Keberadaan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Sebagai Pilihan Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang

KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN
SENGKETA HUTANG PIUTANG

TESIS

Oleh

ACHMAD RIVANDY NASUTION
127011051/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN
SENGKETA HUTANG PIUTANG

TESIS


Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh

ACHMAD RIVANDY NASUTION
127011051/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi


: KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN
SENGKETA HUTANG PIUTANG
: ACHMAD RIVANDY NASUTION
: 127011051
: Kenotariatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH)

Pembimbing

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)


Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Tanggal lulus : 20 Mei 2015

Dekan,

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Telah diuji pada
Tanggal : 20 Mei 2015

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

Anggota


: 1. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH
2. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
4. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: ACHMAD RIVANDY NASUTION

Nim

: 127011051

Program Studi

: Magister Kenotariatan FH USU


Judul Tesis

: KEBERADAAN BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA SEBAGAI PILIHAN PENYELESAIAN
SENGKETA HUTANG PIUTANG

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.

Medan,
Yang membuat Pernyataan

Nama : ACHMAD RIVANDY NASUTION

Nim : 127011051

ABSTRAK

Arbitrase institusional yang bersifat nasional yang berada di Indonesia
adalah Badan Arbitrase Nasional Indonesia. Penyelesaian sengketa melalui
arbitrase dibandingkan dengan pengadilan adalah sifat final dan mengikat dari
putusan arbitrase tersebut. Namun pada kenyataannya, sifat final dari putusan
arbitrase tidak serta merta dapat diterapkan. Sehingga perlu dikaji mengenai
bagaimana keberadaan BANI dalam penyelesaian sengketa hutang piutang,
hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusan arbitrase dalam
penyelesaian hutang piutang dan upaya-upaya yang dilakukan BANI dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif
yang bersifat deskriptif analisis, pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier
sebagai data utama. Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan
ditafsirkan secara logis, sistematis dengan menggunakan metode berpikir
deduktif.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa keberadaan Badan Arbitrase

Nasional Indonesia (BANI) dalam penyelesaian sengketa hutang piutang di
Indonesia adalah bahwa arbitrase institusional ini merupakan suatu lembaga
arbitrase yang khusus didirikan sebagai alternatif dalam menyelesaikan sengketa
yang muncul di kalangan dunia usaha, dimana selama ini peranan lembaga
peradilan yang sangat dominan dalam menyelesaian sengketa. Lembaga arbitrase
ini mempunyai aturan main sendiri-sendiri yang telah dibakukan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa penunjukan lembaga tersebut dalam perjanjian yang dibuat
para pihak berarti telah menundukkan diri pada aturan-aturan main dari dan dalam
lembaga ini. Hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusan
arbitrase dalam penyelesaian hutang piutang di Indonesia terdiri dari hambatan
yuridis terdiri dari eksekusi yang tidak dapat serta merta dilakukan, masih
dimungkinkan upaya hukum lain setelah putusan arbitrase, dan sengketa yang
dapat diselesaikan melalui arbitrase sangat terbatas, sedangkan hambatan teknis
terdiri dari keterbatasan jumlah arbiter, kesulitan para pihak dalam menyusun
klausula arbitrase, informasi yang kurang mengenai keberadaan BANI, dan
keahlian arbiter yang sangat dominan. Upaya-upaya yang dilakukan BANI dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan putusannya maka
BANI menetapkan standar baku klausula arbitrase, seperti macam persoalan yang
dapat diselesaikan melalui arbitrase, penunjukkan arbiter, hukum yang berlaku,
selain itu upaya lainnya berupa melalui penerbitan buletin triwulan baik berbahasa

Indonesia maupun yang berbahasa asing, sehingga masyarakat lebih mengetahui
dan lebih mengerti tentang adanya badan abritase dengan segala fungsinya
sebagai alternatif media penyelesaian sengketa bisnis diluar pengadilan.
Kata Kunci : Arbitrase, BANI, penyelesaian sengketa.

ii

ABSTRACT

The national institutional arbitration in Indonesia is BANI (Indonesian
National Arbitration Board. The settlement of disputes through arbitration,
compared with that which are done through the Court, is final and binding. The
fact, however, is that this final and binding arbitration can automatically be
implemented so that it is necessary to study the existence of BANI in settling the
dispute about debt and credit, about the obstacles in the implementation of
decision in arbitration in settling debt and credit, and the attempts to cope with
the obstacles in implementing its decision.
The research used judicial normative and descriptive analytic method. The
data were gathered by using secondary data which consisted of primary,
secondary, and tertiary legal materials as the main data. The gathered data were

processed, analyzed, and interpreted logically, systematically, and deductively.
The result of the research showed that BANI (Indonesian National
Arbitration Board) was especially established as an alternative to settle the
disputes in the business world in which the role of Judicial Administration
Institution is very dominant in settling the dispute. This arbitration board has its
own rules which have been standardized. In general, it can be said that the
appointment of this board in the agreement made by the parties concerned has
indicated that they comply with its rules. The obstacles in implementing
arbitration decision in settling the dispute in debt and credit in Indonesia consists
of judicial obstacles which comprise the execution which cannot automatically be
implemented, there is still another decision which can be made after arbitration
decision, and the settlement by the arbitration board is very limited. Technical
obstacles consist of the lack of arbiters, the lack of information about the
existence of BANI, and the highly dominant skill of arbiters. The attempts made by
BANI to cope with the obstacles are by setting up a standard for arbitration
clause such as the types of problem which can be settled through arbitration, the
appointment of arbitration, the prevailing legal provisions, laws, and regulation,
and the publication of quarterly bulletins, either in Indonesian or in foreign
languages, so that people will know and understand the existence of arbitration
board with all its functions as an alternative in settling disputes in business

outside of Court.
Keywords: Arbitration, BANI, Settling Dispute

iii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu
persyaratan untuk memperolah gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera
Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah maka penulis menyusun dan memilih
judul : “Keberadaan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Sebagai Pilihan
Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang”. Penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan didalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka
menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman di masa
yang akan datang.
Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak, para pimpinan,
bapak dan ibu dosen pengajar beserta staf administrasi dan umum pada almamater
penulis, yang merupakan panutan dan pembuka wawasan bagi penulis selama awal
masa perkuliahan sampai selesainya tesis ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D., selaku Pejabat (Pj) Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara dan selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
banyak membimbing serta memberikan arahan-arahan kepada penulis yang sangat
membantu dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH., MS., CN., selaku Ketua Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan
selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan
dan arahan-arahan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.

iii

4. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan-arahan yang sangat membantu
dalam penulisan tesis ini.
5. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH., CN., MHum., Selaku Sekretaris
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara dan selaku Dosen Penguji penulis yang telah banyak memberikan kritikan,
saran serta masukan dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn., selaku Dosen Penguji penulis
yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan
tesis ini.
7. Bapak-Bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para karyawan
Biro Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada
ayahanda H. Ir. Salimin Tagor Nasution dan Ibunda Hj. Nur Aisyah Dalimunthe yang
telah melahirkan, membesarkan dan mendidik ananda dengan penuh kasih sayang,
serta atas segala dorongan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis selama
ini, juga kepada Istri-ku tersayang Nina Nofriyanti Lubis yang telah banyak
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis selama ini, dan kepada ananda
Shereen Aquila Nasution yang menjadi motivasi dan semangat penulis.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan,
Khususnya rekan-rekan Magister Kenotariatan Kelas Reguler Angkatan 2012 yang
namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus memberikan motivasi,
semangat, kerjasama dan diskusi, yang banyak membantu serta memberikan
pemikiran kritik dan saran dari awal masuk di Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai menyusun
tesis ini.
Penulis berharap semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis selama ini, mendapat balasan kebajikan dan rahmat dari Tuhan Yang

iv

Maha Esa, dan selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang
melimpah. Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi
semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang kenotariatan.

Medan,

Mei 2015

(Achmad Rivandy Nasution)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama

: Achmad Rivandy Nasution

Tempat/ Tanggal Lahir

: Medan, 08 Juni 1982

Alamat

: Jl. Kutilang Nomor 23, Medan

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 32 Tahun

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Islam

Nama Bapak

: H. Ir. Salimin Tagor Nasution

Nama Ibu

: Hj. Nur Aisyah Dalimunthe

Nama Istri

: Nina Nofriyanti Lubis

Nama Anak

: Shereen Aquila Nasution

II. PENDIDIKAN
Sekolah Dasar

: SD Taman Harapan Medan (1989-1995)

Sekolah Menengah Pertama : SMP Harapan Medan (1995-1998)
Sekolah Menengah Atas

: SMU Harapan Medan (1998-2001)

Universitas

: S1
Fakultas
Hukum
Universitas
Muhamadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan
(2001-2006)
: S2 Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara (2012-2015)

Universitas

vi

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................

i

ABSTRACT .......................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii
BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang ............................................................................

1

B. Permasalahan .............................................................................. 14
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 14
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 15
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 15
F. Kerangka Teori dan Konsepsi .................................................... 17
1.

Kerangka Teori .................................................................... 17

2.

Konsepsi .............................................................................. 22

G. Metode Penelitian ....................................................................... 24

BAB II

1.

Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan ............................. 24

2.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................... 26

3.

Analisis Data ....................................................................... 28

KEBERADAAN
BADAN
ARBITRASE
NASIONAL
INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
HUTANG PIUTANG ...................................................................... 30
A. Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang ...................................... 30
B. Klausula Arbitrase Dalam Perjanjian ......................................... 47
C. Arbitrase Penyelesaian Sengketa ................................................ 54

vii

D. Keberadaan BANI Dalam Penyelesaian Sengketa Hutang
Piutang ........................................................................................ 65
E. Peraturan Prosedur Badan Arbitrase Nasional Indonesia............ 71
BAB III HAMBATAN-HAMBATAN YANG TIMBUL DALAM
PELAKSANAAN
PUTUSAN
ARBITRASE
DALAM
PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG ............... 84
A. Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Putusan Arbitrase ................ 84
1.

Hambatan Yuridis ................................................................ 86

2.

Hambatan Teknis ................................................................. 97

BAB IV UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN BANI DALAM
MENGATASI HAMBATAN-HAMBATAN YANG TIMBUL
DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE ............... 114
A. Upaya - Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan Hambatan Yuridis ....................................................................... 114
B. Upaya - Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Hambatan Hambatan Teknis ........................................................................ 121
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 142
A. Kesimpulan ................................................................................. 142
B. Saran ........................................................................................... 143

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 145

viii

DAFTAR ISTILAH
A narrow-form arbitration clause

:

klausula arbitrase yang sempit

A settlement of differences

:

kesepakatan
perselisihan

mengenai

Aanvullendrecht

:

hukum yang
menambah

bersifat

Absolute competentie

:

kewenangan absolut

Ad Hoc

:

tidak tetap/sementara

ADR procedures

:

tata cara penyelesaian sengketa alternatif

Adversarial

:

dimuka pengadilan

all disputes arising

:

seluruh sengketa yang muncul

Alternative Dispute Resolution

:

alternatif penyelesaian sengketa

Amicable compositeur

:

pihak penengah

An independent authority

:

lembaga independen yang berwenang

Annulment

:

pembatalan

Arbitrable

:

sengketa yang dapat diselesaikan melalui
arbitrase

Arbitration Court

:

peradilan wasit

Assesoir

:

ikutan

Binding

:

mengikat

Breach of contract

:

pelanggaran terhadap perjanjian

Burgerlijk Wetboek

:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Common ground

:

titik temu

Compromise

:

kompromi

Compromise and settlement

:

akta kompromis

Conflict

:

perselisihan

Conflict of interest

:

pertentangan kepentingan

Dispute

:

sengketa

Expertise

:

keahlian

ix

penyelesaian
mengatur

atau

Extra judicial

:

di luar pengadilan

Extra ordinary

:

pengadilan istimewa

Ex aequo et bono

:

sesuai dengan apa yang dianggap adil

Field research

:

penelitian lapangan

Final and binding

:

final dan mengikat

Franchise

:

waralaba

Formeel waarheid

:

kebenaran formil

Home

:

kedudukan/kediaman

Imunitas

:

kekebalan

Independency

:

kebebasan

Informal procedure

:

prosedur formal

Inlanders

:

pribumi/penduduk asli Indonesia

Institution

:

lembaga

Joint arbitration

:

kerjasama di bidang arbitrase

Juncto

:

dihubungkan/dikaitkan

Junctis

:

bentuk jamak dihubungkan/dikaitkan

Kongesti

:

tunggakan

Lex dura, set tamen scripta

:

undang-undang
itu
demikianlah bunyinya

lex specialis derograt lex generalis

:

peraturan
yang
lebih
khusus
mengesampingkan peraturan yang bersifat
umum

Library Research

:

studi kepustakaan

Mandatory consequinces

:

konsekuensi yang diperintahkan

Model law

:

aturan mengenai

Novum

:

bukti baru

Onrechtmatige daad

:

perbuatan melanggar hukum

Pacta sunt servanda

:

setiap perjanjian menjadi hukum yang
mengikat bagi
para
pihak
yang
membuatnya

x

kejam,

tetapi

Pactum de compromitendo

:

klausa arbitrase yang tercantum dalam
suatu perjanjian tertulis yang dibuat para
pihak sebelum timbul sengketa

Performance

:

kinerja

Plea

:

perlawanan

Predictability

:

sifat dapat diprediksi

ready-made rules

:

peraturan yang sudah tersedia

Rechtvinding

:

penemuan hukum

Recourse

:

bentuk jalan lain

Reglement op de Rechtsvordering

:

Reglemen Acara Perdata

Relative competentie

:

kewenangan relatif

Staatsblad

:

Lembaran Negara, peraturan dan ketentuan
pada masa kolonial Belanda

Time-frame

:

jangka waktu

To prevent a lawsuit

:

menghindari
peradilan

Under this agreement

:

selama perjanjian berlangsung

Unequivocal

:

jelas dan tegas

Unresponsive

:

tidak tanggap

Venue

:

tempat

Waive

:

melepaskan

Wanprestasi

:

cidera janji

xi

penyelesaian

melalui

DAFTAR SINGKATAN
ADB

: Asian Development Bank

ADR

: Alternative Dispute Resolution

AFTA

: ASEAN Free Trade Area

APEC

: Asia-Pacific Economic Cooperation

APS

: Alternatif Penyelesaian Sengketa

ARB

: Arbitrase

BANI

: Badan Arbitrase Nasional Indonesia

BW

: Burgerlijk Wetboek

GATT/GATS : General Agreement on Tariffs and Trade/ The General Agreement
on Trade in Services
HIR

: Herziene Inlandsch Reglement

ICC

: International Criminal Court

ICSID

: International Centre for the Settlement of Investment Disputes

KADIN

: Kamar Dagang dan Industri

KUHPerdata

: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

NAFTA

: North American Free Trade Agreement

No.

: Nomor

Pdt

: Perdata

PERMA

: Peraturan Mahkamah Agung

PKPU

: Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

PKS

: Pabrik Kelapa Sawit

PN

: Pengadilan Negeri

Ps.

: Pasal

PT

: Perseroan Terbatas

Rbg.

: Reglement Buitengewesten

RI

: Republik Indonesia

RV

: Reglement op de Rechtsvordering

xii

SIAC

: Singapore International Arbitration Centre

Stb.

: Staatsblad

Th.

: Tahun

UNCITRAL

: United Nations Commission on International Trade Law

UU

: Undang-Undang

UUK

: Undang-Undang Kepailitan

xiii