepercayaan diri pada subjek
tinggi, hal ini dapat dilihat dari 100
penelitian
subjek terdapat 59 subjek yang
maka
penyesuaian
semakin
sosialnya
tinggi
memiliki
dan
sebaliknya
semakin
rendah
tinggi.
kepercayaan
diri
subjek
diartikan
pada
kepercayaan
yang
diri
kepercayaan
Kondisi
diri
tersebut
bahwa
yang
yang
dapat
aspek-aspek
penelitian maka semakin rendah pula
kepercayaan diri, seperti keyakinan
penyesuaian sosialnya. Hal ini sesuai
dan
yang diungkapkan oleh Ali (2009)
objektif, bertanggung jawab dan
proses dalam mencapai penyesuaian
rasional realistis semuanya dapat
sosial secara positif ditandai oleh
diterima secara optimal oleh subjek
kepercayaan terhadap diri sendiri,
penelitian.
orang lain, dan segala sesuatu di luar
sebagian
dirinya,
kepercayaan
sehingga
tidak
pernah
kemampuan
Hal
besar
diri,
ini
dilingkungan kampus.
merasa tersisih dan kesepian. Jika
11
menandakan
subjek
diri
optimis,
yang
memiliki
tinggi
menyenangkan dalam berhubungan
Hasil penelitian penyesuaian
subjek
dengan orang lain dan merasa puas
memiliki penyesuaian sosial yang
karena dapat berhubungan dengan
tinggi pula dengan rerata empirik
kelompok
sebesar 115,42. Hal ini ditunjukkan
kelemahan-kelemahan diri sendiri
dengan
memiliki
sehingga individu dapat melakukan
penyesuaian sosial dalam kategori
penyesuaian sosial dengan baik tanpa
sangat
hambatan.
sosial
bahwa
rata-rata
29%
tinggi,
subjek
69%
penyesuaian
sosial dalam kategori tinggi, 1%
sosial
Peranan
dan
menerima
atau
sumbangan
dalam kategori sedang dan 1%
efektif
penyesuaian sosial dalam kategori
terhadap
rendah. Hal ini dapat dilihat dari 100
ditunjukkan
subjek terdapat 69 subjek yang
determinan (r²) = 0,496. Hal ini
memiliki penyesuaian sosial yang
berarti terdapat 50,4% faktor-faktor
tinggi, hal ini berarti sebagian besar
lain yang memberikan sumbangan
subjek mampu menyesuaikan diri di
efektif terhadap penyesuaian sosial.
lingkungan sosialnya, khususnya di
Faktor penyesuaian sosial menurut
lingkungan kampus. Hal ini sesuai
Ali
dengan pendapat Hurlock (2002)
keluarga,
bahwa
lingkungan
individu
memiliki
kepercayaan
diri
49,6%
penyesuaian
sosial,
oleh
(2009)
koefisien
adalah
lingkungan
lingkungan
sekolah,
masyarakat
penyesuaian sosial yang baik apabila
kepercayaan diri.
memiliki penampilan nyata yaitu
Hasil
penelitian
dan
ini
aktualisasi diri, ketrampilan menjalin
menunjukkan bahwa kepercayaan
hubungan
diri dengan aspek yang terkandung
antar
manusia,
dan
kesediaan untuk terbuka pada orang
didalamnya
lain. Individu memiliki sikap sosial
pengaruh bagi penyesuaian sosial
yang baik misalnya ikut dalam
khususnya pada mahasiswa baru
kegiatan sosial dalam masyarakat,
angkatan
empati, dan ringan tangan. Individu
Muhammaddiyah Surakarta.
memlikiki kepuasan pribadi, mampu
menunjukkan
sikap
mampu
2013
Penyesuaian
yang
mahasiswa
12
baru
memberikan
di
Universitas
sosial
di
pada
Universitas
Surakarta,
kualitas
kepercayaan diri bukan faktor utama
percaya
atau faktor terpenting apakah subjek
menyesuaiakan
mampu
lingkungan
Muhammadiyah
atau
berhasil
dalam
mahasiswa
diri
yang
dan
mudah
diri
dengan
sosialnya.
Dengan
penyesuaian sosialnya atau tidak.
demikian
Salah
perlu
diperoleh. Hasil penelitian ini perlu
dikembangkan apabila mahasiswa
ada tindaklanjut dari beberapa pihak
tersebut ingin melakukan interaksi
antara lain:
dengan lingkungan sosialnya adalah
1. Universitas
satu
faktor
yang
kepercayaan
membuat
berhasil
diri
mahasiswa
dalam
akan
Muhammadiyah
Untuk
akan
kepercayaan
tersebut
menjalani
maksimal
Surakarta
kepercayaan diri, karena dengan
adanya
hasil
penuh
meningkatkan
diri
Universitas
suatu
mahasiswa
Muhammadiyah
proses penyesuaian sosial, meskipun
Surakarta
masih banyak lagi faktor faktor yang
hendaknya
mendukung lainnya, hal tersebut
meningkatkan kepercayaan diri
dikemukakan oleh Kenneth (1992).
dengan cara mempertahankan
dan
pihak
universitas
membantu
meningkatkan
program-program
KESIMPULAN DAN SARAN
yang
Ada hubungan positif yang
telah
kualitas
umiversitas
ada
dengan
signifikan antara kepercayaan diri
mengadakan pelatihan-pelatihan
dengan
sebagai
penyesuaian
sosial
pada
sarana
untuk
mahasiswa baru angkatan 2013 di
meningkatkan kepercayaan diri
Universitas
dan penyesuaian sosial pada
Muhammadiyah
mahasiswa baru.
Surakarta, dengan sumbangan efektif
kepercayaan
diri
2. Subjek penelitian / Mahasiswa baru
terhadap
Untuk mahasiswa baru
penyesuaian sosial sebesar 49,6%
ditunjukkan
oleh
Universitas
koefisien
Surakarta
determinan (r²) = 0,496
Muhammadiyah
hendaknya
meningkatkan
Hasil penelitian ini perlu
mempertahankan
ditindaklanjuti untuk meningkatkan
13
dapat
dan
kepercayaan
diri
dengan
cara
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
bersikap
optimis dan tidak rendah diri,
karena dengan percaya diri maka
dapat
diri
Gerungan, W.A. (2000). Psikologi
sosial. Bandung : Refika
Mandiri
Bagi peneliti selanjutnya
Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa
Tidak
Percaya
Diri.
Jakarta : Puspa Swara
membantu
dalam
mahasiswa
menyesuaiakan
dengan lingkungan sosialnya.
3. Peneliti Selanjutnya
yang tertarik untuk melakukan
Hurlock,
penelitian yang terkait dengan
penelitian yang sama diharapkan:
dapat memperluas populasi atau
ruang
lingkup
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi
Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan (Edisi
ke 5, terjemahan : Isti
Widayati).
Jakarta
:
Erlangga
penelitian
sehingga generalisasinya lebih
luas,
memperbaiki
E.
B.
(2002).
Perkembangan
Anak.
Edisi Keenam. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
kelemahan
dan kekurangan dalam penelitian
ini, dengan memilih waktu yang
tepat,
serta
Inge,
diharapkan tidak
hanya menggunakan dua variabel
dalam
penelitian
selanjutnya,
P. (2010). Memperkuat
kepercayaan diri anak
melalui
percakapan
referensial.
Jurnal
pendidikan, 15,37 – 49.
agar hasil penelitian yang didapat
Iswidharmanjaya, D. & Agung,
A.(2004).
Satu
Hari
Menjadi Lebih Percaya
Diri : Panduan Bagi
RemajaYang
Masih
Mencari Jati Diri. Jakarta
:
PT.
Elex
Media
Komputindo
lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani,
H. (2009). Psikologi
perkembangan pendekatan
ekologi kaitannya dengan
konsep diri pada remaja.
Jakarta: Replika Aditama.
Kenneth, H. (1992). Seri psikologi
popular.
Bagaimana
meningkatkan
rasa
percaya diri. Jakarta: PT.
Arfan
Ali, M. (2009). Psikologi remaja.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
14
Kompas.
(25 Januari 2001).
Dijaring,Puluhan Pelajar
Bawa Senjata tajam di
Bogor.
Walgito, B. (2000). Peran Psikologi
di Indonesia Peran Orang
Tua dalam Pembentukan
Kepercayaan
Diri.
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian.
Jakarta : Gaya Media
Pratama
Widarso,
Maharani, O.P. & Andayani, B.
(2003). Hubungan antara
dukungan sosial ayah
dengan penyesuaian sosial
remaja laki-laki. Jurnal
psikologi, 1, 23 – 35.
Meichiati,
W.
(2005).
Sukses
membangun rasa percaya
diri
“Self-confidance”.
Jakarta: Gramedia
Yulianto, F. & Nashori, F. (2006).
Kepercayaan Diri dan
Prestasi Atlet Taekwondo
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
Jurnal
Psikologi. 3, 55 - 62
S. (1983). Kesehatan
Mental:
Dasar-dasar
Praktis Bagi Pengetahuan
dan Kehidupan Bersama.
Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada
Risnawati, R. & Ghufron, M. N.
(2010).
Teori-teori
psikologi. Yogyakarta: ArRuzz. Media
Santoso, A. & Brotowidagdo, R.
(2012). Hubungan antara
Kepercayaan Diri dengan
Motivasi Berprestasi pada
Mahasiswa
Universitas
Semarang.
Jurnal
Dinamika Sosial Budaya.
14, 1 – 6
Sarwono, W. (2000). Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Vandenbos, G. R. (2006). APA
Dictionary of Psychology.
Washington
DC
:
American Psychological
Association
15
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
AISA DWI OCTABRIANI
F 100 090 101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Oleh :
AISA DWI OCTABRIANI
F 100 090 101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU
ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
AISA DWI OCTABRIANI
F100090101
ABSTRAKSI
Penyesuaian sosial sangat dibutuhkan oleh mahasiswa baru. Mahasiswa
baru diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang baik, agar mereka mampu
menjalankan aktifitasnya tanpa ada kendala dari lingkungan sosialnya. Pada
kenyataannya tidak semua mahasiswa dapat melakukan penyesuaian sosial
dengan baik. Beberapa mahasiswa terlihat menyendiri dan tidak bergabung
dengan teman baru mereka. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap berbagai kelompok di lingkungan sosialnya, baik kelompok teman
sebaya maupun kelompok orang dewasaTujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial pada
mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis
yang diajukan yaitu: Ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan
penyesuaian sosial pada mahasiswa baru angkatan 2013 Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
cluster random Sampling yaitu melakukan random pada fakultas yang akan
dikenai penelitian, sehingga terpilihlah 4 fakultas dengan jumlah subjek 100
orang. Karakteristik sampelnya adalah mahasiswa baru angkatan 2013 yang
berusia 18-21.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari
pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,704 dengan p < 0,01
artinya ada hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan
penyesuaian sosial. Hasil menunjukkan hipotesis diterima. Sumbangan efektif
variabel kepercayaan diri terhadap penyesuaian sosial sebesar 49,6% yang
ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,496. Hasil penelitian tersebut tidak
hanya dipengaruhi oleh kepercayaan diri saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktorfaktor lain di luar kepercayaan diri yaitu sebesar 50,4%. Rerata empirik variabel
kepercayaan diri sebesar 85,78 dan rerata hipotetik sebesar 65 yang berarti
kepercayaan diri subjek tergolong tinggi. Rerata empirik penyesuaian sosial
sebesar 115,42 dan rerata hipotetik sebesar 87,5 yang berarti penyesuaian sosial
subjek tergolong tinggi.
Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Penyesuaian Sosial
v
yakni jenjang pendidikan perguruan
PENDAHULUAN
tinggi.
Manusia adalah mahluk sosial,
yang berarti manusia tidak dapat
Ketika remaja masuk kedalam
hidup sendiri. Didalam situasi dan
perguruan tinggi, mereka juga masuk
keadaan seperti apapun manusia
ke dalam lingkungan baru yang
selalu
tentunya sangat
membutuhkan
keberadaan
berbeda dengan
hidupnya.
lingkungan dimana mereka berasal.
Dorongan atau motif sosial pada
Dalam lingkungan baru tersebut
manusia,
mendorong
banyak terdapat mahasiswa baru
mencari
orang
orang
lain
dalam
manusia
lain
yang
untuk
berasal
dari
yang
kebiasaan
dan
mengadakan hubungan atau interaksi
berbeda,
sehingga
terjadi
norma yang berbeda pula. Bukan
interaksi antara manusia satu dengan
hanya itu banyak mahasiswa baru
manusia yang lain. (Walgito, 2000).
tersebut juga harus menyesuaikan
memungkinkan
Menurut
Apollo
diri
(dalam
di
dengan
daerah
lingkungan
kost
yang
Santoso dan Brotowidagdo, 2012)
notabene merupakan tempat tinggal
dalam hal pencarian jati diri selain
mereka sementara ketika mereka
dimasyarakat,
menempuh
sekolah
juga
pendidikan
di
suatu
memberikan andil yang cukup besar
perguruan tinggi yang jauh dari
dalam membentuk kepribadian dan
daerah asal. Dengan adanya situasi
pola pikir remaja. Karena banyak
tersebut mahasiswa baru diharapkan
waktu yang dilalui oleh remaja salah
dapat
satunya di lingkungan sekolah. Tidak
dilingkungan sosial dimana mereka
berbeda halnya dengan masalah yang
berada.
terjadi
di
lingkungan
menyesuaikan
Penyesuaian
perguruan
sosial
diri
sangat
tinggi. Maka dari itu remaja harus
diperlukan oleh mahasiswa baru agar
mampu beradaptasi dan berinteraksi
mereka dapat diterima dan dapat
dengan lingkungan dan keadaan
menjalani
yang baru. Salah satu hal baru yang
baik. Didunia perguruan tinggi atau
ditemui remaja adalah masuknya
dunia perkuliahan individu akan
remaja ke lingkungan baru mereka
menemui lingkungan dan metode
1
kehidupannya
dengan
belajar yang berbeda pada saat
sosial
mereka
(Budiman,
dalam
Maharani
dan
Andayani
1999).
Dapat
juga
berada
di
lingkungan
sekolah.
dalam
lingkungannya
diketahui dari berbagai berita atau
Penyesuaian diri merupakan
satu proses yang mencakup proses
ulasan
proses mental dan tingkah laku yang
perilaku menyimpang remaja dalam
merupakan
berbagai media, baik media cetak
berhasil
usaha
individu
mengatasi
agar
mengenai
maupun
kebutuhan,
masalah
elektronik.
dan
Penggunaan
ketegangan, konflik dan frustasi yang
NAPZA, perkelahian antar pelajar,
dialami
dan pergaulan bebas merupakan
dalam
dirinya.
Usaha
individu tersebut bertujuan untuk
beberapa
memperoleh
maladjustment
remaja
keharmonisan antara tuntutan dalam
menunjukkan
ketidakmampuan
diri dengan apa yang diharapkan oleh
melakukan penyesuaian baik dengan
lingkungan,
dirinya sendiri maupun penyesuaian
keselarasan
hal
dan
tersebut
di
bentuk
Remaja-remaja
Agustiani, 2009). Oleh sebab itu
remaja yang baru saja lulus Sekolah
mengalami
Menengah
menyesuaikan
dan
baru
yang
terhadap lingkungan sosialnya.
ungkapkan oleh Schneiders (dalam
Atas
perilaku
saja
yang
kesulitan
dalam
diri
dengan
memasuki dunia pergguruan tinggi
lingkungan sosialnya tampak dengan
ini di tuntut mampu menyelaraskan
banyaknya
harapan
dan
yang
dengan
tuntutan
kebutuhan
yang
mereka
ada
perilaku
dilakukan
menyimpang
remaja,
seperti
misalnya pergaulan bebas (Budiman,
di
lingkungan baru, agar mereka dapat
dalam
Maharani
dan
Andayani
menjalani kehidupan dilingkungan
1999). Seperti contoh kasus yang
barunya dengan baik.
terdapat pada harian surat kabar
pengamatan
Kompas yang terbit pada tanggal 25
sehari-hari,
januari 2001 menyebutkan bahwa
kenyataan memperlihatkan bahwa
tidak semua remaja, sebagai pelajar
tidak semua remaja berhasil atau
mampu
mampu
penyesuaian sosial dalam lingkungan
Berdasarkan
dalam
kehidupan
melakukan
penyesuaian
2
melaksanakan
tugas
belajarnya. Hal ini terbukti dengan
dengan kepercayaan diri yang cukup,
banyaknya kasus-kasus di sekolah
seseorang
seperti pelanggaran terhadap aturan
mengaktualisasikan
sekolah, perkelahian antara pelajar,
dimilikinya
siswa yang tidak dapat bekerja sama
mantap. Oleh sebab itu kepercayaan
atau berinteraksi dengan teman, dan
diri yang tinggi sangat dibutuhkan
sebagainya (Kompas, 2001)
oleh mahasiswa baru agar mereka
Salah
satu
faktor
mampu
yang
individu
akan
dapat
potensi
yang
dengan
yakin
mengoptimalkan
dan
potensi
mempengaruhi penyesuaian sosial
yang mereka miliki dan agar mereka
individu adalah kepercayaan diri. Ali
menyesuaikan diri dengan metode
(2009) mengatakan proses dalam
belajar dan lingkungan baru yang
mencapai penyesuaian sosial secara
berbeda dengan metode belajar dan
positif ditandai oleh kepercayaan
lingkungan mereka berasal.
Adapun tujuan dari penelitian
terhadap diri sendiri, orang lain, dan
segala
sesuatu
di
luar
ini adalah sebagai berikut:
dirinya,
sehingga tidak pernah merasa tersisih
1. Mengetahui
dan kesepian. Salah satu faktor yang
kepercayaan
perlu
apabila
penyesuaian sosial mahasiswa
mahasiswa tersebut ingin melakukan
baru Universitas Muhammadiyah
interaksi
Surakarta
dikembangkan
dengan
lingkungan
hubungan
antara
diri
dengan
sosialnya adalah kepercayaan diri,
2. Mengetahui tingkat kepercayaan
karena dengan adanya kepercayaan
diri mahasiswa baru Universitas
diri
Muhammadiyah Surakarta
akan
membuat
mahasiswa
3. Mengetahui tingkat penyesuaian
tersebut berhasil dalam menjalani
suatu proses penyesuaian sosial,
sosial
meskipun masih banyak lagi faktor
Universitas
faktor yang mendukung lainnya, hal
Surakarta
tersebut dikemukakan oleh Kenneth
4. Mengetahui
seberapa
pengaruh
kepercayaan
(1992).
Agung,
2005)
mengatakan
3
baru
Muhammadiyah
terhadap penyesuaian sosial
Burns (dalam Iswidharmanjaya
dan
mahasiswa
besar
diri
Gerungan (2000), menjelaskan
dengan orang lain, terbebas dari
bahwa secara umum penyesuaian
konflik dan perasaan yang menekan,
adalah mengubah diri sesuai dengan
sehingga
keadaan
perasaan puas, superior, manambah
lingkungan
ataupun
akan
mengubah lingkungan sesuai dengan
harga
keadaan
aktivitas psikis.
dirinya
sehingga
ada
yang
yaitu
lingkungan
a. Penampilan nyata
Perilaku
yang
mempengaruhi indivudu. Sedangkan
sesuai
menurut
kelompok
Chaplin
(2006)
memperlancar
aspek penyesuaian sosial, yaitu:
mempengaruhi
lingkungan dan penyesuaian bersifat
pasif
serta
Hurlock (2002) ada empat
penyesuaian yang bersifat aktif, yaitu
individu
diri,
menimbulkan
dalam
sosial
individu
dengan
standart
atau
memenuhi
kamus psikologi menjelaskan bahwa
harapan
penyesuaian sosial adalah penjalinan
individu akan diterima sebagai
hubungan secara harmonis atau relasi
anggota kelompok. Bentuk dari
dengan
penampilan nyata ini adalah
lingkungan
sosial,
kelompok
maka
mempelajari pola tingkah laku yang
aktualisasi
diri,
diperlukan atau mengubah kebiasaan
menjalin
hubungan
yang ada sedemikian rupa sehingga
manusia, dan kesediaan untuk
cocok bagi masyarakat sosial.
terbuka pada orang lain.
Diungkapkan
oleh
b. Penyesuaian
Hurlock
seseorang
diri
antar
terhadap
berbagai kelompok
(2006) penyesuaian sosial sebagai
keberhasilan
ketrampilan
Individu
untuk
dapat
menyesuaiakan diri dengan orang
menyesuaikan diri dengan baik
lainpada umumnya dan terhadap
terhadap
kelompoknya pada khususnya.
baik kelompok teman sebaya
berbagai
kelompok
juga
maupun
kelompok
orang
menambahkan, bahwa bila individu
dewasa.
Bentuk
dari
berhasil
penyesuaian
Meichiati
penyesuaian
(1983)
dalam
sosial,
melakukan
maka
akan
terbentuk relasi sosial yang baik
4
diri
kerjasama
dengan
tanggung
jawab
adalah
kelompok
dan
setia
kawan.
Individu
kepercayaan
yang
terhadap
diri
mempunyai kesanggupan untuk
sendiri, orang lain dan segala
bertindak secara terbuka dan
sesuatu di luar dirinya, sehingga
sanggup menerima kritik, serta
tidak pernah merasa tersisih dan
tindakannya
kesepian.
murni
dapat
sehingga
bersifat
Baron dan Byrne (Sarwono,
sanggup
memperbaiki tindakan-tindakan
2000)
aspek
penyesuaian
sosial
yang tidak sesuai lagi dengan
muncul dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Perilaku
berbagai kelompok sosial.
Pengeruh sosial normatif
c. Sikap sosial
Individu
menunjukkan
sikap
dapat
akan
membawa
yang
perilaku
sikap
individu
dan
untuk
menyenangkan terhadap orang
menyesuaiakan dirinya dengan
lain, terhadap partisipasi sosial
orang lain atau kelompok.
b. Penampilan
serta terhadap perannya dalam
kelompok maka individu akan
Penyesuaian terhadap apa
menyesuaikan diri dengan baik
yang berlaku yang berkenaan
secara sosial. Bentuk dari sikap
dengan penampilan. Hal ini
ini adalah ikut dalam kegiatan
terjadi karena individu enggan
sosial
disebut orang yang menyimpang
dalam
masyarakat,
atau terkucil dan merasa takut
empati, dan ringan tangan.
terhadap ketidaksamaan.
d. Kepuasan pribadi
c. Pandangan
Individu harus merasa puas
dengan
kontak
sosial
Individu
dan
akan
mulai
perannya dalam situasi sosial.
mempertanyakan
Bentuk dari kepuasan pribadi
orang tentang dirinya, sehingga
adalah kehidupan bermakna dan
individu harus punya ciri khas
terarah,
sendiri.
keterampilan,
dan
pandangan
yang
Schneider (dalam Agustiani,
mempunyai kepuasan pribadi
2009) mengemukakan, penyesuaian
secar
sosial yang dilakukan oleh individu
percaya
diri.
positif
Individu
ditandai
oleh
5
b. Faktor
dapat dipengaruhi oleh berbagai
sekolah
faktor. Sebagai berikut:
a. Faktor
kondisi
meliputi
fisik
faktor
sekolah,
mempunyai
sebagai
yang
lingkungan
peranan
media
untuk
mempengaruhi
keturunan,
kehidupan
kesehatan, bentuk tubuh dan hal-
intelektual, sosial, dan moral para
hal lain yang berkaitan dengan
siswa.
c. Faktor
fisik
b. Faktor
perkembangan
kematangan,
yang
masyarakat,
keadaan
lingkungan masyarakat dimana
dan
individu
meliputi
berada
merupakan
perkembangan intelektual, sosial,
kondisi yang menentukan proses
moral dan kematangan emosional
penyesuaian
sosial
karena
masyarakat
merupakan
suatu
c. Faktor psikologis, yang meliputi
pengalaman
kelompok sosial yang paling
individu, frustasi dan konflik,
besar dan sangat mempengaruhi
dan kondisi-kondisi psikologis
pola hidup anggotanya
faktor-faktor
seseorang dalam penyesuaian diri
d. Faktor kepercayaan diri, faktor
d. Faktor lingkungan, yaitu kondisi
keberhasilan penyesuaian sosial
lingkungan,
secara positif ditandai dengan
seperti kondisi keluarga, kondisi
adanya kepercayaan diri terhadap
rumah dan sebagainya.
diri sendiri, kepercayaan diri
yang
ada
pada
terhadap
e. Faktor budaya, termasuk adat
orang
lain
dan
istiadat yang turut mempengaruhi
kepercayaan diri terhadap segala
penyesuaian diri seseorang.
sesuatu diluar dirinya, sehingga
individu tidak merasa tersisih dan
Ali (2009) ada empat faktor
yang
mempengaruhi
kesepian
penyesuaian
Kepercayaan diri secara bahasa
sosial individu, yaitu:
lingkungan
menurut Vandenbos (2006) adalah
keluarga merupakan faktor yang
percaya pada kapasitas kemampuan
paling utama bagi perkembangan
diri dan terlihat sebagai kepribadian
penyesuaian
yang
a. Faktor
keluarga,
individu
untuk
positif.
Pendapat
itu
menunjukkan bahwa orang yang
hidup layak dan berhasil.
6
percaya diri memiliki keyakinan
dan
untuk
mencoba
sukses.
Lautser
(2002)
kemudian
lagi
dengan
mantap
(Widarso,
2005).
menyatakan bahwa kepercayaan diri
Seperti yang dikemukan oleh Hakim
salah
(2002), yaitu percaya diri setiap
satu
kepribadian
mengganti
pengembangan
seseorang
orang merupakan salah satu kekuatan
untuk
kelemahan
jiwa
dengan
yang
sangat
menentukan
kelebihan dalam diri serta menerima
berhasil
tidaknya orang tersebut
sesuai kenyataan yang ada.
dalam mencapai berbagai tujuan
hidupnya.
Kepercayaan
diri
satu aspek kepribadian yang paling
merupakan
kepercayaan
akan
penting
kemampuan
Kepercayaan diri adalah salah
pada
seseorang.
yang
dimiliki
serta
Kepercayaan diri merupakan atribut
dapat memanfaatkannya secara tepat
yang paling berharga pada diri
(Hasan,
seseorang
2004)
dalam
kehidupan
dalam
Lauster
bermasyarakat, dikarenakan dengan
2010)
Iswidharmanjaya,
(Ghufron
dan
kepercayaan diri, seseorang mampu
Risnawita,
mengaktualisasikan segala potensi
aspek-aspek kepercayaan diri , yaitu:
dirinya. Kepercayaan diri merupakan
a. Keyakinan akan kemampuan diri,
sikap
mengemukakan
sesuatu yang urgen untuk dimiliki
yaitu
positif
setiap individu. Kepercayaan diri
tentang
diperlukan baik oleh seorang anak
mengerti sungguh-sungguh akan
maupun orangtua, secara individual
apa yang dilakukan.
dirinya
individu
bahwa
ia
b. Optimisme, yaitu sikap positif
maupun kelompok (Risnawati &
Ghufron, 2010).
individu
Dengan memiliki percaya diri,
berpandangan
yang
baik
selalu
dalam
seseorang dapat melakukan apa pun
menghadapi segala hal tentang
dengan keyakinan bahwa itu akan
diri, harapan, dan kemampuan.
berhasil,
apabila
gagal,
c. Objektif , yaitu sikap individu
seseorang tidak lantas putus asa,
yang memandang permasalahn
tetapi
ataupun segala sesuatu sesuai
tetap
ternyata
masih
mempunyai
semangat, tetap bersikap realistis,
7
d. Memiliki
dengan kebenaran pribadi atau
bersoasialisasi
menurut dirinya sendiri benar.
d. Bertanggung
kesediaan
jawab,
individu
e. Tahan
yaitu
realistis,
menghadapi
f. Selalu bereaksi positif dalam
telah menjadi konsekuensinya.
dan
dalam
tantangan
untuk
menanggung segala sesuatu yang
e. Rasional
kemampuan
menghadapi berbagai masalah,
yaitu
misalnya dengan tetap tegar,
kemampuan menganalisa suatu
sabar
masalah, sesuatu hal, sesuatu
menghadapi masalah
kejadian dengan menggunakan
dan
Karakteritik
tabah
dalam
individu
yang
pemikiran yang dapat diterima
memiliki kepercayaan diri rendah
oleh akal dan sesuai dengan
menurut Hakim (2002) yaitu :
kenyataan.
a. Mudah cemas dalam menghadapi
Kumara (Yulianto dan Nashori,
2006) bahwa ada
empat
persoalan
aspek
b. Sulit
c. Gugup dan terkadang berbicara
menghadapi masalah, bertanggung
terhadap
keputusan
timbulnya
ketegangan dalam situasi
kepercayaan diri yaitu, kemampuan
jawab
menetralisasi
terbata bata
dan
dalam
d. Kurang memiliki kelebihan pada
bergaul, dan kemampuan menerima
bidang tertentudan tidak tahu
kritik.
cara mengembangkan diri untuk
tindakannya,
Menurut
kemampuan
Hakim
memiliki kelebihan tertentu
(2002)
e. Sering menyendiri dari kelompok
karakteristik individu yang memiliki
kepercayaan diri tinggi antara lain :
yang memiliki kemampuan lebih,
a. Selalu bersikap tenang di dalam
mudah putus asa dan cenderung
tergantung pada orang lain dalam
mengejakan segala sesuatu
mengatasi masalah
b. Mampu menetralisasi ketegangan
f. Sering bereaksi negatif dalam
yang muncul dalam berbagai
menghadapi masalah, misalnya
situasi
dengan menghindari tanggung
c. Mampu menyesuaikan diri dan
jawab atau mengisolasi diri, yang
berkomunikasi diberbagai situasi
8
menyebabkan rasa tidak percaya
membentuk rasa percaya diri
diri pada individu semakin buruk
sehingga mempengaruhi pikiran
Lauster
(2002)
dan
kepercayaan
tingkah
laku
individu
tersebut.
diri dipengaruhi oleh beberapa faktor
Inge Pudjiastuti (2010) Rasa
di antaranya adalah:
percaya diri (self confidence) adalah
a. Kondisi fisik
Kondisi
fisik
keyakinan
seseorang
seseorang
akan
perasaan
kemampuan yang dimiliki untuk
percaya diri berkembang lebih
menampilkan perlaku tertentu atau
kuat namun ada juga yang
untuk
kurang
berkembang.
tertentu.Kepercayaan diri merupakan
Apabila rasa percaya diri kurang
hal yang penting dalam melakukan
kuat
penyesuaian sosial. Mahasiswa baru
dapat
menimbulkan
kuat
berkembang,
tergantung
hal
seseorang
mengatasi
ini
yang
dalam
mencapai
memiliki
mudah
diri
berinteraksi
dengan
sosialnya.
Mampu
kelompok
b. Cita-cita
Seseorang yang bercita-
menyesuaikan
normal
berkomunikasi
akan
kepercayaan
tinggi akan mudah diterima dah
kelemahan-
kelemahnnya.
cita
target
memiliki
diri
dan
diberbagai
menghadapi
situasi,
kepercayaan diri karena tidak
mampu
ketegangan
ada perlunya untuk menutupi
yang muncul dalam situasi tertentu,
kekurang percayaan pada diri
bersikap
tenang,
mampu
sendiri dengan cita-cita yang
bersosialisasi
dengan
lingkungan
berlebihan.
sekitarnya. Hal hal tersebut menjadi
pendukung seorang mahasiswa baru
c. Sikap hati-hati
Seseorang yang percaya
dalam
diri tidaklah bersikap hati-hati
sosial.
secara berlebihan.
Sebaliknya mahasiswa baru yang
penyesuaian
memiliki kepercayaan diri rendah
d. Pengalaman
Pengalaman
dalam
melakukan
kehidupan
seseorang
seperti kurang mampu bersosialisasi,
dapat
sering menyendiri dari kelompok
9
yang memiliki kemampuan lebih,
hubungan yang baik di lingkungan
mudah putus asa dan cenderung
baru mereka baik dengan teman
tergantung pada orang lain dalam
sebaya
mengatasi masalah, mudah cemas,
orang dewasa. Begitu juga dengan
sikap sikap seperti itulah yang dapat
mahasiswa
membuat seorang mahasiswa susah
penyesuaian
atau sulit melakukan penyesuaian
ditandai dengan sikap tingkah laku
sosial.
yang salah, tingkah lakunya tidak
Seorang
mahasiswa
maupun
baru
yang
sosial
dengan
memiliki
rendah
akan
remaja
ataupun
terarah, sering emosional, sikap yang
yang
memiliki
tidak realistis, dan agresif (Surya,
baru
kepercayaan
mereka
diri
yang
dalam Nurdin 2009).
baik,
Ada hubungan positif antara
mahasiswa baru akan mampu dan
diri
kepercayaan diri dengan penyesuaian
biasa
sosial pada mahasiswa baru angkatan
disebut penyesuaian social (social
2013 UMS. Artinya, semakin tinggi
adjustment). Karena mahasiswa baru
kepercayaan diri pada mahasiswa,
yang dapat melakukan penyesuaian
maka akan semakin tinggi pula
sosial
penyesuaian sosial yang dimiliki dan
berhasil
menyesuaikan
dilingkungan
dengan
sosial
yang baik
sikap
atau
akan ditandai
tidak
sebaliknya
menunjukan
semakin
rendah
adanya ketegangan emosional, tidak
kepercayaan diri pada mahasiswa,
menunjukan
maka
mekanisme
adanya
mekanisme-
psikologis,
semakin
rendah
pula
penyesuaian sosial yang dimiliki
tidak
mahasiswa.
menunjukan adanya frustasi pribadi,
memiliki pertimbangan rasional dan
pengarahan
diri,
mampu
dalam
METODE PENELITIAN
Sampel
belajar, menghargai pengalamannya,
penelitian
bersikap realistis dan objektif (Surya,
subjek,
dalam
Dengan
diambil 25 mahasiswi yang berumur
kepercayaan diri yang tinggi mereka
18-21 dan aktif kuliah. Tekhnik
akan mampu berinteraksi dengan
pengambilan sampel menggunakan
orang lain, akan mampu membina
purposive sampling.
Nurdin
2009).
10
masing-masing
100
fakultas
Pengumpulan
data
kepercayaan
diri
yang
dimiliki
menggunakan skala kepercayaan diri
mahasiswa tinggi, maka penyesuaian
dan skala penyesuaian sosial. Teknik
sosialnya juga baik atau positif.
analisis data menggunakan korelasi
Hasil penelitian kepercayaan
product moment.
diri menunjukkan bahwa rata-rata
subjek memiliki kepercayaan diri
yang tinggi dengan rerata empirik
HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil
sebesar 85,78. Hasil ini ditunjukkan
perhitungan diperoleh nilai koefisien
dengan 38% kepercayaan diri yang
rxy = 0,704 dengan p ≤ 0,01 sehingga
sangat tinggi, 59% kepercayaan diri
dapat
hasil
yang tinggi, dan 3% kepercayaan diri
penelitian ini menunjukkan adanya
dalam kategori sedang. Subjek dalam
hubungan positif yang signifikan
penelitian ini yakni mahasiswa baru
antara
angkatan
Berdasarkan
disimpulkan
bahwa
kepercayaan
diri
dan
2013
di
Universitas
penyesuaian sosial mahasiswa baru
Muhammadiyah
di
menunjukkan bahwa rata-rata subjek
Universitas
Muhammmadiyah
surakarta
Surakarta, dalam artian semakin
memiliki
tinggi kepercayaan diri pada subjek
tinggi, hal ini dapat dilihat dari 100
penelitian
subjek terdapat 59 subjek yang
maka
penyesuaian
semakin
sosialnya
tinggi
memiliki
dan
sebaliknya
semakin
rendah
tinggi.
kepercayaan
diri
subjek
diartikan
pada
kepercayaan
yang
diri
kepercayaan
Kondisi
diri
tersebut
bahwa
yang
yang
dapat
aspek-aspek
penelitian maka semakin rendah pula
kepercayaan diri, seperti keyakinan
penyesuaian sosialnya. Hal ini sesuai
dan
yang diungkapkan oleh Ali (2009)
objektif, bertanggung jawab dan
proses dalam mencapai penyesuaian
rasional realistis semuanya dapat
sosial secara positif ditandai oleh
diterima secara optimal oleh subjek
kepercayaan terhadap diri sendiri,
penelitian.
orang lain, dan segala sesuatu di luar
sebagian
dirinya,
kepercayaan
sehingga
tidak
pernah
kemampuan
Hal
besar
diri,
ini
dilingkungan kampus.
merasa tersisih dan kesepian. Jika
11
menandakan
subjek
diri
optimis,
yang
memiliki
tinggi
menyenangkan dalam berhubungan
Hasil penelitian penyesuaian
subjek
dengan orang lain dan merasa puas
memiliki penyesuaian sosial yang
karena dapat berhubungan dengan
tinggi pula dengan rerata empirik
kelompok
sebesar 115,42. Hal ini ditunjukkan
kelemahan-kelemahan diri sendiri
dengan
memiliki
sehingga individu dapat melakukan
penyesuaian sosial dalam kategori
penyesuaian sosial dengan baik tanpa
sangat
hambatan.
sosial
bahwa
rata-rata
29%
tinggi,
subjek
69%
penyesuaian
sosial dalam kategori tinggi, 1%
sosial
Peranan
dan
menerima
atau
sumbangan
dalam kategori sedang dan 1%
efektif
penyesuaian sosial dalam kategori
terhadap
rendah. Hal ini dapat dilihat dari 100
ditunjukkan
subjek terdapat 69 subjek yang
determinan (r²) = 0,496. Hal ini
memiliki penyesuaian sosial yang
berarti terdapat 50,4% faktor-faktor
tinggi, hal ini berarti sebagian besar
lain yang memberikan sumbangan
subjek mampu menyesuaikan diri di
efektif terhadap penyesuaian sosial.
lingkungan sosialnya, khususnya di
Faktor penyesuaian sosial menurut
lingkungan kampus. Hal ini sesuai
Ali
dengan pendapat Hurlock (2002)
keluarga,
bahwa
lingkungan
individu
memiliki
kepercayaan
diri
49,6%
penyesuaian
sosial,
oleh
(2009)
koefisien
adalah
lingkungan
lingkungan
sekolah,
masyarakat
penyesuaian sosial yang baik apabila
kepercayaan diri.
memiliki penampilan nyata yaitu
Hasil
penelitian
dan
ini
aktualisasi diri, ketrampilan menjalin
menunjukkan bahwa kepercayaan
hubungan
diri dengan aspek yang terkandung
antar
manusia,
dan
kesediaan untuk terbuka pada orang
didalamnya
lain. Individu memiliki sikap sosial
pengaruh bagi penyesuaian sosial
yang baik misalnya ikut dalam
khususnya pada mahasiswa baru
kegiatan sosial dalam masyarakat,
angkatan
empati, dan ringan tangan. Individu
Muhammaddiyah Surakarta.
memlikiki kepuasan pribadi, mampu
menunjukkan
sikap
mampu
2013
Penyesuaian
yang
mahasiswa
12
baru
memberikan
di
Universitas
sosial
di
pada
Universitas
Surakarta,
kualitas
kepercayaan diri bukan faktor utama
percaya
atau faktor terpenting apakah subjek
menyesuaiakan
mampu
lingkungan
Muhammadiyah
atau
berhasil
dalam
mahasiswa
diri
yang
dan
mudah
diri
dengan
sosialnya.
Dengan
penyesuaian sosialnya atau tidak.
demikian
Salah
perlu
diperoleh. Hasil penelitian ini perlu
dikembangkan apabila mahasiswa
ada tindaklanjut dari beberapa pihak
tersebut ingin melakukan interaksi
antara lain:
dengan lingkungan sosialnya adalah
1. Universitas
satu
faktor
yang
kepercayaan
membuat
berhasil
diri
mahasiswa
dalam
akan
Muhammadiyah
Untuk
akan
kepercayaan
tersebut
menjalani
maksimal
Surakarta
kepercayaan diri, karena dengan
adanya
hasil
penuh
meningkatkan
diri
Universitas
suatu
mahasiswa
Muhammadiyah
proses penyesuaian sosial, meskipun
Surakarta
masih banyak lagi faktor faktor yang
hendaknya
mendukung lainnya, hal tersebut
meningkatkan kepercayaan diri
dikemukakan oleh Kenneth (1992).
dengan cara mempertahankan
dan
pihak
universitas
membantu
meningkatkan
program-program
KESIMPULAN DAN SARAN
yang
Ada hubungan positif yang
telah
kualitas
umiversitas
ada
dengan
signifikan antara kepercayaan diri
mengadakan pelatihan-pelatihan
dengan
sebagai
penyesuaian
sosial
pada
sarana
untuk
mahasiswa baru angkatan 2013 di
meningkatkan kepercayaan diri
Universitas
dan penyesuaian sosial pada
Muhammadiyah
mahasiswa baru.
Surakarta, dengan sumbangan efektif
kepercayaan
diri
2. Subjek penelitian / Mahasiswa baru
terhadap
Untuk mahasiswa baru
penyesuaian sosial sebesar 49,6%
ditunjukkan
oleh
Universitas
koefisien
Surakarta
determinan (r²) = 0,496
Muhammadiyah
hendaknya
meningkatkan
Hasil penelitian ini perlu
mempertahankan
ditindaklanjuti untuk meningkatkan
13
dapat
dan
kepercayaan
diri
dengan
cara
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
bersikap
optimis dan tidak rendah diri,
karena dengan percaya diri maka
dapat
diri
Gerungan, W.A. (2000). Psikologi
sosial. Bandung : Refika
Mandiri
Bagi peneliti selanjutnya
Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa
Tidak
Percaya
Diri.
Jakarta : Puspa Swara
membantu
dalam
mahasiswa
menyesuaiakan
dengan lingkungan sosialnya.
3. Peneliti Selanjutnya
yang tertarik untuk melakukan
Hurlock,
penelitian yang terkait dengan
penelitian yang sama diharapkan:
dapat memperluas populasi atau
ruang
lingkup
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi
Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan (Edisi
ke 5, terjemahan : Isti
Widayati).
Jakarta
:
Erlangga
penelitian
sehingga generalisasinya lebih
luas,
memperbaiki
E.
B.
(2002).
Perkembangan
Anak.
Edisi Keenam. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
kelemahan
dan kekurangan dalam penelitian
ini, dengan memilih waktu yang
tepat,
serta
Inge,
diharapkan tidak
hanya menggunakan dua variabel
dalam
penelitian
selanjutnya,
P. (2010). Memperkuat
kepercayaan diri anak
melalui
percakapan
referensial.
Jurnal
pendidikan, 15,37 – 49.
agar hasil penelitian yang didapat
Iswidharmanjaya, D. & Agung,
A.(2004).
Satu
Hari
Menjadi Lebih Percaya
Diri : Panduan Bagi
RemajaYang
Masih
Mencari Jati Diri. Jakarta
:
PT.
Elex
Media
Komputindo
lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani,
H. (2009). Psikologi
perkembangan pendekatan
ekologi kaitannya dengan
konsep diri pada remaja.
Jakarta: Replika Aditama.
Kenneth, H. (1992). Seri psikologi
popular.
Bagaimana
meningkatkan
rasa
percaya diri. Jakarta: PT.
Arfan
Ali, M. (2009). Psikologi remaja.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
14
Kompas.
(25 Januari 2001).
Dijaring,Puluhan Pelajar
Bawa Senjata tajam di
Bogor.
Walgito, B. (2000). Peran Psikologi
di Indonesia Peran Orang
Tua dalam Pembentukan
Kepercayaan
Diri.
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Lauster, P. (2002). Tes Kepribadian.
Jakarta : Gaya Media
Pratama
Widarso,
Maharani, O.P. & Andayani, B.
(2003). Hubungan antara
dukungan sosial ayah
dengan penyesuaian sosial
remaja laki-laki. Jurnal
psikologi, 1, 23 – 35.
Meichiati,
W.
(2005).
Sukses
membangun rasa percaya
diri
“Self-confidance”.
Jakarta: Gramedia
Yulianto, F. & Nashori, F. (2006).
Kepercayaan Diri dan
Prestasi Atlet Taekwondo
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
Jurnal
Psikologi. 3, 55 - 62
S. (1983). Kesehatan
Mental:
Dasar-dasar
Praktis Bagi Pengetahuan
dan Kehidupan Bersama.
Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada
Risnawati, R. & Ghufron, M. N.
(2010).
Teori-teori
psikologi. Yogyakarta: ArRuzz. Media
Santoso, A. & Brotowidagdo, R.
(2012). Hubungan antara
Kepercayaan Diri dengan
Motivasi Berprestasi pada
Mahasiswa
Universitas
Semarang.
Jurnal
Dinamika Sosial Budaya.
14, 1 – 6
Sarwono, W. (2000). Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta:
PT. Raja Grafindo
Vandenbos, G. R. (2006). APA
Dictionary of Psychology.
Washington
DC
:
American Psychological
Association
15