Analisis Determinan Minat Wirausaha Pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak237.641.326 jiwa(Badan Pusat
Statistik Indonesia). Mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak
118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21
persen). Angka tersebut sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara berpenduduk
terbesar nomor empat di dunia. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu
keuntungan jika ditinjau dari segi pasar untuk menopang perkembangan industry di dalam
negeri dan merupakan kekuatan yang besar jika sumber daya manusia yang ada
dikembangkan secara tepat. Di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar menyebabkan
Pemerintah Indonesia menghadapi berbagai permasalahan sosial yakni menyediakan sarana
pendidikan, pangan dan sandang, lapangan pekerjaan dan masalah lainnya.
Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan menambah
jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus disediakan harus terus
ditingkatkan. Masalah utama dalam dunia ketenagakerjaan yang dihadapi adalah tingginya
tingkat pengangguran karena pertambahan jumlah tenaga kerja yang lebih besar
dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Data Badan Pusat Statistik tahun
2015menunjukkan bahwa jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 13.766.851 jiwa. Angka

ini menempati urutan keempat jumlah penduduk terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat,
Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan persentase kependudukan sebesar 5,46 %. Hal ini
terlihat dalam angka statistik tahun 2015,yang mencatat sebanyak 390.712orang
pengangguran dari 6.272.083 orang angkatan kerja di Sumatera Utara.
Deli serdang, merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara. Ibukota Deli
Serdang, Lupuk Pakam, memiliki jarak terdekat kedua dengan kota Medan, yang hanya
1

Universitas Sumatera Utara

2

berjarak 29 km, setelah kota Binjai. Selain itu, Deli serdang memiliki jumlah penduduk
terbanyak setelah Medan, yaitu 1.984.598 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang terbilang
besar tersebut, Deli Serdang mampu menjadi kabupaten dengan persentase penduduk miskin
terkecil yaitu hanya 4,71%. Ditinjau dari segi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Deli
serdang merupakan IPM kabupaten terbesar kedua setelah toba samosir sebesar 71,98.
Bahkan, IPM-nya melebihi kota Sibolga dan Gunung sitoli. Namun, Deli Serdang menempati
urutan kedua jumlah pengangguran angkatan kerja setelah Medan, yaitu sebesar 62.871 jiwa.
Deli serdang juga merupakan kabupaten dengan pencari pekerja terbesar yaitu 31.754 jiwa.

Secara letak geografis, Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah yang sangat
potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dan aksesibilitas wilayah kabupaten Deli
Serdang cukup strategis yang mengelilingi kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera
Utara. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo (Mebidangro). Seluruh wilayah
kabupaten Deli Serdang masuk ke dalam kawasan perkotaan Mebidangro atau sekitar 82,78%
wilayah Mebidangro berada di Kabupaten Deli Serdang.
Bedasarkan Rencana Tata Ruang (RTR) kawasan Mebidangro, ditetapkan sembilan
kecamatan yang menjadi Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Deli Serdang
diantaranya adalah Kecamatan Percut Sei Tuan. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan. Penetapan
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Deli Serdang ditetapkan berdasarkan
pertimbangan struktur ruang kawasan perkotaan Mebidangro dan potensi pengembangan
Kabupaten Deli Serdang dengan kriteria sebagai berikut :
1. Peluang pengembangan Kabupaten Deli Serdang sebagai kawasan metropolitan
yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro
2. Keberadaan Bandara Kualanamu sebagai pusat transportasi regional

Universitas Sumatera Utara


3

3. Menghidupkan kembali bekas stasiun kereta api menjadi pusat pelayanan
sekaligus menjadi pusat kegiatan dengan mengintegrasikan antara penggunaan
lahan yang ada dengan system transportasi
4. Peluang pengembangan potensi pertanian dan pariwisata Kabupaten Deli Serdang
5. Ketersediaan jaringan jalan yang menghubungkan kawasan bagian utara dan
selatan kabupaten Deli Serdang serta menghubungkan dengan wilayah sekitarnya.
Khusus di Kecamatan Percut Sei Tuan, dalam rencana system perkotaan Kabupaten
Deli Serdang tahun 2025, fungsi yang dikembangkan ada lima hal, yaitu Perdagangan dan
jasa

regional;Pengolahan

pertanian

dan

perikanan;


Perumahan

dan

permukiman:

Industri;Pusat pendidikan dan olah raga.
Pada Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Provinsi Sumatera Utara yang secara
substansi telah sesuai dengan Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang,
Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undangundang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan, dan Undang-undang nomor 41 tentang
Kehutanan, kecamatan Percut Sei Tuan menjadi kecamatan satu-satunya di Kabupaten Deli
Serdang yang masuk dalam kawasan rencana pembangunan kawasan cepat tumbuh, kawasan
ekonomi terpadu dan kota Mandiri.
Isu Strategis Pembangunan berasal dari permasalahan pembangunan dan analisis
lingkungan eksternal. Analisis lingkungan eksternal diambil dari berbagai informasi dari
dunia Internasional, Kebijakan Nasional, dan Regional Sumatera Utara. Isu Strategis
Pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Deli Serdang menempatkan Kecamatan Percut Sei Tuan menjadi salah satu
konsentrasi utama pengembangan kawasan Industri.
Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar

di Kabupaten Deli Serdang dengan tingkat sebaran penduduk sebesar 21,49 persen. Dalam

Universitas Sumatera Utara

4

mencerdaskan kehidupan masyarakat, kecamatan Percut Sei Tuan memiliki Taman Bacaan
Masyarakat (TMB). Kabupaten Deli Serdang hanya memiliki sepuluh TMB dan salah
satunya ada di Kecamatan Percut Sei Tuan. Kecamatan Percut Sei Tuan juga merupakan
daerah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Potensi perikanan laut di Kabupaten
Deli Serdang terdapat di empat kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan Percut Sei
Tuan. Keberadaan kecamatan Percut Sei Tuan yang berbatasan langsung dengan kota Medan
di sebelah barat dan selatan menjadikan kecamatan ini menjadi salah satu dari tiga daerah
utama pengembangan sektor industri di Kabupaten Deli Serdang. Ditinjau dari segi fasilitas
pendidikan, Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki sekolah terbanyak yaitu 163 unit sekolah
umum dan 155 unit sekolah agaman serta memiliki sepuluh perguruan tinggi. Ditinjau dari
jumlah sarana ibadah, Kecamatan Percut Sei Tuan juga memiliki sarana ibadah terbanyak
yaitu 354 unit. Ditinjau dari sehi perekonomian, hanya 11,71% jumlah masyarakat yang
berada di bawah garis kemiskinan, angka tersebut merupakan angka kemiskinan terkecil
diseluruh kecamatan Kabupaten Deli Serdang.

Kewirausahaan

(entrepreneurship)

sangat

dibutuhkan

bangsa

Indonesia.

Kewirausahaan bukan hanya semata-mata berperan sebagai alternative untuk menekan
jumlah pengangguran, namun juga sebagai pendorong perubahan sosial bagi peningkatan
kualitas hidup manusia. Banyak wirausahawan yang menghasilkan produk-produk yang
membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan nyaman sehingga manusia menjadi
lebih produktif, lebih mudah berkomunikasi, serta lebih cepat mengetahui hal-hal yang
sedang terjadi di sekelilingnya.Pada suatu negara yang sedang berkembang, peranan para
wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan.
Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di negara maju pertumbuhan jumlah wirausaha

telah menyebabkan peningkatan perekonomian yang luar biasa. Para wirausaha baru ini telah
memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif. Siswoyo lebih lanjut

Universitas Sumatera Utara

5

menyatakan setidaknya terdapat dua manfaat besar yang diberikan wirausaha terhadap
pembangunan bangsa, yakni pertama sebagai pengusaha mereka memberikan sumbangsih
dalam melancarkan proses produksi, distribusi dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan
lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kedua, sebagai pejuang bangsa
dalam bidang ekonomi, para wirausaha meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi
ketergantungan kepada bangsa asing. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila
memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal
yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap
usahanya.
Menurut Siswoyo (2009) pentingnya peranan kewirausahaan dapat dilihat dari
kenyataan bahwa pada tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta wirausaha baru
yang menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan baru. Bahkan wirausaha mulai
bermunculan di Negara-negara Eropa Timur yang dulunya mempunyai paham sosialisme

yang kuat. China, yang menganut paham komunis pun mulai membuka diri terhadap lahirnya
wirausaha-wirausaha di negaranya sehingga menyebabkan negara tersebut saat ini
perekonomiannya

tumbuh

dengan

sangat

cepat

dan

mengagumkan.

Pentingnya

pengembangan kewirausahan juga ditunjukkan oleh Chang (2009) yang menyatakan bahwa
pemerintahan Inggris menerbitkan buku putih nasionalnya yang berjudul .Our Competitive

Future: Building the Knowledge DrivenEconomy 1997., yang berisi alasan mengapa
kewirausahaan begitu penting dan bahwa kewirausahaan dan inovasi merupakan insentif
kritis untuk pertumbuhan dan pengembangan perekonomian, keduanya dapat meningkatkan
produktivitas dan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat para wirausaha berhasil menciptakan
34 juta kesempatan kerja baru.
McClelland dalamCiputra (2008) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa menjadi
makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah penduduknya.

Universitas Sumatera Utara

6

Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah
memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya
memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar 440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4
juta orang. Oswari (2005) menyatakan bahwa kurangnya jumlah wirausaha di Indonesia
disebabkan oleh berbagai faktor yakni kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan, etos
kerja yang kurang menghargai kerja keras, cepat merasa puas dengan hasil kerja yang telah
dicapai, pengaruh penjajahan negara asing yang terlalu lama terhadap rakyat Indonesia dan
kondisi ekonomi yang buruk.

Shastri (2009) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang sukses memberikan manfaat
tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga memberikan manfaat kepada komunitas, daerah
dan negaranya. Manfaat-manfaat yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat keuangan.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan dan menawarkan pekerjaan bagi orang lain.
3. Menciptakan perkembangan bagi dunia industri.
4. Mendukung

pemanfaatan

sumber

daya

lokal

menjadi

produk-produk


jadi

untukkonsumsi domestik dan ekspor.
5. Menciptakan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
6. Menciptakan produk dan jasa yang lebih banyak dan inovatif.
7. Menciptakan pasar yang lebih besar.
8. Merangsang perkembangan lebih banyak riset, mesin-mesin dan peralatan yangbaru.
9. Meningkatkan pendapatan bagi pemerintah melalui pembayaran pajak.
Wirausahawan memiliki daya tarik dan tantangan tersendiri. Namun diperlukan
ketekunan, keseriusan, serta kemauan untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus
ditanggung pun lebih tinggi. Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk
membuka usaha sendiri.

Universitas Sumatera Utara

7

Seorang wirausaha layaknya seorang pejuang yang menghadapi situasi yang tidak
menentu. Dalam menghadapi berbagai situasi yang seringkali tidak menentu ini, sebagai
pemimpin dan pengelola perusahaan, seorang wirausahaan selalu membuat strategi dan
memikirkan manajemen terapan yang relevan dengan masa depan bisnisnya.
Berdasarkan Rencana Jangka Menengah Daerah (RJMD) Kabupaten Deli Serdang,
kewirausahaan menjadi salah satu konsentrasi pembangunan. Kewirausahaan menjadi
tanggungjawab dua instansi sekaligus, yaitu Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan Dinas
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Dinas Pemuda dan Olahraga memiliki ruang lingkup kerja pada pemberdayaan
pemuda. Bagi Dispora, pemuda harus dikonstruk agar produktif, berprestasi, berperan aktif
dalam pembangunan daerah, memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan. Pembentukan
pemuda yang berkarakter adalah salah satu potensi dan sumber daya bagi pembangunan
daerah khususnya Kabupaten Deli Serdang. Namun, dalam hal kewirausahaan, Dispora
menghadapi sejumlah masalah diantaranya adalah menurunnya kualitas moral, etika, social
serta rendahnya kemampuan iptek dan kewirausahaan di kalangan pemuda
Kewirausahaan bagi Dinas Koperasi dan UKM menjadi penyangga perekonomian
masyarakat, karena telah terbukti lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi.
Senada dengan Dispora, Dinas Koperasi dan UKM juga menghadapi permasalahan yang
sama yaitu masih relative rendahnya kualitas dan kompetensi kewirausahaan.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, maka disusunlah strategi
pembangunan Kabupaten Deli Serdang dalam mewujudkan visi dan misi kedaerahan dalam
jangka waktu lima tahun kedepan, antara lain adalah Meningkatkan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas dan Membangun perekomomian yang kokoh dan berkeadilan. Dalam hal
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, masyarakat Deli Serdang didorong untuk

Universitas Sumatera Utara

8

memiliki keterampilan wirausaha. Sementara itu, dalam hal pembangunan perekonomian,
pemerintah mendorong aktivitas masyarakat dalam berwirausaha melalui pemberian fasilitas.
Menurut Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Deli Serdang, tercatat perkembangan
wirausaha meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2013, jumlah usaha kecil (karyawan
1-4 orang) sebanyak 949 unit dan usaha menengah (karyawan 5-19 orang) sebanyak 13.967
unit. Sementara itu, Menurut Badan Pengembangan Desa Kecamatan Percut Sei Tuan, hanya
10 unit usaha yang terdaftar. Padahal, realitas usaha yang dimotori masyarakat khususnya
pemuda telah menjamur di daerah tersebut.
Masyarakat harus memiliki minat yang tinggi terhadap pembukaan unit usaha yang
baru. Terlebih lagi masyarakat yang berada pada usia produktif yaitu pemuda. Karena
pemuda memiliki karakteristik khas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausaha.
Menjadi seorang wirausaha berarti menjadi seorang yang berani mengambil resiko, memiliki
jiwa kepemimpinan, kepercayaan diri, berorientasi masa depan, kreatif dan inovatif. Dan
seluruh karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun, kecuali pemuda.
Inti tujuan pembangunan kepemudaan menurut UU No. 40/2009 menekankan pada
tiga hal yaitu karakter, kapasitas, dan daya saing. Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan,
kepeloporan, dan kebangsaan adalah salah satu tujuan pembangunan kepemudaan yang
mencakup karakter dan kapasitas sekaligus. Oleh karena itu, tidak heran mengapa pemuda
dan minat kewirausahaan menjadi objek penelitianyang menarik untuk diteliti.
Minat merupakan faktor pendorong yang menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan
memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi yang tersedia. Minat
tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya (Walgito, 2003:148). Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa
factor, diduga yang mendeterminasi diantaranya adalah karakteristik kepribadian, faktor
demografi dan karakteristik lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan

Universitas Sumatera Utara

9

kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan berpengaruh terhadap minat
berwirausaha. Faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan
pengalaman

bekerja

seseorang

diperhitungkan

sebagai

penentu

bagi

minat

berwirausaha.Faktor lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional
serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha (Indarti, 2008).
Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Efikasi diri berarti juga kondisi motivasi seseorang yang
lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar.
Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan minat
seseorang (Indarti, 2008).
Efikasi diri dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal yang
dipercaya. Membuka sebuah usaha memerlukan kepercayaan terhadap kemampuan diri
sendiri bahwa usahanya akan berhasil, hal inilah yang akan memotivasi seseorang untuk
berani memulai suatu usaha. Apabila seseorang tidak percaya akan kemampuan yang
dimiliki, kecil kemungkinan orang tersebut akan berminat dalam berwirausaha.
Wirausahawan harus dapat menentukan jumlah modal yang diperlukan guna memulai
sebuah usaha, seorang wirausahawan pertama-tama harus menentukan jumlah minimum dari
masing-masing sumber daya yang diperlukan. Sebagian sumber daya dibutuhkan dalam
tingkat kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebagian lainnya
(Susanto, 2009:11).
Ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan
seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan
keberlangsungan usaha (Indarti, 2008).

Universitas Sumatera Utara

10

Campur tangan orang lain dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang
dalam dunia bisnis. Relasi bisnis memiliki prinsip berbanding lurus, artinya semakin banyak
jumlah relasi bisnis, semakin cepat seseorang mencapai sukses dalam berusaha, begitu juga
sebaliknya (Sudjatmoko, 2009:25).
Faktor lingkungan di atas seperti ketersediaan modal, ketersediaan informasi, dan
ketersediaan relasi bisnis disebut kesiapan instrumentasi seorang wirausahawan (Indarti,
2008). Kesiapan instrumentasi tersebut mempengaruhi minat berwirausaha seseorang, karena
bila kesiapan instrumentasi tersebut sudah terpenuhi maka akan meningkatkan kepercayaan
diri seseorang dalam mulai menjadi wirausahawan.
Kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan watak yang
memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan
keunggulan. Kebutuhan akan prestasi juga dapat mendorong kemampuan pengambilan
keputusan dan kecenderungan untuk mengambil resiko seorang wirausaha (Indarti, 2008).
Kebutuhan prestasi mempengaruhi minat berwirausaha seseorang yang ingin mencapai
jenjang karir yang diinginkan sesuai dengan kerja keras yang dilakukan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana minat wirausaha pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan ?
2. Bagaimana pengaruh Efikasi Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi,
Jaringan, Akses Modal, dan Demografi terhadap minat kewirausahaan pemuda di
Kecamatan percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui minat wirausaha pemuda di Kecamatan percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang

Universitas Sumatera Utara

11

2. Untuk mengetahui Efikasi Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi, Jaringan,
Akses Modal, dan Demografiterhadap minat kewirausahaan pemuda di Kecamatan
percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang
1.4Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan program yang tepat
untuk meningkatkan minat berwirausaha pemuda sehingga dapat membantu
pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi angka pengangguran
masyarakat, menggerakkan perekonomian dan lain-lain.
2. Sebagai masukan bagi para pemuda sehingga tertarik menjadi wirausaha dan dapat
mempersiapkan diri dengan baik dan memadai sebelum terjun menjadi wirausaha.
3. Sebagai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam penelitian di bidang
kewirausahaan.
4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama di
masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara