Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan kemampuan nasional dibidang perdagangan barang
mendorong

berkembangnya

bidang

standardisasidalam

mengantisipasiera

globlalisasi perdagangan dunia, ASEAN Free Trade Area (yang selanjutnya
disebut AFTA) 2003 dan Asia-Pacific Economic Cooperation(yang selanjutnya
disebut APEC) 2010-2020, menjadikan kegiatan standardisasi yang meliputi
standar dan penilaian kesesuaian (conformity assessment) secara terpadu perlu
dikembangkan secara berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan
meningkatkan daya saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan dan

melindungi kepentingan umum. 1
Perkembangan secara signifikan dilakukan Indonesia di era globalisasi
untuk

memajukan

berbagai

bidang

kehidupan

yang

dilakukan

untuk

meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup rakyat Indonesia.Kemajuan tersebut
khususnya terlihat dibidang perdagangan barang, banyak barang produksi asli

Indonesia yang sudah diterima oleh pasar internasional dan memiliki pelanggan
tetap. Hal ini merupakan kesempatan yang besar bagi negara kita untuk
meningkatkan daya saing dan meningkatkan perekonomian negara dengan
pengadaan barang yang berkualitas. Terlebih dengan bergabungnya Indonesia
dalam Masyarakat Ekonomi Asean (yang selanjutnya disebut MEA) dimana
1

“Badan Standardisasi Nasional”, http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/5, diakses pada
tanggal 16 November 2016.

Universitas Sumatera Utara

kesempatan para investor luar negeri untuk berinvestasi dan membuka usaha di
Indonesia semakin terbuka lebar, maka diharapkan produk dalam negeri mampu
bersaing dengan produk luar negeri. Akan tetapi, ada dampak negatif dalam era
perdagangan bebas ini yang memungkinkan arus barang dan/atau jasa dapat
masuk ke semua negara dengan bebas, sehingga berbagai macam jenis produk
akan banyak beredar di pasaran. 2
Diterapkannya pasar bebas pada dasarnya dibutuhkan adanya kesiapan
bagi para Pelaku Usaha/Produsen di dalam menghasilkan dan memasarkan

produknya apakah sudah memenuhi kualitas mutu yang dikehendaki oleh pasar
tersebut. Syarat minimal adalah adanya standardisasi dan sertifikasi pada produk
yang dihasilkan dan dipasarkannya. 3Barang dan/atau jasa dalam negeri di segala
kategori harus memenuhi standardisasi agar produk dalam negeri bisa bersaing
secara sehat di dunia internasional. 4Standardisasi merupakan salah satu instrumen
regulasi teknis yang dapat melindungi kepentingan konsumen nasional dan
sekaligus produsen dalam negeri. Melalui regulasi teknis yang berbasiskan
standardisasi dapat dicegah beredarnya barang-barang yang tidak bermutu di pasar

2

EllyHernawati,“Standardisasi
Produk
Lindungi
Kepentingan
Konsumen”,
http://www.surabayapagi.com/index.php, diakses pada tanggal 3 November 2016.
3
Lihat : Bagian Menimbang huruf a. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional, yang menyatakan bahwa : “Dalam rangka mendukung peningkatan

produktivitas, daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau personel, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja
dan masyarakat khususnya di bidang keselamatan, keamanan, kesehatan, dan lingkungan hidup
maka efektivitas pengaturan di bidang standardisasi perlu lebih ditingkatkan”.
4
Penerapan SNI, http://lansida.blogspot.co.id/2011/03/penerapan-sni.html, diakses pada
tanggal 29 Oktober 2016.

Universitas Sumatera Utara

domestik khususnya yang terkaitdengan kesehatan, keamanan,keselamatan, dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup. 5
Standardisasi suatu unsur penunjang pembangunan mempunyai peranan
penting dalam usaha optimalisasi pendayagunaan sumber daya dan seluruh
kegiatan pembangunan. Perangkat-perangkatstandardisasi juga berperan untuk
menunjang kemampuan produksi dan produkivitas, khususnya dalam peningkatan
perdagangan dalam negeri dan internasional, pengembangan standardisasi serta
perlindungan pemakai. 6Standardisasi sebagai suatu acuan dalam penggolongan
barang dan/atau jasa yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Adanya
standardisasi ini juga dapat melindungi kepentingan konsumen dari tidak tepatnya

jumlah kuantitas produk hingga kandungan berbahaya yang mungkin terdapat
pada

produk

yang

dibeli. 7DiIndonesia

ketentuan–ketentuan

standardisasi

dicantumkan dalam Standar Nasional Indonesia (selanjutnya disebut SNI).
Penetapan

standardisasi

produk


sangat

penting

dalam

rangka

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh produsen. 8Maka, SNI
bukanlah suatu kebijakan pemerintah yang menahan produk-produk luar negeri
untuk masuk dan bersaing di dalam negeri melainkan adalah untuk melindungi
kepentingan hukum konsumen yang tidak lain adalah masyarakat dalam negeri

5

Eddy Herjanto, Pemberlakuan SNI Secara Wajib Di Sektor Industri: Efektifitas dan
Berbagai Aspek dalam Penerapannya (Mandatory Application Of SNI In Industrial Sector:
Effectivity And Aspects In Its Implementation),Jurnal Riset Industri Vol. V, No.2, 2011, hlm.121
6
Endang Sri Wahyuni, Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan

Perlindungan Konsumen (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm.27.
7
Muh. Azwar Massijaya, Sik Sumaedi, Medi Yarmen, Tri Rakhmawati, Tri Widianti, I
Gede Yudha Bakti, “Pemilihan SNI Wajib Sebagai Objek Penelitian dengan Metode Analytic
Hierarchy Process (AHP)” (Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Tangerang Selatan), hlm. 118.
8
Penerapan SNI, http://lansida.blogspot.co.id/2011/03/penerapan-sni.html, diakses pada
tanggal 7 November 2016.

Universitas Sumatera Utara

sendiri. Kepentingan hukum tersebut adalah jaminan terhadap konsumen untuk
mendapatkan barang/jasa yang berkualitas baik. 9
Ketentuan mengenai standardisasi nasional telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah RI Nomor 102 Tahun 2000 berisi tentang Standardisasi Nasional yang
ditetapkan oleh Presiden RI pada tanggal 10 November 2000 (selanjutnya disebut
PP Standardisasi Nasional). Ketentuan ini adalah sebagai pengganti PP Nomor 15
Tahun 1991 tentang Standardisasi Nasional Indonesia dan Keppres Nomor
12/1991 tentang Penyusunan, Penerapan dan Pengawasan Standar Nasional

Indonesia.Yang kemudian diatur secara umum setelah disahkannya UndangUndang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
(yang selanjutnya disebut UU Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian).
Salah satu bentuk pemberlakuan Standar Nasional Indonesia dapat
diterapkan pada kegiatan usaha di sektor makanan khususnya produk kopi, baik
bubuk kopi saja, ataupun kopi dalam kemasan instan. Hal ini menyangkut
keselamatan dan keamanan pangan bagi masyarakat, mengingat bahwa negara
berkewajiban melindungi masyarakat sesuai dengan amanat Undang–Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bagian pembukaan alenia
keempat yaitu bahwa Pemerintah Negara Republik Indonesia dibentuk untuk
melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanbangsa,dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia.Sehingga untukmewujudkan hal tersebutserta

9

Roli Harni Yance S. Garingging, dkk, Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam
Kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) Terhadap Industri Elektronik Rumah Tangga Di
Sumatera Utara(Studi Pada PT. Neo National Medan), USU LawJournal, Vol.2, No.2
(September-2014), hlm. 76


Universitas Sumatera Utara

untukmemenuhi

hak

dankebutuhan

dasar

warganegara,maka

negaraharusmemberlakukan SNI Kopi sertamendukung perkembangan kegiatan
usaha di bidang produk makanan dan minuman kemasan.
Kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas ekspor pertanian
Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi. Jenis kopi yang berkembang di Indonesia
yaitu kopi arabika dan robusta. Produksi kopi di Indonesia sebagian besar berbasis
kopi Arabika. Salah satu kopi Indonesia yang khas dan unik, yaitu kopi luwak.
Hingga saat ini kopi tersebut termasuk kopi dengan harga termahal di dunia. 10
Teknologi budi daya dan pengelolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi

unggul,

pemeliharaan,

pemangkasan

tanaman

dan

pemberian

penaung,

pengendalian hama dan gulma, pemupukan seimbang, pemanenan, serta
pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam
menentukan kualitas dan cita rasa kopi. 11
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh
rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan
produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang

tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan dan
penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat
mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi. 12

10

Thedora Dyah Ayu Larasati, Skripsi, “Pengaruh Suhu Dan Durasi Penyangraian Biji
Kopi Arabika Luwak Dan Non Luwak Terhadap Sifat Fisikokimia Dan Sensori Kopi Bubuk”,
(Semarang: Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik
Soegijapranata, 2014), hlm. i.
11
Pudji Rahardjo, Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta
(Jakarta: Penebar Swadaya, 2012), hlm. 5
12
Ibid., hlm. 10.

Universitas Sumatera Utara

Berkembangnya perdagangan Internasional di zaman globalisasi ini
memunculkan peluang besar bagi produsen-produsen Internasional untuk
memperdagangkan produknya ke seluruh dunia. Terlebih lagi di negara
berkembang dimana produk itu tidak dapat dihasilkan. Dengan adanya merk-merk
internasional di bidang minuman instan dalam kemasan yang menguasai pasar
dunia, maka secara otomatis berpengaruh terhadap tingkat persaingan usaha
produk makanan. 13Negara-negara diminta untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap para produsen dan penjual yang terlibat dalam industri pangan.
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tetapi juga menyangkut
kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi
konsumen.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan standardisasi ialah
penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar)
yang ditetapkan;

pembakuan.

Standardisasi

ialah

proses

merencanakan,

merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan
mengawasi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan
semua pemangku kepentingan. 14
Mengingat pentingnya standardisasi ini, maka hal tersebut seharusnya
dapat mendorong Pelaku Usaha/Produsen untuk meningkatkan mutu dan daya
saing produksinya, baik dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

13

Adi Purna Wijaya, Skripsi, “Proses Sertifikasi SNI Untuk Impor Produk Peralatan
Makan Dan Minum Melamin Pada PT. Famous Pacific Shipment Indonesia (FPS) Branch
Yogyakarta”, (Semarang, Bisnis Internasional, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret,
2012), hlm. 3.
14
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Bab I, Pasal 1 angka 1.

Universitas Sumatera Utara

maupun memenuhi kebutuhan luar negeri serta mampu menciptakan persaingan
usaha yang sehat diantara para Pelaku Usaha/Produsen, khususnya untuk produksi
barang yang sama atau sejenis.
Penerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela. Namun, SNI yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup (selanjutnya disebut K3L), atau atas dasar pertimbangan
tertentu dapat diberlakukan secara wajib. Berdasarkan alasan di atas maka
Kementerian Perindustrian telah memberlakukan penerapan beberapa SNI secara
wajib. Penerapan standar memerlukan prasarana teknis dan institusional meliputi
standar produk dan standar pendukungnya (cara uji, cara pengukuran, dsb),
lembaga penilaian kesesuaian (sertifikasi sistem mutu, sertifikasi personil,
inspeksi, laboratorium uji dan kalibrasi), dan peraturan perundang-undangannya
sendiri. 15
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dengan judul :“Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2004 Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaturan SNI di Indonesia?
15

Eddy Herjanto, Op. Cit. hlm. 130.

Universitas Sumatera Utara

2.

Bagaimanakah prosedur pemberian Sertifikasi SNI terhadap produk kopi?

3.

Bagaimanakah akibat hukum pemberlakuan SNI untuk Kopi secara wajib
ditinjau dari UU Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.

Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan

penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memahami pengaturan mengenaipelaksanaan SNI secara wajib
dalam bidang industri kopi.
b. Untuk mengetahui prosedur penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda
SNI. Dan untuk mengetahui tanggung jawab lembaga sertifikasi produk
(selanjutnya disebut LSPro) terhadap penerbitan sertifikat produk
penggunaan tanda SNI dalam rangka perlindungan konsumen.
c. Untuk mengetahui akibat hukum dari pemberlakuan SNI Kopi secara
wajib berdasarkan UU Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.
2.

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis
Untuk memberikan pemahaman mengenai pengaturan SNI, prosedur
penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda SNI, dan tanggung jawab
LPSPro terhadap penerbitan sertifikat produk penggunaan tanda SNI
dalam rangka perlindungan konsumen, mengingat bahwa buku dan tulisan

Universitas Sumatera Utara

yang membahas masalah yang berkenaan dengan tema tulisan ini masih
minim maka penulisan ini didukung oleh pendapat sarjana, untuk itu
penulis mengharapkan tulisan ini dapat menambah wawasan pemikiran
terhadap SNI dan lembaga sertifkasi produk penggunaan tanda SNI, serta
akibat hukum dari pemberlakuan SNI Kopi secara wajib.
b. Secara praktis
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca, baik
kalangan akademis yang belum mengetahui SNI Kopi dan bagi para
konsumen agar mengetahui bahwa sebelum menggunakan suatu produk
dalam negeri hendaknya memperhatikan mutu dan kualitas produk
tersebut, salah satunya ialah dengan cara melihat apakah produk tersebut
sudah mendapat sertifikasi dan standardisasi melalui label SNI.

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeriksaan di perpustakaan Pusat
Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
skripsi dengan judul “Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
Kopi Secara Wajib Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian” ini belum pernah ditulis sebelumnya.
Dengan demikian, dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai
melalui penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan
karya sendiri yang asli dan disusun melalui referensi buku-buku dan informasi

Universitas Sumatera Utara

dari media cetak maupun media elektronik sehingga hasil penulisan ini dapat
dipertanggungjawabkan terutama secara ilmiah atau secara akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan
1.

Standar Nasional Indonesia (SNI)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan standardisasi ialah

penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dan sebagainya) dengan pedoman (standar)
yang

ditetapkan;pembakuan. 16Standardisasi

ialah

proses

merencanakan,

merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan
mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan
semua pemangku kepentingan. 17
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah satu-satunya standar yang
berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (selanjutnya disebut BSN).
Standar Nasional Indonesiaadalah dokumen berisi ketentuan teknis
(merupakan konsolidasi IPTEK dan pengalaman) (aturan, pedoman atau
karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara konsensus
(untuk menjamin agar suatu standar merupakan kesepakatan pihak yang
berkepentingan) dan ditetapkan (berlaku di seluruh wilayah nasional) oleh

16

http://kbbi.web.id/standardisasi, diakses pada tanggal 19 November 2016.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, Bab I, Pasal 1 angka 1.
17

Universitas Sumatera Utara

BSNuntuk dipergunakan oleh pemangku kepentingan 18 dengan tujuan mencapai
keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan tertentu. 19
2.

Lembaga Sertifikasi Produk
Lembaga Sertifikasi Produk (selanjutnya disebut LSPro) di Indonesia

dalam rangka meningkatkan mutu dan dan daya saing produk untuk memasuki
pasar nasional, regional, maupun Internasional, serta memberikan perlindungan
pada konsumen, setiap produk yang akan diekspor maupun yang beredar di pasar
dalam negeri perlu diawasi dan dikendalikan mutunya, salah satunya melalui
Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (selanjutnya
disebut SPPT-SNI) atau standar lain yang diacu dan diakui oleh Lembaga
Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
(selanjutnya disebut KAN). 20
3.

Tanggung Jawab Produk
Suatu tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan yang bergerak

dalam suatu produk (produsen) atau dari orang atau badan yang bergerak dalam
suatu proses untuk menghasilkan suatu produk (proses) atau orang atau badan
yang menjual atau mendistribusikan produk tersebut. 21

18

Pemangku Kepentingan adalah pihak yang mempunyai kepentingan terhadap kegiatan
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, yang terdiri atas unsur konsumen, Pelaku Usaha, asosiasi,
pakar, cendikiawan, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, dan/atau Pemerintah
Daerah. Lihat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian.
19
Indah Aritonang, “SNI ( Standar Nasional Indonesia), Standardisasi Tingkat Nasional”.
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/10/sni-standarnasionalindonesia.html (diposting Minggu, 6 Oktober 2013).
20
Balai
Besar
Keramik
Bandung,
“Overview
Sertifikasi
LSPro”,
http://www.bbk.go.id/index.php/page/index/57/overview-lspro,diakses pada tanggal 4 November
2016.
21
“Standardisasi Nasional Indonesia”, http://balitbang.pu.go.id/sni/, diakses pada
tanggal 16 November 2016.

Universitas Sumatera Utara

4.

Produsen
Produsen adalah pelaku usaha yang membuat, memproduksi barang/jasa

dari barang-barang dan/atau jasa-jasa lain. Mereka dapat terdiri atas orang/badan
usaha berkaitan dengan pangan, orang/badan usaha yang memproduksi sandang,
orang/badan usaha berkaitan dengan jasa angkutan, perasuransian, perbankan,
orang/badan usaha berkaitan dengan kesehatan, obat-obatan, narkotika, dan
sebagainya. 22
5.

Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. 23Rumusan
pengertian perlindungan konsumen yang tersebut diatas cukup memadai. Kalimat
yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”,
diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang
merugikan

pelaku

usaha hanya demi

untuk

kepentingan

perlindungan

konsumen. 24

F. Metode Penulisan
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Spesifikasi penelitian

22

Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 11.
23
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Bab I, Pasal 1 angka 1.
24
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 1.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini bersifat
deskriptif. Deskriptif artinya bertujuan untuk menggambarkan secara cermat
karateristik dari fakta-fakta (individu, kelompok, atau keadaan), dan untuk
menentukan frekuensi sesuatu yang terjadi. 25 Dalam penulisan skripsi ini yang
mengacu kepada penelitian hukum normatif yaitu mengkaji ketentuan-ketentuan
tentang pelaksanaan dalam penetapan SNI baik secara sukarela ataupun secara
wajib terhadap produk tertentu oleh Pemerintah. Adapun metode pendekatan yang
digunakan adalah metode pendekatan yuridis.Penelitian normatif dapat dikatakan
juga dengan penelitian sistematik hukumsehingga bertujuan mengadakan
identifikasi terhadap pengertian-pengertian pokok/dasar dalam hukum, yakni
masyarakat hukum, subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum,
hubungan hukum dan obyek hukum. 26
2.

Data penelitian
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 27Data

penelitian ini dikumpulkan melalui penelusuran kepustakaan (library research)
untuk memperoleh bahan hukum primer, bahan hukum sekundar, serta bahan
hukum tersier. 28Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data sekunder, dimana data yang diperoleh secara tidak langsung.
a. Bahan hukum primer

25

Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta : Garanit, 2004), hlm. 58.
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm.15.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm.172.
28
Sumaidi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo, 2004), hlm. 39.
26

Universitas Sumatera Utara

Dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.Dalam tulisan ini diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian,Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, serta
peraturan lain yang berkaitan dengan skripsi ini. Alasan penggunaan penelitian
deskriptif normatif ialah penelitian ini mengacu pada norma hukum yang terdapat
pada peraturan. Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian
kepustakaan yakni tata cara pengumpulan data yang bersumber pada bahan-bahan
kepustakaan. 29
b. Bahan hukum sekunder
Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang SNI
seperti buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum, majalah, koran, karya tulis
ilmiah, dan beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan permasalahan
diatas.
c. Bahan hukum tersier
Semua dokumen yang berisi tentang konsep-konsep dan keteranganketerangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti kamus, ensiklopedi, dan sebagainya.
3.

Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah

dengan penelusuran pustaka (library research) yaitu mengumpulkan data dari
29

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 13-14.

Universitas Sumatera Utara

informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga perundang-undangan yang
berkaitan dengan materi penelitian.
Muhammad Nazil dalam bukunya, dikemukakan bahwa studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 30
4.

Analisa data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data

berikut dengan analisisnya. 31Metode analisis data dilakukan dengan metode
kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif.Metode penarikan
kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara
deduktif dan induktif.Metode penarikan kesimpulan secara deduktif adalah suatu
proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu
kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus. 32Metode penarikan
kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus
(sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada kesimpulan (pengetahuan baru)
berupa asas umum. 33 Penarikan kesimpulan terhadap data yang telah dikumpulkan
dilakukan dengan mempergunakan metode penarikan kesimpulan secara deduktif

30

M. Nazil, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,2010), hlm. 111
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 69.
32
Bambang Sunggono,Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
31

hlm. 11.
33

Ibid.,hlm. 10.

Universitas Sumatera Utara

maupun

induktif,

sehingga

akan

dapat

merangkum

jawaban

terhadap

permasalahan yang telah disusun. 34

G. Sistematika Penulisan
Pada dasarnya sistematika penulisan adalah gambaran-gambaran umum
dari keseluruhan isi penulisan skripsi sehingga mudah untuk mencari hubungan
antara satu pokok pembahasan dengan pokok pembahasan yang lain. Hal ini
sesuai dengan pengertian sistem yaitu rangkaian beberapa komponen yang satu
sama lain saling berkaitan atau berhubungan untuk terjadinya suatu hal. Skripsi ini
disusun dalam lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-bab
yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan pembahasan bab
yang dimaksudkan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan gambaran umum mengenai Latar Belakang
masalah yang menjadi dasar penulisan, Pokok Permasalahan,
Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II

PENGATURAN STANDAR NASIONAL INDONESIA
Bab ini menerangkan tentang Pengertian SNI, Latar Belakang
Berlakunya SNI, Tunjuan dan Manfaat Penerapan SNI, Pengaturan
SNI menurut Peraturan Perundang-Undangan.

34

Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Research (Pengantar Metodologi Ilmiah)
(Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 131.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

PROSEDUR PEMBERIAN SERTIFIKASI STANDAR NASIONAL
INDONESIA TERHADAP PRODUK KOPI
Bab ini membahas mengenaiBadan Sertifikasi Nasional sebagai
Penentu dalam Pemberian Sertifikasi Standar Nasional Indonesia.
Peran Lembaga Sertifikasi Produk sebagai Pemberi Sertifikasi Standar
Nasional Indonesia. Prosedur Pemberian Sertifikat Standar Nasional
Indonesia Terhadap Produk Kopi.

BAB IV

AKIBAT HUKUM PEMBERLAKUANSTANDAR NASIONAL
INDONESIA KOPI SECARA WAJIB DITINJAU DARI UNDANGUNDANG
NOMOR
20
TAHUN
2014
TENTANG
STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN
Bab ini membahasa tentang Hambatan Pemberlakuan Standar
Nasional Indonesia Kopi Terhadap Konsumen. Kemudian Dampak
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Terhadap Konsumen.
dan Tindakan Hukum Atas Pelanggaran Standar Nasional Indonesia
Kopi Oleh Produsen Kopi Menurut UU Nomor 20 Tahun 2014
Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan yang
merupakan intisari bab-bab sebelumnya serta jawaban atas pokok
permasalahan dalam penulisan ini. Selain itu, penulis juga
mengemukakan saran-saran untuk penerapan Standar Nasional di
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN

0 0 39

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 8

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 1

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 25

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian Chapter III V

0 0 52

Akibat Hukum Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kopi Secara Wajib Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian

0 0 5

Pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap penjualan produk yang tidak Standar Nasional Indonesia (SNI) ditinjau dari undang-undang nomor 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian di Kota Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Beli

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap penjualan produk yang tidak Standar Nasional Indonesia (SNI) ditinjau dari undang-undang nomor 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian di Kota Pangkalpinang - Repository Uni

0 0 24

Penegakan hukum tingkat penyidikan terhadap tindak pidana Standar Nasional Indonesia di kota Pangkalpinang ditinjau dari undang-undang nomor 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - Penegakan hukum tingkat penyidikan terhadap tindak pidana Standar Nasional Indonesia di kota Pangkalpinang ditinjau dari undang-undang nomor 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian - Repository Universitas Bangka B

0 0 20