Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai di Bawah Tegakan Kelapa Sawit 4 Tahun dan 8 Tahun

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik. Pertumbuhan akar
tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang
mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang
kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah (Siregar, 2009).
Batang kedelai tersebut berwarna ungu atau hijau. Batang kedelai
memiliki buku yang akan menjadi tempat tumbuhnya bunga. Buku yang
menghasilkan buah disebut buku subur, pada batang tanaman tersebut biasanya
akan muncul cabang (Purwono dan Purnawati, 2007).
Daun kedelai terbagi menjadi empat tipe, yaitu (1) kotiledon atau daun
biji, (2) dua helai daun primer sederhana, (3) daun bertiga, dan (4) profila. Daun
primer berbentuk oval dengan tangkai daun sepanjang 1-2 cm, terletak
berseberangan pada buku pertama diatas kotiledon. Bentuk daun kedelai adalah
lancip, bulat dan lonjong serta terdapat perpaduan bentuk daun misalnya antara
lonjong dan lancip (Adie dan Krisnawati 2007).
Sebagian besar kedelai mulai berbunga pada umur antara 5-7 minggu.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat
jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih
menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak

pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat
menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar
60% bunga rontok sebelum membentuk polong (Hidayat, 1985).

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan
50-100 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau
abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau
akan berubah menjadi kehitaman (Sugeno, 2008).
Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong.
Ukuran biji berkisar antara 6-30 g/100 biji, ukuran biji diklasifikasikan menjadi
3 kelas yaitu biji kecil (6-10 g/100 biji), biji sedang(11-12 g/100 biji) dan biji
besar (>13 g/100 biji). Warna biji bervariasi antara kuning, hijau, coklat dan hitam
(Soemaatmadja et al., 1999).
Syarat Tumbuh
Iklim
Suhu yangdikehendaki kedelai antara 21 - 34°C, akan tetapi suhu
optimum bagipertumbuhannya berkisar 23 - 27ºC. Pada proses perkecambahan
benih, kedelaimembutuhkan suhu yang cocok sekitar 30ºC. Pada suhu yang lebih
tinggi dari30 ºC, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil fotosintesis(Prihatman,
2000).

Tanaman

kedelai

dapat

tumbuh

dengan

baik

dan

produksinya

tinggimemerlukan curah hujan berkisar antara 1.500–2.500 mm/tahun atau curah
hujanselama musim tanam berkisar antara 300–400 mm/tiga bulan. Akan tetapi,
tanaman kedelai masih toleran dan produksinya masihcukup baik dengan
curahhujan sampai 3.500 mm/tahun dan curah hujan di bawah 1.500 mm/tahun

hingga700 mm/tahun. Hujan yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
pertumbuhantanaman kedelai terhambat dan produksinya rendah (Cahyono,
2007).

Kelembapan yang sesuai untukpertumbuhan tanaman kedelai adalah 60%.
Dengan kondisi suhu dan kelembapanyang sesuai, maka tanaman dapat
melakukan fotosintesis dengan baikpembentukan karbohidrat dalam jumlah
yangbesar. Dengan demikian, sumberenergi tersedia cukup untuk proses
pernapasan dan pertumbuhan tanaman, sepertipembentukan batang, cabang, daun,
bunga, dan buah (polong), dan pembentukansel–sel baru lainnya ( Cahyono, 2007
).
Cahaya

matahari

sumber

energi

yang


diperlukan

proses

fotosintesis.Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apabila tanaman
mendapatkanpenyinaran sinar matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh
dengan baik,cepat, dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari
terang danpenuh.kekurangan cahaya matahari dapat menyebabkan bibit pucat,
batangmemanjang, kurus, dan lemah. Lahan kedelai harus terbuka (tidak
terlindungi olehpepohonan) (Cahyono, 2007)
Tanah
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol, latosol, dan
andosol (Siswadi, 2006).
Kedelai dapat tumbuh di tanah yang agak masam akan tetapi pada pH
yangterlalu rendah bisa menimbulkan keracunan Al dan Fe. Nilai pH yang
cocokberkisar antara 5.8 – 7.0. Pada pH tanah kurang dari 5.5 pertumbuhan
kedelaisangat terlambat karena keracunan Aluminium, sehingga pertumbuhan
bakteribintil dan proses nitrifikasi akan berjalan kurang baik (Prihatman, 2000).


Kedelai sebenarnya bisa ditanam pada berbagai macam jenis tanah.
Tetapi,yang paling baik adalah tanah yang cukup mengandung kapur dan
memiliki sistem drainase yang baik. Perlu diperhatikan, kedelai tidak tahan
terhadapgenangan air. Kedelai bisa tumbuh baik pada tanah yang struktur
keasamannya (PH) antara

5,8–7. Tanah yang baru pertama kali ditanam

kedelai sebaiknyadiberi bakteriRhizobium. Kedelai akan tumbuh dengan subur
dan memuaskan jika ditanam pada tanah yangmengandung kapur dan tanah bekas
ditanami padi. Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase dan
aerasi tanahnya cukup baik. Tanah–tanah yang cocok yaitu, alluvial, regosol,
grumusol, latotosol,dan andosol (Suhaeni, 2007).
Pentingnya pH tanah untuk diketahui adalah untuk menentukan mudah
tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah
diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut
kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur hara P
tidak dapat diserap tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al, sedang pada tanah
alkalis unsur P juga tidak dapat diserap tanaman karena difiksasi oleh Ca

(Hardjowigeno, 2003).
Varietas
Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat
dibedakan oleh setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dan lain-lain)
yang nyata untuk usaha pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan
sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang lainnya (Sutopo, 1998).
Beberapa varietas yang mempunyai biji besar, toleran terhadap lahan
kering

masam

serta

mempunyai

produksi

tinggi

2,0-3,9


t/ha

seperti

Rajabasa,(Balitkabi Malang, 2007). Sejak tahun 2003 sampai 2008, Balitkabi
Malang telah menghasilkan beberapa varietas unggul baru kedelai umur genjah
(70 hari – 85 hari) dan produksi tinggi (2,21 – 3,40 t/ha) seperti Gepak Ijo, Gepak
Kuning, Grobogan, Arjasari, Gumitir, Argopuro, Baluran, dan Kipas Merah
(Balitkabi, 2008). Varietas Panderman yang mempunyai umur 85 hari yang
bijinya besar dan tahan terhadap ulat grayak (Puslitbangtan, 2007). Beberapa
varietas yang tahan kering dan masam serta mempunyai produksi yang tinggi (2,5
t/ha) seperti varietas Tanggamus, Sibayak, Nanti, Rata, dan Seulawan
(Balitkabi, 2004).
Menurut hasil penelitian Balitkabi Malang (2008), menunjukkan bahwa
beberapa varietas yang mempunyai produksi tinggi seperti Grobogan (2,70 t/ha),
ukuran biji 18 g/100 biji (biji besar) dan umur masak sekitar 76 hari (umur
genjah),varietas Detam-1 (2,51 t/ha), ukuran biji 14,84 g/100 biji (biji sedang),
dan umur masak sekitar 85 hari (umur sedang), varietas Detam-2 (2,46 t/ha),
ukuran biji 13,54 g/100 biji (biji sedang), dan umur masak 82 hari (umur sedang),

varietas Ijen (2,49 t/ha), ukuran biji 11,23 g/100 biji (ukuran sedang), dan umur
masak 83 hari (umur sedang), varietas Anjasmoro (2,25 t/ha), ukuran biji 14,815,3 g/100 biji besar), umur masak 92 hari (umur dalam/panjang), varietas
Mahameru (2,04-2,16 t//ha), ukuran biji 16,5-17,0 g/100 (biji besar), dan umur
masak 94 hari (umur dalam/panjang), varietas Tanggamus (1,22 t/ha), ukuran biji
11 g/100 (ukuran sedang), dan umur masak 88 hari (umur sedang), varietas Kaba
(2,13 t/ha), ukuran biji 10,37 g/100 biji (biji sedang), dan umur masak 85 hari
(umur sedang), varietas Sinabung (2,16 t/ha), ukuran biji 10,68 g/100 biji (biji
sedang), dan umur masak 88 hari (umur sedang), varietas Burangrang (2,05 t/ha),

ukuran biji 17 g/100 biji (biji besar), dan umur masak 82 hari (umur sedang),
varietas Argomulyo (2,0 t/ha), ukuran biji 16 g/ha, dan umur masak 81 hari (umur
sedang, dan varietas Willis (1,60 t/ha), ukuran biji 10 g/ha (biji sedang), dan umur
masak 87 hari (umur sedang), varietas kedelai Dena 1 memiliki potensi hasil 2,89
ton ha-1 , bobot biji antara 11,07 - 16,06 g/100 biji) dan umur panen 78 hari.
Setiap varietas memberikan respon yang berbeda pada kondisi
lingkungan yang berbeda sehingga setiap varietas kedelai memiliki bintil akar
yang berbeda tergantung kepada sifat genetis varietas tanaman itu sendiri. Faktor
lingkungan terutama cahaya penting bagi pembentukan bintil akar efektif. Bila
naungan terlalu tinggi akan menekan jumlah dan ukuran bintil akar termasuk
bintil akar efektif dimana semakin berkurangnya cahaya dengan intensitas

naungan tinggi akan menghambat proses fotosistensis sehingga translokasi
fotosintat terhambat keseluruh bagian tanaman (Yuwono, 2006).
Hasil Penelitian Syahbuddin et al., (1998) menunjukkan bahwa
setiap varietas memiliki respon yang berbeda beda terhadap pemberian naungan.
Varietas Willis memiliki adaptasi terbaik terhadap penurunan intensitas radiasi
surya disbanding varietas Malabar dan Lokon, hal ini nampak dari kemampuan
menyerap N,P dan K yang lebih banyak.
Pemanfaatan Lahan Kosong di Bawah Tegakan Kelapa Sawit
Menurut Salisbury dan Ross (1992) cahaya matahari sangat besar
peranannya dalam proses fisiologi tumbuhan seperti proses fotosintesis, respirasi,
pertumbuhan dan perkembangan, dan berbagai pergerakan tanaman dan
perkecambahan. Pada kondisi cahaya rendah, bentuk adaptasi tanaman meliputi:
1) pengurangan kecepatan respirasi untuk menurunkan titik kompensasi.

2) peningkatan luas daun untuk memperoleh satu permukaan yang lebih besar
bagi absorbsi cahaya. 3) Peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit energi
cahaya dan luas daun.
Kedelai merupakan tanaman C3 yang dapat mengalami kehilangan air
lebih banyak dibandingkan tanaman C4 seperti jagung dan sorgum, karena
tanaman C3 memiliki rasio transpirasi yang lebih tinggi dan keadaan stomata yang

selalu terbuka. Tanaman C4 akan tumbuh baik pada lahan terbuka, sedangkan
tanaman C3 lebih mampu ditanam pada lahan ternaungi (Yunita et al., 2008).
Berdasarkan

hasil penelitian Soverda, et al (2009)

menyatakan pada pemberian naungan 50% berpengaruh nyata terhadap jumlah
polong

pertanaman.

Penurunan jumlah

polong

pertanaman

dikarenakan

pendistribusian hasil bulir lebih besar diberikan ke tanaman yang menerima

cahaya normal. Hasil penelitian Wahyu dan Sundari (2011) jumlah polong isi
pertanaman pada lingkungan tanpa naungan berkisar antara 24-35 polong dengan
rata-rata 29 polong, sedangkan pada lingkungan ternaungi 50% berkisar antara 616 polong dengan rata-rata 12 polong, terjadi penurunan jumlah polong 42%.
Efek pendorong auksin (penumbuh akar) akibat kekurangan
adanya cahaya, oleh sebab itu tunas yang mendapat penyinaran tidak tumbuh
secepat tunas ditempat gelap. Dengan demikian pertumbuhan di lapangan
merupakan hasil dari rangsangan cahaya melalui fotosintesis dan produksi bahan
makanan dan hambatan cahaya melalui pengurangan efek auksin (Sitompul dan
Guritno, 1995). Bila pengaruh-pengaruh sederhana suatu faktor berbeda lebih
besar daripada yang dapat ditimbulkan oleh faktor kebetulan, beda respon ini
disebut interaksi antara kedua faktor itu. Bila interaksinya tidak nyata, maka

disimpulkan bahwa faktor-faktornyabertindak bebas satu sama lain , pengaruh
sederhana suatu faktor sama pada semua taraf faktor lainya dalam batas-batas
keragaman acak(Steel and Torrie, 1993).
Karakter morfologi tanaman ternaungi dibandingkan dengan
tanaman yang mendapat cahaya penuh menurut Daubenmire (1974) dan Anderson
dan Osmon (1987) dalam Wirnas (2005) ditandai dengan batang lebih kecil
karena xilem kurang berkembang, luas daun per tanaman lebih besar, jarak antar
buku lebih panjang, jumlah cabang lebih sedikit, akar lebih pendek, rasio akar dan
tajuk rendah, bintil akar sedikit. Dari segi anatomi terlihat bahwa sel daun
berukuran lebih besar dan tipis, endodermis, kutikula dan dinding lebih
berkembang, kloroplas lebih banyak dan besar. Karakter fisiologi tanaman
ternaungi ditandai dengan kandungan klorofil lebih tinggi, laju fotosintesis
rendah, laju respirasi rendah, kandungan air lebih tinggi, tranpirasi lebih lambat
dan C/N rendah.