Analisis Determinan Minat Wirausaha Pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Chapter III V

39

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara dan dilaksanakan mulai bulan Juni 2016 – Agustus 2016. Pemilihan
Lokasi ini dikarenakan, kecamatan Percut Sei Tuan berbatasan langsung dengan kota Medan
di sebelah selatan dan barat. Selain itu, Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki sepuluh
perguruan tinggi dan jumlah penduduknya melebihi beberapa kabupaten dan kota di
Sumatera Utara.
3.2 J enis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei. Menurut Kerlinger dalamRiduan
(2007: 49) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, distribusi dan hubungan antarvariabel sosiologi maupun psikologis.
Jenis penelitian berdasarkan jenis data dan analisis adalah penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2008: 35) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menganalisis data
kuantitatif (data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dikuantitatifkan) dengan
menggunakan statistika sebagai alat uji.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pemuda yang berdomisili di Kacamatan Percut

Sei Tuan. Menurut Badan Pusat Statistik jumlah penduduk menurut kelompok umur 15-29
tahun berjumlah 121.456jiwa atau 26persen dari jumlah penduduk Kecamatan Percut Sei
Tuan.Angka ini menunjukkan penduduk Percut Sei Tuan didominasi oleh penduduk usia
muda.Perhitungan sampel menggunakan rumus perhitungan Frank Lynch (Irawan, 2006) :
39

Universitas Sumatera Utara

40

Keterangan :

N� 2 .p(1-p)
n= 2
N� + � 2 .p(1-p)

n= banyaknya sampel
N= jumlah populasi
Z= nilai nominal dari variabel (1,96) tingkat kepercayaan 90 %
P= harga patokan (0,5)

D= sampling eror (0,1)
Maka,
n=

121456(3,84)�0,25
121456(0,01) + 3,84�0,25

n=

116597,76
1214,26 + 0,96

n=

116597,76
1215,22

n = 95,94 atau dibulatkan menjadi 96
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionaire) diberikan kepada responden
penelitian.
b. Studi dokumentasi dengan mempelajari data-data yang berasal dari kantor camat Percut
sei tuan dan website Badan Pusat Statistik
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yaitu melalui
daftar pertanyaan dan wawancara.
b. Data sekunder yakni yang diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen

Universitas Sumatera Utara

41

resmi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik dan Kantor Camat Percut Sei Tuan
3.6. Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iabel Penelitian
3.6.1. Identifikasi Var iabel
Variabel-variabel dalam penelitian atas enam variabel bebas yakni variabel kebutuhan
akan prestasi (X1), variabel efikasidiri (X2), variabel ketersediaan informasi kewirausahaan
(X3),variabel kepemilikan jaringan sosial (X4), variabel akses kepada modal (X5) danvariabel

demografis (X6) dan satu variabel terikat yakni variabel minta kewirausahaan (Y1).
3.6.2. Definisi Oper asional Var iabel
Definisi operasional variabel untuk semua variabel bebas dan variabel terikat pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Akan Prestasi (X1)
Kebutuhan

akan

prestasi

adalah

kebutuhan

seseorang

untuk

menguasai


suatukeahlian, mencapai prestasi dan standar yang tinggi.
2. Efikasi diri (X2)
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan
suatu pekerjaan atau mendapatkan prestasi tertentu.
3. Ketersediaan Informasi Kewirausahaan (X3)
Ketersediaan informasi kewirausahaan adalah tersedianya informasi yang dibutuhkan dan
mendukung kegiatan kewirausahaan secara memadai.
4. Akses Kepada Modal (X4)
Akses kepada modal adalah kemampuan wirausaha untuk mendapatkan modal untuk
menjalankan usahanya.
5. Kepemilikan Jaringan Sosial (X5)
Kepemilikan jaringan sosial adalah hubungan formal dan informal antara seorang
wirausaha atau calon wirausaha dengan orang-orang lain yang mendukungnya sehingga

Universitas Sumatera Utara

42

terbentuk satu jaringan kerjasama yang memungkinkan seorang wirausaha atau calon

wirausaha untuk mendapatkan akses kepada sumber daya yang diperlukan dalam
pendirian, perkembangan dan kesuksesan usahanya.
6. Demografis (X6)
Demografis adalah faktor yang berhubungan dengan struktur kependudukan yang
meliputi pengalaman kerja sebelum menjadi wirausaha dan pendidikan kewirausahaan.
7. Minat Kewirausahaan (Y1)
Minat kewirausahaan adalah kecenderungan atau ketertarikan seseorang untuk melakukan
kegiatan kewirausahaan dengan senang hati dan dengan keberanian mengambil resiko.
Tabel 3.1 Defenisi Oper asional Var iabel Penelitian
No

Var iabel

Definisi Oper asional

Indikator

Skala
Pengukur an
Skala Likert


1

Kebutuhan
Akan Prestasi
(X1)

Kebutuhan seseorang
untuk menguasai suatu
keahlian, mencapai
prestasi dan standar yang
tinggi.

1. Menyukai tantangan
2. Bisa mengambil pelajaran\
dari kegagalan
3. Tidak suka mencari
kambing hitam
4. Berorientasi sukses
5. Kreatif


2

Efikasi Diri
(X2)

Keyakinan seseorang
terhadap kemampuan
dirinya untuk melakukan
sesuatu pekerjaan atau
mendapatkan prestasi
tertentu.

1. Kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri
2. Mampu mencapai cita-cita
3. Mampu mencapai prestasi
Tinggi
4. Mampu mencapai prestasi
seperti orang lain


3

Ketersediaan
Informasi
Kewirausahaan
(X3)

Tersedianya informasi
yang dibutuhkan dan
mendukung kegiatan
kewirausahaan secara
memadai

1. Akses informasi
2. Informasi bisnis
Pelatihan, seminar dan
3. kuliah
Kewirausahaan
4. Informasi positif

Tentang
Kewirausahaan

4

Akses kepada
modal (X4)

1 Relasi yang baik dengan
Kemampuan wirausaha
untuk mendapatkan modal
Peilik modal
2 Pengetahuan tentang sumber
untuk menjalankan
usahanya.
Modal
3 Memiliki modal sendiri

Skala Likert


5

Kepemilikan
jaringan sosial
(X5)

Hubungan formal dan
informal antara seorang
wirausaha atau calon
wirausaha dengan orang-

Skala Likert

1. Pergaulan yang luas
2. Suka berteman/bergaul
3. Menjadi anggota
perkumpulan atau

Skala Likert

Skala Likert

Universitas Sumatera Utara

43
orang lain yang
mendukungnya sehingga
terbentuk satu jaringan
kerjasama yang
memungkinkan seorang
wirausaha atau calon
wirausaha untuk
mendapatkan akses
kepada
sumber daya yang
diperlukan dalam
pendirian, perkembangan
dan kesuksesan usahanya.

Organisasi

4 Jaringan sosial yang luas

6

Demografi (X6)

Faktor yang
berhubungan dengan
struktur kependudukan
seperti tingkat dan jenis
pendidikan, pengetahuan
pengalaman kerja,dan
pengalaman usaha

1 Pengetahuan dan pendidikan
Kewirausahaan
2 Manfaat pengetahuan dan
Pendidikan kewirausahaan
3 Pengalaman kerja
4 Pengalaman usaha sendiri

Skala Likert

7

Minat
Kewirausahaan
(Y1)

Kecenderungan atau
ketertarikan seseorang
untuk melakukan
kegiatan kewirausahaan
dengan senang hati dan
dengan keberanian
mengambil resiko.

1 Senang berwirausaha
2 Ingin berpenghasilan tinggi
3 Ingin bisa mengatur waktu
Dan diri sendiri
4 Suka membuat sesuatu untuk
dijual
5 Berani mengambil resiko

Skala Likert

3.7.Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kuantitatif, untuk memperkirakan dalam bentuk angka pengaruh dari beberapa variabelbebas
secara simultan maupun secara parsial terhadap variabelterikat. Oleh karena itu, setiap
alternative jawaban yang dipilih responden atas pertanyaan pada angket akan diberikan skor
atau bobot nilai.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji deskriptif dengan
melihat skor rata-rata dan analisis regresi berganda. Uji deskriptif memaparkan data dan
angka yang diperoleh dari pengamatan di lapangan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
Data analisis dikemukakan untuk mengetahui mean (rata-rata) kemudian ditarik kesimpulan
berdasarkan angka yang diperoleh. Berikut nilai skor rata-rata dan interpretasinya menurut
Arikunto (2006) :

Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 3.2 Dasar Inter pr etasi Skor Item Kuisioner
No

Nilai Skor

Inter pr etasi

1

0 < NS ≤ 1

Berada pada daerah sangat negatif

2

1 < NS ≤ 2

Berada pada daerah negatif

3

2 < NS ≤ 3

Berada pada daerah tengah-tengah

4

3 < NS ≤ 4

Berada pada daerah positif

5

4 < NS ≤ 5

Berada pada daerah sangat positif

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat apakah masing-masing variabel bebas berhubungan positif atau
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas
mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis regresi berganda yaitu regresi yang
menggunakan lebih dari satu variabelbebas (bebas). Model regresi linier berganda, sebagai
berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 +b3x3 +b4x4 +b5x5 +b6x6 + e
Dimana :
Y

= Minat Wirausaha Pemuda

X1

= Kebutuhan akan prestasi

X2

=Efikasi Diri

X3

= Ketersediaan Informasi Kewirausahaan

X4

= Sumber Modal

X5

= Kepemilikan Jaringan

X6

= Demografi

b1-b6 = koefisien regresi
e

= error term (kesalahan pengganggu)
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengantingkat kepercayaan

(convidence interval) 95% atau α = 0,05. Uji hipotesis dengan menggunakan uji simultan (Uji
F), dan uji parsial (Uji t).

Universitas Sumatera Utara

45

a. Uji secara simultan (Uji-F)
Uji signifikansi parameter simultan (Uji-F) untuk mengetahui apakah semuavariabel
bebas yaitu Kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, ketersediaan informasi, akses modal,
kepemilikan jaringan, dan demografi berpengaruh secara overall (simultan) terhadap variabel
terikat yaitu minat wirausaha pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan dengan tingkat
keyakinan 95% (α =5%).
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan untuk uji simultan adalah:
H0 : b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0, artinya Kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, ketersediaan
informasi, akses modal, kepemilikan jaringan, dan demografisecara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat wirausaha pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan.
H1 : b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0, artinya Kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, ketersediaan
informasi, akses modal, kepemilikan jaringan, dan demografisecara simultan berpengaruh
signifikan terhadap minat wirausaha pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan.
Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis denganmenguji uji
statistik F, dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel pada α=5% maka Hoditolak dan H1
diterima, dan sebaliknya jika Fhitung < Ftabel pada α=5% maka H0diterima dan H1 ditolak.
b. Uji Secara Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parameter individual (Uji-t) untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh variabel bebas yaitu Kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, ketersediaan informasi,
akses modal, kepemilikan jaringan, dan demografisecara individual terhadap variabel terikat
yaitu minat wirausaha pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan dengan tingkat keyakinan 90%
(α =10%).

Universitas Sumatera Utara

46

Kriteria pengujian hipotesis untuk uji parsial adalah:
Ho : bi = 0, artinya Kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, ketersediaan informasi, akses
modal, kepemilikan jaringan, dan demografisecara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat wirausaha pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan.
H1 : bi ≠ 0, artinya Kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, ketersediaan informasi, akses modal,
kepemilikan jaringan, dan demografi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat
wirausaha pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan.
Dimana, i = 1, 2, 3, 4, 5, 6
Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan menguji uji
statistik t, dengan ketentuan jika thitung> ttabel pada α=5% maka H0 ditolak dan H1 diterima,
dan sebaliknya jika thitung< ttabel pada α=5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instr umen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 96
pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan yang dijadikan sampel penelitian.
3.8.1. Uji Validitas Instr umen
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen itu dapat mengukur

construct sesuai dengan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan
nilai correlated item - total correlation pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai r variabel.
Sunyoto (2009: 72) menyatakan jika nilai correlated item -total correlation rhitung> nilai
rtabeldan nilainya positif, maka butir pertanyaan padasetiap variabel penelitian dinyatakan
valid.
3.8.2. Uji Reliabilitas Instr umen
Sunyoto (2009: 67) menyatakan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu. Lebih

Universitas Sumatera Utara

47

lanjut Sunyoto (2009: 68) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
cara pengukuran sekali saja (one shot) atau pengukuran ulang (repeated measure). Penelitian
ini menggunakan metode one shot di mana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada
responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur
korelasi antarjawaban pertanyaan. Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha . Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.9. Pengujian Asumsi Klasik
3.9.1. Uji Nor malitas
Sunyoto (2009: 84) menyatakan bahwa tujuan melakukan uji normalitas adalah untuk
menguji apakah data dalam sebuah model berdistribusi normal atau tidak. Jika data tidak
berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Lebih lanjut Sunyoto (2009: 89)
menyatakan bahwa untuk menguji normalitas dapat dilakukan dengan cara membuat normal

probability plot yang membandingkan data riil dengan data distribusi normal secara
kumulatif. Suatu data dikatakan mempunyai distribusi normal jika garis riil mengikuti garis
diagonal. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.

3.9.2. Uji Multikolinear itas
Sunyoto (2009: 79) menyatakan bahwa uji asumsi klasik multikolinearitas dipakai
untuk mengukur tingkat asosiasi/keeratan hubungan/pengaruh antarvariabel bebas/variabel
bebas. Sunyoto (2009: 7) lebih lanjut menyatakan bahwa untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan varianceinflation factor (VIF), jika
nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terjadimultikolinearitas dan sebaliknya jika
nilai tolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
3.9.3. Uji Heter oskedastisitas

Universitas Sumatera Utara

48

Sunyoto (2009: 82) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dipakai untuk menguji
sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika
residualnya mempunyai varians yang sama maka disebut terjadi homoskedastisitas dan
sebaliknya jika variansnya tidak sama/berbeda dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
Persamaan yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Sunyoto (2009: 83) lebih
lanjut menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas pada program SPSS dilakukan dengan
membuat grafik scatterplot antara Zprediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas dan
nilai

residualnya

(SRESID)

yang

merupakan

variabel

terikat.

Dikatakan

terjadi

homoskedastisitas jika pada grafik scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED
dan SRESID menyebar di bawah atau di atas titik nol pada sumbu Y dan tidak mempunyai
pola yang teratur. Sebaliknya jika titik-titik tersebut mempunyai pola yang teratur, baik
menyempit, melebar maupun bergelombang maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
Model yang baik adalah model yang tidak mengalami heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

49

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Kecamatan Percut Sei Tuan
Di masa penjajahan Pemerintahan Belanda pada sekitar abad 19, wilayah Kecamatan
Percut Sei Tuan sekarang ini terdiri dari dua Kerajaan Kecil yaitu Kerajaan Percut dan
Kerajaan Sei Tuan yang merupakan Protektorat Kesultanan Deli sampai awal Proklamasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan adalah merupakan Pusat Pemerintahan dan Pusat
Tanaman tembakau Deli yang terbesar dengan julukan‘’DolLand’’.Di masa

Pemerintahan

Kerajaan Percut dan kerajaan Sei Tuan digabung menjadi satu wilayah Kecamatan Percut Sei
Tuan yang saat ini dikepala oleh seorang Camat yang bernama H. Syafrullah, S.Sos. MAP.
Hingga sekarang memimpin kecamatan dan menjadi penerus sejarah di kecamatan khususnya
di Kecamatan Percut Sei Tuan.
4.1.2 Letak dan Luas Wilayah
Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 km2 yang terdiri dari 18 Desa
dan 2 Kelurahan. Lima Desa merupakan desa pantai dengan ketinggian dari permukaan air
laut berkisar dari 10-20 m dengan curah hujan rata-rata 24,3 %.
Kecamatan Percut Sei Tuan membentang suasana alam yang begitu asri dan lumayan
sejuk dengan ciri khas daerah ini. Jika ditelusuri dengan seksama, banyak areal perumahan
penduduk dengan pola rumah yang klasik, modernis dan minimalis dengan jenis rumah toko
(ruko) dan rumah sederhana.Selain itu, gedung - gedung tinggi dan pajak-pajak yang berada
di Kecamatan Percut Sei Tuan menjadi pemandangan setiap pejalan kaki dan pengendara
ketika melewatinya.
Untuk sampai ke kantor Kecamatan Percut Sei Tuan ini secara umumnya, dapat
49

Universitas Sumatera Utara

50

ditempuh dengan waktu maksimal 90 hingga 120 menit jika mengendarai sepeda motor dan
mobil, baik pribadi atau angkutan kota (angkot). Perjalanan menuju kantor Bupati Deli
Serdang dari kantor Kecamatan Percut Sei Tuan sekitar 3 Km. Hal ini dikarenakan posisi
antara kantor Kecamatan dengan kantor Bupati Deliserdang relative dekat sehingga
memakan waktu lebih kurang 60 hingga 90 menit apabila jalan dalam keadaan sepi dan
lancar. Namun jika dalam perjalanan menemui kemacaetan, waktu menuju kantor Bupati
Deliserdang bisa mencapai 150 menit.
Pada dasarnya Kecamatan Percut Sei Tuan berada diantara Kecamatan-Kecamatan
yang ada di Kabupaten Deliserdang dan dikelilingi oleh Kota Medan dengan batas-batas
wilayah yang berdampingan dengan wilayah yang terbesar di Propinsi Sumatera Utara yakni
Kota Medan sebagaimana dapat dilihat berdasarkan tabel berikut :
Tabel 4.1Batas wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan
No

Arah

Berbatasan dengan

1.

Sebelah Utara

Selat Malaka

2.

Sebelah Selatan

Kota Medan

3.

Sebelah Barat

Kecamatan Labuhan Deli dan Kota Medan

4.

Sebelah Timur

Kecamatan Batang Kuis dan Pantai Labu

Seperti Kecamatan-kecamatan yang lain, Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki 18
Desa dan 2 kelurahan dengan jarak masing-masing kelurahan saling berdekatan dan
membutuhkan waktu tidak begitu lama, sekitar 30 sampai 60 menit. Jumlah keluasan dari
keseluruhan kelurahan - kelurahan yang ada pada Kecamatan Percut Sei Tuan ini 170.79
km², dengan jumlah totalitas persentase terhadap luas kecamatan 100.00 %.

Universitas Sumatera Utara

51

Untuk lebih jelasnya, luas wilayah kecamatan dari tiap - tiap kelurahan yang akan
menjadi sampel penelitian peneliti adalah Desa Medan Estate dapat dilihat pada data - data
yang akurat pada tabel yang akan disajikan berikut ini:
Tabel 4.2 Luas wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014
No

Kelurahan/Desa

Luas (km2)

Persentase Berdasarkan
Luas Kecamatan (%)

1 Amplas

3.10

1.81

2 Kenangan

1.27

0.74

3 Tembung

5.35

3.13

4 Sambirejo timur

4.16

2.44

5 Sei rotan

5.16

3.02

18.48

10.82

7 Bandar khalipah

7.25

4.24

8 Medan estate

6.90

4.04

9 Laut Dendang

1.70

1.00

23.93

14.01

11 Bandar Setia

3.50

2.05

12 Kolam

5.98

3.50

13 Saentis

24.00

14.05

15 Cinta damai

11.76

6.89

16 Pematang lalang

20.10

11.77

17 Percut

10.63

6.22

18 Tanjung rejo

19.00

11.12

19 Tanjung selamat

16.33

9.56

20 Kenangan baru

0.72

0.42

170.79

100.00

6 Bandar klippa

10 Sampali

-

Jumlah

Sumber : Badan Pusat Statistik, Percut Sei Tuan dalam Angka 2015

Universitas Sumatera Utara

52

4.1.3. Pemukiman
Dalam hal pola pemukiman, Kecamatan Percut Sei Tuan terbagi dalam 18 Kelurahan
dan 2 Desa, Dilihat dari fisik bangunan rumah penduduk Desa Medan Estate (kurang lebih 65
persen) sudah permanen, yaitu rumah dindingnya terbuat dari tembok, lantainya sudah
disemen/keramik dengan atap rumah dari genteng. Rumah ini biasanya dimiliki oleh orang
yang keluarganya memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pedagang.
Namun juga ada rumah penduduk Desa Medan Estate (kurang lebih 35 persen masih
semi permanen yaitu rumah yang terbuat dari kayu dengan atap genteng.
4.1.4. Kondisi Demografis
Sebagai Kecamatan yang terletak di tengah - tengah Kabupaten Deliserdang.
Kecamatan Percut Sei Tuan termasuk Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang
sangat padat, menurut data terakhir yang penulis peroleh pada tahun 2014, penduduk
Kecamatan Percut Sei Tuan berjumlah 426.429 jiwa di mana penduduk terbanyak berada di
desa Tembung yakni sebanyak 56.073 jiwa dan jumlah penduduk terkecil di desa Pematang
Lalang yakni sebanyak 1.717 jiwa.
Secara umum penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan terdiri dari berbagai macam
suku dan agama dengan penduduk mayoritas dengan suku Batak Mandailing, Batak
Simalungun dan Jawa dan beragama Islam, di samping itu ada juga terdapat suku-suku lain
seperti Padang, Melayu, Sunda dan Tionghoa. Pada umumnya masyarakat Kecamatan
Percut Sei Tuan dihuni oleh masyarakat pendatang yang merantau ke Medan dan kemudian
menikah dan menjadi warga tetap di Kecamatan Percut Sei Tuan itu sendiri.Para masyarakat
yang merantau itu kebanyakan yang datang dari luar Sumatera Utara. Suku Jawa, Padang,
Sunda dan etnis Tionghoa merupakan para perantau pada mulanya.

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 4.3Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk (/km) Menurut
Kelurahan Tahun 2014
No

Desa/Kelurahan

1 Amplas

Jumlah

Luas Wilayah

Kepadatan Penduduk

Penduduk

(km2)

(km2)

9.357

3.10

3.018

2 Kenangan

24.779

1.27

19.511

3 Tembung

56.073

5.35

10.480

4 Sambirejo timur

27.576

4.16

6.628

5 Sei rotan

28.512

5.16

5.468

6 Bandar klippa

38.621

18.48

2.090

7 Bandar khalipah

42.756

7.25

5.897

8 Medan estate

17.068

6.90

2.476

9 Laut Dendang

16.637

1.70

9.768

10 Sampali

30.791

23.93

1.287

11 Bandar Setia

22.767

3.50

6.505

12 Kolam

16.090

5.98

2.691

13 Saentis

17.987

24.00

749

14 Cinta Rakyat

14.227

1.48

9.613

15 Cinta damai

5.250

11.76

446

16 Pematang lalang

1.717

20.10

36

17 Percut

14.859

10.63

1.398

18 Tanjung rejo

10.342

19.00

544

19 Tanjung selamat

5.824

16.32

357

20 Kenangan baru

25.465

0.72

35.368

426.429

353.588

1.853

-

Jumlah

Sumber : Badan Pusat Statistik, Percut Sei Tuan dalam Angka 2015
Jika ditinjau dari segi jenis kelamin maka penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan
dikelompokkan pada dua jenis kelamin sebagaimana lazimnya jenis yaitu berupa jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

54

Tabel 4.4Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014
No

Desa/Kelurahan

1 Amplas

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

4.805

4.552

9.357

2 Kenangan

12.015

12.764

24.779

3 Tembung

28.363

27.710

56.073

4 Sambirejo timur

14.020

13.556

27.576

5 Sei rotan

14.144

14.071

28.215

6 Bandar klippa

19.553

19.068

38.621

7 Bandar khalipah

21.650

21.106

42.756

8 Medan estate

8.259

8.827

17.086

9 Laut Dendang

8.438

8.199

16.637

10 Sampali

15.104

15.687

30.791

11 Bandar Setia

11.104

11.044

22.767

12 Kolam

8.172

7.918

16.090

13 Saentis

9.167

8.820

17.987

14 Cinta Rakyat

7.266

6.961

14.227

15 Cinta damai

2.639

2.611

5.050

896

831

1.717

17 Percut

7.573

7.286

14.859

18 Tanjung rejo

5.314

5.028

10.342

19 Tanjung selamat

2.968

2.856

5.824

20 Kenangan baru

12.336

13.129

25.465

214.336

212.024

426.429

16 Pematang lalang

-

Jumlah

Sumber : Badan Pusat Statistik, Percut Sei Tuan dalam Angka 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan
yang berjenis kelamin perempuan dan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki tidak jauh
beda dengan jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan.Selisih jumlah
penduduk berjenis kelamin laki-laki dan perempuan hanya terpaut 2.312 jiwa

Universitas Sumatera Utara

55

4.1.5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sebab tingkat
pendidikan menjadi satu ukuran maju tidaknya masyarakat tersebut sehingga semakin tinggi
tingkat pendidikan suatu masyarakat maka akan semakin berkembanglah peradaban sampai
pada perkembangan taraf kehidupan dan gaya hidup.
Selain itu pendidikan juga memiliki peran penting dalam proses pemberdayaan
sumber daya manusia (SDM) yang handal, sebab dengan SDM yang handal maka proses
pembangunan pun akan lebih bisa berjalan baik dan lancar.
Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan
termasuk masyarakat yang sudah maju dalam bidang pendidikan, hal ini dibuktikan dengan
rata-rata anggota masyarakatnya telah menempuh pendidikan formal berbagai tingkat
pendidikan, baik itu pendidikan pada tingkat dasar, menengah pertama, menengah atas,
bahkan juga telah sampai pada pendidikan tinggi baik pada jenjang sarjana starata satu (S1)
dan banyak masyarakatnya sudah mulai minat untuk melanjutkan pendidikan hingga Pasca
Sarjana (S2), hal ini ditandai jenjang pendidikan dengan fasilitas Taman Kanak-Kanak (TK)
sampai perguruan tinggi.
4.1.6. Mata Pencaharian Masyarakat
Masyarakat dan ekonomi adalah ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan
artinya masyarakat dan ekonomi adalah akan selalu berkaitan, hal ini karena kemakmuran
atau maju mundurnya suatu masyarakat dapat diukur salah satunya dari segi taraf
perekonomiannya dan masyarakat adalah kaum pelaku ekonomi artinya perekonomian tidak
akan ada bila masyarakatnya tidak ada.
Tingkat perekonomian masyarakat banyak ditentukan dari segi usaha atau mata
pencahariannya, semakin maju suatu usaha maka akan semakin makmur pulalah para pelaku
usaha tersebut.

Universitas Sumatera Utara

56

Dari data yang ada mayoritas penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan memenuhi
kebutuhan hidupnya melalui wirausaha (wiraswasta) dan perdagangan yang merupakan mata
pencaharian pokok masyarakat setempat. Meskipun demikian minat mereka untuk
memperoleh penghasilan yang lebih besar dan baik tetap menjadi prioritas masyarakat ini,
hanya saja terkadang pendidikan agama untuk masa sekarang di kawasan ini masih terbilang
dianaktirikan, mungkin dikarenakan aktifitas kesibukan dunia yang melatarbelakangi semua
itu.
Namun selain bertani dan berdagang, masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan ada
juga yang memiliki mata pencaharian sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, buruh dan
lain-lain. Akan tetapi ada juga data yang menunjukkan sedikit penduduk yang masih
pengangguran. Secara jelasnya masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan adalah masyarakat
yang mandiri di tengah-tengah jantung kotaMedan.
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pemuda yang berusia 17 – 29 tahun di
kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Yang berjumlah 96 orang. Untuk
mengetahui kondisi profil/karakteristik responden dapat dilihat dari gambaran umum
responden penelitian. Dalam pembahasan berikut dikemukakan karakteristik responden yang
diklasifikasi berdasarkan jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan jumlah
tanggungan.
4.2.1 Jenis Kelamin
Berdasarkan analisis deskriptif dari kuisioner yang dikumpulkan diperoleh keterangan
berdasarkan jenis kelamin.Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin seimbang, terdapat
masing-masing 48 responden laki-laki dan wanita.

Universitas Sumatera Utara

57

4.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No

Jenis Kelamin

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1

Laki-laki

48

50

2

Perempuan

48

50

96

100,00

Jumlah
Sumber: Diolah dari Data Penelitian Primer, 2016

4.2.2 Suku
Dilihat berdasarkan suku/etnis, responden penelitian terdiri dari enam suku, yaitu
Jawa, Batak, Melayu, Aceh, Padang, dan Banjar. Distribusi responden yang terbanyak adalah
bersuku Jawa, disusul kemudian berturut-turut suku Batak, Melayu, Aceh, Padang, dan
Sunda.
4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Suku
No

Suku

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1

Jawa

42

44

2

Batak

31

32

3

Melayu

14

15

4

Aceh

4

4

5

Padang

3

3

6

Banjar

2

2

96

100,00

Jumlah
Sumber: Diolah dari Data Penelitian Primer, 2016

4.2.3 Tingkat Pendidikan
Pendidikan responden terdiri dari SD, SMP, SMA, D-III, S-1 dan S-2. Responden
penelitian ini didominasi oleh yang berpendidikan S-1 sedangkan yang berpendidikan SD
berjumlah minoritas

Universitas Sumatera Utara

58

4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1

Sekolah Dasar (SD)

1

1

2

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

3

3

3

Sekolah Menengah Atas (SMA)

34

35

4

Diploma - III

1

1

5

Strata Satu (S-1)

55

57

6

Strata Dua (S-2)

2

2

96

100,00

Jumlah
Sumber: Diolah dari Data Penelitian Primer, 2016

4.2.4 Jenis Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ditunjukkan oleh tabel 4.8. Dari
data tersebut, dapat diketahui bahwa guru adalah jenis pekerjaan mayoritas responden.
4.8 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
No

Jenis Pekerjaan

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1

Guru

32

33

2

Wirausaha

23

24

3

Mahasiswa

22

23

4

Pelajar

6

6

5

Karyawan Swasta

6

6

6

Belum Bekerja

6

6

7

Pegawai Negeri

1

1

96

100,00

Jumlah

Universitas Sumatera Utara

59

4.2.5 Jumlah Penghasilan
Karakteristik responden berdasarkan jumlah penghasilan ditunjukkan oleh tabel 4.9.
4.9Karakteristik Responden berdasarkan jumlah penghasilan
No

Jumlah Penghasilan

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1

< Rp. 1.000.000

39

41

2

Rp 1.000.000 ≤ x ≤ Rp 2.000.000

41

43

3

Rp 2.000.000 ≤ x ≤ Rp 3.000.000

11

11

4

>Rp. 3.000.000

5

5

96

100,00

Jumlah
Sumber: Diolah dari Data Penelitian Primer, 2016

4.2.6Jumlah Tanggungan
Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan ditunjukkan oleh tabel 4.10.
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa responden didominasi oleh pemuda yang belum
memiliki tanggungan.
4.10 Karakteristik Responden berdasarkan jumlah tanggungan
No

Jumlah Tanggungan

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1

Belum memiliki tanggungan

74

77

2

1 orang

14

15

3

2 orang

4

4

4

3 orang

4

4

96

100,00

Jumlah
Sumber: Diolah dari Data Penelitian Primer, 2016

Universitas Sumatera Utara

60

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instr umen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 96
pemuda di kecamatan Percut Sei Tuan yang dijadikan sampel penelitian.
4.3.1. Uji Validitas Instr umen
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item - total

correlation pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai r variabel. Sunyoto (2009: 72)
menyatakan jika nilai correlated item -total correlation rhitung> nilai rtabeldan nilainya positif,
maka butir pertanyaan padasetiap variabel penelitian dinyatakan valid. Nilai rtabel pada df = n2 = 96 -2 = 94 dan α = 0,05 adalah 0,168. Uji Validitas dilakukan dengan bantuan program
SPSS 17. Hasil uji validitas terhadap 96 responden ditunjukkan oleh tabel berikut :
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kebutuhan Akan Prestasi
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya menyukai tantangan

.482

Valid.

Saya bisa mengambil pelajaran dari kegagalan

.474

Valid.

Saya mampu menghadapi hambatan

.459

Valid.

Saya kreatif

.513

Valid.

Saya bertanggung jawab

.311

Valid.

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Efikasi Diri
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya percaya akan kemampuan diri sendiri

.397

Valid.

Saya mampu mencapai cita-cita

.527

Valid.

Saya mamapu mencapai prestasi tinggi

.568

Valid.

Saya mampu mencapai prestasi seperti orang lain

.574

Valid.

Saya mampu menghadapi kritik

.387

Valid.

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Informasi Kewirausahaan
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya memiliki akses informasi wirausaha

.640

Valid.

Saya sering memperoleh informasi bisnis

.730

Valid.

Saya pernah mengikuti pelatihan dan seminar wirausaha

.615

Valid.

Saya memperoleh informasi yang positif tentang wirausaha

.579

Valid.

Universitas Sumatera Utara

61

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepemilikan Jaringan
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya memiliki pergaulan luas

.480

Valid.

Saya suka berteman/bergaul

.495

Valid.

Saya menjadi anggota organisasi

.408

Valid.

Saya memiliki lingkungan pergaulan usaha

.715

Valid.

Saya didukung untuk memulai usaha

.705

Valid.

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Akses Modal
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya memiliki relasi yang baik dengan pemilik modal

.735

Valid.

Saya memiliki pengetahuan tentang sumber modal

.659

Valid.

Saya memiliki modal sendiri

.720

Valid.

Tabel 4.16 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Demografi
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya memiliki pengetahuan dan pendidikan kewirausahaan

.709

Valid.

Saya mengetahui manfaat pengetahuan dan pendidikan kewirausahaan

.597

Valid.

Saya memiliki pengalaman kerja

.523

Valid.

Saya memiliki pengalaman menjalankan usaha sendiri

.796

Valid.

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Minat Wirausaha
Butir Pertanyaan

Corrected ItemTotal Correlation

Keterangan

Saya senang berwirausaha

.731

Valid.

Saya ingin berpenghasilan tinggi

.537

Valid.

Saya ingin bisa mengatur waktu dan diri sendiri

.549

Valid.

Saya suka membuat sesuatu untuk dijual

.738

Valid.

4.3.2. Uji Reliabilitas Instr umen
Sunyoto (2009: 67) menyatakan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha . Menurut Sunyoto
(2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60..
Hasil uji ditunjukkan oleh tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Kebutuhan Akan Prestasi
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya menyukai tantangan

.943

Reliabel

Saya bisa mengambil pelajaran dari kegagalan

.944

Reliabel

Saya mampu menghadapi hambatan

.944

Reliabel

Saya kreatif

.943

Reliabel

Saya bertanggung jawab

.945

Reliabel

Tabel 4.19 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Efikasi Diri
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya percaya akan kemampuan diri sendiri

.944

Reliabel

Saya mampu mencapai cita-cita

.943

Reliabel

Saya mamapu mencapai prestasi tinggi

.943

Reliabel

Saya mampu mencapai prestasi seperti orang lain

.943

Reliabel

Saya mampu menghadapi kritik

.944

Reliabel

Tabel 4.20 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Informasi Kewirausahaan
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya memiliki akses informasi wirausaha

.942

Reliabel

Saya sering memperoleh informasi bisnis

.941

Reliabel

Saya pernah mengikuti pelatihan dan seminar wirausaha

.942

Reliabel

Saya memperoleh informasi yang positif tentang wirausaha

.943

Reliabel

Tabel 4.21 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Kepemilikan Jaringan
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya memiliki pergaulan luas

.943

Reliabel

Saya suka berteman/bergaul

.943

Reliabel

Saya menjadi anggota organisasi

.944

Reliabel

Saya memiliki lingkungan pergaulan usaha

.941

Reliabel

Saya didukung untuk memulai usaha

.941

Reliabel

Tabel 4.22 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Akses Modal
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya memiliki relasi yang baik dengan pemilik modal

.941

Reliabel

Saya memiliki pengetahuan tentang sumber modal

.942

Reliabel

Saya memiliki modal sendiri

.941

Reliabel

Universitas Sumatera Utara

63

Tabel 4.23 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Demografi
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya memiliki pengetahuan dan pendidikan kewirausahaan

.941

Reliabel

Saya mengetahui manfaat pengetahuan dan pendidikan kewirausahaan

.942

Reliabel

Saya memiliki pengalaman kerja

.943

Reliabel

Saya memiliki pengalaman menjalankan usaha sendiri

.940

Reliabel

Tabel 4.24 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen Minat Wirausaha
Butir Pertanyaan

Cronbach's
Alpha

Keterangan

Saya senang berwirausaha

.941

Reliabel

Saya ingin berpenghasilan tinggi

.943

Reliabel

Saya ingin bisa mengatur waktu dan diri sendiri

.943

Reliabel

Saya suka membuat sesuatu untuk dijual

.941

Reliabel

4.4. Pengujian Asumsi Klasik
4.4.1. Uji Nor malitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara membuat normal probability plot. Suatu
data dikatakan mempunyai distribusi normal jika garis riil mengikuti garis diagonal. Uji
normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 17, dan ditunjukkan hasilnya pada
Gambar 4.1

Gambar 4.1 Hasil Uji Nor malitas

Universitas Sumatera Utara

64

4.4.2. Uji Multikolinear itas
Uji

multikolinearitas

dipakai

untuk

mengukur

tingkat

asosiasi/keeratan

hubungan/pengaruh antarvariabel bebas/variabel bebas. Sunyoto (2009: 7) lebih lanjut
menyatakan bahwa untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan varianceinflation factor (VIF), jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10
maka terjadimultikolinearitas dan sebaliknya jika nilai tolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10,
maka dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.25 Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

(Constant)
Kebutuhan Prestasi

.638

1.567

Efikasi Diri

.597

1.674

Ketersediaan Informasi

.404

2.475

Jaringan

.333

3.002

Akses Modal

.322

3.106

Demografi

.403

2.482

a. Dependent Variabel: Minat Wirausaha

Tabel 4.25 menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10 yang artinya tidak terjadi korelasi antarvariabel bebas. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada nilai
VIF variabel bebas yang memiliki nilai VIF > 10. Disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antarvariabel bebas dalam model penelitian ini.
4.4.3. Uji Heter oskedastisitas
Sunyoto (2009: 82) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dipakai untuk menguji
sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika

Universitas Sumatera Utara

65

residualnya mempunyai varians yang sama maka disebut terjadi homoskedastisitas dan
sebaliknya jika variansnya tidak sama/berbeda dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
Persamaan yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.Sunyoto (2009: 83) lebih
lanjut menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas pada program SPSS dilakukan dengan
membuat grafik scatterplot antara Zprediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas dan
nilai residualnya (SRESID) yang merupakan variabel terikat.

Gambar 4.2 Hasil Uji Heter oskedastisitas
Dikatakan tidak terjadi homoskedastisitas jika pada grafik scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah atau di atas titik nol pada
sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Sebaliknya jika titik-titik tersebut
mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang maka
dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Model yang baik adalah model yang tidak mengalami
heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

66

Berdasarkan Gambar 4.2, terlihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan teratur
baik menyempit, melebar maupun bergelombang. Titik-titik menyebar di atas maupun di
bawah 0 pada sumbu Y, maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.5 Analisis Uji Deskriptif
4.5.1 Analisis Statistik Minat Wirausaha
Uji deskriptif memaparkan data dan angka yang diperoleh dari pengamatan di
lapangan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Data analisis dikemukakan untuk
mengetahui mean (rata-rata) kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan angka yang diperoleh.
Nilai skor rata-rata dan interpretasinya menurut Arikunto (2006) dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 4.26 Analisa Statistik Variabel Terikat
Descriptive Statistics
N

Mean

Minat Wirausaha

96

Valid N (listwise)

96

4.0625

Nilai rata-rata pada variabel terikat adalah 4,06 hal ini berarti minat wirausaha
pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan berada pada daerah sangat positif.
4.5.2 Analisis Statistik Jenis Kelamin terhadap Minat Wirausaha
Hasil Uji deskriptif Jenis Kelamin terhadap Mindat Wirausaha diperlihatkan oleh
Tabel 4.27. Tabel tersebut menjelaskan bahwa Minat wirausaha pemuda laki-laki berada pada
daerah sangat positif, sedangkan perempuan berada pada daerah positif. Dengan demikian,
minat berwirausaha laki-laki lebih tinggi daripada perempuan pada pemuda di Kecamatan
Percut Sei Tuan.
Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Azhar et al (2010), yang
menyatakan bahwa jenis kelamin berkorelasi positif dengan minat berwirausaha. Indarti dan
Rostiani (2008:10) mengungkapkan bahwa mahasiswa laki-laki memiliki intensi yang lebih

Universitas Sumatera Utara

67

Tabel 4.27 Analisa Statistik Jenis Kelamin terhadap Minat Wirausaha
Descriptive Statistics
N

Mean (Y)

Laki-Laki

48

4.29

Perempuan

48

3.83

kuat dibandingkan mahasiswa perempuan untuk berwirausaha. Secara umum, sektor
wiraswasta adalah sektor yang didominasi oleh kaum laki-laki (Indarti dan Rostiani,
2008:10). Temuan penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Papzan et al (2012) yang
menyatakan tidak ada hubungan gender dengan minat berwirausaha.
4.5.3 Analisis Statistik Suku terhadap Minat Wirausaha
Literasi yang mengaitkan hubungan antara suku atau etnis terhadap minat wirausaha
masih terbatas. Dalam penelitian ini, Hasil uji deskriptif suku terhadap minat wirausaha
diperlihatkan dalam Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Analisa Statistik Suku terhadap Minat Wirausaha
Descriptive Statistics
N

Mean (Y)

Jawa

42

4.31

Batak

31

3.67

Melayu

14

3.98

Tabel tersebut menjelaskan bahwa Minat wirausaha pemuda suku Jawa berada pada
daerah sangat positif, sedangkan Batak dan Melayu berada pada daerah positif. Dengan
demikian, minat berwirausaha suku Jawa adalah yang paling tinggi diikuti Melayu dan Batak
secara berurutan di Kecamatan Percut Sei Tuan.

Universitas Sumatera Utara

68

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wiwik et al (2011), yang menemukan
bahwa suku Jawa memiliki minat wirausaha lebih tinggi dibandingkan suku Batak. Meskipun
demikian, Wiwik (2011), menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan minat wirausaha
jika ditinjau dari segi suku atau etnis.
4.5.4 Analisis Statistik Tingkat Pendidikan terhadap Minat Wirausaha
Charles Screibe menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan seorang usahawan
ditentukan oleh : pendidikan formal (15%) dan nilai-nilai sikap mental dan kepribadian
seseorang (85%). Sumahamijaya menyatakan, keberhasilan ditentukan oleh kesediaan jerih
payah (25%), pendidikan sekolah formil (15%) serta pengembangan pribadi (60%) (Asri
Laksmi Riani, 2005 : 25). Menurut Klien dan Maher mengatakan makin tinggi tingkat
pendidikan akan mempengaruhi tingkat kebutuhan individu tersebut. Individu yang
pendidikannya rendah dalam hal ini menuntut pemenuhan kebutuhan pokok atau dasar dalam
memperjuangkan kehidupannya. Sedangkan individu yang mempunyai pendidikan yang
tinggi akan menuntut perbaikan taraf kehidupan (Asri Laksmi Riani, 2005 : 42).Dalam
penelitian ini, Hasil uji deskriptif tingkat pendidikan terhadap minat wirausaha diperlihatkan
dalam Tabel 4.29
Tabel 4.29 Analisa Statistik Tingkat Pendidikan terhadap Minat Wirausaha
Descriptive Statistics
N

Mean (Y)

SMA

34

4.11

S-1

55

4.01

Hasil penelitian, menjelaskan bahwa minat wirausaha pemuda dengan tingkat
pendidikan SMA dan S-1, kedua-duanya berada pada daerah sangat positif. Meskipun
demikian, minat wirausaha pemuda SMA lebih tinggi dibanding S-1 di Kecamatan Percut Sei
Tuan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Masrun dalam Yuwono et al (2004), menyatakan

Universitas Sumatera Utara

69

bahwa banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa cenderung
berpikir bagaimana caranya mereka bisa diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya
dan dengan gaji yang sesuai ketika menyelesaikan kuliahnya. Mereka berpendapat lebih baik
menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. Lebih
lanjut Masrun menyatakan bahwa penduduk yang mempunyai pendidikan tinggi justru
kurang berminat menjadi wirausaha, tercatat hanya 10% yang berminat menjadi wirausaha.
Mereka yang pendidikannya rendah justru 49% yang berminat menjadi wirausaha.
4.5.5 Analisis Statistik Jenis Pekerjaan terhadap Minat Wirausaha
Hasil uji deskriptif Jenis Pekerjaan terhadap Minat Wirausaha diperlihatkan oleh
Tabel 4.30. Tabel tersebut menjelaskan bahwa minat wirausaha pemuda para wirausahawan
dan mahasiswa berada pada daerah sangat positif, sementara guru berada pada daerah positif
di Kecamatan Percut Sei Tuan. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan minat wirausaha
para wirausahawan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dan guru secara berurutan.
Tabel 4.30 Analisa Statistik Jenis Pekerjaan terhadap Minat Wirausaha
Descriptive Statistics
N

Mean (Y)

Guru

32

3.97

Wirausaha

23

4.19

Mahasiswa

22

4.03

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Tisnawari (2012) yang menyatakan bahwa
pengalaman kewirausahaan berpengaruh positif terhadap minat kewirausahaan. Lebih lanjut,
Minniti dan Bygrave (2001) mengatakan bahwa pengalaman berwirausaha, berhasil maupun
tidak, menyediakan peluang untuk menguasai sejumlah keahlian dan untuk berhubungan
dengan stakeholder yang positif dari wirausahawan lain. Keahlian dan hubungan tersebut
memiliki efek positif terhadap rencana dan minat individu untuk berwirausaha. Beberapa
studi (Scott dan Twimey, 1998; Zhao et al, 2005) menemukan bahwa pengalaman

Universitas Sumatera Utara

70

berwirausaha mampu memprediksi minat berwirausaha di masa mendatang. Pengalaman
berwirausaha secara langsung juga dapat meningkatkan kemampuan manajemen,
pengembangan produk, penetrasi pasar, serta inovasi usaha baru.
Selain itu, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wiwik et al (2011) yang
menyatakan bahwa minat wirausaha mahasiswa atmajaya sangat tinggi. Berbeda dengan
penelitian Herwin (2014) yang menyatakan bahwa Minat Wirausaha mahasiswa Fakultas
Ekonomi Bisnis Universitas Negeri Gorontalo masih rendah. Minat berwirausaha mahasiswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaraya pendidikan kewirausahaan dan dukungan
akademik.
4.5.6 Analisis Statistik Jumlah Penghasilan terhadap Minat Wirausaha
Hasil uji deskriptif jumlah penghasilan terhadap minat wirausaha diperlihatkan oleh
Tabel 4.31. Tabel tersebut menjelaskan bahwa minat wirausaha pemuda berpenghasilan
kurang dari Rp. 1.000.000 dan antara Rp.1.000.000 hingga Rp.2.000.000 berada pada daerah
positif,sementara itupemuda yang berpenghasilan antara Rp 2.000.000 hingga Rp 3.000.000
berada pada daerah sangat positif. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan positif antara jumlah penghasilan dan minat wirausaha pemuda di Kecamatan
Percut Sei Tuan
Tabel 4.31 Analisa Statistik Jumlah Penghasilan terhadap Minat Wirausaha
Descriptive Statistics
N

Mean (Y)

< Rp 1.000.000

39

3.96

Rp 1.000.000≤x>Rp 2.000.000

41

3.97

Rp 2.000.000≤x>Rp 3.000.000

11

4.4

Universitas Sumatera Utara

71

Literasi yang membahas hubungan antara jumlah penghasilan dan minat wirausaha
masih sangat terbatas. Namun, dalam penelitian Suhartini (2011) disimpulkan bahwa
pendapatan berpengaruh terhadap minat wirausaha. Seseorang tertarik untuk menjadi
wirausaha dikarenakan ekspektasi pendapatan yang diperolehnya jika sukses melebihi
pendapatannya dalam kondisi eksisting.
4.5.7 Analisis Statistik Jumlah Tanggungan terhadap Minat Wirausaha
Hasil uji deskriptif jumlah tanggungan terhadap minat wirausaha diperlihatkan oleh
Tabel 4.32. Tabel tersebut menjelaskan bahwa minat wirausaha pemuda yang memiliki
tanggungan satu orang dan yang belum memiliki tanggungan berada pada daerah sangat
positif. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara jumlah
tanggungan dan minat wirausaha pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan
Tabel 4.32 Analisa Statistik Jumlah Tanggungan terhadap Minat Wirausaha
Descriptive Statistics
N

Mean (Y)

Belum meiliki tanggungan

74

4.01

1 orang

14

4.12

Jumlah tanggungan keluarga akan menentukan pemuda di Kecamatan Percut Sei Tuan
untuk melakukan wirausaha. Semakin banyak tanggungan dalam keluarga turut
mempengaruhi kebutuhan konsumsi dan pendapatan. Berwirausaha akan memberikan
peluang untuk meningkatkan pendapatannya.
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1. Uji-F (Uji Signifikansi Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan variabel Efikasi
Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi, Jaringan, Akses Modal, dan Demografi

Universitas Sumatera Utara

72

mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel minat wirausaha pemuda.
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak (simultan) adalah sebagai berikut:
1. H0 artinyavariabelEfikasi Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi, Jaringan,
Akses Modal, dan Demografi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel minat kewirausahaan pemuda Di kecamatan Percut sei tuan.
2. H1artinyavariabelEfikasi Diri, Kebutuhan Prestasi, Ketersediaan Informasi, Jaringan,
Akses Modal, dan Demografi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel minat kewirausahaan pemuda Di kecamatan Percut sei tuan.
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan membandingkan
Fhitung dan Ftabel pada tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%.
Fhitung dapat dilihat pad